“Apa-apaan ini!”
Dalam gerbong kereta mewah, tampak seorang pemuda tampan sedang marah. Pemuda itu memiliki rambut hitam bagai tinta, iris mata yang berbeda dengan warna ungu di kiri dan emas di kanan. Kulitnya putih pucat, tetapi bukan itu yang membuatnya berbeda.
Ada dua tanduk hitam mengarah ke depan di kepala pemuda itu!
Tanduk itu tampak indah seolah terbuat dari kristal hitam. Namun di dalam kereta, bukan hanya dia yang terlihat berbeda. Di dekat pemuda itu, ada seorang gadis cantik dengan kulit putih pucat. Rambutnya berwarna perak sedangkan iris matanya merah bagai rubi. Telinganya juga runcing, berbeda dari telinga manusia biasa.
“Harap tenang, Tuan!” ucap gadis itu dengan nada sopan.
“Bagaimana bisa aku tenang? Kali ini mereka sudah keterlaluan!”
Pemuda itu tampak tidak senang. Menarik napas panjang, dia mencoba menenangkan diri. Hanya dalam beberapa napas, ekspresinya kembali tenang.
Paling tidak sekarang aku punya lebih banyak kebebasan.
Pemuda itu memikirkan sisi positif dari kejadian yang menimpanya. Identitas pemuda itu sangat spesial. Namanya adalah Luciel Dawnbringer, Pangeran ke delapan dari Kekaisaran Black Sun. Selain itu, dia juga memiliki identitas lain. Luciel Dawnbringer atau pemuda yang kerap dipanggil Ciel itu … seorang reinkarnator!
Apa yang dipikirkan para reinkarnator? Menjadi yang terkuat? Mendapatkan cinta sejati? Petualangan mendebarkan? Ciel bukan orang seperti itu!
Lahir sebagai pangeran sebuah kekaisaran besar di benua iblis, banyak hal didapatkan oleh Ciel. Namun dia tidak terlalu terobsesi dengan kekuasaan. Bisa hidup nyaman, aman, dan santai adalah tujuan hidupnya. Intinya … dia ingin menjadi pengangguran sukses!
Dalam lima belas tahun hidupnya, dia menyandang gelar ‘Useless Prince’. Ketika para saudara dan saudarinya pergi ke medan perang, atau bagi yang muda belajar dan berlatih dengan giat, Ciel melakukan hal lain. Berbelanja royal, bersenang-senang, dan tidur. Dia benar-benar hanya melakukan pemborosan!
Aku hanya ingin hidup dengan tenang dan damai. Apa yang salah dengan itu?
Ucapannya yang seperti itu membuat Kaisar marah. Belum pernah dalam sejarah Kekaisaran Black Sun ada pangeran seperti itu. Pangeran ke lima, meski tidak berbakat, dia berusaha sebaik mungkin dan bekerja keras melebihi saudara serta saudari lainnya. Sedangkan Pangeran ke delapan, dia benar-benar membuat sang Kaisar sakit kepala.
Bukan hanya sang Kaisar, bahkan Permaisuri ke tiga, Ibu Ciel benar-benar putus asa. Wanita cantik itu banyak menangis karena putranya yang tidak berguna. Dia mencoba berbagai macam cara untuk meyakinkan putranya, tetapi hasilnya nihil. Cara hidup Pangeran ke delapan yang luar biasa benar-benar tidak terhentikan.
Pada ulang tahun ke-15, Kaisar akhirnya memutuskan untuk memberikan sebuah wilayah kepada putranya untuk diurus. Dengan kata lain, Kaisar menendang Ciel keluar dari Istana Kekaisaran. Karena usia lima belas tahun dianggap sudah dewasa, alasan itu cukup untuk melakukannya.
Tentu saja, wilayah yang diberikan kepada Ciel adalah area yang sangat luas dan relatif aman. Meski ‘mengusir’ Ciel, Kaisar masih sangat menyayanginya. Hanya saja, dia tidak ingin melihat putranya merusak pemandangan dan membuatnya sakit kepala. Jika putranya ingin bermalas-malasan sampai mati, paling tidak dia tidak perlu melihatnya setiap hari!
“Cih! Paling tidak ada tempatnya aman dan nyaman.” Ciel bergumam sambil memejamkan mata.
“Apa anda merasa tidak nyaman, Tuan? Ada yang bisa saya bantu?”
