Pengenalan tokoh
Nefertiti Laksmi Lestari
Fresh graduate S2 Manajemen dari kampus ternama di Malang. Umur 24 tahun. Mamah dan Papah tinggal di Madiun. Masih memiliki nenek yang tinggal di Purwokerto. Cantik, modis dan smart.
Muhammad Akmal Hafidz.
Mahasiswa S1 jurusan Ekonomi Syari'ah semester 4 di sebuah kampus Islam negeri di Purwokerto. Umur 24 tahun. Cakep, Sholeh, baik hati pokoknya menantu idaman mertua banget.
Mayka Aditya Gunawan.
Kekasih Nefertiti Laksmi Lestari. Tinggal di Malang. Usia 26 tahun. Bekerja sebagai pengacara. Cool dan pandai mengambil hati.
Mamah Anita Rahayu.
Mamahnya Nefertiti Laksmi Lestari. Menjadi pengajar di Sekolah Menengah Atas negeri di Madiun. Asli Madiun. Penyayang, sabar dan sangat keibuan.
Papah Pujo Handoko Lestari.
Papahnya Nefertiti Laksmi Lestari. Menjadi kepala Sekolah Menengah Atas negeri di Madiun. Tetapi tempat kerjanya berbeda sekolah dari istrinya. Tegas dan berwibawa, tetapi sangat sayang kepada keluarga. Beliau tinggal di Madiun dan mendapatkan istri di sana yaitu ibunya Nefertiti Laksmi Lestari. Beliau kelahiran Purwokerto.
Bagas Anjasmara Lestari.
Adik semata wayang Nefertiti Laksmi Lestari. Masih kelas XI di Sekolah Menengah Atas tempat Mamahnya mengajar. Jahil dan suka menggoda kakaknya.
Arini Fitria Putri.
Teman dari Nefertiti Laksmi Lestari sejak Sekolah Menengah Atas. Tinggal di Madiun. Kuliah di Malang juga. Sekarang kerja di Surabaya di Bank milik BUMN. Setia kawan, ramah dan tidak sombong.
Humaida Salsabila
Teman Nefertiti Laksmi Lestari. Teman sejak Sekolah Menengah Atas dan kuliah di Jakarta. Sekarang bekerja di kantor perpajakan di Semarang. Baperan kalau soal perasaan, tetapi kalau urusan pekerjaan nomor satu.
Arum Henganging Ayu
Teman Sekolah Menengah Atas Nefertiti Laksmi Lestari. Kuliah di Solo. Sekarang sudah jadi dokter umum di Solo. Suaranya halus persis putri Solo. Penyayang dan setia kawan.
Teman-teman dari Sekolah Menengah Atas yang masih berhubungan baik hingga sekarang dan membuat grup yang beranggotakan empat orang yaitu Nefertiti Laksmi Lestari, Arini Fitria Putri, Humaida Salsabila dan Arum Henganging Ayu dengan sebutan grup Menantu Idaman Masa Kini.
☘️☘️☘️☘️
Sebelumnya Author mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa 1442 Hijriah bagi umat muslim di manapun berada. Semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan keberkahanNya. Amiin.
Mohon maaf lahir dan batin atas segala khilaf.
Semoga pada Ramadhan kali ini lebih dapat mendekatkan diri kepada Pemilik Kehidupan ini. Bumi kita segera pulih. Semuanya aman dan terhindar dari mara bahaya. Aamiin ya Allah..
Author ingin membuat cerita baru. Mumpung idenya terkumpul di otak, takutnya kalau tidak segera dieksekusi bisa bubar di tengah jalan.
Mohon maaf karena masih amatir. Proses belajar jadi masih perlu banyak pemakluman..🙏🙏.
Mengawali cerita di hari pertama Ramadhan, Author berdoa semoga momen di awal puasa ini spiritnya bisa tetap istiqamah. Bisa membawa keberkahan bagi semuanya.
Insya Allah cerita yang pertama tetap dilanjutkan. Tapi belum tahu. Masih moodnya turun naik kek roller coaster. Sekali lagi masih amatir jadi perlu banyak berguru dengan yang sudah profesional.
