NovelToon NovelToon

Kelahiran Kembali, Sang Dewa Maha Tahu

Ch.1 Kelahiran Azrael von Alvonia.

Di sebuah tempat yang mana layaknya pengadilan. Terlihat, sosok humanoid laki laki terborgol tangan dan kakinya. Ia seakan diadili oleh sesuatu.

''Wahai sang dewa pengetahuan. Tugas terakhir yang harus kau emban adalah. Selamatkan satu planet terakhir yaitu, Bumi. Ras Galgara melakukan invasi pada planet tersebut, dan kau... Yang ditunjuk untuk menyelesaikan masalah yang ada.'' Sebuah suara menggema di tempat pengadilan tersebut yang tertuju pada sosok humanoid laki laki tersebut.

''Merepotkan!.'' Umpat sosok humanoid tersebut akan pernyataan yang ia terima.

''Ngak usah banyak ngeyel!.'' Sebuah tekanan dan aura mengerikan menekan sosok humanoid tersebut.

Seketika, tubuh sosok humanoid berkeringat deras dengan ekspresi ketakutan. ''Ma-maaf ka-kan ha-hamba, Ya-yang Mu-mulia.'' Tergagap ucapan sosok humanoid menjawab.

Hening tak ada suara sama sekali. Beberapa menit kemudian, sosok humanoid di kagetkan oleh suara yang menggema.

''Ngapain kau masih disini?!.''

''Ehh, bukankah masih ada lagi, Yang Mulia?.'' Terheran sosok humanoid tersebut karena ia kira masih ada yang ingin di beritahu lagi.

''Tak ada, gobl*k!.'' Keras dan tehas serta kesal suara yang menggema tersebut.

Tiba tiba, sebuah retakan dimensi terbuka di belakang sosok humanoid. Secara paksa, sosok tersebut tersedot dan menghilang dari tempat pengadilan.

''Dasar bocah merepotkan.''

****

Bumi, tahun 8979.

Keluarga Bangsawan Alvonia.

Bagian pusat.

Keluarga Alvonia. Sebuah keluarga Bangsawan yang mana, semua keturunannya hanya berisikan perempuan. Tak ada yang namanya keturunan laki laki.

Aneh memang bila di logika kan. Entah memang sebuah turun temurun atau sebuah kutukan, Keluarga Alvonia hanya berisikan perempuan saja. Tentunya, pasangan hidup mereka masihlah laki laki.

Hal ini juga menjadi daya tarik keluarga Alvonia sebagai mana bagian bangsawan kelas menengah.

Bukan hanya itu yang menjadikan keluarga ini terkenal. Salah satunya adalah, keluarga Alvonia menekankan perguruan seni pernafasan. Sebuah teknik ataupun hal yang berkaitan dengan pernafasan.

Sekarang, mati kita bahas Bumi, tempat dimana sebuah planet. Palnet ini mengalami sebuah invasi dari Ras asing yang menyerang bumi. Nama Ras asing tersebut adalah, Galgara.

Dahulu, sebelum Bumi di invasi oleh Ras Galgara. Bumi memiliki 3 ras berbeda. Manusia, malaikat, dan Iblis. Masing masing Ras saling hidup berdampingan tanpa ada perselisihan hingga memakan korban jiwa.

Tak ada kekerasan yang menimpa masing masing Ras. Namun, tentunya semua tak ada yang namanya kedamaian terus menerus. Konflik politik ataupun pertengkaran tentunya ada pada setiap ras.

Hingga, bumi mengalami invasi ras Galgara membuat 3 ras lainnya haruslah mendata tangani sebuah perjanjian. Perjanjian perdamaian dan juga saling berkerja sama menumpas Ras Galgara.

Sejak tahun 2020, dimana waktu tersebutlah perjanjian dilakukan. Membuat hubungan erat dan saling membantu satu sama lain terjalin dengan harmonis.

Waktu yang lama membuat 3 ras yang mencoba menumpas ras galgara mengalami kemajuan pesat dalam menyingkirkan ras galgara. 3000 tahun kemudian, sistem kebangsawanan dan kekerajaan diterapkan, atau bisa disebut sistem monarki.

