NovelToon NovelToon

A Story Of LIA

SATU

...“Ada Pepatah Yang Mengatakan Bahwa Semua Hubungan Dimulai Dari Sebuah Interaksi Sederhana Yang Mungkin Tidak Bisa Diprediksi Oleh Akal Pikiran”...

Mungkin, tidak ada yang aneh dari kepulangannya ke tanah air hari ini, kecuali sebuah panggilan telfon dari seseorang yang mengizinkan mahasiswa asing asal Indonesia sepertinya untuk bertempat tinggal dirumahnya dan membantunya beradaptasi secara gratis di negeri orang, hanya dengan sebuah alasan 'Kamu mengingatkanku pada seseorang'.

Selama dua tahun hidup dan tinggal bersamanya, Ia merasa bahwa pria paruh baya ini seperti orangtuanya sendiri, dan seolah tau bahwa jika diundang ke tempat ini, ada hal berat yang akan dibicarakan olehnya.

Selama dua tahun di New York, ini kali kedua Ia mengundangnya ke sebuah cafe estetik yang berada di pinggir kota yang menghadap langsung ke arah laut. Sebuah cafe yang bukan kelas mahasiswa seperti dirinya.

Ia dan pria paruh baya itu bukan berarti jarang keluar ngobrol bersama, kadang di weekend dia sering mengajak pemuda itu ke taman atau cafe lain di tengah kota, hanya saja untuk tempat kali ini, pemuda itu merasa, cafe ini mungkin memiliki nilai kenangan tersendiri buat pria paruh baya ini dan terasa begitu mahal untuk pemuda itu. (hanya mereka yang mempunyai kartu member yang diperbolehkan masuk)

Setibanya disana, seperti biasa ada pemeriksaan oleh staff yang ditugaskan, dan ternyata memang ketika pemuda itu menyebutkan bahwa dia diundang oleh pria paruh baya itu, langsung saja staff memberitahu bahwa pria itu sedang ada di area outdoor dan pemuda itu segera menuju area tersebut.

Kini pemuda asal indonesia itu melihat seorang pria paruh baya yang saat ini duduk menatap jauh ke arah lautan, dengan angin yang terkadang mengenai rambutnya, tubuh tegapnya seakan membuat pemuda itu tak menyangka bahwa pria ini sudah berumur hampir menginjak angka lima puluh tahun.

Pemuda itu terhenti sejenak, ketika melihat pria paruh baya itu menoleh kearahnya dan menggerakkan tangannya dengan isyarat memanggil pemuda itu kearahnya.

Tak banyak orang yang berada disekeliling mereka berdua, mengingat betapa eksklusifnya cafe ini. Namun, suasana cafe yang berada dipinggir pantai, Angin laut dan musik bernada melow, membawa kesyahduan dan kenyamanan yang begitu apik.

Belum lagi di dukung interior yang luar biasa membuat mata merasa termanjakan akibat perpaduan keindahan alam dan keindahan tangan manusia.

Entahlah, sudah hampir sepuluh menit pemuda itu tiba dan kini duduk bersamanya, namun pria tersebut hanya diam, lalu meneguk kopinya sambil terus menatap jauh kearah lautan.

tatapannya seolah-olah siapapun bisa menafsirkan tatapan kerinduan yang terpancar dari sorot matanya yang kini mulai menunjukkan lingkaran dibawah matanya dan kerutan yang tak bisa membohongi bahwa dirinya kini termakan usia. Pesanan pemuda tersebut pun sudah berada ditangannya, secangkir Americano.

“What are you looking sir ? I feell, you’re miss something,?” ucap pemuda itu memecah keheningan diantara mereka berdua.

Pria itu menoleh kearahnya dengan sedikit senyum menatap pemuda itu selama beberapa detik lalu kembali meminum sedikit kopi yang ada ditangannya saat ini.

“Aku rindu Indonesia” ucapannya sontak membuat pemuda asal Indonesia tersebut, terkejut melihat pria itu menggunakan bahasa indonesia.

