Nama : Annisa
Usia : 17 Tahun
Setatus : Sekolah
Namaku Annisa, usiaku saat ini 17 tahun dan aku masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ).
Aku memiliki 2 sahabat yang sangat baik namanya Ambar dan Aisyah, mereka adalah 2 orang yang sampai saat ini berada di sisiku saat suka maupun duka, sampai suatu hari aku putus cinta dan mereka mengenalkan ku dengan salah satu teman baik mereka bernama Ari.
Ari adalah anak SMK lain yang memang tidak begitu jauh dari SMK ku, menurutku Ari anak yang baik karena dia selalu membantu orang lain tanpa pamrih.
Awal aku kenal Ari hanya hal baiklah yang aku temui darinya, Ari sudah cukup lama berteman dengan Ambar dan Aisyah. Tidak ada rasa ragu untukku berkenalan dengannya.
Saat itu Ambar dan aAsyah mengajakku bertemu dengan Ari di suatu tempat dekat dengan sekolahnya Ari , yang bisa disebut warung bakso dan mie ayam mbok darmi. Aku dengar itu adalah warung langganan Ari.
Setelah 20 menit aku, Aisyah dan Ambar menunggu Ari, akhirnya diapun datang menemui kami.
Ari : "Hay, udah lama nunggu aku?" tanya Ari sambil tersenyum menyapa.
Ambar & aisyah : "Lumayan lama, kamu kemana saja sih?" tanya Aisyah dan Ambar secara bersamaan.
Ari : "Hehe ya maaf, aku tadi diajak ngobrol sama temanku bicarakan masalah pramuka" jawab Ari dengan tertawa kecil.
Ambar : "Oh, kirain nemuin mantanmu itu, atau kamu udah punya pacar ya?" tanya Ambar dengan lantang.
Aisyah : "Jangan bilang kamu udah punya pacar?" tanya Aisyah menyambung pertanyaan Ambar.
Ari : "Ha ha ha , ya enggak lah. Kalo aku sudah punya pacar mana mau aku kalian kenalkan dengan sahabat baik kalian, kalo aku ketahuan punya pacar tanpa kalian tau bisa di gantung hidup-hidup aku" jawab ari dengan candanya.
Ambar : "Ah bisa aja kamu ngelesnya" sahut ambar kepada Ari.
Aisyah : "Eh sudah-sudah, kalian ini malah bercanda sendiri. Ingat disini ada teman kita yang lagi galau". Sindir Aisyah kepada Annisa yang saat itu melamun sendiri.
Ambar : " Oh iya sampai lupa ha ha ha, maaf ya " sahut Ambar dengan rasa yang tidak enak karena mengabaikan Annisa.
Aisyah : "Oh iya Ari kenalkan ini Annisa yang mau aku kenalkan ke kamu".
Ari : "Hay Annisa, namaku Ari" memperkenalkan diri dengan senyum.
Annisa : "Hay ari, aku Annisa" balas Annisa dengan lemparan senyum yang malu-malu.
Ari : "Salam kenal ya Annisa, semoga betah juga berteman denganku seperti mereka".
Annisa : "Iya Ari hehe , santai sajalah".
Ari : "Oh iya Annisa, kamu kelas apa? sama seperti mereka atau tidak?".
Annisa : "Aku satu kelas dengan Aisyah, tetapi tidak satu kelas dengan Ambar".
Ari : "Kenapa kok tidak satu kelas dengan Ambar? dia rese ya ha ha ha ha".
Ambar : "Enak saja , aku itu baik cuma kan kepala sekolah tidak menghendaki ku satu kelas dengan mereka, karena aku terlalu spesial ha ha ha".
Ari : "Dih PD banget ya kamu Ambar".
Aisyah : "Eh sudah-sudah kalian ini kalo ketemu pasti berantem kayak gini deh".
Ari : "Oh iya Annisa kamu suka mie ayam atau enggak sih? kok aku main ajak kalian ketemu disini " .
Ambar : "Ya suka dong".
Ari : "Aku enggak tanya kamu ya".
Annisa : "Hehehe suka kok Ari, aku tuh suka mie ayam suka bakso".
Ari : "Kalo sama aku suka tidak?". Lontar Ari sambil bercanda.
