Dia seorang pemuda yang tampan, gagah serta baik hati, di umur lima belas tahun, di usia segitu seharusnya bersenang-senang tetapi tidak dengan pemuda itu. Dia harus bekerja keras membanting tulang untuk mendapat sesuap nasi.
Hidupnya yang sebatang kara membuat dia harus bekerja keras, ayahnya pergi entah kemana sedangkan ibunya sudah meninggal semenjak dia berumur lima tahun. Dia di asuh oleh tante yang kejam, setiap hari ada saja makian terhadapnya.
"Aditttttt!"teriak Tantenya."Cepat kesini!"perintahnya lagi sambil berkacak pinggang.
"Iya,Tan,"jawab pemuda itu sambil berlari.
"Bersihkan semua ini!"perintah Tante itu di ikuti anggukan kepalanya lalu pemuda itu mengambil sapu dan menyapu bekas makanan tantenya itu.
Ya, Adit namanya nama panjangnya Aditya Pratama seharusnya duduk di bangku SMA, tapi karena tidak ada biaya dia harus berhenti sekolah.
Adit mempunyai sahabat yang baik bernama Nalendra Prasetya atau sering di panggil dengan sebutan Endra. Kehidupan sahabatnya itu berbeda dengan Adit, Endra dari keluarga berkecukupan karena ayahnya seorang direktur di perusahaan ternama di kota itu.
Endra sahabat baik dari SD sampai SMP, keluarganya selalu menyambut hangat kehadiran Adit dan selalu di beri kasih sayang.
Adit mempunyai seorang Tante yang di panggil Tante Desi. Tante Desi suka barang mewah, ia tidak sungkan meminta uang kepada Adit untuk membeli barang itu bila tidak di penuhi cambuklah berbicara.
Pernah Tante Desi menginginkan sebuah tas yang mahal harganya lalu dia meminta uang kepada Adit, tetapi pemuda itu tidak mempunyai uang, wanita itu mencambuk hingga berkali-kali sehingga luka itu membekas.
Gaya hidup Tante Desi membuat hidup Adit berantakan juga membuat pemuda itu putus sekolah. Adit hanya pasrah dan diam menerima perlakuan seperti itu,dia hanya berdoa supaya tantenya bisa menjadi baik.
Hingga dia terjerat hutang oleh reinternir yang kejam dia bernama Tante Elsa, ia pengusaha sukses tetapi wanita itu meminjamkan uang dengan bunga yang sangat tinggi.
Setiap orang yang meminjam pasti terkena bunga yang sangat tinggi dan bila tidak bisa mengembalikan atau membayar pasti ada yang di bawa untuk jaminan, tetapi bila sudah lunas maka barang itu akan di kembalikan.
Tante Elsa berumur tiga puluh tahun tetapi belum menikah karena dia trauma dengan kekasihnya yang meninggalkannya degan wanita lain.
Tok
Tok
Tok
"Buka!"teriak bodyguard Tante Elsa
Tante Desi yang sedang melihat televisi menjadi kaget ketika ketukan pintu yang kasar itu. Wanita itu pun lari menuju pintu belakang dan membuka pintu belakang tetapi naas bagi Tante Desi, Tante Elsa sudah menghadang di pintu belakang.
"Mau kemana kamu! cepat bayar hutangmu!" perintah Tante Elsa yang berjalan maju.
"Ti-ti-tidak, ke-ke-kemana Tan-Tante,"balas Tante Desi sambil mundur ke belakang."Beri saya waktu dua hari untuk mencari uang itu.
"Ok, baiklah,"jawab Tante Elsa sambil berkeliling mencari barang yang nantinya akan ia sita lalu Tante Elsa pun pergi.
Tante Desi pun bernapas lega karena masih was-was tapi dia bingung harus mencari uang di mana padahal wanita itu tidak bekerja sama sekali. Tante Desi mempunyai hutang sebesar lima juta kepada Tante Elsa.
