NovelToon NovelToon

Suami Dadakan

Bab 1

🌻🌻🌻

Langkah kaki seorang gadis bernama Melisa terhenti tepat di sebuah rumah sederhana, bangunan dengan halaman yang tak begitu luas itu sudah menjadi tempat tinggalnya selama 20 tahun ini.

Rumah yang selalu nampak sepi kini terlihat lebih ramai dari biasanya, beberapa orang sudah berkumpul di teras rumahanya.

Terdengar bisik bisik yang tak begitu jelas dari para tetangga sekitar saat melihat Melisa baru sampai dari panti asuhan tempat ia mengajar para anak yatim piatu setiap hari.

"Nah, ini dia pengantinnya, " ucap ibu yang membuat Melisa tersentak kaget.

"Pengantin siapa bu? siapa yang akan menikah? " tanya Melisa bingung.

Namun dengan cepat sang ibu langsung menarik tangannya masuk kedalam ruangan yang menjadi tempat tidurnya selama ini.

"Diam disini, tunggu Bi Ratih datang untuk menghiasmu"

"Tapi, Bu?" ucap melisa panik.

"Jangan membantah!"

***

"Takdir menyedihkan apa lagi ini Tuhan?"

Melisa yang sudah duduk lemas ditepi ranjang hanya menatap nanar punggung sang ibu yang semakin menjauh dan hilang dari hadapannya, ia terisak menangisi hidupnya, hidupnya yang lagi-lagi ibunya yang menentukan.

Ceklek.

Terdengar suara pintu terbuka, dengan cepat Melisa menoleh.

"Nak, " sapa wanita paruh baya yang terkenal sebagai perias pengantin.

"Bi Ratih, " Melisa langsung berhambur memeluk wanita itu untuk menumpahkan kesedihannya.

"Ada apa? kenapa menangis?" tanya Bi Ratih heran.

"Apa aku akan menikah?" Melisa justru balik bertanya di sela-sela isak tangisnya

Bi Ratih memeluk Melisa dengan erat, di usapnya punggung anak gadis itu dengan rasa kasihan, Bi Ratih tak memberi jawaban ia hanya menganggukan kepalanya tanda membenarkan pertanyaan Melisa.

Melisa yang mengerti justru semakin histeris menangis dalam pelukannya.

"Apa ibumu tak memberitahumu lebih dulu?"

Melisa menggeleng kan kepalanya.

"Sudahlah, semua sudah terjadi calon suamimu akan segera datang" ucap Bi Ratih sembari menghapus air mata Melisa.

"Tapi aku tak ingin menikah, Bi!"

"Lalu apa kamu bisa menentang ibumu?" tanya Bi Ratih, Melisa hanya menundukkan wajahnya dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Ayo bersihkan wajahmu dulu"

Bi Ratih menuntun Melisa menuju kamar mandi, lama ia berada di dalamnya sampai Bi Ratih harus beberapa kali mengetuk pintu memintanya untuk segera keluar.

"Sudah, Nak! hentikan air matamu, semua sudah terjadi siapapun tak ada yang bisa merubah keputusan ibumu"

Perkataan Bi Ratih membuat Melisa semakin histeris, ia merasakan sesak dalam dadanya hingga sulit untuk bernafas.

xxxx xxxx

"Cepat Selesaikan," perintah ibu pada Bi Ratih saat membantu Melisa memakaikan sebuah kebaya modern berwarna putih di tubuh langsingnya.

"Siapa pria bodoh itu?" gumam Melisa geram.

Ia masih tak percaya dengan apa yang terjadi hari ini.

"Baiklah, sudah siap," ucap Bi Ratih.

Melisa hanya terdiam menatap wajahnya sendiri di depan cermin meja riasnya.

Berbeda!

Ya, hari ini tampilannya sungguh berbeda, rambut yang biasanya panjang terurai kini tersanggul rapih dengan hiasan bunga melati yang harum dan segar.

Hiasan wajah yang natural namun elegan sangat sempurna di wajah cantiknya.

***

" SAH"

Kata yang tak pernah Melisa bayangkan kini terdengar menggema ke seisi rumahnya, dengan lantunan doa yang khusuk di iringi kata Aamiin sebagai pelengkapnya.

"Ayo keluar" ajak ibu masih dengan suara dinginnya.

Melisa hanya bisa menurut ia mengikuti langkah ibunya menuju ruang tamu tempat di adakannya Ijab kabul, terlihat punggung seorang pria sedang duduk dengan stelan jas hitamnya.

