NovelToon NovelToon

CEO Tampan Vs Pramugari Cantik

Prolog

Pengenalan karakter dan cerita

Auristela Allisya Leteshia

Allisya adalah gadis yang masih berumur 21 tahun, tapi kariernya sudah sukses dalam beberapa hal. Dia adalah seorang Pramugari cantik. Dia adalah Pramugari yang bekerja di bagian kantor keuangan bukan bagian yang ada di pesawat.

Allisya tidak hanya seorang Pramugari tapi dia juga seorang detektif tersembunyi. Nama anggota detektifnya adalah The Crazy Mobsters Detective. Anggotanya terdiri lima orang, yang tak lain empat orangnya adalah sahabatnya sendiri. Dia menjual dan membeli informasi. Jika ada orang yang ingin mencari informasi darinya, maka orang itu juga harus membayar dengan informasi juga. Semakin penting informasi yang di berikan, semakin besar pula informasi yang di dapatkan orang tersebut. Informasinya juga bisa di beli dengan uang, tapi tentu saja itu tidak murah. Satu informasi yang diberikan senilai seratus juta rupiah hingga lima ratus juta rupiah. Itu satu informasi, bagaimana jika sepuluh informasi. Mungkin saja dia sudah memiliki banyak pulau sekarang.

Dia adalah gadis yang sangat tomboy, dingin, tidak pernah merasakan jatuh cinta dan anti sekali dengan yang namanya hubungan percintaan atau apalah yang berhubungan dengan cinta. Karena baginya cinta akan membuat sakit hati saja.

Hobinya adalah adalah dance dan bermain alat musik, seperti drum dan berbagai alat musik gitar, seperti gitar rock. Gitar rock adalah gitar kesukaan Allisya, entah kenapa dia sangat menyukai gitar rock, apalagi saat bermain drum. Drum adalah alat musik kesukaannya sebelum gitar. Gitar urutan kedua kalau drum urutan pertama. Begituh wanita tomboy suka sekali dengan alat musik yang sering di mainkan laki-laki. Allisya juga memiliki suara yang indah. Dulu sewaktu dia sekolah, dia selalu ikut manggung bersama sahabatnya untuk menambah uang jajannya dan untuk dia tabung.

Tak hanya bermain musik, menyanyi dan dance saja. Allisya juga pandai sekali melukis. Lukisannya terasa nyata, bahkan jika lukisannya di jual harganya akan mencapai ratusan juta. Allisya sering melukis jika dia ada waktu luang. Menurutnya melukis bisa menenangkan pikirannya, karena saat dia melukis pikirannya akan tertuju pada objek yang dia lukis.

Allisya adalah wanita yang di idamkan kaum lelaki. Kulitnya yang putih bersih, wajahnya yang cantik dan bulu mata yang lentik membuat kaum lelaki ingin sekali mendapatkan Allisya. Tak hanya cantik tapi dia juga bisa bela diri dan pintar dalam berbagai hal, kecuali hal percintaan. Dia tidak akan paham yang namanya cinta meskipun kalian sudah menjelaskannya beberapa kali. Banyak sekali lelaki yang menyatakan cinta kepada Allisya, tapi Allisya menolak dengan tegas pernyataan cinta lelaki tersebut.

Sewaktu dia sekolah, dia di juluki sebagai badgirl dan coolgirl, bahkan ada banyak sekali temannya yang menyebut psikopat cantik, dingin dan gila. Itu karena Allisya jarang sekali berinteraksi dengan lelaki. Jika berbicara dengan lelaki dia akan menjawab apa adanya dan akan menatap lelaki dengan tatapan datar dan dinginnya. Dia irit sekali jika bicara dengan lelaki, kecuali sahabatnya sendiri. Jangankan laki-laki, perempuan saja terkadang dia abaikan padahal mereka satu gender.

