NovelToon NovelToon

Obsessive Love Disorder

Keberuntungan

Mungkin ini bukan hanya aku saja yang pernah mengalaminya,tetapi setiap umat wanita di muka bumi ini pasti pernah merasakan mencintai seseorang yang tidak sepatut nya untuk kita cintai, karena banyak nya hal yang menjadi alasan untuk kita tidak melanjutkan kisah cinta itu. Contoh nya seperti aku, yang telah terlanjur mencintai seorang lelaki yang ternyata posesif dan juga seorang artis bintang terkenal.

Kisah ku berawal dari aku yang sudah menjadi traveller di komunitas mahasiswa pencinta alam atau lebih di kenal dengan MAPALA. Kita salah satu komunitas yang paling banyak di minati oleh orang lain, karena pengetahuan dan keberanian kita menggapai alam terlalu luas dan luar biasa tentunya, sehingga membuat komunitas kita banyak sekali diminta untuk menemani acara TV yang bertema travelling atau pencinta alam.

“Pulau sumba ?!” Teriakku pada ketua MAPALA di loby kampus.

Kita mengobrol disana karena ketua ini sudah mencari ku kemana-mana,dan malah bertemu di lobby kampus.

“Serius lo io?” aku masih saja berteriak kepada Zio dengan menunjukan betapa senang nya aku.

“Sstttt!!” Zio terus berusaha membuatku diam.

“Waaaaaaa gue ikut io gue ikut” aku tetap saja berteriak kepadanya sambil meloncat loncat kegirangan.

Sampai akhirnya Zio membungkam mulutku dengan tangan nya, sambil melirik di sekitarnya yang sudah banyak pasang mata yang memperhatikan kita berdua.

“Kalo lo berisik kayak gini gue cancel nih acara ini” Bisik nya dengan terus membekap mulutku.

Aku mengangguk kan kepalaku, namun Zio masih belum melepaskan tangan nya dari mulutku, dia malah menyeret ku pergi dari lobby kampus.

Zio membawaku ke ruangan MAPALA melanjutkan obrolan nya.

“Gue tau lo paling anti banget buat ikut acara show TV kayak gitu, tapi ini bukan acara gitu kok, lebih ke menemani selebriti buat mengenal pulau Sumba dulu karena nanti mereka bakalan ada projek untuk bikin film besar disana” aku terus serius mendengar nya,dengan senyuman yang tak hilang dari wajahku. Aku benar-benar tak bisa menyembunyikan rasa bahagia ku ketika tahu aku akan pergi lagi ke Sumba,tempat terindah yang pernah aku kunjungi.

Dulu aku KKN disana bersama sahabatku,dan aku menyebut Sumba sebagai surga dunia.

“Nah waktu semester kemarin kan elo sama tim lo udah pergi kesana kan ,jadi otomatis lo udah tau banget tuh tempat itu kan, karena persentase elu waktu itu di pulau Sumba tuh dapet Apresiatif banget dari para dosen, dan sekarang kesempatan kalian lagi buat nikmatin liburan kesana secara gratis”

“Gratis ?!!” Mataku membulat mendengar kata terakhir itu.

Zio mengangguk begitu yakin.

“Gak di pungut biaya apapun io?”

“Nggaaa”

Aku semakin tak bisa membendung kebahagiaanku.

“Yesss, thank you banget io thank you banget”

aku langsung memeluk Zio dengan gembira dan gemas kepadanya.

“Okee pokoknya besok lo sama team lo dateng dulu aja ke gedung C buat meeting sama team management nya ya”

“Oke sip bos” sambil mengangkat tangan ku ke atas halis untuk menghormatinya.

Keesokan harinya...

Meeting dimulai, aku dan teman-teman ku begitu serius memperhatikan apa yang di sampaikan oleh management-management artis ini. Kita seperti sedang belajar di dalam kelas, setiap ada hal penting yang di sampaikan orang-orang itu, kita tulis di buku catatan agar tidak lupa.

“...Yang penting kalian temenin aja para produser dan para artis itu pergi, dan kalian harus jelasin aja setiap pertanyaan yang mereka lontarkan, gak ada rules yang penting, pokok jangan sampe menganggu kenyamanan mereka disana ya” ujar Mas Dias salah satu tim dari management ini.

