NovelToon NovelToon

Legenda Pendekar Pedang; Xiuhuan

Prolog

Menjadi hebat, kuat dan terkenal adalah cita-cita semua orang. Di Pulau Niao, Kerajaan Han. Jika kamu ingin hebat, maka kamu harus menjadi seorang Pendekar Pedang.

Apa itu Pendekar Pedang?

Pendekar Pedang adalah dimana seseorang telah menjalin kontrak dengan Roh pedang.

Apa itu Roh Pedang?

Roh Pedang adalah makhluk gaib dimensi lain atau disebut juga dengan siluman. Siluman ini bisa berubah wujud menjadi pedang yang bisa digunakan oleh empunya. Biasanya ketika seseorang telah berkultivasi dan mencapai Pendekar Pedang tahap lima maka dia bisa membuka gerbang dimensi melalui alam bawah sadarnya. Setelah memasuki alam bawah sadar, Roh Pedang akan mendatangi kultivator.

Roh Pedang dapat memprediksi kecepatan kultivator dalam berkultivasi. Sehingga mereka yang jenius akan didatangi banyak Roh Pedang dan kultivator hanya bisa memilih satu yang terkuat menurutnya. Roh Pedang yang lebih terang menandakan dia siluman yang kuat dan sebaliknya yang bercahaya redup berarti siluman lemah.

Adapun jenis-jenis Roh Pedang:

*Cahaya merah menandakan siluman berunsur Api, contoh Phoenix dan Salamander.

*Cahaya Biru menandakan Siluman berunsur Air, contoh Naga air, Hiu dan Ikan Mas.

*Cahaya Hijau menandakan Siluman berunsur Angin, contoh Naga angin, Bangau dan Elang.

*Cahaya Putih menandakan Siluman berunsur Es, contoh Rubah putih, Beruang kutub dan Elang kutub.

*Hitam menandakan Siluman berunsur Tanah, contoh Harimau, Singa dan beruang.

Setiap unsur memiliki kelebihan masing-masing dan jenis siluman juga mempengaruhi kehebatannya. Yang paling utama adalah tingkat kultivasinya, semakin tinggi maka semakin kuat juga Roh Pedangnya.

Adapun tingkatan kultivasi adalah dari tahap 1-100, atau disebut Pendekar Pedang tahap satu dan seterusnya. Setelah kultivasi berada dipuncak atau Pendekar Pedang tahap 100, maka mereka akan melalui ujian percobaan melewati petir malapetaka. Disinilah banyak Pendekar Pedang yang meninggal karena beratnya cobaan itu, namun jika berhasil mereka akan naik ke alam Immortal dunia Dewa.

Usia sepuluh tahun, anak-anak akan menetaskan Rongqi di alam bawah sadar mereka. Rongqi adalah wadah yang menampung Qi disaat berkultivasi. Rongqi ini akan membesar setiap naik tahapan yang ditandai dengan badai petir menyambar didalamnya beberapa saat. Semakin tinggi tahapannya makin lama proses kenaikannya.

Pendekar Pedang tahap satu, Rongqi di alam bawah sadarnya cuma setetes saja, sementara Pendekar Pedang tahap 50 memiliki Rongqi seluas danau besar. Pendekar Pedang tahap 100 memiliki Rongqi seluas samudera.

Roh Pedang yang sudah menjalin kontrak akan otomatis tinggal di dalam Rongqi. Jika Pendekar ingin bertarung tinggal membayangkan saja, maka roh Pedang akan keluar dengan sendirinya.

***

10.000 tahun lalu, Wei Xiuhuan lahir di kota Hua. Sebuah kota kecil di daratan selatan pulau Niao, kerajaan Han.

Pada saat itu, pulau Niao masih terhubung dengan daratan utama. Namun, kerajaan-kerajaan besar di sana suka berperang memperebutkan sumberdaya. Hal itu juga berdampak pada Kerajaan Han yang menjadi rebutan Kerajaan dari daratan utama.

Awalnya Pulau Niao hanyalah provinsi dibawah naungan Kerajaan Han, tetapi wilayah Kerajaan Han di daratan utama habis dicaplok oleh Kerajaan besar. Karena tak sanggup lagi melawan, demi masa depan Kerajaan Han. Raja Kerajaan Han memutuskan melakukan tehnik terlarang dengan menyegel Pulau Niao dari dunia luar. Sehingga kini Kerajaan Han berubah menjadi Kerajaan tertutup, seperti memiliki dunia sendiri.

