Hari begitu cerah, terlihat seorang gadis dengan gaya yang luar biasa.umur kisaran 23 tahun. Keluar masuk toko terkenal dengan barang2 brandet. Dan di ikuti seorang body guard,di tangannya penuh dengan barang2 belanjaan gadis tersebut. Siapa lagi kalau bukan Sherlin Wiguna,anak dari seorang pengusaha terkenal Bram Wiguna.
Hampir setengah hari dia berjalan keliling,keluar masuk semua toko yang dilewatinya. Dia terkenal dengan hobi belanja,karena dia memiliki kartu sakti yang di berikan oleh papanya.
Setelah merasa cukup dia memanggil bodyguard nya.
Sherlin berhenti melangkah "Pak saya sudah bosan,ayo kita pulang. Untuk hari ini saya rasa cukup," ajak Sherlin.
"Baik nona," balas pengawal.
Pengawal pun langsung menuju parkiran membawa semua barang belanjaan Sherlin. Sementara Sherlin sudah menunggu di pintu keluar Mall.
Pengawal pun akhirnya sampai,dan Sherlin langsung masuk dan duduk di kursi belakang.
Mobil pun melaju menuju kediaman Bram Wiguna.
Ketika Sherlin akan melangkahkan kaki ke kamarnya yang berada di tingkat 2,tiba2 Bram Wiguna memanggil nya.
"Sherlin dari mana?" sebuah suara memanggil.
Sherlin menjawab santai "Dari Ngemall pa,"
"Duduk sini ada yang ingin papa bagi tahu." Bram dengan nada serius.
"ada apa pa?" tanya Sherlin.
"Duduk dulu," perintah Bram.
Sherlin pun duduk di sofa yang berhadapan dengan papa nya.
Bram mulai bicara "Sherlin kamu sudah dewasa. Harus nya kamu tau dan lebih bijak dalam berbelanja. Minggu kemarin kamu sudah berbelanja,di tambah lagi Minggu ini. Papa tidak marah,hanya saja semua barang yang kamu beli itu seperti nya mubajir."
Sherlin dengan wajah heran "Kenapa papa bicara seperti itu?"
Bram tetap tenang "Papa lihat,kamu terlalu boros akhir2 ini."
"Biasa saja," tutur Sherlin
"Berikan pada papa kartu kreditmu," pinta Bram.
Mata Sherlin terbelalak mendengar papanya meminta kartu sakti miliknya.
Sherlin bertanya "Untuk apa pa?" sembari memberikannya.
Mengambil kartunya "Untuk sementara kartu ini papa tahan. Agar penyakit belanja mu berhenti dulu." ujar Bram.
Sambil berdiri "Papa kenapa seperti itu. Sherlin ini anak papa." Ujar nya kesal.
"Memang kamu anak papa. Tapi papa tak mau kamu hanya bisa berfoya2 tanpa memikirkan masa depanmu."Tutur Bram tegas.
"Pa.. Sherlin mohon.Kali ini maafin Sherlin ya pa. Untuk Minggu depan Sherlin janji takkan boros lagi," rayu Sherlin.
"Mungkin untuk saat ini memang iya.Tapi waktu berikutny pasti kambuh lagi," ucap Bram spontan.
Sherlin berlari meninggalkan papa nya yang masih bingung dengan sikap anaknya.
Dikamar Sherlin menangis,dan tidak turun untuk makan malam. Jessi sang mama mengetuk pintu kamar dan memanggil nama Sherlin.
Jessi memanggil "Sher..Sherlin sayang,buka pintunya nak.sambil mengetok pintu.
Sherlin tak menjawab
"Sherlin harus makan sayang." ajak Jessi.
"Sherlin ga lapar ma." jawab Sherlin dengan nada sedikit serak.
"Buka dulu pintunya," rayu Jessi.
Sherlin pun akhirnya membuka kan pintu.
Sambil duduk ditepi ranjang "Kamu harus makan kalau tidak nanti sakit nak," rayu Jessi.
"Sherlin malas ma.Karena papa tarik kartu kredit Sherlin,"ujar Sherlin sedikit sedih.