Melisa bersimpuh dihadapan penghulu, beberapa saksi dan juga pamannya yang menjadi wali nikahnya karena Melisa hanyalah seorang gadis dengan status anak yatim yang di tinggal ayahnya saat masih dalam kandungan sang ibu.

"Bagaimana? apa benar ini mempelai wanitanya?" goda pak penghulu yang membuat para tamu semuanya terkekeh, tak ada jawaban dari pria disebelahnya itu, ia hanya menganggukan kepalanya sekali.

Bagaimana ia dengan santainya bersikap begitu? bahkan mengenalku pun tidak. Bathin Melisa yang masih menundukan wajahnya.

Sepasang cincin dalam kotak berwarna merah menjadi pusat perhatian Melisa, ia terus saja menatap benda itu dengan tatapan sedih dan tak percaya.

Perlahan tangan pria itu menyentuh tangannya, meraih cincin bermata kan berlian untuk ia sematkan di jari manis Melisa.

Ada perasaan haru dalam hatinya saat benda itu benar-benar terpasang dengan sempurna.

"Ayo Pakaikan juga di jari suamimu" ucap pak penghulu membuyarkan lamunannya.

Kini secara bergantian Melisa yang meraih satu buah cincin putih polos, dengan tangan bergetar ia pun akhirnya mampu memasukkan benda itu pada jari manis pria disampingnya..

CUP

satu kecupan mendarat sempurna di pipi mulusnya yang mengundang gelak tawa lagi dari para tamu undangan.

Melisa yang kaget semakin memejamkan matanya, terasa deru nafas hangat di telinga kanannya.

"Hai, aku suami dadakanmu" bisik pria itu pelan seakan menggoda.

Tangannya yang bergetar kini mengeluarkan keringat dingin, ia belum berani membuka matanya meski sejenak karna detak jantung yang semakin berdegup.

Tak ada jamuan khusus, selesai ijab kabul hanya ada hidangan kue kue yang terhampar untuk menjamu para tamu.

kedua pengantin bergegas menghampiri keluarga untuk meminta restu, Melisa lebih dulu memeluk ibunya, tangisnya pecah lagi saat ia merasakan dekapan dari ibunya, ia bahkan tak ingat kapan terakhir kali mereka bersentuhan.

"Mohon doanya, Bu" ucap Melisa kepada ibunya.

"Ya, tapi setelah ini jangan datang lagi menemuiku" jawabnya ketus.

DEG

Hati anak mana yang tak sakit?

Namun ia hanya mengangguk dan dengan senyum memaksa.

"Bu," Melisa berhamburan menyalami dan memeluk wanita yang nampak masih cantik di usia setengah abad nya itu.

"Panggil, Mama, Ok!" pintanya dengan suara lembut, ialah ibu Riana, yang kini menjadi mama mertua Melisa.

Melisa menatap wanita itu dengan lekat, ia tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.

"Pak," kini Melisa menuju pria paruh baya yang masih terlihat gagah dan berwibawa.

"Papa, panggil papa, Ya!" ucap pak Wisnu Rahardian Wijaya.

Lagi-lagi ia tak percaya dengan apa yang ia dengar, sudahkah ia diterima dengan baik di keluarga barunya?.

Fikiran nya teralihkan pada sosok gadis manis yang sudah sedari tadi tersenyum kearahnya.

"Hallo, Kaka" sapanya ramah.

"Hallo juga cantik"? Melisa memeluk gadis itu dengan rasa haru dan bahagia.

-------------- *****--------------

Setelah acara selesai Melisa menatap bingung kearah mama mertuanya yang menariknya kearah sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam.

" Mah, mau kemana?" tanya Melisa bingung.

"kamu langsung tinggal dirumah kita, sayang" jawab mama dengan senyum hangatnya.

"Tapi, mah!"

"Sudah masuk, cepat!" titah mama langsung mendorong tubuh Melisa untuk segera masuk kedalam mobil.

Tanpa bisa membantah, kini ia sudah duduk bersandar pada kursi belakang bersama seorang gadis yang tadi memeluknya, namun pandangannya sesaat menangkap sosok pria yang tadi menciumnya tanpa ijin itu lebih dulu masuk kedalam sebuah mobil sport berwarna putih..

mau kemana dia? gumam Melisa.

