NovelToon NovelToon

TUAN MUDA JANGAN CINTAI AKU

1

Prakkkkkkkk!

Suara tamparan yang begitu keras.

"Ayah... Tolong jangan pukuli Ibu lagi"

Cecilia berlutut memohon di kaki Ayahnya.

Ayahnya menendang Cecilia sampai kepalanya membentur keras ke meja makan. Cecilia menahan tangisnya karena telah terbiasa akan hal seperti ini yang selalu terjadi setiap hari.

Ayahnya setiap pagi akan pulang dalam keadaan mabuk dan memaksa ibunya untuk memberikan uang, padahal ibunya tidak mempunyai uang yang cukup karena hanya bekerja sebagai tukang cuci handuk disebuah salon.

"Ibu.."

Cecilia berlari memeluk ibunya.

"Minggir anak sialan, kalau tidak ingin melihat ibu terluka pergi sana cari uang sampai kau kaya. "

Ibunya menghempas tangan Cecilia dan pergi keluar dari rumah.

"Ibuuuu..."

Cecilia mengejar.

"Harus seberapa menyakitkan lagi ini? Harus setinggi apa ibu berharap ibu bahagia?"

Teriak ibunya di depan pintu, yang membuat mata tetangga tertuju pada mereka.

Cecilia masuk kedalam rumah membereskan segala kekacauan yang telah terjadi dirumah itu dan membiarkan ibunya pergi, Cecilia memungut pecahan beling botol minuman keras yang dipecahkan oleh Ayahnya.

Terkadang Cecilia berharap dia bisa menghilang dari dunia ini, dunia tampak begitu gelap baginya, orang lain menganggap hari-hari ini selalu indah tapi dia selalu merasa menderita, Cecilia sangat membenci takdirnya. Sementara Ayah dan Ibunya hanya menatapnya tanpa tau apa yang dia rasakan.

" Awwww.. "

Tangan Cecilia tertusuk pecahan kaca botol minuman itu.

Cecilia terduduk dan menangis mengingat betapa sial dan kacaunya takdir yang harus dia terima.

"Apa cuma aku manusia di bumi ini yang menyambut matahari dengan air mata? Apakah aku akan merasa lebih baik jika aku menghilang? Aku terlalu takut dengan orang-orang yang menatapku! "

Kata batin Cecilia.

Cecilia menguatkan dirinya lagi hari ini, karena pagi ini dia harus berkeliling lagi mencari lowongan pekerjaan,

Dia mengisi tas ranselnya dengan beberapa surat lamaran dan baju kerja paruh waktunya.

Cecilia tidak memiliki pekerjaan tetap, dia hanya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe saat siang hari dan sebuah swalayan di malam hari.

Tokk.. Tokkk. Took.

Bunyi ketukan pintu yang terdengar begitu tidak sabar.

Cecilia membukakan pintu.

"Hey ini rumah udah nunggak dua bulan!!!Gak tau malu, hutang ibu kamu juga banyak sama aku belum di bayar"

Teriak ibu yang punya kontrakan rumah yang mereka tempati.

"Baik bu nanti segera aku bayar"

Kata Cecilia.

Ibu itu lalu membanting keras pintu rumah Cecilia, penderitaan Cecilia ternyata tidak hanya sampai pada Ayah dan ibunya, tetapi dia harus menanggung semua yang seharusnya adalah tanggung jawab orang tua.

Cecilia pun pergi memulai paginya dengan berkeliling dan meninggalkan lamarannya di pos satpam beberapa perusahaan, sudah begitu banyak lamaran yang dia tinggalkan setiap pagi, tetapi belum ada panggilan, yang dilihat Cecilia adalah lamarannya akan dibuang satpam ke tong sampah, karena tidak memenuhi syarat pendidikan, dia hanya menghela nafas.

Cecilia hanya bisa melihat dan tidak berani marah, karena suatu hari di pagi itu dia bertengkar dengan seorang satpam karna lamarannya dibuang. Kata-kata satpam itu sangat menyakiti hatinya.

