"Erlena! Bangun! Kamu sudah kesiangan. Mau sekolah gak sih Kamu tuh?"
teriakkan marah mami Erlena.
Gubrak ...
Erlena terjatuh dari kasurnya karena kaget mendengar teriakkan mami tercinta.
"Aduh... Mami! Nggak usah teriak-teriak juga kali. Kan Lena jadi jatuh." ucap Erlena dengan nada kesal.
"Ya sudah. Buruan Kamu mandi, nanti telat lagi," perintah dari sang mami.
Skip ...
Erlena bergegas kekamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuhnya. Kemudian dia bersiap-siap memakai seragam sekolahnya. Erlena pun keluar dari kamarnya, lalu menuju ke meja makan.
"Lena! Mau sarapan nasi goreng atau roti?" tanya mami Erlena.
"Roti aja deh Mam, sudah telat nih." jawab Lena dengan nada cepat.
...----------------...
SELESAI ERLENA SARAPAN..........
"Len, kamu mau diantar sopir atau naik motormu?" tanya papi Erlena.
"Naik motor saja deh pi, lagian sudah lama juga Lena nggak berangkat pakai motor." kataku sambil berlari mengambil kunci motor kesayanganku.
"Ya sudah hati-hati Len." peringat sang papi Erlena.
GAMBAR MOTOR YANG DIPAKAI OLEH ERLENA!
Erlena pun mengendarai motornya dengan sangat cepat, dia menyalip motor dan mobil yang ada disekitarnya.
CIT....
Erlena pun memberhentikan motornya karena lampu merah, setelah menunggu sekian lamanya. Kemudian lampu merah pun, berganti menjadi lampu warna hijau.
Erlena mengendarai motornya dengan sangat pelan karena di depannya banyak sekali motor dan mobil, suara klakson terdengar sangat jelas di telinga Erlena.
Erlena melihat jam tangannya sudah pukul tujuh lewat dua puluh lima menit yang artinya dia sudah telat untuk masuk kesekolah.
Dirinya sudah tidak peduli, mau telat atau apa yang penting keselamatan dirinya sendiri dalam hatinya berkata. Setelah padatnya di jalanan dia mengendarai motornya dengan santai.
TETAPI...
Erlena melihat sosok nenek tua yang ingin menyebrang jalanan tetapi, nenek tersebut tidak bisa menyebrang, karena banyak motor dan mobil yang sedang berkendara.
Akhirnya Erlena memberhentikan motornya untuk menolong sosok nenek tersebut, Erlena setengah berlari menuju ke tempat itu.
Sesampai Erlena didekat nenek tersebut......
"Nek sini, Lena bantuin bawain belanjaan nenek." ucap Erlena.
"Eh.... nggak usah cu, nenek bisa sendiri." tolak nenek tersebut dengan nada halus.
"Sudah nek, nggak apa-apa sini Lena bantuin, yuk Lena bantuin nenek menyebrang." ucap Erlena sedikit memaksa.
Erlena menggandeng tangan nenek tua itu. Setelah sampai tujuan....
"Terima kasih banyak ya cu, sudah bantuin nenek menyebrang sama bawain belanjaan nenek." ucap nenek berterimakasih dengan nada tulus.
"Sama-sama nek, ya sudah Lena tinggal dahulu ya nek, mau berangkat kesekolah." ucapku sambil tersenyum kearah nenek itu.
"Iya hati-hati cu." peringat sang nenek tersebut.
Sesampai di sekolah 🏫....
"Shit! Malas banget gue kesekolah, tetapi gue takut dilaporin ke papi mami, haduh! ribet betul dah hidup ini." umpat Erlena didalam hati.
"Hey! Ngapain lu disitu! Nggak ada bosan-bosannya ya lu tuh telat Mulu, pusing gue bertemu dengan elu." ucap ketos dengan malas.
"Ewh! Lu pikir gue mau bertemu sama lu?
Nope! Gue juga nggak mau kali, telat kayak begini." jawab Erlena dengan kesal.
"Lah, terus.... Mengapa lu bisa telat oncom?" tanya ketos penasaran.
"Gue tadi macet dijalanan, terus gue bantuin nenek tua itu menyebrang." jawab Erlena.
"Ya sudah lu boleh masuk kali ini, tetapi, tidak untuk hari berikutnya!" peringat ketos dengan nada tegas.
