New York...
Pertama keluar lagi setelah sekian lama mendekam di apartemen yang membosankan ini rasanya seperti baru saja keluar dari penjara, Hua…. Sungguh ini sangat melegakan, ya walaupun Keysia hanya akan berjalan bersama kedua sahabatnya.
Saat ini duduk di café dan menikmati makan siang. Seperti biasa kebiasaan buruk keysia mulai keluar, matanya mulai melirik ke kanan-kiri, strike! Tebak apa yang dia lihat di café ini? Benar sekali, baru saja gadis itu melihat sesosok malaikat. Ah, ini benar-benar memanjakan matanya, membuat dia terpana untuk menatapnya.
Menurut Maria sahabat dekatnya, jika Keysia sudah melihat sosok seperti yang baru saja melewati meja mereka, gadis itu akan menatapnya sampai tak terlihat oleh matanya sendiri dan Keysia merasa apa yang dikatakan Maria itu benar.
Seperti halnya sekarang, matanya mengikuti langkah kaki lelaki itu berjalan sampe selesai membayar dikasir, oh tidak! bahkan matanya masih mengikuti sampai lelaki itu berjalan keluar dan tak terlihat lagi olehnya lagi.
“Benar-benar beruntung,” gumam Keysia mengundang perhatian kedua sahabatnya
“Kebiasaan banget deh Key, kamu jangan terlalu candu sama cogan deh. Udah saatnya kamu tuh punya cowok sendiri.” Tutur Maria sahabatnya yang paling cerewet
“Iya, aku tau. Abis gimana dong Mar, mereka pada cakep sih. Salahin mereka dong, masa aku aja yang kamu salahin. ” Maria mendesah tak tau harus berkata apa lagi. Sementara Leon hanya diam seribu bahasa yang sesekali matanya melirik kedua gadis yang saling berdebat.
“Plis deh kalian, kalian berdua itu gak bosen menyendiri? Yang satu kutu buku dan satu lagi maniak banget sama cogan. Dah tuh gak ada pula yang cantol,”dengus Maria melihat Keysia dan Leon.
“Tau deh yang udah taken. Kita yang burik ini mah payah. Iya gk Le?” tanyanya pada Leon yang kini sudah menatap Keysia
“Kalian saja yang banyak milih,”
“Sudahlah… gausah bahas hubungan disini. Mending kalian berdua selesaiin skripsi kalian jangan terlalu fokus dengan laki-laki mulu,” komentar Leon
Ah, benar Leon itu adalah laki satu-satunya yang paling dekat dengan keysia dan Maria. Dia sahabat yang selalu bersedia di panggil selama ini hal yang urgent bahkan hal yang tak penting sekali pun lelaki itu siap datang untuk Keysia dan Maria.
Diantara Mereka bertiga, hanya Keysia yang tinggal sendiri di kota besar ini demi meraih impiannya. Sementara Maria dan Leon asli anak kota bahkan anak Negara ini, jadi mereka tinggal bersama orang tua mereka.
Lupakan mengenai mereka, kembali membahas apa yang baru saja Leon katakan. Mereka bertiga saat ini mahasiswa semester akhir yang harus menyelesaikan skripsi untuk meraih gelar kami tentunya. Mereka berkumpul di café untuk sekedar mengerjakan bersama dan saling bertukar pikiran. Begitulah mereka.
“Kayaknya otak mu gak bisa lepas dari skripsi deh. Tiap jumpa bahas skripsi mulu,” gerutu Key
“Tau nih Leon, santai dikit napa.” Kata Maria ikut berkomentar
Leon hanya mengedikkan bahunya dan mulai menyibukkan diri dengan laptop yang ada dihadapannya. Keysia dan Maria akan saling melirik bersama melihat Leon yang sibuk dengan laptop.
“Key, lihat ada cogan.” Ujar Maria dengan bersemangat
“Mana, mana?” tanya Key cepat
Dia mengikuti arah telunjuk Maria
Sial gadis ini menipuku! Dia tak memperlihatkan cowok ganteng padaku, dia malah menunjukkan salah seorang laki-laki gendut yang penuh keringat diseluruh tubuhnya. Ya, aku melihat keringat karna pakaian yang laki-laki itu gunakan tampaknya basah sekali.
