" Zaaaaaa..... !" Hendra berteriak sambil mengetuk pintu kamar Zaira.
" Cepat bangun Za, sudah siang nanti kamu telat loh berangkat ke sekolahnya"
Didalam kamar dibawah selimut Zaira masih asik menikmati tidurnya. sampai akhirnya dia terbangun karena sang ayah semakin kuat mengetuk pintu kamarnya.
" Iya.. iya.. Za udah bangun yah !" teriak Zaira dari dalam kamar.
" Cepat mandi dan siap-siap, setelah itu turun untuk sarapan!"
" Iya ayahku sayang!" jawab Zaira seraya bangun dari tempat tidurnya dan bergegas ke kamar mandi.
Hendra melenggang pergi dari depan pintu kamar Zaira menuruni anak tangga lalu menuju meja makan.
Hendra menghempaskan tubuhnya di kursi meja makan dengan lesu. Aryani sang isteri tersenyum melihat wajah suaminya yang memberengut malas. " Ayah kenapa kok lemes gitu pagi-pagi gak baik loh yah!" Aryani meletakkan nasi goreng yang baru selesai ia masak di atas meja makan.
" Kapan putri kita itu akan berubah ya bund , setiap hari selalu saja harus dibangunkan?" keluh Hendra.
" Sabar aja yah , nanti juga akan berubah sendiri kalau sudah waktunya!"
" tapi kapan bund ?"
" sabar yah.... !" Aryani menarik kursi lalu duduk dengan senyum yang terus mengembang ia menyendok nasi goreng dan diletakkan di piring suaminya.
" Kelak jika Zaira sudah menikah dia juga pasti akan berubah dengan sendirinya yah , dia akan belajar untuk bertanggung jawab terhadap suaminya" tutur Aryani.
" Menikah? apa kita percepatan saja ya bund rencana perjodohan Zaira?"
" Ayah ini bagaimana sih Zaira itu kan masih sekolah?"
" Ya gak apa-apa bund , toh Zaira juga kan sekolah di Yayasan milik keluarga Adinata."
Aryani menggeleng enggan membahas lebih jauh obrolan tentang perjodohan Putrinya.
" Sudah yah jangan dibahas lagi, sebaiknya Ayah cepat makan sarapannya!"
saat keduanya sedang menikmati sarapannya Zaira datang menghampiri dan langsung mencium pipi ayahnya.
" Selamat pagi ayahku yang paling ganteng!" sapa Zaira lalu duduk.
" Selamat pagi sayang!" jawab bunda.
" Pagiiiiiiii.....!" jawab ayah lalu mencubit hidung Zaira.
" Aww... sakit ih ayah mah main cubit-cubit aja deh!" Zaira memanyunkan bibirnya.
" Jangan pasang wajah seperti itu, putri ayah jadi terlihat jelek" goda Hendra.
" Biarin jelek juga kalau putri ayah jelek berarti ayahnya juga jelek dong, ya gak bund? " Zaira menaik turunkan alisnya.
" Berarti bunda juga jelek dong sayang, kamu kan juga anak bunda?" ucap Aryani
" Siapa bilang bunda jelek, bunda itu wanita paling cantik di dunia" gombal Hendra.
" Dihh ... ayah ngegombal.. jangan mau bund di gombalin ayah. "Zaira mengompori bundanya.
" Siapa yang gombal emang benar kok?" bantah Ayah.
" bunda itu wanita tercantik nomor dua di dunia ayah" ucap Zaira sambil terus memasukkan nasi goreng kesukaannya kedalam mulut.
" kalau bunda nomor dua yang nomor satunya siapa sayang?" tanya Hendra.
" Ya putri ayah dong tentunya, hahaaa " jawab Zaira percaya diri.
" Ha....ha.... , kamu terlalu PD sayang!" Hendra mentertawakan Zaira.
" Biarin.. !" Zaira meneguk susunya hingga tandas.
" Sudah... sudah... cepat habiskan sarapannya ayah dan juga kamu Zaira , nanti kesiangan loh berangkatnya"
" Iya bunda ini juga sudah habis kok sarapannya, ya gak yah?"
" Gak!" jawab Hendra singkat membuat Zaira kesal sendiri.
" Sudah yah, cepat kalian berangkat sudah siang ini!"
" Iya bunda!" Hendra beranjak dari duduknya lalu berjalan keluar rumah bersama Zaira setelah tadi keduanya berpamitan pada bunda terlebih dahulu.
