Masih ingat di benak Dinara, ketika dia mengantarkan Ronald ke Bandara, dia akan menuntut ilmu di negara yang berbeda dengan kekasih hatinya, kekasih yang sangat dia puja dan sangat dia sayangi.
Wanita yang mampu mengerti semua isi hatinya. Ronald ke Inggris selama lima tahun, dia berjanji akan kembali menjadi orang yang sukses tanpa campur orang tuanya.
Ronald berharap, Dinara akan sabar menantinya. Menanti dia kembali, seperti empat tahun kebersamaan mereka, Dinara selalu sabar menghadapi tingkah angkuhnya Ronald.
Cinta mereka terhalang restu orang tua, siapa yang suka anak yatim piatu miskin sedangkan Ronald dari keluarga ningrat dan berada. Hartanya bahkan tidak akan habis tujuh turunan. Orang tua mana yang tidak curiga dengan kekasih anaknya.
Tentu saja mereka berpikir, Dinara hanya ingin mengeruk harta mereka.
Gadis miskin yang tidak tahu dirinya.
"Hanya lima tahun, aku yakin kamu bisa tanpa aku di sini, katakan semua yang membuatmu kesusahan, aku pasti akan membantumu, honey!"
Begitulah rasa sayang Ronald dengan Dinara, dia selalu menggosok pelan rambut Dinara dan setelahnya mendaratkan kecupan hangat di kening kekasihnya.
Saat itu dengan penuh harap, Ronald berharap kalau Dinara akan menunggunya, akan setia menantinya. Hanya lima tahun, semua akan terbayar dengan kesuksesannya. Ronald lelaki pintar, tanpa mengandalkan orang tuanya pun dia bisa membuat bisnisnya sendiri. Bahkan dari sekolah menengah dia sudah mampu membuat bisnis makanan Frozen yang merajai Indonesia.
Bukan sampai itu saja, Ronald juga membuat usahanya yang lain hanya untuk bersanding dengan Dinara. Meski orang tuanya selalu melarang mereka tetapi Ronald tahu, dia akan bahagia dengan kekasihnya.
Saat itu Dinara tersenyum dengan cantiknya dan dengan mata yang berkaca-kaca, tidak mampu melepaskan kepergian Ronald.
"Aku pasti akan menunggumu, jadilah orang yang luar biasa ketika pulang nanti," ucap Dinara dengan lembutnya.
Selain parasnya yang cantik, Dinara begitu lembut hati dan tutur katanya, wanita yang hal sepele saja mampu membuatnya menangis sesegukan. Wanita lemah yang selalu ingin Ronald jaga tetapi dia tidak akan mampu menjaga kekasihnya kalau tetap di Indonesia. Dia akan meniti pendidikan dan karirnya di Inggris dan kembali dengan mendongakkan kepalanya.
Janji tinggallah janji, Dinara mengingkari janji setianya hanya dalam tempo enam bulan saja. Bagai petir Ronald melihat pesan masuk di ponselnya. Bahkan bukan telpon, hanya sekedar pesan tapi mampu membuat Ronald patah ara.
Menyakitkan sekali!
Wanita yang dia puja, tidak mampu setia. Dia menemukan laki-laki lain dan berharap Ronald akan bahagia di sana.
"Aku tidak pernah menyangka kalau kamu sekejam ini, Dinara. Aku berjuang pergi pagi dan pulang sangat larut hanya untuk bersama denganmu dan begitu mudahnya kamu menghancurkan perasaanku, dengan mudah kamu berkata kalau kamu sudah punya kekasih lain dan berharap yang sama terjadi padaku," ucap Ronald sinis.
Dia laki-laki tidak mampu menangis tetapi hatinya sangat terluka. Sangat sangat terluka. Dia sangat mencintai Dinara lebih dari mencintai dirinya.
"Jelas aku akan membuat kamu menyesal telah melakukan ini padaku," ucap Ronald dengan pasti. Sebelumnya Ronald begitu sangat posesif dengan Dinara, bahkan nomor ponsel laki-laki lain pun tidak boleh ada di ponselnya. Ronald juga tidak suka Dinara melirik laki-laki lain dan sekarang kedekatannya dengan laki-laki lain, sungguh sangat memancing emosinya.
Andai saja dia punya kuasa saat ini, sudah tentu Ronald akan kembali dan meminta penjelasan akan semua ini.