Aisyah : "Ah langsung to the poin nih, ah enggak seru ah".
Ari : "Hehe bercanda kok Snnisa".
Annisa : "Tidak apa - apa Ari santai sajalah ha ha ha".
Ari : "Rumahmu dimana Annisa?".
Annisa : "Aku dekat sama rumah Ambar Ari, kamu dimana?".
Ari : "Aku dekat sini aja Annisa, di dekat sekolahan".
Ambar : "Kamu tidak tahu ya , dia itu sering tidur disekolah ha ha ha dia kan penjaga sekolah".
Ari : "Wah kamu kok tahu, jangan-jangan kamu kepo ya?".
Ambar : "Aku kan selalu tahu kamu, ha ha ha".
Annisa : "Kamu sekolah saja atau sambil kerja Ari?"
Ari : "Aku sambil kerja jaga warnet Annisa , di dekat sini".
Annisa : "Oh ya? nama warnetnya apa Ari, barangkali aku bisa mampir kalau pas jalan-jalan di daerah sini".
Ari : "Namanya warnet "A" Annisa".
Annisa : "Memang di sana gajinya berapa Ari?".
Ari : "Ah tidak seberapa Annisa, tapi lumayanlah untuk tambah uang jajan hehe barangkali juga bisa traktir dan ajak kamu jalan-jalan".
Annisa : "Ah kamu Ari bisa saja".
Ari : "Kamu suka jalan kemana memang Annisa".
Annisa : "Aku tidak pernah jalan-jalan Ari hanya di rumah saja, lagi pula orangtuaku tidak pernah mengizinkan aku untuk pergi main".
Ari : "Anak rumahan dong kamu, anak baik-baik berarti".
Annisa : "Entah bagaimana tanggapan mereka tentangku ari".
Ari : "Jika mereka berkata buruk, abaikan saja Annisa kita hidup kan tidak untuk membuat mereka senang.
Annisa : "iya Ari kamu benar".
Merekapun lanjut ngobrol dan saling mengenal satu sama lain, sampai akhirnya mereka bertukar nomor telpon supaya bisa saling berhubungan setelah ini.
Semakin hari mereka semakin sering telponan dan chatting, terkadang sampai lupa waktu untuk makan, dan jika mereka chatting hingga larut malam.
Ari sering menggombal ke Annisa dengan kata- kata manis yang sering Ari berikan kepada wanita - wanita yang dia dekati.
Baru berjalan berapa hari, Ari telpon Annisa untuk mengajaknya makan malam tetapi Annisa menolaknya karena memang annisa tidak boleh keluar malam, Ari pun tau hal itu.
Ari memaksaAnnisa untuk mau menerima ajakannya makan malam,tetapi Annisa tetap tidak mau karena Annisa menghargai dan menghormati orangtuanya.
Sikap Ari yang memaksa membuat Annisa tidak suka dengan Ari, dan Annisa sedikit marah dengan Ari.
Kamu itu jangan maksa dong, kamu juga harus menghargai orangtuaku, aku ini masih satu atap dengan orangtuaku jadi aku harus menghargai mereka.
Ari meminta maaf kepada Annisa atas kesalahannya yang lancang memaksa Annisa untuk menerima ajakannya.
Tetapi annisa masih sedikit kesal dengan Ari karena sikapnya tadi.
Annisa berfikir itu adalah sikap ari yang mungkin belum aku tahu, jadi dia berbuat seenaknya.
Annisa mulai ragu dengan Ari walaupun mereka baru saja kenalan.
Annisa langsung mengatakannya kepada Ari bahwa dia kecewa atas sikapnya dan mengatakan untuk tidak usah ketemu aku lagi.
Ari memohon kepada Annisa untuk memaafkannya.
Annisa yang lugu dan merasa iba atau kasihan kepada Ari, akhirnya annisa memaafkan Ari.
Hingga akhirnya annisa dan ari melanjutkan untuk tetap chatting dan telponan.
Setelah beberapa hari mereka komunikasi akhirnya Ari menghilang selama kurang lebih 3 minggu, tanpa satu orangpun tahu.
Lanjut episode.2
Ari tiba-tiba menghilang beberapa minggu. di awal minggu Ari tak kasih kabar ke Annisa, waktu itu Annisa tidak menghiraukan tak adanya kabar dari Ari karena Annisa belum begitu mengenal Ari.