"Thank you, boy." jawab Erlena kesenangan, karena tidak dihukum oleh ketos yang menyebalkan itu.
"Hm, buruan sana masuk!" Titah sang ketos.
"Iya." jawab Erlena sambil cengar-cengir.
SKIP💫
Erlena pun berlari menuju kekelasnya, sesampai didepan kelas dia memasuki kelasnya.
"Hai! Guys selamat pagi dunia tipu-tipu." seru Erlena dengan nada bersemangat.
"Hai juga, Len,"Jawab semua murid sambil menatap kearahku.
"Eh, gue kan tadi telat, ada tugas nggak tadi?" tanyaku penasaran.
"Ada," kata temanku yang cewek.
"Yang mana Matematika atau Bahasa Inggris?" tanyaku sambil kalang kabut karena aku mengingat jadwal hari ini adalah mapel Matematika dan Bahasa Inggris.Aku pun membuka tas lalu mengeluarkan buku tulis dan pulpen.
"Matematika," ucapnya
"Yang mana oi?" tanya ku dengan sedikit membentak, karena guru matematika aku itu sangat kiler dan jika kami telat mengumpulkan tugas.
"Yang halaman 89," dia berucap sambil membaca novel kesayangannya.
"Liat buku elu dong," pintaku sambil memohon kepadanya.
"Ck, nggak ada usahanya elu nih!" dia memberikan buku pekerjaannya dengan pasrah.
"Terima kasih, Dewi," ucapku sambil menuju ke kursiku lalu aku pun menyalin tugas Dewi tersebut dengan santai.
************************
"Ini dew, sudah. Terima kasih banyak ya sekali lagi," kataku sambil mengembalikan bukunya.
"Ya, sama-sama," jawabnya sambil tersenyum tipis.
Bel pun berbunyi
"KRING"
"KRING"
"KRING"
Akhirnya bel pun telah berbunyi sebanyak tiga kali, yang artinya bahwa seluruh siswa/siswi SMA GUMILANG boleh pulang kerumah masing-masing.
Sebelum Erlena pulang dia pamit kepada teman-teman nya, setelah itu Erlena menuju keparkiran motor, dia mengambil kunci motor disaku roknya.
Erlena pun mengendarai motornya dengan sangat cepat karena dia ingin membeli batagor yang ada di taman.
Sesampai di taman....
Erlena pun membeli batagor kesukaannya ditaman yang sering dia kunjungi.
"Mang, saya beli batagornya dua puluh ribu ya, kayak biasanya ya mang." pintaku kepada mang batagor.
"Iya neng, sabar ya, mang buatin dahulu batagornya." jawab mang batagor.
"Okay siap mang, ohh iya jangan lupa sambal nya tiga sendok, sama banyakin timunnya ya." ucapku sambil memohon kepadanya, karena aku emang selalu meminta kepadanya seperti ini.
"Iya-iya neng, mang sampai hafal sama ucapan eneng." balasnya sambil tertawa karena ucapanku.
"Heheh Alhamdulillah, mang tidak pernah lupa dengan ucapan lena." jawabku yang ikut tertawa.
"Nih neng, sudah jadi." katanya.
"Oh.... Iya mang nih uangnya," jawabku sambil memberikan uang lima puluh ribu kepada mang batagor.
"Waduh, kebanyakan ini uang nya neng. Mang nggak ada kembaliannya, buat Eneng aja mang ikhlas." ucapnya sambil menolak pemberian uangku.
"Sudah nggak apa-apa mang, ambil saja lagian kan aku sudah jadi langganan mang, karena setiap aku makan batagor mang selalu mantap rasanya." ucapku sambil memaksa agar uangku diterima olehnya.
"Ya sudah neng, terima kasih banyak ya," jawabnya berterima kasih sambil bersyukur.
"Hm," dehamku.
Aku pun pulang kerumah setelah membeli batagor yang kubeli.
Sesampai di rumah....
"Assalamualaikum mami papi," ucapku sambil setengah berteriak.
"Wa'alaikum salam nak," jawab kedua orang tuaku.
Aku pun segera memasuki kamarku, lalu aku pun mandi. Setelah itu aku langsung duduk ditempat meja belajarku
"Nak, sedang apa?" tanya mami Erlena.
"Sedang baca novel mam." jawab Erlena.