"kakak" suara gadis itu membuyarkan lamunan Melisa.

"iya, sayang.. kakak akan ikut kerumahmu" ucapnya pada si gadis bermata coklat itu.

Sepanjang jalan fikirannya melayang kebanyak hal, dari mulai alasan pernikahan nya yang tiba-tiba sampai Siapakah keluarga suaminya ini sebenarnya.

Mobil berhenti tepat di sebuah bangunan rumah mewah, halaman yang sangat luas dan pagar hitam menjulang tinggi.

Melisa tak henti-hentinya berdecak kagum dalam hatinya, sampai ia tak sadar jika kedua mertuanya sedang terkekeh menatapnya.

"Ayo masuk" ajak papa.

Melisa yang kembali ditarik mama hanya mengekor di belakangnya, sampai pada ruang tengah yang teramat luas.

"Ajak kakakmu kekamar, ya. mama dan papa akan istirahat" ucap mama pada gadis kecil yang sedang menggandeng Melisa.

"Ayo, Kak!" ajaknya antusias..

Melisa menaiki tangga beriringan sampai pada sebuah pintu bercat coklat.

"Ini kamarnya, Kakak. istirahat ya, kamarku di sebelah sana" tunjuk nya pada sebuah pintu disebelahnya.

"Namamu siapa?" tanya Melisa sambil mengelus rambut panjangnya.

"Ameera, tapi semua memanggilku Adek." jawabnya menggemaskan.

"Baiklah, Nama kakak Melisa"

"Aku udah tau, haha"

Melisa menggelengkan kepalanya menatap punggung adik iparnya itu yang kemudian masuk kedalam kamarnya.

Ceklek.

Dengan pelan Melisa membuka knop pintu bercat coklat itu dan kemudian matanya membulat besar saat melihat apa yang ada di hadapannya kini.

Sebuah kamar seluas rumahnya, dengan kasur king size terlihat sangat mewah dengan lemari lima pintu disampingnya.

Terdapat juga meja rias dengan kaca besar, lalu ia menoleh kearah sampingnya, disana ada sofa panjang yang menghadap langsung pada TV yang menempel pada dinding.

"Apa ini kamar?" ucap Melisa yang masih diam terpaku.

Dengan pelan ia melangkahkan kakinya menuju tempat tidur seakan kasur itu sedang menggoda tubuhnya yang lelah.

Dan..

Dengan cepat ia baringkan tubuhnya di pusara ranjang tanpa melepas kebaya pengantinnya.

Ia pun terlelap terbuai mimpi.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu, dengan cepat Melisa mengerjapkan matanya mencari sumber suara.

Ini dimana? gumamnya dengan mengucek kedua matanya.

Tok tok tok..

"Iya, tunggu" dengan langkah malas akhirnya ia turun juga dari tempat tidur untuk membuka pintu..

"Ada apa?" tanyanya bingung pada seorang pelayan yang menunduk hormat padanya.

"Nyonya dan Tuan sudah menunggu Nona di ruang makan?" ucapnya sopan

"Siapa?" Melisa yang setengah sadar menatap pelayan itu dengan seksama..

"Mertua anda, Nona" jawabnya dengan senyum kecil

"Mertua!!!"? Melisa membulatkan matanya terkejut,

" Ya ampun, belum sehari menikah aku sudah membuat Mertuaku menunggu"

Dengan langkah panik dan tergesa Melisa langsung masuk kedalam kamar mandi, membuka seluruh pakaiannya dan mengguyur tubuhnya di bawah air shower..

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Like komennya yuk ramaikan

jangan lupa follow juga kasih vote y..

yang ngaku bucin babang reza mana hayo?

makasih ya udah ikut sampe kesini.

lope lope..

ini novel tamat ya.. ada 471 bab. tapi perbab cuma 500 kata jadi gak akan kerasa kalau marathon🤣🤣..

asal jangan lupa like komennya ya.

ada banyak kejutan di tengah sampe di akhir.. alhamdulillah yang ikut sampe akhir malah komen gak rela tamat 😘😘

jadi jangan ditinggal tengah jalan ya 😏😏👍👍

❣❣❣❣❣❣❣❣❣❣❣❣❣

Bab 2

🌻🌻🌻

Selesai membersihkan tubuhnya Melisa keluar dari dalam kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit di tubuhnya.

Ia terdiam sesaat di depan lemari karna mengingat kedatangannya tak membawa apapun dari rumahnya.