"Kalau gak ada pendidikan gak usah antar, cuma nambah sampah meja HRD".

Kata-kata itu yang selalu teringat di kepalanya.

Waktu sudah menunjukkan jam 10 pagi, Cecilia harus segera memulai pekerjaan paruh waktunya disebuah Cafe.

"Ehh udah datang? Itu kepala kenapa?"

Tanya Josua.

Josua adalah seorang pekerja paruh waktu yang juga bekerja di Cafe itu, Josua sambil berkuliah di sebuah universitas negeri di kota itu, dia bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya agar tidak terlalu membebani orang tua.

" Cecilia rapikan rambut kamu, katanya nanti Presdir ( President Direktur) yang punya Cafe ini mau datang, karena Cafe kita ada menu baru, jadi dia mau nilai menu itu dulu layak apa gak untuk di jual"

Kata Josua.

"Iya deh!!"

Kata Cecilia sambil berjalan keruang ganti.

Tak lama kemudian Big Bos yang dikatakan Josua pun datang, di luar jendela terlihat begitu banyak pengawal yang mengawasinya.

Namanya Niko dia seorang Presdir termuda diantara pengusaha besar di kota itu, Niko memimpin beberapa perusahaan besar di kota itu, mulai dari pusat perbelanjaan terbesar, Hotel, Restaurant dan beberapa Cafe yang memiliki banyak cabang dimana-mana . Dia dikenal sebagai Bos yang dingin, jarang berbicara dengan bawahannya kecuali masalah pekerjaan.

Manager Cafe dan staff pelayan cafe lainnya berdiri menyambut Presdir itu di depan pintu dengan membungkukkan badan mereka.

Sementara Cecilia dan Josua tetap bekerja seperti biasa melayani tamu Cafe, karena mereka hanya pekerja paruh waktu dan tidak terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung.

"Ce... Jangan melamun.. Nih anterin pesanan ke meja 25 ya!"

Suruh Josua yang telah menyiapkan kopi dan beberapa cemilan diatas nampan.

"Iya jo"

Jawab Cecilia dengan tatapan kosong.

"Kamu sakit ya? Sini biar aku aja yang anter"

Kata Josua mengambil nampan itu kembali dari tangan Cecilia.

"Gak usah Jo..aku baik-baik aja kok.. Biar aku aja yang anter"

Kata Cecilia tersenyum.

Cecilia yang berjalan sambil melamun tersandung saat berjalan oleh tali sepatunya yang lupa dia ikat.

Kopi yang ada di nampan Cecilia terlempar jauh mengenai baju Niko dan mengotori stelan jas yang ia pakai.

Manager dan para staff yang melihat hal itu terdiam dan terpelanga tak dapat berkata apa-apa.

"Biar aku bereskan pak.. Maaf pak.. Dia hanya pekerja paruh waktu, biar aku yang mengurusnya."

Kata Pak Kim pada Niko sambil menghusap-usap stelan Niko yang terkena kopi dengan sapu tangannya.

"Aduh kelar hidupmu ceeee"

Gumam Josua menepuk jidatnya.

"Lain kali kalau ingin memperkerjakan orang tolong periksa otaknya"

Kata Niko berdiri dari kursinya dan meninggalkan Cafe itu.

Cecilia yang merasa sangat bersalah dan takut di pecat mengejar Niko sampai keluar, Cecilia membungkuk-bungkukkan badannya berulang ulang dan memohon maaf.

"Maaf pak saya gak sengaja.. Jangan pecat saya"

Kata Cecilia memohon.

Niko tidak menjawabnya, membuka pintu mobil lalu pergi. Pak Kim manager Cafe itu memanggil Cecilia dan memecatnya saat itu juga.

Cecilia yang terbiasa dengan nasib sialnya tidak menangisi hari ini, dia mengambil barangnya dan berjalan keluar dari Cafe. Saat pejalanan kerumah, Cecilia melihat ada toko ayam goreng yang mencari pekerja paruh waktu sebagai pengantar ayam goreng. Senyuman Cecilia kembali karena dia di terima bekerja disana mulai besok.