Jessi mengusap kepala Sherlin "Mama tidak bisa bicara apa-apa. Karena Minggu lalu kamu sudah banyak belanja. Sampai barang yang kamu beli banyak yang belum terpakai. Mau dikemanakan itu semua,"ucap Jessi.
"Sherlin bisa pakai suatu saat nanti.Kalau Sherlun lagi butuh,"jawab Sherlin.
"Tidak mungkin sayang,kamu masih ingat tidak. Dua bulan yang lalu barang2 kamu semua di sumbangkan. Dan beberapa dari itu masih banyak yang belum terpakai. Jadi kalau mau belanja seadanya saja," tegas Jessi.
Sherlin kesal "Mama saja dengan papa," sambil menangis.
Akhirnya Jessi pun pergi keluar dari kamar Sherlin , dia fikir tak ada gunanya bicara dengan Sherlin. Karena Sherlin sudah terlanjur di manja.
Di lantai bawah,Jessi melangkah menuju ruang kerja suami nya.
Jessi menatap Bram "Pa..mama mau bicara masalah Sherlin," ucap nya.
Sambil menoleh "Bicarakan apa lagi?" jawab Bram.
"Apa harus papa seperti ini?" Jessi bertanya.
"Iya ma..Sherlin itu sudah besar. Dan dia harus bisa sedikit dewasa. Buat apa kuliah tinggi2 tapi tak di manfaatkan ilmunya. Papa mau dia bisa kerja di perusahaan papa. Suatu hari nanti bisa gantikan papa," ungkap Bram.
"Ya..kalau begitu mau papa.Terserah papa saja bagaimana baiknya," jawab Jessi pasrah.
Bram bersandar di kursinya "Tidak usah terlalu di turutkan.Biarkan dia menyesali sendiri apa yang dia buat. Dan berfikir sendiri agar lebih dewasa," pungkas nya.
"Baik lah pa. Mama pergi ke kamar dulu," ucap Jessi.
"Baik ma," balas Bram.
Sementara di kamar Sherlin, matanya yang bengkak karena menangis akhirnya tertidur juga. Terlalu lama bersedih akhirnya membuat dia lelah.
^^^Hari sudah pagi,para pelayan menyiapkan sarapan untuk keluarga majikan mereka.^^^
Bram dan Jessi sudah duduk di meja makan,tapi mereka tidak melihat Sherlin.
" Yem.. Sherlin belum turun?" tanya Jessi.
"Belum nyonya," jawab Iyem hormat.
"Panggilkan dia suruh sarapan," pinta Jessi.
" Baik nya," jawab Iyem.
Pelayan pun melangkah ke lantai atas.
"tok..tok..tok," Iyem mengetuk pintu.
"Nona di panggil nyonya.Katanya nona harus sarapan,"ucap Iyem
Tak ada jawaban sama sekali.
"tok..tok..tok," Iyem coba mengetuk kembali.
"Ada apa bik?" tanya Sherlin dari dalam kamar.
"Sarapan nona," jawab Iyem.
"Iya bik," jawab Sherlin.
Iyem pun akhirnya pergi kebawah.
" Bagaimana bik?" tanya Bram.
"Katanya bentar lagi turun," jawab Iyem.
"Terima kasih bi," ucap Jessi.
" Iya nyonya," jawab Iyem sembari menunduk hormat.
Dan bik Iyem pun meninggalkan majikannya,bergegas ke dapur.
Keluarga Wiguna memiliki banyak pelayan dirumah,namun bik Iyem adalah yang paling lama.
Setelah beberapa saat, Sherlin pun keluar dari kamarnya. Melihat ke dua orang tuanya masih sarapan,Sherlin menundukkan pandangan nya tanpa melihat ke arah mereka.
Sherlin pun duduk di bangkunya. Kedua orang tuanya melihat Sherlin yang tanpa kata. Mereka tahu ,Sherlin masih belum terima dengan kenyataan.
Bram membuka suara "Sherlin, sampai kapan kamu seperti ini?
