NovelToon NovelToon

My Beautiful Secretary

01.

Bandara internasional

Seorang perempuan berjalan menuju arah luar dengan membawa sebuah koper besar yang di tariknya. Menandakan bahwa orang tersebut baru saja turun dari pesawat.

"Aku kembali" seseorang, sambil tersenyum.

Dia adalah pevita anatasya.

Perempuan yang mempunyai paras yang cantik, baik, pintar, putih bersih. Juga lulusan dari bidang management business.

Di usianya yang baru 21 tahun, vita sudah menyelesaikan bidang study sarjana 3 (s3) di jerman.

Vita sejak menduduki sekolah menengah, dirinya dan keluarga pindah ke negara jerman dan tinggal di sana.

Tapi saat 3 tahun setelah mereka tinggal, orang tuanya meninggal karena sebuah tragedi ke celakaan yang menimpanya dan merenggut nyawa orang tuanya.

Saat itu vita benar benar sangat kacau, saat orang tuanya meninggalkan dirinya sendiri untuk selamanya.

Ketika orang tuanya meninggal, kakak dari mamihnya datang bersama keluarga dan membujuknya untuk tinggal dengan mereka di indonesia.

Akan tetapi vita menolak, karena dirinya mau tinggal di sini walau pun harus hidup sendiri, juga bisa membuatnya lebih mandiri lagi.

Kakak dari mamihnya, akhirnya mengizinkan untuk vita tinggal di jerman. Asal kan dirinya selalu memberikan kabar pada mereka dan kakak dari mamihnya akan ke sini untuk menjeguknya atau mengirim kan uang untuk biaya hidupnya.

Setengah jam kemudian

Rumah

Vita turun dari taksi yang di tumpanginya, lalu keluar. Mengeluarkan koper besarnya, di bantu oleh supir. Setelah selesai, baru vita membayar biaya taksinya.

Berjalan ke arah rumah dengan menarik kopernya. Setelah sampai di depan pintu, lalu menekan bel. Ting nong ting nong.

"Iya sebentar" seseorang dari dalam rumah. Kemudian terbukalah pintu tersebut.

"Astaga vita" seseorang, langsung memeluk vita dengan erat setelah melihatnya.

Dia adalah doni abraham.

Sepupu laki laki vita, anak dari kakak mamihnya. Mempunyai wajah yang tampan dan sudah mempunyai kekasih.

Hanya berbeda 4 tahun dari vita. Doni berusia 25 tahun, lebih tua dari vita. Tapi vita selalu memanggilnya dengan sebutan doni saja.

"Aku kangen" doni. Vita memeluk kembali orang yang sedang memeluknya. "Aku juga kangen" vita.

"Mamih, vita sudah datang. Cepat ke sini" teriak doni, setelah melepaskan pelukannya. "Tak usah teriak segala" vita.

Tiba tiba keluar seorang perempuan dan laki laki, mereka adalah orang tua doni.

"Astaga sayang" indah, memeluk erat anak dari adiknya. Begitu dengan vita, membalas pelukannya.

"Sayang, mamih kangen banget. Akhirnya vita pulang juga. Mamih senang" indah. "Iya mih, vita juga kangen" vita.

Mereka melepaskan pelukannya. "Vita, anakku" tony. "Papih" vita, memeluk tony. "Anakku semakin cantik saja" tony. "Papih bisa saja" vita. Melepaskan pelukannya.

"Sebaiknya kita masuk ke dalam dulu" doni. "Ayo" indah. Mereka masuk ke dalam, dengan doni membawa koper besar vita.

Mereka sudah menganggap vita sebagai anak mereka sendiri. Begitu juga dengan vita, menganggap orang tua doni adalah orang tuanya juga.

Ruang keluarga

Mereka semua sudah duduk di sofa. "Bibi, tolong buatkan minuman" indah. "Iya nya" pembantu.

"Bagaimana kabar mamih, papih juga doni?" Vita. "Kita semua baik. Iyakan pih, don?" Indah. "Iya, kita semua baik. Bagaimana dengan vita?" Tony. "Vita juga baik" vita.

"Kenapa tidak memberitahu kita, kalau vita pulang sekarang. Biar papih atau doni yang menjemput di bandara" tony. "Vita juga mendadak berangkat, rencananyakan mau 3 hari lagi" vita.

