NovelToon NovelToon

Suamiku Ceo Arrogant

Hotel Raffles

"Ra, bersihkan kamar VVIP nomer 02".

"baik kak, siap laksanakan". aurora dengan senang hati menaiki lift menuju kamar elite di hotel tempatnya bekerja.

bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya tidak lantas membuat aurora mengeluh. harusnya di usianya saat ini dia sedang asyik mengenyam pendidikan di bangku kuliah namun aurora menghapus harapannya untuk melanjutkan studinya.

terbiasa banting tulang dari kecil mengajarkannya untuk menjadi wanita tangguh, meskipun dia orang miskin namun tidak boleh seorangpun menginjak harga dirinya. semua manusia sama, miskin-kaya memiliki hak untuk bahagia. hanya mungkin takdir mereka berbeda.

ada yang ditakdirkan memiliki keluarga utuh dengan kasih sayang kedua orang tua, ada yang ditakdirkan kaya namun tidak memiliki orang tua, ada yang ditakdirkan kaya dan memiliki orang tua tapi tidak mendapat kasih sayang mereka, ada yang ditakdirkan miskin tapi memiliki keluarga bahagia, ada yang miskin tapi tidak menyayangi orang tua lantaran keadaan ekonomi.

aurora selalu bersyukur karena meskipun tidak memiliki keluarga dan orang tua kandung, namun ibu angkatnya menyayanginya dengan tulus.

meski tidak sedikit tetangga yang mencibirnya dan mengatakan bahwa dia anak buangan, aurora selalu berpikir positif terhadap hidupnya. mungkin ini jalan takdirnya, baik buruk garis hidupnya aurora memilih untuk selalu optimis.

'ting'

pintu lift terbuka aurora menyapa teman sesama cleaning service yang sudah melakukan pekerjaan mereka. memiliki sifat periang membuat aurora lekas akrab dengan temannya.

aurora membuka kamar VVIP 02, sebenarnya tidak ada yang benar-benar kotor. hanya saja memang sudah kewajibannya setelah tamu cek out dia harus mengganti sprei, sarung bantal, dan beberapa peratalan kamar mandi yang bahkan mungkin tidak semua terpakai.

"orang kaya, kenapa mereka senang sekali menghabiskan uang mereka hanya untuk membooking kamar selama satu jam, bahkan biaya kamar ini.. astaga aku tidak bisa menghitungnya dengan perolehan gajiku, aku mungkin harus bekerja 7x24 jam selama tujuh tahun ." aurora menggelengkan kepalanya.

aurora mengganti semua peralatan kamar mandi, menaruk handuk dan bathroob baru di atas nakas. angin malam terasa berhembus kedalam kamar itu, aurora menoleh ternyata jendela kamar yang menghadap balkon tidak tertutup.

"waaaahhhhh... indahnya", aurora memejamkan matanya, menghirup udara angin malam kota jakarta. aurora membuka matanya perlahan pemandangan khas kota jakarta dihiasi bangunan-bangunan pencakar langit tampak begitu indah.

"aku selfie dulu, jarang-jarang aku bersiin suite room ini", aurora mengambil foto selfie dengan beberapa gaya. lalu mengunggahnya ke media sosialnya.

"it's beautiful nite", captionnya. aurora mengambil kembali ponselnya saat hendak mengambil video terdengar suara pintu kamar hotel terbuka, aurora yang kaget langsung menyembunyikan dirinya dibalik tirai

"honey... pelan-pelan. ah.. kau tidak sabaran sekali". aurora melihat sepasang kekasih yang tiba-tiba masuk dan melakukan hal senonoh di depannya membulatkan matanya kaget seolah biji matanya akan melompat keluar.

'apa hidupku akan berakhir malam ini seperti di film-film? karena aku melihat adegan tidak sepantasnya, mereka akan mencariku dan membunuhku'

"astaga... apa yang harus aku lakukan?", aurora bersembunyi di depan pintu balkon untungnya tirai abu-abu pekat panjang bisa menutupi badannya. gemetar, mukanya pucat pasi, bulir keringat sebiji jagung mengalir dari dahinya.

'tapi wanita itu? aku seperti pernah melihatnya dan mukanya sangat familiar. tapi dimana aku melihatnya?' aurora berusaha mengingat wanita yang memiliki postur tubuh tinggi, badan bak gitar spanyol, rambut ikal dan betis jenjang itu.

