NovelToon NovelToon

Jodoh Sang Duda

Bab 1 - Adik kecil

Setiap orang pasti mempunyai jalan hidup masing-masing, begitupun dengan Bumi Perkasa.

Terbiasa hidup di dalam keluarga berada, segalanya selalu ada tanpa harus repot-repot berusaha. Menjadi anak tunggal dari seorang pengusaha membuat Bumi selalu hidup bergelimang kemewahan serta kasih sayang.

Tapi semua berubah saat dengan tiba-tiba papa dan mama memberitahu Bumi mengenai sesuatu. Waktu itu Bumi yang menginjak usia lima belas tahun dan sudah kelas tiga Sekolah Menengah Pertama dikejutkan dengan berita bahagia dari papa dan mama nya bahwa tak lama lagi akan mempunyai anak lagi.

Tentu saja Bumi shock. Dia yang sudah menginjak usia remaja apakah masih pantas mempunyai seorang adik ? Ingin protes tapi tak bisa. Dan satu-satu nya cara yang dilakukan oleh Bumi untuk menunjukan pada papa dan mama jika dia keberatan mempunyai adik adalah dengan mulai berbuat sesuka hati, bergaul dengan sembarang orang. Seorang Bumi Perkasa bertransformasi dari anak yang baik dan penurut menjadi anak yang pembangkang.

Seandainya bisa protes pasti Bumi akan bilang bahwa dia malu punya seorang adik. Tapi semua sudah terlambat. Mama nya melahirkan seorang bayi laki-laki saat Bumi menginjak bangku Sekolah Menengah Atas. Angkasa Dirgantara, nama bayi laki-laki yang diberikan oleh papa dan mama nya.

Mereka berusaha merayu dan membujuk Bumi agar bisa menerima adik lelaki nya. Tapi ego telah menguasai hidup Bumi. Hingga Bumi masih tak bisa menerima kehadiran Dirga . Perhatian mama dan papa yang makin tersedot kepada Dirga membuat Bumi semakin tak suka.

Bumi menjadi pembangkang, malas belajar, malas sekolah dan itu semua justru semakin membuat papa nya murka. Hingga akhirnya ide terlintas di benak Bumi. Dia tak akan membiarkan perhatian papa dan mama hanya tertuju pada Dirga, adik kecil nya yang baru berusia beberapa bulan.

Hingga Bumi bertekad,  pasti dia bisa merebut kembali perhatian kedua orangtuanya. Berusaha menata kembali hidupnya yang tadinya sempat hancur. Belajar memulai kembali menjadi anak yang baik dan penurut. Bumi berjanji akan membuat papa dan mama nya kembali menoleh kepadanya dan Bumi berusaha keras agar mereka bangga padanya jika Bumi sukses nanti.

*****

Memasuki gerbang sebuah sekolah dasar, beberapa pasang mata melihat Bumi tak berkedip. Kebanyakan dari mereka adalah ibu-ibu yang sedang menjemput anaknya pulang sekolah. Jika tidak karena mama yang menyuruh nya, mungkin Bumi tak akan mau datang ke tempat ini. Apa enaknya jadi bahan tontonan gratisan para ibu-ibu. Bumi memang tampan, tapi rasanya juga tak nyaman berada di tempat yang membuatnya jadi pusat perhatian .

" Dirga mana sih...." Bumi menggerutu karena tak juga menemukan adik lelaki nya itu. Beberapa anak sekolah sudah banyak yang keluar kelas dan menghampiri orang tua mereka masing-masing.

Melepas kacamata hitam yang sejak tadi bertengger manis di atas hidungnya. Mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru sekolah.

" Kakak........" suara cempreng yang sangat familiar terdengar di telinga.

Bumi pun menoleh, mendapati adik kecilnya tersenyum lebar. Bocah itu berlari kecil menghampiri Bumi.

" kemana aja sih.... Kakak cariin juga dari tadi nggak nongol-nongol." digandeng nya tangan mungil Dirga berjalan menuju pintu keluar sekolah.

" lagian kakak lama banget nyampeknya. Dirga sampe capek nungguin." protes nya.

" iya iya kakak minta maaf telat jemput. Lagian mama juga nelpon kakak mendadak. "

Bumi melihat dirga mengerucutkan bibirnya yang  membuat tertawa.