Semoga di cerita yang baru ini, bisa banyak readernya. Yah... Author dan Reader ibarat dua hubungan yang tidak bisa dipisahkan. Simbiosis mutualisme perlu dijaga dan dilestarikan.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Author harapan. Tetap jaga kesehatan, tetap saling menghargai dan menghormati. Perbedaan bukan untuk diperdebatkan tetapi bisa sebagai fitrah untuk tetap bersatu dan saling menguatkan.
Salam Takzim dan penuh cinta.
Shofia Hanina...❤️❤️❤️❤️❤️
Kereta api Cinta?
Namanya Nefertiti Laksmi Lestari, biasanya dipanggil dengan nama panggilan Titi. Sambil menunggu siaran sidang isbat untuk menentukan awal Ramadhan, Titi segera minta adiknya Anjas untuk mengantar ke stasiun. Titi akan segera balik ke Purwokerto. Tempat di mana Dia sekarang mengais rezeki.
"Dek, buruan ! Jadwal keberangkatan kereta apinya sebentar lagi nih!" seru Titi memanggil adiknya Anjas.
"Iya Mbak Titi, bawel banget sih, kalau sudah mepet mengapa tidak dari tadi berangkatnya? Pakai nyuruh orang buru-buru lagi?" gerutu Anjas.
"Kelamaan nanti Dek, nunggu di stasiunnya!" jawab Titi.
"Sudah, jangan pada ribut!" tegur Papah dengan berwibawa.
Mamah ikut menimpali "Dek, jangan sampai ketinggalan barang yang akan dibawa Mbak Titi ya?"
"Siap Mah, Mbak Titi juga harus ngecek sendiri Mah, apa saja yang hendak dibawa," sahut Anjas.
Titi segera berpamitan dengan Papah dan Mamah dengan cara mencium punggung telapak tangan keduanya secara takzim dan tak lupa juga saling berpelukan.
"Hati-hati di sana Mbak, manut sama Mbah Uti. Papah dan Mamah titip sungkem ya," ucap Papah sambil mencium kening anaknya lama. Dilanjutkan dengan Mamah yang melakukan hal yang sama seperti Papah.
Setelah mengucapkan salam, Titi segera membonceng motor Vario warna hitam yang dibawa Anjas. Tak lupa Titi dan Anjas mengenakan helm SNI untuk keamanan dan demi mematuhi peraturan. Sebagai warga negara yang baik, tentu kita harus taat kepada aturan. Karena sejatinya aturan dibuat juga demi kenyamanan dan keselamatan kita juga.
Jarak rumah Titi dan stasiun kereta api Madiun memang tidak terlalu jauh. Sekitar 2 km, 5-10 menit naik motor.
Sampai di stasiun kereta api Madiun, Titi segera turun dengan membawa barang titipan dari Mamah dan Papah untuk diberikan sebagai oleh-oleh kerabat di Purwokerto.
Titi meminta Anjas untuk langsung pulang saja ke rumah, tidak perlu parkir di stasiun, karena biasanya juga selain penumpang tidak boleh masuk ke dalam. Anjas segera melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Setelah motor yang dikendarai Anjas tidak terlihat, Titi segera masuk ke dalam stasiun. Diperlihatkannya tiket kereta dan KTP nya kepada petugas. Setelah itu Titi melaksanakan boarding tiket kereta dengan cara menekan tombol di mesinnya. Setelah semuanya selesai, Titi segera duduk di kursi tunggu penumpang, untuk menunggu kedatangan kereta api yang menurut jadwal akan segera tiba. Di tiketnya tertulis pukul 19.23 WIB. Dan sekarang waktu menunjukkan pukul 19.00 WIB.
Sambil menunggu kedatangan kereta, Titi melihat di atas ruangan ada televisi yang menyala dan menyiarkan secara langsung sidang isbat untuk menentukan awal puasa Ramadhan tahun ini. Di sana ada kesaksian dari para ahli yang menyatakan melihat hilal. Akhirnya diputuskan tentang awal puasa Ramadhan.
Menteri Agama dalam pidatonya menyatakan kalau besok pagi mulai awal Ramadhan tahun ini. Alhamdulillah...bisa bertemu dengan Ramadhan lagi.
Akhirnya kereta api Bima yang ditunggu telah tiba. Kereta api eksekutif dengan fasilitas yang lengkap. Setelah penumpang yang tujuannya di stasiun Madiun turun, petugas segera mengumumkan melalui pengeras suara kalau penumpang di stasiun Madiun jurusan Jakarta untuk segera naik.