Pembantu datang dengan membawa beberapa minuman dan meletakannya di meja. "Terima kasih bi" indah. "Iya nya" pembantu, setelah itu kembali ke dapur.

"Sekarang yang penting, vita sudah datang dan berkumpul dengan kita" indah. "Iya benar" doni.

"Vita bawa oleh oleh dari jerman untuk mamih, papih juga doni" vita. "Benarkah" indah. Vita mengangguk. "Sebentar" vita, membuka koper besarnya.

Sebenarnya vita tidak terlalu banyak membawa pakaian atau pun barang. Hanya membawa seperlunya dan barang yang menurutnya penting saja.

Karena vita bisa membelinya nanti. Makanya ada tempat untuk menyimpan oleh oleh dari jerman untuk mereka.

Vita mengeluarkan 3 paper bag sedang, kemudian menutup kembali kopernya.

"Ini mamih, papih juga doni" vita, membagikan paper bag tersebut. "Isinya apa?" Indah. Vita hanya tersenyum.

Mereka membuka paper bag tersebut. "Astaga sayang, ini bagus sekali" indah, ternyata tas. "Jam tangan" doni dan tony. Melihat oleh oleh dari vita.

"Suka tidak?" Vita. "Mamih suka, ini bagus sekali" indah. "Papih juga, aku juga" doni dan tony. "Syukurlah kalau suka" vita, senang.

Akhirnya mereka suka dengan oleh oleh yang di belinya. "Terima kasih sayang" indah. "Sama sama" vita.

Mereka melanjutkan dengan mengobrol tentang pertunanagan doni yang akan di laksanakan beberapa hari lagi.

Kamar vita

Setelah lama berbincang dengan mereka, vita masuk ke kamar yang telah di sediakan untuknya. Kamar yang sangat luas, dengan cat dinding berwarna biru awan, warna ke sukaannya.

Membereskan semua barang dan pakaiannya. Setelah itu berbaring di ranjang sambil memainkan ponselnya.

"Aku belum memberitahu dia, kalau aku sudah datang ke sini" vita. Mencari nomor seseorang dan menghubunginya.

Panggilan tersambung

"Hallo sayang. Coba tebak? Aku sedang ada di mana? Aku sedang ada di indonesia. Iya serius, aku baru saja datang tadi. Dan sekarang ada di rumah doni.

Bagaimana kalau, kita besok siang bertemu di sebuah cafe. Iya, nanti kau kasih tahu saja alamat cafenya, biar aku ke sana. Baiklah, Sampai jumpa" Vita.

Kemudian mengakhiri panggilan dan meletakan kembali ponselnya di meja naskah.

Vita memejamkan matanya, sampai dirinya tertidur lelap. Mungkin karena tubuhnya terasa capek. Makanya dengan cepat tertidur.

Sedangkan di tempat lain

Seseorang menutup teleponnya setelah, orang yang menelponnya mengakhiri panggilannya.

Memasukan kembali ke dalam tasnya. "Vita, aku benar benar sangat merindukannya. Akhirnya kita bisa bertemu lagi. Setelah sekian lama tidak bertemu" seseorang, dengan perasaan yang begitu senang.

"Kenapa doni tidak memberitahuku kalau vita sudah datang ke sini" seseorang.

Karena dirinya baru saja tahu bahwa sahabatnya baru kembali ke sini. "Vita juga kenapa tidak memberitahuku" seseorang.

Dia adalah saskia amalia, sahabat vita sejak doni membawa ke jerman dan mengenalkan padanya.

Sejak saat itu mereka, menjadi sahabat.

Walau pun mereka berkomunikasi dengan jarak jauh dan jarang bertemu. Tapi mereka sangat dekat, seperti saudara.

Mempunyai paras yang sangat cantik, putih, tinggi. dan kia berusia lebih tua 3 tahun darinya. Yaitu 24 tahun. Tapi vita memanggil sebutan dengan kia, walau pun lebih tua darinya.

Selain menjadi sahabat, kia juga sudah menganggap vita seperti adiknya sendiri. Karena kia adalah anak tunggal, tidak mempunyai adik atau pun kakak.

Dan saat berkenalan dengan vita, kia sangat senang, apa lagi vita adalah sepupu perempuan dari doni, calon suaminya.

Bersambung...

Jangan lupa like, komen, vote, tips🙏

Terima kasih

02.

Esok hari

Vita pagi pagi sudah bangun, lalu mandi dan keluar dari kamar. Untuk membantu mamih membuat sarapan pagi mereka.

