Benua A
Di sebuah wilayah Kekaisaran An yang berbatasan dengan wilayah Hutan kematian berdiri sebuah kerjaan, yaitu kerajaan Langit.
Kerajaan itu terbilang cukup makmur, karena kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana. Dibawah kepemimpinan kerajaan ini terdapat beberapa kota besar yang menjadi pilar besar kerajaan, salah satunya adalah Kota Vokal.
Kota vokal adalah tempat berdirinya 4 Klan terkenal di kerajaan langit, mereka adalah Klan Sopran, Klan Alto, Klan Tenor, Klan Bass.
Keempat klan itu adalah klan yang melahirkan banyak jenius beladiri muda yang berbakat. Meski terlihat rukun, kenyataannya ke empat Klan itu selalu berselisih dan menjatuhkan klan masing masing dalam diam.
Di kota ini juga berdiri sebuah perguruan beladiri yang terkenal di kerajaan Langit, nama akademi itu adalah akademi Loyang.
Akademi ini banyak melahirkan bakat bakat luar biasa yang akan dirujuk menjadi murid akademi Kekaisaran An.
Klan Sopran adalah klan terkuat dan berkuasa di kota Vocal, bahkan beberapa toko besar juga memiliki lambang Klan Sopran.
Beberapa kabar mengatakan bahwa ada seorang super jenius dari Klan Sopran, yaitu Tuan Muda kedua dari Klan Sopran, membuat semua klan lainnya benar benar iri.
Di suatu sudut kediaman Klan Sopran, ada seorang pemuda tampan berumur 15 tahun sedang bermain dengan binatang lembut yaitu kucing dengan gembira.
Walau terlihat gembira, kenyataannya dia sedang menahan rasa sakit yang luar biasa. Ia harus menahan rasa sakit dari ditindas dan dipukuli.
Ketika dia sedang bermain, tiba tiba sebuah tendangan melayang tepat di kepalanya dari belakang yang membuat dirinya terjerumus jatuh kedepan hingga kepalanya terbentur ketanah. Sementara itu para kucing kucing yang berada disana berlarian melompati sang pemuda.
Tiba tiba sebuah tangan mencengkram rambut sang pemuda itu yang membuat sang pemuda mendongakan kepalanya sampai ia bisa melihat 3 orang pria yang seumuran dengannya menatap sinis dan merendahkan.
"Hoi sampah! Berani sekali kau berjalan dengan nona Fania Alto! Aku heran kenapa nona jenius Clan Alto harus dijodohkan denganmu?" Ucap pria 1.
"Benar itu! Seharusnya Nona Fania Alto menjadi tunangan Tuan Muda Renold Sopran, bukan sampah Klan Sopran seperti mu!" Ucap Pria 2 Sinis.
Lalu mereka bertiga langsung memukuli pemuda itu seperti samsak tinju dan tanpa perlawanan. Dia hanya bisa pasrah karena mereka bertiga adalah seorang kultivator.
Sedangkan dirinya? Bahkan menyerap qi saja tidak bisa! Bagaimana dia bisa menjadi kultivator?
Setelah puas dengan kegiatannya, mereka bertiga meludahinya dan pergi begitu saja dari tempat itu meninggal pemuda itu yang dalam keadaan babak belur.
Pemuda itu adalah Geffrey Sopran, Tuan Muda pertama Klan Sopran. Orang orang biasa memanggil sampah karena dia tidak bisa berkultivasi.
Sedangkan adiknya Renold Sopran adalah seorang super jenius. Saat ini kultivasinya berada di ranah pembentukan inti 9.
Tingkat Kultivasi ada :
Pembentukan Tubuh (1-9)
Pembentukan Inti (1-9)
Penyempurnaan Qi (1-9)
Penyempurnaan Roh (1-9)
Jalan Surgawi (1-9)
Raja Surgawi (1-9)
Kaisar Surgawi (1-9)
Nirwana (1-9)
Mahayana (1-9)
Dikatakan bahwa ada tingkatan lebih tinggi dari ini, tetapi itu hanya sebatas legenda, karena tidak pernah ada yang mencapai tingkatan yang lebih tinggi dari ini.
Frey hanya bisa tersenyum kecut, ia melangkah dengan tubuh tertatih tatih menuju ke sebuah rumah reyot yang tak jauh dari tempatnya.
