NovelToon NovelToon

Menikahi Dokter Dingin

bab 1

Perkenalkan namaku elena grishella ferland umurku 26 tahun, dan belum menikah.

Aku seorang dokter spesialis kandungan di salah satu rumah sakit di singapura.

Aku putri pertama dari pasangan bima pratama ferland dan jessica putri wijaya.

Faktor keluarga dan kenangan di masa lalu membuatku menjadi pribadi yang tertutup, dingin tak tersentuh.

Mempunyai paras cantik tubuh yang sexy dan juga karir yang cemerlang.

Berasal dari keluarga yang terpandang membuat hidupku nyaris sempurna kelihatannya.

ya kelihatannya

Kenapa?

Mengapa?

Ya karna kehidupanku tak seindah yang orang lain lihat.

Sejak kecil, orang tuaku selalu memperlakukanku dengan tidak adil.

Hingga pada puncaknya mereka menikahkanku demi perusahaan mereka yang hampir bangkrut.

Terlebih lagi pria yang akan dinikahkan denganku adalah pria yang menyakitiku di masa lalu.

Bagaimana kehidupan elena setelah pernikahan itu.

Akankah elena bahagia dengan pernikahannya.

Atau justru semakin membuat hidupnya semakin tak bahagia.

Singapura

Dert... dert...

Dering ponsel di atas nakas membuat elena terbangun dari tidurnya.

Elena menghela nafas panjang setelah melihat nama yang tertera di ponselnya.

"Ya halo" ~elena

"El cepat pulang ke indo" ~mama jessi

"Memangnya ada apa ma" ~elena

"Jangan banyak tanya, cepatlah pulang ke indo" ~mama jessi

"Tapi ma" ~elena

"Segeralah pulang ke indo hari ini juga " ~mama jessi

tut...

Sambungan terputus sebelum elena sempat menjawab perkataan mamanya.

Elena menghela nafasnya kasar. "Selalu saja begitu, selalu saja memaksa" gerutu elena.

"Lebih baik sekarang aku bersiap-siap, siang nanti aku ada jadwal operasi, dan aku akan bicarakan mengenai kepulanganku dengan dokter revan" monolognya.

Dokter revan adalah direktur dari rumah sakit tempat elena bertugas dan sekaligus sahabat elena.

Selesai dengan ritual mandinya, elena segera memakai pakaiannya dan sedikit merias wajahnya.

Selesai bersiap elena bergegas keluar dan menuju parkiran apartemen tempat mobilnya terparkir.

Ahh...

Lagi lagi elena menghela nafasnya teringat perkataan mamanya yang menyuruhnya pulang ke indo. "Sebenarnya ada apa sampai mereka menyuruhku pulang" gumamnya sambil memukul stir kemudi.

Setelah hampir 1 jam perjalanan, elena akhirnya sampai di parkiran rumah sakit dan bergegas keluar dari mobil. Berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju ruangannya.

Tok tok tok

"masuk"sahut elena dari dalam ruangan.

Ceklek

Suster merry masuk ke dalam ruangan elena. "Dokter 10 menit lagi operasi akan dilakukan" ucap suster merry.

"Iya saya akan segera ke ruang operasi dan apa semuanya sudah siap" ucap elena.

"Sudah dok, kalau begitu saya permisi dulu dok" sahut suster merry lalu melangkah keluar ruangan.

Setelah 2 jam akhirnya operasi selesai dan elena bergegas menuju ke ruangan revan.

Tok tok tok

Setelah terdengar sahutan dari dalam ruangan elena memutar handle pintu dan masuk ke ruangan revan.

"permisi dokter revan" ucap elena setelah tiba di dalam.

"Ah kamu el, silahkan duduk, dan sudah berapa kali aku bilang panggil nama saja ngga usah formal begitu" sahut revan.

"Ada apa el" sambung revan setelah elena duduk di depan meja kerjanya.

"Begini van, aku ijin beberapa hari untuk pulang ke indo" .

"Apa aku tidak salah dengar"

"Aku terpaksa, mama yang menyuruhku pulang" ucap elena sambil menghela nafasnya kasar.

"Ya sudah aku ijinkan beberapa hari dan kabari aku kalo sudah sampai ok" ucap revan sambil memandang wajah elena.

"Iya, ya sudah aku pamit pulang mau bersiap-siap" sahut elena sembari beranjak dari duduknya.

"El" panggil revan membuat elena yang sudah memegang handle pintu menoleh ke arahnya.

"Hati-hati" ucap revan sambil tersenyum manis ke arah elena.

