NovelToon NovelToon

Tobatku Karena Cinta

Weekand yang Membosankan

Naura Anak dari Pasangan dari Tomi Sugiarto dan Sarah Nasution. Kedua orang tua Naura sama-sama bekerja. Jadi tiap hari Naura harus ditinggalkan dirumah bersama dengan Bibi Ira.

Bibi Ira adalah seorang pembantu yang sudah bekerja sejak Naura masih kecil.

"Mama sama papa berangkat dulu ya Sayang ya, kamu baik-baik dirumah bersama dengan bibi. Kamu jangan pergi Kemana-mana. Nanti mama dan papa akan kembali 3 hari kedepan" Ucap Sarah kepada Naura yang sekarang duduk di SMA kelas 3.

"Mama sama papa Pergi mulu sih. Naura kan bete sendiri dirumah" Rengek Naura.

"Jangan gitu dong nak, kan mama sama papa juga kerjanya untuk kamu juga. mama janji deh jika pulang nanti mama ajak kamu jalan-jalan deh kemana saja yang kamu mau" Ucap Ibu Naura, Wanita paruh baya yang sudah berumur kepala 4.

"Janji ya?"

"Iya sayang, Mama janji" Jawab Sarah

" Papa sama mama pergi dulu ya sayang" Ucap sang papa sambil mengelus kepala Naura

"Iya Pa !" Jawab Naura

Dia menatap orang tuanya yg sedang berjalan menuju mobilnya. Naura merasa sangat sedih walaupun dia tau orang tuanya hanya berangkat 2 hari. keduanya berjalan sambil melambaikan tangannya. begitu juga dengan Naura yang membalas lambaian tangan kedua orangtuanya.

"Sungguh weekand yang membosankan" Ucap Naura sambil merebahkan badann,ya di atas Kasurnya yg empuk.

"Naura... Naura... Naura" Fani, adalah teman sekolahnya yg rumahnya juga tak jauh dari rumah Naura.

" Eh, Fani Mau ngapain kesini. Gangguin aja loh" Ucapnya dengan Ketus

" ayo Ra, keluar jalan yuk " Ucap Fani sambil menarik tangan Naura.

"Mau kemana sih, Mending rebahan disini saja sambil ngadem dibawah AC" Ucap Naura

" Kita lari pagi yuk, ini gua sdh siap loh. nggak kasian lihat saya sdh siap-siap seperti ini. itung-itung hirup udara seger dan kali aja kita bisa ketemu cowok keren loh Ra" Ucap Fani sambil berhalusinasi dengan pipi memerah.

"Huu dasar kamu, Genit Amat jadi cewek" Jawab Naura sambil Menyindir.

" Udah cepat sana ganti bajunya, Saya tungguin ini. Nggak Pake Lama" Menarik Tangan Naura dan mendorongnya kekamar mandi untuk berganti pakaian.

Naura pun Bergegas berganti pakaian dan keluar menemui Fani. dengan style yang sederhana namun tetap memberikan tampilan yang menarik.

Mereka pun keluar berlari pelan-pelan berkeliling sambil bercanda gurau. hingga mereka tiba di suatu lapangan tempat dimana orang-orang sekitar berkumpul untuk berolahraga. ada yang bermain bola, berlari, senam, dan banyak lagi

" Lihat tu Ra, Banyak banget cowok-Cowok keren kan. kalau begini mah tugas-tugas disekolah itu bisa dilupakan dulu sejenak" Ucap Fani sambil tersenyum.

"Nikmati aja sendiri" jawab Naura dengan Nada yang datar tanpa menghalangi tatapan tajam Fani yang mengabsen satu persatu yang dilihatnya.

Naura Terus berolahraga dengan lari kecil ditempatnya agar tubuhnya dapat bergerak. sampai tiba saatnya badannya merasa lelah dan akhirnya mengajak fani untuk pulang.

