NovelToon NovelToon

Love Is Never Wrong

Bab 1 : Dihianati!

Deon Arsenio Wardana seorang pria blasteran Jerman Indonesia, di mana sang mama bernama Agatha yang merupakan keturunan Jerman dan sang papa yang keturunan Indonesia asli.

Deon sudah 2 tahun ini berprofesi dokter spesialis lebih tepatnya dokter kandungan di salah satu rumah sakit terbesar di Ibu kota. Selain menjadi seorang dokter, wajah rupawan, tampan dan mapan dan memang ditakdirkan lahir dari keluarga konglomerat dan menjadi anak satu satunya 'dikeluarganya, setelah sang daddy juga merupakan satu satunya anak laki laki yang dimiliki oleh grandma dan grandfanya, Maka jangan heran, ketika di usianya ke 34 tahun dia sudah ditetapkan sebagai pemilik rumah sakit yang menjadi tempatnya praktek saat ini dan beberapa cabang rumah sakit di luar kota yang menjadi milik keluarganya.

Belum lagi beberapa perusahaan besar yang menjadi milik kakeknya yang sudah diserahkan dan dikelola oleh PApannya Johan Wardana.

Ya, menjadi seorang dokter merupakan cita-citanya sejak awal meski di awal kedua orang tuanya kurang setuju, mereka lebih berharap sang anak terjun ke dunia bisnis seperti daddynya. Namun, seiring berjalannya waktu dan keinginan yang kuat akhirnya meyakinkan dad dan momnya untuk memberikan izin untuk melanjutkan pendidikannya di dunia kedokteran.

Deon, yang memiliki kecerdasan yang tinggi, mampu menyelesaikan pendidikannya diusianya yang terbilang masih muda di usia 27 tahun dan meraih gelar dokter spesialis kandungan (Sp.OG).

Namun, siapa sangka, meski kehidupan tajir melintir, dan semuanya bisa diraih sesuai keinginannya ternyata kehidupan percintaanya berbanding terbalik dengan yang diharapkan. Deon ketika masih dalam pendidikan memiliki seorang kekasih bernama Bella. Bella merupakan wanita pertama yang membuatnya mengenal kata cinta dan sama sama belajar dalam dunia kedokteran.

4 Tahun saling mengenal dan mencintai Sehingga, beberapa bulan setelah dia menyelesaikan pendidikannya Deon pun mempersunting Pujaan hatinya menjadi istrinya. Pernikahan megah berlangsung di salah satu hotel ternama, dihadiri orang penting dan kolega bisnis papanya.

Di awal pernikahan semuanya baik-baik saja, Deon yang saat itu mulai aktif Praktek di Rumah sakit milik keluarganya dan tentu saja harus mengorbankan waktunya lebih banyak di rumah sakit. Bella sang Istri yang saat itu juga berprofesi sebagai dokter umum di rumah sakit yang sama mulai merasa jenuh dan memutuskan berhenti dari pekerjaannya.

Dari sinilah bara itu di mulai, dengan alasan Deon mengabaikannya, padahal setiap hari mereka bersama, meskipun Deon terkadang harus terlambat pulang dari rumah sakit. .

Deon yang sudah berusaha menjelaskan kepada sang istri, bagaimana mungkin dia harus berhenti, apakah dengan duduk diam di rumah untuk selalu bersama sudah di katakan sempurna, seharusnya sang istri bisa mengerti bagaimana seorang dokter mengabdikan dirinya untuk menyelamatkan orang banyak, apalagi sama-sama berasal dari dunia kedokteran.

Bahkan, Bella yang merasa masih ingin bebas, selalu menunda kehamilan dengan berbagai alasan yang dengan lapang diterima Deon. Hingga di Tahun kedua, Bella yang benar-benar semakin menjadi, ternyata diam - diam di belakang Deon, Bella masih menjalin hubungan dengan Mantan kekasihnya, jauh sebelum Pernikahan mereka berlangsung.

Dan semua kemarahan yang dilontarkan kepada Deon agar menutupi kebersamaannya dengan Alex.

Hingga suatu hari, Ketika Deon selesai dari ruang persalinan, dia buru- buru pulang ke rumahnya untuk memberikan kejutan kepada istrinya di Ulang tahun pernikahannya yang ke 2.

Buru - buru Deon memarkir Mobil yang digunakan. Namun, ketika sampai dia tidak menemukan Bella, berulangkali dia Menelfon tidak ada jawaban. Bella yang saat itu tengah bercumbu mesra dengan Alex tidak menghiraukan panggilan Deon dan menonaktifkan Ponselnya.

