Dimalam pergantian tahun, dibawah langit gelap, diatas pasir putih, sambil terdengar suara ombak, rara dan 5 temannya (mela, sasa, bimo, aldi, dan galih) mendirikan 2 tenda dan api unggun. disaat yang lain terlelap, jam 2 pagi rara keluar dari tenda dan duduk menjauh dari tenda.
"kamu sedang apa ra?" terdengar suara pria yang tak lain adalah bimo dan ia menghamipiri rara. "kamu lagi ada masalah?" tanya bimo sambil kemudian duduk disamping rara.
"engga bim. ga bisa tidur aja". jawab rara.
"kenapa? bukannya kamu udah sering berkemah gini?" tanya bimo kembali.
"iya sih bim, tapi ini pertama kalinya gue ngecamp dipantai, biasanya kan dialam bebas. jadi gue kurang nyaman aja sama suara ombak. " jawab rara sambil ternsenyum.
Rara adalah gadis yang baik dan manis ia berasal dari Bandung Jawa Barat. Badannya tidak terlalu tinggi, lesung pipinya 1 hanya disebalah kiri, dagunya membelah dan rambutnya hitam lurus panjang. Rara senang memakai hoodie/jaket jeans. Rara suka memakai sepatu tali. bisa dibilang rara bukanlah gadis feminin. Rara gadis yang penuh semangat, ceria, dan pekerja keras. Rara sangat suka mendaki gunung.
"kamu gasuka pantai ya?" tanya bimo lagi.
"suka2 aja tapi gue sering parno kalo ombak lagi kenceng gini. takut tsunami, sementara gue juga ga bisa berenang" ujar rara sambil bercanda dan tertawa.
"perempuan setomboy kamu ga bisa berenang ra?" tanya bimo dengan nada mengejek.
"apaan sih bim.. gue ga tomboy kali. gue cuma ga suka pake rok dan lipstik" jawab rara sambil memandang wajah bimo dan kemudian mereka tertawa bebarengan.
Rara dan bimo dan juga yang lainnya belum lama berteman. mereka ber-6 berteman sejak masuk kuliah dan sekarang sudah memasuki semester 2, yang artinya mereka baru mengenal kurang lebih 1th. Bimo ada pria yang berasal dari Semarang Jawa Tengah. Bimo senang sekali memakai kemeja panjang dan membawa ransel. Kulitnya bersih dan wangi. Badannya cukup tinggi, lesung pipinya 2, kiri dan kanan. Rambutnya hitam dan tebal. Bimo adalah sosok laki2 yang paling diam diantara aldi dan galih. bimo jarang sekali ngomong. bimo tipe orang yang susah diajak bercanda. bahkan kalau sedang ngumpul ber-6, bimo lebih asik sama game di hp nya. bimo termasuk pria yang sangat cuek. tapi walau begitu, bimo adalah yang paling pandai diantara rara, mela, sasa, aldi, dan galih.
"ra, nih!" tiba-tiba bimo menyodorkan hp nya.
"kenapa bim, hp lo rusak?" ujar rara dengan wajah yang sedikit kaget.
"engga, kamu tekan aja tombol on terus kamu usap layarnya keatas" perintah bimo
rara menekan tombol on hp itu dan mengusap layar hp itu keatas. Rara terdiam membeku dan seketika suasana disekelilingnya terasa hening. terlihat jelas dilayar hp tertulis sebuah kalimat:
'RARA, AKU MENCINTAIMU'
"Ra, rara..." ujar bimo berusaha menggerakan rara untuk bicara. "ra ko diem?"
"bim.. lo tuh kalo becanda ga lucu" ucap rara berusaha meyakinkan dirinya kalau semua itu hanyalah gurauan.
"Ra, apa muka aku sekarang keliatan lagi nglawak?" ucap bimo sambil menatap tajam mata rara.
"bim. gue perempuan biasa. gue ga bisa dandan. gue sering ngomong kasar. gue suka alam bebas. gue suka kluyuran malem. bahkan nilai-nilai mata kuliah gue ga sebagus lo. lalu dari segi mana lo bisa tertarik sama gue bim?" ujar rara seolah tetap tak percaya.
"apa semua itu penting ra?" bimo terlihat memohon.
"gue takut bim." rara menundukkan wajahnya.
"apa yang kamu takutkan?" tanya bimo
"lo udah gue anggap teman, bahkan sahabat, sama seperti yang lain. gue takut dengan adanya perasaan antara gue sama lo akan merusak persahabatan kita" jawab rara dengan nada sedih.
"berarti kamu juga mencintaiku ra?" tanya bimo dengan penuh penasaran.
Rara terdiam tak berbicara apapun.
bimo memegang dagu rara dan mengarahkannya untuk menatap wajah bimo "ra kamu harus percaya sama aku".
tanpa sadar rintik hujan hadir dan mulai membasahi mereka. pertanda hujan akan turun.
