NovelToon NovelToon

Cinta Di Hatiku

prolog

pria bertubuh tinggi, rambut klimis nan rapi, kemeja dan juga jas berwarna navy dan jam tangan yang melekat dipergelangan tangannya. dia membawa satu koper berwarna hitam yang satu tangannya lagi ia memegang handphone.

" halo ... aku sudah diluar bandara " ujarnya.

" ....."

" baik aku tunggu" katanya.

ia segera mematikannya , dan menaruhnya di saku celananya.

" dev " panggil seseorang.

pria itu menoleh mencari sumber suara yang memanggilnya , dia menatap orang itu. wajahnya benar-benar tampan.

*dia devandra atmaja seorang dokter muda berusia 28 tahun, dia anak tunggal yang kedua orang tuanya tinggal di hongkong. tinggal sendirian di indonesia tepatnya di kota namun, karena tugas nya yang ia pindahkan ke kota bandung.

dia anak laki-laki yang hangat pada orang tua, berbakti sopan dan santun. dia juga tidak pernah berpacaran karena sibuk akan belajar*.

" selamat datang teman! akhirnya setelah 2 tahun kita bertemu di satu pekerjaan" ujar temanya.

dia dion satu profesi dengan dev , teman sekolah, kuliah juga teman pekerjaan. keduanya sangat dekat satu sama lain tetapi dion sudah menikah.

" apa istrimu tau kau menjemputku? " tanya dev.

" dia tidak mempermasalahkan nya kalau aku dengan mu" jawab dion.

" kita mau kemana ? " tanya dion.

" rumah nenek ji" jawab nya.

***

" kaliiiii cepat bersihkan semuanya ya, kamar ini harus terlihat bersih dan rapi karena seorang dokter akan menempatinya " kata nenek ji.

dia nenek ji, berusia 60 tahun namun auranya masih terlihat muda, rajin meminum vitamin dan sangat menjaga kesehatan. dia juga tipe orang yang baik, sederhana namun kadang-kadang kalau marah bisa berbahaya.

" iya nek , sebentar lagi akan siap" jawab kali, dia pelayan dirumah itu selama berpuluh-puluh tahun lamanya.

" nenek turun dulu, mau memeriksa lantai bawah" ujarnya.

" iya nek"

nenek pun turun ke lantai pertama yang sangat luas itu, beberapa foto keluarga dan anak kecil dipajang disana.

" dimana tiffany apa dia belum pulang juga " pikirnya.

ting

suara bel berbunyi , dia sangat sumringah mendengarnya lalu dia menggapai pintu utama dan membukanya.berdirilah dev dan dion disana. nenek ji tersenyum.

" dev kau sudah tiba" kata nenek ji.

" iya nek, apa kabar?" tanya dev.

" nenek baik ayo masuk... ajak temanmu juga ya" kata nenek lagi.

" ayo cepat aku haus " ujar dion.

" eh haus ya, tunggu sebentar nenek akan panggil kali dulu" nenek pun naik kelantai atas untuk memanggil kali.

" rumah nya benar-benar mewah. rumah ayahku kalah " ujar dion yang memandangi rumah itu.

" bukankah ini rumah keluarga wang? yang cucunya katanya pebisnis itu kan?" tanya dion.

" kau ini banyak sekali bicara . iya dia cucunya" jawab dev.

" lalu apa kau pernah melihatnya secara langsung?" tanya dion.

" tidak, wajahnya saja ku tidak tau" jawab dev.

" apa yang kalian bicarakan sepertinya seru sekali" saut nenek yang membawa makanan sedangkan kali membawa minuman.

" nek tidak perlu repot-repot" ujar dev.

" ah tidak memang begitu nek suka malu-malu padahal mau" ujar dion ia langsung saja mencomot kue yang nenek bawa.

" nek cucu nenek itu siapa namanya?" tanya dion.

" cucu nenek?" gumam nya

" namanya tiffanny wang" jawab nenek ia tersenyum penuh arti saat menyebutkan nama cucunya itu

" tiffanny" gumam dev.

" oh ya tiffanny aku pernah sekali melihatnya di berita dia sangat cantik, tapi sepertinya dia tidak tersenyum ya nek" kekeh dion.

