Pohon Willow tua di tepi sungai Yalu, berdiri congkak menantang langit sore meskipun pohon itu tinggal ranting kering kusam yang menjari seperti akar renta. Salju yang menempel pada ranting dan kulit pohon seperti bercahaya dari kejauhan karena kontras dengan pohon yang hitam legam itu.
Musim gugur yang singkat telah berlalu, berganti dengan musim dingin di kota kecil Youwu. Cuaca pada saat pagi dan malam akan terasa sangat dingin sampai menusuk ke tulang.
Tidak ada lagi pemandangan kiambang yang kemilau ditimpa cahaya matahari di atas permukaan air bahkan kabut yang biasa berarak lembut di atas sungai Yalu juga telah lenyap entah kemana. Yang tersisa hanyalah langit suram di atas dataran tinggi, di seberang sungai.
Xiao Yi, menyibak rambutnya dengan anggun sambil menarik mantelnya lebih kuat. Gadis dengan mata secerah langit pagi di musim semi ini masih berdiri di bawah pohon willow dengan lamunan yang mengambang. Pikirannya seperti melayang-layang menyeruak diantara pepohonan dan rumput liar yang mulai diselimuti warna putih.
Bibirnya tipisnya yang merona sewarna dengan bunga persik mekar itu terkatup rapat.
Dari kejauhan jubahnya bergerak-gerak lembut, dibelai angin sore. Tatapannya jauh ke arah sungai Yalu yang dalam beberapa minggu lagi akan membeku.
Musim dingin di kota paling utara Yanzhi ini memang selalu mempunyai musim dingin yang ekstrim. Jika musim dingin tiba maka sungai-sungai akan perlahan ditutupi es.
"Nona, waktunya pulang..." Chu Cu pelayan Xiao Yi mendekati nona mudanya sambil menunduk.
Xiao Yi masih diam terpaku memandang ke arah sungai yang lengang. Suara Chu Cu seperti lewat begitu saja di telinganya.
"Sebentar lagi malam, tuan besar akan marah jika tahu nona masih di sini." Chu Cu bersuara lagi penuh permohonan dan sedikit menyiratkan kecemasan.
Xiao Yi menghela nafasnya pelan, orang yang di tunggu sedari tadi tak muncul juga. Atau kah dia lupa janjinya bahwa sore ini menemui Xiao Yi. Seseorang yang mungkin saja bisa merubah rasa takut dan kuatir yang dirasakannya saat ini.
Hari ini mungkin adalah hari terakhir mereka bertemu atau jika takdir berkata lain mungkin saja ini adalah hari dimana dia bisa terus bersama dengan orang yang ditunggunya itu.
Xiao Yi melempar pandangan ke arah langit, gelap lebih cepat turun di musim dingin seperti ini. Tahun ini, mungkin saja Xiao Yi tidak akan sempat melihat es tipis di atas sungai Yalu, jika besok ia akan memulai perjalanan ke kota Yubei, ibu kota Yanzhi.
Ibukota kerajaan itu konon sangat indah, musim dingin di sana tidak seekstrim di Youwu. Di sana tidak sedingin di pinggir sungai Yalu, dan jika musim dingin berlalu, tidak akan ada banjir seperti di Youwu yang akan selalu terjadi setiap tahun ketika sungai Yalu akan mulai mencair setelah musim semi menyapa.
Xiao Yi mendesah pelan, entah kapan dia bisa kembali melihat musim dingin di sungai Yalu ini, atau mungkin seumur hidupnya hanya akan merindukan suasana sungai ini.
" Yi'er..." sebuah suara lembut memecah kesunyian. Segera Xiao Yi menoleh ke asal suara, di belakangnya telah berdiri Qian Ren dengan seulas senyum hambar. Senyum yang menggambarkan keterpaksaan.
Xiao Yi melemparkan tubuhnya ke pelukan Qian Ren dengan penuh kerinduan.
Pemuda gagah itu memeluknya dengan kuat.
"Bawa saja aku pergi..." desah Xiao Yi dari dalam dekapan Qian Ren.
