NovelToon NovelToon

PERNIKAHAN (Bukan Sekedar) NAIK RANJANG

PROLOG PERKENALAN

💕Adelia Wilhelmina💕 Umur 23 tahun. Seorang Sarjana Ekonomi sebuah perguruan swasta terkemuka diibukota.

Cantik, pintar dan sopan. Juga kini telah bekerja sebagai karyawati perusahaan retail terkenal salah satu anak perusahaan RAMA CORP. Sudah pasti banyak sekali diincar pemuda-pemuda disekelilingnya. Bak bunga mawar yang mulai merekah dari masa kuncupnya, Adelia begitu didambakan banyak pria. Mulai dari lelaki remaja hingga pria dewasa yang mapan, tertarik pada pesona indah Adelia.

💕Teuku Ramzy💕Usianya 25 tahun. Pria lajang yang sangat tampan. Sifatnya yang dingin dan misterius membuatnya semakin gadis-gadis belingsatan dengan dirinya.

Ramzy adalah anak tunggal dari CEO RAMA CORP. Membuatnya masuk jajaran top pria idaman dijagat raya saat ini.

Ramzy juga kini tercatat sebagai eksekutif muda dikantor pusat milik ayahnya dengan jabatan sebagai staff direksi dibawah naungan ayahnya sendiri.

💕Fidelia Gabriella💕Sudah berumur 27 tahun. Dia adalah kakak kandung Adelia satu-satunya.

Sebenarnya Ella lebih cantik dari Adel, tapi jutek dan garang penampilannya. Juga terkesan sangat dingin dengan pria meski diusianya kini seharusnya ia telah memiliki pasangan. Karena hampir semua teman wanitanya telah berumah tangga.

Fidelia memang memiliki kepribadian bertolak belakang dengan Adel. Bagai bumi dan langit, sungguh jauh berbeda.

Adel ramah pada siapa saja dan selalu tersenyum bila disapa. Sedang Ella justru sebaliknya. Bibirnya akan mengerucut manyun jika ada orang menegurnya terlebih bila yang menyapanya itu adalah seorang pria.

Ella hanya tamatan SMA. Dia tidak ingin melanjutkan pendidikannya kejenjang berikutnya dengan alasan otaknya sudah lelah untuk belajar.

Padahal semua itu ia lakukan agar Adel-lah yang meneruskan kuliah nanti karena Adel begitu bermimpi menjadi mahasiswi dengan cita-citanya yang melambung tinggi menjadi wanita karier meski kehidupan ktluarga mereka pas-pasan saja.

Itu sebabnya Ella memutuskan memilih bekerja meski hanya menjadi seorang SPG saja disebuah mall di kotanya tinggal. Bertekad mengumpulkan uang untuk membantu Adelia kuliah nanti. Alhasil, niatnya terwujud hingga Adelia bisa memakai toga kebanggaannya dan resmi menyandang predikat sarjana.

💕Awal Perkenalan Adelia dan Ramzy💕

Hujan tiba-tiba mengguyur bumi dengan derasnya tanpa aba-aba dipagi hari yang tadinya cerah. Membuat Adelia yang saat itu terlihat sangat anggun dengan blus berwarna mocca dan rok dibawah lutut berwarna coklat menjadi sedikit mengeryitkan dahinya karena agak kecewa.

Dikepitnya lagi map berwarna merah marun erat-erat. Khawatir jatuh tercecer sedangkan jalanan mulai basah dan becek.

Ya. Hari ini ia akan memenuhi panggilan interviewnya di sebuah kantor perusahaan yang bergerak dibidang retail.

Untuk itu ia berusaha berpenampilan serapi mungkin. Berusaha memberi kesan baik sebagai calon karyawan, jika diterima bekerja nanti.

Ia harus naik bus satu kali lagi untuk tiba ditempat tujuannya. Sayangnya ketika tengah menunggu bus, hujan turun.

Halte bis seketika penuh sesak dengan berbagai manusia yang berhamburan mencari tempat meneduh.

"Aduh!!!"