Dominic Michael Leonardus

Dominic adalah laki-laki belasteran Indonesia-Inggris yang masih berumur 22 tahun. Anak kedua dari keluarga Leonardus. Keluarga Leonardus adalah keluarga yang memiliki perusahaan-perusahaan besar dan terkenal yang ada di Indonesia, tapi tidak di Indonesia saja namun ada di beberapa negara yang juga memiliki perusahaan besar Leonardus.

Pria tampan dengan iris mata hijau ini adalah CEO muda perusahaan besar Leo Corp. Dia terkenal dengan sifat kejam dan dinginnya. Banyak sekali perempuan yang mendekatinya karena dia tampan dan juga kaya. Postur tubuh yang gagah, tinggi, putih dan wajah yang begitu bersih tanpa ada bulu sekalipun, membuat kaum perempuan akan susah berkedip jika sudah melihatnya.

Hobinya adalah bermain di dalam ring dan ngegym. Wajar saja jika postur tubuhnya bagus, itu karena dia sering sekali olahraga. Tidak hanya olahraga, dia juga hobi sekali balap motor liar di jalanan. Karena baginya, balap motor sungguh bisa membuat masalahnya sedikit berkurang dan bisa menenangkan pikirannya walau sejenak.

Dominic adalah seorang mafia muda. Tidak banyak yang tahu bahwa dia adalah seorang mafia, hanya keluarga dan teman dekatnya saja yang tahu bahwa Dominic adalah seorang mafia. Dia menutupi dirinya adalah seorang mafia, karena dia lebih suka langsung bertindak dari pada adu argumen.

Dominic tidak hanya seorang mafia muda, tapi juga ketua anggota geng motor. Nama geng motornya adalah Icepick Willie Alderman, yang memiliki arti anjing gila. Icepick Willie Alderman memiliki anggota sebanyak 50 anggota dan satu ketua, yaitu Dominic Michael Leonardus. Anggota dari geng motor tersebut terbelah menjadi dua bagian, yaitu pengikut ketua dan anggota bayangan. Anggota pengikut ketua selalu ada di samping ketua tanpa kemana-mana jika tidak disuruh. Sementara anggota bayangan adalah anggota yang tersembunyi yang bertugas mencari informasi-informasi penting, sekecil apapun informasi itu. Bahkan kedudukan mereka tidak banyak orang yang tahu karena mereka adalah anggota bayangan yang selalu bersikap biasa seperti orang-orang lainnya. Ada beberapa daerah yang sudah di kuasai oleh geng motornya.

Rumor-rumornya Dominic sering sekali tidur berganti-ganti pasangan setiap malam. Karena kebiasaannya yang suka sekali datang ke club, jadi wajar saja jika rumor itu memang benar. Padahal tidak ada yang tahu, dia di club melakukan apa saja. Hanya sekretarisnya yang tahu dan orang-orang yang ada di dalam club tersebut, selain itu tidak ada yang tahu dia melakukan apa saja di dalam club tersebut.

Bagaimanakah kisah cinta Dominic dan Allisya?

Berakhir manis atau berakhir pahit?

Akankah Allisya menerima Dominic atau malah menolaknya?

Ikuti terus ceritanya agar kalian tahu jawabannya ^_^

Bersambung......

Kecelakaan

Allisya ditugaskan untuk menggantikan temannya. Dia bekerja di bagian kantor seharusnya, karena alasan temannya yang sakit dan tidak ada pengganti yang lain, jadi Allisya menggantikan temannya itu.

Pesawat yang Allisya tumpangi bertugas untuk mengantar jemput orang Indonesia dari Amerika ke Indonesia dan sebaliknya.

Saat perjalanan pulang, awalnya baik-baik saja. Tapi, tiba-tiba saja pesawat yang Allisya tumpangi mendapatkan gravitasi bumi karena akibat dari ketinggian yang diatas rata-rata seharusnya.

Semua Pramugari yang berjalan di pesawat menabrak atap pesawat tersebut. Para penumpang harus bersiap siaga agar tidak terjadi apa-apa. Semua penumpang sudah memakai ventilator agar mereka bisa bernafas. Bahkan para Pramugari pun juga ada yang pingsan karena tidak ada oksigen.