Sungguh ironis bukan? Seorang Tuan Muda pertama Klan besar hanya diberi sebuah rumah reyot yang hampir tak layak di huni.
Ia tinggal sendirian karena ibunya meninggalkan setelah melahirkan, sedangkan ayahnya tidak memperdulikan, bahkan dia tidak memberi makan sehari hari.
∞
Namaku Geffrey Sopran
Seperti yang kalian ketahui, aku tidak bisa berkultivasi. Tapi tak apalah! Aku hanya bisa pasrah menerimanya.
Sewaktu kecil mereka menyebutku Jenius Klan. Bukan berarti aku bisa berkultivasi, tetapi karena pemahaman yang cepat, bijaksana, rajin berlatih. Itulah kenapa aku disebut Jenius.
Tetapi semua itu berubah, semenjak mereka tahu bahwa aku tidak bisa berkultivasi, mereka mulai mencemooh diriku. Apalagi ketika mereka tahu bahwa adikku lebih Jenius dari padaku.
Yang awalnya mereka menjilatiku sekarang mereka menjadi mencemooh diriku. Aku sendiri tidak terlalu memikirkannya, aku tetap rajin berlatih agar bisa melindungi keluarga ini walau aku tidak tahu apa apa tentang Kultivasi.
Semenjak adikku masuk ke dalam sebuah Akademi Loyang, dia mulai menjauhiku, memandang rendah diriku, bahkan mencemoohku. Aku sendiri tidak menaruh dendam kepada adikku, aku hanya berpikir agar bisa kuat dan melindungi keluargaku.
Tetapi apa daya diriku, aku adalah sampah yang tidak bisa berkultivasi. Tetapi aku tidak menyerah, berharap bahwa suatu saat nanti aku dibutuhkan, dan tidak dibuang.
Tetapi sepertinya itu tidak mungkin karena....
Tetapi aku pasti kembali, dan saat itu aku adalah orang yang paling dibutuhkan! Itu pasti! Karena adikku dan keluarga, Klan pasti akan hancur.
Tetapi Saat itu terjadi, mungkin aku akan pergi meninggalkan mereka, sama seperti mereka yang meninggalkan ku demi egonya sendiri.
∞
Sementara itu, kediaman Sopran tengah mengalami kehebohan karena kedatangan sebuah rombongan dari Klan Alto.
Tampak seorang pria paruh baya menemani gadis kecil yang memiliki julukan kecantikan nomor satu di Kota Vocal.
Pria itu adalah Bryan Alto patriak dari Clan Alto, sedangkan disampingnya ada putri dari Bryan Alto juga tunangan dari Geffrey Sopran.
Dia memiliki rambut panjang berwarna hitam pekat dengan wajah cantik dan tubuh seksi, dia adalah Fania Alto yang sekarang tengah berjalan dengan Arogan.
Ketika rombongan kereta kuda keluarga Alto datang, mereka langsung disambut sendiri oleh patriak keluarga Sopran, Max Sopran dan Tuan Muda Kedua Renold Sopran.
Saat melihat Renold Sopran, Fania Alto menjadi bersemangat dan langsung menjatuhkan dirinya kedalam pelukan Renold Sopran di tengah kerumunan orang tanpa malu.
Mereka berdua dibawa menuju ruang tamu, setelah berbasa basi sejenak, mereka langsung masuk kedalam topik utama.
"Patriak Sopran, kami kesini untuk membatalkan pertunangan Fania dengan Frey sampah itu!" Bryan Alto.
"I... ini..." Ucap Max Sopran terlihat ragu sejenak.
"Jika masalah tentang perjanjian itu, anda tidak perlu kawatir, karena sebagai gantinya Fania akan bertunangan dengan Nak Renold!"
"Kalau begitu kurasa tidak masalah, karena Renold dan Fania terlihat serasi!" Ucap Max Sopran.
Setelah berkata seperti itu, Max Sopran memerintahkan seorang pelayan untuk memanggil Geffrey hanya untuk memberitahukan nya.
Setelah itu mereka kembali berbincang ria. Di sisi lain, tampak dua sejoli itu tak menutupi kemesraan di depan orang lain.
Tak lama kemudian, Geffrey Sopran telah sampai di ruangan dan memberi salam kepada kedua orang paruh baya yang duduk di kursi secara berdampingan.
"Tak perlu bebasa basi lagi, pertunangan kamu dan Fania telah dibatalkan, mulai saat ini, adikmu Renold Sopran yang akan menjadi tunangan Fania Alto!" Kata Max Sopran tegas.