"Oh, Ya sudah." balas mami.
"Hm." timpal Erlena kembali.
Aku pun naik kekasurku lalu kemudian tertidur.
"Nak, sedang apa?" tanya mami Erlena.
"Sedang baca novel, mam," jawab Erlena.
"Oh. Ya sudah," balas Mami.
"Hm," timpal Erlena kembali.
Aku pun naik kekasurku lalu kemudian tertidur.
Skip paginya.
Erlena berangkat ke sekolah dengan menggunakan motornya.
Sesampainya di sekolah Erlena ...
"Dev! Gue mau curhat nih" ucapnya dengan wajah memelas.
"Curhat tentang apa dahulu ini?" tanya Devina.
"Biasa, tentang Melvino. Gue kangen banget sama dia" jawab Erlena antusias.
"Len! Sudah satu tahun, elu nungguin dia yang tidak pasti. Dia nggak pernah nganggep Elu, Len. Masih banyak cowok lain. Tidak hanya dia." ucap Devina sambil menekan kata-katanya.
FLASHBACK ON!
Jadi Devina bersahabat dengan Erlena dari kelas 1 SMP hingga sampai sekarang, maka tak jarang Devina tahu bahwa dahulu Erlena selalu mengejar-ngejar cowo yang dia cintai, akan tetapi, Melvino pindah ke luar negeri untuk bersekolah.
Makanya Erlena suka uring-uringan dan selalu memikirkan keadaan Melvino disana. Erlena itu tipikal orang yang keras kepala dan tidak mudah menyerah apa yang dia inginkan harus didapatkan.
Erlena akan sangat manja jika bersama orang tuanya ,tetapi, jika orang tuanya bekerja dia tidak akan manja terhadap orang tuanya. karena dia mengerti, bahwa orang tuanya bekerja untuk menghidupi keluarga dan untuk masa depanku.
FLASHBACK OFF....
"Rasanya gue pingin move on...... Tetapi, tidak bisa, karena cinta gue kedia terlalu dalam, bagaimana gue mau move on. Sulit bagi gue dev. Dia itu cinta pertama gue!" jawab Erlena sedih.
"Terserah lu Len, yang penting lu bahagia gue akan selalu disisi elu kok," timpal Devina kembali sambil menatap kasihan.
"Thank you, sudah nemenin gue sampai sejauh ini dan sabar menghadapi gue yang keras kepala ini hahaha," ucap Erlena sambil tertawa cekikikan.
"iya you're welcome 😊❤️," jawab Devina.
"Ehh mau kekantin tidak?" tanya Erlena kepada Devina.
"Mau lah.... gila saja, kita berdiam di kelas gini, maka sepi lagi hih," jawab Devina cepat karena sedikit ketakutan.
"Kuyy" ajak Erlena.
Tiba mereka dikantin mereka pun memesan makanan masing-masing.
"Len, lu liat Zanna nggak?" tanya Devina.
"Nope," jawab Erlena singkat.
"Mengapa lu tiba-tiba cuek?" tanya Devina merasa aneh dengan Erlena.
"Nggak apa-apa, lagi malas ngomong saja," jawab Erlena malas.
Bel pun berbunyi
"Kring"
"Kring"
"Kring"
"Heyyy! yuk! Kekelas sudah bel." ajak Devina
"Hm, yuk," jawab Erlena sambil mengikuti Devina memasuki kelas.
2 menit kemudian
"Assalamualaikum anak-anak," ucap Bu Diana menyapa semua murid.
"Wa'alaikum salam ibu," balas semua murid.
"Hari ini kita akan belajar sejarah, buka buku kalian halaman 54-67 silakan dibaca terlebih dahulu." perintah Bu Diana.
"Baik Bu......" sahut mereka semua.
20 menit kemudian.......
"Anak-anak, ibu akan kasih soal pertanyaan kepada kalian semua, yang bisa menjawab pertanyaan dari ibu kalian boleh pulang." ucap Bu Diana dengan nada tegas.
"Contoh periodisasi peristiwa sejarah Indonesia yang tersusun secara kronologis adalah?" tanya Bu Diana kesemua murid.
"Ayuk buruan, di jawab!" ajak Bu Diana agar semua muridnya menjawab pertanyaan dia.
"aduh, gue nggak tahu lagi." ucap cewek disamping Erlena.
