NovelToon NovelToon

SEXY HUSBAND

Eps 01

Hujan deras sore ini seolah menambah sesak dan hancurnya hati Cahya, sambil memutar lagu sedih yang mewakikan perasaannya saat ini. Siang tadi Cahya pergi menemui Theo kekasih yang paling dicintainya tetapi justru Theo memutuskan hubungan dengannya tanpa alasan yang jeas dan terkesan dipaksakan. Hati Cahya hancur berkeping-keping tak bersisa.

"Aku ingin mengakhiri hubungan ini denganmu" ucap Theo kepada Cahya.

"What? Apa maksudmu Theo?" seru Cahya.

"Sorry aku sudah tidak ingin bersamamu lagi Ca"

"But Why Theo? Apa kesalahan yang kuperbuat?" suara Cahya mulai gemetar masih tidak percaya dengan yang dia dengar.

"Aku memiliki wanita lain jadi kita harus berakhir"

Lalu Theo pergi dengan begitu saja meninggalkan Cahya yang masih bingung dan terkejut dengan apa yang dia alami.

Ingatan tentang siang itu membuat dada Cahya sesak, mengingat betapa dia sangat mencintai Theo dengan begitu dalamnya dan akhirnya dihancurkan begitu saja seolah tanpa ampun. Jadi selama ini dia dibohongi oleh Theo, ya Theo adalah lelaki dari keluarga terpandang sedangkan Cahya dari keluarga yang sederhana mungkin itulah alasan Theo meninggalkannya.

****

3 Tahun berlalu Cahya mulai menata hatinya yg telah hancur, menjalani kehidupannya, menyibukkan dirinya dengan bekerja sebagai editor diperusahaan penerbitan buku yang membuatnya perlahan mulai melupakan kejadian yang menyesakkan dada itu.

"Hai Ca, kamu dengerkan kalau malam ini kita semua diundang untuk datang ke pesta yang diadakan Client Perusahaan Kita" teriak Elea mengagetkan Cahya yang sedang melamun.

"Oh iya ya yang dari perusahaan HS ENTERPRISE itu ya?"

"iya Ca, masa kamu lupa sih?"

"Hahaha iya iya" Cahya tertawa sambil memukul kecil bahu Elea.

"Gimana Ca kamu dateng kan, denger-denger ni ya CEO nya ganteng banget dan kalau dia ngadain pesta ga tanggung-tanggung deh semuanya mewah" ucap Elea sambil menggosok kedua tanggannya menandakan dia sedang bersemangat dan tidak sabar.

"Sorry El kayaknya aku ga bisa dateng deh" ucap Cahya sambil mengelus punggung Elea.

"Hmmmm sudah kuduga pasti kamu ga bakalan mau dateng, selalu ajah gitu kalau ada acara kantor, kamu kenapa sih Ca? Ayo dong kamu sesekali harus kumpul sama temen-temen jangan menutup diri terus, please kali ini kamu harus ikut ga boleh nolak kalau nolak aku ga bakal mau ngomong dan bersahabat sama kamu lagi!"

"Tapi El?"

"Tidak Ca kau harus ikut titik! nanti aku jemput jam 7 dirumahmu!" Seru Elea sambil berlalu meninggalkan meja kerja Cahya.

"Ya ampun dia pemaksa sekali" gerutu Cahya dalam hati.

*****

Jam sudah menunjukkan pukul 4sore Cahya bersiap pulang dan Elea menghampirinya "Ca ntar aku jemput jam 7 oke? jadi bersiaplah dan dandan yang cantik hehe" ucap Elea lagi-lagi sambil berlalu meninggalkan Cahya begitu saja seolah-olah sengaja agar Cahya tidak membantah atau menolak ucapannya.

Dalam busway Cahya bingung memikirkan apa yang mau dia pakai, karena selama ini dia tidak pernah ikut pesta atau berkumpul dengan teman-teman kantornya dia selalu memilih untuk tidak pergi tapi kali ini Elea benar-benar keterlaluan sudah memaksanya ikut. Sampai dirumah Cahya mulai bingung dan membuka lemari pakaiannya mencari apa yang mau dia kenakan dipesta nanti malam, untunglah dia menemukan Gaunnya yang terlihat sederhana tetapi cukup cantik untuk dikenakannya, ini Gaun pemberian dari adiknya beberapa tahun yang lalu yang baru sekali dia pakai.