Bersamaan dengan sistem monarki terbentuk. Sebuah akademi juga dibentuk demi meningkatkan kualitas seorang Hunter. Hunter sendiri adalah sebutan bagi mereka yang memburu Galgara.

Akademi yang terbentuk dari sebuah keluarga individu yang terbentuk karena partisipasi keluarga tersebut, begitu besar bagi bumi.

Nama akademi tersebut adalah, Akademi Astaroth.

Akademi tersebut tak mengenal batasan usia maupun kasta. Diakademi, selama bakat dan kejeniusan seseorang dapat meningkatkan presentasi menghabisi semua Galgara. Maka, orang tersebut akan diperlakukan layaknya seorang bangsawan hingga raja.

Kemjuan dan peningkatan presentase hilangnya galgara, meningkat pesat akibat adanya akademi Astaroth. Bertahun tahun terlewati, semua hal yang ada di bumi semakin berkembang dan harmonis seiring berjalannya waktu dalam menumpas Galgara.

---'---

Saat ini, istri dari pemimpin keluarga Alvonia sedang dalam kondisi melahirkan. Terlihat, sosok wanita berumur 30 tahunan terbaring di kasur sambil menahan rasa sakit hanya demi melahirkan sosok anak.

''Nyonya, tolong bertahan sedikit lagi. Sebentar lagi, nyonya, anak anda akan terlahir.'' Mencoba menenangkan salah satu wanita yang berada di sampir wanita yang sedang melahirkan tersebut.

Hingga beberapa saat kemudian. Sosok anak telah terlahir. Hanya saja, tak seperti keturunan keluarga Alvonia biasanya, yaitu seorang perempuan. Yang mana, saat ini yang lahir adalah sosok anak laki laki cantik.

Tak ada suara tangis dari sang bayi. Sang bayi hanya menatap wanita yang melahirkannya dengan sebuah senyuman manis tanpa gigi.

''Ny-nyonya, apakah ini adalah hal baik?. Keturunan Alvonia saat ini adalah anak laki laki, bahkan dia tak menangis layaknya bayi yang dilahirkan.'' Sedikit lesu dan takut sosok wanita yang berada disamping wanita yang melahirkan.

Namun, sebuah tanggapan dari sang wanita yang melahirkan tersenyum penuh kebahagiaan dan haru. ''Tak kusangka anak ku kali ini adalah utusan tuhan.''

''Apa maksud anda, Nyonya Hina?.'' Begitu terheran wanita yang mendampingi wanita yang melahirkan atau disebut sebagai Nyonya Hina.

''Ini adalah sebuah warisan amanah dari leluhur yang diturun temurunkan oleh pencipta Keluarga Alvonia.

{Bila ada dikeluarga ini memiliki keturunan laki laki. Maka, jangankan dia menjadi bermusuhan dengan keluarga ini. Karena dia adalah utusan tuhan yang terlahir. Selama bayi yang dilahirkan tidaklah menangis, dialah sosok utusan tuhan.}

Itulah amanah turun temurun yang diberikan oleh kepala keluarga. Selama 7.000 tahun, baru 2 kali Keluarga Alvonia melahirkan 2 keturunan laki laki. Dan mereka berdua membawa berkah serta kemakmuran bagi Keluarga Alvonia. Sekarang, berarti 3 kali, ya. Keluarga ini melahirkan keturunan laki laki.''

Walaupun sosok Hina masihlah lemas, namun dia dengan giat menjelaskan pada wanita di samping nya dengan lengkap. Ia menjelaskan sembari menggendong sang bayi dengan lembut.

Sang wanita pendamping terlihat memiliki ekspresi terkejut. Terlihat jelas bahwa dia tak menyangka sosok anak laki lakibketurunan Keluarga Alvonia akan membawa berkah dan kemakmuran.

''Jadi, Nyonya. Nama apa yang akan anda berikan?.'' Ekspresi terkejutnya sekarang berganti dengan kebahagiaan.

Namun, beberapa saat kemudian. Ekspresi wajah wanita tersebut berubah menjadi lesu seakan mengingat sesuatu.

''Sayang... Bila saja kau masih hidup, dan membesarkan anak kita ini. Baiklah, namamu sekarang adalah, Azrael von Alvonia, Tuhan pertolonganku. Yah, kurasa cocok dengan mu, nak.'' Air mata kesedihan akan rindu sosok penting mengalir di pipi Hina.

