“Hey... pencuri! berhenti di sana, kau pencuri roti!”
“Maafkan aku, aku membutuhkan roti ini untuk bertahan hidup hari ini! Ah sial, kenapa hari ini keberuntunganku sangat buruk.”
Sudah tiga hari sejak aku mengisi perutku dengan makanan, aku terpaksa mencuri untuk bertahan hidup di dunia yang tidak adil ini, dimana si kaya semakin kaya dan si miskin semakin miskin saja dan nampaknya hari ini Tuhan juga benar-benar sedang mengujiku. “Oh Tuhan kenapa nasibku semalang ini.”
“Hey... kubilang berhenti sekarang!”
“Satu roti yang aku ambil tindak akan membuatmu bangkrut jadi menyerah saja berhenti mengejar ku, Ikhlaskan saja roti ini untuk sedekah!”
“Apa katamu, tetap saja roti itu milikku dasar pencuri berani sekali kau! Jika tertangkap akan aku kuliti kau hidup-hidup!”
“Maaf, tapi coba saja menangkap ku jika kau bisa, aku tidak akan tertangkap.”
Kejam sekali padahal aku hanya ingin mengganjal perutku yang sedang kelaparan, biasanya juga roti yang tidak laku akan kau buang saja atau kau berikan pada burung merpati di taman atau ikan yang ada di kolam taman. Ah kenapa juga pedagang roti ini sangat keras kepala, menyerah sajalah toh satu roti yang aku ambil dari tokomu ini tidak akan membuatmu bangkrut, berapa lama lagi aku harus berlari agar tidak tertangkap kakiku sudah mulai bergetar karena terlalu banyak menggunakan energi saat berlari ditambah lagi aku belum memakan apapun untuk hari ini.
“Hey bahaya!”
“Awas!”
“Hati-hati!”
Huh, kenapa orang-orang berteriak sambil menatap ke arahku dengan tatapan waspada apa mereka takut aku mencuri dompet mereka. Ya, memang akan aku lakukan jika terpaksa dan jika sudah tak ada pilihan lain tapi kali ini kalian tenang saja aku tidak ada niat untuk mencuri lagi untuk hari ini, mengambil sepotong roti saja aku sudah harus mempertaruhkan seluruh hidupku yang memang tidak berharga ini untuk mendapatkannya. “Malang sekali nasibku.”
“Treekkkk.”
“Brakkkk.”
Terdengar suara derit dari ban mobil yang sepertinya direm secara mendadak dipaksa untuk segera berhenti dan kemudian disusul dengan suara benturan keras.
Huh, apa ini? Kenapa tubuhku tidak bisa aku gerakkan dan tubuhku terasa sakit semua, aku tidak bisa menggerakkan tangan dan kakiku. Ah rotiku, apa tadi aku mencuri roti rasa stroberi? Kenapa jadi warna merah semua.
“Aaa!!!!! Seseorang tertabrak.”
“Panggil ambulans segera!!!! seseorang tolong hubungi ambulans.”
Kenapa orang-orang mengerumuniku, apa orang tertabrak yang mereka maksud itu aku. “Uggh” wah banyak sekali darah yang aku muntahkan, ternyata benar aku yang tertabrak aku benar-benar tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhku sendiri semuanya terasa berat ditambah degan rasa sakit akibat benturan yang aku terima dari tabrakan tadi dan sepertinya tangan kiri dan kakiku kiriku mengalam fraktur, dadaku mungkin terbentur cukup keras juga tadi saat terpental hingga membuatku kesulitan untuk bernafas sekarang dan memuntahkan banyak darah seperti ini dan mungkin kepalaku juga terbentur sehingga dari tadi aku tidak bisa lagi mendengar suara orang-orang yang berkumpul hanya tersisa suara dengungan saja. Dengan luka separah ini kemungkinan terbesarnya aku tidak akan selamat.
“Astaga, malang sekali nasib gelandang ini.”
Ah iya benar aku seorang gelandangan sekarang, hidup atau mati pun tidak akan mempengaruhi apapun tidak ada yang akan bersyukur jika aku selamat nanti dan tidak ada yang akan menangis jika aku meninggal, padahal seminggu yang lalu aku masih bisa tidur dengan nyenyak di atas kasur kesayanganku dan memakan makanan yang layak dan tidak harus mencuri seperti ini.
