NovelToon NovelToon

Menikah Karena Dendam

Penculikan

Dekorasi pelaminan terlihat sederhana namun terkesan elegan, deretan bunga bunga bermekaran di pelaminan dengan kursi pengantin dari kayu jati ukiran rapih. Di sana akan segera di langsungkan pernikahan antara gadis sebatang kara dengan pria biasa yang bekerja di salah satu perusahaan terkenal Brawijaya group.

"Aku senang banget sebentar lagi kita akan menikah," tulis seorang pria yang sudah rapih dengan pakaian khas mempelai pria.

"Iya Andi, aku juga senang. Terimakasih sudah mau menerimaku apa adanya," balas sang mempelai wanita dengan emoji tersenyum.

Mereka adalah pasangan Andi Reynaldi dan Diandra Aneska, dua orang yang dipertemukan secara tak sengaja saat hujan deras tenyata kembali di pertemukan di kereta api sampai akhirnya sebuah hubungan pertemanan terjadi. Pertemanan yang seiring berjalannya waktu menumbuhkan rasa sayang dan saling ingin memiliki.

"Semoga pernikahan ku ini bisa membawa kebahagiaan untuk ku," gumam Diandra menatap dirinya di cermin.

Sejak kecil ia hidup sebatang kara di kost-an tempat tinggalnya, ia masih sangat ingat bagaimana kecelakaan 20 tahun lalu yang merenggut nyawa kedua orangtuanya dan juga nyawa Alya dan Alvin.

"Semoga mamah, papah, om dan tante bisa bahagia di alam sana. Doakan pernikahan ini berjalan lancar ya," lirih Diandra tersenyum namun matanya tak bisa berbohong jika ia merindukan kedua orangtuanya.

Kurangnya kasih sayang orang tua tak membuat gadis itu tumbuh menjadi anak nakal, terkadang memang ia iri pada teman temannya yang pulang sekolah dijemput mamah mereka tapi semua itu tertutup dengan kasih saya dari Oma Vina. Begitulah ia memanggil nya.

"Diandra," panggil wanita berkebaya cokelat panjang dengan jilbab yang serupa dengan warnanya.

"Oma Vina datang?" tanya Diandra senang.

"Tentu saja, bagaimana apa kamu siap?" tanya Vina mendekati gadis yang sudah ia anggap seperti cucunya, ia tidak membedakan antara Anya dan Adel.

"Iya Oma, aku sudah siap." Jawab Diandra mengangguk antusias.

"Tunggu sebentar ya, Oma mau lihat apakah penghulunya sudah datang atau belum," cicit Vina kemudian pergi menutup pintu kamar dimana sang mempelai wanita berada.

Diandra membenarkan beberapa hiasan kepalanya yang seperti agak berubah, ia terlalu serius melakukan kegiatannya sampai tak sadar jika seseorang menyusup di belakangnya dari jendela kamar.

Saat berkaca ia baru melihat jika ada pria berpakaian serba hitam di belakangnya, matanya melotot bersamaan dengan mulutnya yang siap berteriak namun pria itu sigap menutup mulutnya dengan kain yang sudah di beri obat bius sebelumnya.

Pria itu lantas menggendong tubuh Diandra seperti karung beras kemudian sebelum pergi ia meletakkan sebuah surat yang ia tulis di meja rias.

Dengan gerakan yang sangat cepat ia sudah berhasil membawa mempelai wanita dari rumahnya ke mobil hitam miliknya, dengan kecepatan tinggi ia membawa wanita itu untuk segera sampai kerumahnya.

Pria itu lantas membuka penutup wajahnya dan terlihat wajah tampan yang dimilikinya, mata cukup besar dengan alis yang tebal dan bulu mata yang cukup lentik. Bibirnya yang tipis tersenyum miring melihat wanita disebelahnya yang masih belum sadarkan diri, mulai hari ini balas dendam nya akan dimulai.

"Selamat datang di dunia kesengsaraan, nona Diandra Aneska," ujar Aryan diakhiri dengan tawa keras memenuhi mobil.

Mobil hitam itu melesat masuk ke dalam parkiran sebuah rumah yang memilki gerbang tinggi dimana di dalamnya ada bangunan Kokok nan mewah.

"Selamat datang kembali tuan," sapa penjaga rumah Aryan yang sudah lama tak ia tempati.

"Kalian sudah membersihkan rumah ini kan?" tanya Aryan dan ketiga asisten rumah tangga mengangguk.