"Fiuh syukurlah aku menemukan yang bisa kupakai".

Tok tok tok bunyi ketukan pintu kamar Cahya sedang diketuk dan terdengar suara ibunya.

"Ca kamu sedang apa? Ibu bikin brownis coklat dan apakah kau mau ibu buatkan coklat hangat kesukaan kamu Ca, keluar dan makanlah"

"Oh iya Bu sebentar Caca mau mandi dan ganti baju dulu" jawab Cahya kepada ibunya.

Setengah jam kemudian Cahya keluar dari kamarnya dan menghampiri ibunya didapur.

"Wah brownis coklat beserta Coklat hangatnya hmmmm makasih ya bu, ini pasti selalu enak dan nikmat hehehe!" seru Cahya.

"iya ibu bikin khusus buat kamu, oh iya ibu lupa Ca, adikmu nanti malam pulang dia ada libur seminggu katanya jadi dia memutuskan untuk pulang"

"Wah bakal rame ini rumah, oh iya bu aku mau kasih tau nanti malam aku ada acara sama temen-temen kantor jadi kayaknya pulang agak maleman dikit"

"Tumben kamu ikut biasanya kan jarang dan kamu selalu menghindar kalau acaranya menurut kamu ga penting-penting banget?"

"ah iya bu biasalah kalau si Elea minta mana pernah dia kasih kesempatan aku buat nolak, ibu tau sendiri dia gimana?"

"Baguslah cara Elea biar kamu ikut, nduk cah ayu anak ibu, kamu itu memang perlu sesekali bertemu dan kumpul sama teman-teman kamu, berbaurlah supaya hatimu merasa bahagia jangan terus-terusan hanya mikirin kerjaan sampai rumah istirahat dan ga pernah keluar rumah untuk menghibur hati kamu, kamu sekarang harus membuka diri untuk orang lain jangan selalu menutup diri, ingat hatimu butuh dibahagiakan ya nak?" ibu Cahya memberinya nasehat, ya selama ini Cahya lebih memilih untuk menyibukkan dirinya dengan pekerjaan dan ketika sampai dirumah dia lebih suka membaca buku dan terkadang dia habiskan untuk mengobrol atau membantu ibunya.

Cahya jarang sekali sepulang kerja dia pergi keluar, dia menutup dirinya dan menghindari kegiatan diluar rumah atau pekerjaannya kecuali saat Elea mengajaknnya kerumahnya atau sekedar duduk dicafe langganan mereka sambil cerita berbagai hal dengan Elea. Elea memang patner kerja dan sahabat baik Cahya, dia tau semua apa yang sudah dialami Cahya bahkan beberapa kali Elea mencoba mengenalkan Cahya dengan beberapa Laki-laki agar sahabatnya ini bisa melupakan segala hal buruk yang pernah dialamainya beberapa tahun yang lalu tapi semua usaha Elea gagal karena sedikitpun Cahya tidak pernah merespon laki-laki yang mencoba mendekatinya hingga pada akhirnya Elea menyerah dengan sahabatnya itu. Ya memang apa yang dilakukan Theo membuat hati Cahya sakit bahkan Trauma itu masih menghantui Cahya hingga saat ini, Cahya tidak mau hal itu terulang lagi dikehidupannya itu sebabnya selama ini dia lebih memilih menutup diri dari orang-orang dan menghindari Lelaki yang mencoba mendekatinya.

"Ca, caca" suara ibunya mengagetkan Cahya yang sedang melamun.

"Eh eh iya bu maaf"

"Kamu dengerin omongan ibu ga tadi? kok malah melamun" gerutu ibunya.

"hehe iya bu maaf maaf, iya iya Caca janji deh Caca bakal mulai membuka diri lagi, maaf ya?"

Sebenarnya ibunya Cahya juga sangat mengkhawatirkan keadaan putri kesayangannya itu selama ini selalu dihantui penderitaan dan trauma akibat kejadiaan kandasnya hubungannya dengan Theo tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya berdoa pada Tuhan supaya putrinya selalu dilimpahi kebahagiaannya dalam hidupnya dan melupakan semua masalalu yang pernah menyakitinya.