Menurut Annisa, Ari adalah laki-laki yang sama saja dengan yang lainnya, manis di awal kemudian menghilang dengan sendirinya.
Annisa masih tetap tenang saat itu, bahkan ditanyai oleh sahabatnya yaitu Ambar dan Aisyah dia jawab tidak tahu.
Sedikit obrolan mereka tentang Ari.
Ambar : " Kamu lihat Ari? atau mungkin dia ngabarin kamu gitu, soalnya sudah 1 minggu ini dia tidak ada kabar." tanya ambar kepada Aisyah.
Aisyah : "Aku tidak tahu dia dimana, biasanya itu anak selalu kabarin kita dan pasti dia yang selalu cerewet setiap kita tidak WhatsApp." sahut Aisyah.
Ambar : "Iya nih, tumben banget ya tuh anak anteng banget".
Aisyah : "Kalo dia mau ilang mah biarin aja ha ha ha, tapi kasian sama Annisa dia baru saja kenal sama Ari langsung ditinggal kabur begitu saja".
Ambar : " Heh tidak boleh seperti itu, kalau Ari benar-benar hilang nanti kasian Annisa".
Aisyah :"Astaghfirullah, maafkan aku".
Ambar : " Lebih baik kita tanya Annisa saja barangkali dia tahu keberadaan Ari, ya minimal ngabarin dia gitu".
Aisyah : "Yasudah yuk". Mereka langsung berangkat menemui Annisa dirumahnya.
Mereka tiba di rumah Annisa.
Ambar & Aisyah : "Assalamu'alaikum".
Annisa : "Wa alaikum salam".
Ambar : " Kamu tahu Ari dimana?".
Annisa : "Aku tidak tahu dia dimana, awalnya dia sering kirim pesan ke aku tapi tidak pernah aku balas, kemungkinan dia bosan lalu pergi begitu saja".
Ambar : "Dia tidak seperti itu".
Annisa : "Itu hanya kemungkinan saja ".
Ambar : " Lalu kemana ya dia, sudah satu minggu ini dia tidak ada kabar".
Annisa : " Kenapa kalian tidak kerumahnya saja, kan katanya rumahnya dekat sama sekolahnya".
Aisyah : "Kita juga tidak tahu pasti rumahnya sebelah mana, karena kita juga tidak pernah tanya pasnya rumahnya dimana. Dia juga tidak pernah kasih tahu, kalo memang mau ketemu juga kita cuma ketemu diluar seperti kemarin.
Ambar : "Iya betul, dia kasih tahu rumahnya dimana itu ya cuma ke kamu".
Annisa : "Tapi dia tidak menunjukan pasnya dimana ,cuma bilang kalau dekat SMK dan dia part time di daerah sana".
Annisa : "Ada yang tahu nomor temannya mungkin".
Ambar : "Aku tidak tahu, apalagi si Annisa pasti makin tidak tahu".
Merekapun berbincang membicarakan Ari yang tak kunjung ada kabar, waktu terus berlalu.
Suatu hari sekolah Annisa mengadakan acara persami, Annisa dan dua sahabatnya ikut andil dalam acara tersebut.
Mereka menginap disekolah karena memang jarak rumahnya ke sekolah sangatlah jauh.
Waktu menunjukan pukul 15.00 , acara demi acara dimulai. Banyak tamu dari berbagai sekolah, mulai dari guru, dan perwakilan siswa dari setiap Sekolah untuk menjadi tamu maupun untuk menjadi pembimbing persami tersebut.
Di hari itu Annisa dan sahabatnya sangatlah sibuk mengurus acara demi acara.
Waktu semakin larut, merekapun bergegas untuk mengistirahatkan kepada adik-adik supaya mereka bisa mandi dan juga makan.
Disaat adik-adik sudah diistirahatkan , Annisa dan ke dua sahabatnya juga tidak lupa untuk istirahat, Sholat dan makan. Kebetulan waktu sudah menunjukan pukul 18.00 untuk Sholat Maghrib.
30 menit kemudian mereka kembali ke aktifitas semula yaitu melanjutkan acara tersebut.
Saat membantu mengurus adik-adik Annisa selalu diperhatikan oleh salah satu tamu laki-laki yang tak diduga ternyata teman satu sekolahnya Ari.