Papa ingin kamu dewasa sedikit. Di umur mu yang ke 23 tahun harusnya sudah dewasa. Banyak anak2 diluar sana yang sebaya dengan mu. Ada yang nikah dan ada yang sudah kerja.
Papa ingin kamu bisa lebih bertanggung jawab. Karena kami sebagai orang tua tak selamanya bisa mendampingi mu."
"Maksud papa?" tanya Sherlin.
" Maksud papa,kamu belajar dulu kerja di kantor papa. Suatu saat nanti perusahaan papa akan di gantikan oleh mu. Karena kita tidak memiliki anak laki2," pungkas Bram.
Sherlin tertunduk lesu.
Sedikit melunak "Tapi pa, Sherlin tak begitu mengerti dengan kerjaan kantor," tutur Sherlin
"Dari itu papa minta kamu belajar dulu. Nanti lama2 kamu akan tahu," tegas Bram.
"Jadi kapan Sherlin bisa mulai bekerja?" tanya Sherlin kembali.
"Kapan saja kamu bisa. Tapi ada beberapa syarat yang ingin papa ajukan," ucap Bram sedikit tegas.
Sherlin bertanya "Syarat apa pa?
Bram menghentikan makannya "Semua fasilitas dari papa,tidak boleh kamu gunakan. Dengan kata lain,papa akan tahan semua fasilitas itu untuk sementara sampai kamu betul2 bisa berubah,"tegas Bram.
Tanpa bantahan "Baik lah pa," jawab Sherlin.
"Dan satu lagi. Setiap berangkat ke kantor,kamu harus on time. Tapi bukan di antar kan oleh supir,melainkan naik bus," ucap Bram.
Sherlin kaget "Apa pa.Masa iya saya naik bus. Sherlin tidak tahu naik bus apa. Seumur2 belum pernah Sherlin naik bus," Sherlin menjawab dengan nada kesal.
Bram menatap "Papa akan tanya bik Iyem dulu,"tegas Bram lagi.
"Bik Iyem..bik," panggil Bram.
Iyem berlari kecil "Iya tuan," sahut Iyem.
"Bik ..bibik tahu kan jurusan bus ke kota?" tanya Bram.
Iyem heran "Tau tuan," jawabnya.
"Begini bik...hari Senin bibi temankan Sherlin ke halte bus. Disana bibi harus ajari Sherlin naik bus jurusan apa dan berhenti dimana," Bram menjelaskan.
Iyem bertanya "Maksudnya tuan?" masih bingung.
"Mulai Senin Sherlin akan bekerja di kantor saya. Tapi semua fasilitas saya tarik. Agar dia belajar mandiri,"Bram menjelaskan.
Iyem mengangguk "Baik pak," ucap Iyem.
" Sekarang bibik boleh sambung kerja,"perintah Bram.
Iyem menundukkan kepala "Saya pamit tuan," ujar Iyem.
Jessi yang hanya jadi pendengar, tak bisa berkata apa2 lagi. Karena tak ada yang berani membantah kata2 suami nya. Kalau sudah mengambil keputusan,walau pun itu menyangkut putri semata wayang nya.
Bram pun selesai makan.
Sembari berdiri "Ma,papa berangkat dulu ya,"kata Bram.
Jessi ikut berdiri "Iya pa, hati2 di jalan," ucap Jessi sambil memperbaiki letak dasi suami nya.
Sherlin hanya diam.
Bram pun melangkah dengan tegasnya. Dan memanggil pak Jono supirnya agar siap2.
"Jono ..ayo berangkat," ajak Bram.
Jono berdiri "Ya tuan,"jawabnya.
Mereka pun bergegas menuju kantor.
Hari Senin pun tiba
jam sudah menunjukkan pukul 7.00 pagi,tapi Sherlin belum menunjukkan gerak geriknya. Mama Sherlin pun datang mengetok pintu
"tok..tok..tok" Jessi mengetuk pintu.
"Sherlin,dah bangun nak?" panggil Jessi dari luar.
"tok..tok..tok" Jessi mengetuk lagi.
"Sherlin," panggil Jessi lagi.