...CAHYA...

...ELEANOR...

Eps 02

Bunyi klakson mobil Elea terdengar dari Luar menandakan Elea sudah datang untuk menjemput Cahya, beberapa saat kemudian bunyi ketukan pintu terdengar dibarengi suara cempreng Elea mengucap salam.

"Assalamualaikum Ca, bu, Elea yang cantik sudah datang!"

Klik! pintu dbukai oleh ibunya Cahya. "Waalaikum salam Elea yang cantiknya tak berujung!" sambil tersenyum Elea mencium tangan ibu Cahya dan menanyakan apakah Cahya sudah siap dan beberapa detik kemudian Cahya muncul dari dalam kamarnya.

"Woooow Amazing your so beautiful Ca" ucap Elea sambil ternganga melihat Cahya.

"Apasih El, lebay deh. Yuk ah ntar telat eits tapi baliknya jangan malem-malem ya El?" jawab Cahya.

"Eleh besok weekend pun, pulang telat dikit gpp kan buk? soalnya aku mau cariin anak bu yang cantik ini pacar biar ga jomblo terus haha" canda Elea dan ditanggapi senyum oleh ibu Cahya karena memaklumi sikap Elea yang memang suka ceplas-ceplos.

"Ya sudah hati-hati jangan aneh ya El" ucap ibu Cahya

.

"Tenang Buk anak bu aman kalau sama Eleanor hehehe, yaudah buk kita berdua pamit Assallamualaikum".

"Waallaikum salam".

******

Cahya Dan Elea sampai ditempat pesta yang diadakan oleh Client perusahaan mereka dan mereka takjub karna pestanya begitu mewah dan semua yang tersaji juga tidak kalah mewah termasuk Rumah pesta itu diadakan, dari ruang tengah mengarah langsung ke Taman belakang rumah itu, tetapi mereka sedikit telat dan tidak sempat melihat pidato singkat dari pemilik Pesta. Mereka berdua sampai lalu menyapa dan menghampiri beberapa rekan kantornya dan mengobrol.

Disisi lain tanpa disadari ada seseorang yaang sedari tadi menunggu serta memperhatikan Cahya dari kejauhan sambil tersenyum dan menganggukkan kepala dan berbicara

"Bagus akhirnya dia datang juga".

***

Semakin malam pesta ini semakin ramai dan tamu semakin berdatangan. "Oke kita masuk dulu ya Ca ya El mau cari cemilan laper" Ucap Amanda rekan kantor Cahya dan Elea, Amanda dan Ghea meninggalkan mereka berdua.

"Aiisshhh daritadi kita disini Ca masuk yuk cari minum haus juga aku" Elea menarik tangan Cahya untuk masuk dan mencari minum tapi Cahya menolak.

"Kamu aja deh El, aku disini aja didalem kayaknya lebih rame" jawab Cahya.

"ahhh kamu kebiasaan deh Ca, yaudah disini aja kamu aku masuk ambil minum dan beberapa Camilan".

Elea masuk dan meninggalkan Cahya, dan Cahya berpikir untuk keluar sebentar melihat-lihat taman didepan sambil menunggu Elea dan tiba-tiba dari parkir dia melihat wajah yang sangat familiar berjalan kearahnya, muka Cahya langsung berubah dan ingin segera pergi dari tempat dimana dia berdiri sekarang tetapi namanya justru dipanggil oleh orang itu.

"Cahya! itu kamu! tadi aku pikir bukan kamu Ca, apa kabar?" Tanya lelaki itu sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Cahya.

"Kabarku baik" Ucap Cahya dengan singkat dan Cahya berucap dalam hati " Ya Allah kenapa sih aku harus ketemu lagi dengan orang ini?".

Lalu ada perempuan yang datang berteriak dan memanggil. "Theo!! Tunggu" bebera detik kemudian perempuan itu menggandeng tangan Theo

"Kenapa kau meninggalkanku dibelakang aku tadi memperbaiki Lipstikku sebentar, wait??? baby, siapa dia?". Tanya perempuan itu kepada Theo.