''Kuharap, Tuan Besar bisa beristirahat dengan tenang di alam baka dan menyaksikan putra anda terlahir, Nyonya. Sungguh sayang sekali, Tuan Muda harus hidup sejak dini tanpa sosok ayah.'' Begitu sedih Wanita disamping Hina tersebut.

''Sekarang, mari kita lupakan saja masalah ini...'' Hina mengusap tangisannya dan kembalibke wajah cerianya sambil mengelus wajah Azrael.

''Hilenia, bukankah kau juga harus mengurus akademi?.'' Hina menatap bingung pada wanita disampingnya yang ia panggil dengan Hilenia.

''Putri sa...''

''Bisakah kau tak seformal itu, santai saja. Kita sedang berdua, lagian, posisiku juga lebih rendah dibandingkan kau, Hilenia.'' Memotong Hina akan ucapan Hilenia.

''Ba-baiklah, Guru. Sebenarnya, anakku sekarang yang mengurus akademi astaroth selama beberapa hari kedepan. Walaupun dia masihlah berumur 5 tahun, namun mengurus akademi bukanlah masalah serius dan sulit baginya.'' Cengengesan Hilenia mengatakan hal tersebut.

Hina, tersenyum lemas dan bodoh meratapi Hilenia yang membiarkan anak 5 tahun haruslah mengurus akademi dunia. Sungguh orang tua yang tak memiliki akhlak.

''Yah, aku harap nanti anakku bisa akrab dengan putrimu. Namun,... Aku tak akan sebodoh itu membiarkan anak kecil mwngurus hal hal merepotkan seperti itu, Hilenia.'' Sindir Hina pada Hilenia karena kebodohannya.

''He he he he, Ma-maaf guru.''

...>>>>>>>>>><<<<<<<<<...

...Cerita kemungkinan lebih ke Romantisan yang garing. banyak typo dan lain lain....

...jadi, maafkan author yang kurang ajar ya....

Ch.2 Kakak Rambut Putih Ke-Perakan, Kak Divania.

8 tahun kemudian.

Azrael von Alvonia. Itulah nama yang diberikan oleh ibuku.

Azrael saat ini sedang berdiam diri duduk di taman dekat dengan sekolah anak TK. Begitu berkeringat dan nafas yang ngos ngosan karena habis olahraga.

''Kurasa, ini cukup untuk tubuh 8 tahunan. Tak kusangka aku yang Dewa Maha Tahu haruslah berolahraga habis habisan untuk membentuk tubuh yang sempurna seperti ini.'' Mengeluh berat Azrael karena haruslah berkerja keras demi membentuk tubuh ideal dan atletis.

Waktu sekarang hari mulailah matahari berada di ufuk barat. Keindahan sore hari membuat sinar pantulan wajah Azrael yang cantik menjadi tambah cantik. Namun, itu akan berubah ketika semua tubuh Azrael yang sudah berbidang membentuk tubuh ideal dan atletis bagi anak 8 tahunan.

Kesan cantik namun tampan, memanglah cocok bagi Azrael saat ini. Rambut merah darah yang terurai terhempas angin sore.

''Hari yang indah.'' Tiba tiba, terdengar suara feminim yang begitu merdu mengagetkan Azrael.

''Siapa kau!!!.'' Azrael langsung bersikap waspada dan menjaga jarak dari asal suara tersebut.

Namun, seketika, Azrael serasa melihat keindahan yang tak terbantahkan.

Rambut putih keperakan dikucir dua, wajah begitu cantik bahkan melebihi semua wanita yang pernah Azra lihat dimanapun, mata biru safir memperlihatkan keindahan langit terang benerang, pakaian yang memperlihatkan bagian perut dan menutupi bagian dada yang sedang dalam masa pertumbuhan, jaket tebal yang hanya dikaitkan bagian bawahnya saja, serta, paha mulus loli ilegal yang dikenakan celana pendek sepaha saja.

((Ilustrasi wanita rambut putih keperakan.))

Begitu merona wajah Azra ketika melihat loli ini.

'Selama hidupku, tak pernah sekalipun aku melihat anak 13 tahun secantik dan semenawan ini.' Membatin keras Azra melihat ini.