Tehnik itu mengorbankan nyawa ribuan Pendekar Pedang tahap 50-100, sehingga kejadian itu disebut abad kekosongan. Karena yang tersisa kini cuma Pendekar Pedang tahap 49 kebawah saja.

Wei Xiuhuan waktu itu berusia sepuluh tahun, ayahnya merupakan tetua di Sekte Teratai Biru. Karena merasa tak akan hidup lagi, ia memberikan Plakat Tetua padanya. Supaya kelak ia menjadi penerusnya menjadi tetua di Sekte Teratai Biru.

Sepeninggalan ayahnya, Wei Xiuhuan masuk ke Sekte Teratai Biru. Ketika membuka gerbang dimensi, Wei Xiuhuan didatangi banyak Roh. Beberapa diantaranya bercahaya terang dan satu Roh langka, namun cahayanya redup yang menandakan ia siluman tingkat rendah.

Wei Xiuhuan ragu-ragu, tetapi Roh langka itu sangat jarang. Wei Xiuhuan memutuskan mengambilnya dan menjalin kontrak. Roh itu adalah Roh Sidat Listrik atau Belut Listrik.

Karena Roh Sidat Listrik cuma tingkat rendah, tak ada tetua yang mau mengambilnya menjadi murid. Dengan perasaan sedih Wei Xiuhuan kembali ke Clan Wei, karena tidak diterima di Sekte Teratai biru.

Ketua Clan Wei mengusir Wei Xiuhuan karena hanya memiliki roh sampah saja. Wei Xiuhuan kecil-pun berkelana kesana-kemari. Kedua orangtuanya telah meninggal akibat ikut dalam menyegel Pulau Niao, tak ada lagi tempat berteduh untuknya.

Namun, keberuntungan memihak pada Wei Xiuhuan. Walaupun kultivasinya lambat, di sebuah tempat dibagian tengah Pulau Niao terjadi perang antar sekte. Wei Xiuhuan mengumpulkan banyak emas dari mayat-mayat Pendekar Pedang yang tewas bergelimpangan.

Wei Xiuhuan membeli banyak sumber daya dengan emas-emas itu. Hingga abad malapetaka kembali muncul seratus tahun kemudian. Abad malapetaka adalah pemberontak kepada Kerajaan yang dilakukan oleh beberapa Sekte besar. Para Sekte itu serentak menolak membayar upeti.

Sistem pemerintahan Kerajaan Han adalah memberikan Sekte yang mengatur beberapa kota, tergantung kekuatan Sekte itu. Yang kuat memakan yang lemah, beberapa Sekte membuat aliansi, sedangkan yang lain menginduk pada Sekte yang lebih kuat.

Kerajaan Han yang lemah itu kemudian melakukan tindakan tegas dengan bantuan Sekte Pedang Surgawi, Sekte terbesar di ibukota.

Mereka menghancurkan banyak Sekte yang tak mau tunduk pada Kerajaan Han.

Setelah perang panjang selama 50 tahun. Semua pihak sepakat untuk berdamai, mereka bersedia membayar upeti 30% dari penghasilan Sekte kepada Kerajaan Han. Kerajaan Han kemudian memberikan 5% upeti itu pada Sekte Pedang Surgawi, karena berkontribusi besar dalam perang ini. Akhirnya beberapa ratus tahun kemudian Sekte Pedang Surgawi menjelma menjadi Sekte nomor satu di Pulau Niao.

Sementara itu Wei Xiuhuan menanggalkan nama Clan Wei yang melekat padanya dan hanya memakai nama Xiuhuan saja, karena ia telah diusir Clan-nya sendiri.

Xiuhuan satu-satunya kultivator berumur panjang, karena ketika ia mencoba melewati petir malapetaka. Xiuhuan selalu gagal, namun tak mati karena Roh Sidat Listrik malah menyerap petir-petir itu.

Karena putus asa tak tahu mau ngapain lagi. Xiuhuan memutuskan menikah saja, namun Xiuhuan ternyata mandul, sehingga hubungannya dengan istrinya menjadi renggang.

Namun, ada hal lucu, istrinya ketahuan selingkuh dengan Pendekar Pedang nomor Lima di Sekte Pedang Surgawi. Dia juga tetua di Sekte terkuat di Kerajaan Han itu.

