Wajah penuh dengan emosi apalagi jika mengingat apa yang telah terjadi. Tidak mudah melupakan kejadian yang membuat hatinya tidak lagi bisa menerima kehadiran orang lain.
Pria yang sedari tadi mematung tanpa arti adalah Mahendra. Pria dengan sifat keras kepala, angkuh, sombong dan tidak mudah jatuh cinta.
Matanya masih menatap beberapa foto yang selalu mengingatkannya, pikirannya menjadi kacau dan bahkan ia akan kehilangan akal jika mengingat kejadian itu. Dimana dia harus hidup sendirian, tanpa siapapun. Yang Mahendra ingat sosok yang telah dengan tega membuat hidupnya menjadi hancur.
Mahendra melangkahkan kakinya menuju lantai dasar. Kamarnya terletak di lantai dua. Mahendra segera keluar dari kediamannya menuju mobilnya yang berjajar rapi.
Pak Rahmad tersenyum, namun Mahendra mengabaikannya. Pak Rahmad sudah tau tentang sikap tuannya itu. karena Pak Rahmad sudah beberapa tahun bekerja dengan tuannya. walaupun Mahendra tidak pernah sekalipun membalas senyuman darinya, tapi Pak Rahmad tau jika tuannya sangat baik hanya saja sikapnya itu yang membuat orang lain salah sangka terhadapnya.
Tanpa bertanya terlebih dahulu Pak Rahmad melajukan mobilnya menuju sebuah taman tak ada penolakan dari tuannya. Mahendra sesekali melihat ke arah luar jendela.
Mahendra tidak pergi ke kantor, dirinya menyerahkan urusan kantor kepada Fino adik angkatnya.
"Tuan kita sudah sampai" Mahendra tidak menjawab dan langsung membuka pintu mobil. Berjalan menuju kolam yang ada di tengah taman.
Hatinya kosong pikirannya berkecamuk bagaimana caranya ia harus hidup. Mahendra tidak ingin menjalin sebuah hubungan. Dirinya takut jika harus kehilangan orang yang ia sayangi untuk yang kesekian kalinya.
"Apa benar kata Fino? tapi jika itu benar apakah aku harus hidup sendirian? tapi jika aku mencintai seseorang aku juga takut jika aku harus kehilangannya." batin Mahendra.
Mahendra terus saja memikirkan nasip nya apa salahnya sehingga ia harus seperti ini. Bagaimanapun dia adalah manusia biasa yang tidak bisa hidup tanpa orang lain dan juga tanpa cinta. Tapi jika dia sampai mencintai seseorang maka dia juga akan melihat orang yang ia sayang pergi untuk selamanya.
Setelah merenung, ponsel miliknya bergetar ternyata Fino membuat ulah dengan mengirim beberapa gambar yang tidak jelas. Lagi-lagi adiknya membuat ulah. Ya begitulah Fino selalu saja membuat Mahendra ingin sekali mengumpat kepada Fino tapi niatnya selalu ia urungkan karena mengingat hanya Fino yang selalu bisa menghibur dirinya dan membuatnya emosi.
"Nih anak ngajakin ribut apa?" dengus Mahendra yang segera menutup ponselnya.
Mahendra segera menghampiri Pak Rahmad dan meminta Pak Rahmad mengantarkannya kembali ke kediamannya.
Setelah lima belas menit mereka pun sampai di kediaman Mahendra. Mahendra turun dari mobilnya. Ia tidak tau jika adiknya sudah berada di dalam.
"Mas" sapa Fino membuat Mahendra menatapnya sinis.
Mahendra berlalu tanpa menyapa adiknya dan adiknya pun mengerti karena setiap dirinya datang Mahendra selalu saja begitu.
"Mas" Fino berlari mengejar Mahendra yang meninggalkannya.
Mahendra duduk di sofa, disusul Fino yang akan memberikan informasi tentang keberadaan orang yang selama ini ia cari.
"Beraninya kau datang kemari" ucap Mahendra dengan nada datar.