Mendengar itu, spontan Frey langsung melirik kearah sepasang muda mudi yang tampak memamerkan kemesraan mereka.
Melihat itu, badan Frey langsung bergetar, Ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi tak jadi karena dia telah ditendang dulu keluar dari ruangan
"Jangan melihat seperti itu kepada kami kakak, kamu bisa iri nanti dan merebut Fania dari diriku kakak!" Ucapnya dengan nada mengejek.
Yang menendang Frey tentu saja adalah adiknya, Raynold Sopran. Ia tampak memandang rendah kakaknya. Raynold memiliki wajah yang tampan, kulit putih, dan mata yang tajam.
Setelah menendang Sang Kakak, Raynold kembali ke dalam ruangan. Bahkan Fania Alto tidak melirik Frey sedikitpun sampai pintu ditutup.
Geffrey Sopran mengerang sejenak karena terlempar ketanah dan itu lumayan sakit. Ia memandang ruangan tersebut sejenak dengan tatapan sendu.
Frey melangkah pergi dengan tatapan kosong, sepanjang jalan bahkan dia mendengar bisik bisikan dari orang orang disekitarnya tanpa ia perduli kan.
"Hey, bukankah itu Tuan Muda sampah? Kira kira habis dari mana ya?"
"Apa kamu tahu bahwa tadi Nona Fania Alto datang untuk membatalkan pertunangan dengan si sampah itu?"
"Benarkah itu?"
"Itu benar, tidak hanya itu, bahkan rumornya setelah membatalkan pertunangan, Nona Fania Alto bertunangan dengan Tuan Muda Kedua, Renold Sopran."
"Benarkah itu? Beruntung dia bisa menjadi tunangan Tuan muda Renold."
"Itu benar, Tuan Muda Renold adalah seorang super jenius, sedangkan sampah itu? Cuih! Dia bahkan tak layak untuk disebut!"
Frey yang mendengar diskusi antar 2 orang itu menundukkan kepalanya, Ia mempercepat langkahnya menuju kediaman miliknya sambil mencoba untuk mengabaikan kata kata mereka.
Sesampainya Frey disana, dia langsung membuka pintu dan menutupnya kembali dan membenamkan dirinya ke kasur jerami untuk melupakan semua yang terjadi dalam sedihnya.
Setelah diskusi panjang di kediaman patriak Klan Sopran.
"Fania, apa kamu sudah siap?" Tanya patriak Klan Alto.
"Tentu saja aku sudah siap, tetapi aku masih bingung, kenapa ayah ingin sampah itu pergi jauh jauh?" Tanya Fania Alto.
"Kamu tidak akan mengerti Fania, meski sampah itu terlihat bodoh, tetapi kita harus tetap waspada, karena si sampah itu bisa saja membuat rencana kita gagal! Mengerti?" Ucap Patriak Klan Alto.
"Mengerti Ayah!" Balas Fania.
Setelah diskusi panjang di kediaman patriak Klan Sopran.
"Fania, apa kamu sudah siap?" Tanya patriak Klan Alto.
"Tentu saja aku sudah siap, tetapi aku masih bingung, kenapa ayah ingin sampah itu pergi jauh jauh?" Tanya Fania Alto.
"Kamu tidak akan mengerti Fania, meski sampah itu terlihat bodoh, tetapi kita harus tetap waspada, karena si sampah itu bisa saja membuat rencana kita gagal! Mengerti?" Ucap Patriak Klan Alto.
"Mengerti Ayah!" Balas Fania.
Keesokan harinya Klan Sopran dikejutkan dengan suara tangisan seorang gadis yang tidak lain adalah Fania Alto.
J\*lang↑
Kemarin ia dengan manja meminta Patriak Klan Sopran untuk menginap di Kediaman Klan Sopran.
Suara tangisan yang keras itu membuat orang bertanya tanya, 'Apa yang terjadi?' sambil berbondong bondong menuju aula kediaman yang mana itu adalah asal suara tangisan tersebut.
Bryan Alto segera menghampiri anaknya yang bersimpuh di kediaman Aula Klan Sopran. Keadaan Fania Alto cukup memprihatinkan, ia sedang menangis tersedu sedu dengan tubuh telandjang dan hanya ditutupi sebuah selembar kain putih.