"Fan, Pulang yuk"

"Ayok Ra, kayaknya sudah mulai sepi juga nih" Ucap Fani.

Mereka akhirnya pulang dengan berjalan kaki sambil ngobrol. namun dipertengahan jalan, Sebuah Mobil dengan kecepatan tinggi lewat dan menerobos kubangan air. Ssrrriittt!!! Akhirnya lumpur yang berada dijalan yang berlubang itu mengenai kaki Naura.

"Woyy, kalau Jalan lihat-lihat dong. emangnya ini jalan nenek moyang Lo" Teriak Fani yang nampak kesal kepada mobil yang terus melaju tanpa menghiraukan mereka.

"Betul-betul nggak punya hati tu orang. sdh buat salah nggak mau juga berhenti dan minta maaf" Lanjut Fani kesal.

" Sudah, percuma kamu marah-marah toh mobilnya sdh pergi jauh tuh" Ucap Naura sambil Menepuk-nepuk celananya yang terkena Lumpur.

"kesal banget tau Ra"

"Oh iya, bersihkan di mesjid sebelah itu saja Ra. pasti banyak air tuh. saya tunggu disini saja ya" Ucap Fani

"Ooh iya Fan. saya kesana dulu ya soalnya kaki saya sdh mulai gatal nih" Ucap. Naura sambil Menggaruk-garuk kakinya.

Naura pun menuju ke masjid itu dan membuka sepatunya setelah itu menuju ke kran air yang sudah tersedia disana

Azzar Seorang anak ulama pendiri pondok pesantren, dia juga sorang ustadz yang kadang menjadi guru mengaji dan pengajar di majelis ibu-ibu. sebelum memulai pengajian, ia selalu menyempatkan diri untuk Berwudhu.

Azzar yang sedang fokus berwudhu, tiba-tiab seorang gadis datang diseblahnya untuk membersihkan kakinya. dengan polosnya dan tanpa dosa, gadis itu membersihkan kakinya yang putih bersih sampai ke betis. Azzar yang sedang mencuci telinganya tidak sengaja melihat gadis itu.

"Astagfirullah..." Ucap Azzar dengan pelan dan memalingkan wajahnya agar tidak melihat gadis itu terlalu lama.

Tapi sialnya ucapannya itu didengar oleh gadis itu yang tak lain adalah Naura. dan saat itu Naura pun Kaget mendengar ucapan pemuda itu dan seketika berhenti mencuci kakinya dan memandang pemuda yang ada di sebelahnya yang tak lain adalah azzar dengan perasaan yang risih dan tidak suka.

"Ustadz tapi matanya jelalatan!" ucap Naura dengan senyum Sinisnya

mendengar ucapan gadis itu, azzar lalu berbalik menoleh ke arah gadis itu untuk melihat wajah gadis yang sudah merendahkan harga dirinya. Namun hanya sekian detik saja dia melihat. Azzar lalu menundukkan pandangannya dari gadis itu ketika ia melihat wajah cantiknya.

Rambut Lurus yang terurai indah dan sedkit kecoklatan, mata bulat dan bening, pipi mulus dan berisi, dan bibir merah bukan karena lipstik yang membuat indah dalam pandangan Azzar.

Dengan Sigap, Azzar bergegas dan pergi meninggalkan Naura tanpa menghiraukan tatapan sinis dari Naura.

Naura hanya bisa geleng-geleng kepala melihat Azzar yang dengan cepat meninggalkannya. Kemudian ia berdiri dan kembali menghampiri Fani yang dari tadi sudah menunggunya di bawah pohon depan masjid dengan wajah kesal.

" Kenapa kamu, datang-datang sdh kesal begitu" Tanya fani yang melihat Aneh naura.

"itu tadi didalam saya ketemu sm seorang pemuda. sepertinya dia itu guru ngaji. Laki-Laki macam apa itu? lari ketika berhadapan dengan wanita. Cemen banget!. emangya gaji seorang guru ngaji berapa sih? Tanya Naura kepada Fani.