“Tidak perlu.”
Ciel membuka mata lalu menoleh ke arah gadis yang duduk di dekatnya. Gadis cantik itu adalah budak dibeli olehnya pada hari ulang tahunnya yang ke sepuluh. Namanya Camellia, gadis itu adalah seorang Dhampir.
Dhampir dianggap sebagai setengah Vampir. Vampir itu sendiri memiliki derajat tinggi di antara klan iblis. Namun sebaliknya, Dhampir dianggap makhluk kotor yang tidak disukai oleh para iblis. Alasannya sederhana, karena mereka setengah manusia.
Dalam ras iblis, kemurnian sangat dijaga, khususnya untuk para bangsawan. Ras yang setengah-setengah sangat tidak diterima. Jangankan di benua iblis, di benua manusia pun sama. Mereka hampir tidak bisa diterima.
Alangkah bagusnya, Ciel adalah seorang reinkarnator dan tidak peduli hal semacam itu. Awalnya banyak orang yang tidak puas karena seorang pangeran memilih Dhampir sebagai seorang budak. Namun apa daya, mereka juga tahu kalau ada yang salah dengan kepala Pangeran ke-8 ini.
Bukan hanya orang luar, para saudara laki-laki Ciel juga sempat menegur pemuda itu. Untuk wajah para pangeran, mereka menyarankan Ciel untuk memilih seorang Dark Elf, Demon, atau Succubus sebagai budak. Namun Ciel menolak dengan keras karena suatu alasan. Pada akhirnya, mereka hanya bisa diam.
“Berapa lama lagi kita sampai tujuan, Camellia?”
“Kurang lebih kita akan sampai dalam dua hari, Tuan.”
“Pada akhirnya kita memerlukan waktu kurang lebih delapan hari untuk perjalanan. Ini sudah menggunakan rute tercepat.” Ciel menghela napas panjang.
Melihat ke luar jendela samping, Ciel sedikit terkejut dengan pemandangan di sekitarnya. Dia segera membuka jendela kecil di depan gerbong dan berkata kepada kusir.
“Kusir, kenapa kita menuju selatan? Bukankah rutenya salah?”
“Maafkan hamba, Pangeran. Hamba ini hanya menyelesaikan tugas. Ngomong-ngomong … kita akan sampai di Kota Black Lily dalam tiga atau empat hari.” Kusir itu berkata dengan ekspresi sopan.
“Kota Black Lily? Bukankah itu dekat dengan perbatasan selatan?” gumam Ciel dengan ekspresi serius.
“Bukankah itu memang wilayah yang segera anda miliki, Pangeran?”
Melihat kusir yang bingung, Ciel menyadari sesuatu. Dia langsung menoleh ke Camellia.
“Cari dokumen tentang pemindahan kekuasaan serta kepemilikan wilayah yang diserahkan oleh ayah kepadaku.”
“Baik, Tuan!”
Setelah beberapa saat, Camellia memberikan sebuah perkamen yang terbuat dari kulit Demonic Beast. Membuka perkamen, mata Ciel menyipit. Di sana tertulis indah segala sesuatu tentang kepemilikan wilayah dan semacamnya. Namun wilayah yang menjadi kepemilikannya berbeda dari sebelumnya.
Melihat perkamen itu, senyum buruk muncul di wajah Ciel. Dengan Kota Black Lily sebagai pusatnya, dia memiliki wilayah luas di bagian paling selatan Kekaisaran Black Sun. Alasan pemuda tersenyum bukan karena wilayahnya menjadi miskin atau semacamnya, justru kebalikannya. Wilayah itu sangat subur dan kaya!
Sebagai perbatasan wilayah selatan Kekaisaran Black Sun, tempat itu sangat subur, bahkan tidak berbatasan dengan kerajaan atau kekaisaran lain. Alasannya sederhana, tempat itu dekat dengan dua wilayah kaya, Blackwood Forest dan Black Cloud Mountains. Menurut buku yang dia baca, sebelah selatan Black Cloud Mountains adalah lautan luas.
Memang benar, kedua tempat itu sangat kaya dan memiliki berbagai tumbuhan serta mineral langka. Hanya saja, tempat itu sangat berbahaya. Dari pendapatan bulanan wilayah, di Kekaisaran Black Sun, selain Royal Capital hampir tidak ada yang bisa menyaingi calon wilayah milik Ciel itu. Namun, wilayah itu terkenal karena dekat dengan dua tempat berbahaya serta orang-orang yang sulit diatur.