“Shit, are you crazy?!” makinya pada Maria yang terkekeh
Leon ikut melihat lelaki yang Maria tunjukkan padaku, shit! Ini kali pertama aku melihat Leon tersenyum begitu. Biasanya wajah itu akan selalu serius dan kalian tahu wajah tampan milik Leon sangat disayangkan karna jarang mengeluarkan senyum. Kacamata juga sudah setia menemani Leon, tapi itu tak membuat lelaki itu jadi buruk namun tetap tampan. Seandainya dia bukan sahabatku, mungkin aku akan jatuh hati pada Leon.
“Le, kamu baru saja senyumkan?” ucap Keysia dengan suara melengking khasnya saking bersemangatnya dia melihat wajah tampan itu mengeluarkan senyum.
Leon memutar bola matanya malas, dia tak menanggapi Keysia. Dia kembali menyibukkan diri dengan laptopnya. Maria mengelus punggung Key seakan memberikannya kekuatan karena dicueki oleh Leon.
“Leon jahat banget,” sungutnya kesal, Key memang tipikal orang yang baperan, mudah tersinggung, dan mudah mengeluarkan air mata. Sepertinya air matanya sangat banyak makanya dengan mudahnya dia terjatuh. Seperti saat ini.
Leon menarik napas dan mulai menatap Keysia yang mulai mengeluarkan air mata. Dia mematikan laptop miliknya dan mulai mengenggam tangan Keysia.
“Key, udah jangan nangis. Aku minta maaf,” ujarnya
Kenapa ini? Rasanya jantungku berdetak sangat cepat ketika Leon menggengam tanganku dengan tangan besar miliknya. Aku pun mengangguk dan perlahan melepaskan tanganku dari genggamannya. Jika ditahan lebih lama aku takut ada perasaan aneh dalam diriku.
Leon memperhatikan tangan Keysia yang baru saja gadis itu lepas dari genggamannya, ada terbersit tatapan tak suka darinya. Namun itu hanya sebentar saja, memang Leon lelaki yang pandai dalam berekspresi datar.
“Gais, beb aku udah di depan. Balek kuy,” ajak Maria menghentikan kecanggungan yang terjadi
Keysia dan Leon mengangguk dan mulai merapikan laptop beserta buku-buku yang mereka gunakan. Sesampai diluar, Mario datang menghampiri mereka bertiga. Benar-benar jodoh banget bukan? Maria dan Mario, huah… seandainya punya cowok kayak Mario udah cakep, pintar, kaya, baik pula. Maria benar-benar beruntung.
Sekilas arah pandang Keysia menatap Leon yang berdiri disampingnya, Key memperhatikan wajah Leon dengan seksama. Astagah! Buru-buru Key menepis apa yang baru saja dia pikirkan, segera dia menggelengkan kepala, dia berusah menghilangkan apa yang ada didalam otak nakalnya.
“Kenapa Key?” tanya Maria
“Eh, Gak papa kok.” Ujarnya malu ketika pandangan mereka bertiga menatap Key.
“Aneh!” kata Maria yang dihadiahi cubitan kecil diperutnya oleh Key.
“Kalian mau kemana?” tanya Key yang baru sadar jika Mario dan Maria tampak serasi dalam berpakaian.
“Kepo banget deh, Key. Itu urusan mereka, makanya kamu cari cowok biar ngerti baju couple-an kayak mereka,” kata Leon
Mereka bertiga berhenti sejenak mendengarkan apa yang baru saja Leon katakan. Plis! Ini seperti bukan diri Leon yang sebenarnya. Roh siapa yang memasuki jiwa Leon? Astagah… Leon memandangi mereka bertiga dengan wajah bingungnya.
“Kamu Leon kan?” tanya Maria seraya menyentuh kening Leon yang segera ditepis lelaki itu.