"Eh, apalagi gue, maka gue sering tidur lagi kalau sedang dalam pelajaran sejarah," balas cowok di belakang cewek yang ngomong tadi.
Mereka pun berbisik-bisik menanyakan apa jawaban dari pertanyaan Bu Diana.
"Hai! Kok kalian malah bisik-bisik tetangga hah! Saya kan suruh kalian jawab pertanyaan ibu bukan untuk berdiskusi anak conge! Saya akan kasih nilai tambahan jika kalian bisa menjawab pertanyaan ibu!" teriak Bu Diana
"Saya, Bu," ucap Erlena sambil mengangkat tangan kanan nya.
"Ya, silakan dijawab Len, pertanyaan ibu yang tadi" balas Bu Diana sambil tersenyum lebar.
"Jawabannya adalah masa Kerajaan Hindu-Buddha – masa Kerajaan Islam – masa colonial Belanda – masa pendudukan Jepang – masa kemerdekaan." jawab Erlena dengan lantang dan lancar.
Semua murid melongo sambil melihat kearahku dengan takjub, karena dirinya bisa menjawab pertanyaan dari Bu Diana.
"Yap! pintar sekali kamu Len, selalu bisa menjawab pertanyaan dari ibu, padahal ibu ambil pertanyaan ini untuk kelas 12." balas Bu Diana terhadap Erlena dengan perasaan kagum terhadap muridnya yang cerdas itu, walaupun Erlena selalu membolos dalam mata pelajaran nya tetapi...
Erlena selalu bisa menjawab semua pertanyaan dari Bu Diana dengan lantang dan lancar, padahal anak kelas 12 saja tidak bisa menjawab pertanyaan ini.
Lagi-lagi......
Semua murid tercengang hampir tidak percaya. Bahwa sang bad girl bisa menjawab pertanyaan kelas 12, mereka tidak menyangka dan sebagian dari mereka merasa bersalah. Karena memandang Erlena sebelah mata yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari ibu Diana.
"Hehe, ya jelas dong Bu, Erlena kan udah cantik pintar lagi uwawww gituhhh," jawab Erlena dengan nada manja dan centil.
"hahaha, Lena memang pintar dan cantik tetapi...... "ucap Bu Diana.
Semua murid pun tertawa terbahak-bahak karena ucapan ku.
Lagi-lagi Bu Diana membuat semua murid penasaran termasuk Erlena.
"Tetapi apa bu? Kan Lena itu spesial." sungut Erlena sambil menjentikkan jari tangannya.
" Tetapi bohong, terlalu PD sekali kau nak ha-ha-ha🤣🤣🤣." balas Bu Diana sambil tertawa kencang karena ulah Erlena.
Semua murid pun menertawakan aku, aku yang merasa sangat malu, pipi chubbyku memerah aku pun menutup wajahku dengan kedua tanganku.
"Sudah.... Isss Bu, saya pulang dahulu saja deh." ucapku dengan gaya merajuk.
"iya nak, ha-ha-ha silakan pulang." balas Bu Diana tersenyum geli melihat aku.
...----------------...
Aku pun merapikan alat tulisku dan memasukkan kedalam tasku, tidak lupa aku mencium pipi sahabatku yaitu Devina. Devina langsung mengelap pipinya sambil menatapku jijik aku langsung tertawa, lalu aku pamit kesemua murid dan menyalimi tangan terhadap Bu Diana .
Aku pun meninggalkan sekolah dan mengendarai motorku, tiba-tiba aku ingin ke taman karena aku mau istirahat terlebih dahulu, kepalaku sangat pusing. Aku pun berjalan kekursi pojokan taman kemudian duduk sambil memejamkan mataku.
Disinilah aku menyatakan perasaanku kepada Melvino, namun aku ditolak mentah-mentah.
FLASHBACK ON
Di pagi hari....
"Mami, Lena ketaman ya, mau joging dahulu" ucapku terhadap mami tercintaku.
"Iya Len, nih uang untuk jajan." jawab mami Erlena sambil mengasih uang lima puluh ribu rupiah kepadaku.
"Makasih mi." balas Erlena sambil tersenyum bahagia.
"Ya." timpal mami kembali.
Sesampai di taman.....