“Bagus! Sangat bagus! Orang-orang itu sekarang mulai mencoba menyingkirkanku.”
Ekspresi Ciel menjadi dingin. Apa yang dia maksud dengan ‘orang-orang itu’ tentu saja dua ibu tiri serta pangeran lain. Karena tidak ingin dia mencampuri perebutan tahta, mereka benar-benar mengirimnya ke wilayah berbahaya untuk memakamkannya di sana. Mata pemuda itu memancarkan kilau dingin.
Aku, Luciel Dawnbringer … menerima tantangan ini!
>> Bersambung.
“Tuan. Apakah anda baik-baik saja, Tuan?”
Mendengar suara Camellia yang khawatir di telinganya, Ciel tersadar dari lamunannya. Dia menoleh ke arah gadis cantik itu lalu tersenyum misterius.
“Tidak apa-apa, Camellia. Aku hanya senang karena mendapat wilayah yang beberapa kali lebih ‘kaya’ daripada wilayah sebelumnya.”
Sebagai budak sekaligus pelayan yang mengurus kehidupan sehari-hari Ciel, Camellia tahu kalau tuannya sedang marah. Karena sering mengerjakan tugas milik tuannya, dia juga tahu kalau tempat yang mereka tuju berbahaya. Gadis itu menatap Ciel dengan ekspresi serius.
“Saya akan melindungi anda, Tuan!”
Mendengar janji Camellia, senyum dingin Ciel melembut. Dia meletakkan tangannya di atas kepala gadis itu lalu mengelus rambutnya.
“Kalau begitu aku akan mengandalkanmu, Camellia.”
“Baik, Tuan!”
Meski mengatakan demikian, Ciel sendiri tidak terlalu memperdulikan itu. Sebagai transmigrator, tentu saja dia memiliki rencananya sendiri sejak kecil. Sejujurnya, pemuda itu telah menutupi bakatnya sendiri.
Ciel mengetahui tingkatan kekuatan yang ada di dunia ini. Tingkat kekuatan dibagi dari level satu sampai sembilan. Level 1 dan 2 dianggap sebagai iblis tingkat rendah. Level 3 dan 4 dianggap sebagai iblis tingkat menengah. Level 5 dan 6 dianggap sebagai iblis tingkat tinggi. Level 7 disebut Iblis kelas Raja. Level 8 disebut Iblis kelas Kaisar. Sedangkan level 9, itu disebut kelas ‘Demi-God’.
Dalam setiap level juga dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap awal, menengah, dan akhir. Selain itu, dari yang Ciel ketahui, sulit bagi seorang iblis untuk menembus pembatas level. Seperti dari level iblis tingkat rendah ke menengah, dari menengah ke tinggi, dan seterusnya. Namun … menembus dari tingkat tinggi ke alam Raja dikatakan sangat sulit. Kebanyakan bangsawan iblis terjebak di sana.
Kenapa Ciel mengatakan sebagian bangsawan tentu saja karena kebanyakan Iblis biasa bahkan sulit untuk naik dari tingkat menengah ke tingkat tinggi. Selain membutuhkan banyak nutrisi, latihan, dan semacamnya. Ada hal yang dianggap sangat penting oleh para Iblis. Hal itu adalah bakat dan kemampuan bawaan.
Kemampuan bawaan adalah sebuah kemampuan yang terlahir bersama iblis. Orang yang paling mengetahui kemampuan bawaan adalah iblis itu sendiri. Banyak jenis kemampuan bawaan dari yang sangat kuat, sangat aneh, sampai yang tidak berguna.
Sebagai contoh ada kemampuan bawaan yang disebut ‘Shadow Control’, kemampuan bawaan itu meningkatkan afinitas pemilik kemampuan pada sihir bayangan dan kegelapan. Ada juga kemampuan bawaan seperti ‘Marsh Smeel’, kemampuan yang membuat pemilik memancarkan aroma busuk dan mengganggu lawan. Kemampuan yang dianggap tidak berguna.
Menurut Ciel sendiri, tidak ada kemampuan bawaan yang tidak berguna. Tergantung kepada penggunanya. Dia pernah membaca buku tentang kesatria iblis yang sangat luar biasa. Buku itu dipinjamkan oleh pangeran ke-5 untuk menyemangatinya.