Xiuhuan orangnya pemalas dan jarang mau bekerja kalau tak kepepet, makanya ia tak terkenal walaupun kuat. Hingga suatu ketika, istrinya dicegat oleh perampok. Tetua Sekte Pedang Surgawi yang kebetulan lewat menolongnya. Dia terpesona dengan kecantikan istri Xiuhuan yang lumayan cantik.

Istri Xiuhuan itu kemudian curhat tentang kebiasaan suaminya yang pemalas dan dia yang selalu banting tulang dengan berjualan makanan keliling kampung.

Tetua Sekte Pedang Langit itu sangat geram. Dia mengajak istri Xiuhuan kabur bersamanya dan memulai hidup baru.

Seorang tetangga Xiuhuan mendengar percakapan mereka dan melaporkannya pada Xiuhuan. Dengan sangat emosi Xiuhuan mengejar mereka. Terjadilah pertarungan diantara kedua Pendekar Pedang itu. Karena Kultivasi Xiuhuan lebih tinggi beberapa tingkat. Tetua Sekte Pedang Surgawi itu tewas mengenaskan. Istri Xiuhuan sangat terpukul melihatnya dan bunuh diri di hadapan Xiuhuan.

Xiuhuan sangat terpukul dan merasa bersalah, dia kemudian memutuskan menyendiri berkultivasi selama 200 tahun, tetapi lagi-lagi Xiuhuan gagal melewati Petir Malapetaka.

Karena bosan menyendiri terus, ia kemudian kembali ke masyarakat dan sering mengawal pedagang ke berbagai kota untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hingga suatu ketika ia berjumpa dengan Ketua Sekte Teratai Biru yang dikepung Assasin Pendekar Pedang tahap 80 yang jarang ditemukan di Kerajaan Han ini. Sebab setelah abad kekosongan jarang sekali Pendekar Pedang yang melewati Pendekar Pedang tahap 70.

Ketua Sekte Teratai Biru yang dikepung itu saja cuma berada di Pendekar Pedang tahap 65. Dia merupakan orang terkuat di kota Hua.

Xiuhuan menemukan ide, ia masih menyimpan Plakat tetua milik ayahnya dulu. Dengan beberapa gerakan saja Xiuhuan telah membunuh Assasin itu.

Ketua Sekte Teratai biru itu sangat berterimakasih kasih padanya. Namun, Xiuhuan meminta hadiah padanya.

Ketua Sekte itu bingung, sebab ia tak membawa banyak uang dan menawarkan Xiuhuan menjadi tetua di sektenya. Keberuntungan kembali datang pada Xiuhuan. Tanpa diminta pun kini ia telah menjadi tetua.

Dengan berpura-pura berat hati, Xiuhuan menerima tawaran itu, Xiuhuan memberikan syarat untuk merahasiakan kekuatannya. Karena ia akan menurunkan tingkat kultivasinya ke Pendekar Pedang tahap 50 saja.

Ketua Sekte Teratai biru setuju dengan usulan itu dan mereka kembali ke kota Hua. Namun, di sana Xiuhuan kembali berulah, ia tak menerima murid apapun selama dua puluh tahun berada di sana. Dia cuma makan gaji buta, walaupun sedikit. Sebab Sekte Teratai biru menerapkan sistem marketing, di mana semakin banyak murid yang berkontribusi maka tetuanya juga akan mendapat banyak bonus dan begitu sebaliknya. Tak heran tetua yang paling berkontribusi akan membangun asrama muridnya yang lebih mewah. Berbeda dengan Xiuhuan yang hanya menempati rumah bekas yang tak ditempati lagi di bagian paling belakang Sekte.

...~Bersambung~...

(Revisi terakhir, 2/9/2021)

Catatan,

Bagi pembaca baru Pendekar Pedang Sidat Listrik. Sesuai di sinopsis, saya sedang merevisi beberapa chapter. Kalau kalian membaca, tetapi sifat Xiuhuan agak mesum, berarti itu belum direvisi. Satu lagi saya akan menulis tanggal pada bab yang telah direvisi.

Alur dan cerita tetap sama, hanya sifatnya saja yang berubah. Jadi, tak perlu tunggu revisi selesai untuk membaca bab selanjutnya.

Semoga terhibur dengan bacaan novel ini. 😁

...*...

...*...

...Kunjungi juga Novel Baru author berjudul ...

...“Fang Yuan”...