"Fania, apa yang terjadi? Cepat katakan pada Ayah, siapa yang melakukan ini padamu? Ayah akan membalasnya!" Teriak Bryan Alto tidak tahu malu.
Raynold Sopran yang berada di ruangan itu sangat marah dan geram ketika melihat kekasihnya Fania Alto dalam keadaan yang menyedihkan.
Dirinya merasa tidak berguna karena membiarkan kekasihnya dalam keadaan seperti itu.
"Huaaa, Ayah..!! Hiks... Hiks... Aku sudah ternodai... Huhuhuhu!!!" Tangis Fania Alto dengan air mata buaya.
"Apa??!!! Fania cepat katakan kepada kami, siapa yang melakukan hal itu pada kamu?" Teriak Patriak Klan Sopran Marah, bagaimanapun ini adalah kediamannya. Karena itu dia merasa harus bertanggung jawab.
"Hiks... Hiks... Hiks... Ke.. kemarin ak... Aku... Sedang... Hiks... Jalan jalan, Hiks... Te... Tetapi tiba tiba... Hiks... Ak... Aku... Hiks... Disekap dari belakang! Huaaa.....!" Jawabnya sambil menangis keras.
"Terus apa yang terjadi setelah itu?" Teriak Bryan Alto memanas manas'i suasana yang sudah diatur.
"A... aku ti.. tidak tahu ke.. hiks... Kelanjutannya hiks..., Se... Setelah aku bangun... Huaa... Aku ternodai!!! Huaa...." Ucap Fania keras agar semua orang di ruangan itu terdengar sambil melanjutkan aktingnya seakan merasakan penderitaannya, padahal kesenangan.
Semua orang tercengang dan bertanya tanya, siapa orang yang begitu berani menodai nona keluarga Alto yang cantik dan terhormat?
Tanpa orang ketahui, yang menodai Nona Keluarga Alto, Fania Alto tidak lain adalah ayahnya sendiri. Beginilah si j@l@ng di nodai.
"Apa? Katakan! Katakan kepada kami, siapa yang melakukan hal ini Fania??!!!" Teriak Bryan Alto seakan dia tidak mengetahui.
Raynold Sopran tidak bisa menahan amarahnya lagi, dia ingin sekali memukul orang yang berani mengambil mahkota kekasihnya.
Orang orang yang disekitar situ juga sama, tetapi mereka masih menahan agar bisa mendengar siapa pelakunya.
"Yang melakukan itu adalah ..."
Tidak ada yang menyadarinya, dua orang yang melihat itu tersenyum tipis dan merasa bahwa rencana mereka akan lancar dengan l\*cur cantik disisinya.
Note : Nah, disini yang aneh, kenapa tidak ada yang menyadarinya, dia mengatakan bahwa dia di sekap dari belakang, lalu setelah bangun dia hanya tahu bahwa dirinya telah ternodai, bagaimana dia tahu bahwa siapa yang menodainya? Apakah jaman dulu sudah ada alat cek DNA?
Sedangkan suasana di rumah reyot milik Geffrey Sopran tetap terlihat damai meski terdengar keributan diluar kediamannya.
Saat ini sinar matahari terlihat dan bersinar dengan hangatnya. Geffrey Sopran telah terbangun dan memulai kegiatannya, berlari 10 KM dengan 5KG/ beban, berlatih gerakan dasar beladiri.
Walaupun dia tidak bisa berkultivasi, bukan berarti dia akan menyerah dan melatih tubuhnya setiap hari, dia masih bisa melatih kekuatan fisik agar bisa menyeimbangi para kultivator agar bisa menjaga dirinya sendiri.
Ia berlatih keras tanpa mengetahui kejadian di Aula, walaupun dia mengetahui apa yang terjadi, tetap saja dia tidak bisa melakukan apapun, jadi dia hanya mengabaikannya dan terus berlatih keras.
Ia sebenarnya sudah memperkirakan kalau keributan akan terjadi cepat atau lambat di kediaman Klan Sopran dan kota vokal semenjak dia melihat Raynold Sopran dan Fania Alto bersama.
Geffrey Sopran memiliki sepasang mata spesial, dia tidak tahu juga mengapa bisa seperti itu, yang dia tahu adalah dirinya bisa melihat sifat asli seseorang dan terkadang di bisa melihat masa depan seseorang walau sedikit dan tidak spesifik.