“Mengerti?”

“Mengerti mas” jawab kami semua yang memperhatikan.

Sebenarnya aku masih penasaran, memang nya setiap kali membuat film,para artis juga harus ikut survey dulu ke tempat shooting nya ya? Kenapa tidak survey saat hari shooting nya saja ?

“Ada pertanyaan ?”

Sisil mengangkat tangan nya.

“Yak, kenapa cantik ?”

“Pak,kapan kita bisa ketemu langsung sama artisnya?”

“Wuuuuuuuu” terdengar suara riuh seisi ruangan menyoraki nya,pertanyaan Sisil memang begitu konyol ,dia memang begitu ,selalu memalukan.

“Kalian akan bertemu langsung dengan mereka saat di Sumba, karena mereka sudah lebih dulu ada di sana”

Kita semua mengangguk. Pertanyaan Sisil ternyata membuat kita tahu hal itu.

___

Hari yang di tunggu pun tiba, aku dan ketiga temanku sudah siap menunggu di bandara untuk penerbangan ke Sumba.

“Gue ga sabar banget deh” ujar Sienna.

“Iihh mimpi apa ya gue semalem tiba-tiba dapet liburan gratis gini” timpal Caca.

“Sama gue juga syen,akhirnya kita bisa balik lagi ke Sumba,ke tempat yang ga pernah akan bikin gue bosen buat di tempatin” ucap Sisil.

“Gue yakin kali ini keadaan pasti bakalan seseru waktu itu, karena kita liburan nya bareng para artis, oh my god deb gue ga sabar banget pengen ketemu Aditya Nugraha” heboh Sisil,aku tiba tiba merenyitkan dahi saat dia menyebutkan sebuah nama.

“Adit siapa ?”

Sisil tiba-tiba terdiam dari raut wajah bahagia nya,dia menyipitkan matanya terlihat kesal.

“Aditya nugraha dheb, artis yang udah disana duluan bareng sama pemain film yang lain”

Aku membulatkan bibir ku sambil mengangguk seolah tau siapa yang di maksud nya.

“Lo gatau ya?”

Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat. Semua teman ku memutar kan bola matanya dengan kompak.

“Udahlah, dia kan emang ga pernah tertarik sama artis” ujar Sienna.

Ya memang benar, aku sama sekali tidak pernah tertarik dengan kisah hidup artis di tanah airku ini,semua itu bukan urusan ku. Mereka hanya membuat heboh dunia untuk mencampuri kehidupan pribadi mereka,dengan mempublish segala masalah mereka ke media, itu membuatku malas melihat gosip ataupun berita seputar kehidupan mereka. Sungguh. Tontonan ku hanya kartun saja atau film film action dan thriller luar negri.

___

Aku dan tim ku sampai ke pulau Sumba, tempat yang sudah membuatku merasakan bagaikan surga, walaupun aku tidak pernah melihat surga hehe tapi aku merasa tempat ini adalah tempat ter nyaman dan terdamai sepanjang hidupku. Laut begitu indah sejauh mata memandang, pulau begitu bersih, karang-karang laut yang begitu menakjubkan, begitupun dengan hotel yang kita tempati tepat sekali di atas laut yang membentang indah.

Kalian tahu Maldives? Pantai cinta yang memiliki pesisir pantas dangkal yang begitu luas,dengan hotel di atas nya yang membentuk hati jika kita lihat dari atas. Hotel ini tidak kalah cantik nya dengan maldives. Hotel ini terbuat dari kayu yang kokoh, setiap jembatan nya terasa kuat yang menyambungkan dari 1 kamar hotel ke kamar hotel lain nya, pijakan kami di sekitar hotel terbuat dari kayu tebal di atas air laut,bahkan banyak tempat bersantai di sekitar nya, ada juga tempat berenang dengan air tawar di tengah-tengah hotel terbuka ini,tempat berjemur juga ada,karena memang ini temanya outdoor jadi pasti semua tempat begitu terbuka untuk penghuni hotel. Bahkan kamar kami pun bagian belakang nya langsung menyuguhkan pemandangan laut yang indah,yang hanya bisa di lihat oleh pemilik kamar saja,persis seperti di maldives,tapi ini versi tanah air nya.