Sherlin yang masih separuh sadar,masih malas untuk membuka mata.
Dengan nada malas "hemmm," balas Sherlin.
" Sherlin, kamu tak berangkat ke kantor nak?" tanya Jessi.
Sherlin terkejut dengan pertanyaan ibu nya dan bergegas bangun.
Sambil buru2 "Iya ma, Sherlin pergi,"jawab Sherlin.
"Siap2 cepat,sekarang sudah jam 7 . Kalau kamu terlambat,papa bisa marah lagi,"tegas jessi.
"Iya ma,Sherlin lagi siap2," jawab Sherlin.
Sherlin bergegas menuju kekamar mandi,dan tak butuh waktu lama dia pun sudah bersiap2.
Bram dan Jessi sudah menunggu di meja makan. Sherlin pun turun untuk sarapan.
Ketika Sherlin mengambil beberapa sendwich,Bram berkomentar.
"Nanti di kantor kamu jumpa sama bagian HRD,dia akan tunjukkan apa2 kerja mu. Dan satu lagi,selama kamu disana jangan pernah kamu bilang dengan orang bahwa kamu anak papa," ujar Bram.
Jessi bingung "Kenapa begitu pa?" tanya Jessi
"Bagi papa antara karyawan dan anak tak ada beda. Mereka bekerja dan kamu bekerja. Di kantor papa adalah pimpinan,dirumah adalah orang tua. Jadi harus bisa membedakan antara urusan pribadi dan urusan kerja,"ucap Bram tegas.
Sherlin dengan berat hati,hanya mengangguk tanda faham dengan aturan papa nya.
Bram pun selesai dengan sarapan nya.
Sambil memeluk istrinya "Papa berangkat dulu ya ma," ucap Bram.
"Hati2 dijalan pa," ujar Jessi sembari melambaikan tangan.
"Pak Jono," Bram memanggil supirnya.
Jono tiba "Ya tuan. mobil nya sudah siap," jawab Jono.
Bram melangkah menuju mobil dan berangkat ke kantor.
Sherlin yang masih belum bisa terima dengan kenyataan,hanya bisa tarik nafas tanpa bantahan.
Jessi menatap "Sherlin kenapa masih berlama2,cepat sana nanti telat,"katanya.
Sherlin buru2 "Baik ma,"jawab nya.
"Bik iyem," panggil Jessi.
Iyem berjalan dari belakang "Iya nyonya,"ucapnya.
"Antarkan Sherlin ke halte ya," pinta Jessi.
"Iya nyonya," jawab Iyem.
Sherlin pun bergegas mengambil tas dan berjalan menuju pintu,dan bi Iyem menurut di belakang.
Setiap berangkat ke halte Sherlin akan di antarkan oleh supir satu nya lagi yaitu Jupri
Ketika mereka sampai di halte.
Jupri menoleh kebelakang "Kita sudah sampai nona," ucap Jupri.
Iyem membuka pintu mobil "Mari nona saya antarkan," kata iyem.
Sherlin dengan berat hati pun keluar dari dalam mobil.
Orang2 yang duduk di halte melihat ke arah Sherlin. Mereka merasa heran,gadis cantik keluar dari mobil mahal.
Sherlin menoleh "Bik,kenapa disini ramai sekali?" tanya Sherlin.
"Iya nona,mereka juga lagi menunggu bus seperti kita,"jelas Iyem.
Sherlin terkejut "Apa bik,jadi setiap hari nya saya akan seperti ini," Sherlin bertanya dengan nada sedikit tinggi.
Iyem tersenyum "Iya nona," jawab Iyem.
Dalam hati Sherlin "Ya Tuhan kenapa cobaan ku begitu berat,"
Sherlin pun masuk kedalam bus,dan tanpa dia sadari,bik Iyem masih diluar tidak ikut masuk.
Ketika dia sudah duduk di salah satu bangku kosong,dia tidak melihat sosok bik Iyem. Dia mencari bik Iyem. Dan ketika melihat ke kaca jendela bus ,ternyata Bik Iyem ada di luar. Dia berdiri kembali dan memanggil.
"Bik sini," panggil Sherlin.
