NovelToon NovelToon

Never Gone (Hasrat Dan Obsesi)

Bloody Forest

Hayy...

Selamat datang di karya kedua othor🖐️🖐️🤗

Bagi kalian yang baru baca karya othor, mampir juga yah ke karya pertama othor❤️❤️🙏🙏

Judulnya (Psycho CEO) When the devil fall in love 😉😉

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keheningan hutan yang terpecah dengan suara memohon dan tangisan dari lima orang pria yang di ikat kedua tangan dan kaki sembari terus berlutut memohon ampun pada para pria berjas di hadapan mereka.

"Tuan aku mohon ampuni aku...." ucap salah satu pria tersebut.

Pria yang berjas tersebut seperti memberikan kode mata pada pria berjas yang lain.

DOR!!!

Satu tembakan tepat melayang di dahi pria tersebut, seketika bau anyir darah menyerebak mengalahkan bau dari tumbuhan serta rerumputan di hutan tersebut.

Pria yang tertembak tersebut langsung terjatuh dengan mata yang masih terbuka mendelik karna ia tiba-tiba meregang nyawa saat ia tak siap sama sekali.

Sontak ke empat pria yang dalam kondisi yang sama langsung gemetar, keringat dingin langsung membasahi tubuh mereka, wajah dari ke empat pria tersebut pun langsung seperti kehilangan darah karna sangking pucat nya.

Pria yang yang sedari tadi tersenyum melihat kematian dan ketakutan dari pria yang akan menemui ajal nya. Pria itu tak menunjukkan dirinya dan hanya tetap berada di mobil sembari terus memperhatikan dari jendela.

"Itu balasan nya jika berani mengkhianati ku!" ucap pria tersebut sembari menunjukkan seringai di wajah nya.

Ia pun mulai memanggil salah satu bawahan dengan memberi kode agar segera mendekat.

"Yang sudah mati, cincang habis tubuh nya dan kirim kepala mereka pada O'Prey Katakan pada mereka itu hadiah dari ku." ucap pria tersebut pada bawahan nya.

Para bawahan dari pria tersebut pun langsung memotong kepala pria pertama yang di tembak tadi di depan ke empat pria yang akan menemui ajal nya juga.

......................

Sementara itu...

Para mahasiswa dan mahasiswi dari Fakultas jurusan ekonomi bisnis melakukan tur atau liburan yang di buat oleh para mahasiswa di jurusan tersebut.

"Ayo buat nyanyian api unggun!" ucap salah satu mahasiswa dan di jawab antusias oleh para mahasiswa yang lain.

Mereka pun mulai bersenda gurau dan tertawa menikmati waktu kebersamaan dengan seluruh teman-teman sejurusan nya.

Berbeda dengan gadis cantik bernama Ainsley Setya Belen yang terlihat murung sejak mulai pergi ke tur mereka, padahal awal nya gadis cantik sangat bersemangat karna ia akhirnya memiliki waktu bermain dengan teman-teman nya saat Sean yang merupakan pacar Ainsley mengizinkan nya pergi.

"Isshhh...

Mama kok minta ganti melodi nya sih?" gerutu Ainsley saat ikut di lingkaran api unggun.

Ainsley sendiri berasal dari keluarga terhormat dan terpandang, ayahnya yang memiliki yayasan atau sekolah seni ternama di negara nya bahkan sampai ke jenjang internasional dan Ibunya yang merupakan putri dari mantan presiden sebelum nya yang merupakan berasal dari kalangan pejabat atas.

Ia terlihat seperti wanita sempurna dengan fisik dan wajah yang cantik, memiliki kepintaran serta pionis yang sangat terkenal, karna keluarga berasal dari para seniman hebat mengharuskannya juga memiliki jiwa seni yaitu salah satu nya bermain Piano.

Ia bahkan memilki pacar yang merupakan pewaris dari perusahan kemanan dan IT ternama di negara nya, membuatnya banyak orang yang iri padanya.

Tanpa tau kehidupan nya yang sesungguhnya, orang tua yang selalu menuntut kesempurnaan dari nya dan sang pacar yang mulai berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih posesif dan mulai tak ia kenali lagi.

Tak seperti teman nya yang lain tertawa dengan lepas Ainsley sedari tadi menekuk wajahnya, ia pun mulai bangun dari lingkaran api unggun dan beranjak pergi, agar ia bisa mempelajari melodi baru yang di berikan ibunya sebelum konser nya di gelar.