" hmm begitulah dia " kata nenek matanya nanar saat menyebutnya.

*****

tiffanny wang , seorang wanita muda berusia 25 tahun nan cantik nan anggun. sikapnya memang dingin dan cuek juga terkesan angkuh. dirinya pewaris kekayaan dikeluarganya. dia pebisnis muda yang sudah nan profesional dibidang nya.

" kita sedang membicarakan acara yang akan dihadiri para pengusaha dan petinggi lainnya. segera koordinasikan dengan pihak humas dan beritahu aku apa saja planning nya" ujar perempuan cantik yang terus berjalan dikawal 4 orang pria yang stunya berada di belakangnya memegang catatan.

dialah tiffanny wanita yang kata orang sangat sombong.

hari ini dia sangat elegan mengenakan blezer hitam , rok selutut dan hak yang tinggi namun lipstiknya tidak terlalu mencolok.

" baik bu ! dalam satu jam saya akan memberikan detailnya" jawab lakilaki si pemegang catatan.

Rian sang sekretaris tiffanny yang nenek ji percaya untuk mengawasi tiffanny juga melindungi tiffanny.

" bu... nenek berpesan agar malam ini pulang kerumah " ujar rian.

" hmm"

ting

lift terbuka dan ia masuk kedalam begitupu rian , ia menekan tombol 20 dimana kantor tiffanny berada.

ting

lift terbuka ia segera keluar menuju keruangannya, didepan pintunya dua orang menundukkan kepalanya dengan hormat , lalu dia masuk kedalam.

" beritahu nenek aku tidak bisa pulang , masih ada pekerjaan" kata tiffanny.

" maaf bu, tapi nenek memaksa " tolak rian.

" katakan saja aku pulang kerumahku" kata nita.

" baiklah akan saya katakan" balas rian.

" saya permisi bu" rian pamit mengundurkan diri, sedangkan tiffanny ia duduk di kursinya menatap semua pekerjaan yang harus ia selesaikan hari ini juga.

***

" anak itu kenapa selalu memikirkan pekerjaan saja " gerutu nenek ji setelah ia ditelpon oleh rian.

" ada apa nek?" tanya dev.

" cucu nenek itu... dia tidak pulang seminggu terus saja mengurus hotel kesayangannya" gerutu nenek lagi.

" sabar nek mungkin dia sangat sibuk" dev berusaha menenangkan nenek ji.

" oh ya kamar yang ada didepanmu itu , kamar nya tiffanny hmm jika dia pulang larut malam kau dan kau juga belum tidur segera kasih tau nenek ya" kata nenek.

" kenapa pulang larut malam nek?" tanya dev.

" itulah salah satu kebiasaannya! sudah beberapa tahun belakangan ini dia selalu pulang larut malam dan pergi lagi kekantor pukul 6 pagi apa ada orang bekerja sepagi itu? dia juga pemilik hotel kenapa terus bekerja keras" jelas neneknya yang sudah sangat marah.

" nek makan malam sudah siap" ucap kali.

" oh baiklah ayo nak kita makan dulu" ajak nenek.

" nek apa boleh semua baju nona tiffanny yang tidak dipakai lagi aku sumbangkan ?" tanya kali.

" iya aku sudah memilihnya ambil saja didalam lemari paling ujung ya" jawab nenek.

" baik nek" ujar kali.

.....

ting

bel berbunyi , namun karena kali sedang membereskan pakaian tiffanny , akhirnya neneklah yang berdiri untuk membukakan pintu.

" rian masuklah" kata nenek.

mereka berdua sudah duduk di sofa.

" seperti biasa" ujar nenek.

" hari ini nona tiffanny meeting di kantor, menandatangi kontrak juga mengawasi persiapan acara di kantor " jelas rian.

" apa dia makan dengan benar? obatnya dia minum?" tanya nenek.

" nona makan pukul 4 dan obatnya dia tidak mau meminumnya lagi nek" jawab rian.

" apa lagi yang harus aku lakuka untuknya , anak itu " ujar nenek.