Dapur

"Pagi mih" vita. Melihat mamihnya sedang memasak. "Pagi sayang" indah. "Vita bantuin mih" vita. "Ayo" indah. Kemudian mereka berdua memasak.

Tiba tiba. "Wah, wangi sekali" doni. "Kalian membuat sarapan apa?" Tony. Mereka datang bersamaan dan melihat indah dan vita sedang memasak.

Mereka duduk. "Kita sedang membuat nasi goreng sama telur gulung" indah. "Pasti enak" doni. "Iya dong, siapa dulu yang masaknya. Iya kan sayang?" Indah. "Iya mih" vita.

Tak lama, akhirnya masakan pun selesai. Vita membawa semua hidangannya ke meja makan, untuk mereka santap.

Lalu vita dan indah duduk bergabung dengan mereka untuk sarapan.

"Ayo kita makan" indah. Satu persatu mengambil nasi goreng dan telur gulungnya. "Bagaimana?" indah. "Enak" doni. "Itu yang buat vita" indah. "Rasanya sama persis masakan mamih" tony.

"Benarkah?" Vita senang. Mereka mengangguk. "Nanti setiap sarapan pagi kau harus buatkan ini untukku" doni. "Oke siap" vita. Mereka sarapan sambil mengobrol.

Beberapa menit kemudian

Akhirnya semua sudah selesai sarapan. "Mih, pih, doni berangkat dulu" doni. "Iya sayang, hati hati" indah. Doni mengangguk. Kemudian bersalaman dulu ke orang tuanya sebelum pergi.

"Vit, aku berangkat dulu" doni. Vita mengangguk. Setelah itu doni pergi, untuk berangkat kerja.

"Biar vita yang beresin ini semua" vita. "Tapi sayang" indah. "Udah, gak papa mih. Biar vita saja" vita. "Baiklah. Ayo pih" indah. Mengajak suaminya pergi.

Setelah ke pergian mereka, vita langsung membereskan bekas mereka sarapan. Mencuci piring/gelas juga bekas memasak, membersihkan meja makan.

Perusahaan mahendra

Seorang pria berjalan bersama asistennya di belakang. Setiap di perjalanan menuju ruangannya, semua karyawan menunduk, memberinya hormat.

"Wah, bos kita setiap hari semakin tampan saja. Iya benar, walau pun terlihat dingin. Tapi sangat tampan dan juga keren.

Kaya, mapan, tampan, keren. Sangat sempurna sekali. Andai saja punya calon suami atau suami seperti itu. Pasti sangat beruntung" mereka bisik bisik.

Ruang dirut

Seseorang duduk di kursi ke besarannya, sedangkan sang asisten berdiri di depannya, yang terhalang oleh sebuah meja.

Dia adalah rizky putra mahendra

Seorang direktur utama perusahaan mahendra.

Mempunyai wajah yang sangat tampan rupawan, tinggi, sikap yang dingin terhadap orang yang tidak di kenal atau tidak dekat. Berusia 25 tahun.

Merupakan pria idaman bagi semua wanita. Karena bukan hanya tampan, tapi juga mapan, kaya dan dari keluarga terhormat.

Sedangkan asistennya adalah andy bastian.

Asisten rizky yang sudah lama bekerja di perusahaan mahendra, 5 tahun. Tak kalah dari bosnya, andy juga mempunyai wajah yang tampan. Berusia 24 tahun, beda 1 tahun dengan bosnya.

"Jadwal hari ini apa saja?" Rizky. Andy membuka tabletnya, untuk melihat jadwal bosnya.

"Jam 09.00, akan di adakan rapat perusahaan. Jam 13.00, bertemu dengan klien di sebuah cafe. Lalu tidak ada lagi" andy.

"Siapkan semua berkas untuk rapat nanti" rizky. "Baik bos" andy. Kemudian meminta izin keluar, untuk menyiapkan berkasnya.

Setelah ke pergian andy, rizky menyalakan laptopnya dan membuka semua email yang masuk, memeriksanya.

Rumah doni

Waktu sudah menunjukan siang hari, di mana dirinya sudah berjanji untuk bertemu dengan kia.

Vita keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapih. Dan mencari mamih dan papihnya untuk meminta izin pergi keluar bertemu dengan kia.