Iyem mendekat "Ya non," katanya.
"Kenapa tidak masuk sekalian bik?" tanya Sherlin.
Iyem tersenyum "Maaf non,tuan perintahkan Bibik temankan hanya sampai halte saja. Bukan sampai kantor," Iyem menjelaskan.
Sherlin semakin jengkel,karena dia masih tak terbiasa dengan situasi seperti sekarang ini. Bik Iyem pun berjalan kembali ke mobil yang tadi mengantarkan mereka
Kemudian Sherlin duduk kembali di bangku nya. Bangku yang tadi masih kosong sudah di isi orang tua di sebelahnya.
Sherlin merasa tak ingin duduk di dekat nya.
Tapi apa yang bisa dia lakukan itu bukan bus papa nya.🤦
Dia pun akhirnya duduk juga. Tanpa kata2.
Bus pun mulai berjalan,Sherlin hanya membuang muka ke kaca bus. Dan tiba2 orang tua di sebelahnya batuk. Dan membuat Sherlin langsung berdiri sambil menutup mulutnya,karena takut di tertular.
Lama dia berdiri,menunggu batuk orang itu habis.
Sehari saja Sherlin sudah di buat tak tahan. Apa lagi kalau kalau berbulan.
Akhirnya Sherlin pun sampai di tujuan ,yaitu kantor Bram Wiguna "WIGUNA GROUP".
Sherlin pun berjalan ke pintu masuk,bertanya kebagian resepsionis.
"Maaf mau nanya,bagian HRD dimana ya?" tanya Sherlin.
"Di lantai dua belok kiri," jawab petugas resepsionis.
Sherlin langsung naik ke atas, dan masih bingung karena ada beberapa pintu. Dan bertanya kembali ke pada petugas kebersihan.
Sherlin mendekat "Maaf mas, bagian HRD dimana ya?" tanya Sherlin.
Sambil menunjuk sebuah pintu "Pintu nomor 3 bagian kiri," kata petugas kebersihan.
Sherlin pun bergegas menuju pintu nomor 3. D
Sherlin mengetuk pintuk "Tok..tok...tok".
"Masuk," suara wanita dari dalam.
Sherlin masuk dan berdiri "Maaf, saya Sherlin ingin bertemu bagian HRD".
"Silahkan duduk dulu," kata bagian HRD.
Sherlin pun duduk,dan masih bertanya2. Kerja apaan yang akan diberikan padanya.
Bagian HRD menghentikan tulisannya "Saya dimintai oleh sekertaris pak Bram agar memberi mu pekerjaan. Tapi saya masih bingung, melihat kamu tamatan dari universitas bergengsi. Tapi pak Bram hanya ingin memberikan pekerjaan untuk mu sebagai OG (office girl)," kata bagian HRD.
Sherlin dengan tatapan tak percaya, terkejut dengan perkataan HRD tersebut.
Sherlin berdiri "Saya permisi Bu,mau ke toilet sebentar," pinta Sherlin.
"Silahkan," kata bagian HRD.
Sherlin permisi ke toilet,untuk melepaskan nafas yang serasa nyangkut di tenggorokannya.
Di toliet dia berusaha menelepon papa nya. Tapi 2 kali menelepon ,tetap tak di angkat. Bram sengaja tak mengangkat,karena tahu apa yang akan di tanyakan oleh anaknya.
Sherlin dengan kesal,seakan tak ingin kembali keruangan itu. Ingin rasanya dia pergi,tapi masih takut kalau orang tua nya akan menahan fasilitasnya untuk selama nya.
Dia pun kembali melangkah ke ruang HRD,
ntah dia akan menerima pekerjaan ini atau tidak.
Sherlin pun bertanya "Kira2 OG itu apa saja kerja nya ya?"
"Bersih2 kantor,mengisi galon air serta beberapa pekerjaan lainnya. Nanti ada daftar di setiap hari nya untuk para pekerja," jawab HRD.
Sherlin dengan wajah lesu,meninggalkan ruangan tersebut. Tak ingin bertanya lagi.