" biasanya laki-laki lah yang seperti itu tetapi kenapa dengan cucu nenek ini" pikir dev yang mendengar semua perbincangan itu.

dev pun naik keatas saat ia akan masuk kedalam kamar dia melirik ke pintu kamar tiffanny yang terkunci itu.

setelahnya dia masuk kedalam kamar ia membuka laptopnya dan mengetik sesuatu di google.

" tiffanny wang"

itulah yang ia cari di situs web itu, hingga banyaklah artikel yang muncul tentang biodata, kisah suksesnya dan berita lainnya.

namun ia melihat salah satu berita yang menarik perhatiannya disana ia mengklik berita itu.

" tiffanny wang si pebinis muda yang tiba-tiba membatalkan pernikahan sehari sebelum menikah"

penghargaan CEO terbaik

" jadi dia pernah hampir menikah" gumam dev.

ia pun mengklik semua berita yang menyangkut tentang tiffanny. tapi tidak ada sama sekali foto kekasihnya.

***

" bu apa ada sesuatu yang dibutuhkan?" tanya rian pada tiffanny yang sedang fokus mengetik itu.

" tidak ada"

" bu nanti malam acara penghargaan akan diadakan di hotel calthinwagh " ingat rian .

" hmm"

" bu nenek..."

fanny berhenti mengetik laptopnya, dia mengambil nafas kasar. ia langsung memotong ucapan rian.

" beritahu pada nenek aku sedang sibuk mengurus hotel yang akan kubangun di norwegia. aku akan pulang setelah selesai" jelas tiffanny.

" baik bu" kata rian.

***

" eh nak devan sudah pulang , mandilah nanti turun untuk makan malam ya" kata nenek.

" iya nek terima kasih" ucap dev

" apa cucu nenek masih belum pulang?" tanya dev.

" entahlah nak kapan dia akan pulang" jawab nenek ji.

" jangan sedih nek toh ada dev disini" dev memegang pundak nenek mereka pun tersenyum satu sama lain.

di dalam hotel calthinwagh itu banyak reporter dan para pengusaha yang hadir disana, banyak pebisnis yang sudah lanjut usia dan hanya beberapa saja pengusaha yang masih terbilang sangat muda.

ditemani rian , tiffanny datang keacara itu menggunakan pakaian yang sederhana namun tetep terkesan elegan ia memakai gaun berwarna peach yang kontras dengan kulit putih dan lipstik berwarna pink.

ia membiarkan rambutnya tergerai namun diberi bentuk gelombang dibawah rambutnya.

" hati-hati bu" ujar rian yang berada disebelahnya.

semua orang memotretnya banyak sekali wartawan yang ingin mewawancarainya tapi dia tidak pernah mau itulah dia selalu di cap sebagai CEO sombong.

" hey lihatlah brian william sudah datang bersama kekasihnya" ujar salah satu reporter itu.

" iya iya ayo foto mereka berdua" timpal reporter lainnya.

mendengar nama brian willian , rian segera melihat ke arah tiffanny yang tidak berkutik itu dia tetap duduk dengan wibawanya tanpa memerdulikan orang di sekitarnya.

" bukankah dia tiffanny wang? yang kemarin gagal menikah dengan brian william itu kan ? aku ingin lihat bagaimana reaksi mereka kalau bertemu nanti" bisik para tamu yang hadir lainnya.

" iya ... sejak pembatalan pernikahan itu, mereka tidak pernah bertemu lagi dalam satu acara " timpal temannya.

" bu... apa kita pulang saja?" tanya rian .

" apa harus? " ujar tiffanny tanpa nada ia juga tidak melihat ke arah rian tetap fokus kedepan.

" hey lihat mereka datang" tunjuk orang yang membicarakan fanny tadi.

laki-laki dan perempuan itu bergandengan tangan , yang satu memekai jas berwarna hitam dan yang perempuan memakai pakaian super sexy.

" brian william" teriak orang.

dia hanya tersenyum mendengarnya. sedangkan wanita yang berada di sampingnya terus menatapnya seolah-olah tidak ingin jauh darinya.

" aku mencintaimu" ucap si wanita , brian hanya tersenyum mendengarnya.

" disana tuan dan nona. kursi kalian sudah disiapkan" kata si panitia.

acara pun dimulai dari kata sambutan hingga acara musik dan menari yang sudah dilaksanakan dengan indah.