"Aku gak bawa baju" ucapnya Lemas.

Kini tangannya dengan pelan membuka pintu lemari, ia berharap ada pakaian yang bisa ia pakai saat ini.

"Wah, ini baju perempuan kan?"

Melisa yang melihat isi lemari itu tersenyum senang, ia raih satu dress berwarna peach untuk segera ia kenakan.

Tak ada riasan diwajahnya, ia hanya menyisir rapih rambutnya yang masih sedikit basah kemudian segera menuju ruang makan yang di Katakan pelayan tadi padanya..

***

Tap Tap Tap..

suara langkah Melisa yang tergesa mengalihkan seluruh anggota keluarga yang sedang menunggunya di meja makan.

"Maaf aku-_" ucap Melisa pelan.

"Duduklah, kita makan malam dulu" jawab papa lembut dengan senyum hangatnya..

Melisa menarik kursi disamping Ameera, gadis cantik itu sedang menekuk wajahnya karna menahan lapar.

Makan malam di mulai tanpa obrolan apapun, hanya suara dentingan garpu dan sendok yang beradu di atas piring masing-masing.. semuanya makan dengan lahap termasuk Melisa...

Usai makan malam semuanya menuju ruang tengah, ruang keluarga dengan banyak sofa panjang dengan banyak bantal, di bawahnya tergelar karpet bulu berwarna biru dengan meja di tengahnya.

terpasang layar TV yang jauh lebih besar dari TV dikamarnya tadi.

"Semoga kamu nyaman disini ya, Mel" ucap mama memulai obrolan.

"Iya, Mah.. maaf soal tadi"

"Sudahlah,tapi lain kali jangan di ulangi ya" Jawab papa.

Melisa hanya mengangguk dengan senyum terbaiknya..

"Kakak bantu aku kerjakan tugas prakarya ku, mau?" ajak Ameera, gadis cantik berambut panjang itu ternyata siswi SD kelas enam.

"Mau dong" jawab Melisa senang.

Setelah berpamitan, keduanya langsung menuju lantai dua letak kamar Ameera.

Kamar yang mendominasi warna merah muda dengan gambar Hello kity disetiap dindingnya.

"kakak tolong tempel tempel ya disini, biar adek yang gunting" Ucapnya sambil menyiapkan bahan prakarya.

Meski di selingi dengan gelak tawa juga candaan akhirnya tugas Ameera pun selesai, tepat pukul sembilan malam Melisapun kembali ke kamarnya..

****

"Huft, tetap saja aku sendiri"

Melisa duduk bersandar di sofa panjang dengan remote di tangannya, menyalakan TV besarnya hanya untuk mengganti tiap chanel.

"Gada yang seru" ucapnya, lalu mematikan TV dan beranjak ke kamar mandi.

Setelah mencuci muka dan berganti pakaian dengan piyama tidur, ia mematikan seluruh lampu kamar kemudian merangkak naik ketengah tempat tidur, rasa lelah membuatnya ingin segera terlelap.

Dan bersembunyi Di balik selimut tebal adalah pilihan yang tepat malam ini..

#####################

"Aaaaaaaaa" Teriak Melisa yang kaget saat ada sebuah tangan melingkar di perutnya.

"Apa? ada apa, hah?"

Suara pria yang Melisa dengar membuat ia semakin panik ditengah gelapnya kamar, ia mencari apapun itu didekatnya untuk melindungi dirinya..

"Siapa kamu?" tanya Melisa dengan suara yang tercekat karna takut.

"Siapa? lo yang siapa?" jawabnya.

"Jangan mendekat" Teriak Melisa lagi saat ia merasa sesuatu datang kearahnya.

PLAAKK

" Aw, aw sakit.. sakiiit!" jerit pria itu menahan tangan Melisa yang terus memukul kepalanya

"Mau apa kamu?" tanya Melisa dengan tangan yang sudah di cengkam.

BLAAARRRR

Lampu menyala seketika, kamar yang gelap kini menjadi terang memperlihatkan kedua manusia yang sedang berhadapan dengan wajah yang sama berantakan nya.

"Siapa kamu?" Lagi-lagi pertanyaan itu yang Melisa lontarkan.

"Lo yang siapa?" ia balik bertanya.

"Kenapa tidur di kamarku?" tanya Melisa.

"Kamar? " pria itu menatap seluruh sudut kamar dengan raut wajah bingung.