Semuanya bermula setelah ibuku meninggal satu tahun yang lalu akibat serangan jantung dan kemudian ayahku yang bodoh mengenal yang namanya judi, hartanya yang masih tersisa sudah dibawa kabur oleh wanita simpanannya dan sekarang ayah bodoh itu kabur entah kemana menghindari para rentenir yang datang untuk menagih hutangnya yang kini sudah menggunung, sekarang rumah dan seisinya sudah disita dan aku ditendang keluar dari rumah tampa persiapan apa-apa dan tanpa uang sepeserpun. Dasar ayah Bodoh! Tega meninggalkan anak perempuannya begitu saja. Setidaknya kalau kau mau kabur atau mati di suatu tempat bawa aku bersamamu jangan biarkan aku sendiri seperi ini.
“Kasihan sekali, aku mengejarnya karena aku ingin mengajaknya meminum secangkir coklat panas dan memakan sepotong roti kerena ia terlihat sangat kelaparan.”
Huh apa! Dasar pedagang roti sialan, jelas-jelas tadi dia bilang akan mengulitiku hidup-hidup jika aku tertangkap, kenapa sekarang tiba-tiba bertingkah seolah-olah bahwa dirinya adalah orang baik, sudahlah memang selalu ada orang yang bermuka dua sepertinya. Walau aku mengutuknya sekarang pun tidak akan ada gunanya, lagian aku juga bukan orang baik, bahkan penyebab kematianku pun mati tertabrak akibat melarikan diri setelah mencuri sebuah roti. Iya betul kata si penjual roti sialan ini, kasihan sekali aku ini.
Hah, jadi seperti ini akhirnya. Aku mati secara mengenaskan diusia muda, mati tertabrak akibat nekat menerobos jalan berusaha lolos dari kejaran karena mencuri sepotong roti, lucu sekali aku mati tertabrak karena takut mati kelaparan. Tapi mati seperti ini tidak terlalu buruk juga setidaknya aku mati karena sebuah insiden kecelakaan bukan karena mati kelaparan.
“Nngiiiiiiiiiiing.”
Sudah dari tadi telingaku berdenging dan itu membuatku tidak bisa menjaga kesadaranku dan sekarang aku pun sudah tidak bisa mendengar apa-apa lagi aku hanya bisa melihat orang-orang menatapku dengan tatapan kasihan dan ada juga yang tatapannya seakan mengatakan bahwa aku memang lebih baik mati toh jika aku tetap hidup pun pada akhirnya aku akan menjalani hidup susah juga, seluruh tubuhku sudah mati rasa, dan mataku mulai tidak bisa fokus dan perlahan-lahan tapi pasti seluruh pandanganku menjadi gelap. “Ah” sakit sekali rasanya aku seperti dimasukkan ke dalam penggilingan sehingga seluruh tubuhku terpelintir hingga membuat setiap inci dari tubuhku terasa sakit semua.
Siapapun itu Dewa atau Tuhan jika reinkarnasi atau kehidupan kedua atau apapun itu, yang berkaitan dengan kehidupan selanjutnya benar-benar ada aku mohon aku ingin menjalani hidup dengan baik tidak dilahirkan dengan orang tua bodoh seperti ayahku yang sekarang, bisa hidup dengan kemewahan dan keistimewaan, jika boleh memilih apa aku bisa memohon hidup seperti pemeran protagonis yang ada dalam novel si karakter utama.
Ah, tidak-tidak hidup seperti pemeran protagonis akan lebih sulit selalu ada adegan dimana sang antagonis selalu berbuat jahat, memikirkannya saja sudah sangat merepotkan atau bagaimana jika hidup dengan karakter yang kuat, tegas, dan ditakuti itu karakter yang sangat cocok jika tidak ingin dibully oleh orang lain. Ah tapi mungkin aku ingin hidup normal saja seperti anak perempuan pada umumnya tidak dicintai juga tidak apa-apa yang penting aku punya rumah untuk berteduh dan tidak kelaparan oh dan juga segepok uang. Apa aku terlalu banyak berimajinasi? Tidak apa-apalah toh aku sebentar lagi akan mati.
karena hidup dalam kemelaratan sampai dalam hayalanku pun aku masi mementingkan sifat realistis ku, yah harta dan kedudukan memang yang terbaik.
"Ini sakit sekali."
......***......
Note
Halo!
Sebelum kalian membaca lebih lanjut author mau kasih tau beberapa informasi, bahwa dalam novel ini masih sangat banyak kekurangan dan kesalahan baik pada alur, pemilihan kata, ataupun kesalahan dalam pengetikan jadi jika nantinya kalian kecewa dan merasa tidak puas silahkan ditinggalkan dan bagi kalian yang merasa terhibur selama menikmati.