Sebuah senyuman manis terlukis diwajah wanita loli membuat Azra sadar kembali. ''Siapa Kau!!.'' Dengan segera, wajah cantik Azra yang merona berubah menjadi tegas layaknya lelaki sejati.

''Santai saja, kakak ngak akan nyakitin kamu kok.'' Suara lembut dan manis membuat Azra agak goyah kesadarannya. Walau wanita ini masihlah loli, namun kesan kedewasaan begiu terasa di perkataannya.

Kemudian, Loli ini duduk di tempat Azra tadinya duduk dan teraenyum menatap keindahan sore hari.

''Apakah adik baru olahraga?.'' Loli ini tanpa menolehkan pandangannya bertanya pada Azra.

''Iya, juga. Siapa kamu kak?!.'' Azra hampir saja terhanyut oleh keindahan loli ini, namun segera sadar dan heran dengan identitas loli ini.

''Kakak?... Nama kakak Divania, lo. Terus, namamu siapa Dik?.'' Kali ini, Loli bernama Divania menolehkan wajahnya dan tersenyum kepada Azra yang masih bersikap waspada.

Sedikit ragu Azra memberi tahukan namanya. Bagaimanapun, senyuman Divania begitu penuh makna dan bukanlah senyuman yang biasanya diperlihatkan oleh sosok loli.

''Azrael von Alvonia. Kakak Divania juga boleh memanggilku Azra, kok.'' Namun, Azra tak merasakan hawa tak enak dari Divania, akhornya ia memutuskan untuk memberi tahu namanya.

Terlihat sekilas Ekspresi Divania terkejut. Namun, dengan cepat kembali tenang dan tersenyum penuh makna kembali namun lebih lebar.

''Dik Azra juga boleh manggil kakak semaunya juga, kok. Duduklah di samping kakak.'' Divania menepuk disamping kirinya agar Azra duduk disitu.

Azra hanya mengangguk dan berjalan mendekat kearah Divania dan duduk disampingnya. Mereka berdua kembali mengamati matahari tenggelam dari taman yang begitu indah.

Tak ada pembicaraan sama sekali diantara keduanya. Masing masing mengamati tenggelamnya matahari dengan seksama. Hingga, Azra memecahkan keheningan tersebut.

''Kak Diva. Apakah kau bagian keluarga bangsawan?.'' Azra terheran, benar benar terheran karena wajah Divania serasa pernah ia lihat.

''Entahlah, bagaimana menurutmu Dik Azra?.'' Divania tanpa menoleh sedikitpun dan tersenyum misterius kembali menanggapi pertanyaan Azra.

Sedikit tak senang Azra akan sikap Divania yang misterius ini. Sebagai mana ia memiliki julukan Sang Dewa Maha Tahu, tentunya api penasaran mulailah tumbuh dalam dirinya akan identitas sebenarnya dari Divania.

''Etto, kalo begitu. Dari mana asal kakak?.'' Azra terus berusaha mengoreksi semua identitas dari Divania ini. Entah mengapa, sosoknya begitu misterius bagi Azra yang menyandang gelar dewa maha tahu.

''Menurut adik, kakak dari mana coba?.'' Tersenyum mengejek dan penuh makna Divania menatap Azra.

Kali ini, urat kekesalan muncul di kening Azra penuh dengan rasa kesal. ''Hummpp!.'' Azra Mendengus sambil mengalihkan pandangan dari Divania yang cekikian menikmati rasa kesal Azra.

''Kau, seperti perempuan saja, ya, Azra. Beruntung kau laki laki, coba aja, kalu bukan burun... ''

''Haaaaaa!!.'' Azra Menyela ucapan Divania karena ia mengerti apa yang ingin dikatakan Divania.

Pffftttt, Hahahahahaha.

Tertawa keras Divania menikmati ekspresi kesal yang imut dari Azra. Beberapa saat kemuidan, tawa Divania mulai mereda dan mengecek jam pada lengan kirinya.

''Baiklah, Dik Azra. Walau kita cuma sebentar doang bersamanya, kaka senang kok menikmati waktu kita yang singkat. Ini, nomer WA kakak... kalo adik kebosanan, tinggal telpon kakak ya. Dadah.'' Divania menyerahkan secarik kertas berisikan nomer WA dan secara tiba tiba, dia menghilang ditiup angin berlalu begitu saja.