"Mau kemana?" tanya Vindi pada Ainsley.

"Mau ke tenda bentar..." jawab Ainsley pada teman nya.

Ainsley pun pergi ke tenda nya, ia mulai memutar video pembelajaran pianonya, mendengarkan setiap melodi yang berputar dan tuts yang di mainkan.

"Ya ampun berisik sekali." ucap Ainsley yang tak bisa fokus mendengarkan rekaman musik dari melodi piano yang akan ia mainkan nanti.

Ainsley pun menambah volume di earphone yang ia kenakan, namun tetap saja ia tak bisa fokus karna teman-teman yang terus berisik karna senda-gurau mereka.

Akhirnya Ainsley pun memutuskan untuk keluar dari tenda nya dan segera mencari tempat sepi agar ia lebih fokus belajar.

Mata nya terus saja melihat ke arah layar ponselnya, telinganya mendengarkan dengan teliti setiap melodi yang beradu menjadi satu bersahutan di earphone yang ia kenakan.

Tanpa sadar kaki nya terus melangkah memasuki hutan karna ia sudah sangat fokus, dan itu memang kebiasannya jika sudah fokus belajar tak akan mementingkan hal lain selain pembelajaran nya.

Ia terus melangkah tanpa sadar dan semakin memasuki hutan, hingga...

"Auch!" pekik nya saat ia terpeleset di tanah yang sedikit menurun.

Ainsley pun baru menyadari jika ia sudah berjalan jauh ke dalam hutan yang gelap karna sedari tadi sibuk mencari tempat yang tenang sembari terus memperhatikan video pembelajaran nya.

Kalau belajar tuh jangan sambil jalan, nanti bahaya, kau tidak pernah fokus ke sekitar mu...

Seketika ia mengingat hal paling sering di ucapkan Sean padanya saat ia belajar, karna Sean sendiri lebih mengenal nya di bandingkan dirinya sendiri.

"Aduh...

Aku di mana ini?" ucap Ainsley lirih saat melihat ke sekeliling hutan, kaki nya terasa berdenyut karna baru saja terjatuh.

Ia pun mulai mencoba menelpon teman nya yang berada di sekitar tenda agar mendatanginya, namun sayang tak ada sinyal sama sekali karna ia sudah terlalu memasuki hutan.

"Ya ampun...

Kenapa bisa tak ada sinyal..." ucap Ainsley mulai panik dan gugup.

Ia pun mulai memaksakan dirinya untuk berdiri dan mencari jalan untuk kembali.

Dengan langkah tertatih karna pergelangan kaki nya yang terasa sakit ia pun mulai berjalan di hutan yang sunyi dan gelap tersebut hanya dengan menggunakan senter dari ponselnya.

"Gimana ini...

Sean jemput aku...." ucap Ainsley lirih dan mulai menangis karna takut.

Setelah beberapa lama ia berjalan ia melihat cahaya terang dari sisi hutan yang lain, sontak saja Ainsley merasa senang karna ia berpikir ia sudah kembali ke arah yang benar, yaitu tempat berkumpul nya teman-teman nya.

Ainsley pun dengan senyuman mengembang di wajahnya langsung mematikan senter dari ponselnya dan berjalan ke arah terang tersebut.

Namun....

DOR!!!

Suara tembakan yang nyaring terdengar di telinganya sontak mengagetkan nya, ia pun berjalan dan melihat dari tanah yang lebih rendah ke arah sumber suara tembakan dan cahaya terang tersebut.

Ainsley langsung membulatkan mata nya dengan sempurna, wajahnya langsung pucat, dan tubuh nya langsung gemetar melihat apa yang ada di hadapan nya.

Cahaya yang ia lihat bukan lah dari tempat perkumpulan teman-teman nya, melainkan cahaya dari lampu mobil yang mengelilingi Para pria berjas hitam dan 3 pria yang terus memohon ampun, sedangkan ia melihat Satu tubuh yang sudah tercincang habis, dan satu tubuh lagi yang masih di cincang.

Dan yang paling membuat Ainsley takut adalah pria berjas tersebut memegang penggalan kelapa dua pria dan meletakkan kepala tersebut kedalam kotak kaca.

