NovelToon NovelToon

PHOSPHENE : Your Other Side

Dunia Yang Berbeda

Los Angeles, California negara bagian yang terletak di pesisir barat Amerika Serikat dan memiliki penduduk terbanyak.

Kota yang sibuk dengan perekonomian yang maju menjadikan Los Angeles tempat berdirinya dari banyak perusahaan global yang mendunia.

Salah satu perusahaan teknologi yaitu Reynsoft adalah perusahaan besar dibidang IT yang mengembangkan aplikasi software dan games.

Selain itu produk gadget yang mereka keluarkan selalu menempati peringkat pertama merk yang diminati dalam dan luar negeri.

Tidak berlebihan jika kita menyebut pemilik Reynsoft adalah orang terkaya se Amerika Serikat.

Pemilik perusahaan ini adalah seorang pria bernama Elnathan Noah. Diusianya yang masih muda ia berhasil menjadikan perusahaannya terdepan dibidang teknologi.

Reynsoft ditangannya selalu berkembang berkat inovasi yang mereka tawarkan dan tentunya karena kecerdasan yang dimiliki Noah sebagai presdir Reynsoft.

Hari itu seperti biasanya ia datang ke kantor bersama sekretaris pribadinya Joey diantar supir sekaligus pengawalnya.

Saat mobilnya tiba di depan lobby perusahaan, beberapa eksekutif direktur serta manager akan berbaris menyambutnya.

Sikap Noah yang arogan dan acuh seringkali mengabaikan sapaan dan hormat mereka dan ini bukan hal yang aneh bagi para karyawannya.

Noah terus saja berjalan dengan tangan yang berada disaku celananya sangat gagah dengan aura dingin jika dilihat, Joey pun mengikutinya dari belakang menuju lift.

" Sikapmu pada mereka terlalu kejam, Noah."

Joey membuka pembicaraan saat lift mereka mulai bergerak keatas.

" Kau tahu aku sangat tidak suka para penjilat itu. Jika ingin membuatku terkesan harusnya mereka bekerja dengan baik."

Joey hanya tersenyum tipis mendengar jawaban Noah.

" Mulai besok aku tidak ingin melihat wajah mereka lagi. Selalu saja merusak pagiku yang indah."

Noah lalu keluar mendahului Joey untuk masuk keruangannya.

Joey dan Noah berteman sejak kecil, ia adik dari sahabat Noah yaitu Samuel yang mana ia adalah seorang aktor terkenal.

Joey yang mengambil jalan hidup berbeda dengan kakaknya beruntung bisa dijadikan sekretaris oleh Noah. Selain karena mereka sudah dekat dari lama dan Joey sudah sangat mengenal sifatnya, ia juga adalah lulusan terbaik universitas bergengsi sehingga Noah tidak perlu meragukan lagi kemampuannya.

" Joey, masuk ke ruanganku."

Sebuah perintah dari Noah menyela kesibukannya yang sedang berkutat dengan laptop didepannya.

Joey masuk sesuai perintah Noah namun ia malah disuguhi wajah kesal darinya.

" Ada yang bisa saya bantu, Tuan Noah?."

Saat menjadi sekretarisnya Joey memang selalu bersikap profesional.

" Aku ingin mengadakan rapat dengan tim pengembangan sekarang juga!."

" Baik Tuan, akan saya urus segera."

Dengan cekatan ia pergi menghubungi pihak-pihak terkait untuk mempersiap rapat mendadak itu.

There's another person would get fired.

( Akan ada lagi orang yang dipecat.)

Joey menaikan kedua halisnya sambil berbicara dalam hati ia sudah bisa menebak yang akan terjadi. Noah tidak akan segan memecat orang yang menurutnya tidak kompeten.

Di tempat lain seorang gadis sedang duduk dibangku taman dengan memegangi gelas kopi.

