🍒 Ariana Laudya Atmadja 🍒
Seorang gadis berusia 19 tahun. Ia bekerja sebagai seorang Waitress disebuah Restoran ternama di kotanya.
Ia tinggal disebuah kontrakan kecil yang dihuni oleh empat orang. Ariana, Om, Tante dan Siska, anak dari Om dan Tantenya.
Sebenarnya dulu Ayah Ariana, Tuan Bayu Atmadja merupakan seorang pemilik perusahaan minyak sawit terbesar di kotanya. Namun setelah kejadian naas yang menimpa mereka semuanya berubah.
Saat Ariana masih berusia 14 tahun, Tuan Bayu Atmadja dan Nyonya Mariana Atmadja mengalami kecelakaan maut disebuah jalan tol yang akhirnya merenggut nyawa mereka.
Setelah kematian mereka, semua aset dan harta kekayaan serta perusahaan milik Tuan Bayu jatuh ke tangan Tuan Heru Atmadja, Adik kandung Tuan Bayu Atmadja sekaligus yang menjadi wali Ariana sekarang.
Keluarga Tuan Heru yang kaya mendadak, tidak bisa mengontrol diri mereka. Tuan Heru sering sekali berjudi dan mabuk-mabukan sedangkan sang istri, Nyonya Amira senang sekali berbelanja barang-barang branded bersama anak gadisnya yang berusia satu tahun lebih tua dari Ariana, Siska.
Tahun demi tahun, akhirnya perusahaan itupun gulung tikar, harta kekayaan yang seharusnya menjadi milik Ariana kini ludes. Akibat kebangkrutan itu kini mereka memiliki hutang dimana-mana. Bahkan Debt Collector silih berganti mendatangi kontrakan yang sekarang mereka tempati.
Kini mereka hidup hanya dengan mengandalkan gaji Ariana yang tidak seberapa itu. Gaji itu ia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan membayar kontrakan.
Sedangkan sepupunya, Siska yang juga bekerja di restoran itu dengan mudah menghabiskan gajinya untuk dirinya sendiri.
…
Hari itu seperti biasanya, Ariana bangun pagi-pagi sekali untuk memasak. Ia menyiapkan bekal untuknya dan setelah itu ia segera berangkat dengan motor butut kesayangannya menuju Restoran itu.
Setibanya disana, Ia segera memarkirkan motornya ditempat parkir. Setelah itu, Iapun segera berjalan menuju ruangan ganti pakaian.
Saat di perjalanan menuju ruangan itu, ia menabrak seorang lelaki yang bertubuh tinggi besar dan mengenakan setelan jas hitam. Tubuh Ariana yang mungil hanya sebatas dadanya saja.
Ariana menengadah dan menatapnya, lelaki blasteran itu menatapnya dengan tatapan dingin. Ariana beberapa kali membungkuk hormat sembari meminta maaf kepada lelaki itu namun lelaki itu berlalu begitu saja bersama anak buahnya yang setia mengekor padanya.
Ariana menatap punggung lelaki itu hingga dia benar-benar menghilang dari pandangannya. Setelah kepergian lelaki itu Ariana bergegas mengganti pakaiannya dan memulai pekerjaannya.
❤ Adrian Walker ❤
Seorang pemilik Restoran ternama yang memiliki cabang diberbagai kota. Ia merupakan seorang lelaki blasteran yang berusia 38 tahun. Wajahnya tampan dengan rahang tegas, kulitnya putih dan memiliki mata yang indah.
Walaupun ia sempurna secara fisik dan memiliki kekayaan namun keberuntungan tidak memihak kepada kisah rumah tangganya. Ia sudah menikah selama sepuluh tahun bersama istri tercintanya, Elizabeth namun hingga sekarang ia belum dikaruniai seorang anak.