Erlena pun joging hingga keringat membasahi tubuhnya, lalu dia berjalan membeli air putih lima ribu rupiah. Kemudian aku duduk santai sambil melihat pemandangan taman yang sejuk ini.
"Eh, itu kan Elvin? aku samperin ah." ucap Erlena didalam hati sambil menuju kearah Melvino.
"Hi Elvin, kamu ngapain disini?" tanya Erlena.
" joging lah ogeb!" jawab Melvino dingin.
"Elvin mau air putih?" tanya Erlena sambil menawarkan air putih yang ada di tangannya.
"Nggak, gue Masih mampu beli." balas Melvino cuek.
"oh, ya sudah. Ohh, ya elvin, aku boleh ngomong sama kamu?" tanya Erlena merasa gugup.
"hm," deham Melvino singkat.
"A...aku sebenar...nya aku.... sebenarnya cinta sama kamu dan sayang sama kamu, kamu mau nggak jadi pacar aku?" tanya Erlena menyatakan perasaanya kepada melvino dengan gugup dan cepat.
"Nggak, gue Masih waras, ngapain juga gue mau sama cewe bodoh kaya lu!." Melvino menolak dengan membentak.
"oh, ya sudah, aku akan terus berjuang untuk mendapatkan cintamu Elvin! Aku tidak akan menyerah." balas Erlena dengan semangat padahal hatinya sangat terluka mendengar penolakan Elvin, bentakan, dan ejekan Elvin terhadap Lena.
"seterah lu gue tidak peduli!" sungut melvino sambil memutar bola matanya.
"Aku pamit dahulu ya elvin, untuk pulang." pamit Erlena dengan perasaan yang teramat sangat sakit.
"Ya," balas Melvino singkat.
FLASHBACK OFF.
Setelah hatiku terasa tenang. Kemudian aku berdiri lalu berjalan mendekati motorku. Ketika aku ingin pulang tiba-tiba ponselku berdering.
Aku pun mengambil ponselku disaku baju sekolahku. Aku lihat siapa yang menelepon ku disaat aku ingin pulang? Rasanya kesal sekali tetapi rasa kesal ku hilang, saat membaca siapa yang meneleponku dalam keadaan seperti ini.
........TERNYATA.......
MAMI ERLENA YANG MENELPON.
Aku menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan.
"Halo mam, ada apa?" tanya Erlena dalam telepon.
"Mami dan papi sedang tidak ada di rumah, kamu mau dirumah sendiri ditemani bibi? atau kerumah sahabatmu?" tanya mami Erlena balik kepada anaknya.
"Lena kerumah Vina mam, sudah dahulu ya mam, Lena mau pulang!" jawab Erlena dengan cepat.
"Iya, hati-hati," timpal mami Erlena.
Aku pun mengakhiri telepon bersama mamiku, lalu aku mengetik diWhatsApp nama Devina, setelah namanya tertera aku langsung menelpon nya.
"Halo Vin, maaf menggangu waktu lu, gue boleh nggak nginep dirumah elu?" tanya Erlena sambil membujuk Devina agar dikasihani.
"Hm, boleh kok, langsung saja kerumah gue," jawab Devina mengiyakan bujukan dari sahabatnya.
"Okay, thank you friend." balas Erlena merasa puas dengan jawaban yang diberikan oleh Devina.
"Iya," timpal Devina didalam telepon.
Akhirnya aku diizinkan oleh Devina, langsung saja aku menyimpan ponselku didalam tas sekolahku, kemudian aku bergegas kerumah Devina sambil mengendarai motorku dengan cepat.
Alhamdulillah aku sudah tiba dirumah Devina. Aku langsung memarkirkan motorku terlebih dahulu dipekarangan rumah Devina, setelah itu aku mengetuk pintu Devina sambil memanggil namanya.
"TOK"
"TOK"
"TOK"
"Assalamualaikum Vina, Lena datang." teriak Erlena didekat pintu.
"Iya sebentar!" Devina membalas teriakan Erlena dari dalam rumah.
Sesampai didepan pintu Devina membuka pintunya, alangkah terkejut dirinya melihat keadaan Erlena yang seperti orang gila.
Gimana tidak seperti orang gila? Rambut Erlena berantakan kayak habis dikeroyok sama preman, pakaian kucel, satu lagi yang membuat dirinya merasa kasihan terhadap Erlena.
