Kimmy Jesyln, gadis usia 22 tahun, seorang anak yang tinggal sebatang kara, orang tuanya sudah pergi sejak ia berusia 15 tahun, hidup sendiri tanpa adanya orang tua disisi amat begitu pahit dan menyiksa diri. Kerinduan terhadap orang tuanya hanya bisa ia telan, ia harus merantau ke Ibu Kota demi mencari kehidupan yang lebih layak, tinggal di Desa sama sekali tidak merubah hidupnya. Ia harus mencari pengalaman baru agar kehidupannya berubah, tak selalu susah.
Hidup susah baginya sudah biasa, namun jika ia tak mengambil keputusan untuk mencari hal-hal baru, akankah kehidupannya berubah? Tentu tidak.
Wanita itu kini telah berpakaian rapi hendak melakukan interview di sebuah Kantor yang tempatnya melamar kerja, kebetulan hari ini ia telah dikabarkan untuk melakukan tes interview di Kantor itu, dengan perasaan bahagia, Kimmy berjalan kaki dari tempat tinggalnya menuju kantor pencakar langit yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Kimmy melamar pekerjaan yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal sementaranya, agar ia tak kesusahan, apabila pergi bekerja.
Kimmy, wanita yang selalu dipanggil dengan sebutan Kim.
Sesampainya di kantor, Kimmy melihat seorang penjual kopi keliling, ia hendak membelinya.
“Pak!” Kim memanggil bapak-bapak penjual kopi keliling itu agar mendekat ke arahnya, ia hendak membeli.
“Iya, Non? Mau beli berapa?” Bapak itu langsung mendekat ke arah Kim berada.
“Satu aja, Pak.” Kim tersenyum.
“Baik. Ini, Non.” Bapak itu memberikan secangkir kopi kepada Kim.
“Terima kasih, Pak. Ini uangnya.” Kim menerimanya, lalu segera memberikan uang kepada Bapak penjual kopi.
“Ini kembaliannya, Non.” Bapak itu menyodorkan uang kembalian kepada Kim.
“Gak usah, Pak. Ambil aja kembaliannya untuk Bapak.” Kimmy langsung masuk ke dalam kantor pencakar langit itu.
Wanita itu merasa kagum akan kemewahan Kantor itu, begitu mewah. Ini adalah hal pertama kalinya kedua kakinya menginjakkan ke Sebuah Kantor ternama, mewah, dan besar menjulang tinggi ke langit. Akankah ia lolos bekerja di sini sebagai karyawan?
Ah, entahlah.
Kim tak tahu, tapi, ya. Semoga saja ia bisa lulus bekerja di sini.
Saat sedang asik menelusuri Kanntor, tanpa disengaja Kim menabrak seorang lelaki berbadan kekar memakai kaca mata hitam di hadapannya.
BRAK!
Air kopi yang ada di dalam cangkir plastik itu mengenai pakaian pria itu, kedua bola mata Kim membulat penuh--terkejut dengan apa yang terjadi.
Pria di hadapan Kim melepaskan kacamatanya, menatap Kimmy dengan sorot mata tajam, aura dingin pria itu membuat Kim menjadi takut, tubuhnya bergemetar hebat, menahan rasa grogi, ia takut dengan pria di hadapannya.
“Apa yang telah kau lakukan?” tanyanya dengan nada dingin, sorot matanya masih melekat menatap ke arah Kim.
“A-anu, Tuan. Maaf aku tak sengaja.” imbuh Kimmy gugup. “Mari aku bersihkan pakaianmu, Tuan.” Kim mengelap pakaian pria itu dengan syal yang mengikat di lehernya.
Pria itu mendorong pelan tubuh Kimmy hingga Kimmy termundur beberapa langkah, “Aku bisa membersihkannya sendiri. Ikut ke ruanganku sekarang!”
“Ada apa dengan Anda, Tuan Muda?” seorang tergesa-gesa menghampiri Lucas dengan membawa dokumen di tangannya.
“Bawa wanita ini ke ruanganku sekarang, Antoni!”
Lucas meninggalkan wanita itu dengan raut wajah kesalnya, ia benci situasi seperti ini.
Lucas Argiantara seorang putra tunggal, dan pengusaha muda yang sukses di bidang properti, ia termasuk kategori lelaki impian setiap wanita, tajir, tampan, putih, biliionaire dan pengusaha muda. Wanita mana yang tak menginginkan laki-laki seperti Tuan Muda Lu?