Sore telah datang di sambut dengan mentari yang hampir tenggelam serta burung-burung pulang ke sarangnya begitu pula dengan Adit yang pulang ke rumah.
Saat itu juga Adit melihat mobil mewah milik Tante Elsa yang sedang menagih di tempat lain. Tante Elsa melihat sekilas pemuda itu yang berjalan berlawanan.
Tante Desi sangatlah senang melihat Adit dari kejahuan.
"Aditttt!" teriak Tante Desi lalu Adit berlari menuju wanita itu.
"A-ada apa Tan," jawab Adit gugup
"Dalam dua hari kamu harus mendapatkan uang lima juta!"perintah Tante Desi
"Ta-ta-tapi --?"belum menyempurnakan kalimatnya Tante Desi langsung memotongnya.
"Tidak ada tapi-tapian! Pokonya kamu harus mendapatkan uang itu!"perintah Tante Desi.
Tanpa ada jawaban Adit pun undur diri, dia berpikir bagaimana mendapatkan sejumlah uang itu. Lima juta tidaklah sedikit bagi pemuda itu, ingin meminjam sahabat tetapi tidak enak hati.
Adit terus berpikir bagaimana cara mendapatkan uang sebanyak itu, hingga di tidak bisa berkonsentrasi melakukan apa saja misalnya, mencuci piring, mencuci baju serta membersihkan rumah, setelah semua selesai pemuda itu rebahan di atas ranjang dan akhirnya ia tertidur.
Malam pun telah menutup dengan sendirinya,. Mentari tampak sangat gagah menyinari bumi, bunga bermekaran sedangkan burung bernyanyi riang.
Tapi tidak dengan Adit dari pagi dia melakukan kegiatan di pagi hari. Lalu bergegas untuk bekerja lebih giat hari ini karena permintaan dari Tante Desi.
Siang pun berjalan dengan sendirinya, mentari yang gagah itu berada di tengah-tengah bumi sehingga bisa merasakan panas di tubuhnya,
begitu juga dengan Adit dia belum juga istirahat karena ingin memenuhi permintaan Tante Desi tak ada.
Siang pun bergulir mentari pun condong ke barat sore pun telah tiba tapi saat itu awan hitam menutupi matahari hujan mulai turun tetapi Adit tetap bekerja hanya untuk memenuhi permintaan tantenya itu.
Uang yang di kumpulan oleh Adit masih kurang banyak sehingga harus tetap bekerja walau hujan datang, dia memanggul beras, Bawang putih, bawang merah, kentang 1 sak.
Itu pun uangnya masih kurang sehingga harus tetep bekerja tanpa kenal lelah. Sore berganti senja dan senja pun berganti malam tak ada sinar rembulan dan kemerlip cahaya bintang semua masih tertutup awan, walaupun begitu dia tetap semangat.
Malam telah larut hujan pun berhenti tinggal menyisakan dingin yang merasuk ke dalam kulit, Adit masih tetap bekerja uang yang dia peroleh serasa cukup dan besuk lagi untuk mencari sisanya.
Tok
Tok
Tok
"Tante ini Adit,"ucap pemuda itu yang mengigil kedinginan.
Tante Desi membuka pintu,"Mana uangnya!"pinta wanita itu seraya tangan di atas lalu Adit memberikan semua uang yang ada di kantong celananya.
"Apa cuma segini?"teriak Tante Desi sambil berkacak pinggang.
"I--iya Tante, saya cuma dapat segini,"balasnya sambil menunduk.
"Banyak juga! Cepat masuk sana dan beres-beres rumah,"ucap Tante Desi seraya mengibas-ngibaskan uang itu untuk kipas angin.
Adit menjadi heran kenapa sikap Tante Desi mulai berubah yang dahulu wanita itu selalu menyuruh pemuda itu untuk tidur di luar rumah karena uang kurang, tetapi saat ini tidak dia di perbolehkan masuk ke rumah.