Titi segera naik ke atas kereta. Langsung mencari di gerbong mana dan tempat duduknya di sebelah mana. Setelah melihat tiket yang tertera untuk mencocokkan dengan tempat duduknya, agar tidak terjadi kesalahan, akhirnya Titi segera duduk di kursi tersebut.
Kursi tempat duduknya langsung berdekatan dengan jendela.
Setelah 5 menit Titi duduk di kursinya. Barulah ada teman duduk di sebelahnya yang datang. Orang tersebut tersenyum ramah kepada Titi. Titi segera membalas walaupun dengan canggung, karena Titi tidak terbiasa bersikap terlalu ramah dengan orang yang baru ditemuinya. Karena ada pesan yang sering didengarnya kalau kita harus selalu bersikap waspada.
Orang itu langsung duduk di kursinya setelah terlebih dahulu meletakkan barang bawaannya ke bagasi yang terdapat di atas mereka. Titi langsung memasang headset untuk mendengarkan musik favoritnya.
Setelah cukup lama mendengarkan musik, akhirnya Titi melepaskan headset tersebut. Dilihatnya orang yang duduk di sebelahnya mencoba untuk mengajak bicara dengannya.
Orang tersebut menanyakan dengan tersenyum ramah.
"Sendirian saja Mbak?" tanyanya.
"Tidak !, ini dengan orang banyak. Coba dihitung berapa jumlah di dalam gerbong ini saja?" jawabnya.
Spontan orang tersebut tertawa terbahak-bahak "Mbaknya ini bisa melucu juga?" timpal orang itu.
"Perkenalkan, nama saya Akmal, biar selama di perjalanan punya teman ngobrol, Mbaknya namanya siapa?" tanya orang itu lagi sambil mengulurkan tangannya.
Dengan ragu-ragu Titi membalas, takutnya ada modus tersembunyi, "Titi," jawabnya singkat.
🎶🎵🎵
"Tik Tik bunyi hujan di atas genteng" ucapnya sambil tersenyum dengan menyanyikan lagu tik tik bunyi hujan.
"Tidak nyambung," Jawab Titi sewot.
"Hehehe... jangan marah Mbaknya, besok sudah puasa lho, jangan suka esmosi nanti bisa-bisa cepat tua" jawabnya lagi garing.
"Siapa?" ucap Titi.
"Mbaknya lah," jawabnya mantap.
"Yang tanya!" ucap Titi lagi.
"Hehehe, cantik-cantik ternyata sadis," gumamnya pelan, tetapi masih bisa didengar dengan baik oleh Titi.
Akmal bukanlah pria yang suka tebar pesona ketika melihat perempuan, apalagi yang baru dilihatnya. Tetapi entah mengapa, baru melihat perempuan yang duduk di sebelahnya, seperti ada kekuatan yang membisikkan supaya bisa berlama-lama ngobrol dengannya. Bahkan dijawab dengan sinis dan tatapan tidak ramah oleh gadis itu Dia masih berusaha untuk bersikap sangat ramah.
Gadis itu, perempuan yang duduk di sebelahnya seperti mempunyai magnet yang kuat yang bisa membuatnya untuk segera
mendekat. Dengan lesung pipi yang sedikit kelihatan ketika Dia menarik bibirnya. Apalagi kalau dalam keadaan tersenyum...wah... seolah sempilan syurga jatuh ke bumi. Dengan memasang wajah tak ramahnya saja masih terlihat menarik.
Love at first sight.... hehehe...itu terlalu ha lu. Pikirannya jadi mendadak kacau begini. Kayaknya Akmal perlu berwudhu dan selalu menjaganya, agar pikirannya tidak melantur ke mana-mana.
Sekilas Titi melirik orang yang duduk di sebelahnya. Kulit putih bersih, hidung mancung, ada sedikit kumis tipis dan ada juga godek atau cambang yang tumbuh di wajahnya. Secara keseluruhan nilai 97 dari total 100. Hampir sempurna. "Eh... maksudnya apa ini mengapa Dia jadi memperhatikan orang yang duduk di sebelahnya, sampai memberikan penilaiannya segala", gumam Titi sambil menepuk jidatnya.
"Eh, Mbaknya, jangan melakukan kekerasan terhadap diri sendiri. Ora elok Mbaknya!" ucap orang itu lagi dengan senyum menyebalkan.