" nah sekarang giliran kita mendengar siapa CEO terbaik di tahun ini" kata MC.

" kau pasti menang sayang" kata si wanita laki-laki tadi.

" terima kasih" ucap brian.

" pemenang CEO terbaik di tahun ini ialah .... TIFFANNY WANG dari group hotel wang" umum MC itu.

semua orang bertepuk riuh mendengarnya, rian begitu semangat bertepuk tangan. tapi tiffanny seperti tidak mempunyai ekspresi hanya bersikap biasa saja.

" sayang kenapa selalu dia , dia pasti punya orang dalam " kata wanita tadi.

" jangan bicara seperti itu, dia memang pemimpin yang baik" kata brian.

" huft " kata gadis itu.

" baiklah untuk nona tiffanny segera menaiki panggung untuk mengambil piala dan juga mengucapkan pidato kemenangan" kata MC.

" ayo bu " kata rian.

tinffanny pun berdiri dengan cantiknya ia berjalan munju podium yang telah disediakan , semua orang lagi-lagi bertepuk tangan untuknya. tak lupa juga brian yang terus menatapnya dari kejauhan.

setelah di atas panggung, pihak acara memberinya pials itu , lalu memberika mic padanya.

" terima kasih untuk semua yang selalu mendukung saya, piala ini aku persembahkan untuk karyawan saya semuanya. kalian sudah membantu saya dalam bekerja , tanpa kalian aku bukanlah apa-apa . sekali lagi saya mengucapkan terima kasih banyak" ucap nya di mic.

lagi-lagi semua orang bertepuk tangan riuh, fanny pun langsung turun menuju ke tempat meja duduknya.

" selamat nona tiffanny" kata pengusaha lainnya yang duduk disebelahnya.

" terima kasih" ucapnya.

acarapun sudah selesai sekarang sudah pukul 12 malam, dia berjalan sendirian keluar gedung karena rian akan mengambil mobil nya di parkiran.

" nona bolehkan saya mewawancarai anda ? " tanya wartawan.

dia segera menghindar , dari wartawan yang telah mengkrumuninya, dari belakang brian melihat itu. dia menatapnya.

kemudian salah satu wartawan melihatnya yang sedang menatap fanny dari belakang.

" nona tiffanny kami mohon bicaralah walau sedikit " timpal pewawancara lainnya.

" tuan brian ... apa pendaatmu tentang kemenangan mantan kekasih anda?" tanya wartawan disebelah .

tiffanny paham betul kalau wartawan itu sedang membicarakannya dengan brian , dia pun stop berjalan lalu menatap wartawan yang sedang menunggunya untuk bicara tersebut.

" nona apa yang membuatmu sangat optimis hiingga berhasil memenangkan kategori CEO terbaik pada diri anda selama 3 tahun berturut turut?" tanya wartawan.

" keinginan" jawab fanny singkat.

wartawan melongo melihatnya menjawab pertanyaan karena selama ini tidak ada yang ia jawab.

" lalu apa yang membuatmu menjadi optimis seperti ini? apa kisah pembalasan dendam pada mantan kekasih anda nona? tuan brian william?" tanya wartawan.

" kalian selalu bertanya apa kisah suksesku ? balas dendam terkadang perlu tapi pada orang yang tepat" jawab tiffannya.

" berarti itu bukan tuan brian? lalu sedikit kekisah lama bagaimana hubungamu dan tuan brian sekarang apa sudah tidak ada lagi harapan untuk kembali?" tanya wartawan.

" kenapa kalian selalu bertanya tentang hubungan orang lain? apa kalian tidak pernah memahami tentang apa itu privasi? ya.. kalian sudah bertanya-tanya tentang ku dan dia selama beberapa tahun terkahir karena aku selalu diam. aku akan menjawabnya sekarang. saya tidak punya hubungan apapun lagi dengannya maka jangaan pernah menghubungkannya dengan diri saya " tegas nita.

rian terperanjat melihat nona tiffanny nya itu berbicara didepann orang yang begitu banyak mencari kisah percintaannya dulu.