" Maksud kamu ustadz Azzar?"

" Terserah namanya siapa, yang jelas sepertinya dia seorang guru ngaji. soalnya di dalam masjid sudah banyak ibu-ibu yang nunggu"

" Iya. itu ustadz Azzar. Putra dari Abi Maqi pendiri pesantren Darussalam dikampung sebelah. aku dengar-dengar sih dia akan sering-sering ke kesinj untuk mengajar dikampung ini.

Naura hanya cuek dan nggam bersemangat untuk membahas Cowok yang menurutnya cemen itu.

"Tapi menurut saya sih Ustadz azzar itu ganteng, tapi aku malas mendekatinya karna saya belum siap untuk pake baju yang lebar-lebar. gerah...." Ucap Fani kepada Naura.

Perdebatan yang alot

"Memangnya berapa sih gaji seorang guru ngaji itu sampe banyak yang putus sekolah hanya karena ingin masuk pesantren? kan ujung-ujungnya cuma jadi guru ngaji saja" Tanya Naura

"Setau saya guru di pesantren abinya ustadz Azzar itu nggak digaji. karena murid-murid disana kadang hanya memiliki dana seadanya, itupun juga hanya cukup untuk membeli keperluan hari-hari mereka disana" Jawab Fani

"Nah kan, jadi mereka dapat gaji darimana? Minta sama orang tuanya?" Lanjut Naura

"Kalau itu sih saya juga kagak tau penghasilannya dapat dari mana kan saya nggak ada keturunan pesantren Ra. hehehe Kayaknya Loh anti banget ya sama dunia Pesantren? "

" Nggak benci juga sih. cuma heran aja, dia mau juga ya kerja tanpa digaji seperti itu. emangnya dia itu nggak punya masa depan ya?"

"Maksud kamu kerja bakti? jadi guru ngaji gratis?"

"iya maksud saya seperti itu. ato dengan kata lain kerja sukarela. gimana rasanya jadi istrinya nantinya ya yang punya suami tanpa penghasilan seperti itu?. Huffttt Amit-amit"

Fani tak henti-hentinya tertawa mendengar ucapan Naura yang menyebut kalau seorang guru ngaji tidak memiliki masa depan. tapi dalam pikirannya ucapannya itu ada benarnya juga.

"Nggak boleh Ra bilang seperti itu, mungkin saja kamu nantinya jadi istri ustadz gimana?" Lanjut Fani sambil meledek.

"Aduh, Amit-amit. loh aja deh yang bersuami dengan ustadz. Gue itu calon istrinya seorang CEO perusahaan ternama yg kantornya itu memiliki pulihan lantai dan menjulang tinggi"

" Huuu Mimpi lo Ra. sok-sok an mau jadi istri seorang CEO. lo saja nggak tau masak, kerjanya tidur mulu dan malas-malasan, hahahaha"

"nggak usah disebut semua kali Fan, tapi kan setiap org ada kalanya akan berubah. mungkin saja sekarang ini saya seperti ini tapi kan nggak tau setelah lulus sekolah nanti kita jadi apa. pokoknya saya mau jadi Istri CEO. Titik."

" Amin deh. semoga saja ya. Tapi saya nggak yakin tuh"

" Udah ah malas berdebat dengan kamu mending pulang aja" Naura Ngambek dan berdiri meninggalkan Fani

" Lah gitu aja kok ngambek" Fani berdiri dan berlari mengejar Naura dan memeluknya.

"Maaf ya Ra, tadi saya cuma bercanda kok. kalau ngambek entar cantiknya luntur loh" Bujuk Fani

" Heheheh siapa juga yang marah Fan. nggak ada sejarahnya seorang Naura Sugiarto mau marah dengan sahabat pengertian seperti kamu"

"Thanks ya Ra. lo juga sahabat saya yang paling baik"

Akhirnya mereka berjalan pulang dengan suka ria sambil bergandeng tangan. di perjalananpun mereka sesekali bernyanyi hingga tidak terasa mereka sampai ke rumah masing-masing.