Terimakasih.
Stay Healthy.
💙💙💙
...
..
.
“Uh tempat tidur ini nyenyak sekali, selimutnya juga hangat ini tiga kali lebih enak dipakai dari pada tempat tidur dan selimutku yang ada di rumah.”
“Eh!” (Blank setelah membuka matanya).
*Tunggu sebentar kenapa aku ada di sini? Bukannya tadi aku mengalami insiden kecelakaan lalu meninggal, apa aku berhasil diselamatkan dan sekarang berada di dalam perawatan rumah sakit?
Aku tidak mencium bau obat-obatan disini dan tidak ada selang infus yang terpasang di tubuhku aku juga tidak merasakan sakit di tangan dan kaki kiriku, aku juga tidak merasakan sakit di dadaku hingga membuatku sulit bernafas, kepalaku juga sudah tidak sakit dan tidak mendengar suara dengungan lagi pengobatan dan perawatan macam apa yang membuatku sembuh secepat ini, tapi sembuh secepat ini tidak mungkin bagi luka serius yang aku alami apa jangan-jangan aku sudah bertahun-tahun koma terus baru sadar sekarang*?
*Ah itu tidak mungkin siapa yang mau menanggung biaya rumah sakit dan pengobatanku paling aku langsung diberikan tindakan euthanasia dimana hidupku langsung diakhiri aku yakin saat insiden kecelakaan aku mengalami kerusakan batang otak karena aku tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhku waktu itu.
Atau mungkin saat kecelakaan ada konglomerat yang tidak sengaja ada di lokasi tempatku mengalami kecelakaan dan merasa kasihan sehingga mau menolongku dan membawaku ke rumah sakit, ini kemungkinan yang paling masuk akal, tapi jika itu benar-benar terjadi pasti aku akan disuruh mengembalikan biaya pengobatan yang telah aku gunakan dan jika aku tidak bisa membayar aku akan dijadikan budak dan berakhir mati mengenaskan lagi karena mungkin seumur hidupku aku tidak akan bisa membayarnya kembali karena bunganya terus berkembang “Aaaa! tidak bagaimana ini, nasibku bahkan lebih buruk sekarang*.”
Woah tapi lihatlah ruangan ini besar sekali apa ini ruangan untuk pasien VIP, ada juga jendela berukuran sangat besar yang ditutupi kain mahal berwarna putih mungkin itu kain sutra melihat bentuk dan teksturnya saja aku yang tidak tahu masalah kain bisa memastikan bahwa itu bukan kain murahan yang tidak sembarang orang yang mampu membelinya. Langit-langit kamar ini juga sangat bagus banyak lukisan-lukisan seperti malaikat dengan baju dan sayap putih bergantungan di bahunya. Ukuran kamar ini besar sekali aku berteriak pun orang dari luar tidak akan mendengarkan aku kecuali ada penjaga di depan pintu yang mengawasi berjaga-jaga agar aku tidak lari setelah sadar, wah lihatlah kasur yang sedang ku tiduri ini sangat luas ditempati oleh sepuluh orangpun pasti bakalan muat.
Tapi apa cuman perasaanku saja tempat ini sangat sunyi, meski kamar ini luas tidak banyak barang yang ada di dalam sini. Di sini tidak ada kulkas setahuku kamar untuk pasien VIP itu pasti punya kulkas, TV dan ber-AC, tapi dalam kamar ini hanya ada beberapa barang saja, kalau aku sebutkan satu-satu sepertinya hanya ada satu ranjang yang berukuran sangat besar, satu lemari berukuran besar yang diletakkan di sudut kamar, dan satu set kursi yang diletakkan di tengah-tengah ruangan, hanya itu saja. Dan lihatlah seluruh isinya, apa-apaan seluruh warna ini seprei, selimut, gorden, dan warna di dinding kamar ruangan ini seluruhnya hanya berwarna putih ini seperti tempat ruang khusus berfikir saja bagi anak-anak yang sudah berbuat salah dan harus merenungi perbuatannya. Kalau melihat situasi ku saat ini aku jadi tidak tahu harus bersyukur karena masih hidup atau malah sebaliknya.
Aku harus memeriksa seluruh tubuhku apakah semuanya baik-baik saja, pertama kita coba duduk dulu, kemudian coba gerakkan kedua tangan, bagus kedua tanganku masih berfungsi dengan baik dan selanjutnya kita coba berdiri.