“Maksudmu siapa?” tanya Leon dengan nada dingin
“Stoped, gak perlu diperpanjang. Udah gih, kalian jalan.” Maria mengangguk dan mereka berdua berpamitan dari Key dan Leon. Keysia melambaikan tangan pada Maria yang sudah berlalu pergi menjauh.
“Mau langsung pulang?”
“Iya, langsung aja deh. Aku mau rebahan,” jawabnya yang segera diangguki oleh Leon.
Mereka berlalu pergi dari café, dan segera meluncur pulang ke apartemen Keysia. Aroma tubuh Leon sangat wangi sekali, Key sangat suka jika menghirup aroma lelaki ini. Ingin deh rasanya memeluk punggung lebar itu, tapi dia tak kuasa untuk melakukannya.
Huft… kenapa kami harus bersahabat? Dasar Leon siwajah dingin ini buat aku tak karuan saja. Ya… ya… ya… kalian benar, aku terjebak dalam cyrcle friendzone.
Lis'R Story 💏
Keysia melangkahkan kaki menuju kamarnya, di depan dia melihat Dior tengah asik mengobrol dengan pacarnya. Keysia mendengus, dia sangat iri pada teman-temannya yang sudah memiliki kekasih. Entah kapan ada laki-laki yang ingin menjadikannya sebagai kekasih. Padahal kalo dia pikir kembali, begitu banyak lelaki yang dia kenal tapi kenapa tak seorang pun dari mereka jatuh hati padanya. Apa karna Keysia pendek? Jelekkah? Kalo dipikir dia tak begitu jelek, kurang menarik? Mungkin saja, karna Keysia sangat cuek terhadap penampilannya.
“Udah balek lo?” tanya Dior menghentikan lamunan Keysia.
“Belom, gua masih di awang-awang.” Jawabnya cuek
Terdengar tawa Dior dan kekasihnya mendengar jawaban Keysia, mereka geli ketika Keysia suka asal ceplos dalam menjawab.
“Kenapa lo?” tanya Dior lagi
“Ngambek gua,” Keysia duduk disamping Dior
“Sama siapa?”
“Sama Lo.” Jawabnya ketus
“Loh, kok gitu. Gua apain lo?”
“Abis lo pacaran mulu. Teman balek bukannya diajak makan kek, apa kek. Ini asik pacaran mulu,” cerocos Keysia
Dior menatap James pacarnya dengan pandangan tak enak hati karna ucapan Keysia. Dari matanya dia mengucapkan kata maaf pada James. James tersenyum pada Dior, dan dengan sadar diri dia segera berpamit untuk pulang.
“Gua pulang ya Bee,” pamitnya
“Hati-hati Bee,” jawab Dior
“Len, gua cabut.”
“Ehm,”
James tersenyum masam dan berlalu pergi dengan motor yang dia kendarai. Dior melambaikan tangannya, setelah James hilang dari pandangannya. Dior mulai memicingkan matanya melihat Keysia yang tampak tak bersemangat.
“Lo kenapa?”
“Gak papa,” jawabnya masih ketus
“Yaudah, masuk dulu yok.” Ajak Dior yang diikuti Keysia dengan langkah kaki malas.
Dior mengambil segelas air putih dan dia berikan pada Keysia, dengan lemas Keysia menerima minuman itu dari Dior. Gadis itu belum melepaskan tasnya dari punggungnya, dia masih menatap kosong gelas yang diberikan Dior.
“Lo kenapa? Cerita deh ke gua,” bujuk Dior
Tiba-tiba saja Keysia menangis kenceng membuat Dior bingung, dia tak mengerti kenapa tiba-tiba Keysia seperti saat ini. Dia berusaha menenangkan Keysia, meminta lagi pada gadis itu agar dia mau bercerita apa yang terjadi padanya.
“Lo kenapa? Cerita Len,”
“Gu-gua pengen punya pacar, hua….” Jeritnya
Dior terbengong dengan apa yang baru saja dia dengar. Dior memukul jidatnya, dia sempat takut Keysia kenapa-napa. Ternyata masalahnya karna gadis itu tak memiliki kekasih. Berat sekali, huh!
