NovelToon NovelToon

The Villainess Became Weird

I become villainess

Hari ini adalah hari terakhirku berada disini. Kali terakhir percobaan yang akan kurasakan. Dan setelah ini, aku akan bebas seperti manusia normal pada umumnya. Setidaknya, itulah yang kupikirkan. Tapi, siapa sangka kalau para peneliti gila itu malah melakukan suatu kesalahan fatal yang membuatku mati sia-sia.

Aku Ivilia 118 tewas dalam eksperimen yang ke 1018 kalinya. Jiwaku kemudian dibawa ke dalam suatu ruangan yang gelap dan menyesakkan. Hangat tapi menakutkan. Bebas tapi sendirian. Dan ketika aku terbangun, ada banyak orang di sekelilingku yang luar biasa gaduh.

'Apa yang terjadi? Apakah aku masih hidup? Apakah aku selamat?'

Aku pikir aku terselamatkan karena aku masih bisa membuka mata. Tapi setelah kulihat baik-baik, orang-orang ini, ruangan ini, dan gaya bicara mereka kepadaku terasa aneh. Ini seperti, aku berada di dunia lain?

"Putri, Anda sudah sadar? Apakah Anda mengenali saya?"

"Kenapa berisik sekali? Sebenarnya apa yang tejadi?" tanyaku kepadanya.

"Putri, kami semua yang ada disini sangat mengkhawatirkan putri."

"Putri? Siapa itu?"

Dan sedetik kemudian setelah aku melontarkan pertanyaan itu, semua orang yang ada diruangan ini mendadak bisu. Wajah mereka juga terlihat sangat terkejut bercampur dengan rasa takut.

'Apakah ada yang salah dengan pertanyaanku?'

"Pu-Putri, apakah Anda sedang bercanda?"

"Apa yang kamu katakan? Dari tadi kamu memanggilku putri putri terus."

Semua orang saling bertatapan.

"Putri... Anda adalah Putri Lofiria Endelwish. Tentu saja saya harus memanggil Anda putri. Apakah Anda tidak mengingatnya?"

"Hah? Coba ulangi lagi, putri siapa tadi?"

"Putri Lofiria Endelwish."

"Itu aku?"

"Ya, putri."

'Waw! Apakah aku sedang mimpi atau bagaimana? Bisa-bisanya aku menjadi putri dalam novel yang merupakan seorang villainess. Sebenarnya bukan itu yang menjadi masalahnya, tapi bagaimana bisa aku ada disini? Di dunia yang sebelumnya hanyalah sebuah tulisan.'

"Apakah kamu sedang bercanda denganku?" tanyaku kepada gadis itu.

"Ma-Mana mungkin saya berani melakukannya, putri," gagapnya.

'Aku bisa tahu itu, dia tidak berbohong. Karena kecerdasanku dari kehidupan sebelumnya juga ikut terbawa bersama jiwaku. Aku akan segera tahu jika dia berbohong.'

Hening... Masih tidak ada suara. Semuanya diam sambil menunduk.

'Kalau begitu hanya ada 2 kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama, semua ini hanyalah ilusiku. Yang kedua aku benar-benar melintas ke dunia lain. Baiklah, kelihatannya opsi pertama tidak mungkin. Ini terlalu nyata hanya untuk sebuah ilusi. Berarti kemungkinan terbesarnya adalah opsi kedua.'

"Apakah ini kekaisaran Eldelwish yang dipimpin oleh Kaisar Therporeon Endelwish?" tanyaku memastikan.

"Benar, putri. Apakah Anda sudah mengingatnya sekarang? Anda adalah putri kaisar."

'... Jadi aku benar-benar melintas ke dunia lain? Ini terlihat seperti lelucon, tapi mari kita tenang dulu. Baiklah untuk sementara ini ayo kita menyendiri.'

"Putri?"

"Shh... Kepalaku sakit. Bisakah kalian tinggalkan aku sendiri dulu? Aku masih... Agak bingung," ucapku.

Semua orang kelihatan bimbang. Atau bisa kusebut mereka adalah pelayanku. Dan ada juga beberapa dokter yang mungkin dikirim oleh kaisar. Yah wajar saja dia mengimkan dokter. Bagaimanapun aku masihlah putrinya, walaupun dia tidak menyayangiku.