''Haaaaahhhh, dasar wanita merepotkan dan misterius. 100 juta tahun baru tiga wanita yang begitu misterius dalam kehidupanku. Sekarang, sosok loli aja, dah begitu misterius dan dewasa. Bagaimana nantinya ketika dia dewasa tampilannya, apakah dadanya tetap tepos?, atau... mwueheehehehehe.''

Azra Tersenyum mesum membayangkan sosok Divania yang tumbuh dewasa bersamaan dengan tubuhnya. Namun, dengan cepat, Azra menggelengkan kepala dan bergidik ngeri entah kenapa.

''Ngak ngak, hilangkan pikiran itu, Azra. Nanti, kakek tua tuhan sejati malahan menghukumku dengan alasan kerja ngak becus.'' Azra teringat kembali bagaimana ia selama hidup, pastinya bila melakukan hal hal yang ngak menyelesaikan tugas dari tuhan pencipta. Maka, siap siap, 9 neraka membuka pintunya menyambut dirinya.

''Dasar kakek tua bang*sat.'' Mengumpat keras Azra sambil memunjukkan jari tengah ke langit.

JDEEEERRRRRRRR.

Tiba tiba, sebuah sambaran petir berwarna putih menyambar didepan Azra. Seketika, Azra langsung bersujud terus menerus sambil menyuarakan permintaan maaf.

''Maafkan hamba, Yang Mulia. Maafkan hamba, Yang Mulia. Maafkan hamba, Yang Mulia. Hamba akan serius kali ini.'' Begitu ketakutan Azra sambil mengumpat dalam hati berkebalikan dengan permintaan maafnya sekarang.

'Lihat saja, kakek tua!. Beruntung aku mendapatkan sebuah individu bernama Sistem di sebuah tempat yang mana, tak ada yang mengetahui bahkan seluruh orang di jagat raya sekalipun. Dan juga, sebuah artefak yang menggunakan darah sebagai katalitasnya. Ketika kekuatanku sudah mencapai titik dimana aku bisa melepas kontrak kita. Maka,...he hehehehehe akan kuucapkan selamat tinggal. Hahahahahaha.'

Walau umpatan Azra terdengar jahat, namun tubuhnya tak bisa berhenti bergetar dan ketakutan sembari meminta maaf.

Beberapa saat kemudian setelah Azra merasa Tuhan pencipta memaafkannya. Ia bangkit dari sujudnya dan masihlah bergidik ketakutan.

'Namun, sebelum memasang individu Sistem dan Artefak ini. Aku haruslah membuat tubuh spesial terlebih dahulu. Dan tak kusangka... Ternyata keluarga Alvonia memiliki buku tentang {Seni Pernafasan Kehampaan}. Setidaknya, dengan seni pernafasan ini, Tubuh kehampaan bisa kudapatkan dan juga, kekuatan Ouroboros bisa kudapatkan. 4 hal langkah dalam pemutusan kontrak tuhan dan dewa, mungkin, ini sebutan yang cocok bagi ku saat ini.'

...>>>>>>>>>><<<<<<<<<<...

Ch.3 Tekad seorang Raja.

Saat ini, Azra berada di halaman belakang tempat biasanya keluarga Alvonia berlatih. Karena saat ini waktu menunjukkan jam 02.00, maka banyak orang orang yang masihlah tidur dan hanya beberapa orang yang sedang berpatroli.

''Yah, ini juga tak masalah. Lagian, nanti kemungkinan ibunda marah kalo tau aku keluar malem malem.'' Tersenyum bodoh sambil berjalan mencari tempat sepi. Azra, melihat sebuah tempat pojokan dibalik pohon bagian kanan pojok.

''Kurasa disana aman aman saja.'' Tak butuh waktu lama ia berjalan mendekati balik pohon tersebut.

''Sekarang, kumulai dari yang mana?. {Seni pernafasan Mawar Hitam}, {Seni pernafasan Kehampaan}, atau {Seni pernafasan Langit Biru dan Hitam}. Lebih baik, sekarang membentuk tubuh dahulu. Bagaimana pun juga, tubuh ini hanyalah tubuh Mahluk Fana.''