Adit pun berganti mandi lalu berganti pakaian setelah itu pemuda itu membersihkan semua rumah hingga bersih dan mengkilap. Selesai , bersih-bersih Adit langsung di kamar dan rebahan
Malam pun berganti pagi Adit akan pergi bekerja lagi, tapi bagaimana dia memperoleh sisa uang yang di minta sama tantenya itu. Dalam perjalanan Adit melamun dan berpikir bagaimana mendapatkan uang itu.
Pagi berganti siang Tante Elsa datang ke rumah Tante Desi saat itu dia masuk ke dalam rumah biasanya hanya di ambang pintu saja. Dia berjalan menelusuri rumah untuk mendapatkan barang yang akan dia bawa kalau tidak punya uang.
Adit yang bekerja pulang terlebih dahulu untuk menyerahkan uang walaupun masih kurang dan untuk kekurangannya menyusul. Saat itu juga Tante Elsa melihat Adit menuju ruang tamu.
"Tante Desi, ini ke kurangannya kemarin,"ucap Adit sambil menyerahkan uang itu.
Tante Elsa melihat Adit dari atas ke bawah lalu menerima uangnya. Pengawal bawa pemuda ini sebagai jaminan
"Apa? Saya tidak mau,"berontak Adit ketika dua pengawal Tante Elsa memegang lengannya. "Lepaskan!"berontak nya lagi.
"Jangan bawa Adit Tante ? Dia yang mencari uang untuk aku!"pinta Tante Desi sambil menangis.
"Aku tidak perduli,"sengit Tante Elsa lalu mereka pun pergi.
Adit yang masih berontak ingin di lepaskan, saat pemuda itu akan di masukan ke dalam mobil dia tak mau menunduk tetapi di paksa oleh pengawal Tante Elsa.
Sopir Tante Elsa melajukan mobilnya saat wanita itu sudah di sampingnya. Mereka berjalan menuju rumah wanita itu, sedangkan Adit masih berontak ingin di lepaskan.
Sampai di rumah Tante Elsa, Adit di masukan ke dalam kamar Tante itu, pemuda itu terjatuh saat di dorong pengawal masuk kamar, pengawal Tante Elsa itu mengunci pintu kamar.
Saat pengawal mengunci pintu, Adit berlari menuju pintu kamar tetapi terlambat pintu pun terlanjur tertutup lalu pemuda itu menggedor-gedor pintunya.
Di saat yang sama setelah Adit di bawa Tante Elsa, Tante Desi kebingungan karena dia harus mencari uang sendiri, wanita itu tidak pernah bekerja karena yang mencari uang cuma Adit.
Tiba-tiba saja ponsel berbunyi ada pesan,kemudian membukanya.
Tante Elsa. 15.00
Juallah Adit kepadaku, maka hutangmu lunas dan kamu akan mendapat uang lagi dariku.
Read ✓✓
Tante Desi terdiam membaca pesan itu, Dia berpikir Adit tak ada gunanya di kehidupannya.
Tante Desi. 15.30
Baiklah Tante saya jual Adit untuk Tante
Read ✓✓
Tante Elsa. 15.31
Uang akan aku kirim lewat pengawalku.
Read ✓✓
Tante Desi pun senang karena hutang lunas dan akan mempunyai uang banyak dengan hasil menjual Adit.
Tok
Tok
Tok
Tante Desi pun membuka pintu ternyata pengawal Tante Elsa sudah datang dengan membawa sejumlah uang di koper.
"Ini uang yang di kasih Tante Elsa,"ucap salah satu pengawal.
"Baiklah,"balas Tante Desi seraya membuka koper itu lalu dia pun memberikan segepok uang kepada pengawalnya. "Ini buat kalian,"ucap Tante Desi lagi.
"Makasih,"balas kedua pengawal itu.
Tante Desi senang bukan main lalu mereka mengundurkan diri. Tante Desi pun berkemas-kemas untuk pergi dari kota itu menuju kota baru.
****
Adit di kamar merenung dan memikirkan bagaimana nasib Tante Desi kalau tidak ada pemuda itu, makannya bagaimana tetapi orang yang di pikirkan sedang senang-senang di sana.