"Hah... Baiklah, putri. Tapi kami tetap akan berjaga di depan pintu. Jadi jika sesuatu terjadi, mohon panggil kami. Kami akan segera masuk."

"Iya," balasku singkat.

Akhirnya mereka memberi salam kepadaku lalu keluar dari ruangan. Aku menghela napas pelan. Bagaimanapun, walau aku sudah mulai paham situasinya, tapi tetap saja ini masih membingungkan. Aku butuh waktu untuk menyusun semua potongan kejadian.

'Baiklah mari kita percepat saja. Jadi intinya aku ini sudah mati dan terlempar ke dunia ini. Lalu jiwaku masuk ke dalam tubuh Lofiria Endelwish yang sedang sekarat karena jatuh dari tangga saat sedang mengejar tokoh utama pria, Geyland. Aku ingat bagian ini, ini adalah bagian awal-awal cerita.'

"Aku tidak habis pikir, bisa-bisanya Lofiria menjadi sangat bodoh. Hanya demi seorang pria, dia rela mempermalukan diri sendiri di hadapan banyak orang. Padahal dia bisa memiliki banyak pendukung kuat jika dia lebih pintar sedikit. Tinggal hasut, dan mereka bisa berada di pihaknya sepenuhnya... Sangat bodoh."

"Putri, apakah terjadi sesuatu?" tanya penjaga yang di luar pintu. Mungkin mereka mendengar gumamanku yang agak keras.

"Tidak!"

"Baiklah."

'Mari fokus lagi.'

"Hmm... Sudah kuputuskan. Mari hidup sebagai Putri Lofiria dengan jalan hidup yang berbeda. Untuk itu, aku harus menarik banyak kekuatan disisiku. Jika ini memang benar bagian awal novel, maka masih ada banyak waktu. Saat ini harusnya usiaku juga masih 12 tahun."

Senyuman licik terbit di bibirku.

'Kesempatan yang sangat luar biasa. Bisa menjadi villainess yang memiliki banyak keuntungan seperti ini adalah sebuah keberuntungan. Aku akan menggunakannya dengan baik.'

.

.

TBC___💮💮

Rencana mendapatkan takhta

Saat ini Ivilia 118 sedang berada di ruang makan sendirian. Lebih tepatnya dia yang sekarang ini hidup sebagai Lofiria mulai menjalankan aktivitas paginya dengan diawali sarapan.

Sendirian? Tentu saja itu karena di istana ini, dialah satu-satunya keluarga kekaisaran. Dan merupakan salah satu putri kaisar yang terabaikan. Karena itu, selain para pelayan dan penjaga yang dilihat Lofiria kemarin, yang lainnya sungguh tidak hormat kepada Lofiria. Bahkan mereka berani berkata balik saat Lofiria mulai protes tentang makanannya.

'Well, belum saatnya untuk membuat sebuah pergerakan. Tidak perlu terburu-buru. Aku akan melakukannya secara perlahan lalu menyiksa mereka nanti.'

Lofiria sudah selesai makan. Kemudian dia menyeka bibirnya dengan kain lap lalu minum teh hangat dengan rasa terburuk yang pernah dia rasakan.

Melihat keadaan yang dialaminya, dia sedikit paham mengapa Lofiria dalam novel bisa menjadi seorang Villainess. Siapa yang akan tahan merasakan semua ini? Diabaikan orang tua, diabaikan tunangannya Geyland, dipandang buruk masyarakat, diremehkan orang-orang, dan bahkan semua yang didapatkan adalah yang terburuk.

Yah, walaupun keadannya tidak lebih parah dari kehidupan Ivilia sebelumnya. Dijual oleh orang tuanya saat masih kecil kepada para peneliti gila demi uang. Dan mendapatkan penyiksaan parah dalam proses eksperimen yang mana bisa membuat orang gila dan bahkan sampai mati seperti yang dia alami.

"Aku sudah selesai, rapikan mejanya."

"Nona! Anda harus lebih dewasa sedikit. Letakkan piringnya di tempat cucian, kami juga sibuk!"

"... Siapa namamu?"