Allisya mendapatkan kabar bahwa salah satu dari Kapten ada yang pingsan. Dia pun bergegas untuk pergi ke kapten tersebut. Dia berjalan sambil memegang badan kursi penumpang agar dia tidak melayang dan menabrak atap pesawat.

Allisya melirik anak kecil yang ada di pangkuan ibunya. Allisya menatap prihatin. Dia masih kecil, tapi sudah mengalami hal yang seperti ini, begitu batin Allisya. Karena tidak tega, Allisya menghampiri anak kecil tersebut.

"Excuse me. Is your son all right?"

"For now he's fine, miss."

"Call the flight attendants if anything happens!"

"Thank you, miss."

Setelah menanyakan keadaan anak tersebut, Allisya melanjutkan perjuangannya untuk menuju ke Pilot.

Allisya terus berjalan meskipun tenaganya kalah besar dengan gravitasi. Bahkan saat ini rambut panjangnya sudah terurai. Roknya bahkan sudah ada yang robek, karena tersangkut tadi. Dia terus berjalan tanpa memperdulikan penampilannya saat ini.

Saat dia sampai. Dia melihat Pramugara pria yang ada di belakang Pilot sudah pingsan begitupun dengan Pilot yang satunya yang berada di kanan. Mereka berdua sama-sama pingsan. Sementara Pilot utama masih bertahan. Allisya menghampiri Pilot tersebut.

"Captain, are you all right?" tanya Allisya.

"Yes, all right." jawab Kapten itu dengan nada yang sulit bernafas.

Allisya merasa prihatin dengan Kapten dan para penumpang. Cuaca yang sedang hujan dan tidak dapat di prediksi ditambah dengan gravitasi membuat semuanya menjadi panik bukan main.

"Allisya." Kapten tersebut memanggil nama Allisya. Allisya menoleh.

"Ya, Kapten?"

"Aku mempercayakan ini padamu."

"Apa maksud Kapten?"

"Aku tahu, kau pernah belajar tentang cara mengendarai pesawat. Jadi, aku akan mempercayakan ini semua kepadamu jika aku tiba-tiba pingsan."

"Apa! Saya tidak bisa Kapten. Saya hanyalah seorang Pramugari bukan seorang Pilot."

"Aku percayakan kepadamu, Allisya."

Setelah mengatakan itu, tiba-tiba saja Kapten Pilot pingsan. Allisya panik, tidak ada yang mengendarai pesawat. Kedua Pilot pingsan. Tidak ada cara lain, Allisya terpaksa mengendarai pesawat tersebut tanpa menggunakan ventilator.

Dia mempercayakan hidup dan matinya pada Tuhan. Tugasnya sekarang adalah menyelamatkan penumpang dan kembali dengan selamat. Jika, dia memang harus kehilangannya nyawanya sekarang, maka dia akan rela. Karena dia telah menyelamatkan nyawa orang banyak. Bahkan, jika dia masih hidup nanti dan dia akan dipecat, dia akan rela.

Allisya menyingkirkan Kapten Pilot dan mengambil alih kemudi.

Kau pasti bisa, Allisya. Kau pernah mempelajarinya, pasti kau bisa. Banyak anak yang ingin meraih masa depannya disini. Aku tidak akan membiarkan mereka mati begitu saja. tekad Allisya.

Allisya mulai mengemudikan pesawatnya. Dia tidak tahu harus bagaimana, tapi nalurinya berkata bahwa dia akan baik-baik saja.

Allisya terus mengemudikan pesawatnya. Sesekali dia menghindari sambaran petir karena hujan. Allisya sesekali mendengar dari suara headset yang sedang dia pakai.

"Hey, is everything all right?"

Dia tidak menggubris ucapan dari headsetnya. Dia terus berusaha agar mereka bisa sampai di pesawat. Allisya bahkan sesekali mendengar anak kecil menangis karena ketakutan.

Tenanglah nak. Kau akan baik-baik saja. Aku akan membawamu sampai ke tempat tujuan dengan selamat. ujar Allisya dalam hati.