Adelia memekik ketika seseorang baru saja menabraknya hingga hampir terjelembab membuat map marunnya jatuh kebawah dan nyaris rusak terinjak-injak orang yang penuh sesak berdesakan jika saja tidak diambil cepat oleh seorang pria.

Pria yang sangat tampan. Membuat Adelia hilang fikiran termangu seketika.

"Hei nona! Ini mapmu, udah ga butuh lagi?" ujarnya beberapa kali membuat Adel tersentak meraihnya cepat-cepat. Merah merona seketika wajah Adel karena malu. Bahwa ia terciduk terpesona oleh ketampanan pria berkemeja biru donker itu.

Sayangnya pria itu justru melengos. Memalingkan wajahnya tanpa peduli ucapan terima kasih Adel padanya. Membuat senyum Adel sedikit kaku karena respon pria itu yang tidak bersahabat.

Adel faham. Orang ganteng mah bebas, itu pikirnya.

Hai, pembaca sekalian yang baik hati.....

Dukung tulisanku yaaaa.... Minimal dibaca, dilike dan dikomen. Lebih bagus lagi jika di vote juga. Heheheeee.....

Terimakasih atas waktunya mampir kekarya aku yang masih belum ada apa-apanya ini.

Terima kasih💕

💕BERSAMBUNG💕

AWAL PERTEMUAN ADELIA DAN RAMZY

Sombong banget sih, mentang-mentang ganteng. Uh!!!!! batin Adel gereget mencuri-curi pandang cowok tampan yang berdiri disebelahnya itu.

Bukan hanya Adel saja ternyata yang dibuat cukup gerah meski suasana pagi itu semilir angin berhembus cukup kencang diantara derasnya hujan. Ada beberapa cewek berseragam sekolah menengah pertama dan menengah atas juga tengah kasak-kusuk saling berbisik membicaraan cowok berkemeja biru donker yang cuek bebek itu.

Haiiissssh.....!!! Tampan bikin geger! Lama-lama ni halte bisa lumer gara-gara ketampanannya. Sayang jutek bener!!! Adelia hanya bisa bergumam dalam hati. Tak ada teman yang bisa diajaknya ghibah karena ga mungkin juga ia gabung dengan cewek-cewek ABG berseragam itu.

Adel hanya bisa menundukkan kepala. Memainkan sepatu pantofelnya yang baru ia beli dadakan kemarin.

Tak lama sebuah mobil Mitsubishi Pajero Sport berhenti tepat didepan halte.

Ternyata pria tampan itu yang bergegas setengah berlari masuk kedalam mobil. Dan berlalu tanpa permisi.

Waaaah..... Edaaan...!!!! Ganteng, kaya pula! Semua wanita seolah meneteskan air liurnya karena 'ngiler' berkepanjangan meskipun sang pria telah berlalu sedari tadi. Adel termasuk salah satunya tentunya.

Senyumnya menyungging agak sinis. Pikirannya penuh dengan suara-suara kekecewaan hatinya yang merutuk. Betapa kejamnya dunia ini. Hhhh.... Yang tajir dan tampan, pasti semakin terdepan. Yang miskin, jelek pula..... apalah daya. Hanya bisa mengelus dada.

Adel mendekap erat map merah marunnya. Hujan perlahan reda dan orang-orang yang tadi berdesakan mendiami halte satu persatu pergi dengan bis sesuai tujuan masing-masing.

Sementara Adel masih menunggu bis arah tujuannya lewat.

Memang sih, jam interviewnya sekitar pukul 8 pagi. Jadi masih ada waktu sekitar setengah jam lebih lagi.

Dan akhirnya Adelia bisa kekantor tempatnya melamar kerjaan tepat waktu.

Setelah mendapatkan ID card dari resepsionis yang cantik diruang depan kantor, Adel pun diarahkan untuk kelantai 3 gedung perkantoran. Karena dilantai itulah sesi interview karyawan baru dilaksanakan.

Adel celingak-celinguk mencari pintu lift. Dan....

Bruk!!!!!!!