Ia memiliki sikap dingin dan arogan, pria yang dikenal dengan es balok.
Sesampainya di ruang kerja pribadi Tuan Muda Lu, akhirnya Antoni membawa wanita itu ke sana, terlihat Lucas sedang sibuk dengan dokumen-dokumen di tangannya, pria itu mengecek satu-persatu halaman dokumen dengan teliti.
“Siapa dia, Antoni?” tanya Lucas tanpa basa-basi.
“Maaf, Tuan Muda. Harusnya tadi saya yang menemui Nona ini di luar,” jawab Antoni sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“Apakah dia yang melamar pekerjaan dan melakukan interview hari ini?” Lucas bertanya dengan raut wajah datarnya.
Antoni mengangguk pelan, “Anda benar, Tuan.”
“Tolak dia dari perusahaan! Tidak akan diterima di kantor ini, Antoni! Aku tidak ingin melihat wajahnya lagi!” Lucas mengibaskan tangannya, ia mengalihkan pandangan fokus dengan dokumen di tangannya.
Kim merasa lemas mendengar ucapan dari pria itu, akankah pria yang ditabraknya ini adalah pemimpin perusahaan?
Gawat!
Benar-benar gawat!
Kimmy merasa tak berdaya, tubuhnya langsung merosot lemas terduduk di atas sofa ruangan, “Kumohon maafkan aku, Tuan. Aku akan mengganti rugi pakaianmu itu. Katakan padaku, berapa harganya? Aku akan menggantinya dengan uangku.” rengek Kim dengan lemas, ia mendekat ke arah Lucas, menggoyang-goyangkan lengan Lucas memohon agar ia diterima di perusahaan itu.
“Cih, apakah kau sanggup mengganti pakaianku ini?” cibir Lucas tersenyum miring. “Harga pakaianku 10 miliar, apakah kau sanggup membayarnya, Nona?”
“Apa?!” Kim terkejut, expresi wajahnya tak dapat disembunyikan. “Bajumu harganya 10 miliar? Hei, apakah kau bercanda?!”
Kim tak suka dengan pembicaraan Tuan Muda Lu, ia memajukan bibirnya, entah apa yang harus ia lakukan sekarang, rasanya mencari pekerjaan amat sulit untuk sekarang waktu. Ia beharap akan ada sebuab keajaiban yang mengubah hidupnya. Tapi kapan? Entahlah.
“Apakah dari raut wajahku kelihatan bercanda?” tanya Lucas nada dingin. “Aku tidak pernah bercanda masalah keuangan!”
“Uang sebanyak itu dari mana aku akan mendapatkannya, Tuan? Untuk bertahan hidup saja sudah susah!” rutuk Kim dengan bibir cemberut.
“Jika kau tak ada uang, aku akan memberikanmu penawaran. Bagaimana, kau mau?” Lucas meletakkan dokumen, ia menatap ke arah Kim yang ada di sampingnya.
“Katakan!”
“Jadilah pengasuh pribadiku, aku akan membayarmu. Jika kau menolak, kau akan aku tuntut untuk bertanggung jawab, dan akan kuserahkan kepada pihak berwajib.” Lucas meneguk segelas air kopi di hadapannya.
Kimmy menelan saliva, akankah penawaran ini menguntungkan baginya? Ataukah akan membawanya ke jalan yang lebih sulit?
Terdiam lama, otaknya berpikir dengan lama untuk menerima tawaran dari pria sombong itu.
Berat hati untuk menerima tawaran pria es batu itu, namun ia terpaksa menerima, sebab tidak ada pilihan lain, selain menerimanya dengan lapang dada.
“Baik, aku setuju, Tuan.” Kimmy mengangguk pelan, kemudian ia tersenyum.
Ya, Kimmy adalah gadis periang dan ramah, ia tidak sombong apalagi bersikap cuek.
“Baiklah.” Lucas mengibaskan tangannya, mengisyaratkan agar Kim menjauh darinya. “Antoni, buatkan daftar peraturan yang harus ia lakukan selama menjadi pengasuhku di rumah utama.”
Antoni mengangguk pelan. “Akan segera saya siapkan, Tuan Muda Lu.”
“Kapan aku akan bekerja, Tuan?” tanya Kim berbasa-basi.
“SEKARANG!” tegas Lucas dengan nada besar.