Tetua Keenam

Kota Hua merupakan kota kecil yang terletak di ujung selatan Pulau Niao dan merupakan wilayah paling terpencil di Kerajaan Han. Kota ini terkenal juga penyuplai Ginseng kuning, salah satu sumber daya untuk berkultivasi.

Namun, akhir-akhir ini sering terjadi pencurian di ladang ginseng kuning dan juga perampokan pada kereta barang yang berdagang ke kota Zhongshan. Kota terdekat di wilayah tengah.

***

Pagi-pagi perut Xiuhuan sudah berbunyi, tetapi tak ada lagi uang di kantongnya. Xiuhuan pun, memutuskan pergi ke aula misi untuk menghasilkan uang. Xiuhuan memperhatikan misi-misi yang ditempel di dinding, ia kemudian mengambil misi yang mudah yang seharusnya dilakukan oleh para murid pemula.

Sekte Teratai Biru mengkategorikan murid menjadi empat macam, yaitu:

Murid pemula, Pendekar Pedang tahap 5-10

Murid biasa, Pendekar Pedang tahap 11-15

Murid senior, Pendekar Pedang tahap 16-20

Murid Utama, Pendekar Pedang tahap 21-30

Setelah mencapai Pendekar Pedang tahap 31, mereka resmi lulus dari Sekte dan kembali ke Clan masing-masing. Namun, mereka tetap terikat dengan Sekte dan harus membayar upeti 10% dari pendapatan mereka setiap tahun.

"Tetua keenam ... jangan mengambil misi untuk kami. Kenapa kau tak mengambil misi yang sulit saja?" Murid pemula yang merupakan anak asuh tetua Xiao Liu, tetua wanita satu-satunya di Sekte dan disebut juga tetua kedua. Karena ia terkuat kedua dan tentunya muridnya juga kedua paling banyak.

Tetua pertama adalah Xiao Lang, kakak dari Xiao Liu. Tetua ketiga Zhang Fei, tetua keempat Wei Cong, tetua Kelima Lei Ho dan tetua terakhir adalah Xiuhuan. Sedangkan ketua Sekte adalah Tang Yin.

***

Xiuhuan memandangi murid dari Xiao Liu itu. "Terus kenapa? Kau mau mengadu pada kekasihku itu?" Xiuhuan malah bercanda.

"Siapa kekasihmu!" Sosok wanita cantik muncul dibelakang Xiuhuan. Penampilannya tampak seperti gadis remaja saja. Eits ... sebenarnya ia adalah perawan tua berumur 50 tahun.

Pendekar Pedang tahap 50 keatas akan mengalami proses peremajaan kulit. Namun, itu hoki-hokian juga, ada yang kembali ke bentuk remaja, ada yang kepala tiga dan kepala empat. Tang Yin, ketua sekte malah berpenampilan sepuh, sekitar lima puluhan, di umurnya sekarang yang sudah mencapai 135 tahun. Umur rata-rata Pendekar Pedang yang telah melewati level 50 adalah 200 tahun paling lama. Kecuali Xiuhuan yang memiliki kondisi khusus, walaupun dia gagal pada Petir Malapetaka, ketika mencoba untuk naik ke tahap Immortal untuk menuju alam Dewa. Xiuhuan tetap selamat berkat Roh Sidat Listrik yang menyerap petir-petir itu.

"Salam tetua kedua ...." Para murid pemula memberi hormat.

"Ah ... bidadari, kah? Sepertinya aku sedang mabuk, aku pamit dulu." Xiuhuan pura-pura linglung, karena wanita cantik didepannya ini sangat membenci dirinya.

Xiao Liu sangat menolak pengangkatannya sebagai tetua keenam. Karena selama ini hanya ada lima tetua dari zaman berdirinya Sekte ini. Namun, tiba-tiba Ketua Sekte mengangkat orang yang tak jelas asal-usulnya. Apalagi selama ini Xiuhuan tak membawa kontribusi apapun pada Sekte.

Tang Yin tetap kukuh pada pendiriannya dan mengacuhkan semua keberatan para tetua itu.

"Tetua keenam!" bentak Xiao Liu.

"Ada apa tetua kedua yang cantik tiada tara ...," goda Xiuhuan.

"Ikut aku!" Xiao Liu berjalan ke arah aula utama.

Xiuhuan tersenyum masam, ia merasa aura yang dikeluarkan oleh Xiao Liu cukup serius. "Apa dia sangat membenciku, ya?"guman Xiuhuan mengekor dibelakang Xiao Liu menuju aula utama.