"Oh kenalin ini Cahya temenku dulu Beib, Cahya kenalin ini Cyntia Tunanganku" ucap Theo, ucapan itu membuat wajah Cahya seketika pucat dan ingin segera pergi meninggalkan tempat itu tetapi tiba-tiba perempuan bernama Cyntia itu bergumam.

"Oh ini Cahya mantan kamu yang miskin itu Beib?, pantesan Mami kamu ga setuju penampilannya aja kayak gini, gaunnya juga keluaran bebarapa tahun yang lalu terlihat kuno dan membosankan"

Ucapan Cyntia itu membuat Cahya merasa dipermalukan dan ingin segera pergi meninggalkan pesta ini lalu tiba-tiba ada tangan kekar yang memengang pundak Cahya dan memeluknya sambil berkata. "Hai sayang kenapa kamu disini aku daritadi mencarimu" ucap manis lelaki itu kepada Cahya yg justru malah membuat Cahya semakin bingung dengan keadaannya.

Belum sempat Cahya berpikir lebih jauh tiba-tiba Theo berucap sambil mulutnya gemetar dan suaranya tertahan "Kamu mengenalnya Ca?"

Cahya belum sempat menjawab, lelaki yang memeluknya itu menyela.

"Of Course Dia Pacarku, kau mengenal mereka Sayang?" Tanya lelaki itu kepada Cahya sambil mempererat pelukannya.

"Em Tuan Aditya senang sekali bisa bertemu anda secara langsung, saya Theo keluarga saya menjalin bisnis dengan perusahaan anda Tuan" Theo berucap dengan terbata-bata. Tetapi tidak dengan Aditya dia melihat Cyntia dari atas sampai bawah seolah mencemooh Cyntia secara tidak langsung.

"Hmmm apa yang tadi kau ucapkan kepada kekasihku, aku yang membelikan Gaun ini untuknya dan kau menghinanya? bahkan aku bisa membeli ratusan gaun yang kau pakai beserta butiknya juga, jaga ucapanmu jika kau ingin dhargai orang lain, berkacalah ratusan dirimu tidak lebih dari sekumpulan sampah dibanding dengan Cahya kekasihku yang luar biasa ini! dan kau sebagai lelaki ajari pasanganmu untuk tidak merendahkan orang lain ketika berbicara dengan orang lain". Seru Aditya yang seketika membuat Theo dan Cyntia merasa malu dan terlihat dari wajah mereka berdua yang memerah menahan malu.

Seketika Theo meminta maaf kepada Aditya "Maafkan Cyntia Tuan maaf kami permisi dulu"

Theo dan Cyntia pergi meninggalkan Aditya dan Cahya. Lalu Cahya sadar dan dengan aa yang dilakukan Aditya untuknya.

"Thanks sudah membantuku dan kenapa anda mau membantuku? padahal kita tidak saling mengenal?".

"Aku barusan selesai dari menerima telfon lalu ketika aku berbalik aku melihat seorang gadis yang dipermalukan oleh seorang kekasih yang dengki jadi kupikir aku harus turun tangan dan membantu gadis yang dipermalukan itu!" jawab Aditya sambil tersenyum kepada Cahya.

"Ca, Cahya ya ampun kau disini rupanya aku tadi mencarimu aku sudah bilang kau harus tetap diam disana tapi kau malah kesini, aku pusing mencarimu astaga" Elea menggerutu kepada Cahya dan langsung terdiam sambil menganga ketika melihat Aditya dalam hati dia bertanya-tanya siapa laki-laki ini sepertinya dia pernah melihat wajah laki-laki ini tapi dimana.

Sebelum pikiran Elea belum terlalu jauh, Aditya menyela dan berkata kepada Elea. "Hai, tolong lain kali jaga temanmu ini jangan biarkan sendirian, ajari dia juga untuk bersikap dan mengambil keputusan agar tidak ada yang menghina dirinya dan mempermalukan dirinya sendiri, oke aku permisi, see you girls" sambil melambaikan tangan Aditya meninggalkan Cahya dan Elea yang masih ternganga atas ketampanan Aditya.