Qian Ren tak menjawab, hanya melenguh berat.
"Aku bisa membawamu pergi, tetapi setelah itu kita akan di hukum mati." Qian Ren menyahut dengan suara bergetar.
"Kalau aku sudah meninggalkan Youwu, maka semua sudah terlambat" air mata Xiao Yi terasa dingin melewati pipinya.
"Ayahku tidak akan memaafkan kita berdua" bisik Qian Ren.
Qian Ren mendekap gadis itu kuat-kuat, tangan kanannya memeluk leher jenjang Xiao Yi sementara tangan kirinya melingkari pinggang ramping gadis itu dengan erat.
"Tidak kah kamu sudah memohon untuk kita?"
tanya Xiao Yi di sela isak tangis.
"Aku sudah memohon ribuan kali, tapi ayahku mengancam akan menyakitimu dan keluargamu jika aku memaksa untuk menahan mu" ucap Qian Ren berat dan sedih.
Xiao Yi semakin terisak. Kekasih yang dicintainya itu bahkan tak berdaya membebaskannya dari belenggunya.
"Dia ayahmu, dia akan mengerti jika kamu memohon lagi" Xiao Yi menekan pinggang Qian Ren seolah menggambarkan harapannya.
Qian Ren melepas pelukannya perlahan, dipegangnya lembut pundak Xiao Yi.
"Kamu tahu ayahku seperti apa, tidak ada yang bisa membantahnya jika dia sudah membuat keputusan" tegas Qian Ren.
Di usapnya kedua belah pipi Xiao Yi dengan ibu jarinya.
"Aku bisa saja membawamu lari, tapi mereka pasti akan menangkap kita. Aku tidak mau terjadi apa-apa padamu Yi'er " mata hitam legam Qian Ren memandang dalam ke arah mata Xiao Yi yang berkilau oleh air mata.
"Kamu tidak benar-benar mencintaiku" tuding Xiao Yi kecewa.
"Karena aku mencintaimu, aku tidak akan membuat keputusan yang akan menyakitimu. Aku tidak sanggup untuk hidup jika kamu harus mati karena aku," Qian Ren meremas bahu Xiao Yi seakan memintanya untuk mengerti.
"Aku lebih berani dihukum mati, jika perlu..." bisik Xiao Yi.
"Aku tidak mau kamu mati!" Qian Ren mengguncang tubuh ramping di depannya dengan gusar.
Lalu dengan kasar di tariknya Xiao Yi ke dalam pelukannya.
"Aku bisa hidup hanya jika tahu kamu juga hidup dengan baik" bisik Qian Ren lirih di telinga Xiao Yi.
"Pergilah dulu, aku akan mencari jalan supaya kita bisa bertemu lagi."lanjutnya.
"Aku akan menjemputmu dari Yubei dengan cara apapun, tunggu saja..." janji Qian Ren setengah membujuk.
Mereka berpelukan erat di bawah pohon willow tua sementara sore sudah di ujungnya dan malam seolah ingin merampas segera waktu untuk mengutus gelap berkuasa.
"Aku akan mengantarmu pulang" Qian Ren mendorong tubuh Xiao Yi lembut. lalu menggandeng tangan gadis itu dengan erat. Telapak tangan Xiao Yi terasa dingin seperti akan membeku. Ditiupnya tangan itu dengan mesra, berharap nafasnya bisa menghangatkan Xiao Yi.
Mereka berdua berjalan menyusuri pinggir sungai Yalu dengan hening. Chu Cu berjalan di belakang mengikuti dengan cemas.
Dia berharap dalam hati, tuan besar dan nyonya besar tidak akan tahu, jika nona mudanya ini pulang terlambat.
Musim dingin terasa benar-benar cepat, hawa dingin yang begitu menyengat kulit seperti mengisyaratkan salju akan turun malam ini.
Angin yang mulai bertiup kencang mengangkat rambut nona mudanya seperti siluet hitam yang indah, berkibar turun naik seperti berirama.
Perpisahan tuan muda Qian Ren dan Nona Xiao Yi juga menyisakan kesedihan di hati Chu Cu, karena pelayan muda itu tahu keduanya saling mencintai.