Dirga, adik kecil Bumi ini sangat tampan meskipun dalam hati Bumi mengatakan jika dirinya masih jauh lebih tampan dari adiknya. Awal-awal kehadiran dirga dalam hidupnya, Bumi tak begitu menyukai adiknya itu. Rumah yang awalnya tenang sejak kehadiran Dirga jadi terasa bising. Tidak mengenal siang atau malam selalu saja Bumi mendengar suara tangis dirga . Sering kali membuat Bumi bad mood seketika hingga Bumi tak tahan berada di dalam rumah. Bumi jadi lebih sering marah-marah tak jelas. Apalagi jika melihat papa dan mama yang tertawa bahagia dengan bayi itu justru membuat Bumi semakin memanas.

Tapi Bumi kembali teringat akan planningnya sejak awal. Bumi pastikan jika papa dan mama nya akan kembali memperhatikan dan menyayangi dia seperti dulu. Bumi mulai lebih sabar, lebih bisa menata mood nya agar selalu baik.

Satu bulan, dua bulan hingga beberapa bulan berlalu adik kecilnya tumbuh semakin besar dan semakin menggemaskan. Dan yang masih diingat Bumi hingga sekarang adalah saat pertama kalinya dirga mampu melafalkan kata " kak" entah kenapa Bumi begitu terharu. sejak saat itulah rasa sayang Bumi pada Dirga yang selama ini berusaha diredam menyeruak begitu saja. Barulah Bumi menyadari jika dia juga menyayangi Dirga .

Angkasa Dirgantara, semakin hari kehadiran nya sangat mempengaruhi hidup Bumi. Bahkan tak jarang Bumi sering membawanya bermain ke taman dan yang lebih membuat dia senang ternyata banyak teman-teman nya yang suka dengan Dirga. Pipinya yang gembil, kulitnya yang putih begitu menggemaskan.

" kakak.... Hello kak Bum....." Bumi tergagap mengusap lengan yang barusaja dipukul oleh pria kecil di sebelahnya.

" idih bengong.... Kapan jalan nya kalo kakak bengong terus dari tadi." omel Dirga  pada Bumk. Meski dirga itu lelaki tapi mulut cemprengnya mengalahkan perempuan.

Bumi baru tersadar jika sekarang masih berada di dalam mobil. Sedari tadi dia sibuk melamun masa lalu hingga mobil yang dikendarai masih tak bergeming.

Perlahan Bumi menjalankan mobil meninggalkan area sekolah Dirga.

Saat ini Dirga sudah berusia tujuh tahun dan sudah bersekolah di salah satu sekolah dasar yang cukup terkenal di kota ini. Sementara Bumi sendiri usianya sudah dua puluh dua tahun menginjak dua puluh tiga tahun beberapa bulan lagi. Seorang mahasiswa semester akhir jurusan Tehnik Sipil di salah satu universitas ternama. Jangan heran jika Bumi berhasil masuk di fakultas Tehnik. Itu semua tak luput dari usaha kerasnya selama ini . Usaha yang awalnya ditujukan untuk menarik perhatian papa dan mamanya. Justru kini malah membawa Bumi pada sebuah keberhasilan.

-------

" ma.... Besok-besok jangan minta Bumi untuk menjemput Dirga lagi di sekolah." protesnya pada sang mama begitu lelaki itu masuk ke dalam rumah.

Mama yang sedang melepas baju seragam Dirga mendongak menatap anak tertuanya.

" memangnya kenapa enggak mau lagi. Mama kan cuma minta tolong jemput adik kamu sayang. "

" iya sih cuman jemput doang. Tapi mama tau tidak jika seluruh ibu-ibu yang ada disana memandang Bumi tak berkedip. Bumi kan jadi risih ma dipandangi ibu-ibu. Mending juga dipandangi cewek-cewek cantik. "

Mendengar ucapan Bumi justru membuat mama nya tertawa terbahak membuat nya mendengus sebal berlalu meninggalkan sang mama.

" Bumi makan dulu sana. Sudah mama siapin. "

" nanti aja ma. Bumi mau mandi. " jawabnya sambil berlalu menuju kamar.

---------

Seperti sedang ada gempa saat Bumi merasakan tubuhnya terguncang. Lelaki itu tergagap membuka mata dengan nafas ngos ngosan. Mata nya langsung melotot mendapati Dirga yang sedang meloncat loncat di atas kasurnya.