“Akhirnya kita tidur disini lagi ya Dheb” ujar Sisil.

“Iyaa di kasih satu orang satu kamar lagi, kalau waktu itu kan cuma bisa sewa satu kamar doang buat berempat,mana kamar nya kebagian paling depan ga bisa liat pemandangan” timpal Caca.

“Aaaaaa akhirnya gue bisa tidur sendirian juga di pulau ini tanpa geser geseran di tempat tidur sama kalian” seru Sienna dengan melentangan kedua tangan nya membayangkan,begitu bahagianya dia nanti saat tidur akan lebih leluasa.

Kita tertawa bersama, mengingat beberapa bulan kemarin kita pengenalan alam disini, kita tidak bisa menyewa hotel masing-masing karena limit nya uang yang kita pegang dan karena kebutuhan hidup disini. Dan menginap di hotel sini pun hanya satu malam sisanya kita ikut tidur di rumah warga yang begitu baik hati.

“By the way gue laper, kita ga di kasih makan atau setidaknya cemilan gitu” tanya Caca sambil mengelus perutnya.

“Gue juga ga tau, kemarin kan kita cuma di kasih tau buat naik pesawat apa dan tentang hotel doang” ujarku, mereka terlihat begitu kelaparan.

“Kalian sudah datang?”

Seru seseorang yang berjalan mendekati kita, itu Mas Dias.

“Hay Mas” sapa kami semua.

“Kita baru aja dateng Mas”

“Kalian pasti lapar ?”

“Banget mas” seru Sisil.

Aku menyikut perutnya dengan gerakan refleks,untuk membungkam ke polosan nya.

“Hahahha ya sudah ayo ikuti saya”

Ujarnya sambil kembali berjalan pergi, aku dan teman-teman ku saling menatap. Kita semua bersorak dalam bisikan begitu senang nya lalu kita mengikuti Mas Dias kemana dia membawa kita. Sampai akhirnya kita di bawa ke restauran terbuka di samping pantai yang begitu mewah,dan hanya ada segelintir orang disana.

Restaurant ini terbuka tanpa jendela, dan. Hanya ada atap yang melindungi diri kami dari panas maupun hujan, tapi terbuka nya cafe ini membuat kami nyaman karena angin yang menerpa pengunjung disini tidak lagi memerlukan AC.

Banyak sekali makanan di sana,tentu saja yang menjadi menu utama nya adalah seafood. Karena begitu banyak olahan hewan laut yang tertata begitu menggiurkan di meja prasamanan.

“Ayo gak apa apa makan dulu,ini acara kita saja kok tidak ada orang lain selain kita,kalian bisa makan sepuasnya”

“Sepuasnya ??!!” Teriak Sisil lagi lagi aku harus memperingatinya dengan menyikutnya kembali.

Mas Dias hanya tersenyum sambil mengangguk. Aku menatap Sisil yang sepertinya sudah begitu tidak kuat untuk menghabiskan semua makanan yang ada di meja prasmanan. Aku menggelengkan kepalaku. Dan kami pun mulai menjajahi segala macam makanan yang ada, mulai dari makanan berat , seafood yang begitu menggiurkan sampai akhirnya aku melihat ada pudding coklat kesukaan ku.

Aku menghampiri dulu meja dessert sebelum aku mengambil makanan berat nya, karena sepertinya puding coklat lebih menggiurkan di bandingkan dengan lobster ataupun kepiting saus padang.

Mengenal sosok Aditya

“Deb itu Aditya nugraha!” Seru Sienna, membuyarkan pandangan ku kepada semua santapan di hadapanku.

“Apasih” kesal ku dengan terus berdiri dan menenteng makanan ku.

“Itu artis yang gue ceritain”

“Yang mana?”

“Itu yang lagi duduk di kursi ngobrol sama Leonita pake kacamata item” Sienna terus menunjukan keberadaan sosok laki laki itu.

“Oohh itu pacarnya ?” Ucapku saat aku menemukan sosok yang di tuju nya.