"Saya Gia. Apakah Anda sudah melupakannya? Ckckck, ingatan Anda sangat buruk."

"Kemarilah," ucap Lofiria dengan nada yang sangat dingin dan mengintimidasi. Mau tak mau pelayan Gia akhirnya mendekat dengan kesal.

"Ada apa lagi Nona?!"

PYARR!!!

lofiria dengan sengaja menyenggol piring hingga pecah.

"ASTAGA, NONA! Apa yang Anda lakukan?! Apa Anda tahu seberapa mahalnya piring itu?!!"

"Bersihkan itu."

"NONA! APAKAH ANDA SUDAH GILA?! Anda yang memecahkannya. Jadi kenapa harus saya yang membersihkannya?!"

PLAK!

Kesabaran Lofiria habis. Dia akhirnya menampar Gia dengan keras hingga bunyinya terdengar nyaring di telinga pelayan lainnya. Sudah jelas itu sangat menyakitkan.

Sedangkan Gia, dia terlihat sangat syok dengan tindakan Lofiria yang tiba-tiba berani itu. Dengan nyalang, dia berniat untuk berteriak lembali kepada Lofiria tapi--,

PLAKK!!

Sebuah tamparan dilayangkan lagi ke pipinya hingga memerah. Kemudian barulah Lofiria mulai bicara lagi.

"Apakah kamu masih ingin berteriak kepadaku?" tanyanya dengan penuh intimidasi yang sangat mendominasi seluruh ruangan.

"N-Nona apa, apa yang A-Anda lakukan?" tanya Gia dengan suara bergetar ketakutan.

"Sudah jelaskan, mendisiplinkan pelayan yang kurang ajar."

"A-Apa?"

"Rupanya kau sangat bodoh. Tidakkah kamu pikir tindakanmu tadi sangat tidak pantas untuk dilakukan oleh seorang pelayan rendahan sepertimu kepada nonanya? Sudah sepantasnya aku memberimu pelajaran."

Gia langsung merinding mendengarnya. Baru kali ini dia melihat Lofiria melawannya. Dia tidak pernah menduga hal seperti ini akan terjadi. Begitu pula para pelayan yang lainnya.

"Dengarkan aku! Disini akulah tuannya, bukan kamu. Kamu tidak berhak mengaturku atau bertindak lebih kurang ajar lagi. Jika sekali lagi kau berani kurang ajar, lehermu saja tidak akan cukup untuk menebusnya. Aku akan menghahisi seluruh keluargamu juga."

Gia langsung terdiam. Dia ketakutan dan mulai merasa ini semua tidak benar lalu berbicara dengan gugup.

"A-Anda tidak bisa melakukannya. Kaisar juga pasti tidak akan membiarkannya," balas Gia dengan keringat dingin. Lalu Lofiria pun mencengkeram rahang Gia dengan keras hingga membuat si empunya meringis kesakitan.

"Shh..."

"Hei, lihatlah aku. Apakah kamu buta atau bodoh aku juga tidak tahu. Tapi, aku adalah seorang putri meskipun posisiku belum terlalu kuat saat ini. Tapi coba kamu pikir lagi, jika dibandingkan denganmu, manakah yang lebih kuat? Jika ada yang mengadu kepada kaisar, kamu pikir siapa yang akan dihukum? Aku putrinya, atau kamu pelayan rendahan?"

Seketika Gia diam tak berkutik. Yang dikatakan Lofiria memang benar. Kalau hal ini dilaporkan kepada kaisar, dialah yang akan dihukum. Sebelumnya Lofiria bisa dibodohi, tapi kenapa sekarang tiba-tiba menjadi pintar?

Lofiria melepas cengkeramannya pada rahang Gia. Kemudian dia berdiri dengan anggun sambil mengelap telapak tangannya yang terasa kotor setelah bersentuhan dengan rahang Gia.

"Dengarkan aku semua yang ada disini. Dan jangan lupa sampaikan juga kepada semua orang yang bekerja di istana ini. Jika kalian masih saja berani kepadaku, siap-siaplah kalian hilang dari muka bumi ini beserta keluarga kalian. Karena aku tidak akan segan lagi!"

Setelah memberikan peringatan kepada semua orang, Lorifia pun meninggalkan ruang makan. Kemudian dia berjalan menuju ke tempat latihan para ksatria, untuk menjalankan rencananya.