"honey.. apa kau tidak menggunakan pengaman? bagimana kalau aku hamil hon?".

"aku akan bertanggung jawab. malam ini puaskan aku!", pria itu membuka kemejanya dan melemparkannya kesembarang arah, dengan tubuh kekar, lengan berotot dan perut sixpacknya membawa si wanita kedalam kenikmatan dunia.

suara desahan saling bersahutan dari kamar itu, erangan klasik mengalun senada dengan ritme nafas mereka.

"faster honey, i'm coming", suara jeritan wanita yang berada diambang kenikmatan dan entah apa yang terjadi selanjutnya. aurora hanya menutup telinganya dan berharap semua ini segera berakhir.

'bukan hanya mataku yang sudah tidak perawan bahkan telingaku, ya tuhan.. datangkanlah keajaiban'

sunyi. aurora mengintip dari celah lubang jendela. nampaknya kegiatan mereka sudah selesai, wanita tadi terlihat keluar dari kamar mandi dengan bathroob dan handuk yang digulung di kepalanya.

"hon, aku harus kembali. Bima pasti menungguku, aku sudah terlambat satu jam."

"apa kau takut?", tanya pria tadi, masih dalam posisi terlentang dan hanya memakai boxer.

"bukan begitu hon aku hanya mencintaimu, aku hanya menginginkan hartanya saja. aku berjanji setelah semuanya beres aku akan menjadi milikmu seutuhnya".

"pergilah," pria tadi berjalan kearah kamar mandi

setelah memakai baju yang tadi dikenakannya, wanita itu langsung keluar dari kamar hotel.

"ini kesempatan ku untuk keluar", dengan hati hati aurora segera berlari keluar

bagai dikejar hantu, aurora langsung duduk disamping teman resepsionisnya.

"ra, ya ampun! ngagetin tau gak. lo kenapa keringetan gitu? ngeliat hantu lo", aurora hanya menggeleng sambil mengatur nafasnya.

"aku butuh air, cepet siniin air kamu", via memberikan airnya.

"kamu kenapa sih aneh deh!"

"cepet periksa seluruh cctv hotel ini!", pria berjas hitam masuk ke dalam hotel dan berteriak lantang dengan beberapa bodyguard di samping kanan dan kirinya.

"ada apa lagi ini?", gumam aurora

"permisi nona, bisakah kami memeriksa cctv hotel ini?",

"ma'af tuan, tapi tamu hotel kami memiliki privasi dan kami tidak bisa memberikan rekeman cctv kecuali seizin direktur". via dengan sopan menjelaskan kepada salah satu bodyguard dan menghampirinya.

"tuan, kita tidak bisa melihat rekaman cctv hotel ini tanpa seizin direktur".

"suruh panggilkan direkturnya! katakan sekretaris Agam dari Galaxy company ingin berbicara". dengan cepat bodyguard tadi mengangguk dan kembali berbicara kepada via.

aurora dan via masih berdiri di bangku resepsionis, selang dua menit direktur mereka datang.

"memangnya mereka siapa? bos terlihat ketakutan", bisik aurora

"aku ingin melihat cctv hotel ini". ucap sekretaris agam

"baik tuan agam, silahkan lewat sini".

dengan teliti agam melihat rentetan rekaman cctv. diputar berulang ulang namun hasilnya nihil.

"halo tuan, nona Lady memang datang ke hotel ini sekitar satu jam yang lalu dan tuan axel datang lima menit kemudian. kita tidak mendapatkan bukti karena mereka memesan suite room dan tidak terdapat cctv disana".

"baik tuan. tuan muda bima saat ini sedang berada di perusahaan dan akan makan malam bersama nona Lady. baik tuan". agam mematikan ponselnya

"lihat kamar VVIP 02, temukan apapun yang bisa membuktikan dugaan kita, bahkan sehelai rambutpun!", para bodyguard mengangguk

"ra, coba lihat tuan agam! sangat tampan bukan?", via terkekeh, aurora melirik sekretaris agam yang tengah berdiri tidak jauh dari meja resepsionis

"iya dia sangat tampan, tapi sayang sangat dingin dan terlihat menakutkan"

"ra, mana pin namamu?", aurora meraba bajunya lalu sakunya.

"astaga!!!!!!!".. aurora membungkam mulutnya sendiri dan melihat ke arah agam.

'apa pin ku ada di kamar itu?'