“Bapak bisa bahasa indonesia ?”ucap pemuda itu.

“Tentu, aku menghabiskan masa mudaku disana, dan ibuku berasal dari Indonesia juga,” jawabnya.

“Jadi selama dua tahun ini,? Pemuda itu bertanya heran sambil meregangkan tangannya.

“Aku mencari moment yang tepat, dan aku merasa inilah waktu yang pas untuk kamu membantuku” ucapnya yang membuat pemuda itu semakin heran.

“Aku berteman baik dengan profesor Watson, dan begitu Ia bilang ada mahasiswa asal Indonesia yang saat ini membutuhkan tempat tinggal dan kemudian mengirimkan Motivation Lettermu kepadaku, aku langsung menerima tawarannya untuk membantumu selama disini,”

"Mengingat awal pertemuan kita , prof Watson mengatakan bahwa bahasamu masih terlalu kaku dan sedikit terbata-bata dan aku tak menyangka memang separah itu, hal itulah yang membuatku tidak pernah menggunakan bahasa Indonesia denganmu,"

“Dan.....” Ia merogoh saku jaketnya, kemudian mengeluarkan sebuah buku dengan tampilan klasik ala buku diary tempo dulu. Namun dari motifnya, pemuda itu meyakini bahwa itu pasti milik seseorang, dan ya, seorang wanita

.

Pria paruh baya itu membuka diary tersebut lalu mengambil sebuah foto yang tampak mulai menguning, sekilas dari jauh aku melihat 3 wanita dan 4 pria didalam sebuah foto tersebut. Pria itu mengarahkan foto itu kepada pemuda itu dan tentu saja membuat pemuda tersebut leluasa untuk melihat jelas foto itu.

“Seven Pilar” ucapnya, yang membuat pemuda itu menoleh ke pria paruh baya itu.

“Aku ingin kau membantuku mencari ke 6 orang yang ada difoto ini, terutama wanita ini,” sambil mengarahkan tangannya, menunjuk kearah seorang wanita yang berada tepat disampingnya.

Seorang wanita berwajah manis, bertubuh sedang, memiliki lesung pipi disenyumnya.

“Namanya Lia, Aprillia Navilia” sambungnya.

“Aku ingin kau menemukannya, usianya mungkin sudah sama sepertiku kami angkatan tahun 89 di SMA Angkasa, aku juga nelihat itu juga sekolahmu dulu.” Pemuda itu langsung terkejut, ternyata pria ini satu almamater dengannya, membuat teka teki dan rasa penasaran pemuda itu langsung terjawab, 'Mengapa pria ini mau membantunya selama disini'.

Pertemuan sore tadi, memang membuat pemuda tadi cukup terbebani pikiriannya, padahal dia baru saja menyelesaikan pendidikannya di US, tepatnya di New York University. Kini Ia, membawa sebuah tugas dari orang yang membantunya selama hidup di negeri orang. Banyak alasan yang membuat pemuda tersebut sulit untuk menolak permintaan dari pria paruh baya tersebut.

Kini Ia mulai berjalan menuju pesawat setelah sebelumnya telah melakukan check in tiket dan administrasi lainnya. Sambil melihat boarding pass yg berada di tangan kanannya, Ia bergerak menuju baris dan kursi yang sesuai dengan nomor yang tertera di boarding pass yang Ia miliki.

Pemuda itu telah menemukan kursinya, Ia merebahkan badannya di kursi empuk yg disediakan pihak maskapai. Perjalanan akan memakan waktu hampir satu harian penuh, dan harus transit terlebih dahulu di Abu Dhabi.

Lima belas menit pasca take off, tak banyak yg bisa dilihat keluar jendela pesawat, hanya sebuah pemandangan gelap dan beberapa cahaya lampu pesawat, membuat pemuda itu merilekskan badannya dan merebahkan tempat duduknya.