"Maaf, saya sedang terburu-buru!"

Hhhh.... Apesnya hari ini! Udah tadi hampir jatuh dihalte bis karena ditabrak orang,... sekarang justru jatuh beneran juga karena ditabrak orang! Adel mengibaskan rambut sebahunya yang terurai indah sembari menyunggingkan senyumannya tanda ia baik-baik saja.

Eh????

Seorang cowok menarik kedua belah tangannya lembut. Membantunya berdiri dan masuk kedalam lift.

Cowok tampan yang tadi!

Seperti mengenali Adel, cowok itupun berdehem beberapa kali guna meredakan suasana yang agak canggung.

"Maaf ya!" katanya dengan suara pelan tapi jelas. Matanya menatap lurus pintu lift. Seolah tak berani menatap Adelia.

"Iya. Saya juga minta maaf, membuat hari Anda menjadi buruk. Hehehe..."

Adel berusaha mencairkan suasana dengan menjawab perkataannya secara guyon. Tapi sayang,.... gayung tak bersambut.

Yang diajak bercanda hanya diam seraya mengusap-usap tengkuknya yang jenjang dan indah ditumbuhi bulu-bulu halus.

Hhhh....!!!!

Adelia mengangguk pamit turun terlebih dahulu. Karena cowok itu menekan angka 5 tadi. Otomatis pintu lift terbuka dilantai 3 lantai yang Adel pilih.

Wajah cowok tampan itu sungguh mirip gunung es Greenland. Gunung es paling dingin yang dinobatkan tidak pernah mencair.

Adel hanya menghela nafas pendek setelah keluar dan pintu lift kembali tertutup. Berusaha menjaga kesopanannya agar tidak terkesan angkuh terlebih ini kali pertamanya masuk kegedung perkantoran ini. Dan dalam rangka interview penerimaan karyawan baru.

...

"Adelia Wilhelmina!"

Namanya akhirnya dipanggil juga setelah 6 gadis pelamar lainnya telah selesai interview.

Ternyata bukan hanya ia seorang, calon karyawan yang mendapat panggilan wawancara dikantor ini. Ada sekitar 13 orang.

Uffh!!! Angka sial. Dan Adelia memang termasuk orang yang percaya mitos. Karena menurutnya, mitos ada karena kejadian yang nyata dimasa lalu.

Semoga aku bisa lulus interview dan lolos menjadi calon karyawan. Melihat gedung perkantoran dan orang-orang yang bekerja disekitarnya terlihat enjoy dan bahagia. Begitu doa hatinya dengan khusyu'.

💕BERSAMBUNG💕

Please tinggalkan like juga komennya🙏Supaya saya semangat menulis novel ini🙏✌

💕Terima kasih💕

TERNYATA RAMZY......

Jeengggggg!!!!!!

Adel terkejut mendapati pria tampan tadi ternyata ada didalam. Diruangan wawancara calon karyawan bersama 3 orang lainnya sebagai penanya/penguji calon karyawan.

Seketika wajah Adelia berubah merah.

"Ah, maaf... Selamat pagi menjelang siang! Nama saya Adelia Wilhelmina. Sarjana Ekonomi angkatan 2018. Saya mendapatkan panggilan interview diperusahaan ini tepat hari ini pukul 8 pagi."

"Ya, silakan duduk!" kata salah seorang penguji yang sudah cukup tua tapi masih terlihat gagah.

Adelia duduk dengan jantung berdegub. Matanya berusaha fokus menatap kedepan. Menyaksikan pemandangan yang baru pertama kali ia lakukan. Melakukan sesi tanya jawab lamaran pekerjaan.

Adel sesekali menjawab dengan senyum tipis.

"Okey! Adelia Wilhelmina. Kamu resmi diterima dikantor ini sebagai Cleaning Service!"

Adel termangu. Begitu juga ketiga penguji yang lain, yang serempak memandang wajah pria tampan yang berbicara itu.

Glek! Cleaning Service???

Adel menelan salivanya.