Berbohong

Restoran Pasola

"sayang ma'afkan aku terlambat, ada sedikit pekerjaan yang membuatku pulang terakhir", Lady langsung menghambur kedalam rentangan tangan kekasihnya.

"tidak masalah sayang", Bima mendekatkan wajahnya ke ceruk leher Lady, menghirup aroma tubuh yang menjadi candu baginya. mengelus lembut rambut panjang berwarna cokelat keemasan itu.

"sayang, apa kau menyiapkan semua ini?", lady melihat tatanan meja yang sangat indah. dua gelas bir, bucket bunga mawar merah di tengahnya dan tiga lilin yang membuat penampilan meja menjadi lebih indah dan terlihat romantis

"of course baby," bima menggenggam tangan lady, mengambil kotak berwarna biru bludru dalam sakunya, meraih jemari Lady dan berlutut di depannya

'aku sudah lama menunggu saat ini,

berulang kali aku rangkai kata

berjuta kali aku menjuntai kalimat

untuk mengatakan ini aku membutuhkan banyak waktu

memikirkan dan menimbang apa yang akan terjadi

aku meminta kepada tuhan

bermunajat kepadanya

menentukan pilihan

benarkah yang aku pilih?

berulang kali aku tanya pada hatiku

namun pilihanku tetap kamu... ya kamu...

Ladyana Swan.. maukah kamu menikah denganku?'

Lady yang terharu hanya bisa menangis, dan mengangguk bahagia..

"iya aku mau", Bima tersenyum lega mengambil cincin di kotak itu dan menyematkannya di jari lady

"terimakasih sayang", bima menangkup kedua pipi lady memiringkan sedikit kepalanya ke kanan dan ******* lembut bibir lady.

lady tidak tinggal diam, dia menarik baju bima agar tubuh mereka semakin dekat. dengan sedikit berjinjit, dia mengalungkan kedua tangannya ke leher bima.

tangan kiri bima mengelus lembut pipi lady, sedangkan tangan kanannya membelai lembut punggungnya. semakin lama ciuman itu semakin menuntut.

"ma'afkan aku, aku hampir kehilangan kendali", bima mengusap lembut bibir lady yang masih basah karena ulahnya.

"tidak sayang, aku milikmu. kau boleh melakukannya", lady menatap bima. meraba lembut jambangnya dan mengelus rahangnya.

"aku tidak akan melakukannya sebelum kita resmi menikah", bima meraih tangan lady yang menyentuh rahangnya, dan mencium lembut telapak tangannya.

lady hanya mendesah, selama ini dia hanya pasrah karena memang dari awal berhubungan dengan bima, mereka hanya sebatas berpegangan tangan dan berciuman. dan hanya kekasih gelapnyalah yang bisa memuaskan semua hasratnya.

"ayo kita makan", bima menarik kursi untuk lady, mempersilahkan lady untuk duduk. diperlakukan seperti ratu, itulah yang selalu bima lakukan kepadanya.

"sayang, apa kau bahagia?", tanya bima

"aku sangat bahagia sayang. selama ini kau selalu mengabulkan apa yang aku minta. menjadikan ku ratu di hidupmu. terimakasih", lady menggenggam tangan bima

"karena kau ratuku, bisakah kau berhenti bekerja? aku bisa memenuhi semua kebutuhan hidupmu".ini bukan pertama kalinya bima meminta lady untuk berhenti bekerja. namun lady selalu menolaknya.

"kau pasti sudah tau jawabannya sayang. aku tidak bisa, aku mencintai pekerjaanku".

"bagaimana denganku? apa kau tidak mencintaiku?".

"bim, kau bicara apa? tentu aku sangat mencintaimu. bahkan sebentar lagi kita akan menikah. aku mencintaimu, sangat.... bisakah kita tidak membahas ini dulu?". bima mengangguk pasrah.

ketika sudah membahas pekerjaan lady, mungkin akan ada perdebatan dianatara mereka. dan bima menghindari hal itu. bertengkar karena hal sepele menurut lady.

Hotel Raffles

Agam sudah sepuluh menit menunggu anak buahnya, perasaan kesal karena kehilangan kesempatan untuk menangkap basah kelakuan bejat pacar tuan mudanya itu.

"tuan, kami tidak menemukan apapun. kami hanya menemukan ini", salah satu bodyguard memberikan barang yang ditemukannya

"Aurora Borealis?", agam membolak balikkan pin nama yang saat berada di tangannya.