Ia kembali mengingat suasana pertemuan itu dan teringat kembali dengan perkataan pria paruh baya itu.

"Aku telah berusaha mencarinya, namun tidak ada jejak yang bisa aku temukan. Perpisahan kami, dan kisah persahabatan kami sebagian besar ada di buku diary ini. Aku ingin kau membacanya sebagai referensi untuk menemukannya. Kau mengingatkanku pada sahabatku ketika di Indonesia dan aku yakin, kau memang mirip sepertinya dan bisa menemukan gadis ini. Kutitipkan kisah masa mudaku padamu, dan ini kartu eksklusif cafe ini. Aku ingin kau memilikinya sebagai hadiah buatmu. Jika tak ada kesempatan untuk kembali ke kesini, jadikan kartu ini pengingat bahwa kau pernah tinggal bersama pria paruh baya sepertiku. Maaf aku tak bisa mengantarmu kebandara, aku ada janji lain bersama prof Watson, senang bertemu denganmu, kabari aku setelah kau menemukannya." Sambil Ia memeluk pemuda itu cukup lama.

DUA

..."Jika Itu Cinta, Maka Akan Ada Yang Tersakiti, Entah Itu Aku, Kamu atau Dia"...

Teduhnya pohon hijau disebuah taman terdengar suara anak-anak tertawa, berlari, terlihat juga beberapa keluarga yang sedang duduk dibawah pohon sambil menyantap bekal yang mereka bawa, terlihat juga pemuda setempat yang sedang bermain sepakbola dengan sendal sebagai gawangnya.

Seorang pemuda berbaring dengan nyamannya dibawah salah satu pohon yang hidup tumbuh di taman ini, ditemani dengan seorang gadis cantik, rambut lurus, kulit putih, badan sedang, dan bulu mata lentik dan hidung khas wanita melayu.

Pemuda tersebut bangun dari tidurnya, melihat wanita yang disampingnya, tersenyum polos kepada wanita itu.

"Aku bersyukur tuhan mengirimmu untukku, aku bersyukur kamu ada disampingku, terima kasih atas senyum indah yg kamu berikan ini, Aku Mencintaimu," ucap pria tersebut kepada wanita yang berada disampingnya itu.

Namun seketika senyumnya menghilang, suasana menjadi hening, langit mulai menggelap, wanita itu kemudian berkata,

"Aku tau kamu sangat baik untukku, tapi maafkan aku Dam, kita tak bisa bersama, Aku akan menikah dengannya,". Seketika pemuda itu terbangun dari tidurnya.

Dengan nafas sedikit terengah-engah Ia lihat jam yang ada ditangannya sudah hampir delapan jam berlalu, dia mencoba mengatur nafasnya mengambil tumblr yg ada di tasnya lalu meminum air yang ada didalamnya.

Sudah lama Ia tidak bermimpi buruk seperti itu, namun tidak bisa dipungkiri, bahwa mimpi itu berasal dari salah satu masa lalunya yang sangat ingin Ia lupakan. Dan masih ada empat jam lagi sebelum sampai ke tempat transit pertama di Abu Dhabi.

Dua jam sudah berlalu saat ini pemuda itu telah menutup laptopnya dan mulai merebahkan badannya kembali ke kursi pesawat, merilekskan dan meregangkan semua otot yg ada dipunggungnya. Dia teringat akan diary yang diberikan oleh pria paruh baya itu, dengan sekejap Ia mengambil diary tersebut dan kini sudah ditangannya.

"Mari kita lihat apa yang tertulis di dalam diary ini" gumamnya dalam hati.

Lembar Pertama,

Aprillia Navilia

*****

3 Juli 1989

Tertulis 'Waaah, aku tak menyangka hari ini, hari ini adalah hari pertamaku menggunakan seragam putih abu-abu khas Anak SMA Favorit di kota ini,"

"Waah tulisan tegak sambung yang cukup rapi dan bagus, sepertinya bakal menarik nih" ucap pemuda itu sambil terus membaca diary tersebut.