“What ? Bukan itu Leonita loh tunangan nya Andhika, mereka paling cuma ngobrolin kerjaan”

“Leo siapa ?” Tanyaku.

Sienna akhirnya tersadar, percuma saja dia menjelaskan, aku tidak akan pernah tahu dan mengerti siapa mereka. Akhirnya Sienna meninggalkan ku sendiri berdiri dengan kebingungan.

Aku memperhatikan laki-laki berkacamata hitam itu, dia putih terlihat seperti orang luar negri dengan gigi kelinci yang begitu putih yang membuat senyuman nya menjadi begitu indah. Postur tubuh nya pun begitu sempurna, dengan beberapa otot di tangan nya yang terlihat begitu natural tidak terlalu besar, dan pakaian nya yang casual dengan kaos oblong dan celana pendek boxer yang di kenakan nya,membuat ketmpanan dia bertambah, ya dia memang tampan, tapi dia tetap lah seorang aktor.

Dia menatap ku, dia memergoki sedang memperhatikan nya,aku langsung membalikan tubuhku dan pergi dari tempatku berdiri dan aku bergabung dengan teman teman ku yang lain.

“Ih makanan nya enak banget” seru Caca.

“Cobain deh cumi nya enak banget ini” tambah Sisil.

Mereka begitu terlihat bahagia sekali sudah mendapatkan makanan,seperti sudah berpuasa seharian penuh.

Aku hanya menggelengkan kepala ku melihat kelakukan semua teman ku yang terkesan norak ini.

“Adit kan ga boleh makan kepiting”

Ujar Mas Dias di meja tepat di samping ku. Dia sedang berbicara dengan seseorang seperti petugas Restaurant.

“Dia alergi katanya,jangan sampe dia di kasih kudapan kepiting yaa... inget”

Orang yang sedang berbicara dengan Mas Dias hanya mengangguk lalu pergi.

Aku mencari sosok Aditya, dia duduk di ujung sana dan terlihat sedang menyantap makanan nya. Seperti nya dia sedang memakan lobster dan seafood lain nya,namun memang tidak ada kepiting di atas piring nya.

Otak ku berfikir keras mengingat sesuatu,lalu aku menggelengkan kepala ku dan kembali ke makanan ku sendiri.

Ketika kami semua menyantap makanan ,seseorang datang mendekati kami

“Yang namanya Dhebi siapa ya ?”

Yang lain langsung menunjuk ku dengan cepat.

“Iya saya mas, kenapa ?”

“Oke ,dheb besok sekali kita mulai tournya ya ,nanti kamu atur lagi bagi waktu yang akan menemani artis siapa, dan tulis jam nya ya,karena jam mereka harus teratur”

Aku tersenyum sambil menganggukan kepala.

“Baik mas,nanti aku meetingin lagi sama yang lain ya sesuai jadwal yang udah di kasih ke aku kan?”

“Iya. Oke kalau begitu,silahkn makan lagi” ujarnya,lalu diapun pergi.

Disini memang akulah sang ketua dan aku yang memutuskan segalanya di acara jalan jalan ini,tetapi waktu yang di berikan berbeda beda. Tugas kami pun di sini berbeda beda, tugasku disini adalah menunjukan kemana kita pergi,tugas Sienna dan Caca adalah menjelaskan tempat apa yang sedang kita tuju, tugas Sisil adalah menentukan transportasi seperti apa yang harus kita pakai.

Film layar lebar ini nantinya akan menjadi film pertama katanya yang menjelaskan tentang alam negri ini, jadi tempat dan penjelasan nya harus benar benar jelas,tepat, spektakuler dan jangan sampai kita salah menyebutkan ataupun salah menjelaskan karena bisa berakibat fatal untuk film ini ataupun komunitas di kampus ku. Bahaya kan ?

___

Keesokan harinya.

Aku bersiap untuk pergi dengan semua teman ku menuntun beberapa manager dan artis yang akan men survei tempatnya. Kita menaiki bis besar dan mewah,isinya begitu lengkap ada toilet ada tempat makan mini dan bahkan ada sofa panjang. Ini pertama kali aku dan teman teman ku melihat ternyata ada bis model hotel berbintang lima seperti ini.