" Sabar mas, jangan misuh ok" ucap Fino, Fino seakan tau jika kakaknya akan mengucapkan kata-kata kasar sebelum tau informasi darinya.
Mahendra memperlihatkan wajah seramnya . Fino melirik kearah Mahendra Fino takut jika kakaknya marah padanya. Bukan karena kemarahan kakaknya yang meledak ledak tapi Fino takut jika kakaknya mengurung diri di tempat yang tidak bisa ia jangkau. Mahendra adalah satu satunya orang yang ia miliki. Dan Fino sangat menyayanginya walaupun Mahendra bukanlah kakak kandungnya.
"Kenapa diam?" tanya Mahendra membuyarkan lamunan Fino
"Kenapa kau diam?" Tanya Mahendra membuyarkan lamunan Fino.
Fino tak lantas menjawab dia mengumpulkan keberanian untuk menjelaskan jika sampai detik ini dia belum berhasil melaksanakan tugas yang diberikan kakaknya.
"Ojo nesu sek neng mas!" Mahendra melirik Fino pasti ada sesuatu yang mencurigakan sampai dia harus menggunakan logat jawanya. Apalagi Fino mengatakan jika Mahendra jangan ngambek. Dan jangan memarahinya.
"Katakan ada apa kau sampai datang jauh jauh kemari? Bukankah aku sudah bilang jika tidak ada informasi penting jangan pulang!" Fino memanyunkan bibirnya, rasanya ia tidak senang mendengar ucapan kakaknya itu.
"Aku mbalek mergo onok informasi penting Iki mas asli" ucap Fino meyakinkan dengan logat Jawanya.
" Informasi opo?" Tanya Mahendra penasaran. Fino pasti tidak akan mengecewakannya. Adiknya memang dapat di andalkan. Tapi Mahendra harus berhati hati karena tidak mungkin Fino menggunakan logatnya apalagi di kediamannya ini. Pasti ada sesuatu hal yang tak ia ketahui.
"A ngene mas, umpomo sesok awak dewe lungo piye?" Tanya Fino serius.
"Besok? Emangnya kau mau ngajak aku kemana? Jangan ke paranormal sinting seperti kemarin" pinta Mahendra. Sedangkan Fino terkekeh dengan jawaban Mahendra.
" Ya mana tau jika tuh paranormal cuma modus sama kamu kak hahahaha..." ucap Fino sambil tertawa.
Sedangkan Mahendra seakan tak mengerti dengan adiknya itu. Mahendra bukannya menurut tapi Mahendra sampai kehilangan akal. Sampai kapan hidupnya akan terkena sial roh itu selalu saja mengambil apa yang ia cintai. Apa kemauan roh itu pun sampai sekarang masih menjadi misteri.
Fino melihat Mahendra yang kembali melamun Mahendra pasti lelah menjalani kehidupan yang selalu membuatnya seperti tak mempunyai harapan, apalagi tentang cinta. Fino juga tidak.ingin Mahendra hidup sendirian jika dirinya mempunyai keluarga sendiri.
"Ayo kita pergi" pinta Fino. Mahendra pun mengangguk mengerti dan mengekor di belakang adiknya.
Fino dan Mahendra menuju mobil yang telah di siapkan Pak Rahmad.
Mahendra masih diam. Di pikirannya berkecamuk bagaimana caranya supaya roh jahat itu pergi dari hidupnya. Mahendra tidak ingin hidup seperti orang yang tidak mempunyai cinta apalagi rasa kasihan pada wanita. Jika ia perhatian bahkan terlalu mencintai pasti Mahendra akan menelan kepahitan karena kekasihnya yang awalnya biasa saja menjadi aneh dan ingin bunuh diri. Mahendra tidak bisa melihat orang yang di sayangi ya seperti itu dan dia juga tidak ingin orang yang ia sayangi berkorban nyawa hanya karena dirinya.