Malam mulai turun di kota kecil Youwu, salju pun mulai melayang-layang seperti kapas di udara. Langit seperti ikut menumpahkan kesedihannya untuk perpisahan mereka.
...Terimakasih readers tersayang yang sudah mengikuti kisah Selir Persembahan🙏☺️...
...**Nantikan UP episode selanjutnya......
...🌹🌹**...
...Silahkan komen di bawah, jangan lupa like nya🙏☺️...
Hari hampir pagi, tapi langit begitu suram. Salju putih menyelimuti atap kediaman keluarga komandan Xiao Xie. Salju membentuk gumpalan-gumpalan kecil diterpa angin kencang.
Pakaian Nyonya Xiao yang berbahan linen berwarna ungu lembut itu menyapu lantai mengikuti langkahnya yang halus.
Nyonya Xiao membuka pintu kamar Xiao Yi perlahan, menimbulkan suara derit kecil.
Kamar Xiao Yi bercahaya remang-remang hanya diterangi oleh beberapa batang lilin di sudut-sudut kamar.
Sepertinya lampu minyak di tengah ruangan tidak dinyalakan sama sekali.
Di balik tirai yang menutupi tempat tidur besar dari besi itu, tampak terbaring bayangan sesosok tubuh langsing. Berbaring miring membelakangi cahaya.
Nyonya Xiao menarik perlahan tirai berwarna merah muda itu,
"Yi'er..." panggilnya perlahan.
"Bangunlah, hari sudah hampir pagi, kamu harus bersiap-siap." Nyonya Xiao menyentuh bahu anak gadisnya itu.
Xiao Yi melenguh sedikit kemudian membalikkan badannya dengan enggan.
Dalam keremangan cahaya kamar, terpantul mata yang bengkak dan sembab milik Xiao Yi. Tampaknya gadis itu tidak tidur sama sekali sampai pagi.
Xiao Yi kemudian duduk menghadap ibunya yang berdiri di tepi pembaringannya.
"Bersiaplah...pengawal dari kediaman Tuan Qian Lie akan segera tiba" suara ibunya terdengar lembut tapi tegas.
XIao Yi menengadah kepada Nyonya Xiao dengan wajah sedih.
"Ibu akan ikut mengantarku kan?" tanyanya penuh harap.
Nyonya Xiao menggeleng lemah.
"Ibu dan ayahmu tetap di Youwu, A Ying akan ikut mengantarmu sampai Yubei" jawab nyonya Xiao.
Xiao Yi mengangguk kecil, setidaknya kakak keduanya itu akan ada di sisinya sebelum dia menjadi tahanan di istana Weiyan, kediaman raja Yan Yue.
"Chu Cu...!"
segera pelayan Xiao Yi muncul dari balik pintu, mendengar panggilan nyonya Xiao.
"Ya, nyonya..." Chu Cu menekuk kakinya sambil membungkuk di depan Nyonya Xiao.
"Matikan semua lilin, buka jendela kamar nona. Persiapkan nona untuk keberangkatannya pagi ini" perintah nyonya Xiao.
"Baik nyonya..." Chu Cu membungkuk dengan patuh.
Nyonya Xiao mengelus kepala anaknya dengan lembut.
"Yi'er...ibu dan ayah akan menunggu di ruang makan" ucapnya sambil tersenyum manis, lalu berbalik dan melangkah meninggalkan Xiao Yi yang masih termangu.
Nyonya Xiao tahu anaknya itu menolak untuk di kirim menjadi selir ke istana Weiyan di Yubei.
Tapi Siapa yang berani menolak perintah dari Tuan Qian Lie. Gubernur Youwu itu terkenal sangat keras dan tidak bisa di bantah.
Jika dia sudah memerintahkan maka yang berani melanggar akan menerima hukuman berat.
Nyonya Xiao hanya bersikap tegar dengan berpura-pura tegas tanpa perasaan dengan anak gadisnya itu, supaya bisa menyembunyikan kesedihannya melepaskan putrinya kesayangannya itu. Bahkan sang ibu yang malang ini tidak tahu apakah bisa bertemu kembali dengan anaknya itu, setelah ini.