Ia menutup mulut nya rapat dengan kedua tangan nya yang bergetar karna takut. Tubuh terasa lemas, kaki nya sama sekali tak bisa di gerakkan karna gemetar.

Bahkan bernafas saja ia takut, takut kalau pria berjas itu melihat nya dan juga ikut membunuh nya.

"Ku mohon...." batin Ainsley sembari berusaha menghubungi Sean dari ponselnya, karna ia memang selalu mengandalkan Sean dalam segala situasi.

"Sinyal....

Ku mohon muncul lah..." gumam Ainsley saat ia tak bisa menghubungi siapapun karna tak ada sinyal, ia terus saja mencoba menghubungi siapapun di ponselnya dengan tangan gemetarnya.

"Tuan Ampuni Aku!!!"

DOR!!!

Seketika suara tembakan lagi membuat Ainsley terkejut dan langsung menjatuhkan ponselnya. Bulir bening mulai terjatuh ke pipinya, ia mulai menangis karna merasa takut yang teramat sangat.

Bau anyir darah mulai tercium di indra penciuman nya walaupun ia berada tak dekat dari lokasi pembantaian itu.

Suara rintihan kesakitan dan ketakutan, suara tembakan, suara para pria yang memohon belas kasihan dan ampunan terdengar bersahutan di telinga Ainsley hingga ia melupakan semua melodi piano yang ia pelajari tadi.

Ainsley berusaha menutup mulut nya dengan rapat, ia berusaha tak mengeluarkan suara sedikitpun, ia ingin segera meninggalkan tempat itu namun kaki nya masih terasa sangat lemas karna ia benar-benar shock.

Ainsley pun mulai melihat ke arah ponselnya lagi dan melihat bagian camera dari ponselnya. Ia pun mulai berpikir untuk merekam apa yang ia lihat agar ia memiliki bukti jika melaporkan hal yang dialaminya.

Dengan tangan bergetar nya Ainsley pun mencoba merekam kejadian yang berada di depan nya.

Ting....

Tiba-tiba ponsel nya berbunyi saat notifikasi mulai masuk karna sinyal yang tiba-tiba muncul.

Sontak Ainsley kaget bukan main ketika mendengar bunyi notifikasi dari ponsel nya, para pria berjas itu pun mulai menyadari jika ada yang melihat mereka.

Ainsley pun mulai mengumpulkan semua tenaga yang ia miliki agar dapat bangun dan berusaha meninggalkan tempat itu, tanpa ia sadari ia meninggalkan gelang yang memiliki ukiran namanya.

"Aku harus lari!!!" gumam Ainsley sembari terus berusaha membelah kegelapan hutan, tak peduli sudah berapa banyak ranting dan tumbuhan tajam yang melukai dirinya yang ada di pikiran nya hanya tak boleh tertangkap.

...****************...

Cast Utama

Ainsley Setya Belen (22 tahun)

Cantik, Ceria, Pintar dan berasal dari keluarga terpandang dan dihormati, Pionis terkenal karna mampu bersaing di internasional di usia yang masih muda serta merupakan salah satu publik figur.

Sean Justin Xavier (26 tahun)

Pewaris dari perusahaan Sation IT & Security yang bergerak di bidang keamanan dan informatika. Memiliki sifat arogan, kejam, tak mau dibantah, pemarah, dan bisa melakukan apa saja agar mendapatkan apa yang ia inginkan, memiliki hati yang sedingin es namun sikap yang sepanas lava.

Richard Zinchanko (30 tahun)

Mafia di dunia hitam yang paling berkuasa, dan ikut andil dalam berpolitik sebagai pengendali di balik layar, dan pemegang saham terbesar di beberapa perusahaan ternama, terlihat seperti tak memiliki kekuasaan apapun namun ialah yang mengendalikan semua kekuasaan di balik layar. Sifat nya lebih ke arah kejam dan sadis, dan harus mendapatkan apa yang ia inginkan bagaimanapun caranya.

...****************...

Jangan lupa like, komen, vote, fav, dan dukung othor selalu🥰🥰🥰

Happy Reading❤️❤️❤️

Found you

Langkahnya tertatih dalam pelarian tanpa arah nya, deruan nafas nya terdengar dengan jelas di keheningan hutan yang sudah diselimuti dengan kegelapan malam, jantung nya berdegup dengan kencang.

