NovelToon NovelToon

Takdir Cinta

Part 1

Pukul 05.00 pagi Kenzi sudah bangun dari tidurnya. karena hari ini, hari pertamanya Kenzi sudah kelas satu SMA masa putih abu-abu SCTV yang sudah Kenzi rindukan. Ikut MOS (Masa Orientasi siswa) di sekolahnya adalah impiannya, Kenzi sudah memasuki satu tingkat dengan kata remaja yang melekat di dirinya.

Berbagai persiapan sudah Kenzi lakukan dari kemarin-kemarin, segala atribut buat mos sudah Kenzi beli dari semalam.

Semua barang bawaannya yang akan Kenzi bawa ke sekolah, sudah Kenzi siapkan dari semalam.

Kenzi tidak mau menjadi murid baru yang suka telat, dari kecil Kenzi sudah hidup disiplin.

Daddy-nya mengajarkan banyak hal, tentang masa-masa yang keras, kesuksesan yang tidak instan membuatnya bertekad keras untuk belajar lebih sungguh-sungguh lagi, supaya bisa seperti Daddy-nya yang menjadi CEO di perusahaan Kakeknya.

Sekarang perusahaannya sudah memiliki Anak cabang dimana-mana, ini yang membuat Kenzi sangat bangga dengan perjuangan Daddy-nya dalam memperjuangkan perusahaan Kakeknya lebih maju seperti sekarang ini.

Di rasa semuanya Kenzi masukkan ke dalam tas ranselnya, Kenzi keluar dari kamarnya untuk sarapan lebih dulu, karena keempat Adiknya pasti masih tidur nyenyak di kamarnya.

Kenzi sudah duduk di meja makan, di dalam dapur pun sudah ada Bundanya yang sedang memasak menu sarapannya, karena bundanya sudah tahu bahwa dirinya akan berangkat lebih awal.

Sembari menunggu sarapan yang dibuat dari Bundanya, Kenzi sedikit merapikan penampilannya supaya tidak berantakan. Kenzi adalah laki-laki yang perpect dalam hal penampilannya, Dianya tidak mau bila ada yang menganggapnya tidak rapi, atau pakaiannya lecek.

♥♥♥

Kania yang masih sibuk di dalam dapur, tersenyum tipis melihat putra pertamanya sudah rapi duduk di meja makan.

Kania sangat bangga dengan putra pertamanya, meskipun bukan terlahir dari rahimnya tetapi Kania sangat menyayangi, dan mencintainya dengan sepenuh hatinya. Tidak pernah membeda-bedakan dengan putra-putrinya yang lahir dari rahimnya, baginya semuanya sama tidak ada yang berbeda.

"***Anak bunda udah ganteng, udah wangi, udah rapi, kakak sudah siapkan untuk memulai sekolah yang baru?" tanya Kania sembari meletakkan sarapannya di depannya.

"Siap bunda, kakak ingin seperti Daddy.." Jawabnya Kenzi dengan semangat.

"Bunda setujukan, kalau kakak ingin seperti Daddy?" tanya Kenzi yang sedang menatap lekat-lekat kedua ekor mata Bundanya.

"Setuju dong sayang..." Jawabnya tidak kalah semangatnya, dan menyakinkan putranya.

"Makasih bunda yang cantik...." Kenzi mencium satu kecupan di pipi bundanya***.

Akhirnya Kania menemani si sulung sarapan, mereka sarapan berdua karena anggota keluarga yang lain masih bermimpi indah.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Kenzi di temani Bundanya ke depan karena sudah di tunggu sopir pribadinya.

Selesai berpamitan dengan Bundanya, Kenzi melegang pergi untuk masuk ke dalam mobil, tangannya terus saja melambaikan kearah Bundanya, senyum khas cirinya Kenzi karena Kenzi sekarang menjadi murah senyum.

Mobil sudah meninggalkan halaman rumahnya, Kenzi duduk manis di jok samping sopir. Kedua ekor matanya terus saja melihat jalanan, sesekali melihat kearah jendela mobilnya.

Pagi ini lalu lintasnya tidak padat merayap seperti biasanya, ini baru pukul 06.00 pagi semuanya pasti masih bermimpi indah diatas tempat tidurnya.

Beda dengan dirinya yang harus berangkat ke sekolah pagi buta, awalnya berat bangun pagi tetapi demi cita-citanya, dan harapan kedua orang tuanya untuk meneruskan perusahaan warisan dari mendiang mommynya.