Dalam buku, dikisahkan tentang Iblis yang memiliki kemampuan bawaan ‘Hardening’. Sesuai namanya, kemampuan itu bisa digunakan untuk mengeraskan kulit. Tentu saja, hanya sedikit mengeraskan. Namun di tangannya, setelah perjuangan dan latihan panjang, kemampuan sepele itu menjadi sangat mengerikan.
Menangkis senjata, menangkis sihir, orang itu menjadi sangat kuat seolah menjelma seperti senjata berjalan. Luar biasa mungkin kata yang pantas untuk menggambarkannya.
Dalam ras Iblis, selain ada berbagai kemampuan bawaan, terkadang juga ada kasus aneh. Jika biasanya iblis memiliki satu kemampuan bawaan, ada juga yang memiliki dua. Tentu saja, itu sangat jarang. Sedangkan tiga atau lebih, itu hanya ada dalam legenda. Kebetulan, Ciel juga memilikinya. Lebih tepatnya, tiga kemampuan bawaan.
Kemampuan bawaan pertama disebut Eye of The Lord. Dalam legenda, itu sudah diibaratkan sebagai mata Dewa. Fungsinya adalah untuk melihat kemampuan bawaan lawan, statistic, dan berbagai macam informasi tentang hampir seluruh benda.
Kemampuan bawaan kedua disebut Arcana Lord. Disebutkan kalau leluhur Ciel dari Kerajaan Black Sun adalah seorang ‘Fallen Angel’, Lucifer. Sebagai inkarnasi salah satu tujuh dosa besar ‘Pride’, Arcana Lord memiliki kemampuan untuk menggunakan segala jenis sihir. Berarti, penggunanya memiliki semua afinitas elemen sihir.
Kemampuan bawaan ketiga atau yang terakhir disebut Devour. Ibu Ciel adalah keturunan dari Kekaisaran lain. Leluhur mereka disebut sebagai Beelzebub. Sebagai inkarnasi salah satu tujuh dosa besar ‘Gluttony’, Devour memiliki kemampuan menyerap hampir semua jenis makhluk hidup dan mengubahnya menjadi energi untuk memperkuat tubuh. Dengan kata lain, tubuh yang sangat kuat bahkan melebihi ‘Hardening’ dalam cerita.
Memiliki tiga kemampuan legendaris dari leluhurnya, Lucifer dan Beelzebub, Ciel sama sekali tidak bodoh. Apalagi, dia adalah seorang reinkarnator. Pemuda itu tahu kalau dirinya memiliki potensi untuk berada di puncak dunia ini. Ya … hanya potensi.
Alasannya menyembunyikan diri sebagai Pangeran tidak berguna juga karena ini. Apa yang terjadi jika Kaisar tahu kalau dirinya memiliki bakat yang begitu luar biasa? Tentu saja bangga dan mengangkatnya sebagai Putra Mahkota! Hanya saja … apakah itu baik untuk Ciel?
Jawabannya jelas tidak. Sebagai anak kecil yang sangat berbakat, pasti para ibu tiri cemburu dan mencoba berbagai cara untuk menghabisinya. Setelah dia mati, Kaisar pasti akan marah, tetapi juga akan memaafkan istrinya karena mayat seorang jenius tidak bisa dianggap lagi sebagai jenius atau masa depan Kekaisaran Black Sun.
Itu hanya kemungkinan pertama. Bahkan jika para ibu tiri tidak membencinya, bagaimana dengan Kekaisaran atau Kerajaan lain? Melihat calon musuh potensial, mereka pasti memburunya bahkan sampai ke ujung dunia. Tidak mengizinkannya berkembang. Dia pasti mati muda!
Jalan satu-satunya adalah menutup diri dan bertindak sebagai sosok tidak berguna agar orang-orang tidak waspada kepadanya. Tentu saja, Ciel masih memanfaatkan berbagai kesempatan. Dia dianggap sebagai pemboros karena pilih-pilih makanan dan sering membelanjakan uang untuk makan enak.
Makan enak tentu saja dibuat dari bahan berharga seperti daging Demonic Beast serta berbagai tumbuhan langka. Hal seperti itu sangat berguna untuk memperkuat tubuhnya. Khususnya karena efek Devour, bisa dibilang Ciel naik level hanya dengan makan.