Sedang Dinara yang memang wanita lemah hanya mampu menuruti kehendak orang tua Ronald. Dinara terpaksa berhenti kuliah karena kuasa keluarga ningrat Ronald. Mereka membuat Dinara tidak bisa melanjutkan kuliah akuntansinya.
Mereka dengan tegas meminta Dinara untuk tidak mengganggu pendidikan Ronald di Inggris.
"Kamu jelas punya cermin untuk berkaca, Dinara! Kamu tidak pantas sama sekali untuk anak saya, kamu kuliah swasta biasa bahkan sekarang bekerja menjadi SPG makanan, itu memalukan keluarga kami kalau sampai semua orang tahu, kekasih Ronald hanya wanita biasa, saya harap mulai saat ini, putuskan hubunganmu dengan Ronald, kirimkan pesan pada Ronald dan katakan kalau kamu sudah punya kekasih lain atau kalau kamu tidak mau, saya akan melakukan yang lebih parah dari ini," ucap Monica, ibu kandung Ronald yang memang tidak suka hubungan anak tersayangnya dengan wanita gembel golongan bawah.
Dinara dipaksa menghubungi Ronald bahkan orang suruhan Monica menjambak rambut Dinara saat Dinara mengirimkan pesan pada Ronald.
Ronald, maafkan aku! Kita sudah terlalu jauh sekarang dan aku sudah mendapatkan penggantimu. Aku harap kamu akan sukses dan menemukan kekasih lain di sana.
Nara.
Sambil menulis pesan, Dinara menangis sesegukan, dia sangat mencintai Ronald, cintanya sangat tulus tanpa berharap apapun dari kekasihnya itu tetapi orang tua Ronald begitu kejam. Sangat sangat kejam. Dinara tidak akan sanggup berdiri jika tidak ada Ronald di sampingnya.
Bahkan dengan gilanya, Monica menginjak tangan Dinara dengan keras dan membuat tulangnya retak. Untung saja Dinara masih bisa menyembuhkan tangannya.
Setelah itu bahkan ponsel Dinara dihempaskan dan dihancurkan berkeping-keping, nomor ponselnya diambil dan dipatahkan supaya Dinara tidak akan mampu lagi menghubungi Ronald di Inggris.
"Berhenti mencintai anakku," ucap Monica dengan sangat tegas sampai menunjuk wajah Dinara yang sudah merah bekas tamparan keras dari Monica.
Dinara di usir dari kontrakan karena rumah kontrakan Dinara sudah dibeli oleh keluarga Ronald.
Sesak sekali rasanya menjadi Dinara, tidak ada orang tua bahkan keluarga kekasihnya menganiayanya sedemikian rupa. Percuma dia melapor pada pihak berwajib, keluarga Ronald sangat terpandang dan seluruh Indonesia bahkan mengenalnya. Deretan keluarga kaya dan masuk majalah bisnis dunia karena termasuk orang kaya di dunia.
Dinara bukan salah pilih tetapi Ronald yang sangat menyukainya. Dia sudah berusaha lepas dari Ronald tetapi tetap saja Ronald menariknya lagi ke dalam pelukannya.
Dalam tangisnya, Dinara pergi ke rumah keluarganya yang ada di Bandung menggunakan kereta. Melupakan semua tentang cintanya.
"Aku berhenti mencintaimu, Ronald!"
Dinara melihat pemandangan menuju Bandung dengan kereta. Matanya terus berderai air mata, tangannya sakit dan wajahnya lebam.
Bahkan penumpang kereta mencuri lirik melihat gadis cantik dengan tangisnya tetapi penuh dengan luka, jelas sekali korban penganiayaan tetapi mereka tidak mampu bertanya dan hanya melihat sekilas.
Dinara memutuskan untuk tidak lagi mencintai Ronald dan jika pun bertemu dia akan berpura-pura tidak mengenalnya. Dinara juga sangat yakin, setelah ini Ronald pasti akan membencinya.
Itu lebih bagus!
Karena dari awal mereka memang tidak diciptakan untuk bersama. Hampir putus asa rasanya Ronald di Inggris, semangatnya berkurang karena tidak ada lagi wanita yang memberikannya semangat.
Selama seminggu kuliah Ronald berantakan sampai dia akhirnya berpikir.