" mungkin kau sudah muak karena pertanyaan orang-orang yang sudah menyudutkanmu" ucap rian dalam hati.

tiffanny segera masuk kedalam mobil lalu rian melajukan mobilnya meninggalkan hotel. disepanjang perjalanan fanny hanya diam tak bergeming , dirinya menyenderkan kepalanya di belakang lalu memejamkan matanya dan membukanya kembali.

" kita pulang kemana bu?" tanya rian.

" kerumah nenek" jawab fanny.

" dan satu hal lagi , jangan panggil aku bu kalau sedang berdua. aku bukan ibumu" kata nita.

" baik bu .. maksudnya nona" jawab rian.

merekapun sampai di rumah , segera fanny bergegas masuk , suara langkah kakinta terdengarnya karena hiellsnya yang tinggi dia sedikit lelah dia pun berjalan lambat.

didalam kamar nya dev belum tidur dia masih membaca bukunya , dia mendengar langkah kaki seorang perempuan.

dia pun menutup buku dan membuka sedikit pintunya, dia melihat seorang wanita yang masuk kekamar tiffanny yang gelap itu.

" apa dia pulang?" pikir nya.

dia kembali masuk kedalam kamarnya untuk melanjutkan baca bukunya.

sedangkan didalam kamar gelap itu, tiffanny duduk di ranjangnya yang besar itu, ia masih menatap kosong pandangannya.

cklek

pintu pun terbuka lalu lampu dikamar menyala, dari belakang nenek menghampirinya dia tau fanny pulang karena rian memberitahunya.

" fanny" panggil nenek. tetapi fanny masih tidak bergeming.

" fanny" nenek memanggil lagi dan duduk disebelah fanny.

fanny menengok kesebelah dan ternyata neneknya.

" nenek" gumamnya.

" sudah pulang hmm. habis menghadiri acara itu ya?" tanya nenek.

" iya nek" jawabnya.

" kenapa tidak pulang ha ? nenek sendirian disini untunglah anaknya teman papa dan mamamu datang dia tinggal disini , itu didepan kamarmu " jelas nenek.

" aku banyak pekerjaan nek" jawab nya lagi.

" nenek tidurlah ini sudah larut tidak baik untuk kesehatan nenek" kata tiffanny.

" baiklah tapi besok jangan pergi pagi " tegas nenek.

tiffanny tidak lagi menjawab neneknya, sedangkan nenek ia suda berjalan keluar kamar diambang pintu nenek berbali melihat tiffanny yang masih diam seorang diri.

" sampai kapan kau seperti ini. hanya karena brian kau menjadi seperti tidak berdaya" gumam nenek dalam hati.

wanita keras kepala

setelah beberapa menit duduk diam sendirian tiffanny pun berdiri untuk mengganti pakaian , dia masuk ke dalam walk in closet nya dan memakai baju kaos serta celana tidur berwarna hitam.

dia melihat kearah cermin lalu dia menggelung rambutnya. tiba tiba dia merasa lapar lalu ia turun untuk menemukan makanan di dapur.

setelah di dapur dia tidak menemukan makanan apapun, dirinya sudah lapar . membuka kulkas tapi hanya ada sayuran yang belum dimasak. ia membongkar lemari hingga menemukan mie disana.

ia merebus mie itu hingga matang ia duduk di meja makan lalu ia berdiri untuk mengambil air es.

dari kejauhan dev melihatnya sedang makan dalam kegelapan, dia ingin melihat wajah aslinya seperti apa tapi dari tadi ia terus terhalang.

fanny berdiri dan mencuci mangkok bekas makann, ia segera kembali untuk masuk kedalam kamar karena ini sudah jam 2 pagi.

ia tidur setelah meminum sesuatu dirinya memejamkan matanya hingga pukul 5 pagi dia bangun lalu mandi.

belum ada orang yang bangun tetapi dia sudah bangun dan rapi memakai dress warna abu-abu.

***

" fanny turunlah sarapan sudah siap" teriak nenek dari bawah.

" eh nek nona tiffanny sudah pergi bahkan baju kotornya saja sudah dicuci sendiri" kata kali.

" anak itu masih saja tidak mendengarkan nenek dia hanya tidur beberapa jam apa tidak lelah" gerutu nenek.