Hampir kurang lebih sepuluh menit ia membaca diary ini, setiap lembar dan setiap tanggal hanya berisi 3 sampai 4 paragraf saja. Tidak terlalu banyak namun yang bisa pemuda itu pahami dari diary ini adalah terdapat 6 orang penting yang menjadi sahabat dari wanita pemilik diary ini dan langkah pertama, dia harus menemukan Retno, sahabat yang sudah bersama dengan Lia sejak pertama kali sekolah.

"Waw, Mengapa ia hanya menulis nama pendeknya saja. Bayangkan saja ada berapa juta orang yang bernama Retno di Indonesia ?, bahkan menteri keuangan saat ini pun bernama Retno. Aihhh, yang penting harus ke SMA dulu." Gumamnya dalam hati sambil menutup diary itu dan memasukkannya kembali ke tas nya.

Beberapa waktu kemudian terdengar bahwa pesawat telah berada dilangit Abu Dhabi, UEA, dan pesawat akan segera mendarat. Mendengar hal itu, pemuda itupun mulai merapikan kembali tempat duduknya dan bersiap untuk turun dari pesawat.

*****

Mungkin tidak mengherankan bahwa UEA menjadi salah satu tempat destinasi para pelancong internasional untuk datang ke negerinya. Excellent service yang diberikan, didukung fasilitas yang mumpuni membuat siapapun yang datang merasa waaaahhhhh akan ketakjuban negeri itu.

Semua itu juga terwakili lewat pintu awal yaitu Abu Dhabi International Airport , seolah menyadari bahwa dirinya menjadi image awal para pelancong untuk menilai negerinya.

Adam H. Hermansyah, seorang pemuda asal Indonesia yang secara kebetulan transit di negeri ini, kini menunggu berdiri didepan tempat claim bagasi. Ia baru saja menyelesaikan pendidikan S2 nya di salah satu Universitas di New York.

"Lu Adam kan ?" Tanya seorang wanita yang secara tiba-tiba berada disamping pemuda itu. Wanita itu menggunakan hijab, masker dan menggunakan kacamata. Tingginya sebahu pemuda itu.

Adam Terkejut dan sedikit heran, berusaha untuk mengenali wanita yang ada disampingnya itu. melihat keheranan yang muncul di wajah Adam, wanita itu sontak tertawa.

"Oh iya, LUPA" ucapnya sedikit tertawa sambil menurunkan maskernya.

"Intaaann" sontak Adam terlihat senang melihat wanita ini.

"Ngapain lu disini ?, bukannya perkuliahan di Sheffield belum selesai ?". tanya nya.

"kamu kira hanya kamu yg bisa selesai lebih cepat, ehhh tunggu, itu koperku. Tolong," sambil menunjuk sebuah koper bewarna biru tua.

"Oh oke, Nahh..." sambil memberikan koper itu padanya.

"Aku selesai lebih cepat, dan papaku juga memintaku untuk mulai menggantikannya mengurus bisnisnya," Adam melihat kopernya dan bergerak untuk mengambilnya.

"Jadi yaa, gak ada alasan lagikan buat berlama lama di negeri orang". ucapnya.

"Iyaaa pulak, Eh wait...?, kenapa kopermu ada di kedatangan dari NewYork ?" Tanya Adam yg tanpa aba-aba mengikuti Intan yang mulai berjalan.

"Entah, mungkin karena kita sama-sama transit kali ya ?" jawabnya sambil tersenyum seperti menyembunyikan sesuatu.

"Oohhh, Oke,".

Menyusuri jalan terminal 3 Abu Dhabi International Airport seperti menyusuri mall-mall mewah yang ada di jakarta, banyak toko-toko kelas mewah menjual produk-produk yang mungkin bisa menghabiskan uang saku yang Adam punya selama sekejap.