Orangtuanya sudah mendesak agar ia segera menikah lagi dan memberi mereka seorang cucu. Namun hingga sekarang ia masih belum memikirkannya. Rasa cintanya yang begitu besar kepada Elizabeth membuatnya bertahan ditengah desakan orangtuanya untuk menikah lagi.
Elizabeth divonis tidak bisa memiliki keturunan lagi akibat kecelakaan yang terjadi padanya ketika ia sedang mengandung anak Adrian.
Hari itu ia dan Adrian tengah berbahagia menanti kedatangan calon buah hati mereka yang tinggal menghitung hari. Ia dan suaminya sedang di perjalanan menuju sebuah toko peralatan bayi.
Mereka ingin membeli beberapa peralatan bayi yang belum sempat mereka beli karena kesibukan Adrian. Namun di perjalanan kejadian naas menimpa mereka, mobil yang mereka tumpangi menabrak sebuah pembatas jalan akibat seorang supir truk yang ugal-ugalan.
Kecelakaan itu mengakibatkan Elizabeth harus kehilangan bayi dalam kandungannya dan rahimnya pun harus diangkat.
Adrian merasa semua yang terjadi kepada Elizabeth adalah kesalahannya. Ia bertekad akan selalu menjaga Elizabeth dan tetap bertahan dengan istri tercintanya itu walau apapun yang terjadi.
Ditengah desakan orangtuanya yang menginginkan seorang cucu akhirnya Adrian dan Elizabeth mengambil keputusan untuk menikahkan Adrian kepada wanita yang bersedia melahirkan anak untuk mereka.
Adrian memerintahkan Tuan Haidar, orang kepercayaannya untuk mencarikan wanita yang bersedia menjadi istri keduanya, namun hanya sementara. Setelah melahirkan anak untuk mereka maka wanita itupun harus bersedia dicerai olehnya.
Hingga berita itu sampai di telinga Heru, ia langsung membicarakan masalah ini kepada istrinya. Mereka ingin menjodohkan Siska dengan Adrian. Siska sebenarnya menolak namun karena iming-iming harta yang melimpah, akhirnya ia setuju.
Malam itu Tuan Haidar akan berkunjung ke kontrakan mereka. Siska sudah berdandan semaksimal mungkin untuk menyambut Tuan Haidar. Begitupula Tuan Heru dan Nyonya Amira.
Akhirnya Tuan Haidar tiba di kontrakan kecil mereka. Mereka menyambutnya dengan sangat istimewa.
"Tuan Heru, saya disini hanya mewakili Tuan Adrian Walker. Hadirnya saya disini bukan berarti Tuan Adrian langsung menyetujuinya, ia harus mengetahui secara detail bagaimana latar belakang calon istrinya nanti." kata lelaki yang berusia 45 tahun itu.
"Iya Tuan Haidar, kami mengerti." sahut Tuan Heru dengan senyuman yang mengambang di wajahnya.
"Yang mengajukan diri untuk menjadi istrinya bukan hanya Nona Siska namun sudah banyak wanita yang mengajukan diri tapi ditolak oleh Tuan Adrian dengan alasan yang tidak bisa kami beritahukan." kata Tuan Haidar lagi.
"Tapi jika dia menerimanya, kami akan mendapatkan bayaran yang sudah dijanjikan itu 'kan?" tanya Tuan Heru tanpa tahu malu.
"Tentu saja, itu merupakan hadiah dari Tuan Adrian untuk calon istri keduanya." sahut Tuan Haidar.
Tuan Heru dan Nyonya Amira saling tatap sambil tersenyum lebar. Mereka berharap Tuan Adrian memilih Siska, agar hadiah itu bisa mereka dapatkan. Mereka ingin membayar hutang-hutang mereka dan juga membeli rumah yang lebih layak untuk ditinggali.
Sementara mereka sedang asik berbicara, Ariana keluar dengan membawakan minuman untuk Tuan Haidar. Tuan Haidar memperhatikan Ariana secara detail dari ujung kaki hingga ujung rambut.