Tuan Xiao Xie hanyalah seorang komandan yang bertanggung jawab atas perbatasan utara kerajaan Yanzhi.
Tentu saja untuk jabatan kecil itu, tidak punya suara untuk menolak perintah seorang pemimpin wilayah.
Sebagai seorang ibu, nyonya Xiao sangat sedih harus melepaskan kepergian anaknya meskipun itu untuk menikahi seorang raja. Tapi semua orang tahu, Raja Yan Yue adalah raja yang sangat kejam dan dingin.
Menurut kabar yang diceritakan orang-orang dari mulut ke mulut, sang raja tak pernah terlalu menghiraukan selir-selirnya. Bahkan, ada selir yang sekian lama dinikahinya tidak pernah dikunjunginya.
Raja Yan Yue hanya mencintai seorang wanita, yang kini hidup sebagai biarawati di kuil Sunyen. Sepertinya hati yang mulia sudah dikuncinya untuk wanita itu.
Pada saat ulang tahun gubernur, beberapa bulan yang lalu. Gubernur Qian Lie mengadakan pesta di kediamannya. Dalam perhelatan itu di undang pejabat-pejabat yang ada di wilayah propinsi Youwu. Dan keluarga Komandan Xiao Xie termasuk di deretan penerima undangan.
Ketika melihat kecantikan Xiao Yi, sang gubernur benar-benar terpesona. Selama ini gubernur Qian Lie tidak pernah bertemu langsung dengan gadis yang di isukan mempunyai hubungan cinta dengan putera ketiganya, Qian Ren.
Karena kecantikan Xiao Yi, gubernur yang mempunyai tiga anak laki-laki tetapi tidak memiliki anak perempuan ini mengangkat Xiao Yi menjadi anak angkatnya dan berencana mengirim Xiao Yi sebagai selir persembahan bagi raja Yan Yue.
Gubernur Qian ingin mengambil keuntungan dari pernikahan itu, supaya raja melihatnya. Dia yakin kecantikan langka Xiao Yi bisa memuluskan rencana-rencananya untuk mendekati yang mulia Yan Yue.
Kerajaan Yanzhi, terbagi menjadi 5 propinsi di bawah kekuasaan gubernur termasuk propinsi Youwu dan 4 wilayah kerajaan kecil yang dipimpin oleh seorang kepala suku.
Semua propinsi dan kerajaan kecil ini telah mengirim satu orang puteri untuk menjadi selir raja Yan Yue. Pernikahan itu sarat kepentingan politik dan kekuasaan.
Mereka menikahkan anak-anak mereka untuk mengamankan jabatan dan kekuasaannya, karena jika menantunya adalah raja maka tidak akan mudah menggantikan posisinya.
Xiao Yi memang terkenal sebagai gadis tercantik di Youwu, banyak pemuda yang diam-diam melirik gadis yang di juluki bunga mu dan dari Youwu, karena kecantikannya seperti sekuntum bunga peony putih yang sedang mekar, sampai-sampai putera sang gubernur sendiri terpikat dengan kecantikannya .
Gubernur Qian mempunyai sifat yang bengis dan kejam, pernah seorang gadis yang diambilnya menjadi selir ke 10 untuk putera pertamanya yang gila perempuan, melarikan diri dari rumah karena tidak sanggup dengan temperamen suaminya yang sangat kasar, gadis itu dibunuhnya tanpa ampun beserta dengan keluarganya.
...***...
Xiao Yi melangkah perlahan menuju Kereta yang sudah dikirimkan oleh Gubernur Qian Lie di halaman rumah keluarga komandan Xiao Xie. Jubahnya berwarna hijau lumut yang mengkilat sehingga membuatnya tampak seperti zamrud yang kemilau, atasan bagian dalam dan sabuknya berwarna coklat tua bermotif bunga senada dengan motif jubahnya. Rambutnya di gelung ke atas dan di beri hiasan tusuk konde ukiran bunga berwarna emas bertatahkan batu giok berwarna hijau. Chu Cu berjalan mengiringi dari belakang.