"Mbaknya... Mbaknya, memang Aku jadi istrinya Kakak kamu apa?" semprot Titi dengan kesal.
"Cantik tapi galak. Galak tetap cantik," gumam Akmal absurd. Akmal jadi tersenyum sendiri. Berdekatan dengan gadis yang duduk di sebelahnya membuatnya merasa tidak menjadi dirinya sendiri. Entah kekuatan dari mana yang menjadikan Akmal menjadi tidak mengenali dirinya sendiri.
"Hehehe...Aku tidak punya Kakak kandung laki-laki Mbaknya. Kakak kandungku perempuan dan sudah menikah," Jawab Akmal masih tersenyum manis.
"Siapa?"...
Sebelum Titi menyelesaikan kalimatnya Akmal segera menimpali "Yang nanya?" masih dengan tersenyum, yang didengar Titi masih dengan suara menyebalkan menurutnya.
"Aku cuma menginformasikan saja Mbaknya, biar Mbaknya tidak salah paham," sahut Akmal.
Tanpa menjawab ataupun berkomentar Titi memandang orang yang duduk di sebelahnya dengan pandangan malas.
"Ya Tuhan, mengapa Aku harus bertemu dengan orang yang duduk di kursi sebelah ini. Orang yang benar-benar bikin darah tinggi kumat."
"Wait.... mengapa Aku jadi terganggu dengan orang yang baru saja Aku temui. Seperti bukan dirinya sendiri. Yang biasa cuek. Tidak mudah terprovokasi," gumam Titi dalam hati.
Titi melihat jadwal sampainya kereta di stasiun Purwokerto yaitu pukul 23.30 WIB. Sekarang masih pukul 21.30 WIB. Lumayan masih ada waktu 2 jam lagi. Tetapi Titi sangat malas mendengarkan ocehan orang yang duduk di sebelahnya itu.
"Mbaknya, tujuannya di mana? Mau berhenti di stasiun mana?" masih gigih bertanya rupanya orang yang duduk di sebelahnya.
"Mbaknya, Mbaknya....panggil Titi saja, serasa sedang belanja di pasar tradisional saja, dipanggil Mbaknya Mbaknya terus!" semprot Titi dengan suara nge gas.
"Oke Mbaknya....eh maksudnya Titi turun di stasiun mana?" masih penasaran dan terus bertanya dengan senyuman ramah.
"Purwokerto!" jawab Titi, singkat, padat dan jelas.
"Eh, kita sama ternyata... kayanya jodoh deh," ucap Akmal dengan senyam-senyum tidak jelas.
"Jodoh dari Hongkong!" sembur Titi masih nyolot.
"Alhamdulillah, kalau nanti kita bisa jalan-jalan ke Hongkong," masih bicara dengan suara lembut dan masih dengan senyam-senyum.
"Dasar, ga jelas !" ucap Titi sambil menatap malas orang yang duduk di sebelahnya.
"Oh, saya sangat jelas. Akmal gitu loh," jawab Akmal sambil memegang dadanya.
"Eh, Kumal, diem! Aku mau istirahat, jangan berisik !" titah Titi sambil memperagakan mengunci mulutnya.
"Ya Allah, mengapa nama sebagus ini bisa berubah jadi seperti itu ya?" ucap Akmal sambil mengacungkan ibu jari tangannya tetapi dengan terbalik.
"Diam! berisik terus dari tadi!" ucap Titi.
"Oke, siap Bos!" jawab Akmal dengan meletakkan tangan di atas kening seperti orang mau melakukan penghormatan dilanjutkan dengan gerakan tangan seperti sedang mengunci mulutnya.
Suasana hening cukup lama melingkupi keduanya. Akmal menengok ke sebelahnya. Ternyata sudah tidur. Akmal memperhatikan wajah gadis yang terlihat sudah tidur dengan pulasnya. Kulit kuning langsat, gigi gingsul yang menambah pesona bila gadis ini membuka mulutnya. Hidung yang kecil tetapi lancip. Ditambah adanya lesung pipi. Perpaduan antara manis dan cantik. *Perfect.
"Eh...Ya Allah... kenapa dari tadi memperhatikan wajah gadis ini yang sedang tidur ya. Seperti dapat tambahan suplemen vitamin A. Membuat matanya jadi melek lebih lebar. Astaghfirullah... kenapa Aku jadi ga je begini ya*" gumam Akmal dalam hati.