"Jangan merusak dirimu sendiri, Ronald. Begitu banyaknya wanita dan kamu hanya terpaku padanya, buktikan kesuksesanmu seperti apa katanya dan buat dia menyesal dan menangis darah karena meninggalkanmu." Ronald berucap janji pastinya.
To Be Continued ….
Tujuh tahun kemudian ….
Ronald berhasil menjadi lelaki yang paling diminati para wanita, dia sukses dalam pendidikan dan karirnya, pengusaha sukses dan mempunyai banyak aset dengan kemampuannya sendiri tanpa campur tangan orang tuanya. Ronald bekerja dan sambil menempuh jenjang kuliah S2 nya di Inggris.
Siapa yang tidak kenal dengan Ronald Wijaya. Bahkan Dinara pun tahu kalau hari ini begitu banyak berita tentang Ronald yang kembali dari Inggris dengan membawa kesuksesannya sedangkan dia hanya tamatan SMA sampai sekarang, Dinara tidak mampu melanjutkan kuliahnya karena tidak ada uang.
Dia juga tidak lagi tinggal di Jakarta dan menetap di Bandung. Ronald yang sekarang sungguh sangat gagah, sangat tampan dan juga sangat dingin. Banyak yang mengatakan kalau Ronald laki-laki playboy yang suka gonta-ganti pasangan tiap bulannya. Dinara hanya tersenyum memikirkannya.
Jelas Ronald mampu melupakannya.
"Kamu kenapa dari tadi lihat berita gosip terus, lihat gosip Ronald Wijaya?" tanya teman seprofesi dengan Dinara saat ini. Dinara hanya seorang marketing karena tidak mampu lebih dari itu. Untung saja dia masih bisa kerja karena mengandalkan kecantikan dan kepintarannya.
"Iya, hebat sekali ya, pasti banyak wanita yang suka dengannya," ucap Dinara dengan senyum tulusnya.
Bahkan temannya saja tidak tahu kalau Ronald adalah mantan kekasihnya.
"Tentu! Jangan harap dia mau melirik wanita seperti kita, mantannya itu rata-rata orang bule, kalau bukan artis, model kalau tidak dari keluarga kerajaan Inggris, idaman pokoknya, sudah kaya, tampan, tubuh atletis." Dengan semangatnya Lia menjabarkan kehebatan Ronald.
Dinara merasa sangat lega meninggalkan Ronald, ternyata Ronald sesukses ini sekarang, baru hari ini Dinara merasa tidak lagi terbebani setelah dia melihat berita mengenai Ronald.
Lelaki yang hebat! Aku tahu kamu akan sukses.
"Nara, cowok kamu jemput," ucap Lia ketika melihat Andre sudah datang menjemput Nara pulang kerja.
"Aku duluan ya," ucap Nara dengan lembut dan melambaikan tangannya. Saat ini Nara pun sudah membuka hatinya kembali bersama dengan Andre, pegawai bank biasa yang sangat menyukainya. Rencana Nara akan menikah dengan Andre dan persiapan pernikahan sedang mereka kumpulkan bersama.
Nara juga ikut membantu untuk acara pernikahan mereka yang sederhana.
Sepanjang perjalanan, Nara memeluk pinggang Andre di atas motor dan melihat pemandangan jalan. Andre berhenti di toko mas karena sudah berjanji dengan Nara akan membelikannya emas kawin berupa cincin dan gelang dengan berat 15 gram sesuai dengan tanggal lahir Nara.
Nara hanya anak sebatang kara yang ditinggalkan meninggal oleh orang tuanya, tidak ada saudara dan sanak keluarganya bahkan sudah tidak ingin menampung hidup Nara karena mereka juga hidup miskin. Untuk makan sendiri saja mereka susah apalagi mau menampung Nara.
"Sayang, aku sudah janji mau beli emas kawin untuk pernikahan kita, ini kita tabung dulu, satu-satu kita lengkapi semua," ucap Andre dengan senyumnya dan Dinara hanya tersenyum mendengarnya. Wanita polos ini bahkan tidak meminta banyak, dia tidak ingin merepotkan, pernikahan sederhana saja cukup untuknya.
"Iya, aku akan menyimpannya dengan baik," ucap Nara dengan tersenyum hangat. Mereka akhirnya membeli emas kawin senilai 15 gram emas. Setelah ada yang cocok. Mereka pun akhirnya kembali, rencana Andre akan mengantarkan Dinara ke kontrakannya tetapi nasib sial menanti mereka.