"Astaga Ca itu pangeran dari negeri mana ya Tuhan dia sempurna sekali, thanks God kau telah memberiku mimpi yang indah malam ini, Ca dia tampan sekali ya Tuhan" gumam Elea sambil terus melihat kepergian Aditya lalu dengan cepat Cahya mengajak Elea untuk pulang, sejak pertemuannya dengan Theo tadi Cahya sudah tidak lagi nafsu dengan pesta itu.

"Ayo El kita pulang nanti ibu khawatir sudah jam 10 ini"

"Tunggu dulu Ca, kita minum dulu dan lihatlah camilan yang kubawa ini, terlihat sangat menggiurkan bukan" jawab Elea.

"Sudahlah El ayo pulang aku sudah tidak berselera aku ingin pulang kalau kau tidak mau aku pulang sendiri akan kupanggil Taksi"

Elea tampak tak peduli dengan ucapan Cahya, dia masih penasaran bagaimana Cahya bisa kenal dengan lelaki tampan itu. "Bentar deh Ca, kamu ketemu dimana dengan lelaki itu ya Tuhan dia luar biasa sekali coba cepat ceritakan Ca".

Dengan jengkel Cahya menarik Elea "Ayo kita pulang El nanti kuceritakan dimobil, sekarang ayo cepat pulang!".

ARMAND ADITYA

THEO dan CYNTIA

Eps 03

Dalam perjalanan pulang, Cahya menceritakan semua kejadian yang dialaminya saat Elea pergi mengambilkan minuman itu untuknya, dan Elea terlihat marah dan jengkel dengan sikap Theo dan pasangannya.

"Ah ya Tuhan lelaki sialan itu berani-beraninya dia menyapamu dan mengenalkanmu dengan perempuan sialan itu, apa dia tidak punya otak dia sudah menghancurkan hidupmu dan sekarang dia sok-sokan mengenalkan pasangannya kepadamu, dan ya apa yang ada diotak perempuan itu dengan seenak jidatnya dia menghinamu terang-terangan, oh ya ampun kenapa tadi aku tidak disana pasti sudah kurobek mulutnya itu, perempuan tidak tahu malu"

Ocehan Elea tak ada habisnya sepertinya dan mengumpat pada Theo dan Cyntia.

"Sabar ya Ca, ya Tuhan ingin aku robek muka mereka berdua itu, dan ya tentang sitampan itu bagaimana kau mengenalnya selama ini ternyata diam-diam kau dekat dengan seorang laki-laki aku tak percaya hahaha coba ceritakan tentang si tampan itu dan siap namanya" gerutu Elea sambil bercanda agar kesedihan Cahya berkurang.

"Aku tidak tau El, siapa nama laki-laki itu tapi tadi Theo menyebutnya dengan panggilan Tuan Aditya"

Tiba-tiba Elea mengerem mobilnya mendadak membuat Cahya kaget setengah mati dan berteriak.

"El...! Ya Allah berhati-hatilah ketika mengemudi, apa yang terjadi kenapa kau mengerem mendadak?"

"Tunggu-tunggu kau bilang si tampan itu bernama Aditya, nama yang cocok untuknya, tapi astaga lalu bagaimana dia bisa bersamamu saat itu?" Tanya Elea kepada Cahya.

"Ya saat aku sedang dipermalukan Cyntia tiba-tiba laki-laki bernama Aditya itu datang dan merangkul pundakku sambil berkata kalau dia adalah kekasihku didepan Theo dan Cyntia" jawab Cahya.

"What what what! jadi si tampan itu??? dia berpura-pura menjadi kekasihmu untuk menyelamatkanmu, dia benar-benar malaikat"

"Ya begitulah El, tapi tiba-tiba sikap Theo seolah kaget dan terkejut ketika melihat lelaki itu dan...."

"Ya pasti terkejut melihat kau ternyata memiliki kekasih yang begitu Tampan, Sexy dan Sempurna".

Elea menyela Cahya dengan semangat dan Cahya melanjutkan pembicaraanya. "Bukan itu El, tiba-tiba Theo bertanya padaku tentang lelaki itu apa aku mengenalnya seketika lelaki itu langsung menjawab bahwa dia kekasihku lalu lelaki bernama Aditya itu bertanya pada Theo apakah Theo mengenal dirinya dan kamu tau apa jawaban Theo, dia bilang kalo keluarga Theo menjalin bisnis dengan si Aditya itu dan saat itulah Aditya itu mengolok balik Cyntia serta Theo dan mereka berdua sepertinya merasa malu lalu pergi meninggalkan kami".