Senyuman lembut terukir diwajahnya yang cantik saat ia menengadah menikmati langit yang cerah, bersih tanpa awan yang menghalangi.

Angin yang berhembus terasa hangat membelai wajahnya, musim kesukaannya sudah datang.

Setelah menghabiskan minumannya gadis itu mulai bangkit dari duduknya.

Brianna Alexandra nama gadis manis itu. Diusianya yang menginjak 26 tahun ia sudah bekerja disebuah toko perhiasan ternama selama hampir 2 tahun.

Hidup sendiri dikota besar terkadang membuatnya kesepian, namun itu tetap ia jalankan mengingat ia harus mandiri untuk menghidupi dirinya sendiri.

Brianna yang akrab dipanggil Anna, berjalan anggun dengan high heels nya. Ia menunduk sesekali saat orang-orang yang berpapasan dengannya terlihat takjub akan kecantikannya.

Perjalanan menuju tempat kerjanya lumayan jauh tapi ia sangat senang berjalan kaki.

Bagi Anna dengan berjalan kaki, ia akan menemukan lebih banyak hal baru disekelilingnya.

Cinta Seorang Ayah

Anna sampai ditempat kerja sekitar 1 jam lebih sebelum dimulai jam kerjanya. Saat masuk ternyata bos nya sudah berada disana.

" Adrian kau ada disini."

" Iya, aku hanya ingin memeriksa beberapa barang. Kau sendiri kenapa datang pagi sekali."

" Aku memang biasa datang 1 jam sebelum jam kerja."

Anna mengangkat kunci toko ditangannya dengan sedikit menggoyangkannya.

" Memang tidak salah aku menjadikanmu store manager. Oh ya aku membeli beberapa sandwich untuk kalian."

" Terima kasih, pak."

Anna menggoda Adrian dengan bersikap formal padanya.

Sebagai pemilik toko, Adrian memang sosok yang humble. Ia sangat dekat dengan semua karyawannya seperti sahabat terutama dengan Anna.

Mereka kini sarapan bersama diruang khusus karyawan sambil berbincang banyak sekali masalah pekerjaan hingga karyawan lain datang dan bergabung.

Sebagai store manager salah satu tugas Anna adalah memimpin briefing pagi. Adrian dari balik ruangannya hanya tersenyum bangga melihatnya begitu antusias melakukan pekerjaannya.

Selesai briefing semua karyawan mulai melakukan tugasnya masing-masing, menjaga toko dan juga melayani calon pelanggan tentunya.

Belum lama sejak toko dibuka, mereka sedikit kewalahan karena banyaknya orang yang datang. Melihat hal itu Anna tersenyum bahagia lalu menyemangati dirinya sendiri.

Adrian yang diam-diam memperhatikan sejak lama ikut tersenyum melihat senyuman Anna.

Hari sudah menjelang malam, kini saatnya mereka menutup toko.

Satu per satu karyawan Adrian berpamitan pulang meninggalkan ia dan Anna yang masih mengerjakan laporan.

" Kau tidak pulang?"

Tanya Adrian saat ia keluar dari ruangannya hendak pulang.

" Sebentar lagi aku harus menyelesaikan pekerjaanku."

" Baiklah aku akan menunggumu."

" Tidak perlu, kau pulang saja duluan."

" Kau tidak tahu kapan pekerjaanmu selesai, kan? Bahaya kalau kau menutup toko malam-malam."

" Ada security kepercayaan kita, kan."

" Tapi tetap saja aku khawatir kau pulang malam."

" Aku hidup ditengah kota yang ramai kau jangan khawatir jika aku pulang tengah malam pun tidak akan terjadi apa-apa."

Sifatnya yang selalu optimis membuat Adrian sangat kagum. Rentang usia dengannya 4 tahun tapi Anna sangat mandiri dan lebih dewasa darinya.