Tante Elsa pergi ke kamar untuk melihat kondisi berondongnya itu.
Ceklekkkk
Tante Elsa melihat Adit sedang duduk merenung
"Kamu tidak usah berpikir bagaimana Tante kamu itu, karena dia sudah menjual dirimu."tutur Tante Elsa.
"Apa?"teriak Adit ketika tahu dia dijual oleh tantenya sendiri.
Adit ingin melarikan diri tetapi ternyata pengawal ada di belakang pintu sehingga mudah tertangkap.
"Tidurkan dia di ranjang lalu ikat kaki dan tangannya!"perintah Tante Elsa yang di jalankan oleh kedua pengawal itu. Adit masih saja berontak lalu wanita itu memanggil maidnya agar di beri makan untuk pemuda yang sudah di ikatnya itu.
Adit terus saja berteriak tak kenal lelah hingga akhirnya Tante Elsa tidak tahan lalu dia pergi ke kamar pemuda itu.
"Percuma kamu teriak, rumah ini jauh dari tetangga,"ucap Tante Elsa seraya berjalan menuju ranjang pemuda itu.
"Apa mau Tante? Aku hanya pemuda miskin,'protes Adit seraya memohon untuk di lepaskan.
Tante Elsa hanya diam saja karena tidak tahu apa yang dia inginkan dari seorang Adit yang miskin itu,
"Aku ingin kamu mengabdi kepadaku! Karena Tantemu sudah menjual mu kepadaku,"sentak Tante Elsa.
"Ba-Baiklah Tante,"jelas Adit yang terbata-bata.
"Jangan mencoba untuk melarikan diri!"perintah Tante Elsa sambil membuka ikatan yang ada di tangan dan kaki Adit yang di ikuti anggukan kepala dari pemuda itu.
Tangan dan kakinya di lepas oleh Tante Elsa karena dia berjanji tidak akan melarikan diri, karena percuma bila melarikan diri pasti akan di tangkap.
Adit pun mengucapkan terima kasih kepada Tante Elsa karena dia sudah di lepaskan, Adit pun berjanji akan memberikan semuanya kepada Tante Elsa bahkan nyawa pun akan di berikan.
Malam telah tiba Tante Elsa berada di kamarnya sendiri dia sedang merekap data karyawan dan menambahkan nama Adit di salah satu karyawan itu.
"Tante makan dulu!"pinta Adit sambil mengetuk pintu kamarnya.
"Baiklah, aku akan segera turun,"balas Tante Elsa seraya menutup laptopnya.
Tante Elsa pun turun ke bawah untuk makan malam saat itu Adit sedang menyiapkan segala sesuatunya yang di meja yaitu piring, sendok gelas serta nasi dan kawan-kawannya.
"Siapa yang memasak ini semua?"tanya Tante Elsa yang berdiri di depan meja makan.
"Yang masak semuanya aku Tante, ayo di cicipin!"pinta Adit
"oke,"balas tante Elsa seraya menggeser kursinya dan duduk. "masakanmu enak,"puji Tante Elsa sambil makan.
Adit memang pandai memasak hampir semua masakan enak dari masakan Indonesia sampai masakan cina, maid yang bertugas di dapur hanya membantu Adit misalnya mencuci sayuran,memotong sayuran. Kali ini pemuda itu memasak gudhek sambel goreng dari Jogja, tahu,tempe lalu ikan teri.
Selesai makan malam Tante Elsa pun meneruskan pekerjaannya di depan layar laptop.
****
Jarum jam terus berputar hingga pergantian hari telah terjadi. ketika wajar menyingsing dan mentari mengintip dengan malu-malu di ufuk timur, ayam telah berkokok pertanda hari sudah pagi.
Mendengar ayam berkokok Adit pun bangun dari mimpinya dia mengerjap-ngerjapkan matanya pelan tapi pasti lalu dia melihat jam yang ada di dinding yang ternyata sudah pukul lima pagi.