"Ini kamar gue kan?" tanya pria itu.

"Eh, tunggu.. lo cewek yang tadi siang gue cium ya?" wajahnya kini sudah mendekat kearah Melisa yang semakin panik.

" Di cium, siapa yang di cium" gumamnya pelan namun masih bisa terdengar.

"HAHAHAHAAHA,, iya ini dia cewenya" gelak tawanya sungguh menggema ke seisi kamar.

Apa dia suamiku? ya ampun kenapa aku lupa kalau sudah menikah, dan ini! ini pasti kamarnya.. Melisa, kenapa kamu sebodoh ini sih.. Bathin Melisa mengutuk dirinya sendiri..

"Cantik juga ternyata" ucapnya dengan jari yang menyusuri setiap inci wajah Melisa.

"Udah, ah. Ngantuk!"

Pria itu kembali tertidur, dengan memeluk guling dalam dekapannya..

Melisa yang masih panik hanya mengusap dadanya, menarik nafas dan menghembuskan nya dengan pelan sampai ritme jantungnya kembali normal lagi..

Aku bisa mati jantungan tadi

Melisa dengan pelan menuruni tempat tidur, ia menegak air putih yang ia sediakan sendiri sebelum tidur..

Ia menatap tubuh pria tinggi itu dengan menggreridikkan bahunya sendiri..

Aku tidur di sofa aja deh..

Matanya tak lagi bisa terlelap, ia tidur telentang diatas sofa dengan selimut yang membungkus tubuhnya. matanya menatap langit-langit kamar itu dengan Fikiran yang melayang kemana mana..

Apa dia baik? apa dia bisa memperlakukanku layaknya seorang istri nanti nya?

Pertanyaan seperti itu terus saja berputar di otaknya sampai tak tarasa waktu menunjukan pukul lima pagi.

Melisa segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, dilihatnya pria itu masih terlelap dengan mata tertutup rapat.

Melisa keluar menuju dapur di lantai bawah, ia menyusuri tiap sudut rumah yang amat besar itu sambil mengendap-endap..

"Nona" suara perempuan mengagetkan Melisa dengan tiba-tiba.

"Ya, ampun" jawabnya dengan mengelus dada.

"Nona mau kemana?"

"Dapur, aku mau kedapur" jawab Mellisa dengan nafas masih terengah-engah.

"Mari ikut saya" ajak pelayan tersebut.

Sesampainya di dapur Melisa nampak bingung, ada dua koki dengan cekatannya sedang menyiapkan bahan makanan untuk sarapan.

"Ada yang bisa kubantu?"tanya Melisa.

Para pelayan hanya saling menatap bingung, Melisa yang merasakan ketidak nyamanan merekapun akhirnya memilih kembali ke kamarnya..

CEKLEK..

Melisa membuka knop pintu dengan pelan, ia terkejut saat masuk dan melihat pria itu sudah duduk bersandar di punggung ranjang sambil memainkan ponselnya.

" Dari mana?" tanyanya tanpa menatap Melisa.

"Aku dari dapur" jawab Melisa pelan dengan menundukan wajahnya.

"Kemari"

Dengan langkah takut ia pun mengikuti permintaannya dan berjalan mendekat

"Siapa namamu, aku lupa!" tanyanya dengan tersenyum..

"Aku?" Melisa menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuk nya

"Iya, kamu, Maaf kemarin aku hanya membaca namamu di secarik kertas saat Ijab kabul"

Melisa yang mendengar itu hanya mendengus kesal, alasan yang tidak masuk akal fikir nya

Lihat saja, namaku pun ia tidak tahu. lalu bagaimana bisa ia kemarin mau menikahi ku?.

"Hey"

Suaranya membuyarkan lamunannya..

"Aku Melisa putri" jawabnya dengan malas.

"Ah, iya aku akan mengingatnya sekarang" ucapnya dengan senyum menggoda.

kemudian ia bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Melisa..

"Selamat ya kamu sekarang menjadi istri seorang REZA RAHARDIAN WIJAYA"

Bisiknya pelan namun mampu membuat jantung melisa hampir copot..

...

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Like komennya yuk ramaikan..

jangan lupa follow juga vote ya..

jangan jadikan kalian readers ghaib yang selesai membaca langusng menghilang tanpa jejak🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

.

.

.

Bab 3

🌻🌻🌻

"Aku mau mandi," ucap Reza berlalu dari hadapan Melisa kemudian masuk kedalam kamar mandi.