"Ini, kalian boleh pulang dan bisa kembali kesini besok," ucap Aryan memberikan masing-masing amplop pada asisten rumah tangganya itu.

"Baik tuan, permisi." Pamit penjaga rumah kemudian semuanya pergi untuk kembali kerumah mereka.

Aryan menghela nafas, ia menggulung baju panjangnya sampai ke lengan kemudian mendekati Diandra dan menggendong gadis itu secara bridal style menuju ke dalam rumah.

Sementara di tempat pernikahan, mempelai pria sudah duduk di pelaminan bersiap untuk melakukan ijab qobul namun mempelai wanitanya tak kunjung datang. Para tamu hadirin saling berbisik karena keterlambatan acara ini.

"Mempelai wanita tidak ada," bisik seorang wanita pada Andi.

"Apa? tapi kemana Diandra?" tanya Andi terkejut.

Andi segera pergi ke kamar yang Diandra tempati tadi, disana ia menemukan ponsel milik gadis itu yang bergetar karena ia menelponnya dan sebuah surat yang terdapat di meja rias.

"Andi, maafkan aku karena mengambil jalan ini tapi sungguh aku tidak mau menikah denganmu. Kau pria yang baik, kau bisa mendapatkan gadis yang jauh lebih baik dariku. Aku hamil ndi, aku harus pergi meminta pertanggungjawaban pada pria yang sudah melakukan ini padaku, semoga kau bisa mengerti keadaanku saat ini,

Selamat tinggal.

Diandra"

"Engga, ini gak mungkin! tadi dia masih berbalas pesan denganku," gumam Andi tak percaya dengan surat yang ia temukan.

"Dara, dimana kamu?" tanya Andi pada dirinya sendiri.

GIMANA AWALAN NYA? kurang menarik aku nangis loh guys 😫😫😫

BERSAMBUNG.........

Awalan Pembalasan

Pelan pelan kedua mata milik gadis cantik itu terbuka, kepalanya terasa pusing karena pengaruh obat bius yang ia terima saat penculikan tadi. Astaga penculikan? ia baru sadar kenapa bisa ada di ruangan mewah seperti ini padahal sebelumnya ia ingat ada di kamar sederhana miliknya.

"Dimana aku," gumam Diandra atau gadis yang kerap di sapa dara oleh orang-orang yang sudah sangat mengenalnya.

"Oh sudah bangun kau rupanya," cicit seorang pria dengan setelan jas dan kemeja putih yang melekat sempurna di tubuhnya.

"Kau siapa?" tanya Diandra merasa asing dengan pria tampan di depannya ini.

"Tidak penting siapa aku, yang terpenting sekarang adalah kau sudah ada disini bersamaku," jawab Pria itu yang tak lain adalah Aryan.

"Untuk apa aku ada bersama mu? aku akan menikah kenapa kau menculik ku hah?" tanya Diandra berteriak.

"Diam!!" bentak Aryan membuat Diandra diam ketakutan. "Kau hanya akan mendapatkan siksaan seumur hidup mu, mulai hari ini." Tekan Aryan menatap Diandra dengan tajam.

"Kau siapa? kenapa kau mengambil keputusan tentang hidupku?" tanya Diandra dengan intonasi suara yang meninggi.

"Sudah aku katakan, tidak penting tahu siapa aku," jawab Aryan santai seraya menuangkan air ke dalam gelas.

"Aku harus pergi, calon suamiku sudah menungguku!!" teriak Diandra ingin keluar dari kamar itu namun suara bariton Aryan membuat langkahnya terhenti.

"Percuma saja, saat kau bertemu dengannya hanya akan ada rasa sakit atas penghinaan terhadap dirimu," ucap Aryan tanpa melihat Diandra.

"Apa maksudmu?" tanya Diandra mengerutkan keningnya heran.

Aryan terkekeh, ia mengambil remote control dari dalam saku kemudian menyalakan televisi yang menampilkan gambar seorang pria yang tengah terduduk di sebuah pelaminan.

"Andi!" seru Diandra saat melihat orang yang ia kenal.

"Kenapa kau melakukan ini dara, aku sangat mencintaimu. Kenapa kau tega melakukan hal yang tidak baik itu dengan pria lain bahkan sampai mengandung, aku kecewa padamu dara. Aku kecewa dan sangat membencimu!!!"