Sherlin berniat naik ke lantai atas tempat papa nya bekerja.
Dia pun menuju lift,dan menekan tombol. Tapi pintu nya tak juga terbuka.
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya pintu lift terbuka juga.
Dia pun masuk serta menekan tombol menuju kantor papa nya. Setelah sampai dia pun berjalan keluar.
Sherlin pun menuju pintu ruangan Bram,tapi sebelum Sherlin sampai ke pintu. Sherlin di tahan oleh seorang sekertaris dan bertanya.
Sekertaris berdiri "Maaf anda siapa dan mau apa di sini," tanya nya.
Dengan gugup "Sa..saya ingin bertemu CEO," jawab Sherlin tak ingin menjelaskan siapa dia,sebab Bram sudah memperingatkan.
"Maaf, apa anda ada janji dengan bapak Bram?" tanya sekertaris tegas.
Sherlin menggeleng dan menjawab "Belum."
"Maaf,anda di larang masuk kedalam. Mohon silahkan pergi kalau tak ada kepentingan," kata sekertaris.
Sherlin dengan nada marah "Lancang kamu ya,saya an..." hampir bibir Sherlin terlepas bicara.
Sekertaris hanya bingung,karena Sherlin tak melanjutkan ucapannya.
Sherlin pun pergi dengan wajah merah karena menahan marah.
Dia mengeluarkan ponsel nya.
Sherlin menghubungi mama nya "Hallo ma.."
"Ya sayang." jawab Jessi.
Sherlin sedikit sedih "Ma,papa sampai hati memberikan Sherlin pekerjaan sebagai OG," jelas Sherlin.
Jessi terkejut dengan pernyataan anaknya.
Jessi merasa tak yakin"Tidak mungkin papa sampai hati seperti itu," ucap Jessi.
"Iya ma. Tadi Sherlin hubungi papa,tapi dia tidak mengangkat teleponnya. Mungkin papa sengaja"jelas Shelin.
Jessi dengan nada membujuk "Sudah ,kamu pulang dulu. Nanti kita bicara dengan papa," pinta Jessi.
Sherlin dengan wajah sayu,berjalan menuju pintu keluar. Karena ingin cepat pergi tanpa melihat kiri kanan,Sherlin bertabrakan dengan seseorang .
Sherlin marah tanpa melihat ke arah lawannya " Kamu jalan,matanya dimana?" hardik Sherlin.
"Maaf saya tak sengaja." suara laki2 di depan nya.
Sherlin pun menoleh ke arah orang tersebut,dan terperangah melihat laki2 didepan nya. Tinggi,putih,dan memiliki badan proposional dan bidang dada yang lebar. Tersentak akan lamunan nya,dia langsung bangkit dan berhenti marah2.
Laki2 tersebut pun mengulurkan tangannya,untuk membantu Sherlin berdiri,dengan ragu2 Sherlin pun menyambut uluran tangan itu.
"Kamu tidak apa2?" Ucap pria trsebut.
"Saya tidak apa2." Ucap Sherlin sambil berlalu meninggalkan pria tersebut.
Sherlin pun berjalan ke pintu masuk,bertanya kebagian resepsionis.
Sherlin : Maaf mau nanya,bagian HRD dimana ya?
Resepsionis : di lantai dua belok kiri.
Sherlin langsung naik ke atas, dan masih bingung karena ada beberapa pintu. Dan bertanya kembali ke pada petugas kebersihan.
Sherlin : Maaf mas, bagian HRD dimana ya.
petugas : pintu nomor 3 bagian kiri.
Sherlin pun bergegas menuju pintu nomor 3. Dia mengetuk pintu,
"tok..tok...tok"
"masuk" suara dari dalam
Sherlin : Maaf saya Sherlin ingin bertemu bagian HRD.
HRD : duduk dulu
Sherlin pun duduk,dan masih bertanya2. Kerja apaan yang akan diberikan padanya.
HRD : saya dimintai oleh sekertaris pak Bram agar memberi mu pekerjaan. Tapi saya masih bingung melihat kamu tamatan dari universitas bergengsi. Tapi pak Bram hanya ingin memberikan pekerjaan untuk mu sebagai OG (office girl)
Sherlin dengan tatapan tak percaya, terkejut dengan perkataan HRD tersebut.