Sedangkan untuk latihan sihir, dia akan melakukannya di kamar saat sendirian. Dengan Eye of The Lord, pemuda itu memastikan kalau tidak ada orang yang mengawasinya. Baru setelah itu dia mulai berlatih mengendalikan mana dan juga berlatih sihir.
Untuk buku sihir sendiri, Ciel sering pergi ke perpustakaan Kekaisaran dan mengambil banyak buku sekaligus. Karena kebanyakan iblis memiliki satu atau dua afinitas sihir, tidak ada yang curiga saat dia mengambil buku sihir dari berbagai jenis elemen sihir. Mungkin di mata orang lain dia hanya ingin mencari buku yang akan dibaca ketika bersantai. Paling-paling, mereka akan merasa kasihan pada buku yang mungkin digunakan untuk alas cangkir teh Ciel.
Terlebih lagi, Ciel meminjam buku hanya dalam satu malam. Orang-orang mengira kalau dirinya tidak mungkin menghafal semuanya. Tentu saja mereka salah, karena dengan Eye of The Lord dirinya hampir memiliki memori foto. Mengingat hampir semua dalam sekali lihat.
Alasan Ciel bertindak sembunyi-sembunyi selain takut akan dihabisi, dia menyadari hal penting. Tidak ada di dunia ini yang bisa diandalkan kecuali kekuatannya sendiri. Bukannya dia tidak mempercayai ayah, ibu, dan orang-orang yang terlihat menyayanginya. Hanya saja dia ingin merasa aman dimana saja dan kapan saja.
Tentu saja, Ciel benar-benar tidak memperdulikan tahta Kaisar. Namun siapa yang akan percaya kepadanya?
Seperti sekarang, bahkan setelah bertindak sebagai Pangeran pemalas yang tidak menginginkan tahta, ada orang yang tidak menyukainya. Dia benar-benar dikirim untuk mati!
Hanya saja, mereka tidak tahu kalau yang dilakukan Ciel selama lima belas tahun kehidupannya tidak sia-sia.
Memikirkan rumitnya situasi dalam istana, Ciel diam-diam menghela napas panjang. Dia bersyukur bisa keluar dari tempat itu. Namun dia juga agak khawatir karena akan menghadapi berbagai bahaya yang tidak diketahui.
“Hidup ini benar-benar sulit,” gumam Ciel sambil menggeleng ringan.
Pemuda itu hanya bisa menyiapkan diri untuk menghadapi berbagai kemungkinan di depannya. Tanpa terasa, waktu berlalu begitu saja. Empat hari berjalan dengan lancar, Ciel akhirnya sampai di Kota Black Lily.
>> Bersambung.
“Akhirnya kita sampai.”
Melihat gerbang raksasa menuju kota, ekspresi Ciel tampak rumit. Bukannya dia tidak senang. Hanya saja, dia merasa ini terlalu berlebihan.
Ketika melihat seluruh wilayahnya dari peta yang dia bawa, Ciel merasa kalau sikap orang-orang di istana berlebihan. Wilayah yang dia miliki sama atau sedikit lebih luas daripada milik Marquis. Hal semacam itu pasti menarik banyak masalah.
Dalam Kekaisaran, ada tiga jenis bangsawan. Pertama, tentu saja keluarga Kekaisaran. Kedua, ada bangsawan tinggi yang meliputi Duke, Marquis, dan Count. Terakhir, ada bangsawan kelas bawah yaitu Viscount dan Baron.
Setiap bangsawan memiliki wilayahnya sendiri. Bahkan bangsawan tinggi juga diberi hak istimewa yaitu mengangkat bangsawan lain di bawahnya. Namun gelar bangsawan yang diangkat hanya berguna di daerahnya masing-masing. Contohnya, Marquis A mengangkat seorang Viscount. Viscount itu adalah seorang bangsawan di daerah Marquis A. Sedangkan saat berada di wilayah Marquis B, gelarnya tidak berlaku.
Kesimpulannya semakin tinggi derajat yang mengangkat seorang bangsawan, semakin berguna gelar itu. Seorang Duke dan Marquis mampu mengangkat seorang Count, tetapi derajat mereka berbeda. Kecuali tentang pembagian wilayah, gelar bangsawan hampir sama dengan gelar bangsawan Eropa di kehidupan Ciel sebelumnya.