“Aaahk.” Kedua kakiku tidak bisa menopang tubuhku mungkin karena aku sudah terlalu lama berbaring sehingga membuat kedua kakiku melemah, oh tidak.. tidak aku akan terjatuh kalau terus begini.
Saat mencoba untuk berdiri Bella kehilangan keseimbangan tubuhnya karena kedua kakinya tidak mampu menopang berat tubuhnya, Bella mencoba mencari tempat untuk berpegangan agar tidak terjatuh dan menggapai sebuah tali yang bergelantungan di sisi kanan tempat tidur.
“Teng... teng... teng... teng.”
“Taakk.”
“Aaww, sakit.”
Pada akhirnya aku terjatuh juga karena tali yang aku raih malah ikut tertarik juga, siapa yang tau ternyata tali yang bergelayut di samping kasur adalah tali yang bertujuan untuk membunyikan sebuah lonceng.
“Treekkkk”. Sesaat setelah lonceng itu tidak sengaja aku bunyikan seseorang tiba-tiba membuka pintu dengan keras sehingga bunyi deritan pintu itu juga ikut bertambah keras.
“PUTRI!!!
“Putri Lea sudah bangun! Putri Lea sudah bangun!”
“Astaga putri pasti terjatuh karena berusaha berdiri sendiri, cepat panggil tuan Duke Leonard dan tabib beritahukan mereka bahwa putri Lea telah sadarkan diri dari masa komanya!”
Seorang membuka pintu kamar dan masuklah seorang wanita paru bayah dengan berpakaian pelayan ia segera masuk ke dalam kamar tempatku berada, dan sesaat setelah melihatku duduk di lantai akibat terjatuh tadi ia segera meneriakkan sebuah nama yang tidak aku kenali kemudian dengan cekatan memberi perintah pada pelayan yang lainnya, sepertinya dia adalah ketua pelayan di sini terlihat dari caranya bersikap dan memberi perintah kedua pelayan yang mengikut di belakangnya tadi juga langsung melaksanakan perintahnya.
Nama yang pelayan itu sebutkan tadi sudah pasti yang ia maksud itu aku, digunakan untuk memanggilku, karena hanya akulah satu-satunya yang ada di dalam ruangan ini, tapi kenapa pelayan wanita tersebut memanggilku dengan nama Putri Lea, dan siapa itu Duke Leonard kenapa harus memberitahunya kalau aku sudah sadarkan diri.
“Putri Lea seharusnya anda membunyikan lonceng jika membutuhkan sesuatu, Putri Lea pasti terjatuh saat berusaha berdiri, kaki anda pasti melemah sehingga tidak bisa menopang tubuh Putri Lea karena sudah satu bulan ini Putri tidak sadarkan diri.”
Siapa pelayan wanita ini kenapa ia bisa tau apa yang terjadi? ia dengan cepat datang menghampiriku dan dengan cekatan membantuku berdiri dan menuntunku untuk kembali berbaring di atas kasur.
“Maaf tapi anda siapa? Dan kenapa anda memanggilku dengan nama Putri Lea?”
“PUTRI LEATINHA! Apa anda masih sakit karen racun sampai lupa siapa saya bahkan sampai lupa nama sendiri”
Apa? Ada apa? Kenapa perempuan ini tiba-tiba berteriak keras sekali sampai membuatku kaget jantungku hampir lepas dibuatnya. Kenapa ia bersikeras memanggilku Lea. Eh tunggu dulu, kemana tanda lahir yang ada di punggung tangan kiriku, woah lihat tangan ini putih dan sangat bersih perasaan tanganku tidak begini, rambutku, perasaan rambutku berwarna hitam kenapa jadi warna merah.
“Putri.. Putri Lea kenapa anda tiba-tiba melamun apa anda benar-benar tidak tahu siapa saya ini?”
“Eh.. Aku siapa?”
......* * *......
“Putri.. Putri Lea kenapa anda tiba-tiba melamun apa anda benar-benar tidak tahu siapa saya ini?”
“Eh.. Aku siapa?” Sebenarnya apa yang sedang terjadi terhadapku kenapa tiba-tiba semuanya menjadi aneh seperti ini.
“Oh tidak Putri Lea, segera panggilkan Dokter!” wanita tersebut kembali berteriak dan memberikan perintah pada pelayan lainnya dan dengan tergesa - gesa pelayan yang diberi perintah segera keluar dari kamar.