"Ohhhh wooow wow wow darisini aku menyimpulkan sepertinya si tampan itu orang yang penting bagi bisnis keluarga Theo sialan itu, lalu

setelah mereka pergi apa kau mengobrol banyak kepada si tampan itu" Tanya Elea.

"Bagaimana aku mau mengobrol karena kau tiba-tiba datang dan matamu melotot melihat lelaki itu hingga dia harus menyadarkanmu sebelum kau jatuh pingsan lalu dia memberikanmu pesan agar kau menjagaku hahaha, kau sangat konyol El" Jawab Cahya sambil tertawa mengingat wajah terkejut sahabatnya saat pertama kali melihat lelaki itu.

"Oke baiklah itu salahku, semoga kau atau aku bisa bertemu lagi dengan si tampan itu" ucap Elea menyesal lalu mereka berdua tertawa.

******

Cahya mengetuk pintu rumahnya dan ibunya yang membukakan pintunya "Assalamualikum ibu"

"Waallaikumsalam pulang juga kamu, mana Elea?" tanya ibunya.

"Dia buru-buru karena lapar tadi kita tidak sempat menikmati apapun disana karena aku memaksanya untuk pulang bu" Jawab Cahya.

"Kenapa kau mengajaknya pulang kalau acara belum selesai?"

"Tadi disana aku bertemu dengan Theo bu, dan itu membuatku moodku berntakan dan ingin segera pulang, oh iya mana si burung beo itu dia jadi pulang kan?" Cahya menanyakan adiknya kepada ibunya. "Dia sudah pulang dan sekarang tidur mungkin dia kelelahan dan kau juga pasti kelelahan istirahatlah nak!"

"Baiklah bu, aku istirahat dulu aku lelah, oh iya bu jangan terlalu dipikirkan tentang pertemuanku dengan Theo tadi aku baik-baik saja, aku akan ceritakan kepada ibu nanti, selamat malam bu?" Cahya berpamitan kepada ibunya, saat ini dia tidak ingin membahas pertemuannya dengan Theo tapi dia janji akan menceritakannya kepada ibunya jika hatinya sudah merasa baik.

"Baiklah nak beristirahatlah dan besok jangan bangun kesiangan kau tau kan kalau adikmu pulang pasti dia minta dimasakkan apa saja kesukaannya bantulah ibu didapur besok dan ya kau harus pergi kepasar untuk berbelanja karena pacar adikmu akan makan siang dirumah kita" ucap ibunya sambil tersenyum lalu Cahya mengangguk dan pergi masuk kekamarnya.

Hari ini Cahya bangun lebih awal untuk berbelanja kepasar karena adiknya pulang dari luar kota dan dia akan mengundang pacarnya untuk makan siang dirumahnya. "Anak itu ada-ada saja idenya" gerutu Cahya dalam hatinya.

Sesampainya dirumah Cahya disambut oleh Chika adiknya tercinta.

"Kaaaakaaaakkk!!!" Teriak Chika sambil berlari memluk kakaknya yang sedang kerepotan membawa belanjaan, Chika memeluk Cahya dengan erat sampai Cahya menjatuhkan belanjaannya ke lantai.

"Chika sudah cukup kau memelukku terlalu erat dan lihat belanjaannya jatuh, kau ini" ucap Cahya sambil melapaskan pelukan Chika lalu mencubit pipinya dengan gemas lalu tertawa.

"Kau mau memasak apa kakakku sayang sampai barang belanjaanmu banyak sekali" Chika menggoda kakaknya sambil tertawa nakal.

"Sudahlah kau diam saja lihat saja nanti dan kaauuu???? hmmm berani-beraninya kau mengundang kekasihmu untuk makan siang disini dasar anak nakal, oh iya siapa nama kekasihmu itu aku lupa, padahal kau sering sekali menceritakan kekasihmu itu padaku??? ih ya namanya Ardi haha" goda Cahya kepada adiknya sambil mencubit gemas pipi tembem adiknya itu.