Azzar telah selesai mengajar, ia pun bersiap-siap dan bergegas pulang kerumah yang terletak didalam pesantren. Azzar adalah pemuda cerdas, Tampan, mempesona dan berwibawa

Azzar ada putra dari Abdullah rahman dan Aizah Humairah, pendiri pondok pesantren terbesar didaerah mereka. dia sudah digadang-gadang oleh Abi nya sebagai penerus pondok pesantren setelah abi nya meninggal karena hanya dia lah anak tunggal. Azzar pun dengan ikhlas menerima semua amanah itu dengan senang hati dan lebih giat belajar tentang ilmu agama

Azzar memang tidak melanjutkan Kuliah namun dia hanya fokus pada kitab kuning saja. dan fokusnya membuahkan hasil. dia bisa membaca kitab Mahalli dengan baik dan menjelaskan maknanya dengan bahasa yang muda dipahami.

Sesampainya dirumah, Azzar lalu masuk kedalam kamarnya yang penuh dengan kitab dan buku-buku agama. terlihat jelas juga poster-poster ulama yang menghiasi dinding kamarnya yang luas

"Kok saya kepikiran terus dengan wajah gadis itu ya? apakah saya sedang jatuh cinta?" bertanya dalam hati sambil merebahkan badannya di kasur.

"Tidak... Tidak mungkin aku jatuh Cinta. apalagi jatuh cinta dengan seorang gadis yang tidak berhijab. pasti abi tidak bakalan setuju"

Akhirnya Azzar mengambil Kitab dan membacanya agar dapat menyingkirkan fikiran tentang gadis itu selain itu sebentar sore juga ia akan mengajar ke anak didiknya lagi jadi mesti memperdalam ilmunya.

"Azzar..." Teriakan umminya membuyarkan fokusnya terhadap kitab yang saat ini dia baca.

"Iya Ummi, Ada apa?" Jawab Nizam sambil membukakan pintu kamarnya.

"Ummi mau minta bantuan boleh?"

"iya ummi, Bantu apa?"

"Ummi mau minta tolong untuk dibelikan Bumbu masak. sudah habis dan ummi tidak sempat keluar untuk belanja"

"Ummi mau ikut dengan Azzar untuk belanja bumbu masaknya?" Tanya Azzar kepada Umminya

"Nggak Bisa, Ummi sementara masak di dapur. Kamu aja yang keluar belanja dan ini sudah saya catatkan daftar belanjaannya"

" Baik Ummi. klu begitu saya berangkat dulu"

" iya. kamu hati-hati dijalan"

Azzar pun bergegas keluar dari kamarnya dan bertemu dengan abi nya

"Mau kemana lagi Nak?, baru pulang sudah mau keluar lagi" Tanya Abinya

"Azzar mau ke pasar bi. tadi ummi minta tolong dibelikan bumbu masak"

" sini biar abi saja yang beli. kamu istirahat saja. kan nanti kamu mau ngajar lagi"

"Nggak apa Bi. lagian abi juga capek kan"

" Ya sudah kalau begitu. kamu hati-hati ya?"

Azzar akhirnya keluar dengan menggunakan mobil karena cuaca diluar cukup panas. setelah sampainya disana, ia langsung membeli semua yang sesuai dengan catatan yang sudah ada.

Setelah semua sudah dibeli sesuai dengan daftar belanjaan, Azzar pun kembali mengendarai mobilnya untuk pulang.

diperjalanan pulang menuju rumahnya, tidak sengaja Azzar melihat gadis yang sempat ia temui di masjid tadi.

"Sepertinya itu gadis yang tadi ya?" Tanya Azzar saat melihat Naura yang sedang Meminum Es dawet dipinggir jalan.