Awalnya mereka malu-malu dan hingga waktunya laki-laki itu mengajak Annisa berkenalan.
Laki-laki itu bernama Fandy, dari SMK negeri 1 juwangi yang mana itu adalah sekolahnya Ari.
Berikut adalah percakapan perkenalan Fandy dan Annisa :
Fandy : "Mba, mohon maaf saya perhatikan dari 2 hari yang lalu mba ini ikut andil dalam acara ini, bahkan ikut sibuk ke sana-kemari mba . Apakah mba dari sekolah sini?".
Annisa : "Iya mas? saya memang dari sekolah ini, mas ada perlu apa biar saya bantu mas".
Fandy : "Ah tidak kok mba, saya hanya ingin berkenalan saja dengan mba. Maaf kalau saya lancang seperti ini , nama saya Fandy mba kalau mba siapa?".
Annisa : "Nama saya Annisa mas".
Fandy : "Salam kenal ya Annisa, kamu disini jurusan apa?".
Annisa : "Aku jurusan TKJ mas, kamu jurusan apa di sana?"
Fandy : "Aku jurusan TKR dik, eh boleh aku panggil kamu dik?".
Annisa : "Boleh saja mas, tidak masalah".
Fandy : "Kamu kelas berapa dik?".
Annisa : "Aku kelas 11 mas".
Fandy : "Lebih kecil dari aku ya berarti hehe".
Annisa : " Memangnya mas Fandy kelas berapa?".
Fandy : "Aku kelas 12 dik hehe".
Fandy memang murah senyum dan mudah berbaur, tidak seperti Annisa yang pendiam. Jika tidak ditanya maka Annisa tidak akan pernah bertanya duluan.
Tapi jika sudah kenal dengannya, dia akan menjadi orang yang paling asyik dan sesekali menyebalkan tapi juga jadi orang yang super jahil.
Setelah mereka berkenalan, Fandy lanjutkan untuk meminta nomor telfon Annisa supaya dia bisa dengan mudah mendekati Annisa.
Annisa masih sangat takut untuk nanti disakiti lagi, karena dari pengalamannya sebelumnya. Apalagi setelah Ari hilang tidak ada kabar sudah lebih dari satu minggu ini.
Ketika Fandy meminta nomor telfonnya, Annisa sedikit ragu untuk memberikannya. Sampai akhirnya Fandy memahami Annisa karena dalam pikiran Fandy mungkin Annisa ada alasan tersendiri untuk tidak memberikan nomornya kepadanya.
Annisa meminta maaf kepada Fandy kalau dia tidak bisa memberikan nomornya untuk saat ini, dikarenakan dia tak mau masa lalunya terulang.
Annisa tak mau menyakiti hati Fandy karena perilakunya. Annisa mencoba untuk menjauhi Fandy tapi Fandy malah terus mencoba mendekatinya.
Fandy tidak mau Annisa berfikir buruk tentangnya karena mereka baru kenal.
Untuk meyakinkan Annisa, Fandy memberikan perhatian yang lebih kepada Annisa.
Tetapi Annisa tidak menanggapi itu, Annisa justru malah semakin cuek dengan Fandy karena menurut Annisa itu adalah lebay.
Fandy tidak menyerah begitu saja, dia tetap berusaha untuk mendekati Annisa walaupun sikap Annisa dingin kepadanya.
Sampai ujung acara Fandy mengajak berbicara Annisa di dekat ruang guru ,bahwa dia berjanji tidak akan menyakitinya, Fandy meminta tolong Annisa untuk memberikan nomor telponnya.
Entah mengapa Annisa tiba-tiba saja luluh dan mau mencoba memberikan nomor telfonnya kepada Fandy.
Fandy sangat senang dan berterimakasih kepada Annisa karena mau memberikan nomornya kepadanya.
Acara demi acara dimalam terakhir itu telah berlangsung, dan sampai akhirnya acara itu berakhir pukul 23.00 .
Fandy langsung berpamitan kepada Annisa untuk pulang ke rumah karena hari sudah larut.
Annisa dengan senang hati menerima pamit dari Fandy.
Lanjut episode.3....