"ya Tuhan kakak, namanya Adri kakak bukan Ardi" ucap Chika dengan muka kesal kepada kakaknya dan diselingi suara tertawa Cahya karena berhasil membuat adiknya ngambek.

"Sudah sudah kau ini Ca, kalau sudah bertemu dengan adikmu selalu saja menggoda nya, ayo kalian berdua kedapur dan bantu ibu memasak ini sudah jam berapa nanti keburu Adri sampai kesini".

******

Harum bau masakan pun mulai memenuhi seluruh ruangan, ada beraneka makanan yang dimasak, senyum pun nampak diwajah Chika dia sangat senang dan bahagia, kakaknya itu memang sangat menyayanginya setiap dia pulang pasti selalu memenuhi apa yang dia mau, meminta dimasakkan ini itu dan berharap kakaknya selalu dilimpahi kebahagiaan, Chika tahu betul betapa hancurnya hati kakaknya saat ditinggalkan begitu saja oleh mantan kekasihnya itu, sejak saat itu kakaknya menjadi pribadi yang tertutup dan jarang untuk bergaul dengan orang lain. Chika sedih memikirkan itu tapi apa yang bisa dia perbuat, melihat tawa kakaknya sekarang itu sudah cukup membuat Chika bahagia, dulu jangankan tertawa, untuk melihat senyum kakaknya saja itu terlihat sangat dipaksakan, tapi dia selalu menganggap hidupnya baik-baik saja padahal Chika tau bahwa tidak sepenuhnya kakaknya itu baik-baik saja.

"Yaassshhh udah beres semuanya" seru Cahya yang membuat Chika terkejut dari lamunanya.

Sambil tersenyum Chika berucap "Makasih ya kakakku sayang udah mau belanja dan mau memasak buat pacarku yang mau kesini"

"Aku tidak menerima ucapan terima kasihmu, aku akan meminta bayarannya suatu saat nanti hahaha" Lagi-lagi Cahya menggoda adiknya.

*****

Siang pun tiba, terdengar bunyi Mobil berhenti didepan rumah, dan Chika tau itu mobil dari Adri "ibu Dia sudah datang" seru Chika dan Chika langsung membukakan pintu untuk Adri.

"Selamat Datang dirumah Ka.......mi!" Sambut Chika dengan sedikit terkejut karena ternyata Adri tidak datang sendirian melainkan datang dengan seorang lelaki dia baru turun dari Mobil. Melihat Chika terkejut Adri berbisik kepada Chika "itu Kakakku maaf aku tidak bilang padamu, tidak apa-apa kan sayang?"

"ii...ya tidak apa-apa, untung tadi ibu dan kakakku masak banyak" Ucap Chika sambil berbisik ditelinga Adri kemudian Chika mempersilahkan Adri dan kakaknya untuk masuk.

"Mari masuk, maaf beginilah kondisi rumah kami, mohon dimaklumi"

"Tidak apa-apa, kau pacar Adri, manis sekali" Ucap Kakak Adri memuji Chika hingga membuat pipi Chika memerah karena tersipu malu.

"Duduklah akan kupanggilkan ibu dan kakakku, mereka ada didalam" Lalu Chika masuk dan memanggil ibu nya.

"Ibu, Adri datang dengan kakaknya ayo ibu dan kakak temui mereka, oh iya kakak mana" Mata Chika melirik kanan kiri mencari kakaknya dan ibunya memberi tahu bahwa kakaknya sedang ke kamar mandi dan pasti akan menyusul keruang tamu nanti.

Chika mengenalkan ibunya kepada Adri dan kakaknya.

" Saya Adri dan ini kakak saya Aditya, Maaf ibu kalau aku mengajaknya dan lupa bilang pada Chika, tadi kakakku ini tiba-tiba datang kerumahku untuk mengunjungiku saat aku mau berangkat kesini, demi kesopanan terpaksa kuajak dia kesini" Adri menjelaskan sambil tersenyum meminta maaf.

"Tidak apa-apa nak, sebentar ya ibu buatkan minum kalian mengobrollah dulu".

****

Didapur ibu menyiapkan gelas untuk minum tamu anaknya itu dan Cahya datang menghampiri ibunya "Ibu biar aku yang buat minumnya" ucap Cahya pada ibunya.