Teman teman ku sibuk membuat story di IG nya agar bisa di pamerkan kepada teman teman sosial medianya. Dan aku hanya sibuk dengan memandangi pemandangan yang indah di luar jendela di sampingku, aku sangat mengagumi keindahan alam yang telah di suguhkan di hadapan ku,aku beruntung bisa menikmatinya.

Aku merasa seseorang tengah memperhatikan ku, namun aku tak menghiraukan nya dan berusaha untuk tidak memeperdulikan nya.

“Dheb, nanti kamu yang samperin penduduk disana kan?” ucap Mas Dias mengejutkan ku dari belakang.

“Hah ? eh iya, nanti aku dulu yang turun aku nanti samperin dulu penduduk disana buat minta izin Mas”

“Okee” Mas Dias pun pergi dari hadapan ku,dan aku melihat sosok Aditya di belakang Mas Dias yang baru saja pegi dari hadapan ku. Dia sedang memperhatikan ku dengan tatapan nya yang dingin lalu memalingkan wajah nya.

Aku tertunduk malu,aku membenarkan wajah ku,rambut ku dan juga baju ku, aku takut Aditya memperhatikan sesuatu yang salah di dalam diriku.

____

Kita sampai di tempat tujuan pertama, itu adalah air terjun tanggedu. Air terjun yang menyuguhkan grand canyon yang sangaaattt indah karena air ini berdiri anggun di balik tebing tebing curam yang sangat berkarakteristik.

Kita menyusuri dulu air yang mengalir sebelum sampai ke air terjun, melihat air yang mengalir di apit oleh dua tebing yang indah membuat siapapun yang melihat nya ingin terjun berenang.

Begitu sampai di tepian tebing Sienna menjelaskan dimana kita berada dan bagaimana keadaan Grand Canyon ini,tiba tiba seseorang berlari dan melompat dari tebing yang tengah di jelaskan, dia kegirangan begitu menyelam kedalam air membuat kita semua terkejut. Tinggi dari tebing ini bisa mencapai 10 meteran, memang tidak terlalu tinggi jika kamu bisa berenang, tapi hanya sedikit saja orang yang berani meloncat begitu saja ke aliran air yang di apit dengan tebing yang cukup tinggi. Apalagi ini tanpa pemandu wisata asli penduduk sini,kita tidak boleh sembarangan melakukan sesuatu.

Aditya. Dengan kekonyolan nya dia melompat begitu saja kebawah sungai,membuat kita mendongakan kepala ke bawah melihat apakah dia selamat atau tidak.

“Seger banget gilaaa” serunya di bawah sanah ketika dia berhasil selamat dengan mengambang di atas air yang begitu jernih itu.

Aku begitu terkejut melihat tingkah konyol nya, dan semua orang hanya tertawa menyaksikan nya.

“Di bawah aman kan? Kalo gitu gue juga mau” ujar glenn yang ikut melepaskan baju nya dan meloncat dengan indah ke bawah tebing.

Andhika tanpa bicara dan dengan senyum yang merekah ikut melepas pakaian dan celana panjang nya,jadi dia hanya memakai boxer untuk ikut terjun berenang ke bawah sana.

Mereka tertawa seperti anak kecil.

Aku dan ketiga teman ku saling bertatapan.

Aku melihat artis-artis wanita ikut tertawa sambil merekam kegilaan teman mereka di bawah.

“Mas Dias turun dong ayokk” pinta mereka kepada bapak sutradara ini.

Mas Dias ini hanya menggelengkan kepala nya tidak ingin mengikuti orang orang yang gila di bawah sanah.

“Jangan kayak cewek dong,lemah” seru Aditya sambil tertawa di ikuti teman teman nya yang lain begitu puas dia menertawakan lelucon Aditya,dia fikir perempuan tidak berani melakukan itu.

Sienna,Caca dan Sisil menatap ku secara bersama,mereka tentu sudah tau bahwa aku tidak suka ada orang yang meremehkan derajat wanita seperti itu, di pandang lemah,tidak bisa apa apa dan di anggap di bawah laki laki. Mereka juga tahu jika aku pernah meloncat dari ketinggian yang lebih dari ini.