Zaira seperti biasa berangkat sekolah selalu diantar sang ayah. setelah 20 menit perjalanan akhirnya Zaira sudah sampai di depan pintu gerbang sekolahnya.
" Belajar yang benar ya, ingat pesan ayah!" ucap Hendra saat Zaira hendak pamit dan turun dari dalam mobil.
" Iya ayah Za ingat kok tenang aja." Zaira tersenyum dan meraih tangan ayahnya lalu mencium punggung tangannya sebelum ia turun dari dalam mobil.
" Woyyy ... !" teriak Zaira menepuk bahu Mita dari belakang.
" Astaghfirullah Za, kebiasaan deh" Mita kesal
" Hee... hee ... ya maaf, jangan marah gitu dong tuan putri yang cantik!" rayu Zaira dengan senyum yang mengembang memperlihatkan deretan giginya.
" Ada apa sih pagi-pagi udah ditekuk gitu tuh muka?" tanya Lia yang tiba-tiba nongol.
" Tuh anak kebiasaan banget, pagi-pagi udah bikin orang jantungan!" Mita menunjuk Zaira dengan dagunya.
" Owhh kalau itu sih jangan ditanya, emang kudu di beri kali tuh anak sekali kali biar songongnya ilang!" Lia dan Mita sudah bersiap-siap mendekati Zaira dengan tatapan horor.
" Santai gaess semua bisa kita bicarakan baik-baik kan ya.. oke!" Zaira berjalan mundur lalu saat kedua sahabatnya semakin dekat Zaira langsung ambil langkah seribu dan terjadilah adegan kejar-kejaran di koridor sekolah.
Brukkk
" ooppss... sorry ... sorry gue gak sengaja!" Zaira mengulurkan tangannya kepada seorang siswa yang baru saja ditabraknya. siswa itu langsung meraih tangan Zaira dan tersenyum.
" Gak apa-apa, gue juga salah kok karena jalan gak hati-hati!" ucap siswa itu
" Ini buku loh!" Zaira menyodorkan buku yang diambilnya dari lantai karena tertabrak tadi buku yang di pegang siswa itu sampai jatuh.
" Terima kasih!" siswa itu tersenyum tipis lalu mengulurkan tangannya. " Kenalin nama gue Irfan loe Zaira kan?"
" loe kok bisa tau nama gue, perasaan gue aja gak kenal loe deh" Zaira tidak menyambut tangan Irfan tapi ada seorang siswi lain yang dengan cepat langsung menggantikannya menyambut tangan Irfan.
" Gue Mita" sebutnya
" Gue Lia"
Irfan tersenyum kepada kedua sahabat Zaira. " Di sekolah ini siapa sih yang gak kenal sama loe" jawab Irfan.
" Segitunya kah?" jawab Zaira yang sebenarnya malas menimpali bicara dengan anak cowok di sekolahnya .
" Songong ni anak!" celetuk Mita yang menyenggol bahu Zaira.
" Widih ada yang lagi kenalan ni ceritanya sama adik kelas?" suara Yoga sahabat Irfan membuat ke empatnya menoleh.
" Gue duluan, sekali lagi sorry yang tadi!" Zaira langsung pergi meninggalkan Irfan dan juga teman-temannya karena memang malas berlama-lama bicara dengan anak cowok.
" Za tungguin kita!" teriak Mita yang tidak di gubris oleh Zaira.
Mita dan Lia dengan langkah cepat menyusul Zaira.
" Kayanya ada aroma-aroma yang mau pedekate ni sama cewek most wanted disekolah ini?" Yoga merangkul bahu Irfan dan menggeretnya jalan menuju kelas.
Irfan hanya menggeleng dan mengikuti langkah yoga jalan menuju kelasnya.
sementara di dalam kelas Zaira langsung duduk di kursinya dan meletakkan tasnya di atas meja.
Mita menggeser kursi di depan meja Zaira dan Lia yang merupakan teman sebangku Zaira sudah menempati tempatnya.
" Za, kok loe main nyelonong pergi gitu aja sih tadi?" Zaira tidak menggubris pertanyaan Mita ia membuka tasnya dan mengeluarkan bukunya.
" Dihhh ni anak malah diem aja ditanyanya!" kesal Mita yang di cuekin.
" Ya loenya aja Mit kaya baru kenal Zaira aja, loe kan tau kalau sahabat kita yang satu ini paling anti tuh yang namanya sama cowok" Lia merangkul bahu Zaira dan menaik turunkan alisnya.
" cakep, loe emang sahabat gue banget Li" ucap Zaira menanggapi ucapan Lia.