"mau hujan bim. gue mau masuk tenda. lebih baik lo juga masuk tenda dan segera tidur sebelum hujan turun" ucap rara sambil menepas tangan bimo yang memegang dagunya kemudian bergegas lari kedalam tenda.
"ra, kamu belum jawab iya atau tidak ra" suara bimo dalam hati.
Keesokan harinya, rara duduk diatas pasir disamping tenda. Didepan tenda pertama terlihat aldi sedang memetik gitarnya sambil bernyanyi bersama sasa. Sementara didepan tenda kedua terlihat bimo, galih dan mela sedang memanggang sosis dan memasak mie instan.
Dari jauh terlihat mela berjalan mendekat untuk menghampiri rara. Kemudian mela duduk disamping rara. "Hey ra, lo kenapa sih dari semalem menyendiri mulu?"
"gapapa mel" jawab rara dengan nada santai
"ra, lo liat deh" ujar mela sambil memperhatikan bimo. "tangannya bimo sibuk manggang sosis, tapi matanya ga henti-hentinya ngliatin lo ra"
"apaan sih mel" pangkas rara namun melirik mencuri-curi pandangan ke arah bimo.
"semalem gue ngliat lo sama bimo ngobrol berdua serius banget. ngobrolin apa sih ra?" tanya mela dengan wajah penasaran.
"kepo" jawab rara dengan nada mengejek.
"Serius raaaa, jawab dong gue kepo banget nih. Bimo nembak lo kan?" Ucap mela kemudian menutup mulutnya seolah dia salah ngomong.
"Hah?!! Kok lo tau sih mel?" Rara memandang mela dengan kaget.
"Duh.. gue keceplosan (suara mela dengan nada yang rendah). Sorry ya ra, sebenernya gue tau dari galih. Bimo cerita ke galih kalo bimo mau nembak lo. Dan galih cerita ke gue. Sorry ya ra" ujar mela memohon berharap rara tidak marah kepadanya.
"Yang tau cuma lo sama galih? Kenapa kalian ga pernah cerita sih kalo bimo suka sama gue?" Ucap rara dengan nada yang sedikit marah.
"Yaelah ra. Lo **** apa pura-pura ****? Menurut lo selama ini bimo anter jemput lo kekampus, ngajakin lo makan bareng, ngajakin lo jalan. Itu apa kalo buka suka sama lo. Udahlah ra itu ga penting sekarang yang penting adalah lo udah jawab iya belum?" Jawab mela dengan senyum nakal seolah mengejek.
"belum" Rara melirik wajah mela dengan kesal.
"Yaaaaaahhhh... Rara...." Ucap mela dengan merengek seolah sedih.
"Lo kenapa sih mel ih. Lagian bimo itu ga nembak gue. Dia cuma ngungkapin perasaannya aja ke gue" jelas rara.
" Yaammpun rara!!! Lu **** banget sih. Itu sama aja raaaaaaaaa" mela kesal kemudian menyubit lengan rara.
"Aw, sakit kampr*t. Gue kan belum pernah pacaran mel. Apalagi sama sahabat sendiri. Gue takut, takut kalau.." ujar rara dengan ragu.
"Udah udah, lo ga usah mikir yang macem-macem. Biasanya hubungan yang berawal dari persahabatan itu bakal langgeng ra, bahkan sampai ke pernikahan. Pokoknya di perjalanan pulang nanti lo harus ngobrol sama bimo dan jawab iya. Titik." Ucap mela memotong pernyataan rara dengan sumringah dan memaksa. "Udah yo samperin bimo dan galih. emang lo ga laper apa, kayaknya udah mateng semua tuh makanan". Mela menarik tangan rara dan kemudian berjalan menuju bimo dan galih.
Setelah mereka menghabiskan makanan. Mereka ber-6 mebereskan tenda dan bersiap untuk pulang. Mereka mengendarai 3 sepeda motor. Mela bersama galih. Sasa bersama aldi. Dan rara bersama bimo.
Ditengah perjalanan. Bimo menurunkan kecepatan dan membuka kaca helmnya "ra, urusan kita semalem belum selesai" ucap bimo sambil menengok kesamping kiri.
"Iya bim" jelas rara singkat.
"Iya apa ra?" Tanya bimo penasaran.
"Iya gue mau" jawab rara.
"Mau apa ra?" Tanya bimo sambil tersenyum kecil.
"Ya gue mau bim!" ujar rara mulai kesal.
"Mau apa loh.. mau makan? Mau minum? Mau jajan?" Jawab bimo tersenyum pura-pura tak mengerti.
"Iya gue mau jadi pacar lo" jawab rara dengan suara kecil dan malu-malu.
"Emang aku nyuruh kamu jadi pacar aku?" Ujar bimo.