Lalu aku harus apa, jika dia mau mandi?

Dengan perasaan kesal akhirnya ia memilih membereskan tempat tidur yang terlihat sangat berantakan, dibukanya semua seprai dan menggantinya dengan yang baru.

"Bajuku mana?" suara Reza mengagetkan Melisa yang sedang menyusun bantal.

"Ya ampun!!" teriaknya saat Reza sudah berada di hadapannya.

"Kenapa?" tanya Reza bingung.

"baju, kenapa gak pakai baju?" tanya Melisa dengan wajah yang ia tutup dengan kedua tangannya..

"Kan belum kamu siapin, Gak denger tadi aku tanya?" jawab Reza dengan wajah yang semakin ia dekatkan.

"Aku gak tau"

"cepet ambil, nanti keburu melorot ni anduk nya" goda Reza sambil mengulum bibirnya menahan tawa.

"Iya, kamu diem disitu jangan bergerak nanti handukmu jatuh" jawab Melisa, ia menggeser sedikit langkahnya menjauh dari tubuh Reza yang hanya memakai handuk..

Reza memperhatikan Melisa yang sedang membuka satu persatu pintu lemari.

"Tempatku yang ujung sana" tunjuk Reza menunjuk pintu kelima

"Ah Iya, aku belum liat liat" ucap Melisa sambil mengusap tengkuknya..

Dengan cekatan Melisa langsung meraih satu buah kemeja biru dongker dengan satu stel jas hitam untuk Reza ke kantor.

"Ini," ia memberikannya dengan wajah di palingkan ke arah lain, ia tak siap melihat dada Reza yang tak memakai apapun, belum lagi harum sabun dan shampo yang sangat menyengat di hidungnya..

"Kamu mau suamimu ini gak pake daleman?" tanya Reza dengan sedikit berbisik..

" Hah?" Melisa yang terkejut dengan ucapan Reza hanya menutup mulutnya.

Ia pun kembali ke arah lemari.

Astaga, ini pertama kalinya dalam hidupku menyentuh dalaman seorang pria.

"Kenapa?" tanya Reza.

Melisa hanya menggelengkan kepalanya dengan cepat.

" Baru bungkusnya udah panik gimana pegang isinya, haha" ucapnya Sambil terkekeh kemudian meninggalkan Melisa yang masih berdiri terpaku.

****

Reza yang tampak sudah rapih dengan pakaian kantor yang dipilihkan istrinya itu kemudia bergegas menuju ruang makan, sudah ada anggota keluarga lainnya yang menunggu termasuk Melisa yang memilih lebih dulu turun kebawah.

"Lain kali harus menungguku" bisiknya saat menarik kursi disebelah istrinya..

" Pagi sayangnya kakak" sapa Reza pada Ameera adik kesayangannya itu, jarak usia 15 tahun membuat Ameera hujan kasih sayang dari Reza, semua keinginannya selalu di turuti Reza dan kedua orangtuanya.

"Lepas kakak" rengek Ameera saat Reza terus saja menciumi pipinya..

"Reza, kamu udah punya istri masih gangguin Ameera!" oceh mama yang setiap pagi selalu melihat kedua anaknya itu saling menggoda.

"Oh, jadi cium istri aku aja ni bolehnya" jawab Reza dengan tatapan hangat kearah Melisa yang membuat istri nya itu salah tingkah dengan wajah merah merona..

"Eh, apa ini?" tanya Reza mengusap pipi Melisa.

"Apa?" Melisa balik bertanya dengan wajah panik..

" Oh, ini pipi kamu, aku kira ini buah tomat merah merah manis" jawab Reza dengan mengedipkan satu matanya.

PLAKK

"Aw,, sakit mah,"

" kebiasaan," ucap mama namun di balas gelak tawa dari semuanya..

Semuanya menikmati sarapan dengan lahap tanpa sisa, di selangi obrolan hangat antar keluarga sungguh ini momen yang tak pernah Melisa rasakan.

"Apa kamu mau ke panti asuhan, Mel?" tanya papa.

"Hemm, iya pah, jika di ijinkan" jawab Melisa ragu.

" Mintalah ijin pada suamimu," ucap papa.

Dengan degup jantung yang berdetak dua kali lipat dari biasanya, ia memberanikan diri menoleh kearah Reza yang duduk di sisinya.