Mereka dihadang dengan senjata tajam dan terpaksa berhenti dan turun dari motor matic Andre, perampok itu bukan hanya merampok motor Andre juga merampok tas Dinara yang berisi emas dan handphonenya.
Dalam ketakutan Dinara hanya memegang lengan Andre dengan kuat. Tidak ada jalan lain selain memberikan apa yang perampok itu minta kalau tidak mau nyawa mereka melayang.
"Berikan tasmu!" ucap salah satu perampok dan Nara dengan ragu memberikannya.
Semua berlangsung begitu cepat dan ditempat yang paling sepi sehingga tidak ada yang berlalu lalang menjelang magrib seperti ini.
"Sayang, kamu tidak apa?" tanya Nara khawatir ketika melihat Andre masih mengucurkan keringat dingin.
"Bagaimana lagi kita mau menikah, kamu memberikan emas kawin yang sudah lama aku kumpulkan berapa bulan ini, motorku juga diambil oleh perampok itu," ucap Andre kesal sambil menyugar rambutnya.
"Tidak apa sayang, aku tidak perlu emas, untung kita baik-baik saja, sebaiknya kita lapor ke polisi," ucap Nara dengan pikirannya yang masih normal saat ini.
Percuma saja melapor ke polisi kalau semua barang mereka juga tidak akan bisa kembali.
"Akkhh …." Andre menjambak rambutnya kesal, seharusnya dia tidak menuruti Nara tadi yang ingin lewat jalan sepi seperti ini. Andre memang jarang sekali lewat tempat sepi seperti yang mereka lewati sore ini.
Akhirnya Nara dan Andre membuat laporan tentang perampokan yang terjadi. Andre berharap barangnya bisa kembali. Nara pun kembali ke kontrakannya sendiri dengan ojek online yang dipesan oleh Andre untuknya.
Hari sudah malam saat Nara sampai di kontrakannya yang asri. Dia kasian sekali dengan Andre, motornya hilang, Nara bahkan melihat tabungannya dari mobile banking miliknya, mungkin dia bisa mengganti motor Andre yang hilang kemarin.
"Ada tujuh belas juta," ucap Nara setelah melihat tabungannya.
"Cukup tidak, ponselku juga hilang, aku tidak mungkin tidak menggunakan ponsel, bagaimana pelangganku menghubungiku," ucap Nara sambil mendesah pelan.
Banyak sekali cobaan mereka ketika memutuskan untuk menikah. Nara memutuskan untuk melaporkan nomor ponselnya sehingga akan dapat yang sama nantinya dan juga dia ingin membeli ponsel second. Sepertinya ponsel second akan jauh lebih murah.
Setelah bergelut dengan pikirannya, akhirnya Nara membersihkan tubuhnya dengan air hangat karena hari sudah malam dan air dingin akan membuatnya sakit nanti.
Kembali Nara duduk di depan televisi dan kembali melihat acara Ronald, banyak sekali media Indonesia yang mengundangnya karena sangat jarang sekali Ronald mau di wawancarai televisi.
"Ronald, saat ini sudah punya kekasih?" tanya MC pada acara malam ini, Ronald sangat tampan dengan kemeja putih yang jasnya dia pegang saat ini. Tubuhnya tinggi dengan warna kulit putih tetapi tegas. Matanya coklat dengan hidung tinggi mancung. Bahkan MC acara itu selalu mencuri memeluk Ronald.
"Hahahah… lucu sekali," ucap Nara sambil tertaw melihat wajah Ronald yang menggemaskan.
"Saya bingung kekasih yang mana ini?" jawab Ronald sedikit nakal. Karena kekasihnya saat ini sangat banyak sekali dan tidak ada satupun yang serius untuk Ronald.
"Kalau laki-laki tampan memang banyak sekali idolanya." MC wanita itu menggoda Ronald dan hanya dibalas Ronald dengan senyum canggungnya. Sebenarnya Ronald sangat malas sekali datang ke acara seperti ini kalau tidak dia mengingat wanita yang dulu meninggalkannya.
Dia hanya ingin sombong dan angkuh sehingga wanita itu tahu kalau Ronald saat ini bisa hidup tanpanya, tanpa kehadirannya yang sama sekali tidak penting dalam hidupnya.
To Be Continued ….