Setelah berlatih, ia beristirahat dan bermain main dengan kucing kucing yang biasa berkeliaran di pekarangan rumahnya.
"Selamat pagi Frey kecil!" Sapa seseorang.
Frey menengok kebelakang, terdapat seorang pria paruh baya menyapanya dengan lembut, dia adalah Adam Sopran. kepala keluarga dari salah satu cabang keluarga Sopran. Hanya dia satu satunya orang yang baik kepada Frey.
"Selamat pagi juga Paman Adam." Balas Frey sambil tersenyum ramah.
Adam lalu menyerahkan sepotong roti kepada Frey dan memintanya untuk menghabiskan dengan cepat. Mereka berbicara sejenak sebelum Adam Sopran meminta izin untuk kembali ke kediamannya.
Tak lama setelah kepergian Adam Sopran, terdengar suara beramai ramai kerumunan orang orang di depan halaman kediaman Frey.
'Brraakkk'
Dobrakan pintuterdengar keras di kediamannya yang membuat Frey terperanjat dari tempat tidurnya.
Frey segera menghampiri kerumunan orang orang itu, tampak pintu rumahnya sudah hancur berantakan tersebar di tanah.
"Geffrey Sopran! Sebaiknya kau cepat keluar menuju sini!" Teriak seseorang.
Wajah para orang orang itu tampak memerah karena marah. Disusul dengan sahutan sahutan orang terdengar di kediaman itu.
"Dasar sampah! Cepat keluar sampah!"
"Sampah bau @njing!"
"Kau pikir aku mau? Kalau bukan karena uang aku juga ngak mau!"
"Yups!"
"Sini kau bancingan! Keluar sini!"
"Jangan hanya bersembunyi saja kau!"
"Keluar! Keluar! Atau aku ratakan dengan tanah rumah jelekmu!"
"Kamu sungguh berani membuat hal gila seperti itu?"
"Beraninya kau tidak ajak ajak kami!"
"Goblok! Kita itu lagi marah, dasar mesum!"
"Bebas dong! Mumpung ada yang cantik!"
Sementara itu Frey memandangi mereka dengan wajah datar dan aneh. Dia dari tadi berada tepat di depan mereka tanpa bergerak sedikitpun, apakah mereka tidak bisa melihatnya?
Sebenarnya penampilan Frey saat ini berbeda, ini karena ia tidak memakai ikat kepalanya dan rambutnya terurai rapi yang membuat dia sedikit berbeda dari biasanya.
"Ekhm, mengapa kalian memintaku keluar? Sedangkan aku sudah berada disini dari tadi! Apakah kalian buta?" Ucap Frey sinis.
"Eh..?" Semua orang saling berpandangan.
Pertanyaan Frey membuat semua orang mengeluarkan ekspresi bodohnya, apalagi Raynold dan Fania yang melihat di antara kerumunan dengan wajah tak percaya karena dia sangat berbeda dari biasanya.
"Ehemm... Geffrey Sopran! Hari ini kami disini untuk mengadilimu! Kamu telah membuat tindakan tercela" Ucap Max Sopran dengan lantang menyadarkan mereka yang masih bengong.
"Ya! Ya! Kamu disini untuk mengadilimu!" Teriak mereka bersahutan.
"Apa yang telah aku perbuat hingga aku di adili?" Tanya Frey dengan ekspresi bingung diwajahnya.
Geffrey Sopran heran, dia jelas sangat jarang keluar rumah, apalagi berbuat onar? Sepertinya ada yang aneh?
"Jangan berpura - pura kamu! Kamu pasti irikan Fania Alto bersama Saya!" Teriak Raynold Sopran marah karena melihat Frey dengan wajah tak bersalahnya.
Sementara itu Frey memandangi mereka dengan wajah datar dan aneh. Dia dari tadi berada tepat di depan mereka tanpa bergerak sedikitpun, apakah mereka tidak bisa melihatnya?
Sebenarnya penampilan Frey saat ini berbeda, ini karena ia tidak memakai ikat kepalanya dan rambutnya terurai rapi yang membuat dia sedikit berbeda dari biasanya.
"Ekhm, mengapa kalian memintaku keluar? Sedangkan aku sudah berada disini dari tadi! Apakah kalian buta?" Ucap Frey sinis.
"Eh..?" Semua orang saling berpandangan.
Pertanyaan Frey membuat semua orang mengeluarkan ekspresi bodohnya, apalagi Raynold dan Fania yang melihat di antara kerumunan dengan wajah tak percaya karena dia sangat berbeda dari biasanya.