Tangan dan kaki nya sudah terluka karna banyak terkena ranting dan tumbuhan tajam, namun Ainsley tak memperdulikan itu, rasa sakit di tubuh nya seperti tak terasa sama sekali karna rasa takut yang berselimut di dalam dirinya.

Ia tak tau kemana harus berlari, ia hanya terus berusaha untuk tak tertangkap bagaimana pun caranya.

"Akh!" pekik nya saat kaki nya tersandung akar pohon dan membuat nya langsung terjatuh tersungkur.

Ainsley pun berusaha bangun lagi dan berusaha berlari lagi, langkah nya semakin tertatih karna ia berulang kali terjatuh.

Hingga ia mulai menemukan tanaman bunga yang sama seperti di sekitar tenda teman-teman nya tadi. Ia mulai merasa sedikit lega karna akhirnya ia berlari ke arah yang benar.

Ainsley pun terus melangkah dan akhirnya mulai menemukan tenda teman-teman nya lagi.

"Ainsley! Dari mana kau?! Aku hampir mengatakan bahwa kau hilang, dan membuat mereka mencari mu!" tanya Vindi khawatir, Vindi merupakan teman Ainsley yang sejak SMA.

Ainsley tak menjawab pertanyaan Vindi, ia pun langsung jatuh terduduk ke tanah, rasa sakit yang sebelumnya tak terasa karna ketakutan nya, kini mulai terasa satu persatu. Ia pun mulai menangis dan membuat Vindi semakin panik.

"Aduh...

Kenapa bisa begini? Ainsley kenapa?" tanya Vindi khawatir dan mulai memanggil teman nya yang lain agar memapah tubuh Ainsley dan mengobati luka-lukanya.

"Kenapa bisa sampai begini sih? Ainsley! kok diam saja sih?!" tanya Vindi panik.

Bagaimana tidak? Tubuhnya penuh dengan luka dan seluruh pakaian nya sangat kotor saat Ainsley kembali, belum lagi Ainsley yang hanya menangis saat ia bertemu Vindi.

"Kerasukan hantu gunung ini!" ucap teman Ainsley yang lain saat melihat Ainsley yang terus terdiam.

"Husshh...

Diem aja, kalau gak tau apa-apa!" ucap Vindi kesal.

Sedangkan Ainsley yang terus terdiam karna ia masih sangat shock dengan apa yang terjadi padanya barusan.

"Vindi, aku mau tidur..." ucap Ainsley sembari meraih tangan Vindi.

"Hati-hati Vin...

Kalau Ainsley beneran kesambet, nanti dia mencekik mu loh..." ucap Dima bercanda, Dima memang selalu bercanda dalam situasi apapun hingga sering membuat orang lain kesal.

"Iyah, habis itu, aku yang akan mencekik mu!" jawab Vindi kesal dan mulai memapah tubuh Ainsley ke dalam tenda.

"Vin...

Aku tidur duluan yah...

Gak usah di kompresin lagi..." ucap Ainsley saat Vindi terus mengompres kaki nya yang penuh dengan warna ungu kebiruan karna memar dan keseleo karna ia berulang kali terjatuh tadi.

"Seriusan? Atau kita bawa priksa saja? Ai...

Kenapa? Jangan diam terus..." ucap Vindi khawatir.

"Iya, Vin aku gak kenapa-kenapa kok...

Tadi cuma tersesat aja, terus aku masih shock..." jawab Ainsley, ia tau jika teman nya orang mudah khawatir hingga membuat nya tak mengatakan yang sebenarnya.

"Yasudah, aku keluar sebentar yah." ucap Vindi dan mulai keluar dari tenda.

Ainsley pun menganggukkan kepalanya, setelah Vindi keluar ia pun langsung menutup dirinya ke dalam selimut, ia membuka ponselnya lagi, tangan nya masih gemetar, ia masih benar-benar ketakutan.

Drrttt...drrttt....

Ponselnya seketika bergetar saat Sean menelpon nya, ia pun dengan cepat mengangkat panggilan Sean.

"Sean...

Huhu...." jawab Ainsley dan langsung menangis, Sean bahkan belum mengatakan apapun.

"Kenapa menangis? Ainsley? Kau kenapa?" tanya Sean panik mendengar suara tangisan pacarnya saat telpon mereka langsung terhubung.