"Tidak, ini semua tidak benar," protes Diandra meraba layar televisi itu dengan tatapan yang penuh air mata.

"Kau lihat? pria itu membencimu, jadi berhenti berharap dia akan mau menerima mu lagi," ujar Aryan tersenyum meremehkan.

"Sebenarnya siapa kau? mau apa kau dariku hah?!" bentak Diandra, ia mendekati Aryan dan menatap pria itu dengan berani.

"Aryan Brawijaya. Kenal dengan nama itu?" jawab Aryan diakhiri pertanyaan yang terdengar begitu familiar.

"Kau, kau cucu keluarga brawijaya?" tanya Diandra pelan.

"Aku cucu keluarga brawijaya yang kehilangan orangtuanya karena dirimu." Jawab Aryan penuh penekanan.

"Karena aku? apa maksudmu karena aku?" tanya Diandra tidak mengerti dengan perkataan Aryan.

"Berhenti bertingkah bodoh, karena orangtua mu yang bertengkar malam itu sehingga terjadilah kecelakaan yang memakan korban. Korban itu adalah kedua orangtuaku." Jawab Aryan semakin menekan setiap kalimat yang terucap dari bibirnya.

Kelima jarinya menggenggam gelas air itu erat sampai Akhirnya gelas hancur menjadi banyak bagian, tangan pria itu berdarah namun ia sama sekali tidak peduli.

"Karena dirimu aku kehilangan masa kecilku, aku kehilangan saat saat dimana aku membutuhkan kasih sayang bunda dan ayah ku. Karena itu aku akan membalas atas apa yang aku alami, kau akan membayar mahal atas perbuatan orang tua mu," ucap Aryan kemudian pergi meninggalkan kamar dengan membanting pintu nya.

Diandra terduduk lemas di lantai yang dilapisi karpet berbulu, ia tidak menyangka dalam hidupnya yang sudah menderita akan ada situasi yang membuat kehidupannya semakin terasa tak berguna.

"Andi, aku mohon tolong aku," lirih Diandra memukul ranjang pelan.

Air matanya meluruh membasahi wajahnya, riasan pernikahan yang terlihat cantik diwajahnya kini berubah menjadi sangat hancur sama seperti pernikahan nya yang hancur. Hancur karena pria tidak waras bernama Aryan Brawijaya.

Aryan merogoh kantong miliknya, ia menghubungi sang asisten untuk mempersiapkan dokumen pernikahan. Dokumen pernikahan? siapa yang akan menikah?.

"Siapkan dokumen nya sekarang, aku akan ke KUA 2 jam lagi," perintah Aryan kemudian menutup dan menyimpan kembali ponselnya.

Aryan mengambil keputusan untuk menikahi gadis itu hanya demi bisa lebih leluasa menyiksanya, dengan ikatan pernikahan setidaknya Diandra akan selalu ada bersamanya untuk ia siksa, ia ingin Diandra merasakan sakit seumur hidupnya.

"Kau harus membayar mahal semua ini, Diandra. Kau harus merasakan sakit yang dirasakan kedua orangtuaku saat kecelakaan itu terjadi," gumam Aryan mengepalkan tangannya siap meninju apapun yang terlihat oleh pandangan nya.

BESOK LANJUT LAGI NGOKHE

BERSAMBUNG.........

Pernikahan Paksa

Dengan sekuat tenaga Diandra mencoba memberontak dari Aryan yang menyeret nya dengan kasar menuju mobil. Meski pergelangan tangannya terasa sakit ia tidak peduli karena ia harus bisa lolos dari pria tak berperasaan seperti Aryan.

"Lepaskan aku, lepaskan!" tegas Diandra dengan memberontak.

Namun dia tetaplah perempuan yang tenaga nya tidak sebanding dengan Aryan, dengan kasar Aryan menghempaskan tubuh Diandra kemudian menutup pintu mobilnya dengan kasar.

"Diam dan jangan memberontak sebelum aku membuatmu menyusul orang tuamu." Ancam Aryan menatap Diandra dengan tatapan menusuk.

"Aku lebih baik tiada daripada harus menjadi tahanan pria tidak berperasaan dan tidak bermoral seperti mu," balas Diandra tersenyum mengejek.

"Benarkah? tapi sayangnya aku tidak mau kau mati secepat itu. Mungkin 30 hari penuh bisa aku gunakan untuk menyiksamu," cicit Aryan menunjukkan senyum devil nya pada Diandra.