Di perjalanan pulang dia membeli beberapa bahan makanan untuk dimasak di rumah dengan sisa upah yang di berikan oleh Pak Kim. Sesampainya Cecilia dirumah dia memasak untuk makan malam orang tuanya dan kembali pergi bekerja menjaga swalayan yang berada dekat dengan komplek rumahnya.

Kring..

Bunyi pintu toko terbuka.

"Ayah ambil ini sebotol, bayar pakai gajimu"

Kata Ayah Cecilia mengambil sebotol bir dari toko itu.

Cecilia membiarkannya karena itu juga sudah biasa terjadi.

2

Tak terasa pekerjaan paruh waktu Cecilia sudah berakhir dan kembali kerumah saat hampir tengah malam, sesampainya di rumah, dia hanya melihat ada Ayahnya yang terbaring di lantai pintu masuk didalam rumah. Pelan-pelan dia melangkahi Ayahnya agar tidak membangunkannya.

Langkah Cecilia terhenti, tanpa sengaja dia menendang botol minuman Ayahnya yang masih penuh. Ayahnya terbangun dan marah besar, Ayahnya mendorong Cecilia sampai terjatuh, Ayahnya mengambil selimut menutupi badan Cecilia lalu menginjak-injaknya.

"Anak sialan"

Teriak Ayahnya.

Cecilia tidak melawan dan hanya terdiam pasrah di injak-injak oleh sang Ayah.

"Apa yang kau lakukan? Pergi kau!!!!"

Teriak Ibu Cecilia mendorong Ayahnya saat baru kembali dari luar.

"Kalian berdua memang manusia sialan"

Kata Ayahnya pergi keluar dan membanting pintu.

Ibunya membuka selimut itu dan melihat Cecilia sudah terluka di wajah dan memar di tubuhnya.

"Kenapa tidak kau bunuh saja Ayahmu?"

Kata ibunya menangis sambil memukul-mukul lengan Cecilia.

"Ibu aku udah siapin makan malam, makanlah!"

Kata Cecilia berdiri mencoba tersenyum sambil berjalan ke kamar.

"Awwww... Fuhh... Fuhh...

Cecilia mengobati dan meniup-niup lukanya, perutnya juga terlihat memar kerena terkena tendangan dari Ayahnya.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Keesokan harinya.

Hari ini hari pertama Cecilia bekerja paruh waktu sebagai pengantar pesanan di sebuah toko ayam goreng.

" Permisi... Saya pekerja paruh waktu baru, mohon kerjasamanya"

Kata Cecilia memperkenalkan dirinya.

" Cecilia ini ada pesanan ayam goreng ke Circle Office, tolong antarkan"

Kata Pak Digo dari bagian penerima pesanan di toko ayam itu.

"Baik pak"

Jawab Cecilia bersemangat, karena ini pesanan pertamanya.

Cecilia melajukan motor ayam goreng nya dan sampai di kantor perusahaan tersebut. Cecilia masuk dan melapor di kantor depan.

"Bu ini ada pesanan ayam goreng"

Kata Cecilia kepada receptionis di kantor itu.

"Langsung aja ya antar ke lantai 15 ruangan Presdir"

Kata receptionis itu.

"Oh oke bu!"

Jawab Cecilia.

Cecilia masuk kedalam lift dan menekan tombol lantai 15, ruangan itu seperti ruang pribadi, karpet indah yang menutupi semua lantai, lampu kristal yang menggantung di atap-atap ruangan itu dan vas mahal yang berjejer di koridor ruangan. Cecilia melihat seorang lelaki membelakangi Cecilia duduk diatas meja menggunakan setelan, lelaki itu terlihat sedang menelpon seseorang sambil memandang keluar jendela.

Cecilia berdiri di depan meja itu tanpa memberi kata-kata karena tidak mau mengangu penbicaraan lelaki itu di telfon. Saat lelaki itu selesai berbicara dan menutup telpon nya, dia memutar badannya dan terkejut melihat ada wanita berdiri mematung di depannya.