Tiba-tiba gadis di sebelahnya itu yang katanya bernama Titi, dalam tidurnya merubah posisi. Kepalanya bersandar di pundak Akmal.
"Ya Allah... godaan apa lagi ini" batinnya.
"Kuatkan iman Baim ya Allah.." ucap Akmal lagi sambil menirukan gerakan Baim dalam serial televisi jaman dulu dengan menengadahkan kedua tangannya.
Akmal berusaha menahan gerakannya. Takut mengganggu gadis yang tidur dengan bersandar ke pundaknya..Ya walaupun cuma sedikit yang kena pundaknya sih. Tetapi tetap saja membuat detak jantungnya berdetak lebih kencang. Akmal takut suara detakan jantungnya bisa terdengar Gadis itu.
Seandainya saja bisa, Akmal ingin menahan napas saja, biar tidak menggangu tidur nyenyak Titi. Ya mana mungkin orang bisa menahan napas lama-lama, bisa-bisa nanti wassalam. Titi oh Titi. "Eh.... mengapa Aku jadi bergetar hanya dengan memanggil namanya, walaupun yang dipanggil kenyataannya sedang di alam mimpi," batinnya.
"Tahan, sabar, ini ujian," batin Akmal lagi sambil mengambil napas dan mengeluarkan melalui mulut, tetapi diusahakan dengan gerakan dan suara yang sepelan mungkin.
Akmal melirik lagi ke pundaknya. Ternyata Titi yang judes dan galak itu kalau tidur mulutnya sedikit mangap... hahaha... tetapi tetap saja cantik. Absolute.
Akmal mau mengambil handphonenya dan memotret pemandangan yang begitu indah yang belum tentu akan dialami olehnya lagi. Tetapi niat itu segera Akmal urungkan. Akmal tidak mau mengganggu privasi orang lain. Akmal juga bukan lelaki brengsek atau pun lelaki kurang ajar.
Tidak habis pikir Akmal, berdekatan dengan Titi yang baru pertama kali bertemu dengannya. Bisa membuat dunia Akmal jadi jungkir balik. Akmal yang lama di pesantren di Lasem sambil menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, ditambah dengan bekerja sebagai karyawan pabrik mobil di Jakarta yang hampir tenaga kerja di sana berjenis kelamin laki-laki. Tentu tidak ada kesempatan untuk berdekatan secara intensif dengan lawan jenisnya. Ya kecuali tentu saja dengan Ibunya, Mbak Dini kakak kandungnya dan Syafa keponakannya.
Tetapi walaupun Akmal jarang berinteraksi dengan lawan jenisnya, belum sekalipun Akmal hilang kendali dengan bersikap sok akrab, seperti yang ditunjukkan kepada Titi baru saja tadi. Entahlah Akmal menjadi tidak habis pikir, ada dorongan besar membuat dirinya terperangkap, ada pesona kuat yang tidak mampu Akmal tolak.
Akmal juga tidak menutup mata, kalau banyak kaum hawa yang tergila-gila padanya. Mulai dari jaman sekolah dulu yang hampir tiap hari ada surat yang dikirim dan diletakkan di laci mejanya. Karena mungkin masih malu kalau mengatakan langsung, jadi lewat surat. Kejadian itu sudah lebih dari 10 tahun yang lalu. Waktu itu belum banyak yang menggunakan smartphone. Hapenya juga masih sebatas untuk alat komunikasi. Apalagi Akmal dan teman-temannya yang di pesantren, tentu ada peraturan yang melarang untuk membawa handphone.
Tiba-tiba ada gerakan di pundak Akmal. Secara refleks Akmal menoleh ke sumber pergerakan itu. Titi dalam tidurnya kini kepalanya semakin banyak mengenai pundaknya. Bila tadi mungkin sekitar seperempat saja yang kena pundaknya. Sekarang sudah setengah lebih. Kepala Titi hampir sepenuhnya mengenai pundak Akmal.
"Ya Allah, ini anugerah atau musibah ya," batin Akmal lagi.
"Sabar, ini ujian," batinnya lagi.
Akmal melihat jam di pergelangan tangan kirinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB. Sebentar lagi, sekitar setengah jam lagi Akmal dan Titi harus turun ke stasiun Purwokerto.