“Gilak ya lo, gua jantungan. Takut banget gua, lo kenapa-napa, nyatanya hanya perkara lo jomblo?” heran Dior
“Lo mah enak ngomong gitu karna lo punya pacar. Lah, gua? Gak punya Ior, sakit hati ini sakit.” Tangisnya
“Kenapa lo tiba-tiba pengeb ngebet banget punya cowok? Bukannya cowok yang deket sama lo banyak?”
“Iya banyak, tapi diantara mereka kok gak ada yang tertarik sama gua,” ucapnya dengan sengugukan karna tangisnya
“Haish… anggap saja mereka pacar lo. Kan enak tuh tiap hari gonta-ganti pacar,” saran Dior yang dihadiahi pukulan oleh Keysia.
“Gua maunya yang benar-benar sayang sama gua. Kayak Maria sama Mario, kayak James sama LO!” jelasnya
Dior menghela napas dan membawa gadis itu kedalam pelukannya. Dia memberi kekuatan kepada gadis itu dengan mengandalkan pelukannya. Dia tak mengerti kenapa tiba-tiba Keysia ingin punya pacar. Biasanya gadis ini cuek saja, bahkan dia bisa bebas melakukan aksinya untuk melirik cogan-cogan. Kenapa tiba-tiba saja begini?
“Ior,”
“Hem?”
“Gimana caranya gua biar dapat pacar?”
“Eh, gua sebenaarnya gk paham banget. Tapi gua rasa, sebentar lagi bakal ada kok cowok yang mau jadiin lo jadi pacar. Lo tungguin aja,”
“Iya kapan? Gua bosan nunggu,”
“Ehm… James ulang tahun minggu depan. Dia adain pesta kecil, lo ikut deh kali aja teman James ada cogan, kan kesempatan bagus tuh Lo cari mangsa,” saran Dior yang membuat mata Keysia berbinar-binar.
“Serius Lo?” Dior mengangguk
“Lo benar, Ior. Ini kesempatan gua milih cogan,” terbit senyum devil di wajah Keysia membuat Dior mengangguk kembali untuk menyemangati gadis itu.
“Gua harus dapat pacar pokoknya,” teriak Keysia dan diangguki Dior lagi dan lagi.
“Makasih, Ior. Lo emang sahabat baik gua,” kata Keysia dan memeluk Dior erat.
“Gua mau mandi dulu,” pamitnya
Dior menghela napas lega. Dia sangat kesulitan mengatasi mood Keysia. Kalo kalian bilang kenapa Dior begitu perhatian pada Keysia, jawabannya karna Keysia sudah pernah nyelematin nyawanya ketika awal masuk jadi mahasiswa baru. Dulu Dior tak begitu paham dengan kota besar ini apalagi dia dari Indonesia ke New York sendiri. Saat itu dia berjalan dan hampir saja tertabrak oleh mobil yang dikemudikan secara ugal-ugalan. Kalo bukan Keysia yang dengan sengaja menariknya mungkin hidupnya tak lagi ada.
Terlepas dari itu, dulu Dior tak memiliki teman, sampai dia sering di kucilkan oleh orang lain. Keysia kembali datang dan memberi tangan hangatnya untuk Dior dan menerima gadis itu jadi teman baiknya. Bersyukurnya Keysia berasal dari Negara yang sama dengannya. Dan kebetulan lagi mereka satu universitas walau jurusan yang berbeda.
Dan dari situ, Keysia mengajak Dior untuk satu apartemen dengannya, Dior senang sekali kala Keysia menerimanya dengan tangan terbuka. Walau pada akhirnya mereka memilih untuk tinggal sendiri-sendiri namun tetap tetanggan. Kalian tau, walau begitu Dior lebih sering tidur di apartemen Keysia.