" Dirga.....!!!! Turun sekarang." teriak Bumi justru membuat adik kecilnya itu tertawa tawa.

Memijit pelipisnya pelan, sedikit merasa pusing karena Bumi bangun dengan tiba-tiba gara-gara mengira sedang ada gempa. Tapi ternyata semua kelakuan usilnya Dirga.

" lagian kakak tidur mulu. Di tungguin mama disuruh makan. Buruan." Dirga meloncat turun dari atas kasur. Berlari kecil keluar dari kamar.

"Dasar bocah..... Tak bisa membiarkan ku tidur barang sekejap saja". Bumi menggerutu.

Dengan terpaksa bumi  turun dari atas ranjang menuju wastafel membasuh muka. Jika tak segera bangun bisa dipastikan bocah kecil itu tak kan berhenti mengusilinya.

Dirga.... Dirga......

Bab 2 - Siapa Gadis itu

Pesona seorang Bumi Perkasa selalu mampu menyedot perhatian siapa saja. Meskipun kini dia sudah berada di akhir semester kuliahnya, akan tetapi hampir sebagian besar mahasiswi masih saja mengagumi pesona nya.

Seperti biasa tiap kali Bumi datang ke kampus ada saja kelakuan para abg labil yang sibuk mencari perhatian nya. Ada yang senyam senyum tak jelas, ada yang tersipu malu kala tak sengaja Bumi menatap nya atau justru ada yang terang terangan mengajak Bumi jalan.

Dari sekian banyak gadis yang mengejar nya tak ada satupun yang istimewa bahkan membuat Bumi terpikat. Bukannya Bumi tak suka perempuan tapi karena Bumi sudah menyukai seseorang. Bumi menyukai gadis itu sejak dua tahun lalu. Bahkan hingga di tahun terakhir kuliahnya sekarang Bumi masih belum bisa mendapatkan gadis itu.

Seorang gadis yang tak pernah melihat dirinya sama sekali. Tak menghiraukan keberadaannya dan selalu mengacuhkannya. Bumi pernah sekali bertemu dengan gadis itu kala tak sengaja bertabrakan di koridor kampus. Jika gadis lain yang bertemu dengannya untuk pertama kali, maka yang kedua kali dan seterusnya pastilah akan mengenali Bumi dengan baik bahkan tak jarang akan tergila-gila padanya. Tapi gadis ini berbeda, bahkan dia tak ingat sama sekali jika pernah bertemu dengan Bumi. Yang membuat Bumi semakin kesal adalah karena susah sekali hanya untuk mengajak nya berkenalan.

Berminggu-minggu Bumi selalu mengikutinya dalam diam dan baru dia tahu jika gadis yang dia incar bernama Clara Arisya. Seorang gadis yatim yang hanya tinggal berdua dengan sang ibu. Hidupnya tidak bisa dibilang berada karena yang Bumi tahu Clara membanting tulang demi menghidupi dirinya, Ibunya dan biaya kuliahnya.

Semakin kuatlah keinginan Bumi untuk mendekati Clara dan entah kenapa Bumi ingin selalu menjaga dan membahagiakan Clara. Bisa dibilang bahwa Bumi telah jatuh cinta pada gadis itu.

---------

" lepaskan dia brengsek.......!!!!!" teriak Bumi kala melihat Clara tengah ditarik paksa oleh seorang pria.

Bught.... Bught.... Tanpa pikir panjang dipukulinya lelaki kurang ajar yang sialnya sedang mabuk.

Clara menjerit dan menarik tubuh Bumi menjauh dari pria yang sedang dia pukuli.

" Bumi..... Cukup..... Hentikan..... Kumohon." teriak Clara.

Tubuh Bumi menegang demi mendengar Clara menyebut namanya. Bumi menatap tajam gadis itu yang masih tampak ketakutan.

" kamu mengenaliku ?" tanya Bumi dan gadis itu mengangguk.

" bagaimana aku tak mengenalimu jika setiap hari kamu akan selalu menguntitku. " katanya.

Bumi menggaruk tengkuk nya, sedikit malu karena ketahuan jika selama ini dia menjadi penguntit.

" ehm... Terimakasih sudah menolongku." ucapnya lagi.

" its okey..."

------------

Sejak kejadian malam itu Bumi semakin gencar mendekati Clara dan lebih senangnya lagi Clara tak menolak nya.