"Ih apaain sih lo bim. Berhenti gue mau turun aja" jawab rara sangat kesal.
Bimo tertawa lepas dan mengarahkan kaca spion kearah belakang agar bimo bisa melihat ekspresi wajah rara. "Becanda ah. Akhirnya bisa liat kamu ngambek juga" ujar bimo meledek dan menatap wajah rara melalui spion.
"iiiiih bimooooo!!!!" Teriak rara kesal sambil menepak-nepak helm bimo.
“rasanya lelah sekali, padahal cuma ngecamp dipantai doang” suara rara dalam hati sembari berbaring diatas tempat tidur.
dddrrrttt... drrrtttt... getar hp rara pertanda ada pesan masuk.
‘Jangan lupa mandi lalu istirahat. Besok pagi ku jemput seperti biasa. good night sayang’ tulis pesan dari bimo melalui whatsapp.
“hah??!! sayang???” ujar rara dalam hati penuh dengan kebingungan. beberapa saat kemudian rara tersenyum sembari memandangi layar hp nya. rara sadar bahwa sekarang dia dan bimo sudah resmi berpacaran.
Keesokan harinya bimo menjemput rara dikos dan berangkat kekampus bersama. rara dan bimo satu jurusan bahkan satu kelas, begitu juga dengan galih, aldi, mela, dan sasa. Mereka ber-6 kuliah disalah satu universitas di Yogyakarta. Setelah jam kuliah selesai rara, bimo, sasa, mela, aldi dan galih biasanya makan bersama atau berkumpul dikos sasa/galih untuk main PS/menonton film.
“kamu mau minum apa yang? biar aku pesenin” ujar bimo bertanya pada rara.
“hah? sebentar.. sebentar.. bim, kamu panggil rara ‘yang’? aku ga salah denger kan?” ucap sasa kaget dan penasaran.
“iya sa.. kamu ga salah denger. bimo sama rara sekarang pacaran” jawab galih.
“HAH??!!! Seriusss????” ucap sasa dan aldi bersamaan. “sejak kapan” lanjut aldi bertanya.
“udah.. udah.. ga penting sejak kapan. sekarang yang terpenting, karna bimo dan rara udah jadian. kali ini kita makan gratissssssss” ujar mela dengan sangat gembira.
“yuhuuuuuuuuuuuu” sasa, mela, galih dan aldi serentak bergembira.
“ih apa-apaan sih kalian?! mau bikin bangkrut dompet?” ucap rara kesal.
“udah udah.. makan sekenyang kalian biar aku yang bayar” ucap bimo pasrah.
“nah gitu dong bim, semoga kalian langgeng ya” ucap galih.
"iya, kalian yang langgeng2 ya. jangan sering berantem. kita bakal seneng banget kalo diantara kita bakal ada yang menikah dan semoga kalian bisa menikah dan sampai tua." ucap mela.
"aamiin!!!" ujar rara, bimo, galih, aldi, mela dan sasa bebarengan.
--
Rara sedang melipat mukenah yang baru saja ia pakai untuk sholat maghrib. kemudian layar hpnya menyala dan terlihat pesan whatsapp dari bimo ‘sayang sudah mandi kan? siap2 ya, jam 7 aku jemput dikos’. rara membalas pesan tersebut menanyakan ia akan dibawa kemana. namun bimo tidak menjawab. Jam 7 malam bimo sudah tiba didepan kos rara.
“kita mau kemana sih bim?” tanya rara.
“ke bazar barang-barang elektronik seperti laptop, hp, tv, PS, dll. lagi ada bazar besar-besaran dengan harga yang katanya sangat terjangkau buat mahasiswa. Galih dan Aldi juga udah disana. udah yuk berangkat” jawab bimo sembari menyalakan mesin motornya.
Setibanya ditempat bazar, banyak sekali orang datang yang kebanyakan adalah laki-laki, suasana sangat ramai. Setelah bimo memakirkan motornya, bimo dan rara memasuki tempat bazar dan segera mencari aldi dan galih. Setelah beberapa meter memasuki tempat bazar, rara menghentikan langkahnya dan terdiam. Rara merasa bingung dan sedikit pusing karna terlalu banyak orang dan bahkan ada sisi jalan yang harus berdesak-desakkan. Bimo sadar rara tidak ada didekatnya, ia berbalik arah dan melihat rara sedang terdiam dan kebingungan. bimo menghampiri rara dan menarik tangan kanan rara. Bimo menggenggam erat jari jemari rara, tangannya terasa sangat hangat. Rara kaget namun tersenyum sembari memandang wajah bimo dari samping. Ini pertama kalinya rara berpegangan tangan sangat erat ditengah keramaian bersama laki-laki.
“Pegangan yang kenceng ya, jangan sampe lepas, nanti kamu ilang” ujar bimo bercanda.
Rara tersenyum lebar dan merasa sangat bahagia.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!