Naura memang suka dengan Es dawet. bahkan hampir tiap hari ia selalu membeli es dawet yang lewat didepan rumahnya.

Azzar Memelankan laju mobilnya dan mencari tempat parkir disekitarnya. kebetulan ada warung yang tutup dan akhirnya memarkirkan mobilnya didepan kios yang juga tak jauh dari tempat Naura duduk minum Es dawet.

Azzar sengaja lebih dekat dengan alasan agar dia dapat melihat dengan jelas wajah gadis itu yang sudah mengganggu pikirannya. Lama Azzar menunggu sampai Naura menghabiskan es dawetnya. memang enak panas-panas begini minum yang seger-seger.

Gadis itu benar-benar cantik dimata Azzar. sampai azzar sekali-kali menundukkan pandangannya beberapa kali agar dapat menjaga batinnya.

"Segar banget. Memang enak ya, siang panas-panas begini sambil minum es dawet" Ucap Naura setelah meminum habis es dawet dan berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri penjualnya.

" ini uangnya pak" Ucap Naura sambil meletakkan uangnya diatas gerobaknya karena penjualnya lagi menyiapkan Es dawet untuk pembeli yang lain.

Naura berjalan pulang, Azzar pun tak mau kehilangan jejak untuk tau dimana gadis itu tinggal. hingga dia melihat masuk di salah satu rumah mewah dan besar di dalam kompleks. melihat dari rumahnya saja, sudah dipastikan kalau gadis itu termasuk orang yang berada.

Azzar akhirnya berhenti tepat di depan gerobak penjual es dawet. karena dia penasaran seenak apa es dawet itu hingga gadis yang kaya raya itu mau minum es dawet pinggir jalan. ia pun memesan es dawetnya.

" Terima kasih ya pak" Ucap Azzar sambil menyeruput Es dawet itu.

"Wah, emang enak banget nih. wajar aja gadis itu suka" Gumam Azzar

"Wadduh, Hampir lupa. belanjaannya ummi masih di mobil" Azzar tiba-tiba teringat akan belanjaan umminya. ia pun segera menghabiskan es dawetnya dan membayarnya

"Ini pak bayarannya" Ucap Azzar

"Tunggu kembaliannya mas" ucap pedagang es dawet itu yang sudah menerima pecahan 100 ribu dari Azzar

"Nggak usah pak. ambil saja. itu rejeki bapak. Oh iya pak saya mau tanya. bapak kenal nggak dengan gadi yang tadi minum es dawet juga disini yang rumahnya disana itu? " Tanya Azzar sambil menunjuk ke arah rumah naura

"Oh itu Non Naura!"

"Naura Namanya pak?"

"Iya,nama panggilannya Naura"

" Ya sudah pak. Terima kasih banyak. kalau begitu saya balik dulu ya. Assalamualaikum" ucap Azzar sambil bergegas pulang dan meninggalkan gerobak es dawet itu.

"Waalaikum salam mas" Ucap penjual es dawet itu sambil memanggil Azzar sambil berterima kasih karena sdh diberikan uang.

Bapak penjual es dawet itu heran melihat sikap Azzar yang seperti detektif cinta. namun ia harus melupakan itu dan lanjut melayani pembeli yang lain.

Berburu Diskon

Dengan tergesah-gesah, Azzar bergegas untuk segera pulang dan menemui umminya.

"Ini Bumbunya ummi"

"Lama sekali kamu. ummi sudah masak sayur rebus dan ikan goreng. jika kamu yang ditunggu, keburu nanti kamu dan abimu nggak makan" ucap Ummi lalu mengambil belanjaannya

"Maaf Ummi, Tadi azzar ada keperluan sedikit diluar" Ucap azzar sambil memegang tengkuknya karena merasa tidak enak terlalu lama diluar. kalau umminya tau kelakuan Azzar diluar, mungkin ia akan malu menampakkan wajahnya lagi didepan umminya.