"Ayo jalan pak" ucap Fino pada Pak Rahmad. Pak Rahmad tersenyum dan segera melajukan mobilnya menuju tempat yang telah Fino berikan.
Perjalanan mereka sangat sulit, mereka harus melewati pedesaan dengan jalan yang rusak dan banyak genangan air. Mereka juga harus melewati beberapa hutan. Mahendra memandang Fino dengan tatapan ragu. Bagaimana mungkin tempat yang di datangi Fino tak terjamah teknologi dan di tengah hutan belantara.
Pak Rahmad mengurangi kecepatan mobilnya karena melihat ada sebuah gubuk di tengah hutan. Gubuk itu nampak tak terawat dan terlihat beberapa tumpukan kayu yang di susun rapi.
Mahendra memandang dengan tatapan ragu. aura dingin dan amarah kembali muncul.
" Kau tidak mempermainkan ku bukan?" tanya Mahendra dengan tatapan tajam seakan ingin membunuh adiknya. Mahendra menarik krah kemeja Fino. Sontan Fino mengerti ini bukanlah Mahendra melainkan orang lain.
Tidak ingin memancing kemarahan Mahendra akhirnya Fino meminta Mahendra untuk turun, awalnya Mahendra menolak namun karena ajakan Fino yang lembut akhirnya Mahendra pun mau ikut ke gubuk itu.
Tiba tiba angin berhembus dengan kencang, pohon pohon menari nari seakan meminta mereka bertiga untuk masuk ke dalam gubuk.
Ketiganya berjalan namun langkah Mahendra seakan berat dan tidak bisa berjalan layaknya tertahan sesuatu.
"Mas kenapa?" tanya Fino namun tak di respon Mahendra. Mahendra menatap mata kakaknya tajam. "pasti ini ulah makhluk halus itu?" batin Fino.
Fino tidak kehilangan akal, Fino meminta Pak Rahmad menolongnya. Kali ini mahluk itu kembali mengambil alih tubuh Mahendra. Tiupan angin semakin kencang membuat Fino dan Pak Rahmad kualahan karena angin yang bertiup berlawanan arah.
"Apalagi ini?" batin Fino
Mahendra semakin memberontak, Fino dan Pak Rahmad tidak bisa mengimbangi kekuatan Mahendra.
"Tahan Pak, jangan sampai lepas" ucap Fino merangkul erat tubuh Mahendra yang berontak.
Angin semakin kencang bertiup berlawanan arah. Kekuatan mereka berdua tidak bisa menahan tubuh Mahendra. Mahendra berlari tak tentu arah Fino dan Pak Rahmad segera mengejarnya namun karena angin yang terus berhembus membuat langkah mereka terhenti.
Mahendra terus berlari melawan arah angin, tiba-tiba dia sudah berada di suatu kampung yang indah. Ada berbagai bunga yang tumbuh. Mahendra tidak mengerti apa dia sedang bermimpi manamungkin di tengah hutan belantara ada kampung yang indah.
"Dimanakah aku?" batin Mahendra.
Mahendra menyusuri perkampungan, sepasang mata memperhatikan gerak-gerik Mahendra.
Mahendra berada di perkampungan iblis😳 mata Mahendra sengaja dibuat tidak menyadari dan menganggap kampung iblis itu sebagai perkampungan yang indah. Para penghuni kampung iblis sangat menyeramkan bahkan ada yang berwujud setengah manusia, ada yang berkepala hewan. Kepala suku kampung iblis adalah wanita dengan mahkota yang berhiaskan permata. Matanya sangat besar, tubuhnya tinggi dan jika manusia yang melihatnya mereka akan mengira bahwa kepala suku adalah seorang wanita cantik yang baik.
"Sial dia telah masuk ke dalam perkampungan! Bagaimana ini?" sepasang mata itu masih mengintai dari gerbang gaib.
"Bagaiman bisa dia sampai di tempat ini? Pasti ada yang tidak beres" sepasang mata itu berpikir bagaimana caranya agar pria itu keluar dari perkampungan tanpa dia harus melakukan perlawanan. Dia harus menggunakan caranya sendiri agar pria itu keluar dia pun mondar mandir di perbatasan antar dimensi.