Azra mengambil sebuah buku kuno usang dan bisa rusak bila disobek. Tertulis kusam bertuliskan {The Art of Void Breathing.} Pada sampul buku usang tersebut.

''Aku bingung dengan keluarga ini. Memang benar bahwa seni pernafasan ini hanya khusus untuk laki laki, namun... Sungguh bodoh bila menempatkannya di paling pojok dekat tempat sampah pula. Apa karna ngak ada yang bisa mempelajari, jadi pantas dibuang, gitu?. Sungguh bodoh sekali.''

Azra meratapi kebodohan yang dilakukan oleh Keluarga Alvonia, sembari membaca lembar tiap lembar dengan cermat dan hati hati tanpa terlewati satu huruf pun.

Sebagaimana ia dijuliki bahkan diangkat menjadi Dewa Maha Tahu, itu dikarnakan daya ingat dan serap akan mengolah suatu informasi, pengetahuan, dan berbagai macam hal hal yang berkaitan dengan kecerdasan dalam kejeniusan, benar benar diluar akal sehat.

Sehingga, Tuhan pencipta saja, haruslah kalah bila bersaing dalam daya ingat dengan Azra. Berkat hal inilah, sang tuhan pencipta mengiming imingi Azra akan menjadikan dia dewa, namun tetap patuh pada perkataannya.

Azra yang waktu itu begitu menginginkan dirinya menjadi dewa, akhirnya termakan oleh ucapan Tuhan pencipta. Hingga ratusan tahun berlalu, Azra menyadari bahwa dia hanyalah diperalat oleh tuhan pencipta.

{Ahhh~, penyesalan selalu diakhir, Kah. Kurasa, lebih baik berjuang dari nol hingga menjadi dewa dan naik lagi menjadi tuhan sejati, seharusnya itu yang harus kucapai. Bukanlah sebuah pemberian orang lain.}

Itulah kata kata yang Azra tanam di dalam hati paling dalam. Mulai saat itulah, Azra mencoba mencari kemana apapun yang bisa membuatnya terlepas dari kontrak yang dibuat oleh dirinya dan sang tuhan pencipta.

Kembali ke cerita.

''Hmmm, bukankah ini... sama seperti teknik Jujutsu milik Gojou Satoru di anime Jujutsu Kaisen?. Yah, kurasa tak apa lah. Demi memutus kontrak perjanjian, aku akan melakukan apapun.''

Kemudian, Azra mengambil sikap Meditasi untuk menyerap semua pengetahuan seni pernafasan Kehampaan. Waktu tadi Azra membaca buku dan sekarang menyerap buku adalah 60 menit berlalu.

Setelah setengah jam menyerap semua ilmu yang ada. Azra mulai men-Simulasikan semua hal seni pernafasan di otaknya. Semua kekuarangan dan kelebihan seni pernafasan kehampaan tergambar jelas di pikiran Azra.

2 jam berlalu. Selama itu juga, semua simulasi telah selesai dan Azra memaksimalkan potensi sebenarnya dari seni pernafasan kehampaan.

Keringat dan nafas terburu buru terlihat jelas di Azra. Mental yang dia punya sebagaimana sebuah bayaran dari Simulasi yang ia lakukan. Berkat itu, Fisiknya juga kena dampak kelelahan.

''30 menit istirahat sepertinya sudah cukup.'' Tanpa basa basi lagi, dengan cepat Azra tertidur kelelahan dengan lelap.

Tidak Azra sadari. Ternyata sosok wanita yang terlihat berumur 30 tahunan memandanginya

''Dasar anak nakal!. Apa apaan kau ini, nak?. Berlatih hingga selelah ini, bahkan sampai menguras semua tenaga mu.'' Lembut sosok wanita berambut merah dengan wajah cantik dan keibuan.

Ketika jarak wanita keibuan ini hanya satu langkah kaki, ia berjongkok dan membelai rambut Azra yang menghalangi wajahnya.

''Namun, melihat kau yang bekerja keras seperti ini. Sudah seperti lelaki sejati, ya. Kau sungguh mirip ayahmu, Azra.'' Dengan lembut, sosok wanita ini mengangkat kepala Azra dan ia memosisikan dudunya dengan gaya Sheiza. Secara perlahan, Sosok wanita ini meletakkan kepala Azra di pangkuan pahanya yang mulus berbalut stoking.