Semoga saja nanti Titi bisa segera bangun. Sehingga Akmal tidak harus membangunkan Titi.
Akmal kemarin ke Ponorogo, tepatnya ke Mangunsuman untuk menghadiri pernikahan temannya yang bernama Kang Rozif. Teman waktu nyantri dulu di Lasem Rembang Jawa Tengah. Di pondoknya dulu memang sudah lazim untuk memanggil teman yang laki-laki dengan sebutan Kang dan diikuti namanya, serta yang perempuan dengan memanggil Mbak.
Ya kenangan indah di pesantren dulu. Sudah seperti saudara hubungannya. Malah banyak yang mengatakan bisa melebihi saudara karena hubungan darah.
Akmal sempat jalan-jalan juga ke wisata Ngebel Ponorogo. Karena diajak Kang Hadi yang rumahnya di dekat telaga Ngebel Ponorogo. Teman di pondoknya juga. Sama seperti Kang Rozif. Tetapi beda kecamatan, masih satu kabupaten di Ponorogo. Jadi Akmal punya teman dua dari Ponorogo yaitu Kang Rozif dan Kang Hadi. Kang Rozif baru saja menikah kemarin. Sedangkan Kang Hadi masih belum menikah. Masih kerja sambil mengambil kuliah pasca sarjana di Kampus Islam Negeri yang ada di Ponorogo.
Sama dengan Kang Hadi, Akmal juga belum menikah. Dan masih sama-sama menuntut ilmu. Bedanya kalau kang Hadi ngambil S2. Sedangkan Akmal SI saja masih belum kelar. Masih di tengah perjalanan.
Lamunan Akmal terhenti, ketika tiba-tiba Titi sudah bangun dan meringis malu melihat ke arah Akmal.
"Eh...maaf," ucap Titi malu dengan suara serak karena baru saja bangun tidur.
"Tidak apa-apa Mbak Titi," jawab Akmal.
"Mboten nopo-nopo Mbak Titi, slow mawon," ucap Akmal lagi dengan sopan.
(Tidak apa-apa Mbak Titi, santai saja)
"Kita sudah sampai ya?" tanya Titi.
"Sebentar lagi, 15 menit lagi, siap-siap saja barang yang akan dibawa turun apa saja. Biar tidak ada yang ketinggalan," jawab Akmal.
"Oke, terima kasih," jawab Titi masih dengan malu-malu.
"Hehehe... macam betina yang galak sudah bertransformasi menjadi kelinci yang imut sekarang," gumam Akmal lagi.
Titi tidak memperdulikan gumaman Akmal, ya walaupun lirih, tetapi masih bisa didengarkan olehnya dengan jelas.
"Mbak Titi sudah ada yang menjemput? Di sekitar stasiun, ojek online tidak diperbolehkan mengambil penumpang lho. Harus jalan lumayan jauh," ucap Akmal.
Sekarang Akmal memanggil Titi bukan hanya namanya saja. Tetapi menyebutnya dengan Mbak Titi, karena untuk sopan santun dan menghormati juga.
"Sudah, dijemput sama saudara," jawab Titi.
"Alhamdulillah," ucap Akmal dengan suara penuh kelegaan.
Bunyi dari pengeras suara oleh petugas kereta kalau ada himbauan supaya penumpang dengan tujuan Purwokerto agar segera siap-siap. Karena kereta sebentar lagi sampai ke stasiun Purwokerto.
Kereta sudah berhenti di stasiun Purwokerto. Titi segera turun, barang bawaannya dibantu dibawakan Akmal. Mereka segera menuju ke pintu keluar stasiun.
Titi menelpon saudaranya yang menjemput di stasiun. Di tempat yang sudah ditentukan saudaranya berada. Akhirnya Titi dan Akmal segera menuju ke tempat itu yaitu di seberang jalan berdekatan dengan makam di Kober.
Setelah mengucapkan terima kasih Titi segera naik ke atas motor.
"Assalamualaikum," ucap Akmal.
"Wa'alaikumsalam," jawab Titi.
☘️☘️☘️☘️
Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh..
Alhamdulillah.. kita sudah memasuki hari kedua di bulan Ramadhan.
Semoga Allah SWT melancarkan dan memudahkan ibadah puasa kita. Aamiin.
Tetap jaga kesehatan..
Pwt, 140421.
Shofia Hanina.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!