Komandan Xiao Xie dan nyonya Xiao berdiri menunggu di depan kereta, dengan kakak tertuanya Xiao Ce dan Xiao Ying. Para pengawal khusus yang dikirim oleh Gubernur Qian Lie sudah duduk di atas kuda nya masing-masing.
Xiao Yi hanya diam dengan mulut terkunci, kejadian di ruang makan tadi saat mereka makan bersama, Xiao Yi masih berharap ayahnya berubah pikiran. Xiao Yi sudah memohon-mohon tapi ternyata ayahnya benar-benar tak berdaya.
Tak ada yang bisa mengubah keputusan Gubernur Qian Lie. Siapapun itu di kota Youwu ini, tidak ada yang berani menentangnya.
Nyonya Xiao memeluk anaknya dan menciumnya dengan air mata yang ditahannya sekuat tenaga supaya tidak jatuh. Ayahnya hanya mengelus kepala anaknya dengan lembut. Sang kakak Xiao Ce menepuk lembut pipi adiknya.
" Berhati-hatilah di sana, kirimkan surat kepada kami jika kamu merasa kesepian" ucap kakaknya sambil menepuk pipi adik perempuan kesayangan mereka.
Xiao Yi hanya mengangguk-angguk dengan wajah yang penuh kesedihan.
"Chu Cu, jagalah nona dengan baik. Pastikan kamu melayani nona dengan baik" pesan nyonya Xiao.
"A ying, antar adikmu sampai Yubei dengan aman dan kembali lah segera setelah melaksanakan tugasmu!" perintah Tuan Xiao Yi kepada anaknya Xiao Ying.
"Iya, ayah...A ying akan menjalankan perintah ayah" jawab Xiao Ying dengan patuh.
Chu Cu memakaikan mantel bulu berwarna coklat muda kepada Xiao Yi sebelum naik ke dalam kereta. Xiao Yi tidak mengucapkan sepatah katapun kepada mereka yang mengantar kepergiannya.
Tak ada yang bisa dikatakannya, bahkan jika dia menangis dengan air mata darah, tidak ada yang akan berubah.
Sekarang yang dipegangnya hanya janji Qian Ren, yang akan menjemputnya dari kota Yubei. Janji yang entah kapan akan diwujudkannya. Tapi setidaknya, Xiao Yi punya sedikit harapan dan punya alasan untuk bertahan sampai hari itu tiba.
Langit Kota Youwu begitu suram, mengiringi perjalanan rombongan gadis yang dijadikan selir persembahan itu menuju arah selatan keluar dari gerbang kota Youwu.
Sepanjang jalan warna putih menutupi pohon dan semak. Sisa-sisa salju yang turun sepanjang malam tadi.
Kaki-kaki kuda para pengawal yang berjumlah puluhan itu berderap sambil menyepak gumpalan-gumpalan salju di jalanan.
Musim dingin tahun ini benar-benar sangat dingin, Chu Cu hanya bisa menatap nona mudanya dengan sedih, dia tahu nona mudanya yang diam membisu sambil menelungkup wajah di atas kakinya itu, sedang menangis.
...Terimakasih readers tersayang yang sudah mengikuti kisah Selir Persembahan🙏☺️...
...Nantikan UP episode selanjutnya......
...🌹🌹...
...Silahkan komen di bawah, jangan lupa like nya🙏☺️...
Angin dingin terasa bertambah kencang, meniup salju putih yang bertumpuk di atas tanah, menimbulkan suara desir halus yang gemerisik di telinga.
Setelah menyusuri dataran tinggi dan pegunungan Pingyuan serta beberapa desa dan pemukiman. Perjalanan itu hampir dua hari di tempuh dengan kereta kuda. Mereka sempat bermalam di sebuah penginapan kecil di desa pinggiran kota Yubei, sebelum melanjutkan pagi keesokan hari.
Lepas dari tengah hari rombongan dari Youwu itu sampai di gerbang utara kota Yubei.