Devina tahu pasti Erlena sedih karena orang tuanya pergi keluar negeri untuk mengurus pekerjaannya, Devina tahu kehidupan Erlena begitupula sebaliknya Erlena mengetahui kehidupannya Devina.
"Ya ampun! Lena mengapa lu kayak orang gila." tanya Devina sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Hehe gw ngebut-ngebutan tadi, karena sudah mendung." jawab Erlena sambil tersenyum menampilkan gigi putihnya.
"ya sudah, lu cepat masuk dahulu, langsung ganti baju dikamar gue, elu gue tunggu di sini." ucap Devina mempersilahkan Erlena.
SKIP.
Setelah Erlena selesai mengganti bajunya, dia langsung tiduran di samping sahabatnya yang Erlena anggap saudari nya.Erlena sangat menyayangi Devina setelah kedua orang tua nya, karena Devina selalu ada disamping nya dalam keadaan suka maupun duka.
Tidak hanya Devina guys, sebenernya sahabat mereka ada empat orang yakni, Devina, Zanna, dan Amanda. Zanna dan Amanda lagi sekolah diluar negeri tetapi Minggu depan mereka akan datang menjumpai sahabatnya.
"Vin," panggil Erlena.
"Hm?" deham Devina.
"Orang tua lu mana? kok nggak ada dirumah?" tanya Erlena penasaran.
"Ohh orang tua gue? biasa lah lagi liburan, lu tau sendiri kan bagaimana manjanya papa gue, kalau sudah sama mama gue minta ampun! sampai nggak mau diganggu momen romantisnya." jawab Devina sambil memutarkan kedua bola matanya.
"Ohh." balas Erlena sambil mengangguk-angguk kepalanya.
"Len nonton Drakor yuk." ajak Devina kepada Erlena.
"Malas ah!" tolak Erlena sambil memainkan ponselnya.
"Ih, Lena gue ngambek nih, plis! lah Len temanin gue nonton." bujuk Devina kepada Erlena agar mau menonton drakor bersamanya tidak lupa dengan jurus andalan Devina mengedipkan mata pandanya.
"Hm, yuk," pasrah Erlena sambil mematikan ponselnya.
"Yes!" seru Devina merasa berhasil membujuk Erlena yang cuek itu.
Mereka pun menonton drakor bersama, yang berjudul "Find Me in Your Memory."
AUTHOR POV.
Kalian sudah pernah nonton belum? Kalau aku belum heheh.
loh kok belum nonton?
karena aku nggak suka nonton Drakor hehe, aku cuma cari digoogle saja sorry guys🤣❤️.
Sudah lah nonton saja kalian lagian aku lihat drakor nya rating 2. Selamat menonton!
AUTHOR OFF.
Mereka pun selesai menonton drakor. Selesai nonton Drakor, mereka memutuskan untuk segera tidur, karena sudah jam 03.34 dini.
Lagian besok juga tidak sekolah karena besok hari Minggu.
"Selamat pagi Len, hoam," sapa Devina sambil menguap.
"Hm," deham Erlena malas.
"Kita mandi dahulu, baru jalan ke mall yuk," seru Devina.
"Iya," balas Erlena dingin.
"ih kok jawabnya singkat!?" sungut Devina dengan nada tak suka.
"Nggak tahu," ucap Erlena sambil beranjak dari kasur lalu mandi.
" huh, ada apa sih Lena, kok tumben kayak gini?apa ada masalah? auah nanti saja gue tanyain." bertanya-tanya kepada hatinya yang merasa bingung karena perubahan Erlena.
HAYUKKK ADA YANG TAU LENA JADI CUEK + DINGIN???
APAKAH BENAR YANG DIKATAKAN DEVINA BAHWA LENA MENDAPATKAN MASALAH??
ATAU ADA HAL LAIN??
PENASARAN???
YUKK SAKSIKAN TERUS DI EPISODE YANG AKAN DATANG YA GUYS BYE BYE
CHELSEA SAYANG KALIAN MUAHHH🥳❤️❤️❤️❤️
**SAMPAI SINI DULU YA GUYS
JANGAN LUPA SUPPORT AKU YA BIAR AKU SEMANGAT BUAT NGETIKNYA**
JANGAN LUPA....
LIKE
COMMENT
AND VOTE
TERIMA KASIH SELAMAT MEMBACA 🤗😻
HAPPY READING
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!