Setelah Fandy berpamitan, Annisa merasakan kehilangan sosok orang yang perhatian kepadanya setelah dia merasakan sakit hati yang amat dalam.
Annisa tak yakin Fandy akan menghubunginya, mungkin saja Fandy hanya ingin mempermainkannya.
Karena semenjak kehilangan dan ditinggalkan, Annisa sangat berhati - hati lagi. Apalagi setelah Ari hilang tidak ada kabar, Annisa semakin yakin bahwa hampir semua laki - laki itu sama saja, selalu mengecewakan dan menyakiti.
Annisa harap - harap cemas, padahal bisa dibilang Annisa itu tidak perduli dengan Fandy, hari semakin malam setelah Fandy berpamitan pulang Annisa terus memikirkannya.
Annisa tidak bisa tidur karena itu. Annisa iseng buka WhatsApp karena suntuk,kenapa Fandy tidak ada kabar.
Fandy telfon Annisa , dan inilah percakapan mereka
Annisa : "Halo Fandy"
Fandy : "Hay Annisa".
Fandy : "Kamu apa kabar?".
Annisa : "Baik Fan, kamu sendiri bagaimana?".
Fandy : "Aku juga baik kok Annisa".
Annisa : "Kamu ada apa telpon aku Fan?".
Fandy : "Tidak ada apa - apa Nisa, cuma kangen sama suara kamu saja hehehe".
Annisa : "Ah kamu Fan bisa saja".
Fandy : "Hehe kamu lagi apa Annisa?".
Annisa : "Lagi ngerjain tugas Fan".
Fandy : " Oh iya Annisa kapan - kapan kita jalan yuk keluar, ya makan - makan gitu".
Annisa : "Boleh aja fan, mau kapan?".
Fandy : " Kalau hari sabtu bagaimana Annisa setelah pulang Sekolah".
Annisa : "Oke Fan, aku sabtu juga tidak ada acara".
Annisa dan Fandy mengatur jadwal untuk bertemu, dan mereka saling mempersiapkan diri masing - masing.
Annisa begitu senang di ajak Fandy berkencan, menurutnya itu adalah hal yang paling mengesankan. Seperti yang dia pikir di awal, dia tidak ingin terlalu berharap terhadap Fandy, tapi perilaku Fandy yang semakin hari semakin membuat Annisa nyaman.
Fandy selalu punya banyak cara untuk membahagiakan Annisa, tutur kata dan perilakunya yang sangat lembut membuat Annisa luluh padanya.
Annisa memang bukan wanita yang mudah jatuh cinta, tapi dia adalah wanita yang luar biasa. Yang bisa membuat orang terpana pada pandangan pertama. Annisa adalah sosok wanita yang lemah lembut dan juga sopan, menurut Fandy sudah jarang ada wanita seperti Annisa , dan betapa beruntungnya Fandy jika nanti mendapatkan Annisa.
Fandy adalah laki - laki yang terlahir dari keluarga sederhana, rumahnya berupa gubug kecil ditengah hutan bambu yang sangat rimbun. Tapi fandy pasrah saja, dia yakin bahwa annisa bukan wanita yang seperti itu.
Berbeda dengan Annisa yang terlahir dari keluarga yang berkecukupan. Tapi dengan apa yang dia punya, Annisa tidak pernah menyombongkan diri dan bahkan tidak menampakan sedikitpun harta orang tua nya di depan semua teman - temannya.
Fandy memang belum begitu mengenal Annisa, tapi entah kenapa sejak bertemu Annisa pertama kali, Fandy langsung jatuh cinta dengan Annisa.
Tetapi Fandy tidak mau terburu - buru karena Fandy yakin bahwa Annisa tidak akan langsung mau menerimanya.
Sadar bahwa belum mengenal Annisa terlalu dekat, Fandi pun tidak mau bertanya kepada Annisa secara langsung. Fandy mencoba untuk bertanya ke teman sekitarnya termasuk dua sahabat Nisa.
Fandy mendatangi Sekolah Annisa untuk meminta nomor telpon sahabatnya yaitu Ambar dan Aisyah.
Sesampainya Fandy di Sekolah Annisa, diapun langsung bertemu dengan Ambar.
Ambar : "Eh mas Fandy, ngapain di sini?". tanya Ambar terkejut.