"Mih, pih" vita. "Sayang, kau mau pergi ke mana?" Indah. Melihat vita berpakaian rapih. "Vita mau izin, untuk keluar bertemu kia di cafe" vita.

"Mamih izinkan" indah. "Terima kasih mih" vita. "Ya sudah sana, nanti kia menunggu mu" indah. "Hati hati" tony. Vita mengangguk. Kemudian bersalaman sebelum pergi.

Ketika sudah di luar, vita melihat taksi yang di pesannya sudah datang.

Sebelumnya vita, sudah memesan taksi tersebut untuk membawanya ke cafe, tempat mereka bertemu nanti.

"Ke alamat ini pak" vita, menunjukan alamat cafenya. "Baik nona" supir. Mobil pun berangkat ke tempat tujuan.

Saat sebelum vita turun dari kamarnya untuk sarapan, kia sudah memberikan alamat cafenya.

Beberapa menit kemudian

Cafe

Kia lebih dulu datang ke cafe dan duduk menunggu ke datangan vita.

Pelayan datang menghampirinya. "Permisi mba, mau pesan apa?" pelayan. "Jus jeruk sama strawbery, kentang goreng" kia. Pelayan sambil mencatat pesanan kia.

"Apa masih ada lagi?" pelayan. "Itu saja" kia. "Mohon di tunggu dulu pesanannya" pelayan. Kia mengangguk. Lalu pelayan tersebut pergi.

"Kia" vita tiba tiba. Ketika sampai di cafe, vita langsung masuk ke dalam dan mencari posisi kia duduk.

Kia yang mendengar suara orang memanggil namanya melihat ke sekitar. Dan melihat, ternyata vita yang sedang berjalan menuju arahnya.

"Astaga, vita" kia bangun dari duduknya. Mereka berpelukan, setelah saling berhadapan.

"Aku kangen" kia. "Aku juga" vita. Melepaskan pelukan dan duduk. Vita duduk berhadapan dengan kia.

Saat itu pelayan datang membawa pesanan kia. "Ini mba pesanannya" pelayan, meletakan di meja. "Terima kasih" kia. Pelayan pun kembali pergi.

"Aku sudah pesankan minuman untuk mu" kia. "Terima kasih" vita. Meminum sedikit jus strawberynya, begitu juga dengan kia.

"Bagaimana kabarmu?" vita. "Baik. Bagaimana denganmu?" kia. "Seperti yang kau lihat" vita. Mereka tersenyum.

"Aku sangat senang, akhirnya kau pulang ke sini" kia. "Karena mamih yang meminta aku pulang ke sini, untuk hadir di acara pertunangan kalian. Juga sudah selesainya kuliahku" vita.

"Lalu, apa kau akan tinggal di sini atau kembali ke jerman lagi, setelah acaraku selesai?" kia. "Tinggal di sini. Karena mamih, papih memaksa untuk tinggal bersama mereka di sini. Aku tidak enak juga terus terusan menolaknya" vita.

"Itu bagus, jadi aku bisa bertemu kau kapan saja" kia, senang. "Tapi aku rencananya mau membeli apartemen, untuk aku tinggal selama di sini" vita.

"Kenapa?" kia. "Aku ingin seperti di jerman, tinggal sendiri dan juga tidak mau merepotkan mereka" vita. "Apa kau sudah bilang sama mamih atau papih untuk tinggal di apartemen?" kia.

"Belum, nanti setelah acara pertunangan kalian selesai. Baru aku bilang pada mereka" vita. "Kapan kau mau mencari apartemennya, biar aku temani" kia. "Sekarang juga boleh" vita.

Kemudian mereka menghabiskan jus dan kentang goreng, sebelum pergi dari cafe dan membayar tagihannya.

Setelah itu, keluar dari cafe dan berjalan menuju tempat parkir, di mana mobil kia berada.

Tempat parkir

Andy memarkirkan mobil bosnya, setelah sampai di cafe, tempat untuk bertemu dengan klien bosnya.

Rizky keluar dari mobil, begitu juga dengan andy. "Kia" batin rizky, tiba tiba melihat kia bersama seseorang masuk ke dalam mobil.

"Ada apa bos?" andy, melihat bosnya sedang menatap ke arah sebuah mobil. "Tidak ada apa apa. Ayo" rizky. Kemudian mereka berjalan masuk ke dalam cafe.

Bersambung...

Jangan lupa like, komen, vote juga tips🙏

Terima kasih

03.