“Uh.. cermin, berikan aku cermin.”
“Putri saya tahu bahwa anda sangat menyukai kecantikan tapi bukan saatnya anda untuk bersolek, anda harus segera diperiksa terlebih dahulu.”
“AKU BILANG BERIKAN AKU CERMIN!”
Maafkan aku, aku terpaksa harus membentak mu agar kau segera memberiku cermin akau baik-baik saja jadi tidak usah memanggilkan ku dokter berikan saja aku cermin itu lebih penting sekarang dasar wanita keras kepala.
“Ba.. baik Putri, akan segera saya ambilkan.”
“Ini cerminnya Putri Lea.”
Kenapa pelayan ini tiba-tiba gemetaran padahal aku hanya mengeraskan suaraku agar bisa didengarnya, tapi baguslah sekarang dia mendengarkan ku.
Siapa wanita yang kulihat di dalam cermin ini, ini benar-benar bukanlah diriku, cantik sekali aku hampir mengira bahwa yang kulihat di pantulan cermin tadi adalah boneka, woah lihatlah warna rambutnya, rambutnya berwarna merah, pupil matanya berwarna biru serta wajahnya yang sungguh cantik baru kali ini aku melihat wanita secantik ini secara langsung, tunggu.. tunggu dulu aku tidak boleh terpesona dengan ini sekarang, yang harus aku pertanyakan kenapa wajahku berubah apa mereka melakukan operasi dan mengubah identitas ku seperti ini walaupun mereka sudah menolongku tapi tetap saja ini sudah sangat keterlaluan, ini tindakan Ilegal, tindakan kejahatan dan melanggar hukum mengubah identitas seseorang tanpa persetujuan.
“Hey kau yang berdiri di sana, katakan siapa bos mu, kalian kelompok mafia dari mana? Kenapa menculik dan mengubah identitas seseorang tanpa persetujuan? Apa tujuanmu? KATAKAN SEKARANG!”
“Maafkan kami Putri Lea, tapi kami benar-benar tidak mengerti apa yang Putri Lea katakan, kami pantas dihukum.”
Mereka malah berlutut dan meminta hukuman, dari pada meminta hukuman apa susahnya sih menjawab beberapa pertanyaan ku tadi, apa mereka meremehkan ku, dalam keadaan seperti ini aku harus bersikap lebih tegas agar mereka mau mendengarkanku.
“Kalian meremehkanku ya? katakan siapa yang memerintahkan kalian untuk menculikku dan apa tujuanmu, katakan sekarang! sebelum aku bersikap buruk padamu.”
“Ampuni kami putri, kami berbuat salah, maafkan kami!”
Uh, susah sekali mencari informasi dari mereka dari tadi tidak menjawab pertanyaanku dan hanya terus meminta maaf dan hukuman dariku membuatku tambah bersalah saja terhadap mereka, apa mereka sudah terlatih untuk tidak membeberkan informasi, iya benar mereka mungkin adalah organisasi mafia terstruktur dan terlatih sampai para pelayanpun sangat profesional.
“Ada apa ini?”
“Apa kamu tidak bisa tidak membuat masalah di hari pertamamu bangun.”
“Leo, lihat anak perempuanmu ini, meski aku sudah mengajarinya tata krama bangsawan ia masih saja bersikap seperti rakyat jelata, dia tidak menyapamu saat baru pertama kali melihatmu setelah sadar dan hanya menggunakan piama saja saat tau bahwa kamu akan berkunjung untuk melihatnya dan.”
“CUKUP NICE!”
Siapa mereka ini? kapan mereka bertiga masuk aku hampir tidak mendengar suara langkah kakinya dan apa-apaan tatapan mereka itu siapapun yang melihatnya sudah pasti akan langsung tahu bahwa mereka sangat membenciku terlebih perempuan yang berdiri di belakang itu dan menggunakan gaun kembang-kembang, di zaman sekarang siapa yang masih memakai gaun seperti itu, dia sudah seperti ular saja yang sudah sangat ingin melilitku sampai remuk.
Lihatlah laki-laki muda yang berdiri di sebelahnya walaupun berwajah tampan tapi sepertinya memiliki sifat pemarah dan tampaknya ia lebih muda dariku tapi berbicara seenaknya kepadaku apa di sini tidak diajarkan dimana yang muda harus menghormati orang yang lebih tua dan yang tua menyayangi yang muda, dan terakhir orang yang dipanggil dengan nama Leonard tadi terlihat lebih berwibawa, mungkin dialah pimpinan dari kelompok aneh ini dan kenapa juga mereka menyebutku anak perempuannya apa mereka semua sudah gila. Ini tidak bisa dibenarkan aku harus menuntut penjelasan dari mereka.