"Adri datang dengan kakaknya jadi siapkan 4gelas minuman dan kau temani adikmu mengobrol dengan mereka" pesan ibunya.

"Baik ibu"

Cahya langsung menyiapkan apa yang ibunya suruh dan membawa nampan berisi minuman keruang Tamu. Cahya terkejut dan hampir menjatuhkan nampan berisi minuman itu, dia terkejut dengan apa yang dia lihat dihadapannya. Seorang laki-laki yang duduk disebelah kekasih adiknya itu, lelaki itu yang menolongnya saat dia dipermalukan oleh Cyntia.

"Astagfirullah itukan laki-laki yang dipesta itu yang menolongku?" gumam Cahya dalam hati, karena dia terdiam hingga tidak sadar bahawa dia dilihat oleh Chika, Adri dan Aditya. Chika memanggil kakaknya dan menyadarkannya dari lamunannya "Kakak kenapa diam disitu, sini berikan minumannya untuk Adri dan kak Aditya".

Cahya mengangguk dan membawa nampan minumannya lalu dia sajikan untuk tamu adiknya itu, kemudian Chika mengenalkan kakaknya kepada Adri dan Aditya.

"Kenalkan ini kakakku tersayang namanya kak Cahya, kakak jangan diam saja, ini Adri dan ini kakaknya Adri namanya kak Aditya" ucap Chika.

"Hai aku Cahya kakaknya Chika". Cahya memperkenalkan diri, lalu Adri juga memperkenalkan diri dan juga mengenalkan kakaknya.

"Semalam aku bertemu dengannya Bro di pestaku" Aditya memberi tahu Adri, dan melanjutkan ucapannya.

"Wah Cahya ternyata dunia begitu sempit tak diduga aku bertemu denganmu lagi" Aditya tersenyum menatap Cahya.

***

Kemudian dari dapur ibu memanggil kedua putrinya yang ada diruang tamu untuk mengajak tamunya ke ruang makan karna ternyata jam makan siang sudah tiba.

"Silakan nak Aditya dan nak Adri dinikmati sajiannya, maaf sekedarnya saja semoga kalian suka ya, ini masakan buatan Cahya".

Chika pun menyela perkataan ibunya. "Iya kakak suka sekali memasak, dan tau tidak daripagi dia sudah kepasar untuk belanja dan memasak ini semua karena dia bahagia mendengar jika Adri mau mampir kerumah"

Sambil tersenyum ibu dan juga Chika memuji Cahya yang membuatnya merasa tersipu.

"Wow makasih ya kak, dan kau apa yang kau lakukan saat kak Cahya kepasar lalu memasak" Adri berucap tersenyum sambil melihat kearah Chika.

"Aku masih Tidur saat kakak kepasar dan saat dia memasak aku hanya duduk melihatnya" Chika tertawa malu menjawab pertanyaan Adri. Semua tertawa mendengar jawaban polos dan jujur Chika, lalu mereka semua menyantap Hidangan yang sudah disiapkan sebelumnya, Cahya melihat Aditya makan dengan begitu elegan padahal dia hanya makan makanan sederhana khas rumahan bukan direstoran.

"Ah lelaki ini kenapa begitu formal" Gerutu Cahya dalam hati.

"Wow ini enak sekali bu, sudah lama aku tidak memakan makanan rumahan seperti ini, dan ini perfect, betapa beruntungnya lelaki yang kelak menjadi suami Cahya jika punya istri yang jago memasak, dan kau Chika kau harus belajar memasak dengan kakakmu kau tau kan kalau Adri suka makan" seru Aditya sambil menggoda kakak beradik itu dan mereka semua tertawa mendengar perkataan Aditya.

"Terima kasih ibu dan kak Cahya sudah menjamu kami dengan makanan yang luar biasa enak ini" ucap Adri lalu Aditya menyela. "Kapan-kapan ijinkan kami untuk makan disini lagi ya, enak sekali saya sepertinya ketagihan bu".

"Tentu saja kapan saja kalian boleh mampir tapi bilang dulu biar bisa disiapkan semuanya" jawab ibu. Sambil tersenyum Adri dan Aditya berpamitan kepada Chika, Cahya dan ibunya.

...CHIKA...

...ADRI...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!