'Ini saatnya aku mulai nembangun pergerakanku. Mari kita tarik dulu Ksatria Ardan yang saat ini masih dibully oleh ksatira lainnya ke sisiku. Dengan begitu setidaknya dia harus balas budi kepadaku walau nantinya dia jatuh cinta kepada tokoh utama wanita. Benarkan, calon ksatria kekaisaran terbaik yang nantinya akan berubah menjadi ksatria kegelapan setelah ditinggal tokoh utama wanita, Ardan Jekiolas?'

Dan dengan itulah dia mulai mengumpulkan orang-orang penting disisinya. Dengan jeli dan hati-hati, dia menyusun rencana untuk mendapatkan takhta kekaisaran ini.

Lofiria Endelwish, nama yang akan tercetak dalam sejarah kekaisaran Endelwish sebagai kaisar paling legendaris nantinya.

__ ____💮💮

Tumbuhnya Obsesi

"Hem? Kenapa tempat latihannya kosong? Dimana para ksatria itu?"

Lofiria celingak celinguk mencari para ksatria yang sedang tidak ada di tempat latihan.

"Mungkin mereka latih tanding atau semacamnya di tempat lain? Haruskah aku kembali...?"

Lofiria memutuskan untuk kembali ke istana dan kesini lagi setelah jam istirahat. Tapi, ketika kakinya hendak meninggalkan tempat, suara tawa terdengar dari belakang gudang penyimpanan senjata. Tanpa berpikir dua kali dia langsung berjalan kesana.

Semakin dia berjalan mendekat tawa mereka terdengar makin jelas. Dan mulai terdengar kata-kata tidak baik yang jauh dari kata mulia.

Dibalik tembok gudang, Lofiria mengintip ke arah sumber suara. Dan disana terlihat seorang remaja laki-laki yang tersungkur sedang dirundung oleh tiga orang ksatria. Tapi, walaupun dia sedikit mengerang kesakitan saat ditendang, wajahnya tetap tenang.

'Siapa dia?'

Sambil berpikir, Lofiria terus mengamati perundungan yang tidak adil itu dari balik tembok gudang. Dia sedang mengumpulkan informasi yang ada untuk memutuskan akan membantu atau tidak.

'Terlebih lagi remaja itu juga mengenakan seragam ksatria.'

Dan setelah diamati, remaja laki-laki itu mirip dengannya. Warna rambut hitam gelap dan warna mata Quilt Blue dengan bentuk monolid membuat kesan tegas pada dirinya. Tubuh yang seukuran anak 15 tahun dan ketenangan yang luar biasa. Tidak diragukan lagi, dia adalah--

'Ardan Jekiolas, **t**okoh paling obsesif di dalam novel sekaligus tokoh favoritku. Sudah jelas sekarang, aku harus segera membantunya.'

Tanpa pikir panjang, Lofiria mengambil sebuah batu dari sekitarnya dan langsung melemparkannya ke salah satu ksatria.

Dugg!!

Tepat sekali batu itu mengenai pelipis salah satunya hingga mengaduh kesakitan.

"Akhh, sialan. Siapa sih?" ujar ksatria itu lalu berbalik ke arah Lofiria yang kini berdiri tegap di samping tembok. Dengan wajah datar dan ketegasan. Sungguh, orang yang lewat saja bisa mengatakan bahwa Lofiria saat ini sangat berkharisma.

"Pu-Putri? Mengapa Anda disini?" tanyanya sedikit ketakutan mengetahui bahwa Lofirialah yang mungkin saja melemparkan batu tersebut.

"Melempar batu kepada ksatria yang merundung anak itu," jawab Lofiria sambil menunjuk Ardan dengan tatapan mata.

Ardan yang kini menyadari kehadiran Lofiria pun hanya diam saja tanpa bereaksi apapun. Sangat datar dan dingin. Mungkin karena memang Ardan digambarkan sebagai laki-laki tak berhati sebelum bertemu dengan tokoh utama wanita.

"Hei kamu, bangun dan kemarilah!" suruh Lofiria kepada Ardan.