"Ehemm... Geffrey Sopran! Hari ini kami disini untuk mengadilimu! Kamu telah membuat tindakan tercela" Ucap Max Sopran dengan lantang menyadarkan mereka yang masih bengong.
"Ya! Ya! Kamu disini untuk mengadilimu!" Teriak mereka bersahutan.
"Apa yang telah aku perbuat hingga aku di adili?" Tanya Frey dengan ekspresi bingung diwajahnya.
Geffrey Sopran heran, dia jelas sangat jarang keluar rumah, apalagi berbuat onar? Sepertinya ada yang aneh?
"Jangan berpura - pura kamu! Kamu pasti irikan Fania Alto bersama Saya!" Teriak Raynold Sopran marah karena melihat Frey dengan wajah tak bersalahnya.
Sedangkan Fania Alto tampak sedang menangis tersedu sedu di dekapan Raynold Sopran. Geffrey Sopran paham dengan apa yang terjadi ketika melihat kedua pasangan itu.
"Ya betul! Jangan berpura pura! Beraninya kau tidak ajak ajak kami kalau mau memperkosanya!" Teriak mereka saling bersahutan.
"Badjingan! Kenapa kalian jadi mau ikut ikutan?" Teriak Author tidak terima.
Yah, Author tidak terima bukan karena alasan, dia sendiri tampak sedang murung di belakang rumahnya sambil menghabiskan tisu untuk menyeka ingus yang keluar. Itu pilek goblok! Bukan sedih Lol!
"Sepertinya kamu sudah mengerti kan?Kalau begitu ini akan menjadi mudah!" Ucap Raynold Sopran.
"Aku tidak melakukan apapun, lagipula bagaimana aku orang biasa bisa menjatuhkan tahap pembentukan inti tingkat 4 dengan mudah?" Tanya Calon Murid Austin.
Mendengar pertanyaan Frey, beberapa orang mulai mengingat bahwa Frey adalah sampah Kultivasi, bagaimana dia bisa melawan Fania yang bisa berkultivasi?
"Jangan terpengaruh ucapannya! Kalian juga mendengar bahwa Fania disekap dari belakang bukan? Bisa saja dia menaruh obat bius untuk membius Fania dari belakang!" Teriak Patriak Alto membantah ucapan Frey.
Yang tidak dipikirkan oleh orang, seorang yang berkultivasi indranya akan meningkat tajam, sedangkan Fania adalah tingkat pembentukan inti yang jelas bisa dengan mudah mendengar suara langkah kaki orang biasa dengan mudah.
Bagaimana dia bisa mudah disekap oleh orang biasa? Bukankah itu hanya alasan? Benar tidak para penonton?
Mendengar itu, dengan segera 2 orang menangkap Geffrey Sopran, sedangkan 2 orang lainnya pura pura menggeledah rumah Frey. Frey sendiri mencoba melawan, tapi apa daya, mereka berdua berada di ranah penyempurnaan Qi, sedangkan dia? Berkultivasi saja tidak bisa!
"Patriak! Kami menemukan ini dirumah!" Ucap seseorang.
Tak lama orang orang yang menggeledah itu keluar dan menemukan selembar kain berwarna pink dan ??? (Hei, hei! Kamu bisa bisanya menyimpan barang begituan! Ngak baik itu! Tidak boleh ditiru!)
"I... Itu..." Frey tidak bisa berkata kata lagi, bukti sudah ada walau tidak tahu itu milik siapa yang disimpannya, mungkin milik kucingnya?
Fania yang melihat selembar kain itu segera memalingkan wajahnya, sedangkan Raynold Sopran yang melihat itu amarahnya langsung memuncak! Dia tidak butuh perlanjutan kata kata orang langsung maju dengan cepat dan meninju kakaknya dengan kepalan tangan.
Sedangkan Max Sopran yang melihat barang bukti langsung berkata, "Frey! Lihat sendiri kan! Barang bukti sudah ada! Kamu tidak bisa membantah lagi!"
"Saya Patriak Klan Sopran, Max Sopran, dengan ini menyatakan bahwa Geffrey Sopran bersalah. Mulai saat ini Geffrey Sopran bukan lagi bagian dari Klan Sopran dan Aku Max Sopran menyatakan bahwa memutuskan hubungan Ayah dan Anak dengan Geffrey Sopran!" Ucap Max Sopran lantang, bahkan bisa di dengar oleh semua orang.