Adrian tidak menanggapi perkataannya, ia lalu duduk disofa yang biasa dipakai para pelanggannya memperhatikan Anna yang begitu serius dengan pekerjaannya sampai ia sama sekali tidak terganggu olehnya.

Hampir 2 jam berselang saat melihat jam tangannya waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Anna segera membereskan laporannya dan saat ia melihat Adrian tengah tertidur disofa.

Ia merasa kasihan padanya, sebagai pemilik toko ia yang paling sibuk saat mereka kebanjiran pesanan atau saat produk perhiasannya kehabisan stok.

Rasa lelah terlihat diwajah tampan Adrian, sebenarnya Anna tidak ingin membangunkannya tapi hari sudah malam dan mereka harus pulang.

" Adrian, bangun aku sudah selesai."

Adrian terbangun dengan mata yang masih mengantuk.

" Maaf aku ketiduran. Jam berapa ini?."

" Jam 9. Kalau kau mengantuk sebaiknya jangan dulu pulang, bahaya kalau kau menyetir."

" Tidak, aku sudah tidak mengantuk. Ayo ku antar pulang."

Anna yang merasa tidak enak akhirnya mengangguki tawaran Adrian.

Sampai ditempat tinggal Anna, ia turun lalu mengucapkan terima kasih pada bos nya itu.

" Terima kasih untuk hari ini."

" Kau tidak memintaku mampir ke tempatmu?."

" Hah? Ah.. Itu.."

Anna kebingungan dengan perkataan Adrian ia tampak ragu untuk menjawabnya. Melihat hal itu Adrian hanya tersenyum pada gadis polos di depannya.

" Lupakan. Baiklah aku pulang sekarang, sampai bertemu besok."

Adrian berlalu dengan mobilnya meninggalkan Anna yang masih berdiri. Setelah mengumpulkan kesadarannya ia pun masuk ke dalam sebuah gedung tempat tinggal miliknya.

Beruntung sekali karena dikota besar Los Angeles ia masih menemukan apartemen sederhana yang tidak terlalu menguras kantongnya.

Bekerja dari jam 11 siang hingga jam 7 malam membuatnya kelelahan ditambah ia harus lembur karena pekerjaan yang menumpuk.

Dipercaya sebagai store manager tentu itu hal yang biasa bagi Anna karena bagaimana pun ia harus bekerja penuh tanggung jawab.

Selesai membersihkan diri, Anna mendudukan tubuhnya di kasur. Ia membuka ponselnya untuk mengecek pesan masuk.

Sebuah pesan dari mobile banking nya memberitahukan sejumlah uang masuk ke rekeningnya. Ia sudah tahu dari siapa, Anna pun segera menghubunginya.

" Hallo, apa aku mengganggumu?"

" Tidak Anna, ayah belum tidur."

"Maafkan aku, akhir-akhir ini aku sangat sibuk sampai jarang menghubungimu. Ayah baik-baik saja?."

" Tentu aku baik-baik saja. Justru ayah khawatir padamu."

Suara pria tua diseberang sana terdengar lega saat ia mendengar suara putrinya.

" Aku juga baik-baik saja. Semua hal berjalan dengan lancar, pekerjaanku cukup melelahkan tapi aku sangat menikmatinya."

" Syukurlah nak, kau terdengar sangat bahagia."

" Iya, ayah tidak perlu mengkhawatirkanku. Ayah.. Kau tahu kan aku sudah naik jabatan, gajiku sudah sangat cukup untuk membiayai hidupku sendiri, jadi bisakah kau tidak lagi mengirimiku uang?"

" Itu sudah menjadi kewajiban ayah memenuhi semua kebutuhan hidupmu, uang hasil kerja kerasmu harus kau gunakan untuk kesenanganmu."

" Tapi yah, aku sudah dewasa dan bisa mengurus diriku sendiri. Aku tidak bisa membalas kebaikanmu tapi setidaknya aku tidak ingin terus menyusahkanmu."