Cecilia juga terkejut dan sontak langsung menutup kaca helmnya.

"Ya ampun dia Niko si presdir yang kmaren, mampus aku"

Kata Batin Cecilia panik.

"Pak ini pesanan ayam gorengnya"

Kata Cecilia meletakkan kotak ayam goreng itu di atas meja kerja Niko lalu berbalik berjalan cepat.

"Tunggu sebentar, aku seperti mengenali wajahmu"

Kata Niko mendekati wajah Cecilia.

Cecilia menunduk menyembunyikan wajahnya.

"Duhhh gawat nih akuuuu... Tuhan plisss slamatin aku dari kondisi ini"

Serunya dalam hati.

Kriiiiingggg. Kriiiiing.....

Bunyi telepon kantor Niko.

Cecilia mengambil kesempatan itu untuk melarikan diri dari Niko, Cecilia cepat-cepat pergi dari sana dengan seribu langkah dan kembali ke toko ayam goreng.

"Huhhh... Aduh terimakasih Tuhan masih melindungi aku"

Kata Cecilia dalam hati menarik nafas panjang dan mengelus dadanya .

"Pak maaf.. Bisa gak saya bertukar rute pak? Tidak harus mengantar ayam ke arah distrik Argani (Pusat perkotaan disana) atau tidak ke kantor itu lagi? "

Kata Cecilia memohon pada pak Digo untuk berganti rute agar tidak bertemu dengan Niko lagi.

"Tidak bisa, rute lain sudah di isi semua, memangnya ada masalah apa saat kau mengantar kesana, jangan membuat masalah ce, itu pelanggan tetap kita,Presdir disana menyukai ayam goreng kita, dia gak pernah skip sehari pesan ayam goreng"

Jelas Pak Digo.

Cecilia terkejut mendengarnya, itu sama saja dia harus datang tiap hari mengantar ayam goreng kesana.

Drrttt... Drtttt..

Ada pesan masuk dari Josua di handphone Cecilia.

📩 Josua

Ce... Kita makan siang sama yuk.. Aku tunggu di tempat biasa.

Isi pesan Josua membuat janji makan siang dengan Cecilia.

Jam waktu makan siang pun tiba, Cecilia datang ke tempat biasa dia makan siang dengan Josua.

"Ce.. Gimana? Udah dapat kerjaan baru gak?"

Tanya Josua sambil mengunyah makan siangnya.

"Udah Jo. Jadi tukang anter pesanan ayam goreng.. Hufffff... Tapi..."

Cecilia menundukkan kepalanya.

"Tapi apa?"

Tanya Josua penasaran.

"Pelanggan tetap nya pak Niko. Tadi aku anter ayam goreng langsung ke ruangan nya, hampir aja aku ketahuan. Kalo sampe dia tau, mungkin aku bakal di maki-maki"

Kata Cecilia menutup wajahnya.

"Seperti takdir ya... Hahahaha"

Kata Josua tertawa.

"Takdir apa?? Orang susah, jelek, miskin dan sial kayak aku gini ni. Gak ada yang namanya takdir yang baik"

Kata Cecilia sambil tertawa kecil.

Saat mereka sedang menikmati makan siangnya tiba-tiba Josua melihat ada keributan di seberang jalan, banyak orang berkerumun disana.

"Ribut apa sih itu, liat yuk"

Ajak Josua.

"Ngapain liat begituan, pergilah liat sendiri"

Kata Cecilia.

Josua yang penasaran pergi melihat keributan yang terjadi di sebrang jalan, tak berapa lama kemudian Josua kembali berlari ke dekat Cecilia dengan nafas yang terengah-engah karena terkejut dengan apa yang telah dia lihat.

"Ce... Itu yang ribut di sebrang ibu kamu sama cowok gatau siapa! Cepetan deh.. Liat cepat...

Kata Josua menarik tangan Cecilia.