Di perjalanan menuju sekolah, tidak ada kata yang terucap dari bibirnya. Kenzi masih sibuk dengan pikirannya, karena ini pagi pertamanya menjadi murid siswa SMA negeri favorit.

Part 2

Beberapa hari sudah Kenzi mengikuti masa orientasi siswa (MOS), suka, duka tengah Kenzi rasakan, mulai dari perkenalan, masa-masa orientasi siswa Kenzi ikuti dengan suka cita tanpa mengeluh.

Masa ini yang dinantikan Kenzi, bisa mengikuti tanpa halangan, dan senyum cerah Kenzi perlihatkan.

Hari ini terakhirnya masa orientasi siswa, satu minggu menjadi siswa di SMA negeri favorit di Jakarta, banyak yang sudah Kenzi kenal lebih tepatnya banyak memperkenalkan dirinya ke Kenzi, khususnya kaum hawa yang tergila-gila dengan pesonanya.

Usianya terbilang masih sangat muda, awam banget untuk mengenal yang namanya cinta, tetapi dari kecil Kenzi sudah menyukai seseorang gadis kecil putri dari Paman Tom, dan onty Intan.

Perasaan itu Kenzi pendam sendiri sampai sekarang, kelak sudah sukses dan dewasa nanti Kenzi ingin menikahinya, menjadikan istrinya, ibu dari anak-anaknya kelak bila takdir menjodohkannya.

♥♥♥

Satu minggu terlewati dengan sempurna, pagi ini sudah memulai proses belajar mengajar seperti biasanya.

Di kediaman Pradipta, semua anggota keluarga sudah duduk di bangku tempat duduknya masing-masing. Mereka berlima sedang menunggu Daddy, dan Bundanya untuk sarapan bersama seperti pagi-pagi sebelumnya.

"Ahhh Daddy ama Bunda suka lama..." Ucap Kama yang lesu, dirinya sudah sangat kelaparan dari malam Kama tidak makan, karena kecapekan dengan tugas sekolahnya.

"Setuju kak, Daddy, Bunda sangat lama, padahal adik sudah lapar..." sahutnya Kalila ikut menimpali ucapan kakaknya.

Mereka berlima akhirnya melemparkan pertanyaan, untuk mengisi kegabutan kedua orang tuanya yang belum juga turun dari kamarnya.

Sesekali ke limanya bercanda, tertawa melihat duo kembar yang tingkahnya kelewatan lucu, dan tidak bisa diam duduk di tempatnya. Ada aja yang bisa menjadi bahan tertawaan, bercandaan, tetapi ketiga kakaknya sangat menyayangi adiknya duo kembar yang sangat menggemaskan.

♥♥♥

Di kamarnya Yudha sedang membersihkan sisa-sisa cintanya, selesai subuhan Yudha meminta jatah sang istri untuk berolahraga pagi.

Yudha sedikit egois melupakan Anak-anaknya yang sudah menunggu di meja makan, sudah beberapa hari ini Yudha susah mengendalikan dirinya untuk tidak melakukan olahraga.

Akhirnya pertahanan Yudha roboh, tiba-tiba langsung menerkam mangsanya dengan sangat buas, sedikit tidak peduli dengan anak-anaknya yang sudah sangat kelaparan menunggu kedua orang tuanya yang sedang berolahraga pagi.

"*Mas, cepat mandi kasihan Anak-anak sudah menunggu..." Tutur Kania yang sudah keluar dari kamar mandi, dengan handuk melilit di tubuhnya.

"Iya Bunda..." Yudha mengecup kening sang istri, kala berpapasan dengan Kania yang berjalan di sebelahnya.

Mereka* melakukan mandi, dan berganti pakaian dengan secepat kilat. Meskipun sedikit berantakan kamarnya, tetapi sekarang itu tidak penting, bisa di bersihkan nanti. Terpenting sekarang adalah keluar dari kamar, dan sarapan bersama dengan Anak-anak.

Kedua orang dewasa turun bersama dengan satu tangan saling bertautan, mereka melemparkan senyum tipis ke anak-anak yang sudah tidak ada semangat untuk sarapan.

♥♥♥

"Maafkan Daddy, dan Bunda sudah menunggu lama..." Ucap Yudha mengecup kening anak-anak satu-satu secara bergantian.

"Kakak dan Adik sudah lapal tau, Daddy! Daddy ama Bunda suka lama..." Ucap protes duo kembar yang sudah memanyunkan bibirnya.

"Bunda sakit?" tanya Kenzi yang melihat wajah Bundanya sedikit pucat.