“Lihatlah sampai sekarang dia masih belum memberi hormat padamu sang duke Leonard Yarnell pemimpin keluarga ini, anak setengah bangsawan memang sama saja dengan rakyat jelata.”
Kenapa wanita kembang-kembang ini sangat ingin diberi hormat apa aku harus berdiri dan menundukkan kepala terlebih dahulu sebelum berbicara ini sudah sepeti di dalam cerita-cerita bangsawan saja. Dan kenapa jika aku seorang rakyat jelat.. eh tunggu dulu sepertinya alur kejadian ini sangat familiar untukku nama-nama mereka juga tidak terdengar asing, Keluarga Yarnell adalah salah satu keluarga Duke yang ada dalam novel yang sering aku baca saat aku berumur 18 tahun dulu di usia itu adalah masa-masa puberku yang sangat suka membaca novel-novel dengan tema romantis kalau tidak salah judulnya adalah “Yasmine“ nama pemeran utama dari novel romantis yang aku baca itu.
Duke Leonard Yarnell adalah ayah dari Leathina, Leathina sendiri adalah anak perempuan tertua keluarga ini, sayangnya ibunya adalah seorang rakyat biasa dan meninggal saat Leathina dilahirkan, sementara Nice adalah ibu tiri Lea dan istri ke dua dari Duke Leonard Yarnell, dan Laki-laki kurang ajar itu pasti adalah adik tiri Lea anak pertama dari Nice, Nicholas Yarnell. Apa aku masuk ke dalam novel? Kalau itu terjadi berarti jiwaku masuk pada tubuh Leathina Sang antagonis dalam novel berjudul “Yasmine”.
Astaga. Tidak.. tidak.. kalau aku menjadi Leathina si penjahat dari novel ini aku akan mati dieksekusi karena dianggap ingin melakukan percobaan pembunuhan pada Yasmine dan semua karakter utama laki-laki dalam novel tersebut jatuh cinta kepada Yasmine jadi siapa pun yang melukai Yasmin akan langsung mendapat hukuman, Aakh tidak bagaimana ini, aku harus berbuat apa, kenapa dari sekian banyak karakter aku masuk ke dalam tubuh Leathina, apa karena saat aku mengalami kecelakaan aku membuat permohonan aneh ..
“Awww, kepalaku.”
“Dasar anak tidak tahu diri”
“Ayah bukan aku yang melakukan”
“Kamu tidak pantas berada di keluarga Yarnell”
“Wanita jahat!”
“Kamu pantas mati!
“Ampuni kami, Putri Lea”
“Pecat mereka”
“Aku anak tertua keluarga ini, berani sekali kau”
“Lakukan eksekusi padanya."
Kepalaku sakit sekali, ini pasti ingatan Leathina. Ingatan Leathina yang tiba-tiba masuk di ingatanku dan bercampur dengan ingatanku membuat kepalaku serasa hampir pecah karena menyerap informasi yang datang secara tiba-tiba ini. Telingaku berdenging dan nafasku mulai sesak “Aakh” sakit sekali.
“Ada apa dengannya?”
Itu suara ayahnya Lea, Duke Leonard apa jika aku minta tolong padanya dia akan menolongku kan, Tidak! Ayah Lea tidak pernah menganggap Lea ada karena ia berfikir Lea adalah penyebab kematian wanita yang ia cintai, aku harus bagaimana, ini benar-benar sakit sekali, apa aku coba saja.
“A.. ayah”.
“Leathina?”
Kenapa Dia malah diam begitu dengan tatapan kosong seperti itu, apa hubungan ayah dan anak ini benar-benar sampai seburuk ini sampai-sampai sang ayah pun tidak peduli lagi, sudahlah aku tahan saja rasa sakitnya, aku yang salah berharap pertolongan pada orang yang sejak awal sudah tidak perduli. Ukh tapi ini benar-benar sakit, dari tadi kepalaku mendengar suara dengungan dan pandanganku mengabur.
“Ada apa Leathina, KATAKAN!”
Uh kenapa dia malah balik bertanya, bukannya sudah jelas aku kesakitan setidaknya beri aku pengobatan atau penawar rasa sakit.
“Ayah, ini sakit sekali.”
......***......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!