" Apa yang kau katakan, nak. Aku tidak pernah merasa kau menyusahkanku. Aku hanya ingin kau hidup nyaman meskipun jauh dariku."

Air mata Anna mulai jatuh, saat ia teringat cerita hidupnya.

" Yah.. Terima kasih karena kau dan ibu, aku bisa menjadi seperti sekarang. Kau memberiku kehidupan yang layak selama lebih dari 20 tahun. Tanpa kalian mungkin aku.."

Anna tidak bisa meneruskan kata-katanya. Ia susah payah menahan tangisnya.

" Jangan mengatakan hal itu lagi, selamanya kau adalah putriku dan aku akan melakukan apapun untukmu."

Percakapan keduanya begitu mengharukan, kasih sayang tulus seorang ayah begitu ia rasakan meskipun Anna bukan anak kandungnya.

Ingatannya kembali saat ia berusia 5 tahun, kecelakaan yang dialaminya merenggut kedua orang tuanya. Ia ditemukan kritis namun beruntung ia bisa berjuang untuk hidup.

Gadis kecil yang hidup sebatang kara itu tidak mengerti bahwa hidup sudah begitu kejam padanya. Ia hanya bisa menangis karena orang tuanya tidak pernah menjemputnya dirumah sakit hingga sepasang suami istri datang untuk membawanya dan memberi kehidupan baru untuknya.

Awalnya ia tidak mengerti tentang hubungannya dengan kedua orang asing itu, namun seiring berjalannya waktu ia memahami bahwa ada sebuah ikatan yang terjalin meskipun ia berbeda darah dengan mereka.

Pertemuan Pertama

Di kantor Noah.

Brug.

Pintu ruangan Noah di banting dari luar, seseorang memaksa masuk diikuti Joey yang berusaha menghentikannya.

Noah hanya diam menatap dengan senyum miring dibibirnya, senyum yang seolah mentertawakan orang yang baru saja masuk itu.

" Kau.. Kau pikir bisa semudah itu memecatku. Anak muda sepertimu sungguh tidak tahu sopan santun."

Terlihat kemarahan diwajahnya ia berkata dengan menunjuk wajah Noah yang tenang.

" Anda membicarakan sopan santun, lalu sekarang apa yang anda lakukan. Saya presdir disini dan anda hanya orang yang kami pekerjakan jadi anda harus menerima semua keputusan kami."

" Aku mengabdikan diri selama bertahun-tahun dengan keahlianku kau bisa menjadikan perusahaanmu sebesar ini."

" Mengapa tidak bisa? Saya bisa melakukan apapun yang saya inginkan termasuk mengeluarkan parasit dari perusahaan ini."

Noah mulai merubah mimiknya menjadi dingin.

Ia lalu bangkit dari kursinya dan berjalan mendekat pada pria yang berusia jauh diatasnya.

" Kau pikir aku tidak tahu kau melakukan sexual harassment pada banyak karyawan wanita dan berapa banyak uang yang sudah kau ambil dari perusahaan ini. Hanya karena kau ikut andil membangun perusahaan kau merasa kau itu pemiliknya, jangan mimpi. "

Noah tertawa kecil saat mengatakannya, lalu ia menepuk bahu pria itu dengan maksud mengintimidasinya.

" Kau beruntung karena aku hanya memecatmu. Tapi maaf jika kau melewati batas aku tidak akan segan-segan melenyapkanmu beserta keluargamu dan aku pastikan tidak ada seorang pun yang akan tahu dimana aku mengubur jasad kalian."

Tatapan membunuh dari Noah seketika membuat siapa saja yang melihat ketakutan termasuk pria itu. Tanpa bisa mengatakan apapun ia membalikkan badan dengan kekalahan yang diterimanya.

Senyum kemenangan yang tercetak diwajah Noah menghantar kepergian pria itu, Joey yang sejak tadi berada disana akhirnya bersuara.