" Terus gue bukan gitu?" Mita meletakkan kedua tangannya di dada.
" ciee... ngambek segitu aja!" Zaira menoel dagu Mita. " ya loe juga sahabat gue juga kali" Mita tersenyum dan memukul bahu Zaira pelan dan mereka bertiga tertawa bersama namun sekejap tawa mereka terhenti.
" Terus kita-kita bukan sahabat loe gitu cuma mereka doang berdua sahabat loe Za?" tanya salah satu dari tiga siswi yang tengah berdiri didepan mereka.
Indah, Mona dan Mia tiga sahabat Zaira yang lainnya yang baru saja datang.
" Ya kalian juga sahabat gue lah!" jawab Zaira santai.
Mona langsung duduk disebelah Mita sementara Indah dan Mia duduk di bangku samping Lia dibarisan yang lain.
" pada ngomongin apa sih tadi kaya pada serius gitu?" tanya Mia yang sudah berdiri di samping Lia setelah tadi meletakkan tas di mejanya begitu juga dengan Indah.
" Biasa teman kita yang satu ini!" Lia menunjuk Zaira dengan dagunya.
" Kalian tau gak tadi dia itu nabrak kak Irfan dikoridor " Mita dengan antusias menceritakan kejadian tadi antara Zaira dan Irfan.
" Yaelah Mit loe kaya baru kenal Za aja, udah biasa kali dia mah cuek sama cowok yang nembak dia aja ditolak semua apalagi yang baru mau kenalan" oceh indah panjang lebar
" Ya gue juga tau soal itu sih gaes tapi ini kan kak Irfan gitu loh, kalian kan tau siapa kak Irfan cowok paling ganteng yang banyak di idolakan cewek-cewek disekolah ini ketos lagi." Mita masih gak habis pikir dengan Zaira yang bisa-bisanya menolak cowok yang di idolakan para cewek di sekolah apalagi dia seorang ketos.
" Udahlah Mit gak usah bahas itu terus pengeng kuping gue dari tadi denger loe ngoceh" ucap Zaira jengah dengan bahasan Mita yang gak penting banget menurutnya.
Mita memberengut dan bertepatan dengan guru matematika yaitu pak Bambang masuk kedalam kelas.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Disudut ruangan berbeda seorang pria tampan berusia 25 tahun sedang duduk diruang keluarga bersama ayahnya Samuel dan ibunya Maria,ya dia adalah Bagazkara Afraza Dinata .
Azka memang Tampan tapi sikapnya sedikit dingin dan cuek terhadap wanita, selain dengan keluarganya sikapnya akan berubah dingin.tapi jauh berbeda ketika ia bersama keluarganya sikapnya sangat hangat dan perhatian. pagi ini ia baru saja sampai di rumah orang tuanya setelah 3 tahun menjalani pendidikan di negara tetangga. Ayahnya sangat senang karena akhirnya putra kesayangannya itu bisa menyelesaikan pendidikannya dengan baik.
" Bagaimana keadaan kamu selama di Malaysia nak, kenapa pulang gak ngasih kabar sama mama? kalau tahu kamu akan pulang mama masakin makanan kesukaan kamu sayang" tanya Maria terhadap putranya yang pulang tidak memberi kabar terlebih dahulu.
" Sengaja mah, Azka mau memberi kejutan!" ucap Azka santai.
" Dasar anak nakal" Maria tersenyum senang dengan kembalinya Azka ditengah-tengah keluarga mereka.
" Oia Ka, setelah ini apa rencanamu ?" tanya sang papa serius.
" Belum tau pa, tapi untuk sementara boleh ya pa Azka belajar mengajar di sekolah yayasan papa?" ucap Azka penuh harap
" Kamu ingin jadi guru Ka?" Samuel merasa heran dengan keinginan putranya itu.
" Iya pa itung-itung Azka belajar pa sebelum terjun langsung ke perusahaan papa!" jawab Azka
" Ya sudah terserah kamu saja, tapi ingat jangan lama-lama!"
" Iya,papa tenang aja!"
" Tapi kamu serius kan mau mengajar disana, jangan bikin papa malu ya Ka!"
" Ya gak lah pa, Azka serius kok pa ya mau cari pengalaman dulu lah pa dan Azka juga maunya disekolah nanti jangan ada yang tahu kalau status Azka adalah putra dari keluarga Dinata !"
" Kamu Mau cari pengalaman atau mau cari pacar?"
goda Maria sang mama.