Pemuda itu langsung bangun dan berdoa terlebih dahulu sebelum memulai semua pekerjaannya. Adit yang sudah terbiasa bangun pagi dia tidak kaget lagi.
Saat itu Tante Elsa masih di alam mimpinya ketika pemuda itu sedang berberes rumah, dia sudah masak dan lain sebagainya.
Tente Elsa pun mengerjap-ngerjapkan mata lalu melihat ke langit-langit kamarnya sendiri setelah itu dia meregangkan otot yang kaku karena tidur semalam, masih di dalam ranjang wanita itu melihat ke jam dinding ternyata waktu sudah menunjukan pukul 05.30.
Tante Elsa segera menuju kamar mandi, menyalakan kran bak mandi dan dia mandi untuk menyegarkan badannya. Setelah mandi dan berganti pakaian Tante Elsa segera turun untuk sarapan pagi lalu berangkat ke kantor, tugas kedua untuk Adit adalah menjadi sopir Tante Elsa.
Adit pun pulang ke rumah setelah mengantar Tante Elsa.
Pagi pun telah berlalu sang mentari berjalan ke tengah pertanda jam dua belas siang Tante Elsa pulang untuk makan siang. Dia memilih makan siang di rumah, memang sudah menjadi kebiasaan Tante itu kalau siang makan siang di rumah. Wanita itu pulang bersama pengawalnya.
Mobil Tante Elsa sudah berada di bagasi sedangkan Adit sedang memanasi sayur serta menata piring, wanita itu berada di belakang sehingga pemuda itu tidak melihatnya.
"Sedang apa?"tanya Tante Elsa berdiri di belakang meja.
"Tante bikin kaget aja,"balas Adit seraya memegang dadanya. "Baru menghangatkan makanan,"
Makan siang pun sudah selesai Tante Elsa memuji makanan buatan Adit memang sungguh nikmat dan lezat lalu dia pergi bekerja lagi sedangkan pemuda itu membereskan makanan yang ada di meja makan.
Waktu berjalan sangat cepat hingga tak terasa hari sudah sore, Saat itu pukul 15.30 dan giliran Adit lah yang menjemput wanita itu. Adit menunggu Tante Elsa dengan sangat sabar dia mempunyai prinsip lebih baik ia yang menunggu daripada di tunggu.
Mobil sudah berada di depan gerbang rumah satpam pun membukakan pintu gerbangnya lalu mobil itu masuk ke dalam bagasi rumah. Tante Elsa dan Adit pun masuk ke dalam rumah yang besar itu.
Pemandangan senja hari ini sungguh indah Tante Elsa melihat dari balkon rumah sambil menikmati secangkir teh hangat dan gorengan yang di suguhkan oleh Adit berondongnya itu.
Sang Surya pun pelan tapi pasti tenggelam di cakrawala dan di gantikan sang rembulan serta sinar bintang yang menyinari bumi, binatang malam pun mulai bermunculan.
Tante Elsa yang masih berada di dalam kamarnya untuk mengerjakan pekerjaan dari kantor yang masih menumpuk itu tanpa di bantu oleh sekretarisnya.
Tok
Tok
Tok
"Tante, makan malam dulu!"pinta Adit yang berada di belakang pintu kamar Tante Elsa.
"Sebentar, aku turun,"balas Tante Elsa seraya meletakkan laptop di atas meja.
Tante Elsa pun turun ke bawah untuk makan malam di temani oleh para pegawai yang ada di rumah itu, karena wanita itu selalu kesepian bila makan di rumah sehingga dia mengajak para pegawai makan di meja makan.
Awal mulanya mereka tidak mau karena tidak layak bila seorang pegawai makan bersama majikan di meja yang sama tetapi Tante Elsa menjelaskan bahwa siapapun layak maka di sini sehingga para pegawai menjadi mau.
Tante Elsa memang seperti itu kelihatan galak bila menagih tetapi bila di selami lebih dalam lagi hatinya baik, dia banyak kawan di masa mudanya dia pernah menjadi orang yang tidak punya sehingga di hina maka dari itu dia baik kepada pegawainya karena pernah merasakan susah.