Sesampainya di sana, Xiao Liu lansung menghampiri Ketua Sekte. "Ketua dia harus dikeluarkan dari Sekte. Dia cuma mencoreng nama baik kita saja!" Xiao Liu mengeluarkan unek-uneknya.

Tang Yin bingung berbuat apa, di satu sisi ia membutuhkan kekuatan Xiuhuan dan disisi lain Xiuhuan malah membuat dirinya sendiri dibenci oleh orang lain. Hampir seluruh orang di sekte membencinya, karena ia sering berhutang dan malas mengerjakan misi.

"Apa kau tak bisa berubah tetua keenam?" Tang Yin tetap lunak pada Xiuhuan, membuat Xiao Liu cemberut.

"Padahal aku mau mengambil misi tadi, tapi tetua kedua malah menyeretku kemari." Xiuhuan mengelak disalahkan.

"Misi matamu ... kau malah mengambil misi murid pemula!" Xiao Liu geram sekali mendengar alasannya.

"Tenang dulu tetua kedua!" Tang Yin menenangkan Xiao Liu yang sudah geram sekali pada Xiuhuan. "Begini saja tetua keenam, jika kau nanti tak mendapatkan murid pada bulan depan di penerimaan murid baru. Dengan berat hati kau harus meninggalkan Sekte ini."

"Apaaaaaaaa!" Xiuhuan terkejut sekali, padahal selama ini ia selalu dibela oleh Tang Yin. Sehingga ia besar kepala.

Xiao Liu puas sekali mendengar pernyataan ketua Sekte. Dia yakin tak akan ada murid yang mau menjadi gurunya.

"Hah ...." Xiuhuan menarik nafas dalam-dalam. "Baiklah, aku akan mengambil beberapa murid nanti," kata Xiuhuan lesu.

Kemudian mereka keluar meninggalkan aula utama.

"Hehehe bersiaplah tetua keenam! Kemaskan saja barang-barangmu, supaya bulan depan tak repot-repot lagi berkemas dan lansung cabut saja dari sini. Kau pun tak malu pada tetua lain,” ejek Xiao Liu.

"Oo, kau meremehkan aku, ya?" Xiuhuan tak terima diledekin.

"Sampah! tetaplah sampah!" Xiao Liu meledeknya kembali.

"Bagaimana kalau kita bertaruh?" Xiuhuan tersulut emosi menantangnya bertaruh.

"Kau mau taruhan apa? Uang saja tak punya!" ejek Xiao Liu kembali.

"Terserah kau mau ngapain jika aku kalah, tetapi jika aku menang ... hehehe." Xiuhuan tertawa jelek sambil melirik seluruh tubuh Xiao Liu.

"Hei apa yang kau perhatikan!" Xiao Liu marah.

"Tentu saja taruhannya. Jika aku menang kau cukup melayaniku semalam penuh hehehe!" Xiuhuan tertawa mengejeknya. "Bagaimana? Berani?" tanya Xiuhuan.

"Baik ... aku terima!" jawab Xiao Liu tersulut emosi. Xiao Liu tak memikirkan akibatnya, ia terlalu terbawa arus.

"Oke ... deal!" Xiuhuan menyalami Xiao Liu.

"Kenapa dia malah senang? Apa aku sudah masuk perangkapnya?" guman Xiao Liu kepikiran dengan taruhan mereka ini.

Dia kemudian membayangkan kalah taruhan dan ditiduri oleh monster seperti Xiuhuan, walaupun sebenarnya ia tampan, tetapi rumor mengatakan dia sudah nikah diam-diam dengan tetua aula kitab dan seorang penjual tahu.

"Hei kalian! Kemari dulu!" Tang Yin keluar dari aula utama menghampiri mereka.

"Ada apa tetua?" tanya Xiao Liu, sementara Xiuhuan malah senyum-senyum sendiri membayangkan tidur bersama Xiao Liu.

"Ehemm ...." Tang Yin menyadarkan lamunan Xiuhuan. Xiuhuan kemudian berhenti tersenyum dan menunggu instruksi dari Tang Yin. "Aku akan menugaskan kalian berdua menghantar upeti ke ibukota. Sekalian menghadiri acara penerimaan murid baru Sekte Pedang Surgawi. Mereka mengundang kita, tahulah mereka pasti pamer. Karena seluruh anak berbakat di Kerajaan Han ini pasti masuk ke Sekte mereka."