"Hiks...." Ainsley yang tak menjawab pertanyaan Sean dan semakin menangis.

"Besok aku akan menjemput mu!" ucap Sean dari telpon, jika saja ia saat ini tak sedang berada di London karna urusan pekerjaan mungkin ia akan menjemput Ainsley sekarang juga.

"Sean aku..." ucap Ainsley yang kesulitan karna menangis, ia masih sangat shock dengan apa yang ia alami barusan, melihat pembantaian di depan mata kepala nya sendiri.

Sean pun langsung mematikan panggilan nya dan langsung mengubah ke panggilan video agar ia bisa lebih tau kondisi Ainsley.

"Hey kenapa?" tanya Sean dengan suara melembut dan membuat gadis cantik itu semakin menangis.

"Jangan ditanya kenapa menangis...

Nanti aku semakin menangis..." jawab Ainsley yang masih tersedu.

Sean hanya menghela nafas nya dengan kasar, Ainsley memang gadis ceria, namun ia juga sangat cengeng, bahkan melihat video hewan terlantar pun ia bisa menangis, selembut itu hati nya, dan ia jatuh hati pada Ainsley karna kelembutan dan kepolosan gadis itu yang membuatnya terlihat berbeda dari gadis lain.

Cukup lama Sean hanya diam dan membiarkan Ainsley menangis, setelah hampir satu jam panggilan video nya terisi oleh tangisan Ainsley, akhirnya Ainsley mulai berhenti menangis.

"Sean jangan di matiin telpon nya, aku takut..." ucap Ainsley lirih.

"Iya...

Sekarang sudah mau bilang kenapa menangis?" tanya Sean lagi.

"A-aku menghilangkan gelang pemberian mu..." jawab Ainsley, ia tak sepenuhnya berbohong karna ia benar-benar kehilangan gelang yang Sean berikan padanya, dan baru menyadari saat ia mandi tadi.

"Hanya gelang? Kau sungguh baik-baik saja?" tanya Sean lagi.

Ainsley hanya menganggukkan kepalanya perlahan, ia takut mengatakan jika ia baru saja melihat hal yang mengerikan dan tersesat di hutan, jika Sean tau ia pasti akan dimarahin dan di kurung lagi oleh Sean.

Pernah ia tak menurut dan tetap tak mengindahkan ucapan Sean lalu membuat pacarnya marah dan mengurung nya selama seminggu di kamar Sean, Sean bahkan mengurus izin sakit di kampus Ainsley, agar tak ada yang bertanya-tanya kemana Ainsley.

......................

Sementara itu...

Plak!

"Dasar bodoh! Kenapa kalian tak bisa menangkap nya?!" ucap Pria yang memilki kekuasaan penuh di mansion yang sangat luas tersebut.

"Maaf tuan! Anda bisa menghukum kami!" ucap Ke delapan bawahan nya yang langsung bersujud di kaki pria itu.

Pria yang tak lain bernama Richard Zinchenko itu pun semakin kesal.

"Tuan saya menemukan ini." ucap salah satu bawahan nya sembari memberikan gelang yang berbahan emas putih dengan beberapa berlian indah yang mengelilingi gelang tersebut.

Richard pun melihat gelang itu dengan seksama dan membaca nama yang terukir kecil di baling gelang tersebut. Ia memicingkan matanya agar dapat melihat jelas nama yang terukir di gelang indah tersebut.

"Ainsley SB?" gumam Richard saat ia sudah bisa membaca inisial nama ukiran di gelang tersebut.

"Di dekat hutan tersebut memang ada beberapa anak universitas yang melakukan tur dan berkemah." ucap Liam yang merupakan bawahan paling setia dari Richard.

Richard pun mulai tersenyum simpul mendengar ucapan Liam.

"Dari universitas mana?" tanya Richard pada Liam.

"Universitas XX" jawab Liam pada atasan nya.

Richard pun semakin tersenyum simpul, kini ia sudah menemukan siapa tikus kecil yang melihat pembantaian yang ia lakukan.

Richard pun mulai berdiri dan melempar pisaunya dari saku jaketnya kepada kedelapan bawahan nya.

"Potong 3 jari kalian sendiri menggunakan pisau itu!" ucap Richard " Dan kau potong hanya memotong 2 jari mu!" sambung Richard pada bawahan yang menemukan gelang Ainsley.