Mengingat lagi dulu juga Dior berpenampilan kucel, makanya banyak Bully padanya. Dengan sangat bersabar Keysia mengarahkannya dan meminta agar Dior menonton konten kecantikan dari Youtube supaya dia bisa berpenampilan menarik. Dan itu semua berhasil mengubah Dior menjadi seperti sekarang.
Kadang Dior akan tertawa kecil mengingat Keysia yang sekarang sangat cuek dengan penampilannya, sementara penampilan Dior selalu Keysia perhatikan. Dior lebih banyak belajar dari Youtube namun itu karna dorongan Keysia. Ketika Dior mengajaknya untuk belajar bersama, gadis itu menolak dan memilih untuk sibuk dengan bukunya.
“Lo aja cantik, gua entaran nyusul.” Begitu kata Keysia ketika Dior mengajaknya.
Terimakasih udah nerima aku jadi sahabat untukmu, Key. Gua bakal selalu ada saat lo butuh gua. Gua sayang lo, dan lo harus bahagia.
Keysia keluar dengan rambut basah, dia tersenyum mendapati Dior yang menatapnya dengan tatapan kosong namun tertuju kepadanya.
“Lo kenapa melamun?”
“Enggak kok, gua habis…”
“Halah, halah gak usah sok. Udah gih kita cari makan kuy, gua lapar banget dong.”
“Skuy,”
Mereka berdua bersiap-siap akan mencari makan untuk mengisi perut mereka yang sudah minta diisi. Orang lain akan beranggapan mereka berdua kakak beradik karena selalu bersama selama empat tahun terakhir ini. Orang lain akan mengira Keysia itu adik Dior karna tubuhnya yang lebih kecil dari Dior. Dan orang sering sekali memiripkan wajah mereka.
“Ior, bagusnya pesta James Gua pake baju apa?”
“Gaun,” jawabnya
“Iya gua tau, maksud gua lo bantu gua milih. Lo tau gaun gua gak banyak jadi mana cocoknya aja,”
“Okay aman,”
Drt…. Dret….
Getaran ponsel milik Dior, membuat gadis itu mengalihkan perhatiannya dari makanan yang tengah dia santap.
“What?”teriaknya
Lis'R Story 💏
“What?” teriak Dior begitu kuat sampai Keysia harus mengalihkan perhatiannya dari makanan.
“Ada apa?”
“Gua gak yakin gua harus ngasih tau ini ke Lo. Cuman gua yakin lo bisa ngatasinnya,” katanya membuat Keysia tampak bingung
“Maksudnya?”
“Jadi…” Keysia melihat Dior menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya kembali. Dia semakin penasaran apa yang akan disampaikan gadis ini.
“Pesta James diadakan secara ber-pasangan,” Keysia menghentikan acara makannya dan mencoba mencerna setiap kata yang baru saja diucapkan oleh Dior.
“Ehm, gitu rupanya. Baiklah itu bukan jadi masalah buat gua untuk melirik mangsa,” kata Keysia santai dan melanjutkan makannya kembali.
“Lo bawa siapa?” tanyanya
“Gua punya banyak cowok yang bisa gua jadikan pasangan.” Tambah Keysia
“Siapa?”
“Lo tenang aja, gua Cuma bilang ke Lo supaya Lo pastiin ke James untuk ngundang temannya yang… ya Lo tau apa yang gua maksud,”
“Okay…”
Mereka melanjutkan acara makan yang sempat tertunda karna pembahasan barusan. Sampai seseorang melewati meja mereka membuat kebiasaan Keysia muncul dan mengunci pandangannya hanya untuk lelaki yang baru saja duduk disamping mejanya.
Aku benar-benar beruntung sekali, kalian tau kenapa? Yuhu benar sekali, dia duduk tepat disamping meja kami. Aku memegangi dadaku dan merasakan detak jantungku yang tidak karuan.
“Len, lo kenapa?” tanya Dior mengalihkan perhatian Keysia
“Gua—” sumpah ini sungguh membuat malu saja untuk mengatakan yang sebenarnya pada Dior.