Langit musim dingin di atas Yubei nampak merah suram. Hawa memang tidak sedingin saat di perjalanan. Salju sepertinya tidak turun di kota Yubei, hanya awan gelap berarak menyembunyikan matahari sehingga membuat langit seperti lautan merah bata.
Xiao Yi sudah lebih tenang, wajahnya tak sesedih saat berangkat. Seulas senyum tipis menghias bibir merah mudanya, ketika dia membuka jendela kereta dan seekor burung kecil hinggap di atas keretanya yang berjalan perlahan.
"Yi'er, kita sudah memasuki kota Yubei" suara Xiao Ying menyapa adiknya yang menjulurkan kepala melewati jendela kereta. Kuda Xiao Ying berjalan pelan di samping kereta adiknya.
" Kakak, aku akan tidur dimana malam ini?" Xiao Yi dengan polos.
Wajah kakaknya yang tampan mengernyit seperti berpikir.
"Mungkin di kamar tamu kerajaan, sampai Yang mulia bertemu denganmu" jawabnya ragu.
"Kakak, apakah yang mulia itu sudah tua?" tanya Xiao Yi setengah berbisik, supaya tidak di dengar oleh para pengawal.
Xiao Yi belum pernah melihat raja, hanya di dengarnya cerita sang raja ini sangat kejam dan dingin terhadap wanita.
Raja Yan Yue mempunyai banyak selir cantik, tapi tidak pernah memperhatikan istri-istrinya itu. Cintanya telah habis untuk seorang wanita bernama Jiu Fei, itu kisah yang pernah di dengar Xiao Yi.
" Mungkin saja, aku juga belum pernah berkesempatan bertemu" sahut Xiao Ying masih dengan nada ragu.
Xiao Yi tersenyum sedikit licik, dia cukup senang memikirkan jika Yang mulia Yan Yue ini adalah seorang yang sudah tua. Dengan begitu dia tidak usah kuatir akan sering bertemu dengan sang raja. Apa lagi
kalau sang raja tidak tertarik dengan perempuan, tidak ada hal-hal yang perlu dipikirkan, sampai Qian Ren menjemputnya.
Statusnya nanti hanyalah seorang selir yang dikirim oleh gubernur Qian Lie, perempuan persembahan yang diberi label puteri angkat oleh gubernur jahat itu demi memperkuat jabatan politiknya.
Memasuki kota raja, suasana semakin ramai. Orang-orang nampak berdagang di kiri kanan jalan kota. Yang membeli juga tidak kalah banyaknya. Kota ini terasa hiruk pikuk, jauh berbeda dengan kota asalnya Youwu.
"Kakak, manisan madu itu sepertinya enak..." Xiao Yi berteriak senang menunjuk seorang bapak tua yang menjual manisan madu aneka bentuk yang diberikan tangkai dari bilah bambu yang di haluskan.
Xiao Ying melotot pada adiknya.
" Yi'er, tutuplah tirai kereta mu, jaga sikapmu. Tidak pantas seorang calon istri raja bertingkah seperti itu" tegur kakaknya gusar melihat tingkah adiknya.
"Tapi aku mau manisan madu itu..."Xiao Yi merengek kecil pada kakaknya.
"Berhenti!" Xiao Yi berteriak mengejutkan kusir kereta.
Sang kusir menghentikan kereta mendadak, sebelum sempat Chu Cu bergerak, nona mudanya itu telah turun dengan cepat dari kereta.
"Nona...nona...anda tidak boleh turun" panggil Chu cu dengan segera meloncat turun mengikuti nona mudanya yang sudah setengah berlari menuju penjual manisan madu. Para pengawal yang mengiring kereta itu hanya tercengang ditempat.
"Bruk...!" Xiao Yi yang tidak memperhatikan sekeliling menabrak seseorang, sebelum dirinya tersungkur di tanah, dia sudah berada di dalam pelukan orang itu.
Dengan jengah Xiao Yi menarik tubuhnya dan berdiri dengan tegak kembali. Matanya bertemu pandang dengan seorang laki-laki tinggi gagah dengan mata yang coklat kehitaman laksana batang pohon willow tua di tepi sungai Yalu.