Cecilia panik bergegas dan meninggalkan makanannya yang baru habis sedikit.

" Lelaki kurang ajar!! Aku tidur semalaman dengan mu tapi kau menipu ku, kau tidak membayarku"

Teriak ibu Cecilia menunjuk - nunjuk wajah lelaki yang menjadi lawannya bertengkar.

Cecilia terkejut mendengar perkataan ibunya dan datang mendekati ibunya.

"Ibu.. Aku mohon udah.. Jangan membuatku malu"

Kata Cecilia memegang pundak ibunya dari belakang dan air mata menetes di pipinya.

Ibunya terkejut melihat Cecilia ternyata berada diantara kerumunan orang yang melihat dia. Cecilia menarik tangan ibunya untuk pergi dari sana.

"Kenapa?? Kenapa kalian liat-liat!? Bubarrrrr!!!"

Teriak ibunya menunjuk orang orang yang berkerumun melihat dia.

"Ibu.. Apa yang sebenarnya ibu kerjakan? Apa Ibu menjual tubuh ibu?"

Tanya Cecilia menarik tangan ibunya menjauh dari tempat itu.

"Emangnya apa lagi yang bisa Ibu lakukan hah???? Menjual kamu!??"

Teriak Ibunya menghempas tangan Cecilia yang menggengam tangan Ibunya. Lalu Ibunya pergi begitu saja meninggalkan Cecilia.

Josua berlari mengejar Cecilia yang sudah terduduk di trotoar jalan.

"Ce.. Udah ya, yang sabar ce"

Kata Josua memeluk Cecilia.

"Aku malu Jo kalau Ibuku sampai harus menjual dirinya Jo, apa kata orang nanti Jo? Aku banyak menanggung malu dari Ayah dan Ibuku Jo"

Cecilia menangis di pelukan Josua sejadi-jadinya.

Hati Cecilia sangat terlukai saat mengetahui Ibunya adalah seorang kupu-kupu malam, rasanya Cecilia tidak punya tenaga lagi untuk pulang kerumah dan melihat wajah Ibunya. Sepanjang hari Cecilia hanya bisa melamun memikirkan apa yang telah dilakukan oleh ibunya. Tapi bagaimanapun Dia adalah tetap Ibu Cecilia. Lagi-lagi dia mencoba berlapang dada untuk menerima pekerjaan Ibunya itu.

3

Josua dan Cecilia adalah teman dekat sejak mereka masih duduk di bangku sekolah, Josua terlahir dari keluarga sederhana, dia anak sulung yang memiliki empat orang adik yang semuanya masih sekolah. Itu sebabnya mengapa Josua harus bekerja sambil kuliah . Sebenarnya Josua sudah menyukai Cecilia sejak lama, tetapi Josua tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan nya karena takut persahabatan mereka akan menjadi renggang karena hal itu, lagipun Cecilia terlihat nyaman dengan hubungan persahabatan mereka. Apalagi kehidupan Cecilia yang sudah begitu berat, Josua memutuskan untuk selalu ada di samping Cecilia hanya sebagai sahabat yang selalu ada untuk Cecilia.

"Jo.. Udah waktunya kerja lagi nih.. Nanti kita bisa dimarahin lagi kalo telat"

Kata Cecilia tersenyum dan menghapus air mata di pipinya.

"Ce.. Kamu udah gak papa?"

Tanya Josua khawatir.

"Enggak kok jo.. Gak papa"

Jawab Cecilia tersenyum tipis.

"Yaudah Ce selamat kerja ya.. Jangan melamun, lamunan mu itu menimbulkan masalah"

Kata Josua meledek Cecilia mencoba menghiburnya.

Josua pun pergi kembali ke tempat dia bekerja, begitu juga dengan Cecilia.

Sesampainya Cecilia di toko ayam goreng tempat dia bekerja, pak Digo langsung memanggil Cecilia.

"Ce.. Ini ada pesanan lagi ke apartment sebelah Circle, disana ada apartment bernama Diamond. Ini nomor apartment nya ya"

Kata pak Digo memberikan pesanan yang harus di antar Cecilia.