Sherlin : Saya permisi Bu,mau ke toilet sebentar.
HRD : silahkan
Sherlin permisi ke toilet,untuk melepaskan nafas yang serasa nyangkut di tenggorokannya.
Di toliet dia berusaha menelepon papa nya. Tapi 2 kali menelepon ,tetap tak di angkat. Bram sengaja tak mengangkat,karena tahu apa yang akan di tanyakan oleh anaknya.
Sherlin dengan kesal,seakan tak ingin kembali keruangan itu. Ingin rasanya dia pergi,tapi masih takut kalau2 orang tua nya akan menahan fasilitasnya untuk selama nya.
Dia pun kembali melangkah ke ruang HRD,
ntah dia akan menerima pekerjaan ini atau tidak.
Sherlin pun bertanya.
Sherlin : kira2 OG itu apa saja kerja nya ya?
HRD : bersih2 kantor,ngisi galon air,serta beberapa pekerjaan lainnya. Nanti ada daftar di setiap hari nya untuk para pekerja.
Sherlin dengan wajah lesu,meninggalkan ruangan tersebut. Tak ingin bertanya lagi.
Sherlin berniat naik ke lantai atas tempat papa nya bekerja.
Dia pun menuju lift,dan menekan tombol. Tapi pintu nya tak juga terbuka.
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya pintu lift terbuka juga.
Dia pun masuk serta menekan tombol menuju kantor papa nya. Setelah sampai dia pun berjalan keluar.
Sherlin pun menuju pintu ruangan Bram,tapi sebelum Sherlin sampai ke pintu. Sherlin di tahan oleh seorang sekertaris dan bertanya.
sekertaris : Maaf anda siapa dan mau apa di sini.
Sherlin dengan gugup sambil menjawab.
Sherlin : sa..saya ingin bertemu CEO.(tak ingin menjelaskan siapa dia,sebab Bram sudah memperingatkan)
sekertaris : maaf, apa anda ada janji dengan bapak Bram?
Sherlin : belum
sekertaris : maaf anda di larang masuk kedalam. Mohon silahkan pergi,kalau tak ada kepentingan.
Sherlin : Lancang kamu ya,saya an...(hampir bibir Sherlin terlepas ngomong)
Sekertaris hanya bingung,karena Sherlin tak melanjutkan ucapannya.
Sherlin pun pergi dengan wajah merah karena menahan marah.
Dia pun menelpon Jessi.
Sherlin : Hallo ma...!
Jessi : Ya sayang.
Sherlin : ma...papa sampai hati memberikan Sherlin pekerjaan sebagai OG.
Jessi terkejut dengan pernyataan anaknya.
Jessi : ga mungkin ah. masak iya papa sampai hati seperti itu.
Sherlin : iy ma. Tadi Sherlin telpon papa,tapi dia ga angkat. Mungkin sengaja.
Jessi : ya sudah ,kamu pulang dulu. Nanti kita bicara dengan papa.
Sherlin dengan wajah sayu,berjalan menuju pintu keluar. Karena ingin cepat pergi tanpa melihat kiri kanan,Sherlin bertabrakan dengan seorang laki2.
Sherlin : Kamu jalan lihat2 dong ( tanpa melihat ke arah lawannya)
"maaf saya tak sengaja" ucap laki2 di depan nya
Sherlin pun menoleh ke arah orang tersebut,dan terperangah melihat laki2 didepan nya. Tinggi,putih,dan memiliki badan proposional dan bidang dada yang lebar. Tersentak akan lamunan nya,dia langsung bangkit dan berhenti marah2.
Laki2 tersebut pun mengulurkan tangannya,untuk membantu Sherlin berdiri,dengan ragu2 Sherlin pun menyambut uluran tangan itu.
"kamu tidak apa2" ( ucap pria trsebut)
"saya tidak apa2" (ucap Sherlin ) sambil berlalu meninggalkan pria tersebut)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!