" nek apa dia tidak pernah sarapan dirumah?" tanya dev.

" jangan ditanya nak nenek setiap hari memarahinya tapi dia tidak pernah dengar" kata nenek.

" nek apa nenek ingat laki-laki yang dulu melamar nona tiffanny? sekarang dia sudah menikah " kata kali.

" benarkah? ya ampun nenek sudah kehilangan calon yang pas untuk tiffanny. nenek tidak tau lagi mau cari yang bagaimana untuknya " ucap nenek.

" apa nenek sedang mencari jodoh untuknya?" tanya dev.

" begitulah nak dia sibuk bekerja tidak ada hal lain dihidupnya selain bekerja" gerutu nenek.

dev tersenyum mendengarnya , ia baru melihat seorang nenek yang sangat cerewet namun cerewet yang baik. karena dia tidak punya nenek.

***

" iya bu tiffanny masih menduduki posisi itu aku bangga sekali bekerja disini" kata karyawan perempuan, memang di kantor gedung lantai 19 tempat seluruh staff kantor bekerja dan sekarang semua staff baik bagian humas, resepsionis, bahkan bagian apapun hadir disana.

kemudian tiffanny datang bersama rian yang dibelakangnya, semuanya langsung diam saat dia datang.

" bu selamat atas kemenangan semalam" kata salah satu karyawan.

fanny mengangukkan kepalanya , lalu rian melihat keadaan sekitar yang sudah ramai.

" baiklah disini bu tiffanny akan menyampaikan beberapa hal penting pada kalian mari kita dengarkan" kata rian.

" halo ! selamat pagi semuanya. terima kasih karena sudab bertahan bersama saya di group hotel wang. saya sangat berterima kasih telah mendukung dan bekerja dengan baik untuk hotel ini. karena tampa kalian saya bukan apa-apa. untuk itu setiap pekerja akan mendapat bonus 10% dari gaji kalian bulan ini " kata tiffanny.

" benarkah bu? itu besar sekali " kata karyawan.

" hmm semua karyawan bisa mendapatkannya baik bagian humas, manajer sampai OB. silahkan cek di tempat masing-masing "

" mugkin hanya itu saja terima kasih selamat bekerja" ucap fanny ia segera kembali keruangannya diikuti oleh rian.

" dia sangat baik walau banyak berita miring tentang kehidupannya " kata orang disana.

" iya aku juga merasa begitu semenjak aku bekerja disini aku merasa cukup dan terus diberi bonus" timpal temannya.

didalam ruangan kantor nya fanny sedang mengecek laporan keuangan yang baru saja keluar, ia kemudian menandatanganinya yang langsung dipantai oleh direktur keuangan ny. sania agatha.

" terima kasih bu " ucap sania.

" hmm dan tolong kau berikan juga pada bapak tua yang suka menyapu di depan hotel" kata tiffanny.

" baik bu, saya permisi dulu " kata sania sambil ia membungkukkan badannya.

setelah sania keluar fanny berdiri ia sudah tidak punya pekerjaan lagi sekarang. dia menatap keluar jendela ia dapat melihat jelas dibawah jalanan sedang macet juga gedung gedung yang menjulang tinggi disampingnya.

" bu ada tamu " kata rian.

fanny segera menoleh , ia berdiri terus menatap tamu. dialah brian william.

" hmm kau boleh pergi" kata fanny.

" duduklah" ucap fanny.

" bagaimana kabarmu? sebelumnya aku mengucapkan selamat kar..."

" aku masih banyak pekerjaan dimana aku harus tanda tangan" kata fanny.

" disini" tunjuk brian.

" terima kasih kau boleh keluar" kata fanny ia langsung berdiri setelah menandatanganinya.

" kau harus melupakan aku " kata brian.

fanny tidak berniat untuk menjawab dia hanya diam diri di depan jendela.

***

malam harinya ini sudah pukul 12 malam fanny baru pulang kerumah neneknya, saat ia akan naik ia menyenggol tubuh dev yang akan turun.

" maaf" katanya tanpa menoleh lalu kembali berjalan , tapi jam tangan dev menyangkut di jaket fanny.

" bisakah kau berhenti dulu?" tanya dev.

dia segera berhenti lalu melepaskan kaitan benang itu.