"Gadis ini cantik dan terlihat sangat polos, aku yakin ini seperti kriteria yang diinginkan oleh Tuan Adrian." batin Tuan Haidar
Karena keasyikan memperhatikan Ariana, Tuan Haidar bahkan tidak mendengarkan perkataan Tuan Heru.
"Ehm... Maaf! Siapa namamu?" tanya Tuan Haidar kepada Ariana.
"Saya?" tanya Ariana
"Ya, kamu!" sahut Tuan Haidar tegas.
"Nama saya Ariana, Tuan." sahut Ariana
"Boleh saya meminta fotomu?" tanya Tuan Haidar
Seluruh keluarganya kebingungan dengan permintaan aneh Tuan Haidar.
Ariana pun mengangguk pelan dan mengirimkan fotonya melalui ponsel butut miliknya kepada Tuan Haidar. Tuan Haidar juga meminta foto Siska untuk diperlihatkan kepada Tuan Adrian nanti.
Akhirnya acara itupun selesai, Tuan Haidar pamit dan segera melajukan mobil mewahnya menuju kediaman Tuan Adrian untuk memperlihatkan foto-foto wanita yang mengajukan diri untuk menjadi istri kedua Tuan Adrian Walker.
***
Akhirnya mobil Tuan Haidar tiba dirumah mewah milik Tuan Adrian Walker. Ia bergegas memasuki rumah itu dan segera menemui Tuan Adrian yang sudah menunggunya diruangan utama.
"Maaf Tuan Adrian, membuat anda menunggu." ucap Tuan Haidar sambil membungkuk hormat kepada Tuan Adrian.
Tuan Adrian mengangguk perlahan.
"Semoga saja kali ini kamu membawakan gadis yang sesuai dengan keinginan kami, Tuan Haidar." kata Nyonya Elizabeth dengan suara lembutnya.
Tuan Adrian tersenyum kemudian mengecup lembut bibir istrinya itu.
Tuan Haidar hanya bisa menundukkan kepala ketika Boss nya itu menciptakan adegan romantis didepan matanya.
Setelah pasangan itu puas bercumbu mesra, Tuan Haidar segera memberikan foto-foto dari wanita yang mengantre menjadi istri kedua Tuan Adrian.
Nyonya Elizabeth menyambutnya kemudian ia memperhatikan foto-foto itu. Tuan Adrian menyerahkan semua pilihan kepada istrinya. Ia tidak peduli dengan calon istri keduanya, asal istrinya senang, Iapun akan menyetujui pilihan istrinya itu. .
"Cuma ini, Tuan Haidar? Apa tidak ada calon lainnya?" tanya Nyonya Elizabeth kepada Tuan Haidar.
Tuan Haidar hampir saja melupakan foto Siska dan Ariana yang ada di ponselnya jika Nyonya Elizabeth tidak mengingatkan dirinya.
"Maafkan saya, Nyonya. Saya hampir saja melupakan ini." kata Tuan Haidar sambil menyerahkan ponselnya kepada Nyonya Elizabeth.
Nyonya Elizabeth memperhatikan foto kedua gadis yang ada di ponsel milik Tuan Haidar. Tiba-tiba sebuah senyuman merekah diwajah cantiknya, ia memperlihatkan foto salah satu gadis itu kepada Tuan Adrian, suaminya.
"Bagaimana kalau dia, Sayang?!" tanya Elizabeth penuh antusias.
Tuan Adrian menengok dan memperhatikan foto itu. Ia sempat terkejut namun hanya sebentar, setelahnya ia kembali tersenyum sambil menatap wajah cantik Nyonya Elizabeth, istri tercintanya.
"Terserah padamu, kau yang atur semuanya." sahut Adrian sambil merengkuh tubuh istrinya dan mengecupi keningnya.
Nyonya Elizabeth terlihat bahagia, ia telah menemukan sosok gadis yang ia inginkan untuk melahirkan keturunan keluarga Adrian.