Melihat Clara yang bersusah payah demi bertahan hidup membuat Bumi bangga pada gadis itu. Disaat gadis lain bisa menikmati hidup tapi Clara harus berjuang demi bisa bertahan hidup. Segala bantuan yang Bumi tawarkan padanya selalu ditolak dengan halus.

Bahkan saat Bumi memintanya agar berhenti kerja dari club itu Clara menolak. Clara memang bekerja di sebuah night club untuk menghidupi dirinya juga ibunya. Jujur Bumi khawatir pada Clara jika kejadian malam itu terulang kembali.

Saat itu Bumi yang memang sengaja datang ke club untuk mengawasi Clara, ada seorang pengunjung club yang mencoba berbuat kurang ajar padanya. Untung saja Bumj berhasil menolong gadis itu, jika tidak entahlah apa yang akan terjadi pada Clara.

Berhari hari Bumi berusaha berpikir dan mencari cara bagaimana untuk membantu gadis itu. Hingga sebuah ide terlintas di benak nya.

--------

" Pa, Bumi ingin bicara sebentar dengan papa." Bumi menghampiri papanya yang sedang bersantai membaca koran di teras belakang.

Papa menatapnya dan menaruh koran yang ada di tangan.

" duduklah. Apa ada hal penting yang ingin kamu sampaikan pada papa."

Bumi ikut duduk di samping papa nya.

" pa, Bumi ingin minta bantuan papa. Ehm....apa papa bersedia meminjamkan modal untuk Bumi."

Papanya mengernyit. " modal.? Maksudnya modal untuk apa."

" Bumi ingin mulai membuka usaha Pa. Dan Bumi butuh modal. Jika papa tak keberatan, Bumi ingin meminjam modal pada papa. Begitu usaha Bumi sudah jalan Bumi janji akan mengembalikan kembali pada papa."

" kenapa tiba-tiba kamu ingin membuka usaha. Apa tak sebaiknya kamu fokus dulu pada kuliahmu. "

" justru ini adalah salah satu mata kuliah yang akan Bumi praktekan pa. Belajar memulai menjadi seorang enterpreneur. "

Papa terdiam sejenak. Menatap bumi dalam seolah sedang mencari kejujuran dalam setiap perkataan anak lelakinya.

" baiklah. Papa akan membantumu."

"terimakasih Pa." Bumi tersenyum bahagia. Satu langkah sudah berhasil dilalui.

--------

Dengan penuh perjuangan dan penawaran yang sedikit alot, pada akhirnya Bumi berhasil mengambil alih night club tempat dimana Clara bekerja. Lega rasanya, dengan begitu Bumi akan lebih mudah membantu Clara. Bumi sangat tahu jika gadis itu egonya sangat tinggi dan pasti tak akan mau dengan mudah menerima segala bantuan yang Bumi tawarkan padanya. Jadi hanya cara inilah satu satunya yang bisa Bumi lakukan untuk Clara.

Tok.. Tok.....pintu ruangan yang mulai hari ini telah menjadi ruang kerja Bumi diketuk.

" masuk." perintahnya. Perlahan pintu terbuka. Muncul sosok gadis yang selalu mengusik hati lelaki itu beberapa minggu terakhir ini.

" permisi Pak... Apa bapak memanggil saya." tanya nya. Tiba-tiba mata gadis itu memicing menelisik lelaki yang tengah duduk di kursi kerjanya dan selanjutnya mulut clara menganga tak percaya.

" Bumi...." ucapnya dan bumi tersenyum.

Bumi bangkit dari duduk nya dan berjalan mendekati Clara.

" iya ini aku.... Bumi. "

" kok kamu ada disini. " tanya clara bingung.

" duduklah Clara. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu." Clara mengangguk dan duduk di salah satu kursi di dalam ruang kerja Bumi.

Bumi memutar tubuhnya berjalan kembali menuju kursi kebesaran nya.

" Jadi begini Clara. Mungkin kamu sedikit bingung melihatku ada disini. Night Club ini sekarang sudah menjadi milik ku. Aku telah membelinya beberapa hari yang lalu."

" apa.?" Clara pasti tak percaya dengan apa yang baru Bumi sampaikan.

" aku ada penawaran untuk mu. "

" penawaran? "

" iya..... Aku ingin kamu membantuku mengelola night club ini. "

" tunggu aku masih tak paham dengan maksudmu."