Di rumah Deon yang mulai khawatir akan keberadaan istrinya, mulai menelpon sahabat istrinya, tetapi jawabannya sama mereka sedang tidak bersama.

Malam itu, mama dan papa Deon menuju rumah kediaman Deon untuk makan malam bersama, setelah siangnya Deon mengatakan akan memberikan kejutan kepada istrinya.

Sebuah Mobil yang dikenal Agatha dengan kecepatan sedang ada di depan mereka, “Loh papa, bukankah itu mobil yang sering dipakai Bella?” tanya Mama Agatha. “Sepertinya iaa maa… Coba hubungi Deon, mungkin saja mereka tidak sabaran menunggu kita, sehingga mereka keluar duluan, tapi sekalian kita iikut jalan saja” jawab Papa Johan. Mama Agatha mengangguk setuju dan menghubungi Deon “Deon, sepertinya tidak sabaran menunggu papa sama sama, sampai harus jalan lebih awal, ini kami sudah dibelakang mobil kalian kok, berbarengan aja ya” kata mama Agatha Via telpon.

Namun, jawabannya sungguh mengejutkan, Deon mengatakan dirinya masih di rumah dan Bella sedang tidak ada di rumah. Deon merasa ada yang tidak beres, dan menuju jalan yang disebutkan mamanya dan merasa mengetahui kemana arah istrinya.

Papa Johan dengan segera mengikuti kemana arah mobil Bella, dan alangkah terkejutnya mereka ketika melihat mobil Bella berhenti di sebuah Apartemen dan keluar dari mobil dengan bergelayut mesra di tangan seorang laki-laki yang tidak mereka kenal.

Sungguh, hari itu merupakan sebuah kejutan bagi papa dan mama Deon, tetapi bukan kejutan yang menyenangkan. Tanpa aba-aba Johan dan Agatha mengikuti menantunya, dengan cepat Agatha merekam kelakuan menantunya, biarlah dia dikatakan tidak sopan, toh yang disakiti di sini anaknya sendiri.

Satu jam kemudian, terlihat mobil Deon dan berhenti dibelakang mobil papanya. “Mah, pah mari kita ke dalam mungkin saja Bella rindu dengan apartemen ini” kata Deon. Mama Agatha heran “loh memang apartemen ini milik siapa Deon?”.

“Apartemen ini Hadiah ulang tahun Bella 3 tahun yang lalu ma.” jawab Deon. “ ada yang tidak beres Deon, mari kita lihat ke dalam” Agatha berkata dengan penuh kemarahan. Agatha berjalan setengah berlari, diikuti suaminya,. Deon yang belum mengerti keadaan hanya bisa mengikuti mama papanya.

“Deon cepetan, apartemennya di buka mama benar-benar tidak sabar melihat apa yang terjadi di dalam” kata mamanya. Deon dengan segera memasukkan pasword kode apartemennya dan alangkah terkejutnya mereka melihat pemandangan yang sungguh menjijikkan. Dua orang yang sedang bergelut, bercumbu mesra di sofa di mana Bella duduk dipangkuan sang laki-laki.

Deon yang melihat merasakan tubuhnya bergetar, matanya gelap. Agatha yang tidak kalah terkejut langsung meneriakkan nama Bella. “Bella,” sehinggga dua sejoli yang dimabuk asmara itu langsung terkejut dengan kedatangan 3 orang yang mereka kenal.

Bella langsung berdiri sementara Alex tidak bisa berbuat apa apa selain ikutan berdiri. PLAK satu tamparan berhasil mendarat di pipi Bella dari Ibu Mertua, sementara Deon tangannya mengepal, dadanya bergemuruh dan pukulan bertubi tubi itu tidak terelakkan menghantam wajah Alex.

“Bajingan kau dan Bella benar benar bajingan…” Teriak Deon.

Bella dengan segera berlari ingin memeluk Deon, namun Deon menepis kasar tangan Bella “Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu yang menjijikkan itu” marah Deon. Bella hanya bisa menangis “Deon maafkan aku, mama maafkan aku, aku khilaf”.

Mama Agatha hanya tersenyum sinis, sementara papa Johan hanya bisa diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. “Maaf, apa dengan maaf ini berarti akan selesai. Tidak, tidak.. aku sudah cukup bersabar selama ini, sedikitpun kamu sebagai istri pernah menghargai aku sebagai suamimu dari pada ketika aku melihatmu semakin menjijikkan sebaiknya kamu pergii bersama laki - laki bajingan ini” kata Deon.