"Kenapa? Ada yang salah dengan pekerjaan cleaning service?"tanyanya dengan wajah dingin kepada Adel.

"Tidak, pak! Semua pekerjaan baik, selama itu halal!" jawab Adel

"Okey! Good! Mulai besok kamu sudah harus masuk kantor sebelum pukul 7 pagi. Dan ingat, pekerjaanmu bersih-bersih seluruh kantor sebelum semua karyawan lain hadir. Bagaimana?"

"Dan satu lagi, gajimu UMR. Ada bonus jika pekerjaan kamu baik dan memuaskanku!"

Uhuk!!! Memuaskannya?

Jantung Adel kembali berdegub kencang. Matanya sedikit melotot.

"Hei! Bukan memuaskan tanda kutip ya! Maksudnya kinerjamu memuaskan. Paham???" Dia meralat ucapannya. Sepertinya pria tampan itu melihat kesalahfahaman dimata Adel.

Adel kembali menghela nafas. Agak lega.

Tapiiii... Ia melamar pekerjaan sebagai karyawan retail khan? Kenapa jadi ditempatkan sebagai Cleaning Service?

Memang tiada yang salah dengan cleaning service. Tapi, dengan ijazahnya sebagai sarjana ekonomi? Apakah itu pantas untuk dedikasinya sebagai seorang mahasiswa manajemen keuangan?

Adel hanya bisa menimbang rasa didalam hatinya. Gundah gulana.

Gimana ia bisa mengutarakan pada mama dan papanya kalau ia diterima bekerja diperusahaan retail terbesar tapi sebagai karyawan cleaning service. Hhhhh....!!!

Adel keluar dari ruangan interview dengan wajah ambigu. Antara senang dan sedih.

Ah, sudahlah...... Anggap saja ini pekerjaan batu loncatan. Sebagai seorang dewasa yang baru lulus kuliah dan tengah mencari kerja, tak apa pekerjaan cleaning service pun. Siapa tahu ia bisa bertemu banyak orang disini, dan belajar banyak juga soal dunia pekerjaan.

Adel berkata dalam hati, akan menutupi pekerjaannya sebagai cleaning service dari kedua orangtuanya.

Ia pun pulang dengan langkah riang. Bersyukur juga ia pada Tuhan. Selepas kuliah, langsung diterima bekerja diperusahaan besar. Meski hanya sebagai cleaning service.

"Apa yang salah dengan cleaning service? Toh banyak ratusan sarjana dimuka bumi ini yang masih pengangguran. Aku harus semangat dan banyak-banyak bersyukur!" kata Adel seorang diri.

Ia pulang kerumah.

"Mamaaaa!!! Assalamualaikuum...."

"Alaikumsalaaam...."

Diciumnya punggung lengan mamanya. Dipeluknya erat tubuh wanita yang paling ia cintai itu.

"Gimana? Sukses wawancaranya?"

Adel mengacungkan jempolnya sembari mengerjapkan matanya.

"Berkat doa mama. Adel diterima, maa! Mulai besok Adel bekerja."

"Alhamdulillaah.....! Ga sia-sia mama masak nasi uduk kuning hari ini. Mama bisa bagiin ketetangga kalo anak gadis mama yang nomor dua udah kerja diperusahaan besar."

"Maaa!!! Jangan pamer, ngomong macem-macem sama tetangga ya ma! Adel belum tentu jadi karyawan tetap. Masih masa percobaan!" Adelia mengingatkan mamanya. Malu rasanya ia kalau tetangga tahu ia cuma jadi cleaning service saja.

Mama memeluknya erat. Bangga pada anak perempuannya yang santun dan tidak suka sombong itu.

"Papa mana ma?"

"Ada tuh, dibelakang! Biasa.... Liatin tanaman-tanamannya!"

Papa Adel memang sudah pensiun dari pekerjaannya. Usianya sudah lebih dari 50 tahun. Makanya kini papa hanya sibuk dibelakang rumah. Membuat taman kecil dengan menanam berbagai macam tanaman mengisi hari-harinya kini.

💕BERSAMBUNG💕

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!