Satu jam telah berlalu…

Semua cuaca sudah normal kembali. Tapi, Allisya tetap mengemudikan pesawatnya. Tidak ada satupun Pilot yang sadar dari tadi. Allisya memandang langit yang ada di depannya dengan pikiran kosong. Dia bahkan sudah tidak bernafas lagi kali ini. Antara hidup dan matinya tergantung dalam hal ini. Entah dia selamat atau tidak, itu akan menjadi urusan Tuhan.

Dua jam berlalu…

Akhirnya, Allisya mendaratkan pesawatnya dengan selamat. Saat pesawat sudah terparkir sempurna, dia tersenyum, setelah itu dia tak sadarkan diri.

Para tim medis membawa beberapa Pramugari dan juga kedua Pilot yang pingsan. Bahkan, Allisya pun juga sudah di bawa oleh tim medis.

Allisya di bawa ke rumah sakit. Dia di tempatkan di ruang ICU. Karena kondisinya yang tidak memungkinkan. Dia sempat berhenti bernafas beberapa jam, tapi jantungnya berdetak begitu lemah. Dokter berusaha semaksimal mungkin untuk membuat Allisya bernafas kembali, karena Dokter tadi yakin bahwa Allisya masih memiliki harapan.

Allisya terbaring lemah tak sadarkan diri di ruang ICU. Ada beberapa alat medis yang menempel di bagian tubuh dan kepalanya. Dokter mengatakan kalau Allisya koma dan kondisinya sedang tidak baik-baik saja.

***

Sementara di rumah kediaman keluarga Allisya sedang menangis tersedu-sedu. Mereka baru saja mendapat kabar bahwa Allisya terlibat dalam kecelakaan pesawat tersebut. Dan kondisinya lebih parah dari yang lain karena dia tidak memakai ventilator selama kurang lebih lima jam. Keluarga Allisya yang mendengar kabar itupun merasa sangat sangat sedih.

Mereka menghampiri rumah sakit, tapi mereka di larang masuk ke rumah sakit karena adanya wartawan yang ingin menerobos masuk. Tidak ada yang boleh masuk ke rumah sakit tersebut. Keluarga Allisya hanya bisa berdoa untuk keselamatan Allisya.

***

Sementara para sahabat detektif Allisya sedang melihat tayangan tv dengan tajam.

"Jadi, Allisya benar-benar merelakan nyawanya dengan hal ini?" ujar Alex.

"Ya, lo bener banget." jawab Gevan.

"Ck. gue heran lihat Allisya, sebenarnya apa yang dia inginkan sih untuk menjadi Pramugari? Bukankah bayaran kita menjadi detektif tersembunyi sangat besar? Tapi kenapa dia masih saja jadi Pramugari? Heran banget deh gue." ujar Mikel.

"Hei, ngerti sedikit kenapa sih lo. Pramugari adalah cita-citanya Allisya dari dulu." jawab Ken.

"Huh! Tapi tetap daja ini di luar perkiraan kita. Kenapa coba dia harus menggantikan temannya itu sih? Kalau sampai terjadi apa-apa dengan Allisya bagaimana?" ujar Alex.

"Jangan berfikiran buruk. Berdoa saja untuk keselamatannya." jawab Mikel.

"Lalu, bagaimana kalau dia sampai mati?" ujar Alex.

Gevan, Ken dan Mikel menatap Alex tajam. Jangan berfikiran seperti itu, lo sama saja mendoakannya, begitu arti tatapan mereka.

"Hei, berhentilah untuk lihat gue seperti itu! Gue cuma memprediksi saja. Lagi pula, dia juga gak bernafas selama beberapa jam." ujar Alex.

"Berhenti untuk berfikiran buruk tentang Allisya, Alex!" jawab Gevan.

"Hei, apakah kalian tidak khawatir dengan keadaan Allisya saat ini?" tanya Alex.

"Apa lo lupa? Allisya selalu mengatakan kepada kita untuk tetap tenang di setiap ada masalah. Jadi, berhentilah untuk cemas dan cari cara agar kita bisa masuk ke rumah sakit itu!" jawab Ken.