"Iya" sahut elena lalu melangkah keluar ruangan.

"Elena andai saja" lirih revan sambil memandang pintu yang sudah tertutup.

Tbc

Dukung author dengan vote, like dan juga koment.

bab 2

Bandara internasional soekarno-hatta

Setelah menempuh waktu perjalanan 1 jam 30 menit elena tiba di jakarta. Akhirnya elena kembali ke kota yang sudah 6 tahun ia tinggalkan.

Ya 6 tahun lalu elena memutuskan kuliah dan menetap di singapura, tanpa sekali pun pulang ke tanah air. Demikian pun orang tuanya tak pernah mengunjungi dirinya di singapura. Jangankan mengunjungi, menyuruhnya pulang pun tidak sama sekali.

"Shit akhirnya aku kembali ke kota menyakitkan ini" umpat elena sambil menghela nafas kasar.

Elena keluar dari area bandara sembari menggeret kopernya. Terlihat di area tunggu, sopir pribadi papa bima sudah menunggu kedatangannya.

"Nona elena" sapa pak yanto sopir pribadi papanya.

"Hmmm" elena hanya berdehem menjawab sapaan pak yanto.

"Mari non saya antar ke mobil" ucap pak yanto sambil meraih dan kemudian menggeret koper elena.

Tiba di area parkir bandara, pak yanto membukakan pintu belakang mobil untuk elena.

"Silahkan non" ucap pak yanto dan kemudian menutupnya kembali setelah elena masuk dan duduk di kursi belakang.

Setelah memasukkan koper ke dalam bagasi, pak yanto segera mengemudikan mobil menuju mansion kediaman keluarga ferland.

"Pak yanto di suruh siapa menjemput saya" ucap elena memecah keheningan di dalam mobil.

"Saya di suruh nyonya non" sahut pak yanto.

Elena hanya terdiam mendengar jawaban pak yanto dengan wajah datarnya. Elena mengalihkan pandangannya ke kaca jendela mobil. Sepintas terlintas segala kenangan yang selalu berusaha ia lupakan. Itulah mengapa dirinya tak pernah pulang sekalipun. Toh kedua orang tuanya juga tak pernah mengharapkan kepulangannya.

Lalu sekarang.

Orang tuanya mendadak menyuruhnya pulang.

Ada apa?

Mengapa?

Itulah yang ada dibenak elena sejak kemarin.

Setelah 1 jam perjalanan mobil yang ditumpangi elena tiba di mansion kediaman keluarga ferland.

"Silahkan non" ucap pak yanto setelah membukakan pintu untuk elena.

"Makasih pak" sahut elena kemudian melangkah menuju pintu masuk.

"Selamat datang nona elena" sapa bu mira di depan pintu, kepala pelayan mansion.

"Bu mira, el kangen" sahut elena sambil kemudian memeluk erat bu mira.

Bu mira adalah orang yang mengasuh elena waktu kecil, itulah mengapa mereka terlihat dekat.

"Ibu juga kangen non, nona el kenapa ngga pernah pulang?" sahut bu mira sambil membalas pelukan elena.

"Yang lain pada kemana bu" ucap elena tanpa menjawab pertanyaan bu mira setelah melepas pelukannya dan lalu mengedarkan pandangannya ke dalam ruangan.

"Tuan dan nyonya masih di kantor, kalau tuan muda daffa mungkin masih di kampus.

Elena menghela nafas panjang saat memasuki ruangan mansion. Ia teringat segala kenangan yang ada di mansion itu. Lalu kemudian melangkah ke arah tangga menuju kamarnya.

"Nona el mau disiapkan makan siang apa" ucap bu mira yang berjalan di belakang elena.

"Ngga usah bu, saya ngga lapar" sahut elena. Kemudian melangkah masuk ke kamarnya.

Setelah menutup pintu kamar, elena mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kamar. "Masih sama" gumamnya kemudian merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Karena kelelahan akibat perjalanan tadi elena terlelap tidur. Hingga suara ketukan pintu membangunkannya dari alam mimpi.

Tok tok tok

"Nona el, di tunggu tuan dan nyonya di bawah" ucap pelayan yang tadi mengetuk pintu.

"Iya saya akan segera ke bawah, saya mau mandi dulu" sahut elena sambil beranjak bangun dari tidurnya.

Kemudian elena melangkah masuk ke kamar mandi.

Setelah 30 menit membersihkan diri, elena memakai pakaiannya dan bergegas turun ke bawah menemui papa dan mamanya.

Setelah sampai di ruangan tengah, dimana orang tuanya duduk menunggu dirinya. Elena mendudukkan dirinya di sofa.