"Baiklah, Tuan Haidar. Aku menginginkan gadis ini." ucap Nyonya Elizabeth sambil melemparkan ponsel Tuan Haidar secara perlahan keatas meja.
Tuan Haidar meraih ponselnya dan melihat kearah layar ponselnya itu. Nampak foto seorang gadis cantik dan polos yang ia temui dikontrakkan Tuan Heru.
"Baik, Nyonya Elizabeth. Besok saya akan kembali kesana untuk memberitahu mereka kabar baik ini dan mengurus semuanya." sahut Tuan Haidar dengan senyuman yang mengambang di wajahnya.
"Terimakasih, Tuan Haidar." kata Tuan Adrian
"Sama-sama Tuan Adrian, saya permisi dulu. Selamat malam." ucap Tuan Haidar sambil berlalu meninggalkan sepasang suami istri itu.
"Sayang, apa kau sudah yakin dengan keputusan mu?" tanya Adrian kepada istri kesayangannya itu.
"Tentu saja, Sayang. Aku rasa gadis itu cocok untuk melahirkan keturunan dari mu. Ia cantik dan juga polos. Jadi saat ia sudah melahirkan, kita dengan mudah menyingkirkannya. Benarkan?" kata Nyonya Elizabeth.
Tuan Adrian tersenyum kemudian meraih bibir istrinya itu dan melum*tnya.
"Aku mencintaimu, Elizabeth. Sekarang dan selamanya." ucap Tuan Adrian sambil menatap mata indah milik Elizabeth.
"Aku juga mencintaimu, Adrian." sahut Nyonya Elizabeth.
…
Keesokan harinya,
Tuan Haidar sudah memberitahukan tentang kedatangannya kepada Tuan Heru. Tuan Heru sangat bahagia mendengar kedatangan Tuan Haidar, ia yakin sekali Siska telah terpilih menjadi calon istri kedua Tuan Adrian.
"Ayo, Siska... berdandan lah yang cantik, Tuan Haidar sebentar lagi akan tiba dirumah kita. Ia sedang di perjalanan menuju kerumah ini." ucap Tuan Heru kepada anaknya.
"Baik, Ayah!" sahut Siska.
Siska pun segera beranjak, meninggalkan Ayah dan Ibunya yang sedang berbahagia diruang tamu. Ia kembali berdandan semaksimal mungkin dan memakai pakaian yang bagus untuk menyambut Tuan Haidar.
"Wah, aku cantik sekali... Tuan Adrian saja terpukau dengan kecantikanku apalagi laki-laki biasa." ucapnya sambil melenggak lenggok didepan cermin.
Tidak berapa lama, akhirnya Tuan Haidar telah tiba dirumah sempit mereka. Tuan Heru segera menyambutnya sedangkan Nyonya Amira langsung berlari ke kamar Siska untuk menemui anak gadisnya itu.
"Ayo Siska, cepat! Tuan Haidar sudah menunggu didepan." Kata Ibunya
"Benarkah? Tunggu sebentar ya, Ma. Aku memoles lipstik ku sedikit lagi." ucapnya sambil merapikan lipstik yang melekat di bibirnya.
"Ayo cepat, Jangan lambat! Nanti lama-lama, dia akan bosan menunggu mu." kata Ibunya lagi.
Akhirnya Siska dan Nyonya Amira telah tiba diruang tamu dan duduk bersama kedua lelaki itu, Ayahnya dan Tuan Haidar.
"Baiklah, saya akan menyampaikan maksud kedatangan saya kerumah anda. Tuan Adrian dan istrinya menyetujui gadis ini untuk menjadi istri kedua Tuan Adrian." kata Tuan Haidar sambil menunjukkan foto Ariana kepada mereka.
Mereka terkejut bukan main, mereka mengira yang terpilih adalah putri mereka, Siska. Namun mereka salah, yang diinginkan oleh Tuan Adrian dan istrinya adalah Ariana, keponakan Tuan Heru.
