"Gak! Aku keluar!" seru seorang wanita berambut ombre biru tua berusia 22 tahun itu yang berjalan keluar dari pintu belakang suatu toko roti.
"Tunggu! Rika, Tunggu!" seru seorang pria tua gendut berkumis yang keluar dari toko roti itu setelah wanita yang dipanggilnya, Rika Sanders.
"gak, aku dah gak tahan dengan pekerjaan sialan itu!" gumam seorang Rika dalam hati dan berjalan menjauhi toko roti yang ditinggalkannya itu.
"Mungkin aku harus ke pusat kota untuk melihat papan lowongan.." Gumam Rika saat menuju ke pusat kota.
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~
"Ha? Keluar lagi? Udah berapa kali ini terjadi?" tanya seorang pria berambut coklat kehitaman yang tampan dan tinggi itu dalam telepon.
"Ya sudah, tolong sebarkan kabar lowongan pekerjaan untuk menjadi kepala pelayan." ucapnya lagi dalam telepon.
Lalu menutup telepon itu dan duduk kembali ke kursi besar hitam yang berlengan itu.
Steven Oscar, seorang pria tampan pengusaha muda di London berusia 24 tahun yang berbadan tinggi serta tegap itu ditakuti banyak orang. Kenapa?
Rika Sanders, seorang wanita berkulit putih kekuningan berusia 22 tahun yang tinggal di London. Kenyataan bahwa ia adalah seorang asia membuatnya mewarnai rambut hitamnya menjadi ombre agar tidak ada yang menyadari orang tuanya yang satunya berasal dari indonesia dan satunya lagi berasal dari London sendiri. Dia sering gonta ganti pekerjaan. Kenapa demikian?
Ini adalah cerita Prequel dari That Idiot Jerk Loves Me yang berkisah tentang Rika dan Steven
"Akhirnya sampai juga huh.." gumam Rika begitu tiba di halte bus salah satu wilayah London.
Rika Sanders berjalan menelusuri bangunan besar dan tinggi itu melewati lampu lalu lintas dan menuju ke suatu bangunan tertulis "Post Office" yang tidak besar seperti bangunan lainnya.
"Ah! Rika, you're back! Apa kamu keluar lagi dalam pekerjaan toko roti itu?" tanya seorang wanita tua berambut keriting coklat kemerahan saat melihat Rika Sanders masuk ke dalam kantor pos itu dan menemuinya.
"hmm.." gumam Rika singkat tidak ingin membahas hal yang menimpanya.
Rika hanya memandang papan yang ditaruh di samping meja penerima tamu itu, tempat wanita tua itu berada.
"So, ada pekerjaan yang membuatmu tertarik? Silahkan lihat saja dulu. Oh aku baru ingat, ini pekerjaan yang baru tiba hari ini. Mungkin belum ada yang melihatnya." kata wanita tua itu sambil menunjukkan sebuah kertas.
Kertas itu memang masih baru dan.. yang jelas gajinya sudah tertera di kertas itu.
"10.000 Pound?!?!!" gumam Rika melihat kertas itu dengan matanya yang dilebarkan itu.
"iya Rika, you know aku sudah menduga kau akan keluar dari toko roti itu jadi aku menyimpannya khusus untukmu hahaha." ucap wanita tua itu lalu tertawa kecil.
"tapi.. hanya menjadi kepala pelayan? Begitu mudah?" gumam Rika dalam hati memandangi penjelasan dalam kertas itu lebih lanjut.
"baiklah, akan kucoba. Terima kasih Ma'am. Ini tipsnya." Ucap Rika mengengam kertas itu erat-erat dan menaruh 2 pound di meja wanita tua itu.
"kapanpun sayang." jawab wanita tua itu singkat.
"Egerton Crescent kah.. memang tidak heran." Gumam Rika dalam hati saat keluar dari kantor pos itu.
Egerton Crescent. Bisa dibilang kawasan perumahan konglomerat dimana rumah tersebut bisa dibilang besar atau biasa disebut mansion.
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~
Rika turun dari bus begitu sudah tiba di wilayah yang ditujukannya. Meskipun masih berjarak 1 km dan dia harus berjalan lagi hingga sampai ke perumahan itu.
Dengan perasaan yang meluap-luap, Rika berjalan sambil memikirkan bahwa ia harus bertahan dalam pekerjaan ini karena ini adalah pekerjaan yang memiliki gaji terbanyak sepanjang hidupnya. Namun.. kenapa pekerjaan ini memiliki gaji yang luar biasa banyaknya?