Ardan yang mendengarnya pun menurut saja. Dia berdiri sambil menyeka darah yang ada dibibirnya. Dengan perlahan dia berjalan mendekat ke arah Lofiria.

Kecil.

Itulah yang dipikirkan Ardan setelah berdiri tepat di hadapan Lofiria. Tapi memang benar, Lofiria sangat kecil dan imut dibandingkan anak lain seusianya. Tapi, bukan berarti lebih kecil adalah suatu hal yang buruk.

Ardan menunduk menatap langsung ke manik mata Lofiria dan Lofiria pun hanya membalas dengan senyuman. Beberapa detik kemudian, Lofiria pun menatap ke arah para ksatria itu.

"Kedepannya, aku harap hal seperti ini tidak akan terjadi lagi. Dan mulai dari sekarang, dia akan menjadi pengawal pribadiku. Ayo," ucap Lofiria dengan penuh percaya diri lalu menarik tangan Ardan untuk pergi.

"Tunggu dulu!"

Namun, tanpa diduga salah satu ksatria itu menahan lengan Lofiria agar tidak pergi menjauh. Karena kaget dan merasa tidak senang, Lofiria secara reflek mencabut sebuah pedang yang tertancap di sampingnya. Dan dengan mudahnya dia mengayunkan pedang tersebut ke arah leher ksatria yang berani memegang lengannya tadi.

"Hei, siapa yang mengizinkanmu untuk menyentuhku?!! Apa kamu sudah bosan hidup?!!" tanya Lofiria penuh penekanan. Reflek, ksatria itu loncat ke balakang dan melepas pegangannya pada lengan Lofiria untuk menghindari hunusan pedang.

Ketiga ksatria itu kaget karena melihat seorang putri seperti Lofiria mampu mengayunkan pedang dengan mudahnya. Tak hanya itu, Ardan juga sama kagetnya dengan yang lain. Tangannya yang masih digenggam oleh Lofiria dapat merasakan hawa dingin dari putri kecil itu.

'Sangat luar biasa,' batin Ardan yang tercetak jelas di wajahnya. Meski tak ada seorangpun yang memperhatikannya.

"Kuulangi lagi, beraninya kamu memegang lengan seorang putri dari kekaisaran ini tanpa izin. Apa kamu ingin mati?!!" ancam Lofiria dengan wajah yang gelap atas kemarahan. Disentuh secara sembarangan mengingatkannya akan kehidupannya sebagai kelinci percobaan. Dan itu sangat buruk.

"Ma-Maafkan saya putri. Bukan maksud saya untuk berlaku tidak sopan. Ta-TAPI TETAP SAJA ANDA TIDAK BISA MEMILIH PENGAWAL PRIBADI BEGITU SAJA!!"

"Hah? Apa urusannya denganmu? Akulah yang akan dikawal, jadi aku sendiri juga yang akan memilihnya. Urusi urusanmu sendiri dan jangan menghalangi pandanganku," balas Lofiria lalu menancapkan pedang itu di tanah dengan kencang. "Ayo kita pergi dari sini sekarang," ucap Lofiria.

Setelah Lofiria pergi, Ardan langsung mengikuti di belakangnya karena tangan mereka tertaut. Sedangkan ketiga ksatria yang tadi jatuh ke tanah karena ketakutan merasakan tekanan yang diberikan Lofiria. Tekanan yang mengancam layaknya Sang Kaisar.

Dilain sisi, kini terlihat jelas semburat merah jambu di pipi Ardan yang tengah digandeng Lofiria. Selama hidupnya Ardan selalu mendapatkan ungkapan kebencian. Jadi, dia sudah terbiasa dengan itu.

Sedangkan hari ini, seorang putri yang terkenal lemah di kekaisaran, datang membantunya dengan penuh ketegasan. Melihat performanya itu, bagaimana mungkin seorang remaja yang haus akan kasih sayang tidak jatuh cinta kepada Lofiria?

Dan tanpa Lofiria ketahui, obsesi Ardan yang harusnya nanti tertuju kepada tokoh utama wanita, kini malah mulai tumbuh dan tertuju kepadanya. Lebih dalam, lebih kuat, dan lebih gila.

'Kamu terlihat sangat cantik, Lofiria.'

__ _____💮💮

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!