" Mama apa sih, ya gak lah mah masa Azka cari pacar anak bau kencur"
" Ya kali aja anak Mama suka yang bau-bau kencur gitu"mama menahan tawanya sementara papa hanya menggelengkan kepala.
" Boleh juga sih ma!" timpal Azka yang langsung mendapat kernyitan alis sang papa.
" Azka kamu jangan macam-macam!" Samuel mengingatkan
" Iya pa Azka cuma bercanda tapi kalau ada murid yang nyangkut gak apa-apa dong pa?" godanya.
" nyangkut emang layangan nyangkut" ucap sang mama
" ha...ha.. mama bisa aja!"
" Sudah-sudah, papa setuju dengan keinginan kamu yang tidak membawa embel-embel nama keluarga itu bagus, setidaknya kamu juga bisa bantu papa untuk mengawasi bagaimana kegiatan belajar mengajar disekolah yayasan keluarga kita. dan sebenarnya ada satu hal lagi yang ingin papa bicarakan sama kamu Ka!" kata-kata Samuel kembali serius.
" Mau bicara apa sih pa ?" tanya Azka penasaran.
" Sebenarnya sudah lama papa ingin membicarakan hal ini sama kamu tapi papa dan mama mencari waktu yang tepat untuk mengatakannya." Samuel menghela nafas panjang sebelum bicara
" Mau ngomong apa sih pa.. ma.. jangan bikin Azka penasaran deh?" Azka jadi gelisah dan degdegan dengan apa yang ingin disampaikan oleh kedua orang tuanya.
" Azka sebenarnya papa sama Mama sudah lama menjodohkan kamu sama putri sahabat papa " tutur Samuel memberitahu.
" Dijodohkan? papa jangan bercanda deh gak lucu tau pa sudah seperti cerita di novel aja pakai acara dijodoh-jodohin segala" sargah Azka tak percaya dengan ucapan sang papa.
" Papa gak bercanda Ka, papa serius tapi...!" ucapan Samuel menggantung
" tapi apa pa?"
"Emm... putri sahabat papa itu masih sekolah !"
" Hahaha" seketika tawa Azka pecah merasa konyol dengan ucapan yang papanya lontarkan.
" papa.... papa... gak lucu tau pa" Azka masih tertawa dan geleng-geleng merasa lucu tentang perjodohan yang papanya ceritakan. " Sudah ya pa.. ma.. Azka mau istirahat dulu. capek!" ucap Azka beranjak dari duduknya.
" tunggu Ka, yang papa bicarakan serius, nama gadis itu Zaira dia gadis yang cantik dan juga baik Ka dia seumuran dengan adikmu Lia, kamu temui gadis itu dulu setelah itu keputusan ada ditangan kamu. papa tidak akan memaksamu untuk menerima perjodohan ini hanya saja besar harapan papa kalau kalian berdua kelak akan berjodoh" ucap Samuel sedikit sendu.
" pa....!" lirih Azka
" Iya papa tidak akan memaksa, ya sudah sana istirahat!" ucap Samuel dan mengibaskan tangannya ke udara menyuruh Azka beranjak dari duduknya dan pergi istirahat.
" Iya.. iya.. !" jawab Azka lalu beranjak meninggalkan papa dan mamanya yang masih duduk di sofa ruang tamu.
Saat Azka sudah menaiki anak tangga tiba-tiba terdengar suara keras dari lantai bawah.
" Apaaa.... ?" suara keras Samuel menggelegar keseluruh ruangan membuat Azka menghentikan langkahnya dan berbalik badan.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Sementara di dalam kelas Zaira semua murid masih terdiam karena guru matematika adalah guru yang terkenal galak dan juga ketegasannya, tidak suka di jam pelajarannya ada murid yang mengobrol dan tidak memperhatikan pelajaran yang dia berikan. setelah menjelaskan pak Bambang memberikan soal latihan dan semua murid dengan serius mengerjakannya suasana kelas pun menjadi hening. namun tiba-tiba terdengar suara pintu yang diketuk
tok ..tok .. tok ..
Pak Bambang beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu yang diketuk.
Ceklekk
pintu dibuka oleh pak Bambang dan terlihat kepala sekolah yang tengah berdiri di ambang pintu. pak Bambang dan kepala sekolah terlihat sedang berbicara serius didepan kelas entah apa yang mereka bicarakan.
Pak Bambang masuk kedalam kelas setelah kepala sekolah pergi. pak Bambang berdiri di depan kelas sejenak menghela nafas panjang lalu mengedarkan pandangannya kesemua murid setelah itu pandangan matanya terhenti tepat kearah Zaira.
pak Bambang berjalan menghampiri Zaira yang masih sibuk mengerjakan tugasnya.