'kenapa namanya sangat aneh? sama seperti nama tuan muda'

"panggil direktur hotel ini, dan bawa wanita ini kehadapanku!".

"baik tuan".

tiga menit kemudian. pak direktur hotel lari terbirit-birit menghampiri agam.

"tuan memanggil saya?".

"bersihkan dulu mulutmu", pak direktur langsung salah tingkah membersihkan sisa makanan di mulutnya. bagaimana tidak kaget, dia yang sedang menikmati makan siangnya tiba-tiba diberi waktu dua menit untuk turun menemui agam. jangankan untuk minum, untuk sempat memakai sepatunya kembali dia sudah sangat bersyukur.

"sudah tuan".

"panggilkan wanita yang memiliki pin nama ini", agam memberikan pin tadi kepada direktur

"ba.. baik tuan".

pak direktur langsung menghampiri teman aurora di bagian resepsionis dan memintanya untuk memanggilkan aurora.

aurora baru saja kembali dari kamar VVIP 02, mencari pin nama yang entah terjatuh dimana.

"ra, kemari!",

'kenapa direktur memanggilku? dan kenapa tuan agam menatapku seperti itu?'

"apa kau aurora?", aurora mengangguk

"ikut aku!"

"eh?" rara tidak jadi bertanya ketika ditatap tajam akhirnya diapun mengikuti agam.

aurora heran kenapa tuan agam membawanya keatas rooftop?dan beberapa bodyguard yang sedari tadi setia mengekori mereka, berjaga di depan pintu.

"tuan? kenapa anda membawa saya kesini?"

"apa tadi kamu berada di kamar VVIP 02?"

'astaga! pasti pin nama itu sudah mereka temukan. aku harus bagaimana?'

"iya tuan. tadi saya membersihkan kamar itu".

"hanya membersihkan?", agam berbalik menatap tajam aurora yang menunduk melihat ujung sepatunya

"iya tuan"

'dan saya melihat hal yang seharusnya tidak saya lihat'

"aku bisa memberikan 'apapun' yang kamu inginkan asalkan kamu mau memberikan informasi kepadaku" agam sengaja menekan kata apapun untuk memancing aurora

'cih dasar sombong! aku tidak tertarik kepada 'apapun'mu itu dan maafkan aku karena sudah berbohong' tentu aurora hanya mengumpat kesal di dalam hatinya saja. mana mungkin dia berani mengatakannya langsung apalagi yang ada dihadapannya sekarang ini adalah orang kepercayaan orang berpengaruh di kotanya ini.

"ma'af tuan tapi saya tidak mengerti apa yang tuan katakan".

"apa tadi kamu melihat nona lady disana?".

'Lady..? lady???? what???? jadi wanita tadi Ladyana model terkenal itu?' aurora menggaruk kepalanya yang tidak gatal, pantas saja dia merasa familiar dengan wajahnya.

"Lady? lady siapa maksud tuan?" aurora pura pura tidak tahu

"Ladyana swan".

"ladyana swan model terkenal itu?", agam mengangguk

"ya ampun... apa dia ada di hotel ini? harusnya tadi aku berjumpa dengannya dan minta tanda tangannya, yah sayang sekali". aurora bersedih

'aku tidak mau terlibat masalah orang orang kaya ini, lebih baik aku menghindar saja'

agam melihat raut kecewa di wajah aurora, seperti ekspresi fans yang kecewa tidak bisa bertemu dengan idolanya.

"ini pin namamu", agam memberikan pin nama aurora dan berjalan meninggalkannya.

"huh... untung tuan agam tidak curiga".

aurora segera kembali ke ruangannya. dia melihat teman-temannya sedang bergerombol melihat layar lebar pipih di tembok.

'CEO muda Bimasakti pewaris tunggal Galaxy Company resmi melamar kekasihnya malam ini'

aurora melihat sebuah saluran berita gosip di televisi, melihat judul yang tertulis tebal dan melihat gambar seorang pria berlutut memberikan kotak cincin kepada wanitanya.

aurora membuka lebar matanya. pasalnya wanita yang di foto itu adalah wanita yang ditemuinya di kamar VVIP 02 tadi dan sekarang wanita itu dilamar oleh pria tapi yang jadi pertanyaan adalah.. kenapa prianya berbeda dengan tadi yang ada di kamar bersamanya???

'ya tuhan, tadi dia ehem ehem sama siapa? dan sekarang dilamar siapa?'