"Iya tidak apa. Sudah pergi makan dulu. sudah tidak lama waktu dhuhur, kamu kan mau ngajar lagi"

"Baik ummi"

Azzar Langsung ke dapur untuk makan sendiri. mereka memang sudah terbiasa makan sendiri-sendiri, karena umminya ada riwayat maag jadi tidak boleh telat makan. terus abinya juga tidak bisa makan bersama dikarenakan jadwal mengajarnya yang tidak bersamaan.

setelah makan, Azzar bergegas pergi mandi dan bersiap-siap karena tidak lama lagi tiba waktu shalat dhuhur. Namun wajah naura kembali menghampiri pikirannya yang sudah rapi menggunakan baju Koko putih beserta peci hitamnya.

"Namanya Naura, dan wajahnya selalu ada dipikiranku. sepertinya saya benar-benar jatuh cinta" ucap Azzar

"Apakah aku harus melamarnya dalam waktu dekat? aku takut tidak bisa menjaga pandanganku lama-lama. Tapi lebih baik aku shalat istiqharah dulu saja, biar Allah yang menjawab dari kegelisahan hatiku ini. Amiin"

Azzar Sudah shalat istiqharah dengan sungguh-sungguh namun sampe sekarang belum mendapatkan petunjuk. sedangkan perasaannya semakin menggebu-gebu kepada sosok Naura, gadis yang sudah membuatnya jatuh cinta saat pandangan pertama.

Azzar pun shalat istiqharah terus menuerus sampai dia mendapatkan petunjuk kalau dia harus melamar Naura untuk diri dan kesucian hati dan pandangannya.

Berbeda dengan Naura, Gadis yang masih duduk di bangku jelas 3 SMA yang hanya memikirkan tugas-tugas sekolah yang akan dikumpulkan besok. Naura belum memikirkan masalha cinta-cintaan.

Walau sudah banyak teman lelakinya yang menyatakan perasaanya kepada Naura, namun belum ada 1 orang pun yang bisa memikat hati Naura.

Naura memang gadis yang tidak suka diajak kencan apalagi berpacaran, Naura lebih memilih membaca buku, komik, atau Novel didalam kamarnya yang sudah seperti perpustakaan.

...

"Bosannnn..." ucap Naura sambil merebahkan badannya di kasur sambil menutup kepalany dengan sebuah buku.

"Bagaimana kalau saya Pergi berburu Jam Tangan? sepertinya hari ini waktunya masuk tuh model-model jam tangan yang baru" Ucapnya dalam hati

"iya benar, biasanya hari minggu banyak model baru yang masuk. Adduhhh, Kok bisa lupa ya, semoga saja masih ada model yang saya inginkan" ucap Naura tergesa-gesa sambil memakai jaketnya.

Naura adalah gadis penggila jam tangan model apa saja. dia tidak pernah ketingglan dalam mengoleksi jam tangan dari toko arloji langganannya. tidak heran dalam kamarnya terdapat 1 lemari khusus jam tangan saja. jika disuruh memilih, naura lebih dominan membeli jam tangan dibanding pakaian. sampai-sampai mamanya pernah marah karena pakaian yang Naura pakai hanya itu-itu saja.

Naura lalu mengambil kunci motor moge maticnya lalu keluar dari kamar.

"Loh, Non Mau kemana Siang-siang begini?" Tanya Bi Ijah pembantu rumah Naura

"Ini Urgent Bi, saya mau pergi beli jam tangan branded yang sudah lama saya pesan. takutnya nanti kehabisan" Naura tergesah-gesah

"Tapi Non sekarang waktunya jam istirahat siang" teriaknyadari belakang sambil mengejar Naura yang sudah ada diatas motor dan siap berangkat

"Sebentar saja kok Bi, setelah ini saya langsung balik kok nggak kemana-mana"

"tapi non nanti saya yang kena ma...rah.. sa...ma Nyo...nya..." suaranya pelan karena Naura sudah berangkat.