Kepala suku itu mendekati Mahendra dan mencoba menawarkan sesuatu. Melihat hal itu seseorang yang sedari tadi mengintai Mahendra berlari menuju gerbang gaib.
Wanita itu melempar makanan yang di berikan kepala suku. Kepala suku itu terlihat sangat marah.
"Jangan!" teriak wanita itu membuat Mahendra tersadar.
"Kau lagi, Sialan! Jangan mencampuri urusanku" dengus kepala suku yang melihat Sekar menggalkan rencananya.
"Sekar Taji" ucap Wanita itu dengan keras, sedangkan Sekar Taji tersenyum mendengar namanya di panggil dengan keras oleh musuh bebuyutannya.
Tak lupa sebelum membawa Mahendra pergi dia memberikan sedikit sihirnya.
Dengan cepat Sekar Taji segera membawa pria itu di punggungnya dan secepat angin membawa pria itu ke gubuknya. Sedangkan kepala suku itu nampak menahan kesal karena tawanannya lagi lagi berhasil di selamatkan penyihir tak tau di untung itu.
Angin pun mulai kembali normal, Fino dan Pak Rahmad telah lelah menyusuri hutan, kaki mereka mulai lelah karena berjalan.
"Apakah sebaiknya kita kembali saja Den?" tanya Pak Rahmad mulai putus asa, sedangkan Fino mengiyakan dia pun juga merasa lelah karena terus menerus berjalan tanpa arah. Mereka berdua segera memutar arah menuju mobil mereka.
Sekar Taji sudah sampai di depan gubuknya. Ia terkejut melihat sesosok pria yang duduk bersama pria setengah abat yang ada di dekatnya.
"Kau?" ucap Sekar dan Fino bersamaan,
"Kenapa kau ceroboh sekali hah" dengus Sekar yang sudah tau siapa orang yang ada di punggungnya.
"Sudah berapa kali aku mengingatkan padamu, awasi kakakmu ini jangan biarkan dirinya sendirian. Kau malah membiarkannya keluyuran" ucap Sekar ingin memukul tubuh Fino namun ia tersadar bahwa Mahendra masih ada di punggungnya.
"Apa yang ada di punggung mu itu tidak berat?" tanya Fino mengejek.
" Dari pada kau hanya mengejekku lebih baik kau masuk kedalam ada yang harus aku bicarakan mengenai kakakmu itu." ucap Sekar dengan nada serius.
Mereka berempat pun masuk ke dalam gubuk , Sekar membaringkan tubuh Mahendra yang dua kali lipat dari berat tubuhnya.
"Kuat amat nih perempuan" ejek Fino, Sekar terkekeh mendengarnya.
"Ku sihir kau menjadi kodok mau?" Sekar menghilangkan sihir dari tubuh Mahendra.
"Aisssshhh .... Ogah!" pekik Fino yang segera duduk di kursi kayu.
"Kau ini penyihir, bukannya serem tapi lucu hahahaha... " Sekar tak menanggapi.
"Setelah kakakmu sadar nanti kau pergi ke arah utara jodoh kakakmu ada di sana." ucap Sarah menjelaskan.
"Apa hanya itu? Ciri cirinya bagaimana?"Sekar mengeleng pelan.
"Ada tanda bulan sabit di tangan kanannya. Itu akan membuat dirinya terhindar dari kemalangan, tapi ingat ada banyak bahaya yang mengancam jika kakakmu sampai berpisah dengannya. Dan hal itulah yang tak aku ketahui"
" Aku sudah tau kok apa itu," Alis Sekar meninggi tak mengerti dengan maksud Fino.
"Jangan pergi dan juga kembali kesini! Jika gadis itu di temukan pergi dan jangan kembali, dan jika gadis itu pergi kembalilah kemari"
Fino menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Maksud nih cewek apaan coba?"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!