" aku tidak ingin kamu menjadi waitress lagi. Tapi aku ingin kamu menjadi partnerku dan membantuku mengelola club ini. Aku yakin kamu pasti bisa melakukan nya. "

" tapi? "

Bumi menggerakan jari telunjuk kekiri dan ke kanan.

" no...no.... Aku tidak menerima penolakan. Okay "

" baiklah kalau begitu. Terimakasih karena kamu telah mempercayai ku. "

" oke.... Jadi mulai sekarang kita adalah partners. Deal ".

Bumi mengulurkan tangan dan Clara menyambutnya.

***********

2 tahun kemudian

Bumi mengakui jika Clara adalah gadis yang ulet, rajin, cekatan dan smart. Tak salah memang Bumi telah mempercayakan semua usahanya pada Clara. Hubungan mereka berdua pun semakin dekat. Tiga kali Bumi menyatakan cinta pada Clara, akan tetapi tiga kali pula Bumi ditolak. Alasan nya sepele, karena Clara masih ingin berkarir dan belum siap menjalin suatu hubungan. Mereka berdua pun telah lulus kuliah dua tahun yang lalu. Okelah Bumi terima keputusan Clara dan mungkin Bumi memang harus sedikit bersabar. Toh Clara pun tak kan kemana-mana dan masih selalu ada di dekat bumi.

Rasa ingin menjaga dan membuat Clara bahagia begitu kuat hingga Bumi dapat bersabar sampai detik ini. Kehidupan Clara pun berangsur mulai membaik, tak sia-sia juga Bumi membantunya dalam diam.

Hingga suatu kemalangan menghampiri hidup clara. Ibu Clara satu-satu nya keluarga yang gadis itu punya meninggal karena penyakit paru yang sudah lama di derita. Sejak saat itu Clara berubah menjadi pemurung dan kesedihan tak mampu clara sembunyikan. Clara yang sehari hari adalah gadis yang ceria telah berubah menjadi pendiam seolah semangat hidupnya telah hilang.

Dengan sekuat tenaga Bumi berusaha memberikan support agar Clara kembali bangkit dan tidak terus berlarut dalam kesedihan. Segala macam cara dan usaha telah Bumi lakukan dan hasilnya tak sia sia.

Beberapa bulan berlalu sejak kepergian sang Bunda, Clara dengan tertatih kembali bangkit. Bumi dengan setia menuntun Clara dan selalu berada di sisi gadis itu serta mendampingi nya . Hingga sebuah keputusan besar telah berani Bumi ambil.

" Bumi, apa yang kamu katakan ini serius?" papa menatap Bumi tajam.

Bumi mengangguk dengan mantap.

" Bumi serius pa. Bumi sayang dengan Clara dan Bumi ingin selalu menjaga nya. Memberi kebahagiaan untuk nya. Ijinkan Bumi menikahi nya."

" Bumi.... Kamu masih sangat muda untuk menikah. Bahkan usiamu pun belum genap dua puluh lima tahun. Menikah itu bukanlah hal yang sepele. Apa kamu sanggup menjalani nya. Setelah menikah kamu akan memikul tanggung jawab besar Bumi. "

" Bumi siap Pa. "

Papa membuang nafas kasar.

" baiklah jika itu sudah menjadi keputusan mu. Papa hanya bisa mendukung mu. "

" terimakasih pa. "

Bab 3 - Hidup Baru

Benar adanya apa yang papa nya bilang, menikah itu tidaklah mudah. Tanggung jawab besar untuk menjadi kepala keluarga dan harus memastikan jika wanita yang kita sayangi hidup bahagia. Tidak hanya ada suka tapi juga duka. Masalah kecil pun juga mulai mendera. Perselisihan dan salah faham juga tak luput mewarnai kehidupan rumah tangga.

Tapi Bumi yang terlalu mencintai Clara selalu berusaha sekuat tenaga untuk bisa membahagiakan istri nya. Sesuai janji yang dulu Bumi katakan bahwa dia tak akan membuat Clara hidup susah dan sengsara. Clara adalah segalanya bagi Bumi. Terlebih setelah empat bulan pernikahan mereka, Clara dinyatakan positif hamil. Tanggung jawab Bumi sebagai suami dan calon ayah semakin besar. Bumi harus berjuang demi keluarga kecil nya. Dan Bumi harus berjuang sendiri tak mau merepotkan papanya meski seringkali papa nya menawarkan bantuan.