"Elena" ucap mamanya setelah elena duduk.

"Ada apa" sahut elena.

"Elena bulan depan kamu akan menikah" ucap papa bima.

"Apa? Menikah?" mata elena terbelalak tak percaya mendengar ucapan papanya.

tbc

Dukung author dengan like, vote, dan juga koment.

bab 3

"Elena bulan depan kamu akan menikah" ucap papa bima.

"Apa? Menikah?" Mata elena terbelalak tak percaya mendengar ucapan papanya.

"Iya, bulan depan kamu akan papa nikahkan dengan anak teman papa. Putra dari tuan anggara sanjaya".

"Ngga, aku ngga mau" tegas elena

"Ini perintah bukan pertanyaan, mau atau ngga mau, suka atau tidak suka, kamu akan tetap menikah dengan putra tuan anggara" tegas papa bima menatap tajam elena.

"Jika papa mau, papa saja yang menikah. Papa ngga bisa memaksa aku" ucap elena lalu beranjak berdiri dari duduknya.

"Kamu jangan membantah papa, elena!" Bentak papa bima. Dia itu ceo dari sanjaya group, jika kamu menikah dengan dia, masa depanmu akan terjamin".

Elena berdecih mendengar ucapan papanya "cih, sejak kapan kalian peduli padaku, apa aku tidak salah dengar" sahut elena lalu melangkah pergi menaiki anak tangga meninggalkan orang tuanya.

"Tidak ada penolakan elena, nanti malam kita akan bertemu dengan keluarga tuan anggara" ucap papa bima setengah berteriak.

Tak menghiraukan teriakan papanya, elena tetap menaiki tangga menuju kamarnya.

Brakkk

Elena membanting keras pintu kamarnya karena kesal dengan orang tuanya.

"Demi masa depan aku katanya, sejak kapan mereka peduli terhadapku" ucap elena sembari tersenyum miring.

*perusahaan sanjaya group

Seorang pria tampan paripurna sedang duduk di kursi kebesarannya memeriksa tumpukkan berkas yang ada di meja kerjanya.

Pria itu kevin sebastian sanjaya, ceo sanjaya group, putra tunggal tuan anggara sanjaya. Memiliki wajah tampan, tubuh tinggi gagah nan atletis, serta kekayaan yang melimpah, membuat dirinya banyak di gilai oleh para wanita di luaran sana.

dert..dert..

" halo dad" ~kevin

"......."

"Iya dad"

Kevin menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi setelah sambungan telepon terputus. "Sayang, dulu atau sekarang, kamu akan tetap menjadi milikku" ucap kevin sambil tersenyum menatap foto seorang gadis yang ada di ponselnya.

*mansion keluarga ferland

Tok tok tok

"Elena" panggil mama jessi di depan pintu kamar elena.

"Elena" panggil mama jessi kembali setengah berteriak.

Ceklek

Pintu terbuka menampakkan elena yang selesai mandi dengan memakai kimono handuk. " kenapa ma" sahut elena malas.

"Segera bersiap dan pakai ini" ucap mama jessi sambil menyerahkan kotak berisi gaun ke tangan elena.

"cepat bersiap, mama dan papa tunggu di bawah" sambungnya.

"Tidak ada penolakan" sambungnya lagi lalu melangkah pergi.

Elena menghela nafasnya kasar setelah menutup pintu kamarnya. "Ya tuhan, kenapa dari dulu mereka selalu memaksa seperti itu dan tak peduli sedikit pun dengan perasaanku" keluhnya.

Selesai bersiap, dengan malas dan berjalan gontai elena turun ke bawah menemui papa dan mamanya serta daffa adiknya elena.

"Ayo kita segera berangkat, keluarga tuan sanjaya sudah menunggu kita" ucap papa bima.

Setelah menempuh 45 menit perjalanan, mobil yang di tumpangi keluarga ferland tiba di restoran hotel milik keluarga sanjaya.

'Silahkan tuan" sambut karyawan hotel. "Tuan anggara sudah menunggu di dalam" sambungnya lagi sembari membungkuk hormat.

"Selamat datang tuan ferland" ucap tuan anggara setelah keluarga elena tiba.

"Maaf sudah menunggu lama" sahut papa bima

Bukkk

Tas mewah yang berada di tangan elena terjatuh ke lantai saat matanya melihat seorang pria yang duduk di salah satu kursi di sebelah tuan anggara. Pria tersebut menatap lurus ke arahnya sembari tersenyum.

"Kevin" gumam elena pelan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!