Meski bisa mengangkat bangsawan, setiap bangsawan memiliki batas masing-masing yaitu delapan orang. Seorang Duke bisa memiliki 3 orang Marquis dan 5 orang Count di wilayahnya. Seorang Marquis bisa memiliki 3 orang Count dan 5 orang Viscount di wilayahnya. Sedangkan Count bisa memiliki 3 orang Viscount dan 5 orang Baron. Tentu saja, mereka semua tunduk pada satu Kaisar.
Di Kekaisaran Black Sun, wilayah dibagi menjadi lima bagian. Central Plain, bagian tengah yang paling kaya dan subur adalah wilayah yang dikelola keluarga Kekaisaran dan sering disebut Royal Capital. Empat wilayah lain yang sedikit lebih kecil daripada Central Plain dibagi berdasarkan arah mata angin dikelola oleh empat Duke di bawah Kaisar. Tentu saja, para Duke akan membayar banyak pajak setiap tahun.
Dari penjelasan itu, sudah jelas seberapa luas tanah yang dimiliki seorang Marquis. Setahu Ciel, wilayah yang diberikan kepadanya adalah miliki bangsawan yang dieksekusi karena mengkhianati Kekaisaran. Banyak bangsawan yang mendambakan lokasi yang kaya itu. Orang yang datang entah dari mana sepertinya dan langsung mengambil tempat pasti menjadi target kebencian.
Belum lagi, karena dirinya mendapat wilayah mandiri, Duke yang menguasai bagian selatan Kekaisaran kehilangan hampir seperempat wilayahnya. Ciel merasa sedang dipaksa menjadi gladiator dan disuruh melawan seekor singa raksasa di awal pertarungannya. Dia benar-benar sakit kepala.
Sial! Benar-benar penuh kebencian!
Ciel mengutuk dalam hati. Kalimat harapan tidak sesuai ekspektasi benar-benar masih berlaku di dunia ini. Ingin menjalani hidup santai tanpa banyak pikiran, sekarang dia malah mendapat banyak masalah yang membuat kepalanya terasa begitu berat.
Kekuatan Duke yang menjabat sendiri adalah iblis tingkat 6. Sedangkan ayahnya, sang Kaisar adalah iblis tingkat 7 (akhir). Mungkin tidak lama lagi untuk menembus tingkat 8. Kecuali Duke atau Kaisar dari generasi sebelumnya, tidak ada yang sekuat Kaisar sekarang.
Tiga mantan Duke yang pensiun adalah iblis tingkat 7, tapi Ciel tidak bisa memastikan mereka di bagian mana. Sedangkan kakeknya sendiri … monster tua itu benar-benar iblis tingkat 8. Untuk nenek Ciel, beliau telah meninggal sebelum dia lahir.
Biasanya Kaisar atau bangsawan akan memiliki beberapa istri dan selir, seperti ayahnya yang memiliki 3 orang istri. Namun kakeknya berbeda, beliau hanya memiliki seorang istri. Lelaki tua itu terkenal atas kebijaksanaan serta kekuatannya. Dia bisa dianggap salah satu Pahlawan dari ras Iblis.
Tentu saja … dia sangat membenciku. Terbuat dari bahan yang sama, bukannya menjadi permata … aku hanya menjadi arang tidak berguna.
Pikir Ciel saat mengingat lelaki tua itu. Sebagai Kaisar di era sebelumnya, kakeknya sedikit mengetahui pengetahuan dari leluhur dan menebak kalau Ciel membangkitkan Eye of The Lord. Alasannya sederhana, dirinya memiliki mata emas yang tampak indah.
Tentu saja Ciel langsung menolak. Awalnya sang kakek tidak percaya dan dirinya akhirnya dipukuli agar mengaku. Setelah menahan cukup lama, lelaki tua itu akhirnya menyerah. Iris matanya yang berbeda hanya bisa dianggap sebagai mutasi karena dalam legenda Eye of The Lord ditunjukkan dengan dua iris mata emas, bukan satu.
Meski pernah disiksa oleh kakeknya, Ciel tidak membenci dan sedikit kasihan pada lelaki tua itu. Pertama, dia kasihan karena telah memupuskan harapan kakeknya. Kedua, ayah dan ibu Ciel membenci sang kakek karena berpikir dirinya tidak ingin berlatih sebab trauma. Dirinya sendiri yang memilih menutup diri, tetapi kakek yang menjadi korban. Ya … Ciel agak menyesali itu.