Kim menyipitkan bola matanya, ia kemudian terkekeh kecil. Atasannya ini sangat lucu dan menggemaskan.
...----------------...
Bersambung🎈
“Ini adalah kamarmu, kau tidak akan boleh pergi ke mana-mana, selain tanpa seizin dariku. Hanya aku yang berhak atas dirimu. Kau mengerti?” Lucas menekankan setiap kalimat yang diucapkannya, ia memberikan selembaran kertas putih yang berisi banyak peraturan.
Kim menerima kertas itu, lalu membacanya dengan begitu teliti. Jangan sampai ia salah membaca, Lucas dengan expresi wajah datarnya menatap Kim yang amat serius membaca surat peraturan yang dibuat oleh asisten pribadinya—Antonio.
“Apa Tuan Muda tidak salah membuat peraturan ini?” Kim sedikit merasa heran, akankah ia menyuapi makan untuk pria dewasa di hadapannya ini? Pekerjaan konyol semacam apa ini? Pikir Kim.
“Jika kau keberatan, silakan keluar dari rumah ini dan kembalikan uang ganti rugi sebesar 10 Miliyar dalam waktu satu hari,” ucapnya dingin, tatapannya datar menatap ke arah Kim yang berada di ambang pintu kamar.
Kim menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia sedikit canggung dengan sikap dingin Tuan Muda Lu ini, akankah ia menjadi seorang baby sister yang merawat bayi besar ini? Yang benar saja, batin Kim.
“A-aku tidak keberatan, Tuan Muda. Baiklah, akan kulakukan semuanya untukmu,” balas Kim dengan serius. Raut wajahnya tak dapat dibohongi bahwa ia amat serius dengan ucapannya.
“Baik jika kau mengerti, lakukan tugasmu mulai sekarang!”
Lucas segera meninggalkan wanita itu sendirian di kamar yang telah diberikan olehnya, membiarkan Kim memulai pekerjaan saat ini, Kim tidak boleh pergi ke manapun tanpa seizin darinya, karena Kim sudah terikat perjanjian dengannya.
Sebetulnya, Lucas hanya ingin mengerjai gadis itu, namun karena sikap Kim begitu polos. Lucas mengambil kesempatan di dalam kesempitan, apalagi saat ini ia amat butuh penghibur, disaat telah dikhianati oleh kekasih, menyaksikan di depan mata kepala sendiri bagaimana kekasihnya bercumbu mesra di hadapannya di sebuah kamar hotel, membuat hatinya terluka begitu perih. Hal itu merubah sosok Lucas yang dahulu amat ramah, asik, menjadi sosok pria dingin, sombong, dan arogan.
Ia selalu menggunakan kekayaan untuk merendahkan harga diri wanita. Lucas pikir, dengan uang ia bisa membeli harga diri wanita. Dan sekarang ia mendapatkan mainan baru, yang menjadi pengasuhnya, akan ia buat seperti seorang boneka.
Pria itu pergi ke sebuah ruang atas, di mana menjadi tempat penyimpanan minuman beralkohol, ia hendak menenangkan pikirannya malam ini, rasanya otaknya begitu mumet.
Kim mengganti pakaiannya menjadi pakaian pengasuh ala-ala babysister atas perintah Antoni, ia harus bekerja baik agar Tuan Muda Lu memberikan uang gaji lebih sesuai pekerjaannya.
Kim tahu apa yang harus ia lakukan, bersikap baik dan sopan terhadap Tuan Muda Lu.
“Nona Kim, sekarang sudah waktunya Anda untuk melayani Tuan Muda. Sekarang pergilah ke dapur ambil makanan, dan bawakan untuk Tuan Muda!” perintah Antoni memperingati Kim agar tidak lupa dengan tugasnya.
“Baik, aku akan segera melaksanakan tugasku.” Kim melengkungkan senyumannya dengan canggung, wanita itu segera meninggalkan kamar dan menutupnya.
Dengan langkah kaki berat, ia berjalan menuju dapur hendak mengambilkan makan malam untuk Tuan Muda Lu, hari ini adalah hari pertama ia bekerja di rumah mewah bagaikan istana seorang presdir.
Andai ia memiliki rumah mewah seperti Tuan Muda Lu, pasti hidupnya akan amat bahagia, damai dan tentram. Begitu menyenangkan. Pikirnya.