"Aku tak mau pergi bersamanya!" sela Xiao Liu menunjuk muka Xiuhuan.

"Kalau benci jangan ditunjuk mukanya dong, bikin sakit hati tau." Xiuhuan merasa Xiao Liu sudah berlebihan membencinya. Karena ia merasa tak pernah mengusik Xiao Liu. Namun gadis itu selalu saja mencari-cari kesalahannya.

Xiao Liu kemudian diam, ia tak menyangka Xiuhuan akan serius menanggapinya. Padahal selama ini ketika ia meledeknya, Xiuhuan akan tertawa saja menanggapinya.

"Sudahlah ... jangan bertengkar terus! Kalian itu sudah tua walaupun fisik kalian muda." Tang Yin kembali harus mendamaikan tikus dan kucing ini. "Tetua lainnya sedang melakukan misi, cuma kalian berdua saja yang tak ada kerjaan. Besok kalian berangkat. Nanti aku berikan uang transportasi."

Xiuhuan hanya diam saja, ia yakin jika ikut bicara. Xiao Liu pasti akan mengoceh terus. Lebih baik pura-pura merajuk dan itu berhasil membuatnya diam.

"Baik ketua ... aku undur diri dulu." Xiao Liu pamit pergi. Sementara Xiuhuan tetap berdiri di tempatnya.

"Kenapa kau masih disini?" tanya Tang Yin bingung.

"Uang transportasinya sekarang saja!" seru Xiuhuan tanpa malu sedikitpun. Padahal tadi Tang Yin mengira ia sedang merajuk. Kemudian Tang Yin memberinya sepuluh koin emas.

Xiuhuan tersenyum lebar, ia berencana menuju tempat hiburan. Sekalian menuju restoran mewah, karena sudah lama ia tak makan enak.

Emak-Emak Cantik

Xiuhuan keluar dari lingkungan Sekte Teratai Biru. Dia senang sekali mendapat 10 keping emas dari Ketua Sekte. Sambil berjalan keluar, ia memikirkan mau ke mana lagi hari ini.

“Tetua keenam, apa kau akan ke rumah bordil?” sapa dua murid senior yang berjaga di pintu gerbang Sekte.

"Hei ...." Xiuhuan menunjuk mereka dengan mata melotot. "Apa kau tidak diajarkan Xiao Liu untuk sopan santun! Mana mungkin orang sebaik aku ke rumah bordil."

"Maaf tetua ...." Kedua murid senior itu bersujud memohon ampunan. "Kami bersalah pada tetua! Silahkan tetua hukum kami!"

"Sudahlah ... ayo berdiri, kali ini kalian kuampuni. Besok-besok jangan diulangi lagi."

Xiuhuan kemudian pergi ke arah kota Hua dengan suasana hati yang kacau, dia mulai merasa apakah terlalu lembek menjadi tetua, sehingga beberapa murid mulai kurang ajar padanya.

Memikirkan hal itu, membuat kepala Xiuhuan pening dan memutuskan ke rumah bordil untuk menemui manager rumah bordil yang merupakan istri ketiganya. Namun, belum banyak yang mengetahui itu, kecuali ketua Sekte dan tetua kitab yang merupakan istri pertamanya.

Xiuhuan masih ragu-ragu untuk memasuki rumah bordil, karena sekarang masih pagi, takutnya ada yang melihatnya masuk ke sana dan dia menjadi pembicaraan di dalam Sekte Teratai Biru.

“Ah, ke tempat Shan Yuncan sajalah,” gumam Xiuhuan berbalik arah.

***

"Hei, Xiuhuan mana hutangmu?" Shan Yuncan berpura-pura menagih hutang padanya, karena mereka menikah secara diam-diam juga. Janda beranak satu itu belum siap tinggal seatap dengan Xiuhuan yang bergaji kecil itu. Namun, ketampanan Xiuhuan, tetap membuatnya meleleh.

"Aduh ... bolehkah aku bayar setelah pulang dari ibukota? atau kau mau jatah batin?" goda Xiuhuan mendekatinya. Dia menepuk bokong semok Shan Yuncang yang telah berusia kepala tiga itu. Namun, kecantikannya tak kalah dengan gadis-gadis muda lainnya, walaupun ia selalu berdandan sederhana.