Dior mengedikkan bahunya dan melanjutkan makannya dan sesekali gadis itu memainkan ponselnya, dan kalian akan mengerti mengapa mereka makan dalam waktu yang sangat lama. Lupakan mengenai Dior, sekarang mata Keysia benar-benar nakal, dia ingin sekali melirik ke samping.
Aku tak bisa mengontrol diriku
Keysia menghela napas dan mulai melirik secara perlahan kesamping dan melihat sosok yang mengademkan hati, lagi dan lagi detak jantungnya menjadi tidak karuan.
Aku sampai tak bisa berkata apa-apa lagi saat ini. Kalian akan mengerti posisiku bukan? Benar mataku selalu melirik lelaki yang tengah tertawa itu.
“Ah, tampak sekali.” gumamnya pelan dan terkekeh
Dior ternyata mendengar apa yang baru saja gadis itu gumamkan. Dia ikut melirik kesamping dan melihat sosok lelaki yang menjadi fokus temannya itu. Dior tersenyum dan berbisik pelan, “Apa dia seleramu?” ucapnya membuat lamunan Keysia buyar seketika.
“Njir… sejak kapan lo merhatiin gua?” tanyanya tak suka
“Sejak lo bilang dia tampan,” kekehnya membuat Keysia mendengus kesal
Keysia berusaha fokus dengan sisa makanan miliknya yang tinggal sedikit lagi. Dia jadi merasa makanan di depannya itu kurang banyak, Dia sungguh ingin berlama-lama duduk disini dan menikmati pemandangan indah ini. Diliriknya makanan Dior dan menghela napas lega ternyata makanan gadis itu masih cukup banyak.
“Ada apa?” tanyanya
“Gapapa, lo lamaan dikit makan aja. Gausah buru-buru,” kata Keysia.
“Eh, tumben. Biasanya lo maksa gua biar cepat-cepat selesai makan,”
“Lo turutin aja,” ujarnya dan melirik sekali lagi
Dior mengangguk dan tersenyum,”Ternyata dia sangat menarik perhatianmu, bukan?”
“Lo diam, dia jatah gua.” Ucapnya tegas
“I see. Gua punya James kalo lo lupa,”
“Siapa tau kalo lo jadi oleng,”
“Sembarangan aja kalo ngomong,” Keysia mengedikan bahunya dan tak lagi memperdulikan Dior, matanya ingin bermanja melihat sosok yang sangat mengademkan hati.
Shit! Dia melihatku.
Detak jantung Keysia sangat tidak karuan, dia tersenyum mengangguk menunjukkan keramahannya pada mereka. Kalian tau? Dia membalas senyuman Keysia dengan senyumannya yang sangat menawan.
Mama tolong putrimu ini! Jantungku sudah tidak kuat.
Keysia meremas rok yang dia kenakan.Dia sangat yakin dengan melakukan ini, dia bisa menahan jeritan yang sudah hampir keluar dari bibirnya.
Aih, kakiku terasa sangat lemas sekali.
“Kak… kak…”
“Len… Keysia,” teriak Dior membuat Keysia tersadar dari khayalan indahnya. Seketika itu juga Keysia menabok kepalanya.
“Gausah pake teriak segala kali, gua dengar lo.” Ujarnya garang dengan suara tertahan tentunya. Malu saja jika suaranya kuat kan nanti lelaki disamping itu bisa saja ilfeel melihatnya.
Dior mengarahkan jari telunjuknya kearah samping. Keysia mengikuti arah jari telunjuknya dan tebak apa yang dia dapati. Sial, wajah tampan yang baru saja dia angankan tepat berada di depan wajahnya. Ini membuat wajahnya terasa panas dan mungkin sekarang sudah semerah tomat.
“Ya?” tanyanya menjauhkan wajahnya.
“Ini dompet kakak?” tanya lelaki itu seraya menyerahkan dompet hitam yang gadis itu yakini miliknya.
“Eh iya, dapat darimana?” tanya Keysia heran
“Terjatuh dari kantong rok kakak. Aku panggilin kakak, kakak gak dengar jadinya aku ambilin buat ngasih.” Ucapnya dengan lembut
Sial! Rasanya aku ingin terbang mendengar suara bassnya yang sangat mengena di jantungku.