Seiring bejalannya waktu, Perceraian itupun terjadi. Deon yang dikhianati merasa frustasi.

Deon yang biasanya hangat, diharuskan berubah menjadi dingin dan tidak banyak bicara, mama papanya sudah berulangkali menasihati Deon, namun Deon tetaplah Deon yang dingin.

2 tahun dia hengkang dari rumah sakit, dan memilih pergi berkunjung ke Jerman mengunjungi Grandmanya.

Bab 2 : Lepaskan Saja!

Waktu berlalu, selama dua tahun menetap bersama Grandma di Jerman, Deon memutuskan kembali ke Indonesia dan menata kembali kehidupannya yang dia rasa penuh kekacauan. Sakit, tentu saja masih menyisakan rasa sakit, satu hal yang pasti cinta sudah tentu dia tidak akan pernah memercayainya, yang namanya perempuan dia sudah memantapkan hatinya untuk tidak terlibat dengan perasaan apalagi cinta. Kehidupan yang baru pun Deon mulai, mama dan papanya sedikit merasa lega dengan keputusan Deon yang ingin kembali bekerja di rumah sakit yang sudah lama dia tinggalkan. Biarlah dia mendedikasikan hidupnya di rumah sakit untuk menyelamatkan nyawa banyak orang. Deon yang sebelumnya akan sangat ramah dan hangat kepada rekan sejawatnya, berubah 360 derajat tidak ada sapa kecuali hanya untuk kepentingan pekerjaan dan pelayanan medis. Namun untuk Pasien yang akan di tangani Deon tetap mengutamakan keramahan karena yang dilayani adalah pasien yang butuh kesehatan dan kegembiraan terutama untuk mereka yang membawa calon buah hati mereka. Seperti pesan mamanya ke Deon “Dia yang menjadi masa lalumu, Lepaskan Saja!

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Siang itu, seorang gadis tampak melangkahkan kakinya keluar dari Kantor. Ya, gadis bernama lengkap Sea Mahendra itu terlihat teburu buru. Sea yang merupakan salah satu pengajar berstatus Negeri. Sea yang merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara, kakak laki-lakinya bernama Sebastian Mahendra yang memilih menjadi seorang dokter Spesialis penyakit dalam di salah satu rumah sakit di Surabaya telah menikah dan memiliki 2 putra yang tampan dan menggemaskan. Sedangkan kakak perempuannya Kania menetap bersama suaminya di Australia. Namun, karena kondisi Kania yang dalam keadaan hamil 3 bulan menuju persalinan, Bu Hilda mamanya Sea meminta agar Kania tinggal di Indonesia mengingat kesibukan Suami Kania. Atas persetujuan suaminya akhirnya Kania diantar oleh suaminya. 3 bulan sudah Kania tinggal di rumah mamanya, dan sudah menuju Hari H persalinannya. Suami Kania, Sam yang tidak lelah pulang pergi mengantar Kania untuk cek up setiap bulannya ke Dokter Kandungan, Namun kali ini karena pekerjaan yang tidak bisa diwakilkan membuat Sam tidak bisa hadir dan akan datang 3 hari akan datang. Siang itu, Kania yang sedang duduk di atas sofa tiba-tiba merasakan Perutnya mulas dan kram. Mamanya yang saat itu di dapur, langsung mendatangi kania. “Kania,,, Sepertinya kamu sudah mau melahirkan Nakk, kita harus ke rumah Sakit sekarang”.

Bu Hilda langsung Menelepon Sea “Sea, Sepertinya kakak kamu hendak melahirkan kalau kamu sudah mau pulang Langsung Ke rumah sakit Mutiara Bunda Ya Nak” Bu Hilda kelihatan Panik. Sementara Kania sudah meringis kesakitan. “Aduuhhh maaa,,, sakit sekali,,”. “Sabar Sayang…” Bu Hilda langung memanggil Mang Udin, dengan sigap Mang Udin dan istrinya yang sudah lama bekerja sebagai asisten Rumah tangga di rumah Bu Hilda. Mereka segera mengemasi keperluan Kania dan Membantu Kania ke dalam Mobil, Istri Mang Udin Inah segera ikut ke dalam Mobil. Bik Inah dan Bu Hilda terus menguatkan Kania. Setengah jam sampailah mereka ke rumah sakit.