"Tidak waras, kau sudah gila. Kau ini sudah kehilangan akal sehatmu," umpat Diandra namun Aryan hanya diam balas menyahuti celotehan tidak jelas gadis di sebelahnya ini.

Aryan memutar setirnya saat melihat tempat tujuannya saat ini, dapat Diandra lihat tempat apa yang Aryan datangi bersama dirinya dengan paksa.

"Kantor urusan agama, mau apa dia membawaku kesini?" gumam Diandra bertanya tanya.

"Keluar," perintah Aryan kemudian ia keluar duluan dari mobil di susul oleh Diandra.

"Mau apa kita kesini?" tanya Diandra ketus.

"Kau pikir KUA untuk apa? mengurus surat pajak?" tanya Aryan membuat Diandra geram.

"Terserah apa katamu, tapi aku harus pergi," balas Diandra ingin pergi namun buru buru Aryan cegah dengan menggendongnya.

"Jangan coba untuk lari apalagi memberontak di dalam, atau aku akan menjadikanmu makanan anjing liar peliharaan anak buahku." Tekan Aryan namun Diandra tidak peduli dan terus memberontak agar bisa lepas dari Aryan.

"Lepaskan aku, tolong!!!" teriak Diandra membuat beberapa orang disana langsung mendekati mereka.

"Mohon maaf pak, ada apa ini?" tanya Satpam berbaju putih celana hitam dengan pentungan di tangannya.

"Maaf pak, calon istri saya hanya sedang marah jadi dia berteriak minta tolong," jawab Aryan kemudian segera membawa Diandra masuk ke dalam kantor itu.

Di dalam terlihat Asisten Aryan yang sudah menyiapkan berkas berkas yang mereka butuhkan, di depan nya ada petugas KUA yang sedang memeriksa data dengan rinci.

"Silahkan duduk," ucap Pak penghulu mempersilakan keduanya duduk.

Aryan menarik Diandra dan memaksa gadis itu untuk duduk, keduanya kini duduk berdampingan dengan penghulu di depan mereka yang siap menjadi perantara dalam ikatan suci pernikahan Aryan dan Diandra.

"Tidak ada keluarga yang datang sebagai wali?" tanya Pak penghulu melihat kedua mempelai dan hanya ada asisten Aryan saja.

"Kami sama-sama tidak punya orangtua, dia juga hidup sebatang kara jadi asisten saya yang akan menjadi wali darinya," jawab Aryan dengan dingin.

Mendengar jawaban Aryan, pak penghulu itu akhirnya mengangguk sebagai persetujuan atas ucapan mempelai pria. Ia memberikan tangannya kepada Aryan untuk ia jabat agar ijab qobul bisa segera di lakukan.

"Sudah siap?" tanya Pak penghulu.

"Sudah," jawab Aryan singkat dengan tangan yang sudah menjabat tangan penghulu.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Aryan Rahdian Brawijaya dengan Diandra Aneksa, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap pak penghulu.

"Saya terima nikah dan kawinnya Diandra Aneska dengan mas kawin tersebut tunai," sahut Aryan dengan cepat.

Diandra memejamkan matanya meloloskan setetes air mata kesedihan, pernikahan yang ia impikan sejak dulu tak terjadi dan justru malah dipaksa menikah dengan pria yang tidak pernah ia kenal sebelumnya.

Entah mengapa takdir selalu tidak adil padanya, kedua orangtuanya, Andi, dan sekarang ia harus menghabiskan waktu penuh penderitaan bersama pria yang berstatus sebagai suaminya.

"Alhamdulillah, selamat sekarang kalian sudah sah menjadi pasangan suami dan istri. Semoga pernikahan ini bisa berjalan dengan lancar sampai kalian sama sama beruban," ujar Penghulu mendoakan.

"Roy, urus surat surat pernikahannya." Perintah Aryan pada asistennya yang sejak tadi diam menjadi wali dari Diandra.

"Ayo," ajak Aryan kembali menyeret Diandra keluar dari kantor KUA untuk ke mobil dan kembali kerumah.

"Hari ini bukan pernikahan kita, tapi hari dimulainya penderitaan mu," ujar Aryan tersenyum penuh kemenangan pada Diandra yang menatapnya dengan tatapan kebencian.

Gimana selanjutnya? tungguin besok oke🤗🤗

BERSAMBUNG.........

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!