“Bi, di mana makan malam untuk Tuan Muda?” tanya Kim sopan kepada kepala pelayan.
“Ini makan malam untuk Tuan Muda, Nona Kim.” Kepala pelayan memberikan sebuah nampan berisi mangkok makanan kepada wanita yang sekarang menjabat sebagai pengasuh pribadi Tuan Muda Lu.
“Terima kasih, Bibi.” Kim menerimanya dengan senang hati, wanita itu tersenyum ramah menyapa semua para pelayan.
Dengan cepat, Kim meninggalkan dapur, ia berjalan menaiki anak tangga menuju kamar pribadi Tuan Muda yang berada di lantai atas, ia tidak diperbolehkan menaiki lift, hanya boleh menaiki anak tangga menuju kamar pribadi Tuan Muda atas perintah pria itu.
Ya. Kim tidak mempermasalahkan hal itu, mau sejauh manapun, setinggi apapun, akan ia tempuh dengan kakinya selagi ia mampu tak akan mengeluh sedikitpun.
Tok-tok-tok!
Kim mengetuk pintu kamar itu, ia mencari di mana keberadaan bel, namun ia tak dapat menemukannya.
Wanita itu mengembuskan nafasnya perlahan-lahan, lalu kembali mengetuk pintu kamar dengan tangannya.
Tak ada jawaban, membuat Kim heran.
Ke mana perginya pria itu? Batinnya bertanya-tanya.
“Kau sedang mencari siapa?” suara itu terdengar di telinga Kim, membuatnya terkejut.
“A-anu, Tuan. Anda dari mana saja? Saya ingin mengantarkan makan malam untuk Anda,” ujar Kim tersenyum lebar, menunjukkan barisan giginya yang rapat dan putih bagaikan seekor kuda.
“0708.” Lucas berbicara dengan nada seraknya, ia kembali meneguk minuman berkadar alkohol tinggi di tangannya.
“Kode apa itu, Tuan Muda?” tanya Kim dengan polos.
“Itu.”
Lucas menunjukkan jari telunjuknya ke arah pintu, pandangannya sudah sedikit kabur. Sepertinya ia sudah kebanyakan minum-minuman beralkohol.
Kim menanggapinya dengan cepat, wanita itu membuka pintu kamar pribadi Tuan Muda Lu, lalu ia masuk meletakkan nampan berisi mangkuk makanan itu di atas nakas. Kemudian Kim memapah tubuh Lucas masuk ke dalam kamar.
“Sepertinya Anda sedang mabuk berat, Tuan.” Kim tidak suka dengan aroma minuman beralkohol itu, membuatnya ingin memuntahkan isi perutnya sekarang juga.
Dengan pelan Kim merebahkan tubuh pria itu di atas ranjang, kemudian mengambil alih botol minuman dari tangan Tuan Muda Lu dan diletakkannya di atas nakas, wanita itu mencoba melepaskan sepatu Lucas, dan hendak berniat membersihkan badan pria itu, sepertinya sangat lengket karena keringat.
“Sungguh pekerjaan yang melelahkan.” gerutu Kim dengan nada pelan.
Lucas dapat mendengar ucapan wanita itu meski wanita itu berkata dengan lirih saat menuju kamar mandi.
Awas saja kau!
Kimmy membawa air di dalam baskom kecil dengan handuk kecil mendekat ke arah ranjang, ia melepaskan jas yang dikenakan oleh Tuan Muda Lu dengan sangat hati-hati, pria itu berpura-pura tertidur, namun nyatanya ia bisa mendengar rutukan wanita itu.
Wanita itu membasuh tubuh Lucas dengan hati-hati, ia memberanikan diri mengganti pakaian Tuan Muda, saat hendak melepaskan celana pria itu, dengan cepat sebuah tangan kekar menahan tangan Kim agar tak menyentuh area sensitifnya.
“Jangan menyentuhnya!”
“Anda sudah bangun, Tuan Muda?” Kim terkejut dengan Lucas yang tiba-tiba sadar. Akankah pria itu hanya bepura-pura?
“Kau mengira aku tidur?” Lucas menaikkan alisnya, pria itu memasang wajah datarnya.
“Ah, maafkan aku. Aku hanya menjalankan tugasku sebagai pengasuhmu, Tuan.” Kim merasa canggung, entah mengapa susana menjadi sangat mencekam saat pria itu sudah berbicara.