"Baik pak"

Jawab Cecilia sambil menyiapkan pesanan itu.

Cecilia melajukan motor ayam gorengnya dan pergi ke apartment yang di katakan oleh Pak Digo.

Ding... Dong...

Cecilia memencet bel pintu depan kamar apartment tersebut .

Tak lama kemudian seorang wanita cantik dengan tubuh yang sangat indah membukakan pintu itu, sambil berbicara di telfon dengan seseorang.

"Wahhh... Andaikan aku secantik dan sekaya wanita ini"

Batin Cecilia melihat wanita itu dari atas sampai kebawah berulang-ulang.

"Tolong bayar"

Kata Wanita itu pada seorang lelaki yang juga berada di dalam apartment itu.

Cecilia mengintip dari sela pintu yang terbuka penasaran melihat siapa lelaki yang ada bersama wanita cantik itu. Cecilia terkejut ketika dapat melihat Pria itu dan menutup kaca helmnya.

"Astaga pak Niko lagi?? Dalam sehari mesan ayam goreng dua kali untuk apa dia"

Dalam hati Cecilia.

Niko berjalan menuju pintu dan Cecilia mulai gemetar, sesaat Niko memberikan uang itu, dia segera berbalik badan dan berjalan dengan cepat.

"Terimakasih pesanannya"

Kata Cecilia menyamarkan suaranya dan berjalan cepat.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

"Pak Digo.. Itu tadi tempat tinggalnya si Presdir Niko yang itu ya? “

Tanya Cecilia penasaran.

" Iya.. Mereka bisa 2 sampai 3 kali memesan ayam dalam sehari"

Jawab pak Digo.

"Hah? Seorang presdir pesan ayam goreng dari toko kecil seperti ini? Memesan lebih dari 2-3 kali dalam sehari? Gimana dia habisin itu ayam ya?"

Batin Cecilia bertanya-tanya akan keanehan pelanggan nya yang mengerikan itu sambil membereskan beberapa kotak ayam goreng untuk diantar ke tempat lain.

Tak terasa Cecilia berkeliling hari ini mengantar begitu banyak pesanan ternyata sudah waktunya jam pulang kerja untuk Cecilia. Cecilia mendatangi Pak Digo untuk bernegoisasi agar upahnya dibayarkan harian saja, karna Cecilia membutuhkan uang setiap hari untuk membeli bahan makanan.

" Pak Digo.. Bisa gak kalau saya minta upah harian, soalnya saya butuh duit pak untuk belanja sehari-hari "

Kata Cecilia dengan wajah sedikit memelas.

"Boleh.. Boleh.. Ini saya bayar upah kamu hari ini, kamu udah bekerja dengan baik, tepat waktu, dan tidak ada komplain dari pelanggan."

Kata Pak Digo sambil memberikan uang pada Cecilia.

"Makasih banyak ya Pak... Makasih..."

Cecilia membungkuk-bungkukkan badannya berterimakasih pada pak Digo.

Cecilia berjalan dengan senyuman dan berlari - lari kecil menuju swalayan tempat dia bekerja.

Dia berdiri di depan meja kasir dan memegang duit yang dia dapat dari toko ayam goreng hari ini.

"Hah... Nanti bisa belanja untuk buat masakan di rumah"

Kata Cecilia bernafas lega.

Kring..

Bunyi pintu toko terbuka

"Selamat datang"

Kata Cecilia membalikkan badannya menyambut orang yang baru masuk ke dalam toko.

Sontak Cecilia kembali merasa lesu karena melihat orang yang masuk ke dalam toko itu adalah Ayahnya. Ayahnya seperti biasa mengambil sebotol minuman dari rak di toko tanpa membayarnya. Ayahnya yang juga melihat Cecilia sedang memegang uang di tangannya, uang itu kemudian di rampas oleh Ayahnya.

"Ayah jangan.. Itu untuk belanja kita makan malam"

Kata Cecilia memohon berlutut di kaki Ayahnya.