"Lo benar. Pintu akses rumah sakit itu di jaga ketat oleh para bodyguard. Kita tidak ada ruang untuk masuk, kecuali…" Mikel tidak melanjutkan ucapannya dan melihat satu persatu temannya. Mereka berempat tersenyum, entah apa yang mereka pikirkan tidak ada yang tahu, hanya mereka saja yang tahu.

Bersambung......

Menjaga dan melindunginya

Di keluarga Leonardus sedang terjadi pertengkaran sengit antara kedua pihak.

Dominic yang awalnya adalah seorang CEO perusahaan di suruh untuk memegang bandara milik kakaknya Nevan selama kurang lebih satu minggu. Awalnya Dominic menolak tapi akhirnya dia menyetujuinya. Dan, saat dia memegang bandara tersebut, kecelakaan pesawat pun terjadi. Dominic di suruh oleh keluarganya untuk mendatangi keluarga korban, untuk meminta maaf. Sementara, Dominic menolak dengan tegas karena dia bukan pemilik utama bandara tersebut.

"Dominic, lo itu cuma gue suruh buat minta maaf sama keluarganya. Apa susahnya sih minta maaf?" ujar Nevan emosi.

Nevana Leonardus adalah anak pertama dari keluarga Leonardus. Dia adalah pemilik tunggal bandara dari kakeknya. Dia mewarisi bandara milik kakeknya.

"Gue gak mau! Gue gak salah dalam hal ini. Gue juga bukan pemilik utama bandara ini. Yang pemilik utama itu lo! Bukan gue!" ujar Dominic tak kalah emosi.

"Gue nyuruh lo buat minta maaf karena bandara waktu itu lo yang pegang!"

"Tapi, pemilik utama kan lo, bukan gue. Jadi, elo yang harus minta maaf."

"Nevan, Dominic. Berhenti bertengkar, kalian itu sudah dewasa jangan seperti anak kecil." ujar nyonya Kirana Jovanka Leonardus.

Kirana Jovanka Leonardus adalah istri dari Arav Leonardus. Dia adalah wanita berdarah Inggris dari keluarga Jovanka. Arav mengenal Kirana saat perusahaan Leonardus dan perusahaan Jovanka menjalani kerja sama. Disaat itulah, Arav mulai mengenal dan mencintai Kirana.

"Ma, Dominic itu gak salah, ma!" ujar Dominic.

"Dominic, apa yang dikatakan kakakmu itu benar. Kunjungi keluarganya atau kalau kamu gak mau mengujungi keluarganya, setidaknya kunjungi dia."

"Apa! Mama bela Nevan!"

"Mama tidak membela siapapun disini. Waktu itu bandara kamu yang pegang, nak. Jadi, kamu harus minta maaf."

"Mama!"

"Dominic, cepat kunjungi dia. Setidaknya lo lihat kondisinya sekarang!" ujar Nevan.

"Haduh, kakakku yang ganteng. Gak usah berantem kenapa sih, cuma masalah gini doang saja." ujar Kaila.

Kaila Olivia Leonardus adalah anak ketiga dari keluarga Leonardus. Dia masih duduk dibangku SMA kelas tiga. Dia mewarisi butik milik mamanya, yaitu Butik Jovanka Beauty. Butik milik keluarga Jovanka yang sangat terkenal di beberapa negara.

"Jangan ikut campur, bocah!" ujar Dominic memperingati Kaila.

"Aku cuma ngasih tahu saja kok." bicara santai sambil mengunyah permen karetnya.

"Dominic, papa tahu kamu adalah lelaki kejam, tapi setidaknya lihatlah kondisinya dulu. Papa yakin kamu pasti akan terkejut saat melihatnya." ujar Arav Leonardus.

"Oke. Dominic akan melihat keadaannya tapi Dominic tidak akan janji, kalau Dominic tidak akan membunuhnya. Bisa saja Dominic membunuhnya tiba-tiba." ujarnya santai.