Tapi lelaki tua itu bahkan sangat kejam terhadap cucunya sendiri!
Ciel mengutuk dalam hati. Dirinya sebenarnya sempat ingin membalas dendam tetapi akhirnya melupakan itu. Apanya yang balas dendam? Itu keberadaan tingkat delapan! Keberadaan puncak di dunia ini.
Alasan Ciel mengatakan itu karena dirinya belum pernah mendengar keberadaan Iblis tingkat Demi-God kecuali dalam buku cerita. Dia sendiri tidak yakin apakah keberadaan seperti itu hanya dibuat-buat atau nyata. Karena tidak terlalu mempengaruhi hidupnya, Ciel memutuskan untuk melupakannya.
“Kita telah sampai, Tuan!”
Mendengar suara Camellia, Ciel tersadar dari lamunannya. Melihat luar jendela, sebuah bangunan megah terlihat di matanya. Itu adalah kastil milik Marquis sebelumnya. Tentu saja, sekarang bangunan beserta isinya menjadi miliknya.
Sekarang, penghuni kastil telah ‘dibersihkan’. Dari keluarga Marquis dan orang yang bekerja di kastil, mereka dihapus. Jadi, orang yang bekerja di tempat ini adalah orang-orang baru.
Melewati gerbang, banyak ksatria yang berbaris untuk menyambut kedatangan tuan baru wilayah ini. Berhenti tepat di dekat anak tangga menuju kastil utama, pintu gerbong kereta dibuka oleh kusir. Ciel turun dari sana diikuti oleh Camellia.
“Terima kasih banyak atas kerja kerasmu, Pak Kusir.” Ciel berkata dengan ekspresi tenang. Membuat kusir itu terkejut, mungkin karena penampilannya berbeda dari yang orang itu ingat sebelumnya.
“Suatu kehormatan bisa melayani anda, Pangeran!” ucap kusir tua sambil membungkuk sopan.
“Untuk barang-barang yang dibawa, kalian bisa memindahkannya. Aku dan Camellia akan masuk terlebih dahulu.”
“Sesuai perintah anda, Pangeran.”
Di mata terkejut si kusir tua, Ciel dan Camellia masuk ke dalam bangunan kastil utama.
Melewati pintu raksasa, Ciel melihat banyak wanita cantik dengan pakaian pelayan berbaris di sisi kiri dan kanan lorong. Melihat kedatangannya, mereka semua langsung membungkuk hormat sambil berseru bersamaan.
“Selamat datang, Tuan!”
“Angkat kepala kalian,” ucap Ciel dengan ekspresi tak acuh. Melihat mereka bangkit dan menatapnya dengan ekspresi penasaran, dia melanjutkan, “Siapa yang bertanggung jawab di sini?”
Seorang Succubus dewasa yang amat cantik membungkuk sopan. “Hamba rendahan ini yang bertanggung jawab sebagai kepala maid, Tuan.”
“Nama?”
“Hamba ini disebut Isabella, Tuan.”
“Kalau begitu, bawa aku ke ruang kerja Marquis sebelumnya.”
“Anda baru saja tiba, bukankah lebih baik-“
“Lakukan saja yang aku katakan.” Ciel memotong ucapan Isabella dengan dingin.
Wanita itu tampak ketakutan sebelum membungkuk sopan. “Maafkan sikap hamba yang tidak sopan, Tuan. Jalan menuju ke ruang kerja, silahkan ikuti saya, Tuan.”
“Baik.”
Setelah berjalan cukup lama, mereka sampai di sebuah ruangan luas. Ada dua rak raksasa di bagian kiri dan kanan ruangan. Tentu saja, rak itu dipenuhi dengan buku. Di tengah ruangan, ada meja dan kursi untuk bersantai. Selain itu, ada meja kerja yang dekat dengan jendela besar.
Ciel berjalan mendekati jendela. Menatap pemandangan di luar, dia bisa melihat pemandangan Kota Black Lily. Selain karena bangunan ini tinggi, lokasi membangunnya juga berada di bukit yang tinggi. Jadi jarak pandang luas memang hal yang wajar.
Melihat kota makmur dan indah, Ciel menghela napas panjang. Matanya memancarkan kilau dingin yang tidak bisa dijelaskan.
“Karena sangat berharga, membuat terlalu banyak orang yang menginginkannya.”
>> Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!