"Enggak sayang, sedikit kecapekan saja olahraga pagi tadi..." jawabannya Kania yang jujur, tetapi tidak mengarah ke hal-hal yang tidak baik di dengarkan anak-anak.

Setelah mendengar penjelasan dari sang bunda, Kenzi mengurungkan niatnya untuk bertanya kembali. Waktu sudah sangat mepet, takut terlambat akhirnya Kenzi memilih mengambil sarapan sendiri tanpa bantuan sang Bunda.

Mereka bertujuh menikmati hidangan sarapan paginya dengan khidmat, tidak ada suara yang terlontar dari mulutnya, mereka sangat menikmati sarapannya melupakan sejenak rasa kecewanya, sudah menunggu Daddy, dan Bundanya lama.

♥♥♥

Pertama kali yang di antar ke sekolah adalah Kenzi, karena Kenzi sebagai kakaknya harus di dahulukan karena peraturan sekolah yang ketat membuatnya harus berangkat lebih dulu, karena jam masuk ke kelasnya sangat berbeda dengan sang Adik-adiknya, Lima menit sebelum bel sekolah berbunyi, Kenzi sudah harus berada di sekolahnya.

Selanjutnya mengantar kakak Kama, dan Kalila di sekolah yang tidak terlalu jauh dari kakaknya Kenzi. Sebenarnya jalan kaki juga bisa, tidak sampai 15 menit sudah sampai, dengan alasan takut terlambat akhirnya keduanya diantar urutan kedua setelah kakaknya.

Terakhirnya duo kembar mendapatkan kloter terakhir setelah kakak-kakaknya, mereka berdua mah asyik-asyik aja mau diantar yang pertama, atau yang terakhir. Menurutnya mana saja boleh, asal jangan sampai terlambat masuk ke dalam sekolah, atau sampai bel berbunyi.

♥♥♥

Setelah suami, dan anak-anaknya berangkat ke sekolah yang di antar Yudha sendiri, karena penebusan rasa bersalahnya yang sudah mengabaikan, dan memilih menikmati olahraga pagi bersama sang istri.

Kania memilih membersihkan kamarnya, akibat permainan kacau yang dibuat tadi pagi bareng suaminya.

Selesai memasang speray, dan sarung bantal, menata ulang kamarnya. Di rasanya sudah rapi seperti semula, Kania memilih membaringkan tubuhnya yang sedikit lemes, capek yang mendalam.

Kania memijat kepalanya yang sedikit pusing, suaminya benar-benar tidak bisa membuatnya sedikit beristirahat. Meskipun sudah memiliki lima orang anak, tetapi pesona suaminya tidak lekang dimakan oleh waktu.

Kania dibuat tidak berkutik dengan permainan suaminya, di buat geleng-geleng kepala dengan olahraga suaminya yang begitu sangat agresif, dan semangat dalam memacu adrenalin Kania sampai dibuat terlonjak-lonjak tubuhnya.

Mengingat olahraga bareng suaminya barusan, membuat pipi Kania ada semburat merah di pipi putihnya. Rasanya sangat malu bila membayangkan kejadian pagi yang membahagiakan, tetapi itu menjadi bumbu tersendiri dalam memupuk rasa cinta dalam mahligai rumah tangga.

♥♥♥

Hari ini ada pelajaran olahraga di sekolahnya, Kenzi mengikuti ekstrakurikuler yang di adakan di sekolahnya. Berbagai kegiatan sudah Kenzi ikuti termasuk anak basket, yang menjadi primadona di sekolahnya.

Dari kecil Kenzi sudah menyukai yang namanya bola basket, waktu masih SMP pun Kenzi mengikuti kegiatan yang di selenggarakan di sekolahnya.

Seperti sekarang ini sedang ada jadwal bola basket, Kenzi bergabung dalam Tim putra di sekolahnya.

Pertandingan di mulai dengan sorak-sorai para penonton, yang kebetulan masih jam istirahat di sekolahnya.

Banyak yang mengelu-elukan namanya Kenzi, Kenzi menjadi primadona dalam tim putra bola basket.

Semua yang tergabung dalam tim putra, tidak ada yang tidak cogan, rata-rata memiliki ketampanan diatas rata-rata. Kenzi termasuk dalam barisan cogan di sekolahnya, wajahnya yang bule, rambutnya yang pirang, dan senyum manisnya membuat siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh cinta untuk sekian kalinya.

Kenzi sangat mewarisi ketampanan Daddy-nya, dan senyum manisnya dari sang mommy yang keturunan dari Belanda.