Laki-laki itu masih tertegun menatap Xiao Yi yang juga masih terkejut karena hampir jatuh.
Xiao Yu mengibas pakaiannya dengan tangan bajunya yang lebar.
"Yi'er...!" Xiao Ying dan Chu Cu bersamaan menyusul Xiao Yi.
" Apa kamu baik-baik saja?" tanya laki-laki itu kemudian, menilik dari pakaian dan jubah yang dikenakannya berbahan sutra disulam benang emas yang dipadu dengan mantel bulu, tuan ini adalah bangsawan atau orang penting di Yubei.
Rambut panjangnya sebagian kuncir tinggi dengan bagian belakang yang terurai panjang.
"Maaf tuan, adik saya tidak sengaja menabrak tuan" Xiao Ying membungkuk sambil meraih tangan adiknya.
"Tapi ka, aku mau itu..." Xiao Yi menunjuk ke arah penjual manisan, yang sudah tidak jauh dari tempatnya berdiri.
" Yi'er...!" Xiao Ying menarik adiknya kembali menuju kereta tanpa memperdulikan rengekan adiknya.
Pemuda bermata sewarna batang pohon willow itu hanya memandang bingung bergantian ke arah penjual manisan dan ke arah gadis cantik yang baru saja menabraknya itu.
Alisnya naik meninggi, seperti berusaha mengingat, apakah Ia pernah melihat gadis ini? mungkin puteri pejabat atau bangsawan mana? Wajah cantik gadis ini begitu asing.
Xiao Yi masih menggerutu meskipun kereta sudah berjalan.
" Nona, anda jangan bertindak gegabah lagi..." Chu Cu membersihkan ujung jubah nona mudanya sambil mengatur nafas yang masih turun naik karena mengejar tuannya.
"Chu Cu, kamu harus bawakan aku manisan madu itu..." Xiao Yi bersungut.
"Iya, nona...nanti setelah kita sampai, Chu Cu akan bawakan manisan madu yang banyak untuk nona" Chu Cu tersenyum lebar sambil menengadah pada majikannya.
Hatinya senang, melihat sikap ceria nona mudanya. Seperti ini lah nona muda yang dikenalnya, periang, manis dan sedikit nakal.
Sejak kecil Chu Cu sudah melayani sang majikan. Jadi dia mengenal karakter majikannya ini dengan sangat baik.
"Kenapa kamu tersenyum begitu?" Xiao Yi mendengus dengan kesal melihat sikap Chu Cu.
"Chu Cu! Jaga Nona muda dengan baik, jangan biarkan dia melakukan lagi hal-hal yang tidak pantas begitu!" Suara Xiao Ying dari luar kereta menambah kesal Xiao Yi.
"Baik tuan muda..." Chu Cu menjawab segera sambil menyeringai kecil ke arah majikannya.
Kereta kuda yang mengantar Xiao Yi sampai di pintu gerbang istana. Tembok Istana Weiyan sangat tinggi, seolah menyembunyikan bangunan megah di belakangnya.
Kereta perlahan berhenti di sambut oleh pengawal pintu gerbang.
Xiao Yi dengan komandan pengawal rombongan turun dan berbicara dengan pengawal pintu gerbang. Sang komandan pengawal menunjukkan sebuah surat yang dibubuhkan cap nama gubernur Qian Lie.
Tidak lama kemudian pintu gerbang di buka, dan kereta beserta rombongan dibiarkan masuk.
Xiao Yi mengintip dari balik tirai jendela kereta, langit di atas masih menampakkan semburat merah, sementara hawa dingin yang dibawa oleh angin sore musim dingin tiba-tiba terasa menusuk.
Xiao Yi merapatkan mantelnya dan memejamkan mata,
"Apakah yang akan ku hadapi di dalam tembok istana ini..." desisnya dalam hati.
...Terimakasih readers tersayang yang sudah mengikuti kisah Selir Persembahan🙏☺️...
...Nantikan UP episode selanjutnya......
...🌹🌹...
...Silahkan komen di bawah, jangan lupa like nya🙏☺️...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!