Bagai tersambar petir, Frey mendongakkan kepalanya dan menatap tidak percaya atas perkataan orang di depannya yang tidak lain adalah mantan ayahnya.
"Ada kata kata terakhir kakak?" Tanya Raynold Sopran sambil memandang Frey penuh amarah.
"Jangan jadi buta hanya karena kamu adalah adik, Klan Sopran akan runtuh pada masanya karenamu!" Ucap Frey dengan wajah sedikit marah tetapi tetap menahannya.
Setelah berucap seperti itu, Frey berdiri dan berjalan dengan tertatih tatih tanpa ada seorang pun yang menghentikannya. Mereka hanya memandangi Frey dengan wajah sinis mereka masing masing.
Di suatu tempat yang jauh dari kediaman Klan Sopran, terlihat seorang wanita yang tengah sibuk mengerjakan kumpulan berkas berkas di depannya, sangking seriusnya dia sampai tidak sadar bahwa ada seseorang yang memasuki ruangan pribadinya.
"Hohoho, kau serius sekali, sampai sampai kau tidak menyambut kedatangan ku matriak Sky." Ucap seseorang.
Wanita itu terperanjat dari tempatnya dan buru buru bangkitdari tempat duduknya dan menangkupak kepalan tangannya di dada sambil memberi hormat.
"Hormat Grand Elder, mohon maaf karena tidak segera menyambut Anda!" Ucap wanita itu.
"Hohoho, kau tak perlu memikirkannya, wajar kau begitu serius, karena tugas sebagai matriak memanglah tidak mudah, tetapi paling tidak temani aku untuk meminum teh!" Ucap Grand Elder.
"Baiklah Gran Elder!"
Setelah itu mereka berdua segera melesat dari ruangan itu ke gazebo yang berada di pinggiran danau. Mereka bisa melakukan itu karena mereka memiliki praktik yang lumayan tinggi.
Setidaknya tingkatan Kultivasi mereka sudah mencapai tingkat Jalan Surgawi. Mereka kemudian menikmati langit sore dengan meminum teh dan berbincang bincang mengenai dunia persilatan dan sekte mereka.
Tak lama kemudian langit tampak memunculkan hujan rintik rintik seolah sedang menangisi sesuatu. Entah mengapa, hati wanita yang dipanggil Matriak Sky itu tampak cemas dan gundah. Dia menengok kearah barat daya seolah sedang mencari sesuatu.
"Apakah kau merindukanku pria itu?" Tanya pria tua yang dipanggil Grand Elder itu sambil mencibir.
Wanita yang dipanggil Matriak Sky itu segera menggelengkan kepalanya, lalu dia berkata, "Mana mungkin aku merindukan pria sialan itu, aku hanya merindukan bayi kecilku, mungkin sekarang dia sudah besar, apa yang sekarang dia lakukan? Apakah dia sudah makan yang cukup?"
"Haiss, kau ini... Kalau kau merindukannya kenapa kau tidak menemuinya dan membawanya kesini?" Ucap Grand Elder itu sambil menggelengkan kepalanya.
Pria tua itu tidak mengerti jalan pikiran wanita di depannya, tapi ia juga penasaran, kenapa dia memilih meninggalkan anaknya di tempat yang jauh?
Wanita itu tersenyum kecut, laku menjawab, "Aku merasa tidak pantas menjadi ibunya, apalagi pria itu terlihat akan memenuhi janjinya untuk membuatnya bahagia!"
"Kamu terlalu mempercayainya, kalau terjadi sesuatu, kamu pasti akan menyesalinya!"
Mendengar perkataan pria tua didepannya, wanita itu langsung berpikir negatif. Jika pria itu tidak memenuhi janjinya, maka anakku pasti akan hidup dalam kesengsaraan.
"Baiklah, kalau tidak salah, dua tahun lagi akan menjadi turnamen kerajaan, pada saat itu aku akan datang untuk menemuinya." Ucap wanita itu.
"Tch..! Terserah kau saja! Aku hanya menurutimu!" Ucap pria tua itu.
Setelah pembicaraan tersebut, mereka berdua berjalan terpisah kembali ke kediaman masing masing.
'Semoga kau tetap sehat nak!' ucap wanita yang dipanggil Matriak Sky itu dalam hatinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!