Part 3

Satu bulan berlalu....

Sudah satu bulan lamanya Kenzi resmi menjadi murid SMA di sekolahnya, sekolah tempatnya menuntut ilmu, Kenzi termasuk murid berprestasi tidak tanggung-tanggung Kenzi selalu masuk ke dalam rangking tiga besar secara pararel di SMP-nya dulu.

Baru satu bulan resmi bersekolah, menjadi murid di sekolahnya sekarang ini, Kenzi sudah banyak temannya yang ingin berkenalan dengan dirinya. Kenzi termasuk orangnya supel, mudah bergaul dengan siapa saja, tanpa membedakan ras, suku, dan agama baginya semua sama, sama-sama CiptaanNya.

Banyak yang mengejar Kenzi untuk meminta no WhatsApp, Terutama kaum hawa yang suka tebar pesona di hadapannya, tetapi Kenzi hanya meresponnya dengan seutas senyum tulus tanda persahabatan.

Seperti pagi biasanya, pagi ini di kelasnya Kenzi sedang ada kelas olahraga, seminggu sekali di sekolahnya setiap kelas pasti mendapatkan jatah olahraga di setiap kelas masing-masing.

♥♥♥

Di rumahnya, Kania sedang membereskan kamar pribadinya, meskipun sudah ada bibik yang bekerja di rumahnya, tetapi masalah urusan kamarnya, dan kamar anak-anak adalah prioritasnya.

Tidak ada rasa lelah, letih yang Kania rasakan, menurutnya ini bisa menjadi tempat untuk berolahraga mengerakkan anggota tubuh lainnya, menyibukkan dirinya supaya bisa mengurangi rasa jenuhnya.

Setelah selesai membereskan kamar pribadinya, Kania mengecek kamar putra-putrinya satu persatu, dan merapikan sedikit tempat tidurnya, bila ada kamarnya yang tidak rapi pasti Kania merapikan kembali.

Keringat sudah mengucur deras membasahi dahinya, rasa lelah tetapi membuatnya tersenyum tipis anak-anak sudah pandai merapikan kamarnya sendiri, merupakan kebahagiaan tersendiri.

Tidak sia-sia Kania cerewet, dan suka menasehati. Apabila pada akhirnya hasilnya sesuai apa yang di harapkan, sesuai dengan ekspektasi Kania

Selesai mandi, Kania langsung masuk ke dapur untuk menyiapkan makan siang untuk suami, dan Anak-anaknya.

♥♥♥

Di kediaman Wijaya, rumahnya sangat sunyi, hanya ada bibik, dan mamang yang bekerja di rumahnya. Sedang suami sudah berangkat ke kantor, dan Anak-anak sudah pergi ke sekolah.

Intan berencana akan berkunjung ke kantor papanya sebentar, sebelum ke kantor suaminya.

Setelah Intan menikah, pindah rumah, dan dinyatakan hamil anak yang keempat. Intan udah jarang pergi ke kantor, sesekali ke kantor bila ada yang mengharuskan dirinya ke kantor, kalau pun tidak. Intan lebih banyak waktunya di rumah, mengurus suami, dan Anak-anak.

Intan sudah rapi dengan pakaiannya, sebelum berkunjung ke kantor suaminya, Intan menyempatkan dirinya mengunjungi kantor papanya, kebetulan ada yang ingin Intan tanda tangani.

♥♥♥

Intan sudah menginjakkan kakinya di kantor papanya, setelah membubuhkan tandatangan, berbincang-bincang sebentar dengan Papanya.

"Main ke rumah atuh, Papa udah kangen sama cucu..." Tutur papanya.

"Weekand pa, sekalian menginap kebetulan anak-anak libur sekolah.. " sahutnya Intan.

"Pa, Intan pamit ya mau mampir sebentar ke kantornya papanya Anak-anak." Ucap Intan mengecup punggung tangan papanya, dan mengecup singkat pipi papanya, meskipun sedikit tua tetapi garis wajahnya sangat tegas.

"Maaf Papa tidak bisa mengantar sampai bawah, karena ada beberapa berkas yang harus Papa selesaikan.." sahutnya.

"No problem!"

♥♥♥

Intan sudah tiba di kantor suaminya, langkahnya ringan, senyum merekah menghiasi wajah cantiknya, sesekali menebarkan senyum untuk karyawan yang menyapanya.

Setelah tiba di depan ruangan suaminya, Intan menghampiri meja sekertaris untuk menanyakan keberadaan suaminya.