"Pergilah, aku takan melarang kegiatanmu asal kamu tau kewajibanmu" ujar Reza sebelum Melisa bicara..

Melisa menghembuskan nafasnya lega dan tersenyum semanis mungkin..

"Terimakasih" ucapnya.

Reza yang selesai dengan sarapannya langsung beranjak dari duduknya, ia bergegas berangkat menuju kantornya..

Reza yang berjalan lebih dulu dengan Melisa yang mengekor dibelakangnya.

BUGH

Reza yang berhenti mendadak membuat punggungnya tertabrak oleh istrinya sendiri.

"Aw, " Melisa sedikit meringis dengan tangan mengusap keningnya.

"Sesakit itukah?" tanya Reza.

"Hehe, enggak ko aku cuma kaget" Jawab Melisa.

" punggungku bukan baja, Mel" ucapnya dengan tangan melipat di dada.

"Iya maaf aku kurang hati-hati"

CUP

Belum selesai ia bicara, pipi kirinya kini mendapat kecupan lagi dari Reza.

"Takut yang kiri iri belum aku cium" ujar Reza santai, namun berbeda dengan Melisa yang terkejut dengan sikap Reza.

CUP

" Dan ini hadiah dariku di hari pertamamu menjadi istriku" ucapnya lagi setelah mencium kening istrinya.

Respon Melisa kini tak lagi diam, ia justru menutup bibirnya dengan kedua tangannya.

"Hahaha, fikiranmu terlalu jauh jika aku akan melakukan itu padamu" Reza terkekeh melihat Melisa yang langsung menutup wajahnya.

"Sudahlah, aku berangkat ya, nanti aku jemput di panti asuhan, Ok" pamitnya, lalu beranjak masuk kedalam mobil sedan silver miliknya.

\#\#\#\#\#\#\#\#

Setelah mengantar suaminya, ia kembali keruang makan, disana papa martuanya dan Ameera pun akan segera melanjutkan aktifitas nya masing-masing..

selesai berpamitan Melisa kembali masuk kedalam kamarnya ia ingin merapihkan pakaiannya untuk pergi ke panti asuhan nanti.

"Gak ada handphone" ucapnya sedih duduk di sofa panjang kamarnya.

...

Tok tok tok

Pintu kamarnya kembali terketuk dari arah luar.

"Iya," sahut Melisa sambil beranjak menuju pintu.

" Mama?"

"Mama mau belanja bunga, kalau mau ke panti asuhan minta pak agus mengantarmu ya?" ucap mama, Lalu memeluk menantunya itu.

"Iya, mah terimakasih"

Setelah mamanya pergi, Melisa segera meraih tas kecil dari dalam lemari untuk ia bawa, tak ada apapun didalamnya, bahkan dompet pun ia tak membawanya dari rumah.

Dengan sedikit berlari ia menuruni tangga menuju arah dapur, mencari sosok nama pak Agus yang di perintahkan mertuanya.

"Maaf, pak Agus bukan?" tanya Melisa pada sosok pria yang sedang menyeruput kopi.

"Bukan, Non. saya kipli tukang kebun" jawabnya tergagap dengan sisa kopi di sudut bibirnya.

"Ah, Maaf"

"Pak Agus pasti di garasi, Non bersihin mobil" ucapnya lagi

"Baiklah, terimakasih pak"

Melisa pun kembali masuk kedalam rumah menuju garasi lewat pintu samping, terlihat sosok pria yang belum terlalu tua sedang mengelap kaca mobil.

"Pak Agus ya,?" tanya Melisa.

"Iya, Non" jawabnya cepat dan sopan

"Kata mama anter aku ke panti asuhan ya"

"Baik, Non "

Melisa sudah di bukakan pintu oleh pak Agus, seorang supir keluarga barunya itu. kini Melisa duduk manis di kursi belakang, sungguh ia bagai Cinderella di jaman modern.

Dalam hatinya ia bersyukur tiada henti, hidupnya selama dua puluh tahun yang berteman sepi tanpa sentuhan hangat keluarga kini Tuhan ganti dengan keluarga baru dan suami yang bisa menerimanya dengan tangan terbuka dan apa adanya..

🐙🐙🐙🐙🐙🐙🐙🐙🐙🐙

Like komennya yuk ramaikan lagi

jangan lupa follow dan vote novel ku ya biar aku makin semangaaaaaaaaaaatttt..

anak ayam tunjukan pesona kalian❤❤❤

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!