"Pastikan mereka memotong jarinya sendiri, yang menolak dan tak mematuhi perintah potong habis kedua tangan nya." ucap Richard pada Liam sebelum ia pergi.

...****************...

Hayoo...

Siapa yang kayak Ainsley😅😅

Kalo di tanyain "Kenapa nangis?" malah makin nangis...

Oh iya othor mau tanya nih, menurut kalian othor ngasih latar nya ini di mana? Indonesia atau luar negri? Soalnya kalo othor buat latar di indonesia takut beda banget sama indonesia yang masih penuh dengan adat ketimuran.

Sedangkan cerita othor penuh dengan kekerasan dan 18+ wkwkwk atau kayak di when the devil ajj? Gak othor buat jelas latar negara tempat mereka tinggal?🤔🤔

Kalau ada saran kasih tau othor yah🤗🤗

Jangan lupa like, komen, fav, vote, rate 5 dan dukung othor🥰❤️

Happy Reading❤️❤️❤️

Bad first impression

Pagi mulai naik memberikan cahaya hangatnya, Ainsley tak tau kapan ia mulai tertidur, ia pun melihat kembali ke arah ponsel nya.

Layar ponsel nya gelap dan tak hidup karna kehabisan baterai, yah saat ia menelpon Sean baterai ponselnya hanya tinggal 20% tentu saja tak heran jika ponselnya kehabisan daya.

Ainsley pun melihat ke samping nya dan tak menemukan Vindi sama sekali, ia seharusnya satu tenda dengan Vindi namun pagi ini Vindi entah kemana.

Ia pun mulai keluar dari tenda nya, sudah ada beberapa temannya yang lain yang sudah bangun.

"Ainsley? Sudah bangun?" tanya Vindi saat keluar dari tenda Recko pacarnya.

Ainsley hanya menghela nafasnya saat melihat temannya yang keluar dari tenda pacar nya dengan terlihat beberapa bekas kepemilikan yang tersembunyi di leher Vindi.

Setelah melakukan beberapa kegiatan lainnya, hari pun mulai menjelang sore. Warna langit yang mulai berubah berwarna jingga menunjukkan keindahan tersendiri.

Mata Ainsley masih terfokus pada langit senja yang ia lihat.

"Ainsley..."

Suara bariton dari lelaki yang sudah menepati isi hati nya pun terdengar memanggilnya.

Ainsley pun langsung menoleh ke arah suara.

"Sean?" gumam Ainsley lirih.

"Kenapa menangis?" tanya Sean dan langsung mendekat ke arah Ainsley tiba-tiba menangis saat melihat Sean datang.

Ainsley sendiri pun tak tau kenapa ia menangis saat melihat Sean, ia merasa lega sekaligus aman jika bersama dengan Sean.

"Ge-gelang nya hilang..." ucap Ainsley yang masih tak dapat mengatakan apa yang ia lihat tadi malam.

Sean pun mulai mendekat dan memeluk tubuh Ainsley dengan lembut.

"Sstt...

Sudah…

Nanti aku belikan yang baru lagi yah..." ucap Sean berusaha menenangkan pacarnya.

Setelah tangisan Ainsley reda Sean pun langsung mengajak Ainsley untuk kembali dengan nya walaupun tur dari kampus dan jurusan nya belum selesai.

"Aku yang akan mengurus sisa nya, kau ikut kembali dengan ku saja." ucap Sean sembari memakaikan sabuk pengaman pada Ainsley di mobilnya.

Ainsley pun menyetujui perkataan Sean, ia takut jika ia tertangkap jika terus ikut tur jurusannya.

"Sean...

Hari ini aku menginap di tempat mu yah..." ucap Ainsley lirih saat mobil Sean sudah memasuki parkiran basement apartemen mewah tempat dimana Ainsley tinggal.

Sean pun melihat ke arah Ainsley yang terlihat gelisah

"Terjadi sesuatu saat aku tak ada?" tanya Sean saat melihat wajah Ainsley yang terlihat gelisah sejak ia jemput dari perkemahan nya.

"Bukan...

Aku belum terlalu menghafal melodi baru yang diberikan ibu ku...

Aku takut dia akan mendatangi ku..." jawab Ainsley lirih.

Ia tak sepenuh nya berbohong pada Sean, Ibu nya merupakan orang yang selalu menuntut kesempurnaan dari putrinya, sehingga membuat Ainsley selalu takut jika bertemu dengan ibu nya sendiri.