"Kakak!" ujar Kaila.

"Dominic!" ujar Nevan.

"Papa yakin kamu tidak akan membunuhnya saat kamu tahu siapa dia. Percayalah, yang ada kamu akan menjaga dan melindunginya." ujar Arav tersenyum.

"Terserah!"

Dominic sangat kesal bukan main. Semua keluarganya menyuruhnya untuk minta maaf, padahal dia bukanlah pemimpin utama bandara itu. Karena sudah jengah melihat keluarganya, akhirnya Dominic memutuskan untuk melihat keadaan wanita itu ke rumah sakit. Tapi, tidak minta maaf kepada keluarganya.

Dominic berjalan keluar rumah besarnya. Dia menggerutu di sepanjang jalannya.

"Kita ke rumah sakit sekarang!" Dominic memerintahkan sekretarisnya. Sekretarisnya membungkuk dan membukakan pintu mobil.

Sial! Kenapa harus gue? Yang salah itu Nevan kenapa malah jadi gue! Ck!

***

Sementara di markas Allisya, teman-temannya sedang mempersiapkan diri mereka masing-masing. Mereka membawa beberapa pisau, pistol dan beberapa alat untuk mempermudah mereka untuk memanjat tembok rumah sakit. Dan, jangan lupakan juga bahwa mereka membawa topeng agar identitas mereka tidak ada yang mengetahui.

"Baiklah, apa kalian sudah siap?" ujar Gevan.

"Tentu saja. Gue selalu siap di setiap situasi." ujar Mikel.

Semuanya mengangguk dan mulai berjalan keluar markas.

Saat sampai di belakang rumah sakit. Ke empat detektif ini mengumpat dengan kesal. Pasalnya bodyguard ada di belakang rumah sakit ini, menjaga dengan ketat, bahkan mereka juga membawa senapan.

"Sial! Kenapa mereka ada di belakang rumah sakit ini juga?" ujar Ken.

"Memangnya apa yang ada di dalam? Korban pun hanya Allisya saja, yang lainnya juga sudah sadar." ujar Alex.

"Lalu, bagaimana? Apa kita terus melajutkan atau berhenti sampai disini?" ujar Gevan.

Mereka memutuskan untuk meneruskan aksi mereka. Entah gagal atau berhasil itu urusan belakang.

Sekitar setengah jam mereka meluncurkan aksi mereka, tapi nyatanya mereka gagal. Bodyguard tersebut benar-benar tidak ada yang menandingi, kecuali Allisya. Dia akan nekat dalam hal apapun.

"Ck! Sial! Kita benar-benar tidak bisa masuk sama sekali." ujar Ken.

"Lo benar. Kayaknya keluarga Leonardus benar-benar kuat dan tak tertandingi." ujar Gevan.

"Sudahlah. Ayo kita kembali saja. Percuma, kita tidak akan bisa masuk sama sekali."

Mereka mengangguk dan berjalan kembali ke markas mereka. Mereka juga menyesal, tapi mau bagaimana lagi. Mereka tidak punya cara untuk masuk ke rumah sakit itu. Aksi yang baru saja mereka lakukan saja gagal, padahal ini adalah aksi tersembunyi mereka.

***

Sementara Dominic baru saja keluar dari mobilnya. Para bodyguard membungkuk dengan hormat kepada Dominic.

"Apa ada sesuatu hal terjadi disini?" tanya Dominic pada salah satu bodyguard.

"Ya, tuan. Tadi ada beberapa penyusup bertopeng yang mencoba masuk rumah sakit lewat belakang." jawab bodyguard tersebut.

"Terus awasi. Jangan sampai ada orang yang masuk dan melihat kondisi korban itu!"

"Baik tuan."

Setelah mengatakan itu, Dominic berjalan masuk ke rumah sakit.

Lihat saja. Gue akan bunuh lo, karena elo udah bikin gue kena masalah!

Dokter menyambut kedatangan Dominic. Dokter itu membungkuk dan memberi salam kepada Dominic.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Dominic.