Setelah Nara membantu Andre untuk membeli motornya yang baru, semenjak itu Andre malah menghindar dari Nara, tidak menghubunginya, tidak memberi kabar pada Nara padahal Nara sudah membeli ponsel second yang murah untuk menopang kerjanya yang memang sangat membutuhkan ponsel.
"Kamu pulang sendiri?" tanya Lia melihat Nara yang sepertinya sedang memesan ojek online. Sudah berapa hari Lia tidak melihat Nara di jemput atau di antar Andre, padahal setiap hari tidak pernah Andre absen menjemput Nara meski dia sibuk sekalipun tetapi ini sudah berapa hari, hampir satu Minggu ini Andre tidak ada kabar.
"Iya, Andre sedang sibuk sepertinya," jawab Nara dengan senyum kecutnya. Ini akhir bulan, mungkin saja Andre sibuk karena laporan yang menempuh, Nara tidak ingin berpikir negatif tentang kekasihnya itu.
Hmmm … mana hari hujan, pasti susah mendapatkan ojek online.
Nara mendesah pelan dan melambaikan tangannya saat Lia sudah dijemput oleh kekasihnya dengan mobil. Mereka tidak searah, sangat jauh kalau mau mengantar Nara dan Nara tidak ingin merepotkan Lia meski kekasihnya Lia selalu menawarkan untuk mengantar balik Nara.
Malah pernah satu kali Dito sengaja menjemput Nara, padahal tahu Lia tidak kerja hari itu. Meski Lia seorang marketing tetapi dia sarjana. Nara hanya beruntung lulus di perusahaan bergengsi ini karena kecantikannya, tidak ada yang lain.
Lama Nara duduk di dekat pos security melihat ke depan dan berusaha memesan ojek online tetapi selalu saja ditolak. Nara bahkan tidak sadar ada mobil mewah di depannya, sedari dia menunggu sampai sekarang terus berada di sana, diam membisu dan hanya bisa melihat dari kejauhan.
"Nara, kamu bahkan pergi ke Bandung hanya untuk menghindar dariku," ucap Ronald terpaku di dalam mobil sambil melihat cinta lamanya, cinta pertamanya dan cinta yang paling manis dalam hidupnya, pun cinta yang paling pahit.
Tidak tahu ini benci atau cinta tetapi melihatnya begitu sakit hati rasanya, Ronald ingin sekali menghancurkan Nara sampai sejatuh-jatuhnya. Sampai menangis darah.
Sampai akhirnya ada ojek online yang akhirnya menerima pesanannya, dengan hanya berbekal jas hujan dari ojek itu, Nara menyelimuti tubuhnya dari dinginnya udara sore ini.
Tidak pernah Nara sadar kalau Ronald mengikutinya dari belakang dengan pelan dan sangat pelan. Menikmati perubahan wajah Nara yang kebasahan, yang tertawa karena melihat hal yang tidak penting dan ketika air hujan mengotori celananya karena mobil yang ngebut di sampingnya.
Jauh di lubuk hati Ronald yang paling dalam, dia sangat merindukan Nara. Sangat ingin merangkulnya, berbicara dengannya, ingin makan bersama dan merengkuh tubuh mungil yang selalu dia rindukan ketika dia masih berada di Inggris.
Tidak!
Ditepisnya semua keinginan yang ingin Ronald lakukan pada Nara dan fokus pada tujuan utamanya yaitu membuat Nara menyesal dan menangis darah telah meninggalkannya.
Dia sudah lelah cinta sendiri bahkan Nara begitu mudahnya mendapatkan laki-laki lain dan akan menikah. Enak saja! Tidak akan semudah itu untuk Dinara dengan kekuasaan yang Ronald miliki saat ini.
Dulu, mungkin dia tidak bisa melakukan apapun tapi sekarang! Apa yang dia inginkan harus dia dapatkan termasuk membuat Nara menderita.
"Tuan, kita sudah sampai di rumah kontrakan wanita itu, apa anda ingin turun untuk melihatnya?" tanya asisten pribadi Ronald yang sangat setia, dia mengikuti Ronald dari bawah sampai sekarang Ronald punya nama di dunia bisnis.
Ronald memberikan nama padanya Janu. Bukan nama sebenarnya karena Ronald hanya ingin mengingat bulan di mana dia bertemu dengan Janu sama seperti dia kehilangan Nara. Bulan Januari!