"Hm, kita ke mansion ku yah..." ucap Sean sembari mengusap rambut halus Ainsley dan mulai melajukan mobil nya ke mansion pribadi miliknya.

Sean sudah berulang kali meminta Ainsley untuk tinggal bersamanya, namun Ainsley selalu menolak dengan berbagai alasan, karna ia masih ingin memliki privasi nya sendiri, ia baru di izinkan tinggal sendiri sejak memasuki kuliah maka dari itu Ainsley masih ingin memiliki sedikit kebebasan nya.

Walau terkadang ia juga sering menginap di mansion Sean, ataupun Sean yang menginap di apart yang ia tinggali.

......................

Mansion Richard.

Richard masih memikirkan bagaimana caranya membalas O'Prey kelompok yang sudah seperti musuh bebuyutan nya. O'Prey sendiri sangat membenci Richard karna Richard mengambil sebagian dari kekuasaan nya.

Perusahan gelap dimana tersimpan tambang uang di dalam nya dengan terlihat sebagai perusahaan biasa telah diakusisi Richard.

Sekarang Richard lah yang paling berkuasa atas obat-obatan terlarang, perdagangan manusia, penjualan organ tubuh. Menggantikan posisi O'prey.

Maka dari itu O'prey berusaha menjatuhkan Richard dengan membuat bawahan Richard untuk berkhianat padanya, dan orang-orang itu adalah pria yang di bantai di hutan kemarin.

"Tuan, saya menemukan data lengkap dari wanita itu." ucap Liam yang membuat lamunan Richard buyar.

"Wanita itu?" tanya Richard memutar memorinya dan kemudian mengingat jika ia menyuruh Liam untuk mencari tau tentang nama dari pemilik gelang yang di temukan bawahan nya.

"Sini ku lihat." ucap Richard dan Liam pun langsung memberikan data dan foto dari Ainsley.

"Wajahnya tak asing, apa aku pernah memakainya?" tanya Richard pada Liam ketika melihat foto Ainsley yang tak asing.

"Tidak tuan, tapi dia pernah kita undang sebagai pemain piano saat acara perusahaan kita." jawab Liam dengan sopan.

Richard pun akhirnya dapat mengingatnya, karna ia yang memilih Ainsley sendiri sebagai pionis di acara perusahaan nya saat itu.

Mengingat Ainsley yang merupakan salah satu pemain piano termuda dan sudah masuk ke jenjang musik dunia, dan lagi memiliki banyak pengikut serta reputasi yang baik dan di dukung berasal dari keluarga yang terhormat serta terpandang.

Tapi tak hanya itu, ia juga memiliki ingatan lain tentang Ainsley, yaitu kesan pertama yang buruk.

"Apa kita akan membunuh nya juga?" tanya Liam pada Richard.

"Tentu saja, walaupun kita tak tau seberapa banyak yang di lihat nya. Lebih baik membunuhnya dari pada menjadi masalah di masa depan.

Oh iya jangan langsung membunuh nya, aku ingin bermain-main sebentar." ucap Richard pada Liam.

"Baik, tuan." jawab Liam patuh.

Liam pun segera keluar dari ruangan tersebut meninggalkan atasan nya yang sedang tersenyum menyeringai.

"Akan ku lihat, apa kau masih bisa bersikap angkuh?" ucap Richard dengan seringai di wajah nya.

**Flashback on.

Satu tahun yang lalu**.

Acara perusahaan.

"Auch!" pekik Ainsley saat ia tak sengaja menumpahkan wine ke jas dan kemeja seseorang karna tak hati-hati dalam berjalan.

"Maaf...

Saya tak sengaja..." ucap Ainsley cepat.

Pria itu hanya menatap nya tajam, hingga membuatnya gugup dan nyalinya menjadi ciut.

"Ck, sudah lah!" decak pria tersebut tak suka pada Ainsley dan segera ingin berlalu meninggalkan Ainsley.

"Ma-maaf...

Saya akan ganti kerugian dari stelan yang anda gunakan." ucap Ainsley gugup.

Pria yang tak lain adalah Richard tersebut pun mulai menyunggingkan senyuman nya, ia berfikir jika Ainsley mirip dengan wanita-wanita murahan yang selalu berusaha mendekatinya.