"Dia masih koma, tuan." jawab Dokter tadi.

"Kalau bisa bunuh aja dia!"

Dominic berjalan menuju ruangan korban tadi. Ruangannya terletak paling atas sendiri agar tidak ada wartawan yang mencoba untuk mencari informasi tentang korban tadi. Karena, keluarga Leonardus adalah keluarga yang sangat tertutup.

"Tunggulah disini, Robert!" ujar Dominic kepada sekretarisnya.

"Tuan, anda tidak akan melakukan apa-apa kan padanya?"

"Gue gak bisa janji. Bisa saja gue langsung bunuh dia."

Setelah mengatakan itu, dia masuk keruangannya. Dominic berjalan menghampiri wanita itu. Dia melihat banyak sekali alat-alat rumah sakit yang menempel pada tubuhnya.

Ck. Kenapa kalian tidak membiarkannya mati saja? Kalau dia mati, gue gak akan kena masalah kayak gini. ujarnya dalam hati.

Saat Dominic melihat wajah wanita itu, dia benar-benar dibuat terkejut.

Tunggu! Bukannya dia cewek yang gue cari selama ini? ujarnya dalam hati sambil mengamati wajah Allisya.

Dominic sempat bertemu dengan Allisya saat dia ada di taman, tiga tahun yang lalu.

Tiga tahun yang lalu…

Dominic tidak sengaja menabrak seorang wanita dan menjatuhkan buku wanita tersebut. Dominic tidak membantunya sama sekali.

"Hei, lo gak punya mata apa? Kalau jalan itu lihat depan dong!" ujarnya dengan kesal. Sementara wanita ini sedang mengambil buku-bukunya. Saat dia selesai, dia melihat Dominic dengan tatapan datar.

"Gue gak sengaja."

Dominic membeku saat dia melihat wajah wanita yang ada di depannya ini. Wanita dengan seleranya. Dia baru saja menemui cintanya yang sudah lama hilang.

"Boleh gue kenal lo?" ujar Dominic.

"Hah?"

"Apa anda tidak dengar, Nona? Saya ingin mengenal anda."

Wanita tadi tidak bergeming sama sekali. Bahkan Dominic juga dibuat bingung oleh diamnya wanita di depannya.

"Tapi gue gak ingin kenal lo." jawabnya.

"Apa? Kenapa?" tanya Dominic tidak percaya.

"Karena gue gak suka sama cowok kayak lo. Lo itu sudah nabrak gue, jatuhin buku gue, dan lo juga gak bantuin gue buat ambil buku gue sama sekali!"

"Kalau gitu kita replay."

"Enak saja kalau ngomong. Heh dengarnya! Gue gak mau kenal sama cowok kayak lo! Ngerti gak?"

"Tapi gue ingin kenal lo."

"Terserah."

Wanita tadi pergi. Berdebat dengan lelaki tadi tidak ada untungnya, begitu pemikirannya.

"Kalau lo gak mau gue kenal lo. Setidaknya lo kasih tau nama lo."

Wanita tadi menghentikan langkahnya. Dia membalikkan tubuhnya mengahadap Dominic.

"Allisya."

Setelah mengatakan itu, wanita tadi pergi.

"Allisya." gumam Dominic.

Dominic tersenyum mengingat masa lalunya itu. Dia tidak menyangka bahwa Allisya yang dia cari adalah seorang Pramugari dari bandara Leonardus.

Aku akan membuatmu sadar. Aku akan menjaga dan melindungimu. Maaf karena aku gak tahu kalau itu kamu. Kalau aku tahu, aku pasti tidak akan seperti tadi. Sekarang aku tahu kenapa papa menyuruhku untuk menemuimu, karena kamu adalah wanita yang selama ini aku cari. ujar Dominic dalam hati sambil mengecup kening Allisya.

Dominic pergi keluar ruangan Allisya dan memberitahu Dokter untuk melakukan segala cara agar Allisya cepat sadar.

Aku akan membawamu keluar negeri jika kamu tidak sadar juga.

Bersambung......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!