"Janu, aku ingin membeli rumah kontrakan itu," ucap Ronald dengan seringainya. Malam ini juga dia ingin melihat mantan kekasihnya diusir secara paksa dan mencari tempat tinggal pontang panting.
Aku akan menikmati kesengsaraanmu, Nara! Bukan hanya aku yang menderita, aku ingin kamu lebih menderita dari apa yang aku rasakan.
"Baik Tuan!"
Janu selalu menuruti apa yang dikatakan Ronald, dia akan menggunakan segala kekuasaan yang dimiliki Ronald untuk membeli rumah kontrakan yang sekarang ditinggali oleh Nara.
Nara memang lebih suka menyewa rumah daripada dia kost karena sedikit lebih luas dan Nara memang suka keadaan seperti itu. Malah terkadang Nara mengajak Lia untuk menginap di kontrakannya.
Seperti yang diperintahkan Ronald pemilik kontrakan mendesak Nara untuk keluar dari kontrakan hari itu juga.
"Tapi Pak Boni, saya sudah membayar untuk satu tahun dan masih ada sisa empat bulan, ini mendadak sekali, bagaimana saya harus mengepak barang saya malam ini," ucap Nara frustasi.
Nara menghela nafasnya kasar, akhir-akhir ini banyak sekali yang terjadi pada dirinya. Banyak kesialan yang menguras isi dompetnya. Nara hanya punya simpanan tiga juta dan sekarang dia harus mencari kostan yang lebih sempit malam ini. Mungkin saja ada yang masih murah, lima ratus ribu satu bulan. Karena gajinya tidak akan cukup sampai akhir bulan depan kalau sampai harga sewa kost mahal.
Dengan berat hati karena pemilik kontrakan mendesak dan marah-marah, akhirnya Nara keluar dari kontrakan itu dengan memesan mobil box untuk pindahan.
Bahkan dia kebingungan karena barang miliknya lumayan banyak.
Nara tidak menyadari kalau sedari tadi, mobil sport itu terus mengikutinya. Nara tidak peduli siapa pemilik mobil itu yang sekarang sedang berbahagia menikmati hidup Nara yang sengsara.
Ini hanya awal mula saja, Nara. Kamu akan merasakan yang lebih dari ini. Aku pastikan hidupmu tidak akan pernah bahagia.
Sepanjang perjalanan hujan mendera kota Bandung. Nara duduk didepan sambil mencari kost yang tidak jauh dari kontrakannya.
Melelahkan sekali! Bahkan Nara belum sempat makan dari siang dan sekarang tubuhnya gemetar. Saat ini perut sama sekali tidak penting. Dia harus mencari tempat tinggal.
Nara sengaja mencari kost yang tidak ada isi di dalam kamarnya supaya dia bisa memasukkan barang. Beruntungnya Nara mendapatkan tempat tinggal dari kost milik teman satu kantornya.
"Dadakan sekali Nara, Untung kost ibu masih tinggal satu lagi, tadi ada yang mau kost tapi ternyata tidak jadi, nasib baik kamu yang mendapatkannya," ucap Bu Sisi teman satu kantor Nara tetapi beda divisi dengan Nara. Mereka hanya suka bertemu di kantin atau pada saat briefing.
"Iya Bu, Nara juga tidak tahu, pemilik kontrakan tiba-tiba kasih kabar, itupun Nara baru pulang kerja," ucap Nara dengan senyumnya.
Aku tidak suka senyummu, ketika kamu menderita kamu bahkan masih bisa tersenyum. Terus saja tersenyum sampai aku merenggut senyum itu dari hidupmu.
Nara membereskan tempat tinggalnya dan kembali menata ruangan kecilnya. Tidak masalah dia tinggal ditempat yang lebih kecil.
Oh iya, Nara lupa mengabarkan pada Andre kalau dia pindah. Nara mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Andre tetapi yang mengangkat suara wanita.
Siapa?
"Halo Andrenya ada?" tanya Nara dengan sangat lembut ketika dia tahu wanita yang mengangkatnya bahkan wanita itu begitu jengkelnya mendengar suara Nara.
"Kamu siapa? Berhenti mengganggu kekasihku, tidak ada malu kamu, ya!"
Dengan kasar wanita itu berucap dan Nara menjadi sangat kebingungan. Apa maksud semua ini?
To Be Continued ….
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!