Adit sudah satu bulan tinggal bersama Tante Elsa semakin dia tahu sifat sebenarnya semakin kagum dengan wanita itu, kadang bila menagih mengajak Adit dan menang benar Tante Elsa dalam menagih tidak punya hati, bahkan dia mengangkut apa yang ada di rumah itu.
Waktu terus bergulir pagi pun datang ketika sang Fajar kembali bersinar dari ufuk timur, seberkas cahaya dari Mentari yang masuk di kamar Tante Elsa memaksa membuka kelopak matanya dengan sangat berat.
Saat itu hari Sabtu hari yang di nantikan oleh semua orang yaitu libur dua hari Sabtu dan Minggu atau sering di sebut dengan weekend terutama Tante Elsa karena dua hari itu hari melepas semua penat dan lelah selama bekerja.
Tante Elsa mengajak pegawai kesayangan yaitu berondongnya pergi ke pantai menikmati suasana di pantai. Adit yang juga suka suasana pantai dia mengiyakan ajakan majikannya itu.
Mereka berdua sampai di pantai langsung saja menuju hotel yang di pesan oleh Adit lewat online, dua kamar sudah tersedia. Di dalam kamar Tante Elsa dan Adit pun istirahat sejenak di kamar masing-masing.
Tante Elsa. 16.00
Ayo ke pantai dit
Read ✓✓
Adit. 16.01
Siap Tante
Read ✓✓
Pesan dari Tante Elsa buat Adit, dan pemuda itu segera keluar dari kamar menuju kamar Tante Elsa, kamar mereka bersebelahan sehingga cepat sampai ke sana.
Tok
Tok
Tok
"Tante, jadi tidak,"ucap Adit di balik pintu kamar.
"Iya, sebentar,"balas Tante Elsa.
Ceklekkkk.
Tante Elsa membuka pintu kamarnya, Adit tertegun melihat Tante Elsa yang begitu cantik memakai baju yang sederhana tanpa polesan make up sedikit pun.
"Tante cantik,"sanjung Adit sambil melihat dari atas ke bawah
"Kamu bisa aja dit, ayo berangkat!"ajak Tante Elsa mukanya menjadi merah karena sanjungan dari Adit.
Tante Elsa jarang ada yang menyanjung kecuali mantan kekasihnya yang sudah meninggalkan dia karena perjodohan yang di lakukan oleh kedua orang tua mantannya itu.
Mantan kekasihnya berasal dari keluarga kaya dan dia berasal dari keluarga yang tidak mampu sehingga Tante Elsa di rendahkan dan di hina.
Karena hinaan itu sekarang menjadi cambuk untuk dia bekerja keras lebih giat lagi sehingga tidak ada yang menghina serta merendahkan dirinya. Dia sekarang mempunyai perusahaan di kota kelahirannya serta ruko dan toko di mana-mana.
Terkadang Tante Elsa juga meminjamkan uang ke orang tidak mampu dengan bunga yang tinggi serta bila tidak lunas maka Tante Elsa sendiri yang menangannya.
Adit dan Tante Elsa duduk di pinggir pantai sambil menikmati hembusan angin serta deburan ombak di pantai membuat hati merasa senang.
Saat mereka menikmati itu semua tiba-tiba gerimis datang mereka berdua langsung berlari menuju sebuah goa, tapi saat di perjalanan menuju goa tersebut hujan semakin deras membuat baju basah kuyup.
Mereka sampai di goa Tante Elsa yang kedinginan membuat Adit iba, kedua tangan pemuda itu di gesek-gesekkan sehingga menimbulkan panas lalu tangannya memegang tangan Tante Elsa begitu seterusnya.
Hujan pun reda, sore berganti senja Adit dan Tante Elsa keluar dari goa tersebut lalu melihat ke langit, pantai di senja hari memang indah di ikuti ada pelangi yang membentang membuat mereka berdua bersyukur atas apa yang di berikan oleh Tuhan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!