Sejak awal menikah Bumi semakin maksimal mengelola night club dan hasilnya pun lebih dari cukup untuk  menghidupi Clara. Dan sejak Clara mulai hamil besar akhirnya Bumi memutuskan menerima tawaran papa nya untuk membantu mengurus perusahaan keluarga.

Kesibukan Bumi semakin bertambah karena selain membantu papa mengurus perusahaan, Bumi mulai menggeluti bisnis sendiri. disamping itu Bumi juga mulai melanjutkan study S2 nya. Sering pulang larut malam, untung saja mereka berdua memutuskan tinggal bersama papa mama jadi setidaknya clara tak akan kesepian karena ada mama yang menemani dalam keseharian nya.

" sayang, belum tidur." Bumi melihat istrinya yang masih menonton tv di ruang keluarga seorang diri. Padahal ini sudah lewat tengah malam.

Kadang kala Bumi merasa kasihan Melihat clara apalagi ditambah perutnya yang membuncit. Clara menoleh suaminya.

" kenapa baru pulang mas. Tak bisakah mas pulang lebih awal. "

Lelaki itu memghela nafas berat lalu duduk di samping Clara. Menggenggam tangan clara yang ada di pangkuan nya.

" maafkan aku sayang. Kerjaanku banyak banget. Kita ke atas yuk."

Clara meraih remote tv dan mematikan televisi yang masih menyala. Bumi menuntun clara untuk bangkit dari sofa. Merangkul bahu istri nya berjalan menuju kamar.

" tidurlah dulu. Aku mau mandi." Bumi merebahkan tubuh Clara di atas ranjang lalu menyelimuti nya hingga batas dagu. Mengecup dahi Clara sekilas sebelum berlalu menuju kamar mandi.

---------

" berapa lama mas pergi." tanya Clara saat melihat Bumi yang sedang packing.

" maafkan aku. Kemungkinan aku akan sedikit lama berada di Bali. Resort yang sedang berjalan harus segera selesai paling lambat bulan depan. Jadi aku harus memantau langsung agar semua berjalan lancar. "

Sebenarnya Bumi tak tega meninggalkan clara dalam kondisinya yang sedang hamil besar seperti ini. Tapi bagaimanapun juga Bumi tetap harus berangkat. Deadline proyek resort di Bali sudah mepet.

Clara mengerucutkan bibirnya, wajahnya sendu.

" hei jangan seperti ini. Doakan agar pekerjaanku lancar biar aku bisa pulang cepet." Bumi menangkap kedua pipi Clara yang tampak cubby.

" kalau aku melahirkan dan mas belum pulang bagaimana." tanya Clara.

" aku pasti pulang jika kamu melahirkan."

" janji."

" janji " Bumi mencium  bibir Clara sekilas.

Memang sesuai prediksi dokter, Clara akan melahirkan paling cepat dua minggu lagi. Sebenarnya Bumi sedikit khawatir pada istrinya. Akan tetapi mengingat masih ada papa dan mama yang akan menjaga Clara membuat Bumi sedikit bernafas lega.

------

Tiga minggu sudah Bumi tinggal di Bali, harus hidup berjauhan dengan wanita yang sangat diacintai. Semua terasa berat ditambah beban pekerjaan yang begitu menyita waktunya.

Ponsel yang berada di saku celana Bumi berbunyi. Ini sudah lewat jam delapan malam dan Bumi masih sibuk dengan berkas-berkas di ruang kerjanya.

" mama" gumamnya dalam hati kala melihat siapa yang menelpon malam-malam begini . Pikiran Bumi langsung tertuju pada Clara. Apa dia sudah waktunya melahirkan.

Segera menggeser tombol hijau pada layar benda pintar itu.

" hallo ma.." belum sempat Bumi melanjutkan ucapannya, sang mama sudah menyela.

" Bumi, selamat ya anakmu sudah lahir. Bayi lelaki yang sangat tampan."

Bumi terpaku tak bisa berkata apa apa lagi. Terlalu terkejut sekaligus bahagia karena pada akhirnya Clara telah melahirkan.

" ma, benarkah itu. Kenapa mama baru memberitahu sekarang. Kapan clara melahirkan. " tanya Bumi bertubi-tubi pada mama nya.