Perjalanan

"Kau mau apartemen seperti apa?" Kia, sambil mengemudi. "Bentar, aku cari dulu" vita, mencari contoh apartemen di ponselnya.

Tak sampai 5 menit, vita sudah menemukan apartemen yang menurutnya cocok untuk di tempatinya nanti.

"Apartemen ini" vita, memberikan ponselnya pada kia, untuk di lihatnya. Kia menerima dengan tangan kirinya dan melihat apartemen yang vita inginkan dengan mengurangi laju mobilya.

Setelah melihatnya, kia mengembalikan ponselnya pada vita. "Baiklah, kita menuju ke sana" kia. Mempercepat laju mobilnya, supaya segera sampai.

Gedung apartemen

Mereka sampai dan memarkirkan mobilnya, lalu turun dan berjalan masuk ke dalam.

"Permisi mba" vita. "Iya, ada yang bisa saya bantu?" Resepsionis. "Apa masih ada apartemen yang kosong?" Vita. "Sebentar, akan saya cek dulu" resepsionis.

Mereka menunggu, ketika resepsionis sedang mengeceknya.

"Masih ada di lantai 7, 9, 10" resepsionis. "Saya mau di lantai 10" vita. "Anda mau menyewa atau membelinya?" Resepsionis. "Membeli" vita. "Silahkan anda mengisi semua formulir tersebut" resepsionis.

Kemudian vita mengisi semua formulir tanpa ada yang terlewat. Sedangkan kia hanya diam, melihat apa yang vita lakukan.

Setelah selesai, vita memberikannya pada resepsionis. "Saya ingin menggunakan ini saja, untuk pembayarannya" vita, memberikan kartu kreditnya supaya lebih cepat. Tanpa banyak bicara.

Resepsionis menerimanya dan langsung menyelesaikan transaksi pembayaran. Lalu mengembalikan kembali.

"Silahkan, ini kunci apartemen anda" resepsionis, memberikan kunci dan vita menerimanya.

"Terima kasih, anda telah membeli apartemen di sini. Semoga anda nyaman dan betah tinggal di sini" resepsionis. Vita mengangguk sambil tersenyum.

"Ayo, kita lihat" vita, mengajak kia melihat apartemennya. "Ayo" kia. Mereka pergi dari tempat resepsionis.

Lantai 10

Mereka mencari nomor apartemen vita, setelah ketemu. Vita langsung menggesekan kunci tersebut pada pintu.

Kemudian pintu terbuka. "Ayo masuk" vita. Mereka masuk ke dalam dan melihat ruangan masih gelap. Karena lampu belum di nyalakan.

Kia menutup kembali pintunya, sedangkan vita mencari tombol lampunya.

Klik

Vita menekan tombol tersebut, setelah menemukannya. Dan sekarang ruangan terlihat terang, karena lampu sudah menyala.

"Wow" kia, terpukau melihat sekeliling ruangan apartemen. Sedangkan vita membuka semua tirainya.

"Ini bagus sekali, kau membeli dengan harga berapa tadi?" Kia, penasaran. "500 juta" vita pelan. "APA? 500 juta?" kia, terkejut dengan harga apartemen yang di beli sahabatnya itu.

Vita hanya tersenyum. "Astaga, itu mahal sekali. Kau tidak salah dengan harganya?" kia. "Tidak" vita. "Kau dapat uang sebanyak itu dari mana?" kia.

"Kerja" vita. "Kerja?" kia. Vita mengangguk. "Iya, semenjak orang tuaku meninggal. Aku bekerja sampai selesai kuliah sarjana 3 ku" vita.

"Kenapa kau tidak pernah bilang padaku, kalau kau bekerja selama ini. Apa mamih, papih juga doni tahu soal ini?" kia. "Tidak" vita. "Kau ini" kia. "Maaf" vita.

Kia melihat wajah murung vita. "Ya sudah, sekarang lebih baik berkeliling untul melihat" kia. Vita mengangguk. Kemudian mereka berkeliling ke setiap ruangan yang ada di apartemen vita.

Di tempat lain

Rizky kembali ke perusahaan, setelah selesai bertemu dengan kliennya di sebuah cafe untuk membicarakan tentang kerja sama dengan perusahaannya itu.

Ruang dirut

Rizky sedang sendiri di dalam ruangannya, memeriksa semua berkas berkas, sekaligus menandatanganinya. Sedangkan andy, di dalam ruangannya sendiri.