****

''Hmmm~, Eggghhh, Hoaaammm. Jam berapa sekara... ahhhh, sialan sudah lebih jam 09:00 . Aku takut ibu marah, harus cepat.'' Azra tersadar dari tidurnya yang nyrnyak dan memosisikan tubuhnya untuk duduk sambil menguletkan tubuhnya.

''Aku takut ibu marah, apaan Azra?. Kenapa kau terburu buru?.'' Sebuah suara lembut penuh kasih sayang terdengar di telinga Azra.

Seketika, Tubuh Azra bergetar hebat dengan wajah ketakutan. Ia berbalik badan dan melihat, siapa orang yang mengatakan hak tersebut. Wajah ketakutan dengan sebuah senyuman canggung terpaksa terlukis di wajah Azra.

''I-i-i-ibu. K-k-kenapa k-kau a-ada di s-sini?.'' Sosok wanita 30 tahunan berambut merah seperti dirinya, dan tubuh sexy dengan kaki berbalut stoking. Diatas kepala, terlihat mahkota sederhana menampilkan sosok kasih sayang yang manis dari wanita ini.

((Ilustrasi Hina von Alvonia.))

''Hmm~, ibu hanya menemani anak ibu yang cantik sedang istirahat doang kok, emangnya kenapa?... Kan, anak ibu barusan lahihan keras dan butuh istirahat.'' Tersenyum manis sambil menapat lembut Hina sang ibu kepada Azra.

Namun, terlihat jelas bagi Azra dibelakang Hina terdapat sosok bayangan malaikat kematian membawa sabit.

Glukkk.

Azra Menelan kasar salivanya sendiri melihat pemandangan ibunya yang cantik terdapat sosok malaikat maut dibelakangnya.

Dengan senyuman canggung penuh keterpaksaan. Azra menerima apa adanya setelah ini. ''Ba-baiklah bunda. Azra menerima hukuman yang bunda berikan.'' Menangis tak keluar air mata Azra menerima semua ini.

Hina melihat anaknya sudah pasrah, senyuman manis bertambah semakin manis dan tulus penuh kasih sayang.

''Kalo begitu, sini tengkurepkan dirimu di paha ibu. 2.000 TAMPARAN ****** BUKANKAH KURANG, AZRA?.''

''Te-terserah i-ibu saja. Azra *-*-*-t-t-terima k-kok.''

*******

Aku, Azrael von Alvonia. Sebagaimana Sang Dewa Maha Tahu, haruslah terkapar lemas di lapangan pelatihan rumah bagian pojok kanan.

Semua tenagaku yang aku miliki, hilang bertambahan dengan memar ungu di ****** akibat sang ibunda, Hina. Menampar pant*tku menggunakan Energy.

''Nasib sang dewa kesialan. Sungguh dewa yang malang, diriku ini.'' Azra mengeluh dalam hati terdalam dengan gumaman kecil berusaha agar sang ibu tak mendengarkannya.

Dengan sekuat tenaga dan hati hati Azra mencoba memosisikan tubuhnya agar duduk dengan normal dan mengalirkan Energy keseluruh tubuh dan membuat tubuhnya melayang.

'Beruntung aku adalah dewa maha tahu. Sebuah {Energy} di planet bumi sebenarnya adalah {energi langit dan bumi}. Namun, secara alam. {Energi langit dan bumi} menyatu secara alami dan menghasilkan sebuah energi {Yin Yang} tingkat rendah dan menghidupi Planet Bumi Ini.'

Azra menatap sang ibu sedang membaca buku seni pernafasan yang ia bawa, sambil dirinya membatin. Karena peguasaan {Energy}nya begitu tinggi dan termasuk penguasaan orang berumur 100 tahun lebih dalam penguasaan {Energy}. Azra dengan mudah mengendalikannya.

''Nak, apa kau serius ingin mempelajari seni pernafasan ini?.'' Hina bertanya tanpa menolehkan pandangannya yang hanya tertuju ke tiga buku seni pernafasan tersebut.