Namun sedikit berbeda dari Intan, Putri sulung seorang pengusaha kondang pulau sumatra tentu tidak terlalu memikirkan keuangannya ketika ingin membeli sesuatu disini. Mereka berdua akhirnya berhenti di Burger King dan memesan sesuai dengan seleranya masing-masing.

"Traktirin aku ya tan, Lagi Bokek nih.. pas pasan" sambil tersenyum.

"Iyaa iyaa amann" balasnya.

" Eh, Btw, lu Naek maskapai seri berapa ? tan ?"

"Nih, boarding gue" balas intan.

"Anjaaayy, seriusan nih ? lu disamping guaa duduknya ??"

"Eh seriusan Gilak ? mana cobak ?" Intan langsung mengambil boarding pass di tangan Adam.

"Aihh , bisa jadi bokek guaa gara gara lu.."

"hahahahahah" mereka berdua tertawa.

Entahlah kehadiran Intan dalam hidup Adam menjadi salah satu hal yang paling ia syukuri, karena apa ?, Intan adalah teman pertamanya yang menolongnya ketika ia benar-benar hancur karena seorang wanita. Ia mengenalnya pada event pramuka ketika semasa SMA, dan terus berteman hingga sekarang.

Namun persahabatan ini mulai terasa dekat ketika Adam benar benar hancur kala itu. Ia tahu bagaimana tangis meraungnya Adam ketika ditinggal oleh wanita yang benar-benar sangat ia cintai. Untungnya berkat motivasi dan ejekan Intan jugalah pada akhirnya ia bangkit dan memilih melanjutkan pendidikannya di luar negeri.

"Eh kenapa Lu bengong ?" ucap Intan yang menghentikan lamunan Adam tentang bagaimana ia bisa bangkit seperti sekarang.

"Enggak, aku merasa ni Burger Supeeeerrr enak, gak nyangka aja bocah miskin sepertiku bisa makan sesuatu di UEA," balasnya tersenyum.

"alaahh lebay lu, " ketus Intan. Tersenyum sekejap lalu meminum air yg ada didekatnya.

*****

TIGA

..."Pada akhirnya, hal-hal yang selaras akan di persatukan pada sebuah hubungan yang mungkin tidak disengaja sama sekali"...

Intan Mufida Sari, nama dari putri seorang pengusaha terkenal di Sumatera. Kini ia duduk disamping Adam dengan membaca buku "Sapiens" karya Yuval Noah Hariri.

Lima belas menit berlalu setelah pesawat take off dari bandara Internasional Abu Dhabi dan kini menuju bandara Soekarno-hatta, Indonesia. Perjalanan akan ditempuh kurang lebih selama sembilan jam penerbangan.

Terlihat pukul 22:26 ketika Adam melihat jam tangannya kemudian merebahkan badannya dan kemudian memejamkan matanya.

"Dam...." mendengar namanya dipanggil, Adam pun refleks melihat kearah suara yang berada disampingnya.

"Iya Tan ?, kenapa ?" balasnya kemudian.

"Apa mimpimu sekarang ?" tanyanya.

"hmm, masih yang sama Tan, Penulis Terkenal, kenapa Tan ?" Tanya Adam balik.

"Gak papa, kupikir setelah selesai kuliah ini, akan berubah" Balasnya yang membuat Adam tersenyum mendengarnya.

"lu.... tan, gimana ?, apa mimpimu ?" tanya Adam.

"Jadi Cantik"

"hmmm, menginspirasi banyak orang"

"berdampak baik buat anak-anak"

"Jadi Sultan"

"Ketinggian gak ?" Intan balik bertanya. Yang kemudian dibalas langsung dengan tawa oleh Adam.

"Hahahahahaa".

"Padahal lu dah cantik, lu juga menginspirasi banyak wanita di sumatera, berdampak pada anak anak belum sih setauku, jadi sultan ?, Papa lu termasuk pengusaha sukses di sumatera woi.." Gumam Adam dalam hati. Namun tak bisa mengutarakannya ke Intan dan hanya bisa tertawa mendengar mimpi sahabatnya ini.