Tiba tiba rizky teringat tentang kia yang bersama dengan seseorang di tempat parkir cafe.

"Tadi kia pergi dengan siapa?" Rizky, karena saat di parkiran tadi posisi rizky tidak terlalu dekat dengan sahabatnya itu.

Dan seseorang yang bersama kia, tidak telihat wajahnya oleh rizky, karena orang tersebut membelakanginya.

"Mungkin teman kerjanya" rizky. Kembali memeriksa berkasnya yang sempat tertunda karena memikirkan soal tersebut.

Hari semakin sore

Vita pulang dengan menggunakan taksi, menolak ajakan kia untuk mengantarnya pulang ke rumah doni.

Karena sebelum pulang, vita akan mampir sebentar ke toko buku. Untuk mencari buku yang akan di belinya nanti.

Toko buku

Taksi berhenti di depan toko. "Pak, tunggu sebentar di sini. Saya mau membeli buku dulu" vita. "Silahkan mba" supir.

Lalu keluar dan berjalan masuk ke dalam toko buku. Sedangkan taksi yang di tumpanginya menunggu, hingga vita selesai.

Ketika sudah di dalam, vita melihat berbagai jenis buku tersusun rapih di rak yang berjejer. Berkeliling, mencari buku yang akan di belinya.

Setelah hampir 10 menit, akhirnya vita menemukan buku yang di carinya dan langsung membawa ke tempat kasir untuk di bayar.

Kemudian keluar dari toko setelah selesai dan masuk ke dalam taksi. Mobil pun berangkat menuju tempat vita tinggal, meninggalkan toko buku.

Mobil

Rizky dan andy, mereka sedang di perjalanan untuk pulang.

"Apa sudah ada kadidat untuk pengganti sekertaris mia?" Rizky. Karena sebelumnya, sekertarisnya mengundurkan diri.

"Sudah bos, ada 3 orang" andy. "Nanti kirimkan datanya" rizky. "Siap bos" andy. Untuk sementara, andy merangkap menjadi sekertarisnya sebelum mendapat pengganti.

Beberapa menit kemudian

Gedung apartemen

Di mana tempat rizky tinggal bersama andy, hanya saja berbeda lantai. Rizky di lantai 10 sedangkan andy di lantai 7.

Andy lebih dulu sampai di lantai di mana apartemennya berada dan berpamitan pada bosnya. "Saya duluan bos" andy. Rizky mengangguk.

Lalu andy keluar dari lift, meninggalkan rizky yang masih di dalam. Lift kembali berjalan menuju lantai apartemennya.

Apr. Rizky

Rizky masuk ke dalam setelah menggesekan kuncinya ke pintu. Melepaskan sepatu, menggantinya dengan sandal khusus.

Berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket dan lainnya.

Kamar mandi

Rizky berendam air dingin di dalam bath tub. "Semoga saja ada yang cocok, untuk jadi sekertarisku nanti" rizky.

Karena sekertaris yang di inginkannya harus mempunyai keterampilan yang bagus, penampilan yang rapih, dan cepat dalam melakukan apa pun.

Sehingga dapat membantu semua urusan perusahaan bersama dirinya dan andy. Seperti sekertaris sebelumnya, yang bisa bekerja sama dengan baik dengan mereka.

Rumah

Kamar vita

Vita duduk bersandar dengan kaki selonjor di tempat tidurnya sambil membaca buku yang tadi di belinya.

Halaman demi halaman vita baca, sampai tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 11 malam.

Kemudian berhenti membaca dan meletakan buku tersebut di meja naskah, untuk di lanjutkan besok nanti.

"Setelah selesai acara pertunangan mereka, aku harus mencari pekerjaan. Karena tabunganku sudah berkurang untuk membeli sebuah apartemen yang harganya tidak murah" vita.

Semenjak orang tuanya meninggal, vita memang bekerja sampingan sambil sekolah hingga sampai lulus kuliah sarjana 3.

Walau pun orang tua doni selalu mengirim uang untuknya, tapi vita tidak pernah menggunakan uang tersebut dan malah menyimpannya di bank.

Tanpa sepengetahuan mereka. Vita merahasiakannya.

Setelah itu mematikan lampunya, lalu memejamkan matanya untuk tertidur.

Bersambung...

Jangan lupa like, komen, vote, tips🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!