Damn It!

"wah.. mereka pasangan serasi. apa kau lihat tuan Bima?", ucap salah satu teman Aurora.

"dia terlihat perfect dari segala angel. tidak ku sangka mereka akan segera menikah", ucap salah satunya lagi

"apa yang kalian lihat?", Aurora mendekati keempat temannya

"ra, sini deh! Ladyana Swan model papan atas yang sangat terkenal dengan kecantikan kelembutannya dilamar oleh kekasihnya. dan kamu tau siapa kekasihnya? dia tuan Bima sakti dari Galaxy Company. daebak!" temannya bersemangat

'benar dunia tipu tipu, andai kalian tau.. perempuan yang kalian sanjung itu.. astaga.. aku jadi mengingatnya lagi' aurora mengusap kasar wajahnya karena berpikiran mesum dan segera membereskan barangnya untuk pergi ke minimarket, tempat ia bekerja setelah shift di hotel selesai.

'praaaaaaaaang'

di tempat lain, di sebuah apartemen elite terdengar suara pecahan kaca dari kamar Axel. ia melempar semua barang yang dilihatnya. amarah benar sedang menguasainya.

bagaimana tidak, sudah lama dia menjalin kasih dengan wanita yang teramat sangat dicintainya, Lady. namun sekarang, Lady dilamar oleh musuh terberatnya dalam dunia bisnis.

"brengsek!", axel melempar cermin dengan botol parfume. axel menyesal mengikuti rencana Lady. ya, berkencan dengan Bima dan menguras seluruh hartanya. tapi tidak dengan pernikahan.

"jangan pernah bermain denganku Lady!", axel mengepalkan tangannya. sudah berulang kali axel meminta lady menghentikan ide gilanya ini, karena axel yakin dia pasti bisa mengalahkan bima tanpa bantuan kekasihnya itu.

klub. tempat itulah yang akhirnya axel hampiri untuk menghibur dirinya.

tepat jam dua belas malam Aurora dan temannya menutup minimarket yang mereka jaga.

"ra, aku duluan ya".

"oke Res, aku buang sampah dulu. hati hati di jalan".

"iya. kamu juga". Resti ahirnya pulang setelah dijemput kekasihnya.

aurora menarik kantong plastik sampah ukuran besar.

'sreek... sreeeekk'

"bunyi apa itu?", aurora mendengar suara aneh seperti seseorang menyeret kakinya, enggan menoleh, aurora semakin mempercepat langkah kakinya. semakin cepat ia melangkah, suara itu juga terasa semakin dekat.

'bruk'

"aaaaaa", Aurora memberanikan dirinya untuk menoleh. terlihat seorang pria terlentang tidak sadarkan diri. aurora berjongkok melihat keadaan pria dengan tubuh kekarnya itu.

"tuan, anda baik-baik saja?", aurora menepuk pipi dan sedikit mengguncang badan pria itu.

aurora mengecek nafas dan denyut nadinya.

"dia masih hidup, dan bau apa ini? seperti bau alkohol". dilihatnya pria itu sepertinya mereka pernah bertemu.

"ini.. bukankah pria ini? pria yang tidur dengan Ladyana swan di hotel?",

"astaga! anda pasti sedang patah hati karena kekasih anda akan menikah dengan pria lain",aurora menatap lekat wajah pria bule tampan yang tetap tidak bergeming.

"aku tidak bisa meninggalkannya disini, aku juga tidak bisa membawanya pulang ke rumah. aku akan membaringkannya di bangku panjang itu". aurora dengan susah payah membawa tubuh kekar itu sampai bangku.

"tuan ma'afkan aku karena meninggalkanmu disini. ketika sadar nanti hiduplah dengan baik, tuan juga berhak bahagia. selamat tinggal", Aurora membuka jaket kulit yang ia kenakan dan menyelimutinya.

Galaxy Company

keesokan harinya senyum terus terukir dari wajah seorang Bima Sakti, setiap berpapasan dengan karyawan yang tersenyum kepadanya dia balas tersenyum.

menjadi orang nomer satu di perusahaan itu, membuatnya sangat disegani karena sikapnya yang begitu tegas namun sedikit arogan. bima tidak memberikan sedikitpun toleransi kepada mereka yang melakukan kesalahan fatal.

"selamat pagi tuan", Agam sedikit membungkukkan badannya saat bima sampai didepan lift husus presider.