" Za..!" panggil pak Bambang
Azka langsung kembali turun menemui sang papa yang membuatnya tadi sempat terkejut dengan suara kerasnya.
Samuel menceritakan apa yang baru saja terjadi, Azka pun terkejut karena terlihat dengan jelas raut wajah papanya yang saat ini terlihat begitu panik dan khawatir. Azka memutuskan untuk ikut dengan papanya setidaknya dia bisa menjadi sopir sementara karena dia khawatir jika papanya yang membawa mobilnya sendiri dalam keadaan panik dan khawatir seperti itu.
Setelah 30 menit perjalanan akhirnya mobil yang dikendarai Azka sampai diparkiran rumah sakit, tanpa menunggu lama Samuel bergegas keluar dari dalam mobil diikuti sang isteri. sementara Azka menyusul belakangan.
Samuel berjalan setengah berlari disepanjang lorong rumah sakit tujuannya saat ini adalah ke ruang IGD. Maria mengikuti langkah Samuel dengan napas yang tersengal sementara Azka dengan santai mengekor dibelakang.
" Apa papa segitu cemasnya ya sama sahabatnya itu?" gumam Azka dalam hati dan seketika langkah kaki Azka menjadi oleng dan tubuhnya terjerabah ke lantai.
" Sorry... sorry...!" ucap seorang gadis berseragam SMA yang membuat tubuh Azka terpaksa mendarat di lantai rumah sakit.
" Sorry... sorry... enak aja bilang sorry, mangkanya kalau jalan itu pakai mata bukan pakai dengkul!" ketus Azka lalu berdiri dan menepuk-nepuk celananya.
" maaf om saya jalan pakai kaki bukan pakai mata apalagi dengkul!" sangkal Zaira dengan ketus lalu pergi begitu saja meninggalkan Azka yang masih tersulut emosi.
" woy dasar cewek bar bar, seenaknya panggil om emang aku om nya apa!" Azka kembali melangkah menyusul papa dan mamanya dengan emosi yang masih terpendam.
Saat pandangannya melihat keberadaan papa dan mamanya Azka langsung bergegas menghampiri keduanya namun tiba-tiba langkahnya terhenti ketika indra penglihatannya menangkap wajah gadis yang tadi menabraknya di lorong rumah sakit dan membuatnya begitu emosi. namun seketika emosi yang tadi tersulut sulut sekejap hilang dan berubah menjadi rasa iba ketika melihat gadis itu tengah terisak diperlukan sang bunda.
Flashback on 🏵️
" Zaira!" panggil pak Bambang
seketika Zaira menoleh dan mendongak saat namanya dipanggil. " Iya ada apa pak?"
" Emmm .... apa kamu sudah selesai mengerjakan semua soalnya Zaira?" tanya pak Bambang dengan hati yang gelisah.
" Sudah pak!" jawab Zaira yang memang sudah menyelesaikan tugas yang pak Bambang berikan.
" Za, kamu rapihkan tas kamu karena tadi bapak kepala sekolah bilang kalau kamu sudah di jemput oleh supir !" pak Bambang sedikit berat mengatakan berita yang dia dapat dari kepala sekolah pada Zaira.
" Di jemput supir? memang ada apa pak ini kan masih jam sekolah, kenapa saya sudah dijemput aja pak ?" tanya Zaira bingung
" Za kamu yang sabar ya, saat ini ayah kamu sedang berada di rumah sakit karena mengalami kecelakaan!" ucap pak Bambang pelan namun sebuah hantaman keras untuk Zaira.
Degggg ....
" Ay...ayyyah ke...celakaaan ?" suara Zaira gemetar seketika tubuhnya terasa lemas seperti tidak bertulang.
" Za...!" lirih Mita dan Mona menoleh kebelakang menatap iba sahabatnya yang sudah sesenggukan.
" Za..!" Lia meraih tubuh Zaira yang gemetar kedalam pelukannya.
" Aku harus ke rumah sakit sekarang!" Zaira mengusap kasar air mata di pipinya dan beranjak dari duduknya lalu berlari begitu saja keluar dari dalam kelas menuju gerbang sekolah yang sudah ada pak Amin sedang menunggunya disana.