"Halahhhh... Cari lagi.. Kau kan bisa bekerja siang malam, uang segini aja di permasalahkan.. Sana... Cari lagi... "

Kata Ayahnya mendorong badan Cecilia, Ayahnya kemudian pergi keluar dari toko itu.

Tak berapa lama setelah Ayahnya keluar dari pintu, sang pemilik toko yang sudah mengintip kejadian itu dari luar datang menemui Cecilia.

"Ce.. Itu gaji kamu udah gak cukup bayarin minuman yang selalu bapak kamu ambil"

Kata pemilik toko pada Cecilia dengan raut wajah marah.

"Maaf bu, saya gak papa kerja disini gak di gaji, kekurangan nya nanti saya akan coba tutupi"

Kata Cecilia menundukkan kepalanya.

"Tutupi gimana?? Yang ada kalo tiap hari gini, aku juga bisa rugi"

Kata Ibu pemilik toko itu menunjuk-nunjuk wajah Cecilia dan pergi.

Cecilia merogo saku dan melihat dompetnya, tidak ada sepeser uang pun yang tersisa disana, sementara perut Cecilia sudah terasa lapar. Setiap akan menutup toko Cecilia akan menyortir roti-roti yang sudah kadaluarsa untuk dibuang. Cecilia yang merasa sangat lapar pun memakan roti itu dan membawa pulang sebagian untuk Ibunya.

"Tanggal kadaluarsa nya baru hari ini, daripada di buang, mending aku makan ini aja"

Batin Cecilia sambil menutup toko lalu pulang kerumah.

Sesampainya di rumah, Cecilia membuka pintu rumah dan tidak ada siapa-siapa di dalam rumahnya, dia meletakkan roti yang dibawanya dari toko diatas meja makan. Cecilia segera membersihkan dirinya dan masuk kedalam kamar tidur. Saat baru akan memejamkan matanya terdengar Ibu Cecilia membuka pintu kamar Cecilia dengan pelan. Dia duduk di sebelah Cecilia yang berpura-pura tertidur dan mengelus lembut kepala Cecilia.

"Ce... Ibu gatau lagi harus bagaimana menyelamatkan kehidupan kita. Maafkan Ibu yang berdosa ini. Maafkan ibu yang jahat ini. Maafkan ibu yang membuat malu ini, Ibu rasanya ingin mati saja, mungkin dengan ibu menghilang dari bumi ini Ibu bisa mengurangi beban hidupmu, Ibu tak sanggup lagi melihat Ayahmu yang semakin hari semakin mengerikan. Ibu gak tahan Ce.. Ampuni Ibu nakkkk. "

Kata ibunya dengan suara pelan dan menangis.

Cecilia yang pura-pura tertidur mendengar itu membuka matanya perlahan, Cecilia merampas racun yang di pegang oleh Ibunya.

" Ibu tolong jangan lakukan ini, siapa temen aku di dunia ini kalo ibu ninggalin aku"

Cecilia menangis dan menahan tangan Ibunya yang berusaha mengambil kembali racun itu dari tangan Cecilia.

"Biarkan ibu menghilang Ce... Untuk apa Ibu hidup menjadi beban"

Ibu Cecilia menangis sejadi-jadinya memukul-mukul dadanya.

Cecilia lalu memeluk Ibunya erat dan mencoba untuk menenangkannya. Malam itu rasanya begitu berat untuk mereka lewati,Cecilia tetap memeluk ibunya sampai akhirnya Ibunya perlahan mulai merasa tenang dan perlahan memejamkan matanya lalu tertidur.

"Huh...aku sendiri pun tidak tau apa yang sebenarnya aku rasakan, apa yang sebenarnya aku jalani, hatiku sudah terlalu kebal untuk menerima ini semua".

Kata batin Cecilia yang duduk di sebelah jendela kamar sambil menatap langit dan tidak dapat tertidur karena takut ibunya akan melakukan hal yang nekat lagi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!