“Aku memberikanmu pekerjaan, bukan bearti membiarkanmu menyentuhku sembarangan. Kau mengerti, Nona Kim yang terhormat?” Lucas menekankan setiap kalimatnya, dengan nada dingin tanpa minat ia berbicara.
Keesokan Harinya.
Seperti yang sudah tertulis di sebuah kertas bahwa Kim harus membangunkan Tuan Muda untuk pergi bekerja, dengan terpaksa wanita itu bangkit dari ranjang dengan mata yang masih mengantuk.
Kim mengusap wajahnya dengan jemari tangan agar tak mengantuk lagi, ia menelusuri anak tangga untuk sampai ke lantai atas, di mana kamar Tuan Muda berada.
Ya. Itu adalah pekerjaannya.
Tok-tok-tok!
Kim mengetuk pintu kamar, ia berulang kali mengetuk pintu. Namun sama sekali tak ada jawaban dari dalam sana, membuat Kim menjadi heran. Apakah laki-laki itu masih tidur?
Tak ada jawaban sama sekali, Kim kembali teringat kode yang disebutkan oleh Tuan Muda Lu, 0708. Ya, itu adalah kode yang disebutkannya malam ini, dikala mabuk berat.
Wanita itu menekan tombol dengan kode yang diingatnya, lalu pintu terbuka. Terlihat seorang pria tengah bertelanjang dada tertidur pulas di atas ranjang berukuran king size itu, dadanya yang putih, mulus, kotak-kotak, membuat Kimmy terpesona. Begitu amat menggoda diri.
Kimmy melangkahkan kedua kakinya masuk ke dalam kamar Tuan Muda Lu, ia menutup kembali pintu kamar dengan hati-hati, kemudian segera berjalan mendekat ke ranjang, di mana lelaki itu berada.
Kim menarik selimut yang menutupi tubuh pria itu, ia menelan salivanya dengan berat, terlihat Tuan Muda hanya mengenakan celana boxer.
Kenapa pria ini begitu membuatnya terpesona?
“Tuan ... Ayo bangun!” Kimmy mencoba membangunkan Tuan Muda.
Tak ada reaksi sedikitpun membuat Kim menjadi sedikit kesal, entah cara apalagi yang harus digunakannya agar pria itu segera bangun. Perempuan itu menatap jam kecil di atas nakas telah menunjukan pukul 08.00 pagi, sudah seharusnya untuk Tuan Muda pergi ke kantor.
“Ayo bangun, Tuan!”
Lucas mengerjapakan matanya perlahan-lahan, ia mengedipkan matanya berulang kali, terlihat seorang wanita berdiri di hadapannya tengah memakai pakaian babysister, membuatnya heran. Siapa wanita itu?
“Siapa kau?” tanyanya dengan raut wajah heran.
“Apakah Anda sedang mabuk lagi, Tuan Muda? Ayo bangunlah! Sudah pagi!” Kimmy sedikit berteriak.
“Aku masih mengantuk, pergilah! Tidak usah berteriak denganku,” usirnya dingin, pria itu kembali menarik selimut untuk menutupi dirinya.
“Tidak-tidak! Anda tidak boleh tidur, Tuan Muda. Sekarang bangun!” Kim menarik lengan pria itu agar segera bangkit dari ranjang.
“Minggirlah! Aku masih mengantuk!” usirnya dengan mata yang masih menutup.
Kimmy kesal dengan tingkah laku Tuan Muda yang tak kunjung bangun, gadis itu menarik lengan Tuan Muda Lu agar segera berdiri. Lelaki itu segera berdiri, matanya membulat penuh, menatap Kimmy dengan sorot mata tajam, auranya sangat dingin, membuat Kim menjadi termundur beberapa langkah, menjaga jarak dari si pria es balok itu.
“Aku sudah katakan padamu bahwa aku masih mengantuk!”
Lucas menarik lengan gadis itu hingga akhirnya mereka sama-sama jatuh ke atas ranjang, Kim berada di bawah, dan Tuan Muda Lu berada di atas tubuh Kimmy, kedua bola mata mereka bertemu dan saling pandang satu sama lain dengan dalam.
Tuan Muda Lu tersenyum menyeringai, “Apa aku tampak bercanda?”
“A-ah lepaskan!” Kimmy memberontak sekuat tenaga. Namun tenaga Tuan Muda jauh lebih darinya, hingga membuat Kim kewalahan.