" nenek selalu menyebutmu sesekali perhatikanlah dia" ucap dev.

tiffanny berhenti berjalan lalu ia memutar tubuhnya menghadap dev , ia dapat melihat jelas wajah dev sekarang begitu pula dev yang dapat melihat jelas wajah cantik tiffanny.

" terima kasih , tapi kau tidak perlu ikut campur urusanku dan nenek" kata fanny.

" aku memberitahumu karena aku menyayangi nenek" kata dev.

" lalu kau pikir aku tidak sayang?" tanya fanny.

" kalau tidak sayang apa namanya ? kau tidak pernah mendengarkan nenekmu dia butuh cucunya " kata dev.

" siapa kau ? aku tidak pernah melihatmu disini sebelumnya. kau orang baru disini jangan menyimpulkan sesuatu tanpa kau tau kebenarannya" setelah dia mengucapkan kalimat itu dia pergi meninggalkan dev sendirian.

dev pun membiarkannya saja dia melihat punggung tiffanny yang mulai menghilang dari hadapannya.

" keras kepala" umpat dev.

didalam kamarnya setelah mandi tiffanny langsung merebahkan dirinya di ranjang setelah setengah jam ia berusaha tidur tapi tetap tidak bisa. kesana kemari mencari posisi yang pas tapi nihil.

ia pun bangun lalu menuju meja riasnya dia membuka laci kecil dan mengambil botol putih kecil.

dia menatap botol itu dan membukanya lalu mangambil satu obat.

ia pun meminumnya lalu bilas dengan air.

setelah beberapa menit barulah ia bisa tidur dengan nyenyak. kebiasannya untuk minum obat tidur saat sedang sulit tidur tidak bisa diubah bahkan tidak ada orang yang mengetahuinya bahkan neneknya sekalipun.

jam 6 pagi dia sudah rapi mengenakan blouse berwarna hitam dan juga jeans berwarna hitam, dia memakai riasan tipis saja dan mengenakan lisptik berwarna pink. setelah selesai ia pun turun, karena hari inu hari minggu semua orang bangun siang kecuali dia yang selalu bangun lebih awal.

saat dia melihat cuaca yang cerah dia memakai kacamata hitamnya dan masuk kedalam mobil. 2 jam ia menempuh perjalanan sampailah dia kesebuah taman pemakaman , dia memarkirkan mobilnya membawa bunga dan juga air di paper bag nya.

dia terus berjalan menyusuri taman makam kode D04. 3 pemakaman berjejer rapi disana. pertama-tama dia membersihkan dedaunan runtuh dan juga rumput liar pada 3 makam itu, setelah rapi dia menaburkan bunga lalu air.

setelah selesai membersihkan dan menabur bunga dia duduk diantara ketiga makam itu. menatapnya dengan tatapan sendu , tatapan yang tidak pernah orang lihat sebelumnya.

" papa!mama!kakak! " ucapnya pelan.

" aku datang...hari ini 19 tahun sudah kalian pergi. ini (dia membuka tas ny dan mengambil sebuah amplop) surat terakhir yang mama tulis , aku tidak akan membuka sekarang , setelah 24 surat lainnya aku sudah membaca semua isinya dengan seksama" ucapnya sambil menatap gundukan tanah didepan makam sang mama.

" papa ... terakhir kali kita bertemu saat libur sekolah kau berjanji untuk membawaku ke taman bermain setelah ayah pulang. tapi hingga sekarang ayah tetap mengingkarinya " dia beralih menatap makam papanya.

lalu terakhir kakaknya.

" kakak! kau pahlawan untukku, karena menyelamtkan aku nyawamu tidak tertolong. jika saja hari itu kau membiarkan aku yang tertimpa reruntuhan mungkin sekarang aku tidak mengalami nasib seperti ini. aku juga ingin seperti dirimu berkumpul dengan papa dan mama di surga" katanya ia mengusap pusara sang kakak.

" kalian pergi begiitu saja. tidakkah papa dan mama mengkhawatirkan aku. aku tidak tau lagi harus hidup seperti apa setelah kehilangan kalian juga brian" dia mulai menangis kecil disana.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!