"Tapi kami tidak mengajukan gadis ini untuk menjadi istri kedua Tuan Adrian." ucap Tuan Heru kepada Tuan Haidar.
"Benarkah?! Berarti kesepakatan gagal. Artinya anda tidak berhak mendapatkan hadiah dari Tuan Adrian dan istrinya." sahut Tuan Haidar dengan wajah dinginnya.
Tuan Heru dan Nyonya Amira saling bersitatap. Mereka nampak sedang memikirkan sesuatu. Sedangkan Siska menekuk wajahnya, ia benar-benar kecewa karena kalah telak dari sepupunya itu.
"Bagaimana, Tuan Heru? Apakah anda setuju gadis itu menjadi calon istri kedua Tuan Adrian?" tanya Tuan Haidar lagi.
"Ya, kami setuju!" ucap Tuan Heru yakin.
"Baiklah kalau begitu, kami akan segera mengurus acara pernikahan Tuan Adrian dan gadis itu. Kalian hanya perlu mempersiapkan diri saja. Soal acara dan sebagainya, kami yang mengatur semuanya. Kami akan berikan cek setelah surat perjanjian ditandatangani oleh pihak yang bersangkutan." kata Tuan Haidar
"Serahkan saja surat perjanjian itu kepada kami. Kami akan meminta gadis itu menandatanganinya secepatnya." sahut Tuan Heru
"Baiklah kalau begitu, ini surat perjanjiannya. Setelah ditandatangani segera kabari saya." ucap Tuan Haidar lagi.
"Baik, Tuan Haidar. Terimakasih atas semuanya." kata Tuan Heru
"Sama-sama. Saya permisi dulu." sahut Tuan Haidar.
Tuan Haidar pun pamit.
"Kenapa harus Ariana? Bukankah aku yang menginginkan posisi itu!" ucap Siska Kesal sambil menekuk wajahnya
"Tapi Mama rasa itu lebih baik, kita masih bisa mendapatkan uangnya lagipula pernikahan itu hanya sementara. Setelah mereka mendapatkan keinginan mereka maka Ariana pun akan dibuang begitu saja, ya kan?!" ucap Nyonya Amira.
"Mama benar, kita masih bisa menikmati hasil pernikahan mereka." sahut Siska sambil tersenyum licik.
"Sebentar lagi kita akan keluar dari rumah sempit ini, kita akan mendapatkan rumah yang lebih layak dan kita bisa memulai usaha kecil dari uang itu." kata Tuan Heru sambil membayangkan setumpuk uang yang akan segera ia dapatkan.
Begitulah mereka, mereka tidak peduli dengan pendapat dan keputusan Ariana, yang penting mereka mendapatkan keinginan mereka
***
Ariana baru saja tiba dikontrakkan nya, Ia sudah dihadang oleh pasangan suami istri itu.
"Ariana, ayo sini!" kata Nyonya Amira
"Ada apa, Tante." sahut Ariana
"Sini, tandatangani disini!" perintah Tuan Heru dan Nyonya Amira.
"Tapi, surat apa ini?" tanya Ariana,
Ia mulai membaca surat itu namun Om dan Tantenya itu segera merebut surat itu dari tangannya dan memarahinya.
"Kamu itu, ya! Bikin rumit urusan saja, tinggal tandatangani surat itu, beres kan!" ucap Tuan Heru
"Iya, tapi aku juga ingin tahu, sebenarnya itu surat apa?" kata Ariana.
"Sudah tandatangani saja! cepat!" teriak Tuan Heru dengan wajah marah
Ariana ketakutan ketika dibentak seperti itu.
"Baiklah, Om..." kata Ariana pasrah
"Bagus! Jadilah anak yang penurut." sahut Tuan Heru.
"Tandatangani disini!" perintah Nyonya Amira.