Naura lebih senang keluar rumah menggunakan sepeda motor daripada sebuah mobil. menurutnya keluar menggunakan motor bisa dengan leluasa singgah dimana saja tanpa harus memikirkan parkiran. dia juga bosan melewati jalan besar yang macet jadi dengan mengendarai motor bisa memotong jalur lewat gang sempit.

...

Azzar sudah siap berpakaian, saatnya berangkat ke tempat ia mengajar.

"Azzar, bisa antar abi sebentar ke tempat pengajian abi?, soalnya yang selalu antar ke tempat pengajian abi lagi kurang sehat"

"bisa abi, kita pergi sekarang biar nanti tidak telat sampai disana"

Azzar masuk kedalam mobilnya dan menyalakannya. kemudian abi nya masuk dan duduk disebelah Azzar. mereka keluar dari rumah dan langsung membelah jalan aspal yang mengeluarkan asap karena teriknya matahari.

Srriiiittt.... tiba-tiba Azzar menginjak rem secara mendadak karena nampak sebuah motor moge tiba-tiba menyalip didepan mobilnya.

"Astagfirullah, cewek kok bawak motor ugal-ugalannya melebihi laki-laki" ucap abinya Azzar

Azzar hanya diam memperhatikan motor dan perawakan wajah gadis itu. sekilas mirip dengan gadis yang selama ini membuat hatinya tak karuan.

"Mana mungkin itu Naura, masa dalam sehari ini saya bertemu dengannya sampe 3 kali?" Batinnya bertanya sambil mengendarai kendaraannya dengan hati-hati

"kamu kalau cari calon istri, cari yang agamanya baik. demi keturunan kamu juga dan bisa membimbing anak-anak kamu ke jalan yang benar. jangan seperti wanita tadi. untuk menutup aurat saja dia tidak perduli" ucap abinya Azzar

"ia Bi" hanya itu jawaban azzar. dia masih berpikir akan ucapan abinya dengan perasaan yang sampai saat ini masih tertarik dengan wanita itu. dia sempat mau menghilangkan dari dalam hati dan fikirannya namun rasa itu sdh terlalu besar.

Azzar melewati toko arloji yang disinggahi Naura saat mengantar abinya ke tempat pengajiannya.

"Nanti kalau sempat kamu jemput abi lagi ya, klu tdk sempat kamu pesankan abi taksi online saja" tanya abi

"Biar azzar ****** saja abi, agar saya bisa pastikan abi bisa sampai dirumah dengan selamat"

"baiklah, kalau begitu saya masuk dulu, Asslamualaikum"

" Waalaikumsalam warahmaullah" jawab Azzar sambil memutar stir dan membelokkan ke arah yang berlawanan.

....

"Wah... keren banget nih jam tangan, sumpah keren abiissss" ucap Naura kegirangan karena jam tangan incarannya masih ready stok.

"itu memang kami simpankan khusus untuk mbak, sebenarnya tadi sudah banyak pelanggan yang hendak membelinya tapi kami bilang sudah laku" ucap seorang karyawan toko tersebut yang menghampiri Naura

"aduuhh mbaknya baik banget. tau saja kalau saya dari dulu incar jam ini"

"harus dong mbak. kan mbak sudah jadi pelanggan setia kami disini"

"Nih mbak langsung dibungkus saja, soalnya saya buru-buru mau cepat pulang. takut nanti uang jajam saya kepotong sama mama"

"baik mbak"

Karyawan itu lalu membungkus jam tangan yang dipesan oleh naura dan memasukman nya ke dalam box nya.

"ini mbak barangnya, terima kasih sudah datang belanja di toko kami. sering-sering mampir kesini ya" ucap karyawan toko tersebut sambil menyerahkan paper bag kepada Naura.

"sama-sama"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!