Mengganti stelan? Stelan yang ia gunakan dari mulai celana hingga jas nya bernilai jutaan dolar dan Ainsley mengatakan akan menggantinya?

"Kau tak akan sanggup mengganti nya dengan uang mu." ucap Richard dengan nada meremehkan.

"Tapi anda belum mengatakan nominalnya, dari mana anda tau saya sanggup atau tidak?" tanya Ainsley polos. Ia benar-benar tak bermaksud angkuh sama sekali.

"Kalau kau tak sanggup dengan uang mu, kau mau mengganti nya dengan tubuh mu?" tanya Richard sembari berjalan mendekat dan mengelus pipi Ainsley.

Plak!

Ainsley pun dengan refleks langsung menampar Richard karna ia menganggap jika Richard tak sopan padanya dan ia juga tak perlu bersikap sopan.

Ainsley pun mengeluarkan cek dan menuliskan beberapa nominal yang cukup besar di cek tersebut.

"Saya rasa ini cukup! Saya sudah lebih kan uang nya sebagai biaya kompensasi atas tamparan saya." ucap Ainsley sembari memberikan cek nya pada Richard dan berlalu pergi.

Flashback off.

Richard sebenarnya masih ingin membalas tamparan yang di berikan Ainsley padanya, namun karna ia sangat sibuk membereskan masalah yang di timbulkan O'prey membuatnya lupa sejenak dan sudah berlalu satu tahun, dan sekarang Ainsley malah menjadi saksi mata dari pembantaian nya, tentu saja membuat ide gila muncul di kepalanya untuk menyiksa gadis itu.

......................

Mansion Sean.

"Sean, kau akan kembali ke London lagi besok? Sampai berapa hari?" tanya Ainsley sembari memeluk tubuh Sean yang sedang berusaha menidurkannya.

"Hm, mungkin sekitar satu minggu...

Ayah ku ingin aku membuktikan jika aku mampu mengatasi masalah." jawab Sean sembari menepuk punggung Ainsley.

Ia kembali hari ini karna, Ainsley yang menangis saat ia menelpon nya tadi malam membuatnya khawatir dan segera kembali.

"Kau mau ikut?" tanya Sean sembari menunduk melihat wanitanya yang mulai tertidur.

Ainsley pun menggelengkan kepala nya perlahan dengan mata yang terpejam karna mulai mengantuk.

"Aku punya jadwal kuliah yang padat, belum lagi latihan untuk konser ku selanjutnya..." Jawab Ainsley lirih.

Sean pun menarik nafas panjang dan mulai mencium gemas wajah Ainsley yang mulai mengantuk. Ia selalu berusaha menahan dirinya agar tak melakukan hal itu, saat Ainsley belum siap, ia ingin melakukan atas dasar mau sama mau karna Ainsley yang selalu menolak karna masih ragu.

Walaupun terkadang sangat sulit karna sikap pencemburu dan amarah nya sehingga membuatnya sedikit mengajari Ainsley melakukan "hal lain" namun tak sampai benar-benar melakukan hal itu, dan menyiksa Ainsley dengan cara nya hingga membuat gadis itu selalu menangis memohon padanya.

"Yasudah, kau baik-baik yah selama aku pergi...

Jika terjadi sesuatu segera hubungi aku." ucap Sean sembari memeluk gemas Ainsley.

Ainsley tak menjawab lagi karna ia sudah mulai tertidur, ia selalu cepat tertidur saat bersama Sean, mungkin juga karna merasa nyaman.

Ainsley sendiri tak pernah tau neraka macam apa yang sedan menantinya dan akan terjadi padanya bertepatan saat Sean meninggalkan nya selama satu minggu.

...****************...

Okey kan kemarin banyak yang bilang jangan di indo jadi ini anggap saja di luar negri yah, terserah kalian mau dimana wkwk😅😅

Jadi jangan ada yang bilang kalau nanti ada adegan 18+ sebelum nikah, karna jika di negara luar atau western itu sudah hal yang biasa dan tidak tabu lagi.

Jadi ini othor buat sama ajj yah kayak when the devil falls in love, abstrak negara yang mereka tinggalin wkwkwwk

Jangan lupa like, komen, fav, rate 5, vote dan dukung othor yah🥰🥰

Happy Reading❤️❤️❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!