Keysia fokus… fokus…
Lafalnya dalam hati. Keysia mengucapkan terimakasih dan tersenyum padanya.
“Terimakasih,”
“Sama-sama. Oh iya …” Dia mengantungkan ucapannya dan mendekatkan bibirnya ketelinga Keysia, “ Jangan suka melamun, nanti cantikmu hilang.” Ucapnya membuat Keysia membeku
Dia tersenyum dan kembali ketempat duduknya yang semula. Gadis itu menahan jeritan hatinya yang sudah ingin disuarakan. Dior menyentuh tangan Keysia untuk mengalihkan perhatian gadis itu padanya.
“Dia bilang apa?” tanyanya kepo
“Gua gak tau,” jawab Keysia seadanya
“Dia dekat banget sama Lo. Lo kenal dia?” dia menggeleng sebagai jawaban. Emang benar dia tak mengenal lelaki itu, dia saja baru melihatnya.
“Masa? Kok dia sedeket itu,” ujarnya curiga.
“Gua…” sumpah, saat ini Keysia tidak tahu harus mengatakan apa pada Dior.
“Lo udah selesai?” tanyanya mengalihkan topik. Seperti mengerti, Dior mengangguk dan tak lagi membahasnya.
“Kita pulang,” ajak Keysia yang dibalas anggukan oleh Dior
Kami berdua segera menyudahi acara makan kami dan Dior segera menuju kasir. Sebelum benar-benar keluar dari meja, Keysia tersenyum kembali pada lelaki tadi.
“Kami balek duluan ya,” pamitnya ingin mencoba dekat dan dibalas anggukan dari mereka berdua.
Haha… perjuangan banget aku. Cowok tampan seperti dia udah punya pacar belom ya. Pertanyaan ini terus berputar-putar di kepalaku. Aku ingin memastikannya. Seandainya belom, aku bersedia menyatakan perasaan terlebih dahulu. Sebelum dia dikejar dan dimiliki orang lain, sungguh aku tidak rela jika cowok setampan itu tak menjadi milikku.
“Kenapa sih, dari tadi lo melamun aja.”
“Lo rasa dia udah punya cewek belom?”
“Maksud lo siapa? Cowok tadikah?” Keysia mengangguk
“Gua gak tau. Mungkin dia udah punya, mungkin juga belom.”
“Jawab satu dong, menurut lo yang mana?” Desak Keysia berharap Dior sepemikiran dengannya.
“Menurut gua…” Dior menjeda ucapannya dan memperhatikan wajah Keysia secara seksama, Keysia gk tau pasti kenapa dia melihat wajah gadis itu begitu lama.
“Menurut lo apaan? Lama banget.” Sungutnya kesal
“Belom. Buktinya dia tadi bareng cowok. Kalo dia udah punya pacar pasti dia makan bareng pacarnya kan,” katanya membuat hati ini melonjak girang.
“Tapi—lo punya pacar juga malah makannya dengan gua. Berarti gak menutup kemungkinan dong kalo dia gak jomblo. Mungkin dia lagi gak bareng ceweknya kayak lo gk lagi bareng James,” kata Keysia sedikit sedih
Dior mengalungkan tangannya kepundak Keysia. Maklum tubuhnya lebih pendek dari Dior, jadi dia bisa dengan gampang melakukan hal itu.
“Lo jangan langsung pesimis dong, kita gk tau. Kalo dia benaran jomblo gimana?” katanya.
Keysia tau ucapannya itu hanya penyemangat belaka. Dia hanya bisa tersenyum menanggapinya. Dia tak ingin melihat Dior sedih hanya karnanya. Dia akan optimis dengan apa yang dikatakan Dior. Mungkin saja gadis ini benar.
“Nah, gitu dong. Senyum gini kan cantik. Pasti dah cowok tadi bakal klepek deh,”
Lis'R Story 💏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!