Dengan gemetar, Ariana menandatangani surat perjanjian itu. Ia yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres dengan isi surat itu hingga Om dan Tantenya melarang ia untuk membacanya.
Selesai menandatangani surat itu, Om dan Tantenya terlihat sangat bahagia. Ariana sangat mengenal sifat kedua orang itu. Ia sangat yakin sesuatu yang tidak ia inginkan akan segera terjadi. Ariana terdiam sambil memperhatikan Om dan Tantenya itu.
…
Tuan Heru segera menghubungi Tuan Haidar untuk menyampaikan berita yang membahagiakan itu.
"Tuan Haidar, Ariana sudah menandatangani surat perjanjian itu dan ia juga menyetujui isi dari surat itu." kata Tuan Heru
"Bagus sekali, Tuan Heru. Akupun turut senang mendengarnya. Besok aku akan segera kesana untuk mengambil surat perjanjian itu juga menyerahkan cek yang sudah dijanjikan oleh Tuan Adrian." kata Tuan Haidar
"Terimakasih, Tuan Haidar! Terimakasih!" Tuan Heru begitu bersemangat ketika mendengar cek itu akan ia terima besok.
Setelah panggilan itu dimatikan oleh Tuan Haidar, Tuan Heru segera menemui istrinya, Nyonya Amira, yang sudah menunggunya di meja makan.
"Sayang, akhirnya... Kita akan segera pindah dari rumah ini. Kita akan membeli rumah yang layak untuk kita bertiga!" kata Tuan Heru kepada istri dan anaknya, Siska.
"Benarkah?! Akhhh... Aku senang..." sahut Nyonya Amira,
Begitupula Siska, ia tidak kalah senang. Ia mendengarkan perkataan Ayahnya dengan sangat serius dan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya.
Ariana yang sedang menyiapkan makan malam untuk mereka, merasa bingung sekaligus sedih mendengar penuturan dari Om nya itu.
"Kalian akan pindah kemana Om, Tante?" tanya Ariana.
"Mencari rumah yang lebih layak, lah! Buat apa tinggal di kontrakan kecil dan kumuh ini! sahut Nyonya Amira
Ariana tertunduk lesu, ia sakit hati ketika mendengar perkataan Tantenya itu.
"Apakah kalian akan mengajakku bersama kalian?" tanya Ariana dengan wajah sedih.
"Loh, kenapa kamu mesti ikut kami? Bukankah kamu akan tinggal bersama calon suami mu yang kaya raya itu?!" sahut Siska.
"Calon suami?" tanya Ariana
"Sayang, dia masih belum tau tentang pernikahan itu. Sebaiknya Papa mu ceritakan semuanya kepada Ariana agar dia tidak bingung." sahut Nyonya Amira.
"Baiklah, sebaiknya aku ceritakan saja padamu, Ariana. Kamu masih ingat 'kan surat yang kamu tandatangani kemarin? Sebenarnya itu adalah surat perjanjian yang menyatakan kalau kau siap menjadi istri kedua dari Tuan Adrian Walker. Dalam surat itu juga menyatakan kalau kau juga setuju akan dicerai ketika sudah melahirkan seorang anak untuk mereka, Tuan Adrian dan Nyonya Elizabeth." kata Tuan Heru
Tangis Ariana pecah, ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Mengapa kalian tidak menceritakannya terlebih dahulu kepada ku?" tanya Ariana dengan isak tangis.
"Untuk apa, toh kamu pasti akan menolaknya juga 'kan?" kata Nyonya Amira
"Sudahlah, Ariana! Kenapa harus bersedih? Kamu akan menjadi seorang Nyonya besar, istri dari Tuan Adrian Walker orang terkaya dikota ini, Ariana." sahut Tuan Heru
Ariana tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia hanya bisa menangis di sudut ruangan.