"pagi, apa kau sudah melihat berita?".

"sudah tuan".

"bagaimana menurutmu? aku akan segera menikahi kekasih ku". Agam tidak menggubris ucapan bima dan tetap fokus dengan pikirannya.

"Gam, kau tidak menjawabku?". tanya bima

"ma'af tuan, tapi tidak ada yang perlu saya jawab".

"kau sama saja dengan papi, kau juga meragukan Lady?".

"iya tuan". jawab agam mantap

"apa yang kalian ragukan? dia wanita baik, lembut dan cantik tentunya".

sekalipun saya mengatakan kepada anda, anda tidak akan percaya tuan

"iya tuan". terserah anda saja batinnya.

"carikan wedding organizer terbaik negeri ini! aku ingin acara pernikahan mewah dan berkesan di seluruh hati tamu undangan" bima segera keluar dari lift

hati anda sudah dibutakan oleh cinta tuan, bahkan anda yang memiliki kepintaran diatas rata-rata menurut saya, tidak bisa membedakan cinta yang tulus dan cinta karena fulus.

"letakkan foto kekasihku disini, lalu disini, satu lagi diatas sofa itu. dan....." bima memikirkan dimana lagi dia akan meletakkan foto lady.

"tuan, apa anda ingin membuka studio foto?"

"jangan merusak mood ku gam".

"baik tuan".

kenapa tidak sekalian saja seluruh dinding ini diganti dengan foto kekasihnya itu. jih, mendengar anda menyebutnya dengan sebutan kekasih membuat perut saya pusing tuan.

"sayang..." suara itu, suara yang selalu bima rindukan, bahkan mereka baru berpisah beberapa jam yang lalu. terlihat lady masuk ke ruang kerja bima.

"sayang kenapa pagi sekali kamu kesini dan kenapa tidak meneleponku? aku bisa meminta agam menjemputmu", bima memangku lady di pahanya.

"aku sedang bad mood sayang, aku ingin berbelanja". rajuk lady

"baiklah", bima mengambil salah satu black card miliknya dan memberikannya kepada Lady.

"terimakasih sayang", Lady mengecup bibir bima sekilas.

mereka pasti menganggap seoalah tidak ada orang lain lagi disini. gerutu agam

"bersenang-senanglah sayang".

"kalau begitu, aku pergi dulu. bye".

melihat kepergian kekasihnya itu, bima hanya menggeleng senang.

"kau lihat gam betapa menggemaskannya dia? dia bahkan bersikap manja seperti anak kecil meminta permen. sungguh menggemaskan!".

menggemaskan darimananya justru terlihat menjijikkan. agam sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiran bima.

"tuan, jam sepuluh kita harus menghadiri jamuan cipta karya grup di hotel raffles"

"em". bima kembali fokus dengan berkas di mejanya.

Raffles Hotel

setelah pengumuman pemegang proyek dilanjutkan dengan jamuan para investor. Bima pergi berkeliling melihat hotel yang terkenal dengan kemawahannya itu.

yang membuatnya tertarik adalah restoran di hotel ini. desain interior yunani kuno menambah kesan mahal dan unik. pilar besar yang berdiri kokoh bagai lambang kekuatan.

"gam, aku mau makan di restoran Ini".

"baik tuan, sebentar lagi saya akan melakukan reservasi".

beraneka menu makanan khas jepang, western bahkan makanan khas indonesia juga tersedia di menu.

"sushi, onigiri, jus lemon",

"baik tuan".

"kenapa tidak memesan makanan western?", tanya bima setelah pesanan mereka datang, ternyata agam memilih menu masakan padang

"tidak tuan, sepertinya lidah saya lebih cocok makan makanan khas indonesia". tanpa berbicara lagi mereka berdua menyelesaikan makan siang mereka.

"tuan, tunggulah di mobil, saya akan menyelesaikan tagihan ini". saat Bima berjalan keluar restoran, banyak pelayan yang kagum melihatnya.

pujian demi pujian terdengar sampai ke telinganya. berjalan bagai model bima hanya tersenyum. seperti model yang ingin melambaikan tangannya kearah penonton namun diurungkannya.

'byurrr'. aurora yang baru menyelesaikan pekerjaannya tersandung dan tidak sengaja menumpahkan air bekas pel ke tubuh Bima.

"Damn it!". sontak semua orang yang ada di restoran menoleh kearah bima dan aurora yang melotot kaget.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!