Sementara didalam kelas sahabat-sahabatnya begitu mencemaskan keadaan Zaira dan juga ayahnya
Flashback off 🌻
Tubuh Zaira bergetar hebat kakinya seakan tak kuat lagi menopang berat tubuhnya. Zaira duduk dilantai menekuk lututnya. Aryani tidak kuasa melihat putri kesayangannya menangis sesenggukan seperti itu ia memeluk tubuh mungil Zaira dan mengusap lembut bahu Zaira. meskipun ia juga merasa sedih dengan keadaan suaminya saat ini Aryani berusaha bersikap tegar didepan putri kesayangannya.
" Za, yang sabar ya sayang ayah kamu pasti baik-baik saja, kamu harus banyak berdoa ya sayang untuk kesembuhan ayahmu!" ucap Maria berusaha menenangkan hati Zaira berjongkok diantara dua wanita yang tengah menangis.
Samuel duduk di bangku tunggu menutup wajahnya dengan kedua tangannya menyembunyikan kesedihannya. " Kamu harus baik-baik saja Hendra. kita belum menikahkan anak-anak kita Hen, kamu harus kuat berjuanglah sobat!" gumam Samuel dibalik tangisnya yang ternyata didengar oleh Azka.
" Papa begitu menyayangi sahabatnya itu sampai membuat papa menangis" gumam Azka dalam hati.
Azka mengusap punggung papanya berusaha menguatkan papanya. Samuel menoleh saat tubuhnya merasakan ada sentuhan di punggungnya.
" Semoga sahabat papa baik-baik aja ya pa!" ucap Azka.
" Amin!" Samuel tersenyum tipis dan menepuk pelan bahu Azka.
ceklekk..
pandangan semuanya menoleh ke sumber suara dan terlihat pintu ruang IGD terbuka, menyembulah keluar seorang dokter dari ruangan tersebut. Samuel bangun dari duduknya menghampiri dokter Malik yang menangani ayah Zaira.
Zaira pun langsung bangkit dari duduknya begitu juga dengan Aryani dan diikuti oleh Maria menghampiri sang dokter.
" Dokter bagaimana keadaan ayah saya?" tanya Zaira penuh kekhawatiran.
" Untuk saat ini keadaan tuan Hendra sudah melewati masa kritisnya tapi ia harus segera menjalani operasi karena ada penggumpalan darah di otaknya". ucap sang dokter.
Degg .....
" Operasi?" ucap lirih Zaira tubuhnya terkulai lemas hingga membentur dinding.
" Tolong lakukan yang terbaik untuk suami saya dokter!" Ucap bunda Zaira penuh harap
" Tentu kami akan melakukan yang terbaik untuk pasien!" Dokter Malik meyakinkan
" Kita berdoa saja Ry, semoga suamimu cepat sembuh!" ucap Maria mengusap lembut bahu sahabatnya itu.
" Apa boleh kami melihatnya dokter?" tanya bunda Zaira
" Boleh, tapi harus bergantian. nanti setelah pasien di pindahkan ke ruang perawatan kalian boleh menemuinya dan ingat pasien butuh banyak istirahat." terang dokter Malik kemudian beranjak pergi.
Seketika suasana dibuat panik karena tiba-tiba tubuh Zaira terhempas ke lantai. bunda Zaira panik melihat putrinya jatuh pingsan dan dengan cepat Azka yang memang dari awal pandangannya tidak lepas dari Zaira langsung meraih tubuh mungil Zaira kedalam gendongannya dan membawa Zaira ke ruang pemeriksaan didampingi mama Maria.
" Ry biar Zaira aku yang urus kamu disini saja tunggu suamimu!" Maria mengusap bahu Aryani menenangkannya sebelum ia menyusul langkah Azka yang mambawa Zaira.
" Terima kasih ya Mar!" Aryani mengusap air matanya.
Zaira mengerjapkan matanya pandangannya mengedar keseluruh ruangan. bingung itulah yang Zaira rasakan dan berharap apa yang terjadi pada ayahnya hanyalah mimpi semata.
Zaira hendak bangkit dari tempat tidur namun suara lembut seorang wanita paruh baya membuatnya terkejut.
" Kamu sudah sadar sayang, syukurlah" Maria bangkit dari duduknya dan menghampiri Zaira membantu Zaira yang hendak bangun.
" Apa ada yang terasa sakit sayang?" tanya Maria cemas.
Zaira hanya menggeleng pelan, saat ini dia masih bingung dengan keadaan disekitarnya. wanita paruh baya ini siapa Zaira bertanya-tanya dalam hati karena sungguh ia tidak mengenal wanita yang terlihat begitu lembut dihadapannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!