"Asal mimpi lu gak merubah dunia, It's ok." ucap Adam sambil tersenyum melihat wanita ini.

"Tapi, kalau dunia seseorang berubah karena luu, untuk kali kedua gua bakal angkat topi buat lu,"

"it's a proud banget..."ucap Adam.

"Eh Dam, gimana kabar Anggik ?" ucap Intan yang membuat Adam teringat dengan sahabat dekatnya selama perkuliahan S1.

"Oh iya, Alhamdulillah baik , cuma dia gak bisa ikut balik ke Indonesia, belum selesai studinya..." balas Adam.

"oohhh oke, dia di UBC kan ?" tanya Intan.(Universitas of British Columbia)

"Iya, kemarin kami sempat Video call, dan ya dia terlihat sangat baik, cuma, agak sedih karena ndak bisa mudik." Balas Adam.

" Eh Tan, Gua baru teringat nih, setelah ke Gedung Danadyaksa Cikini, lu langsung ke Medan ?." tanya Adam.

"Eh enggak, kebandung dulu, kebetulan papaku lagi disana, dan yaa taulahkan"

"Oohh Oke, okee..." balas Adam.

Penerbangan Etihad Airways dari Abu Dhabi menuju Indonesia kurang lebih sudah menempuh separuh perjalanan, terlihat Adam dan Intan telah tertidur dikursi mereka masing-masing.

Mereka berdua merupakan teman semasa SMA dulu, yang bertemu ketika event kepanitian Forum Osis di taman Wiladatika cibubur. Sama-sama orang pramuka juga membuat mereka menjadi teman satu kelompok pada momen debat forum ketua osis membuat mereka berdua menjadi mengetahui kualitas masing-masing.

*****

"Aku mau kamu menemukannya, Namanya Lia Navilia." Ucap Pria paruh baya itu

"Dam...."

"Dam..."

"Adam..." Adampun tersentak, dan langsung mengelap dan mengusap matanya.

"Sudah mau Landing nih, pramugari tadi memintaku untuk membangunkanmu" sambung Intan.

"Ohh, makasih" Balas Adam, yang kemudian merapikan tempat duduknya, melihat jam ditangannya sudah menunjukkan jam 7 kurang.

******

Pesawat Etihad Airways kedatangan dari Abu Dhabi mendarat dengan selamat di bandara Internasional Soekarno Hatta. Intan dan Adam pun kini sedang berjalan dilorong bandara menuju ke tempat pengambilan bagasi.

Setibanya disana sambil menunggu keluarnya para bawaan penumpang Adam datang menghampiri Intan dengan membawa Roti kelapa,

"Sarapan dulu nih, itung itung nunda lapar, sebelum ke Penginapan.." sambil memberikan sebungkus roti kepada Intan

"Eh, iya makasih, kopernya belum pada keluar," Ucap Intan.

"Noh baru keluar Tan" balas Adam yg melihat barang bawaan penumpang sudah mulai keluar dari lorong pengambilan bagasi.

"Itu koperku !!" ucap Adam, yg membuat Intan terkejut.

"Hahahaha"

"Astagfirullah ni Anak,hmmm" balas Intan.

" Itu punyaku, ambilkannn"

"Siap buk boss" balas Adam sambil nyengir...

Mereka berdua bergerak menuju pintu keluar, sudah ada delegasi dari pihak kementrian yang menunggu mereka di pintu kedatangan.

Tak perlu waktu yang terlalu lama, mereka berdua kini sudah berada didalam bus kementerian bersama beberapa mahasiswa LN lain yang ikut dipanggil oleh kementerian terkait hasil yang mereka dapatkan selama belajar di negeri orang.

Mereka akan diantar ke hotel yang telah ditentukan sebelum esoknya mereka akan di kumpulkan di gedung Danadyaksa Cikini.

"Dam, dapet lantai berapa ?" tanya Intan setelah tak lama tiba di hotel.