Itu yang ada di benak Rika dan pikirannya buyar sejenak memandangi perumahan elit yang sudah terlihat di depannya walau masih agak jauh.
Mansion berukuran super besar itu seperti istana yang ada di film-film dan itu membuat Rika berhenti sejenak. "Aku akan bekerja di sini?" tanyanya dalam hati yang masih terkagum-kagum melihat perumahan itu.
Ketika sudah menemukan rumah yang dimaksud dalam kertas itu..
"astaga.. aku masih belum percaya ini!" Gumam Rika Sanders lalu berjalan mendekati bangunan itu.
"Selamat siang nona, anda mencari siapa?" tanya seorang pria berpakaian rapi dan mendekati Rika saat ia sudah yakin akan rumah yang dimaksudkan dalam kertas itu.
"ah.. ini. Aku ingin bekerja disini." balas Rika menyerahkan kertas lowongan itu yang dipegangnya sejak dari kantor pos hingga kemari.
"ah iya, perkenalkan namaku Alfred. silahkan masuk. Akan kutunjukkan arahnya." ucap pria berpakaian rapi itu lalu sedikit membungkuk dan menaiki tangga bangunan itu dan membukakan pintu untuk Rika.
"iya.. terima kasih, namaku Rika Sanders panggil saja Rika." ucap Rika sambil masuk.
Pria bernama Alfred itu pun masuk dan menutup pintu. "Nona Rika tunggu sebentar ya." ucap Alfred lalu mengambil ponsel dan menelepon sejenak. "baik, tuan." ucap Alfred dan hanya itu yang terdengar di telinga Rika karena Rika yang masih memandangi bagian dalam mansion itu. Lampu-lampu terletak di tengah ruangan dan tangga luas berjalur dua arah menuju ke atas berposisikan di depan mereka.
"baiklah, ayo kita ke atas nona Rika." ucap Alfred setelah menyadari Rika yang mengangumi mansion itu.
Alfred pun berjalan duluan dan diikuti Rika. Mereka naik dari tangga di depan mereka dan membelok ke bagian kanan menuju ke sebuah ruangan dan Rika menduga ruangan itu adalah ruang tamu karena terdapat kursi sofa dan meja di tengah sofa itu. Namun setelah melihat ke atasnya terdapat rak-rak besar berisi buku dan dia sudah menyangka itu adalah perpustakaan. Baiklah, dia sempat shock bahkan pemilik rumah ini mempunyai perpustakaan sendiri sedangkan orang-orang di London banyak yang pergi ke perpustakaan umum tempat ia bekerja dulu.
Please vote!!! 👇👇👇👇⭐️⭐️⭐️👇👇👇👇
Astaga! Baiklah, ini memang diluar akal sehat tapi setidaknya ini yang dilihat Rika dengan matanya sendiri.
Lalu sambil melihat dari arah kanan dan matanya terus berjalan lalu berhenti di satu arah. Seseorang duduk membelakangi mereka di salah satu kursi sofa itu dan beberapa buku bertumpuk di meja kaca itu.
"tuan, aku membawanya." ucap Alfred setelah membukakanku pintu dan menutupnya setelah Rika masuk.
"hmm.. suruh dia kemari." ucap pria itu dengan nada dingin.
"Apa? Jangan-jangan ini pemiliknya? Suaranya menyeramkan....." gumam Rika dalam hati setelah mendengar suara itu dan membuatnya gemetaran.
Rika pun terpaksa mengikuti Alfred dari belakang setelah Alfred berjalan beberapa langkah. Astaga.. Rika gugup setengah mati, bahkan keringat dinginnya mulai keluar meskipun ini masih awal akan masuk musim dingin.
Tam-tampan.. itulah yang dikatakan seorang Rika dalam hati saat menatap dengan dekat pria yang duduk di kursi sofa itu.
"Namanya Rika Sanders, dia berusia 22 tahun dan tinggal di London." Ucap Alfred lalu mengarahkan tangannya ke arah Rika.
"Sa-salam kenal tuan." Ucap Rika dengan membungkuk sedikit dan kembali ke posisi berdiri lalu melihat ke arah pria itu.
"Mmm.." gumam pria itu singkat dan masih membaca bukunya itu lalu meletakkan bukunya di meja di depannya dan melihat ke arah Rika.
"baiklah, rambutmu.. diikat dan pakaianmu pakai baju yang disediakan serta barang-barangmu sudah harus dipindahkan kesini mulai besok. Lalu kau tidur di kamar yang disediakan Alfred nanti. Jadwalmu dan pekerjaanmu akan ditunjukkan oleh Alfred nanti." Jelas pria itu lalu kembali mengambil bukunya dan membacanya.