" siang tadi mama sudah berusaha menghubungi mu. Tapi tak kamu angkat. Ya sudah akhirnya mama membawa Clara ke rumah sakit. Syukurlah Clara bisa melahirkan normal. Dan baru sepuluh menit yang  lalu putramu lahir ke dunia."

Mendengar penjelasan mama membuat Bumi harus memutar memori tadi siang. Apa benar mama menelepon dan tak dia angkat. Setelah mengingat lagi ternyata benar tadi siang handphone nya lowbat dan bertepatan dia sedang berada di lokasi project. Pantas saja jika Bumi tidak tahu saat mama menelepon nya.

" ma, bagaimana kondisi Clara.... Dan bayiku."

" alhamdulilah dua-dua nya sehat. Clara sedang ditangani dokter. Pulanglah Bumi. Apa kamu tak ingin melihat anak dan istri mu."

" Bumi pasti pulang ma. Bumi cari tiket paling pagi. Terimakasih karena mama sudah menemani Clara. "

" iya sayang. Ya sudah kalau begitu mama ke kamar bayi dulu. "

" baiklah ma. Sampaikan salamku pada Clara. "

" okay. "

Sambungan telpon terputus. Tak henti nya Bumi mengucap syukur alhamdulilah atas kelahiran putra pertamanya. Di usia yang masih sangat muda, dua puluh lima tahun, dirinya sudah menjadi seorang ayah. Rasa haru dan bahagia membuat Bumi tak sabar ingin segera pulang ke rumah.

--------

Dibuka nya pintu ruang inap Clara. Untung saja tadi Bumi bisa mendapat tiket keberangkatan paling pagi. Dari bandara dia langsung menuju Rumah Sakit dimana Clara melahirkan.

Tampak Clara sedang memejamkan matanya. Istrinya tampak lelah. Perjuangan yang sungguh luar biasa dan Bumi merasa sangat bersalah karena tidak bisa menemani Clara disaat persalinan.

" Sayang...." Bumi mengusap rambut Clara , perlahan istrinya membuka mata. Senyum tersungging di bibir Clara kala melihat Bumi yang berada di dekatnya.

" mas... Kapan datang."

" baru saja."

" anak kita laki-laki mas. Tampan mirip daddy nya."

" oh ya... Benarkah. Maafkan aku sayang tak bisa menemanimu saat berjuang melahirkan bayi kita."

" ga papa mas. Yang penting sekarang anak kita sudah lahir ke dunia dengan selamat tanpa kekurangan suatu apapun. "

Bumi memggenggam tangan clara membawanya ke bibir dan mencium nya penuh haru.

" bayi kita mana sayang. Aku ingin bertemu. "

" ada di ruang perawatan bayi mas. Nanti mas bisa minta tolong suster untuk membawanya kesini. "

" kalau begitu aku lihat bayi kita dulu ya." pamit Bumi pada istrinya.

Clara mengangguk. Bumi meninggalkan nya menuju ruang suster. Sejak kedatangan nya tadi, Bumi memang meminta mama dan papa nya untuk pulang ke rumah. Kasian mamanya pasti beliau sangat capek karena harus menunggu Clara di Rumah Sakit.

------

Kebahagiaan tak dapat lagi Bumi tutupi. Bumi begitu gemas memandang bayi mungil yang memang sangat tampan.

" mas... Sudah ada nama belum untuk anak kita." tanya Clara.

Bumi mengelus pipi gembil bayi ini yang sejak dibawa suster ke dalam kamar perawatan Clara masih saja tertidur pulas. Bahkan dia tak terganggu sedikitpun dengan keberadaan kedua orang tuanya yang terus saja menggodanya dan berusaha membangun kan nya.

" eum.... Sebentar sayang. Bagaimana kalau kita beri nama Danuarta Putra Perkasa. Kamu setuju atau enggak."

Clara tampak berpikir sejenak. Satu senyuman muncul di wajahnya.

" namanya Bagus. Aku suka." jawabnya.

" Danuarta Putra Perkasa. Selamat datang di kehidupan kami. " Bumi mencium kedua pipi bayi nya yang begitu menggemaskan.

" jangan diciumin mulu mas... Nanti dia bangun."

" cie... Cemburu ya.. Punya saingan sekarang." bumi terkekeh menggoda Clara yang pipinya tampak merona.

" apaan sih... "

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!