"Dapat lantai tiga nih" balas Adam.

"Oh.. aku dua." yang tak lama disambung Intan.

Dan mereka berjalan nenuju lift. tak lama kemudian Handphone Intan berbunyii dan Iya melihat "Papa". senyuman terlihat dari wajahnya.

"Dam diluan aja, aku mau nelponan dulu" ucapnya.

"Oke,"balas Adam cepat dan langsung terus berjalan dan naik kedalam lift.

Sesampainya di kamar hotel, tak banyak aktivitas yang dilakukan Adam. Suasana kamar Adam merupakan kamar yang menghadap langsung ke gedung Danadyaksa ketika melihat keluar jendela. setelah merapikan barang bawaannya, termasuk mengeluarkan diary milik Lia dan meletakkannya ke meja kecil disamping tempat tidur.

Ia hanya menelpon beberapa temannya yang ada di New York untuk mengabari bahwa ia telah sampai dengan selamat, kemudian membuka laptopnya melanjutkan tulisannya dan terakhir kembali Istirahat.

Adam terbangun karena sebuah nada dering yang muncul dari smartphonenya, ia langsung mengambil handphonenya dan melihat "Anggi Imut".

"Halo, Salam-"

"Daammm, guee bakal sidang minggu depan. Dan bulan depan gue bakal wisuda dan akan pulang pada kloter berikutnya!!!" ucap Anggik bahagia yang memotong langsung salam yang akan diucapkan Adam.

"Ohhh Iya, Baguslah," balas Adam sambil berusaha memulihkan kesadarannya.

"lahh luu kok gak senang gitu sih" teriak Anggik.

"wait, aku ngumpulin nyawa dulu, lain kali lu kalo mau ngomong, ucap salam dulu kekk" ucap Adam.

"Eh iyaa, gua lupa, hhahahaa" balas Anggi diselingi dengan tawa kecilnya.

"Eh wait, aku mau sambungkan dengan Intan dulu"

"oke" balas Adam lalu menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya. ketika Adam kembali dari kamar mandi ia melihat intan telah bergabung. Dan ada notif permintaan untuk Videocall, Adam sedikit merapikan rambutnya dengan tangannya, lalu menerima panggilan video itu.

"Halooooo" teriak kecil Anggi melambangkan keceriannya hari ini. Anggi seorang Gadis manis,sedikit imut, ceria, cerdas, namun sedikit lemot, kulitnya putih rambutnya dicat sedikit hitam kemerahan, saat ini diikat satu kebelakang.

Anggi itu seperti mewakili orang- orang yang processornya core i 10, namun Ram komputer cuma 2 Giga. Alias cepat nangkep, cepat juga lupanya. Ia saat ini sedang kuliah di UBC sahabat Adam sejak semester pertama perkuliahan.

"Halo" balas Adam.

"Dam, lu baru bangun ya ?" tanya Intan.

"Iya, kenapa ?"tanya Adam balik.

"hmm kalo-"

"kalau gak kutelfon tan, mungkin ni anak bakal molor terus ampe pagi" balas Anggi yang memotong ucapan Intan.

"gak zuhur dan ashar berarti Dam ?". tanya Intan yang buat Adam langsung melihat jam.

"Waduh, udah jam 5 aja, oke wait, aku jamak sholat dulu, kalian ngobrol aja dulu berdua" ucap Adam. dan kedua cewek tersebutpun mengiyakan.

Setelah itu, mereka ngobrol apa aja via panggilan whatsapp dan Adam seolah menjadi pendengar setia ocehan mereka berdua.

Namun, jika diperhatikan, sebenarnya hubungan mereka bertiga terjalin karena Adam merupakan sahabat Intan, dan Anggi merupakan sahabat Adam.

Pada akhirnya Intan dan Anggi berteman jadilah hubungan seperti ini, dimana Adam seolah jembatan bagi mereka berdua untuk ngobrol dan membandingkan banyak hal.

*****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!