“Semudah itu aku melepaskanmu, Nona Kim?” Lucas mengangkat satu alisnya. Dan kemudian.
Cup!
Satu kecupan berhasil mendarat di bibir Kimmy, setelah memberikan ciuman pertama untuk gadis itu, Tuan Muda Lu segera menarik lengan Kim agar menjauh dari ranjangnya.
“Pergilah!”
Laki-laki itu merebahkan dirinya, ia menarik selimut untuk menutupi dirinya, lalu memejamkan kedua bola mata hendak kembali tidur.
Kim masih terkejut dengan apa yang baru saja dilakukan oleh Tuan Muda, ia memegangi bibirnya dengan jemari tangannya.
“Apakah aku sedang bermimpi?” ucapnya bermonolog.
Lucas mendengar perkataan itu tersenyum miring. “Dasar wanita bodoh!”
Pria itu kembali memejamkan matanya, tak memperdulikan kehadiran Kim lagi. Ia masih amat mengantuk.
Kimmy menatap ke arah Tuan Muda Lu, ia masih tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi antara mereka berdua, namun sudahlah. Kim tidak akan membawa perasaan soal itu, mungkin Tuan Muda memberikannya balasan karena telah mengusik tidurnya.
Tapi, hal itu adalah ciuman pertama yang diberikan seorang laki-laki padanya, dan yang memberikannya adalah Tuan Muda Lu.
Kim tidak ingin berpikir panjang lagi, kini ia harus menjalankan tugasnya memasak sarapan pagi untuk Tuan Muda Lu, agar laki-laki itu tidak sakit.
Wanita itu keluar dari dalam kamar utama, ia menelusuri anak tangga menuju dapur. Sesaat hendak menuju dapur, kedua bola matanya tertuju pada seorang wanita berparas cantik, seperti seusianya sedang membuat keributan di ruang tamu.
Penasaran akan wanita itu, Kim mendekat ke arah wanita itu.
“Hei, kenapa Anda membuat keributan di sini? Apa Anda tidak tahu bahwa Tuan Muda sedang tidur?” Kim tiba-tiba datang, membuat wanita itu menoreh ke arahnya.
“Siapa kau? Beraninya kau ikut campur dengan urusanku, di mana Tuan Muda Lu? Apa dia ada di dalam kamar?” tanyanya langsung pada Kim, Kim menatapnya dengan heran.
“Mau apa Anda kemari?” Kim merasa tidak suka.
“Nona Young ... Keluarlah dari rumah ini! Atau nanti Tuan Muda akan marah kepada Anda!” Antoni melihat dari kejauhan segera mendekat, berani sekali mantan kekasih Lucas datang ke rumah utama.
“Cih, kalian berani mengusirku? Apa kalian tidak takut akan kena pecat oleh Tuan Muda saat aku berkata bahwa kalian tidak memperlakukanku dengan baik?” cibirnya menghina dua manusia di hadapannya.
“Untuk apa Tuan Muda memecat kami? Tuan Muda sudah tahu semua keburukan Anda, Nona Young. Sekarang Anda tidak bisa memanfaatkan Tuan Muda untuk memecat kami. Sekarang Anda pergilah!” Antoni menekankan kalimatnya, ia menatap tajam ke arah Nona Young, ia benci berdebat dengan mantan kekasih Lucas.
Dengan mudahnya wanita itu kembali tanpa rasa bersalah setelah membuat perubahan besar di kehidupan Tuan Muda, setelah pengkhianatan yang dilakukannya di depan mata kepala Tuan Muda, kini ia kembali menginjakkan kedua kakinya di rumah utama untuk mencari keberadaan Tuan Muda.
Buat apalagi ia mencari Tuan Muda? Pikir Antoni.
Antoni tidak akan membiarkan Nona Young kembali melukai Tuan Muda, ia harus melindungi Tuan Muda dari si wanita ular—Nona Young itu. Jika tidak, Nona Young akan melakukan apapun untuk melancarkan rencana liciknya.
Antoni tahu, Nona Young pasti ada maksud dan tujuan datang kemari.
“Ada apa ini?” seorang pria berpakaian kimono menatap ke arah lantai bawah dari lantai atas. Kedua matanya menatap lekat pada seorang wanita berpakaian ketat itu, ya itu adalah Jesica Young.
Mau apa dia kemari? Pikir Lucas.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!