Fandy : " Hehehe iya Ambar aku sengaja kesini karena mau ketemu kamu".
Ambar : " Weh kamu mau ketemu aku ada apa mas?".
Fandy : " Aku mau tanya - tanya soal Annisa".
Ambar : " Kenapa tanya ke aku, kenapa tidak ke Annisa langsung?".
Fandy : "Aku tidak yakin kalo Annisa mau menjawab semua pertanyaan aku , mungkin dia malah risih mendengarnya".
Ambar : " Enggak, dia tidak seperti itu kok ".
Fandy : "Tapi aku masih canggung untuk bertanya lebih banyak".
Ambar : " Memangnya kamu mau tanya apa mas".
Fandy : "Annisa kenapa sih Ambar, kok dia begitu cuek sama orang".
Ambar : " Cuek gimana? dia baik kok , asik juga".
Fandy : " Ya memang dia itu baik, maksudnya kalau sama laki - laki selain yang sekiranya klop sama dia tuh cuek".
Ambar : "Annisa dulu pernah punya pacar namanya Rio, dulu Rio sangat baik dengan Annisa dan sayang banget sama Annisa. hubungan mereka baik - baik saja di awal pacaran mereka sering bercanda bahkan tidak pernah berantem sedikitpun. Satu tahun mereka pacaran tiba - tiba ada adik kelas Annisa yang suka sama Nisa, Nisa menanggapinya karena menurutnya tidak salah jika bergaul dengan adik kelasnya. Selama ini Rio juga baik - baik saja jika Nisa bergaul dengan siapapun termasuk lawan jenisnya, seperti biasa Nisa menceritakan ke Rio kalo dirinya sedang berkenalan dengan laki - laki adik kelasnya namanya Ginanjar, Rio menanggapinya dengan baik. Sampai akhirnya beberapa hari Annisa berteman dengan Ginanjar, sikap Ginanjar beda tidak seperti biasanya. Ternyata Ginanjar suka sama Nisa tapi Nisa tidak menyadarinya, sampai suatu hari Nisa ke Sekolah tidak bawa motor dan orang tuanya tidak bisa jemput, Nisa telpon Rio untuk ambil motor ke rumah Nisa supaya Rio bisa jemput Nisa tapi Rio bilang ada urusan sebentar di bengkel. Dan tidak menyangka secara kebetulan Ginanjar mengirim pesan ke Nisa untuk menanyakan sudah pulang atau belum , Annisa jawab belum karena sekolah sudah sepi jadi nisa jawab jujur. Ginanjar menanyakan jika dia mau mengantarkan Nisa pulang, Nisa langsung mengiyakan karena memang Nisa sudah terlalu lama menunggu jemputan. Nisa takut Rio tau dan marah karena Rio pernah berpesan kalo dia tidak suka Nisa diantarkan oleh lawan jenis karena orang lain sudah tau kalo Nisa adalah pacarnya Rio.
Nisa diam - diam dan tidak melewati jalan yang biasanya karena takut Rio tau, sesampainya di rumah, keponakan Nisa yang juga teman Rio tau bahwa Nisa diantarkan oleh laki - laki pulang ke rumah . Rio tidak langsung marah kepada Nisa karena menurut Rio mungkin kata - kata orang lain bisa di buat - buat, Rio mengabaikan dan memilih diam dulu.
setelah dari bengkel Rio bertanya pada Nisa bahwa tadi dia pulang dari Sekolah diantar siapa, Nisa terpaksa berbohong karena takut Rio marah walaupun Nisa tau Rio akan lebih marah jika Rio tau Nisa berbohong. Nisa bilang kalo dia pulang bareng dengan teman sekelasnya, Rio bilang yasudah kamu istirahat nanti aku kesitu. Rio tidak membahas tentang laki - laki itu karena tidak mau berdebat dengan Annisa dan tidak mau Annisa sedih karena sikapnya yang nanti marah - marah padanya. Sikap Rio masih biasa saja kepada Nisa, masih bercanda dan cerita mantan seperti biasanya , entah kenapa Rio mempertanyakan jam warna ungu yang biasa dipakai Annisa. Rio tanya itu dari mana dia jawab dari mantan ha ha ha enggak deh. Rio mengalihkan pembicaraan terlebih dahulu.
Lanjut episode.4
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!