Sampai di Pintu, Kania langsung dibawa ke ruangan bersalin, sudah 3 Jam lamanya mereka di dalam Kania belum ada tanda-tanda akan melahirkan. Sementara, Kania sudah sangat merasa kesakitan. Kania yang awalnya berencana melahirkan secara normal sepertinya sudah tidak sanggup.

Dokter segera memeriksa dan ternyata Kania harus segera dioperasi, tenaga Kania yang sudah mulai habis dan air ketuban yang sudah pecah beberapa jam yang lalu jika tidak segera bertindak akibatnya tidak akan baik bagi ibu dan bayinya. Begitu Dokter mengatakan. Dengan segera Bu Hilda langsung mengiyakan dan segera Kania langsung dibawa ke ruang operasi.

Sementara Sea yang saat itu baru sampai ke rumah sakit dengan segera menuju ruang persalinan di mana Kania akan bersalin. Sampai di sana dia tidak menemukan mama dan kakaknya, Hanya Bik Inah yang di sana “Bikk kak Kania sama mama di mana?”. “Non Sea, Non Kania sudah di bawa keruang operasi, kita kesana saja nona menunggu, mari Non” Jawab Bik Inah. Segera Sea menuju di mana Kania akan di operasi Caesar. Sea langsung berlari mendapati mamanya ada diluar ruang tunggu, sementara Kania sudah masuk kedalam ruangan, Bu Ratih kelihatan Mondar mandir dan tak luput dengan doa doanya,. “Mama… Kak Kania pasti baik baik saja, mama sebainya duduk tenang, Sea sudah telpon Kak Sam, Kak sam Bilang besok diusahakan sampai ke Indonesia”. Bu Ratih mengangguk “ Ia mama dari tadi panik, kita doakan saja Kania sama cucu mama baik baik saja”.

Satu jam kemudian, pintu ruangan terbuka, Sea dan mamanya segera berdiri. Dokter keluar dan tersenyum “Keluarga Bu Kania, Selamat ya Bayinya laki laki sehat, Bu Kanianya juga ibu yang kuat”. Bik Inah, Sea dan mamanya Mengatakan “Alhamdulilah” , “terima kasih dokter, apa kami sudah bisa menemui Kania” tanya Bu Ratih. “Sebentar lagi Bu Kania dan bayinya akan di Pindah ke ruangan, ibu tunggu saja” kata dokternya sambil tersenyum. “Baik dokter, terima kasih banyak” jawab Bu Ratih. Bu Ratih dan Sea tersenyum bahagia “Buk, Selamat ya sudah bertambah lagi cucu nya… bibi ikut senang” kata Bi Inah. “Sama - sama bi… bukan kah cucu bibi juga” Kata bu Ratih dengan bahagia. “Ia Bu.. sekarang tinggal non Sea yang belum kasih ibu cucu “ canda Bi Inah. “tenang aja bi, nanti Sea kasih 11 sebelas” jawab Sea sambil tertawa. “Non Bisa aja,,,” “Ia biar jadi kesebelasan sepak bola” Jawab Sea.

kini, Kania sudah berasa di ruangan. senyum kebahagiaan terpancar di wajah nya, "kak Kania selamat ya, terima kasih sudah kasih Sea keponakan yang menggemaskan, besok kemungkinan kak sam akan tiba". Sea memeluk Kania.

Bab 3 : Apa wajahku seperti Ibu ibu ???

Pagi ini, terlihat dr. Deon buru buru memasuki ruangan diikuti perawat sebagai asistenya, Untuk memeriksa pasien yang Operasi caesar 2 hari yang lalu yang tidak lain adalah kania

Dua hari pasca melahirKan, kakak Sea masih dirawat di rumah sakit. Seperti hari ini, dokter pagi pagi sudah memeriksa Kirana. “Ibu kania, apa sekarang sudah merasa semakin baik?” tanya dokter begitu memasuki ruang inap Kania. “sepertinya begitu dok” jawab kania. “Baiklah, hari ini ibu belajar duduk ya biar, biar segera terbiasa kelamaan digerakkan juga tidak baik”. “baiklah dok”. Jawab kania Sambil memggerakkan badannya dibantu Sam suami tercintanya. Kania meringis, ketika melakukan pergerakan.

Sea, yang saat itu baru saja tiba ke rumah sakit melihat bagaimana perjuangan kakaknya. Dia meringis ngilu dan membayangkan bagaimana perut mulus kakaknya disayat untuk mengeluarkan keponakannya yang menggemaskan itu.