"Kau ini ...." Shan Yuncan berpikir sejenak. Sudah sebulan ini, Xiuhuan tak pernah datang malam-malam ke rumahnya, setelah mereka digerebek kepala desa. Namun, Xiuhuan berhasil kabur dan Shan Yuncang beralasan sedang berbicara sendiri saja di rumah—makannya terdengar berisik.

Beberapa tetangga tak percaya dengan ucapannya, tetapi mereka tidak memiliki bukti, kalau janda beranak satu itu membawa pria ke dalam rumahnya.

"Bagaimana?" tanya Xiuhuan bingung, sebab Shan Yuncan cuma mengemaskan dagangannya saja, tanpa menjawab pertanyaan darinya.

"Jangan keras-keras bicaranya. Nanti tetangga dengar, kau pergi ke rumahku sekarang. Nanti jendela akan aku buka." Shan Yuncan menebar senyum genit.

"Dasar emak-emak genit!" bisik Xiuhuan pergi menuju rumah Shan Yuncan. Sesampainya di rumah Shan Yuncan. Dia melompat ke atas pohon mangga dekat jendela kamar. Xiuhuan tak ingin ada orang yang melihatnya. Tak terbayang jika tetua, orang yang sangat dihormati itu, tiba-tiba ketahuan meniduri janda dan diarak keliling kota, walaupun sebenarnya mereka sudah menikah secara diam-diam. Pasti penduduk tidak akan percaya dengan alasan itu.

Beberapa saat menunggu, tiba-tiba jendela kamar terbuka. Dengan sigap Xiuhuan menerobos masuk dan menutup kembali jendela kamar itu.

Shan Yuncan telah terbaring di ranjang. Dia berpose menggoda dengan senyum genit. "Ayo cepat kau lakukan! Aku sudah tak sabar ini." Shan Yuncan menarik tangan Xiuhuan ke pelukannya.

"Jangan buru-buru, kau masih bau kacang tahu! Mandi dulu sana!" sahut Xiuhuan mendorong tubuh Shan Yuncang, ia buru-buru ke dapur mencari makanan. Lumayanlah mendapatkan makanan gratis, tanpa harus memberi nafkah materi, cukup nafkah batin saja sesekali.

"Ah, aku tak mau, cepat lakukan. Nanti anakku datang, sebentar lagi ia pasti akan pulang, karena melihat lapak daganganku kosong." Shan Yuncan menghempaskan Xiuhuan ke ranjang. Kini Shan Yuncan berada di posisi atas.

"Kau agresif sekali, tak ada romantis- romantisnya. Pantaslah anakmu botak!" ejek Xiuhuan.

"Apa hubungannya bodoh ...." Shan Yuncan kemudian mengeksekusi Xiuhuan.

Dia hanya pasrah saja. "Jeng ... jeng ...jeng." Kameranya kemudian mengarah ke langit pertanda siaran sedang disensor.

***

Setelah olahraga ekstrim mereka selesai, Xiuhuan kemudian makan gratis di rumah Shan Yuncan. Walaupun cuma ada lauk sederhana, tetapi Xiuhuan makan dengan lahap.

“Jangan dihabiskan bodoh!” Shan Yuncan mengekerutkan keningnya. "Anakku belum makan tahu, apalagi akhir-akhir ini hasil penjualan tahu menurun drastis. Mungkin orang-orang sudah mulai bosan, apalagi banyak restoran berdiri di dekat lapak jualanku.”

Shan Yuncan menghela nafas panjang memikirkannya. Kalau tahun lalu ia masih bisa santai-santai, karena suaminya seorang pedagang. Namun, suaminya ketahuan selingkuh dengan wanita muda desa sebelah dan Shan Yuncan memutuskan bercerai dengannya.

Sebagai wanita dewasa ia mulai kesepian dan enam bulan yang lalu dengan bercanda mengajak Xiuhuan menikah, karena hutangnya sudah menumpuk.

Tanpa basa-basi Xiuhuan setuju dengan ajakannya. Dia sendiri sempat tercengang, bagaimana Pemuda tampan itu mau menjadi suaminya.

Tak lama berselang anaknya, Fat Kai datang.

"Paman ... kenapa kau ada di rumahku?" tanya anak kecil berusia delapan tahun itu.

"Paman membantu ibumu, dia butuh tenaga Paman." Xiuhuan menjawab pertanyaan anak kecil itu dengan santai.

"Tenaga apa paman?" tanyanya lagi penasaran.