"a-aku langsung diterima?" tanya Rika sempat terkejut menoleh ke arah pria itu namun tidak ada jawaban dan kemudian dia memandang ke arah Alfred "iya, nona." ucap Alfred singkat. "Kau sudah boleh menghapus kata Nona, Alfred." ucap pria itu yang masih membaca.
"Kalau kau memang mendengarkan kami, setidaknya perkenalkan namamu." ucap Rika tiba-tiba. Yah walau dia memang sedikit kesal karena dikacangin barusan.
"Apa katamu?" Tanya pria itu lalu menurunkan buku dari wajahnya dan memandang Rika Sanders beberapa detik. Kemudian pria itu tersenyum sinis, "kau boleh katakan itu kalau kau mampu bertahan bekerja disini selama 1 bulan, Rika Sanders!" Ucap pria itu lalu menatap bukunya kembali.
Kata-kata itu adalah tantangan untuk seorang Rika Sanders, "baik. Kuterima tantanganmu itu!" Gumamnya singkat lalu menoleh ke arah Alfred seakan ingin Alfred menunjukkan apa saja pekerjaan yang harus dilakukannya.
Alfred hanya tersenyum kecil lalu menunjukkan arah keluar dari ruang perpustakaan dan Rika pun dengan segera meninggalkan ruangan itu.
"Baiklah Alfred, boleh jelaskan semua tugasku?" Tanya Rika saat mereka berada si luar pintu perpustakaan.
"Iya, mulai dari aku perkenalkan diriku sekali lagi. Aku Alfred Robert, aku sekretaris atau biasanya disebut tangan kanan tuan di kantor. Atau Rika mau tau nama Tuan?" Tanya Alfred ditengah menjelaskan dirinya. "Ah.. Tidak usah!" Jawab Rika sambil mengelengkan kepalanya dan tersenyum sedikit.
"Tugas Rika sebagai kepala pelayan disini adalah untuk memerintah apapun yang harus dilakukan pelayan di rumah ini serta koki. Intinya yang berhubungan dengan pekerjaan rumah." Jelas Alfred lalu terhenti sejenak melihat kebingungan di wajah Rika. "Pelayan? Kalau ada pelayan disini, kenapa kalian mencari pelayan lain lagi?" Tanya Rika bingung sambil meletakkan tangannya di dagu mencoba menyerap kembali penjelasan Alfred barusan. "Tugas kepala pelayan yaitu yang menyalurkan semua itu kepada Tuan dan dengan kata lain. Kau yang mewakili semua pelayan dan koki melayani tuan secara langsung." Jelas Alfred lagi.
"Tunggu.. Artinya hanya kepala pelayan yang boleh bertemu dengan tuan dan sisanya hanya membantu di belakang?" Tanya Rika memperjelas keyakinannya. "Betul, Rika." Ucap Alfred singkat. Lalu Alfred menjelaskan lebih lanjut lagi....
Mulai dari pagi hari, Rika sudah harus bangun pukul 6 pagi dan langsung menuju ke dapur menemui pelayan yang sudah siap menyiapkan teh lalu membawanya ke kamar tidur tuan dan kemudian membangunkannya lalu membuka tirai jendela. Mengeluarkan baju yang sudah disiapkan sesuai dengan jadwal serta membawakan baju kotor dan juga membantu memakaikan jas apabila adanya jadwal rapat. Lalu memberitahukan sarapan dan mengantarkan hingga ke meja makan. Rika juga yang mengambilkan makanan yang sudah disiapkan pelayan dan koki di dapur dan mengantarkannya ke meja makan. Setelah itu, Rika juga mengantarkan tuannya sampai ke pintu depan dan menunggunya hingga pergi. Lalu kembali ke dalam mansion menugaskan pelayan untuk membersihkan tempat tidur lalu mencuci baju dan membersihkan lantai dan lain-lain. Dan sambil mengecek apakah semua hal sudah beres dan menunggu tuan pulang di malam hari lalu membukakan pintu serta mempersilahkan masuk dan kembali mengantarkan makanan dan membantu segala kebutuhan yang diminta secara langsung.
Memang terdengar sulit, namun tidak menguras tenaga seperti mencuci ,memasak dan lain sebagainya melainkan hanya memerintah dan mendengarkan serta berbicara seadanya.
Lagipula.. Mansion sebesar ini hanya ditinggali seorang pria, apakah dia tidak punya orang tua?
Mohon di vote!!!👇👇👇👇⭐️⭐️⭐️👇👇👇👇
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!