''Ya, bunda. Azra memilih karna menurut Azra ini cocok, kok. Permasalahan tentang penyesuaian teknik untuk perempuan, Azra nanti akan mengurusnya.'' Azra Terus terbang mendekat dan duduk disamping ibunya. Walau Azra masihlah terbang, si.

''Hmmm~, apa anak ibu pengen tambah cantik dengan {seni pernafasan mawar hitam dan langit biru dan hitam}?.'' Tersenyum sinis Hina menatap anaknya.

Urat menonjol keras di kening Azra. ''Aku laki laki Ibu!.'' Keras Azra menjerit karena diperlakukan layaknya perempuan mulu ama ibunya.

''Hahahahahaha, mau bagaimana lagi. Lagian, wajah cantikmu itu yang begitu cantik kok, lagian. Ibu juga hampir kalah ni, sama anak ibu sendiri.'' Berekspresi sedih namun terlihat, sedikit senyuman mengejek terlukis di wajah Hina.

''Baiklah, kalau itu keinginan ibu. Akan ku buktikan deh!... 10 tahun,... ngak 5 tahun lagi aku akan berpetualang dan membuktikan bahwa, Aku Azrael von Alvonia. Menyatakan bahwa aku adalah laki laki sejati.'' Berdiri tegak dan tegas serta meletakkan tangan kanannya di dada kiri.

Tersenyum penuh makna dan senang Hina melihat anaknya yang membara tekadnya. ''Baiklah, kalau begitu, Azrael. Akan ku berikan kau ujian. Dalam 5 tahun, kau haruslah bisa menjadi lelaki sejati dan kembali kerumah ini.''

''Akan kuperlihatkan. Apa itu arti lelaki sejati.'' Tiba tiba, aura kedewasaan penuh wibawa akan seorang Raja bocor dari dalam tubuh Azra. Tatapan tegas tajam layaknya pedang terasah dari pembunuhan yang tak terhitung jumlahnya terlihat di mata Azra. Ekspresi dingin penuh ke angkuhan sosok raja dan tangan lurus terkepal menampilkan seorang raja sejati yang siap berperang.

Hina sekilas melihat sosok eksistensi dewa sebenarnya dari anaknya. Tak terbantah lagi, wajah merona penuh rasa timbul cinta dari Hina pada anaknya sendiri.

'Dia,... Begitu berbeda.' Tanpa sadar, Hina membatin hal itu. Ia begitu terpesona akan paras anaknya yang terlihat layaknya dewa.

Eksistensi yang seharusnya bukanlah mahluk fana melihatnya, karena. Bagaimanapun semua mahluk fana yang melihat Eksistensi seorang dewa ataupun dewi pastinya akan tergoda dan akan menyerahkan segalanya bagi mereka yang mahluk fana.

Ketika langkah pertama penuh ketegasan dan tekad kuat diambil. Seketika, semua pesona hilang dalam sekejap mata.

''SAKITTTTTTTT!!!!.'' Wajah menjelek penuh kesakitan sembari memegang bok*ng yang masihlah ada bekas tamparan ****** dari ibunya.

''Kenapa aku bisa melupakan hal paling mendasar seperti ini?. Ini... benar benar menyakitkan, sialan.'' Mengumpat Azra sambil tembang kembali menjauhi ibunya karena malu memperlihatkan sosok memalukan dihadapannya.

Hina yang sudah hampir kelewat batas karena tergoda oleh pesona anaknya. Harus sirna dengan sebuah tawa menertawakan kelakuan anaknya yang kesakitan. Tak henti hentinya Hina menertawakan anaknya dan menghilangkan kesan ia terpesona pada anaknya sendiri.

'Sialan, dasar ibu ngak punya akhlak. Anak mau tampil keren penuh pesona, malahan dapet tawa mengejek seperti itu.'

...>>>>>>>>>><<<<<<<<<...

...Ilustrasi yang saya berikan hanyalah sebagaimana pembaca agar lebih mudah membayangkannya. Bagaimanapun, Author juga ngak pintar me imajinasikan dan mengutarakan lewat kata kata mengenai ilustrasi seorang tokoh pemeran cerita....

...Jadi, jangan menertawa kan author ya kalo ada ilustrasi yang sedah terkenal siapa yang di gambarkan di novel....

...Sumber ilustrasi: Pinterest....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!