Sementara itu,
Tuan Haidar segera menemui Tuan Adrian di rumahnya,
"Tuan Adrian, gadis itu sudah menandatangani surat perjanjian itu dan menyetujuinya." kata Tuan Haidar
"Baguslah, semua urusannya aku serahkan kepadamu, Tuan Haidar." sahut Tuan Adrian
"Baik, Tuan. Besok saya akan segera kerumah gadis itu untuk mengambil surat perjanjian dan juga menyerahkan cek itu kepada Tuan Heru." ucap Tuan Haidar
"Tapi sebelumnya, bawa dia menemui ku. Aku ingin bertatap muka langsung dengannya." ucap Tuan Adrian lagi.
"Baik, Tuan." sahut Tuan Haidar.
Keesokan harinya,
Tuan Haidar bergegas menuju kontrakan Tuan Heru. Ia ingin menjemput Ariana untuk menemui Tuan Adrian sekaligus mengambil surat perjanjian dan menyerahkan cek itu kepada Tuan Heru.
Setibanya disana, Tuan Haidar disambut oleh Tuan Heru. Seperti janjinya, setelah mengambil surat perjanjian itu iapun segera menyerahkan cek itu kepada Tuan Heru.
Ia juga mengajak Ariana bersama nya untuk menemui Tuan Adrian. Ariana hanya terdiam disepanjang perjalanan, ia menundukkan kepalanya hingga mobil Tuan Haidar terparkir di halaman rumah Tuan Adrian yang luas itu.
"Tuan Adrian, ini Nona Ariana. Gadis yang anda pilih kemarin." ucap Tuan Haidar sambil memperkenalkan Ariana kepada pasangan suami istri yang tengah duduk santai diruang utama.
Tuan Adrian dan Nyonya Elizabeth memperhatikan secara detail gadis yang berdiri didepan mereka sambil menundukkan kepalanya.
"Nona Ariana, tolong angkat wajahmu! Aku ingin melihat wajahmu lebih jelas." ucap Tuan Adrian dengan nada cukup tinggi dan tegas.
Perlahan, Ariana mengangkat kepalanya dan menatap pasangan suami istri itu. Alangkah terkejutnya Ariana, ternyata orang yang akan menikahinya adalah Bossnya sendiri. Lelaki dingin yang ia tabrak kemarin.
Tuan Adrian pun tak kalah terkejutnya, iapun mengenali gadis itu, gadis yang telah berani menabraknya ketika ia berjalan kemarin.
"Pantas saja aku merasa mengenali foto mu, ternyata kamu adalah Waitress di restoran ku. Benarkan?!" tanya Adrian
"I-iya Tuan, anda benar, Tuan." sahut Ariana terbata-bata.
"Baiklah, Ariana! Kau sudah mengetahui semua isi dari surat perjanjian itu 'kan? tanya Adrian
Ariana bingung mau menjawabnya. Sebenarnya ia sama sekali tidak mengetahui apa isi surat perjanjian itu.
"Aku anggap diam mu sebagai jawaban YA, Ariana. Didalam surat perjanjian itu sudah dijelaskan bahwa kamu hanya sebagai istri kedua untukku. Kami membutuhkan dirimu untuk melahirkan keturunan ku. Setelah bayi itu lahir artinya kamu harus segera angkat kaki dari rumah ini." ucap Tuan Adrian kepada Ariana.
Ariana kembali menundukkan kepalanya dan tanpa mereka sadari Ariana meneteskan air matanya.
"Lagipula kau sudah menerima cek itu 'kan? Cek itu sebagai tanda terimakasih kami kepadamu karena telah bersedia membantu kami mendapatkan keturunan." sambung Tuan Adrian.
"Aku seperti barang yang dijual kepada lelaki ini oleh Om dan Tante ku sendiri." batin Ariana
"Aku rasa pertemuan ini sudah cukup, sekarang kau bisa pulang. Tunggu saja khabar dari Tuan Haidar mengenai tanggal pernikahan itu." kata Tuan Adrian seraya berlalu dari ruangan itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!