" Tuan Noah, anda tidak perlu sampai mengancamnya. Bagaimana jika dia berbuat sesuatu yang akan merepotkanmu."

" Aku tidak peduli, yang aku inginkan hanya menyingkirkan tikus-tikus tidak berguna itu."

Noah kembali duduk dikursi singgasana presdir miliknya yang membuat Joey menghela nafas dan keluar meninggalkannya.

Beberapa jam berlalu sejak itu dan kini Joey mendatangi Noah yang masih setia dengan laptopnya.

" Kau masih sibuk, Noah?"

" Iya, kau pulang duluan saja."

" Baiklah, tapi aku ingin mengingatkan kau ada janji makan malam dengan keluargamu malam ini."

" Makan malam?."

Noah sangat bingung hingga menghentikan kegiatannya.

" Jangan bilang kau lupa hari ini ulang tahun ibumu."

Joey heran dengan Noah yang tidak biasanya melupakan acara penting.

" ****. Bagaimana bisa aku lupa. Joey bantu aku mencari hadiah untuknya."

Noah segera menutup laptopnya, menyambar jas lalu berjalan tergesa-gesa meninggalkan ruang kantornya.

Ia mengemudikan sendiri mobilnya dan pergi bersama Joey.

" Apa yang harus ku beli untuk hadiahnya."

" Bagaimana kalau perhiasan ibumu pasti menyukainya. Aku tahu toko terdekat yang menjualnya."

Tanpa membalas perkataan Joey, Noah segera menancapkan gas menuju tempat yang disebutkan Joey.

Saat sampai disana toko dalam keadaan sepi mereka satu-satunya pelanggan yang datang. Seorang pramuniaga bernama Nadia menyapa dan menawarkan bantuan pada Noah dan Joey.

" Saya merekomendasikan ini tuan, perhiasan ini sedang trend dan toko kami satu-satunya yang menjual di kota ini."

" Aku serahkan padamu, Joey."

Noah lalu duduk disofa menunggu Joey yang sedang memilihkan hadiah untuk ibunya karena sebagai wanita ia yang lebih tahu.

Joey sangat antusias karena perhiasan adalah barang yang disukai hampir semua wanita, setelah memilih untuk ibu Noah ia melanjutkan memilih untuk dirinya.

Noah yang sejak tadi duduk mulai bosan menunggu. Ia lalu bangkit untuk melihat-lihat sekelilingnya kemudian pandangannya menangkap seorang wanita cantik yang sedang berbicara dengan rekan kerjanya.

Samar-samar ia mendengar hal yang dibicarakannya adalah masalah pekerjaan yang tidak ia mengerti namun mendengar suaranya meski dari kejauhan entah mengapa sangat merdu ditelinganya.

Tanpa sadar Noah terus saja memandangi wanita tersebut mengagumi kecantikan dan keindahan senyumnya. Mata biru yang menyala miliknya membuat siapa saja yang memandangnya seperti tenggelam dalam lautan.

Ini bukan pertama kali ia melihat wanita cantik dalam hidupnya, namun berbeda saat melihatnya ada perasaan ingin sekali ia memilikinya.

Joey yang kini berada dibelakang Noah penasaran dengan apa yang membuatnya terpana, ia perlahan mengikuti arah pandangan Noah dan ternyata wanita bernama Brianna Alexandra yang sedang dipandang penuh kekaguman olehnya.

Joey menepuk bahu Noah untuk menyadarkannya.

" Hei, aku sudah selesai."

" Oh, oke kita pulang sekarang."

Noah membalikkan tubuhnya namun sebelum ia benar-benar meninggalkan toko itu, ia menoleh untuk yang terakhir kalinya dan ternyata Anna sedang melihat ke arah mereka memberi hormat seperti biasa yang ia lakukan kepada semua pelanggan tokonya.

Wajah Noah yang datar menyunggingkan senyum tipis dan itu disadari oleh Joey.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!