"Mbak, papanya Anak-anak ada di dalam?" tanya Intan dengan seutas senyum tipis.

"Ada buk, silahkan masuk!" jawabannya dengan tidak kalah dengan senyum manisnya.

Cekkklllekkk....

Intan langsung masuk ke dalam, suaminya sedang asyik membaca berkas diatas meja dengan serius, tidak memperhatikan istrinya yang sudah duduk di hadapannya.

"Sayang, kapan kesini? kenapa nggak bilang sama mas?" berbagai pertanyaan memenuhi cara kerja otaknya Tom.

"Udah dari tadi, mas nya aja yang sibuk dengan berkas!" jawabnya Intan sedikit kesal, tetapi masih bisa menampilkan senyum manisnya.

Mereka sudah pindah duduk di sofa, Tom juga sudah menelpon sekretarisnya untuk mengosongkan jadwalnya beberapa jam ke depan, Tom tidak ingin aktivitas bermesraan dengan sang istri terganggu.

Intan terus saja bergelayut manja memeluk tangan sang suami, tangannya mulai sibuk memainkan dasi sang suami, kancing baju pun tidak luput dari tangan jahil istrinya.

"Baby-nya kangen ingin di tengokin papanya..." bisiknya Intan lembut.

Mendapatkan lampu hijau dari sang istri, tanpa menunggu Tom langsung menyambar bibirnya Intan, awalnya pelan, lama-kelamaan Tom sangat rakus seperti tidak ada hari esok lagi.

Keduanya sangat lama saling bertukar Saliva, sampai nafasnya Intan memburu, dan kehabisan nafas.

"Akhh mas...."

"Hoshhhh.. hoshhhh...."

Tom tidak memberikan waktu untuk sang istri untuk beristirahat, tangannya yang lincah dan piawai menyingkap pakaian sang istri. Mereka sudah polos, siap untuk memulai permainan, awalnya Intan sedikit malu karena tubuhnya terekspos sempurna di hadapan sang suami.

Tanpa rasa malu lagi, Intan mulai memimpin permainan dengan Intan berada di atas. Mereka berdua saling beradu kekompakan dalam menggarap sawah, permainan yang sangat aduhai membuat keduanya klepek-klepek.

Berbagai gaya sudah meraka mainkan, kulitnya saling melekat satu dengan lainnya. Menimbulkan bunyi yang khas, semakin semangat dalam memacu jalannya permainan keduanya.

Intan tidak pernah ada kata lelah, semangatnya menggebu-nggebu untuk segera di tuntaskan. Rasanya seperti sudah berada di ubun-ubun kepalanya, percikan sudah siap untuk di muntah-kan ke dasar jurang nirwana.

Wajahnya yang sudah cantik, nampak semakin cantik dengan pemandangan keringat membasahi dahinya, dan seluruh tubuhnya nampak mengkilat, rambutnya berubah jadi lepek terkena keringat, meskipun AC di ruangannya sangat dingin, tetapi tidak berpengaruh sama sekali.

Gairah yang sudah berada di ubun-ubun kepalanya, membuatnya begitu sangat semangat memacu ritme permainan yang sebenarnya, untuk mengejar puncak tertinggi dalam meraih surga dunia.

"Aaakkkhhhhhh...." lengkungan suara merdu menandakan dirinya sudah berbagi bersama, untuk mencapai ridhoNya.

"Cup...cup... " Tom mengecup perut sang isteri. Tangannya mulai membelainya, mengelus-nya dengan mesra memutar-mutar..

Intan sudah tertidur nyenyak, rasa lelah, ngantuk, dan kepuasan menjadi satu. Tidak mempedulikan tubuhnya yang polos terpampang jelas di hadapan sang suami, rasa kantuknya lebih mendominasi rasa lelahnya, membuatnya tidak kuat untuk tidak memejamkan kedua matanya.

Tom terus saja memandangi wajah cantik sang istri, meskipun mau memiliki empat orang anak, tetapi kecantikan istrinya tidak ada tandingannya, selalu menjadi yang terdepan.

Akhirnya Tom ikut berbaring di sebelah istrinya, kedua tubuh yang polos sudah di balut dengan selimut yang tebal membungkus seluruh tubuhnya.

Tangannya terus saja memeluk perut sang isteri, yang sudah nampak sedikit membuncit, tidak ada pergerakan keduanya. Mereka sudah bermimpi indah, ke alam nirwana, dengan senyum kebahagiaan yang baru saja mereka ciptakan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!