"Tenaga dalam, seperti yang ayahmu lakukan," jawabnya santai.

Shan Yuncan sangat marah mendengarnya dan ansung menjewer telinga Xiuhuan dan mengusirnya keluar.

"Astaga ... aku hanya bicara jujur saja. Habis manis sepah dibuang!" keluh Xiuhuan sambil mengambil tiga keping emas dari kantongnya. “Ini semoga cukup sampai aku kembali dari Kota Tianwu. Aku berencana mencari uang sampingan nanti di sana.”

“Hmm, tumben sekali kamu menjalankan kewajibanmu sebagai suami,” sahut Shan Yuncan tersenyum lebar dan mengecup bibir Xiuhuan dengan buas. Bahkan anaknya sampai tercengang melihatnya.

“Sampai jumpa!” Xiuhuan mendorong wajah Shan Yuncan, karena takut ketahuan tetangga. Apalagi si botak, Fat Kai sangat ribut menarik tubuh ibunya, karena cemburu melihat ibunya malah bermesraan dengan orang lain.

***

Ketika Xiuhuan menuju Sekte, ia melewati Kedai teh milik Xiao Xia, kakak dari Xiao Liu. Kakaknya itu seorang janda cantik, yang sangat terkenal di kota Hua. Banyak orang yang sudah melamarnya, namun semua ditolaknya.

Xiao Xia dulu menikah dengan seorang Pendekar Pedang tahap 80 dari Sekte Pedang Surgawi. Xiao Xia sendiri juga alumni dari sana. Dia berada di Level Pendekar Pedang tahap 63 sekarang. Termasuk orang yang disegani di kota Hua.

Suaminya dikabarkan tewas ditangan assasin. Hingga sekarang, tak ada yang mengetahui motif pembunuhan itu. Xiao Xia sangat sedih sekali dan memutuskan kembali ke kota kelahirannya.

Xiao Xia kemudian membuka kedai teh sepuluh tahun lalu. Dia kemudian mengundang banyak tokoh penting di kota Hua dan mengadakan jamuan makan malam diikuti dengan minum-minum arak saat malamnya.

Entah direncanakan atau tak disengaja. Xiuhuan yang mabuk kemudian melakukan olahraga malam dengan Xiao Xia. Ketika paginya mereka berdua kaget, sudah tidur bersama dan tak ada sehelai benangpun yang tertinggal di badan mereka.

Xiao Xia tak menceritakan kejadian itu, karena ia malu sekali dan Xiuhuan juga setuju untuk tutup mulut dengan syarat, ia mendapatkan gratis teh dalam sekali sebulan. Xiao Xia dengan terpaksa menerima tawaran itu.

"Halo ... Nyonya Xia. Apa kabar?" sapa Xiuhuan ketika melihat Xiao Xia sedang berdiri di pintu kedainya.

"Tak mampir dulu sayang ...," goda Xiao Xia.

"Kapan-kapan saja, aku takut nanti tergoda dengan kecantikanmu itu." Xiuhuan membalas menggodanya.

"Ayolah kemari dulu, aku akan mentraktirmu minum teh untuk menemaniku hari ini." Xiao Xia kembali mengajaknya.

"Hmm, tak biasanya ia memaksaku. Apa ada orang yang mengganggunya?" gumam Xiuhuan memasuki kedai teh Xiao Xia.

"Sungguh terhormat melayani tetua keenam Sekte Teratai Biru." Xiao Xia merangkul tangan Xiuhuan.

"Tentu saja sayangku, kau tambah cantik saja," goda Xiuhuan. Ternyata ada Lima Pendekar Pedang tahap 40 di sana.

"Hahahaha ... kau romantis sekali tetua." Xiao Xia mencium pipi Xiuhuan.

"Dasar iblis betina ini, dia mau melempar masalahnya padaku," gumam Xiuhuan.

Padahal bila Xiao Xia mau, dengan mudah ia akan mengalahkan mereka, tetapi ia tidak melakukannya, karena menjaga profilnya sebagai wanita anggun yang disegani di kota Hua.

Xiao Xia kemudian menyuguhkan teh pada Xiuhuan. Dengan senyum lebar, Xiuhuan meminum teh itu. Apalagi ada beberapa roti juga dihadapannya, tentu makanan gratis tak boleh disia-siakan.

...~Bersambung~...

*****

Revisi terakhir: 14-9-2021

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!