‘Kak Kania apa sakit sekali? melihat kakak seperti ini membuat ku ngilu” kania hanya tersenyum sambil menjawab “ini hanya sebentar kok pasti Segera pulih, melihat keponakan mu yang lucu saja membuat kakak sudah sangat membaik”. Sea segera menghampiri keponakananya Sambil mencium pipinya dengan gemas.

Sementara dr. Deon yang memantau pergerakan Kania hanya mendengarkan percakapan kakak adik itu. “Bu Kania untuk hari ini latihannya cukup, ibu sudah bisa menggerakan anggota tubuh ibu secara pelahan Bila ada apa apa keluarga ibu langsung hubungi perawat ya bu, saya permisi” Dokter Deon keluar bersama dengan asistennya. “baik dok, terima kasih banyak” jawab kania

Sepeninggal dokter meninggalkan ruangan “waaaahhhh kak dokternya cakep ya” udah punya kekasih belum ya ?” Sea bertanya dengan antusias . Sam hanya terkekeh sambil menjawab“tumben Sea nanya nanya kaum adam? Biasa juga seperti tidak berminat memiliki pasangan”

“sepertinya ada yang jatuh hati sama pak dokter tampan” Karina ikut menimpali.

“ck.. Siapa yang jatuh hati, Sea Cuma bertanya kok, kan memang tampan, calm lagi” jawab sea sambil tertawa

“oh ia Sea biar bertemu dengan dokter tampannya tolong ke ruangan dokter tampannya, ambilkan resep obat biar kakak segera ke apotik” Sam memberikan ide

Sea hanya terkekeh lucu, sedangkan Kania ikut menimpali , “ide yang bagus” jawab Kania sambil tertawa pelan

“baiklah, Sea ke sana bukan Mau melihat dokter itu, tapi membantu kak sam biar tidak terlalu lelah” jawab Sea sambil berlalu

Keluar ruangan, Sea yang memang dasarnya periang dan sedikit cerewet selayaknya seorang guru yang memang rata-rata cerewet segera mengetuk ruangan yang dituju.

“masuk” dari dalam terdengar sahutan. Sea segera masuk dan melihat dokter dan perawatnya yang sepertinya sibuk menulis yang sea tidak tahu mereka menulis apa.

“silahkan duduk bu, ada yang bisa dibantu” tanya Deon dengan senyum

Sea yang melihat senyum Deon langsung terpana, melirik bad nama yang digunakan dokter “dr. Deon, Sp.OG”

Tanpa sadar Sea berkata “Dokter Deon tampan, senyumnya jangan terlalu manis”

Deon sontak terkejut, dan perawat pilihan Deon yang sudah berumur dan berkeluarga hanya bisa mengulum senyum.

“maaf bu, sebenarnya ibu kemari keperluan apa?”

“ohh tidak tidak” sambil berbicara sendiri dan menggeleng gelengkan kepalanya malu.

“ibu, ibu kenapa, ibu mau diperiksa atau bagaimana?”

“ibu, dokter Deon terlalu tampan ya bu, tapi ingat suami bu nanti suaminya marah lagi” perawat itu ikut menimpali seraya tidak bisa menahan tawa

Sea malu bukan kepalang, ingin rasanya dia membenamkan wajahnya di dada bidang dokter tampan itu.

Sea kembali sadar, apaan sihh kenapa otak ku tidak bisa diajak kerja sama

Deon yang kembali mendengarkan Sea berbicara sendiri langsung berdiri

“sepertinya ibu salah masuk ruangan, sepertinya sistem reproduksi ibu tidak bermasalah” kata dokter Deon.

Sea terkejut dengan jawaban sang dokter, ia tidak mengira kejadiannya akan seperti itu.

“ibu jika tidak ada kepeluan lagi silahkan keluar” sikap dingin Deon kembali, karena yang datang bukan pasien yang butuh konsultasi

Sea tidak menyangka dokter tampan itu ternyata Dingin. Ada rasa menyesal sempat mengagumi dokter itu.

Sea beranjak keluar tanpa mengingat tujuan awal, meminta resep dokter untuk kania.

“saya permisi dokter, dan satu lagi tolong perhatikan wajah saya, apa sudah seperti ibu ibu ber anak 11” seraya keluar.

Deon hanya diam tanpa memperdulikan gerutuan Sea.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!