Aku menyimpan tas ransel ku, membuka sweater ku dan tersisa lah tanktop ku yang berwarna biru langit dan celana pendek ku yang terbuat dari jeans.

“Deb, jangan , kita lagi kerja” ujar Sienna khawatir melihat ku yang sudah tidak aman.

lalu aku melepas sepatu ku.

“Dia cuma becanda deb udahh please” sambit Caca yang mulai terlihat panik juga.

Aku mengikat rambut ku lalu berdiri di tepi tebing.

“Debhii jangan” pinta Sisil dengan tegas dan tampak emosi.

Suara di bawah pun terasa hening, aku yakin semua orang di bawah tengah memperhatikan ku, apa yang akan aku lakukan ?

Mas Dias dan semua orang di atas pun terpatung melihat ku yang sudah berdiri di tepian tebing.

Aku membalikan badan ku di tepian tebing menatap teman-teman ku yang sudah begitu terlihat khawatir,aku menyinggungkan senyum ku pada teman teman ku ini dan melompat mundur ke belakang dengan santainya.

Mereka pun berteriak.

“DHEBIIIIIII”

Dan byyuuurrrrrr...

Aku meluncur kedalam aliran sungai di antara tebing itu,begitu dalam aku menyelam, lalu aku berenang cepat ke atas permukaan air, dan mengusap wajah ku yang penuh dengan air sambil tertawa senang. Tidak lama aku mendengar suara sorak seluruh orang di sekitar ku,dan suara tepuk tangan dari atas tebing dari para artis perempuan dan juga Mas Dias,namun tidak dengan teman teman ku di atas sana, mereka masih saja terlihat kesal dan juga cemas.

“Weeesss hebat banget lo” seru Andhika.

Di ikuti yang lain nya.

“Lo ko berani banget”

Aku hanya tersenyum bangga tak menjawab.

Aku menatap Aditya yang masih saja menatap ku dingin. Seperti nya Aditya sama sekali tidak tertarik dengan apa yang aku lakukan,dia hanya diam dan memalingkan wajah nya lalu berenang mencari celah untuk kembali ke tebing.

Aku memang tidak mengharapkan akan di puji oleh dia, namun aku hanya ingin pengakuan dari dia jika wanita tidak selemah yang di fikirkan nya.

Takdir ?

Setelah selesai membawa mereka ke Grand Canyon,aku membawa mereka ke air terjun yang besar disana, tanpa di himpit banyak pepohonan di sekitarnya. Air terjun ini malah begitu terbuka dengan banyak bebatuan besar di sekitar aliran sungai nya, membuat kita bisa bersantai di atas batu dan berjemur disana.

Setelah selesai Caca menjelaskan semuanya, akhirnya para aktor dan orang-orang disana memanjakan diri mereka dengan bermain air di bawah air terjun dan juga berenang di sekitar nya. Aku ambil kesempatan ini untuk mengeringkan diri di atas sebuah batu besar di antara bebatuan lain di atas sungai, memakai kaca mata hitam melindungi mata dari terik nya matahari duduk dengan menopang diri dengan tangan ku dan membiarkan teriknya matahari meresap di tubuhku.

Aku memang memakai pakaian minim tapi tidak seminim para artis wanita yang bersama ku, mereka memakai G-string yang tampak bagian belakang nya. Dan memakai Braa yang juga hanya menutup bagian menonjol nya saja. Sedangkan aku memakai tanktop yang hanya memperlihatkan seluruh lengan ku saja dan memakai celana jeans pendek yang mungkin hanya sejengkal. Bagiku begitupun aku sudah merasa terlalu seksi.

Disaat yang lain menikmati air terjun nya,aku menikmati panas nya terik matahari.

Uhuukkk…uhukkk

Aku mendengar seseorang terbatuk jauh di sana. Ku singkap kan kacamata hitam ku ke atas kepala,dan menajam kan pendengaran ku.

“Hhhaaaahhh” suara nafas berat seseorang di ikuti batuk batuk nya yang begitu parah. Aku turun dari bebatuan besar itu dan mencari sumber suara.

Aku masuk ke dalam hutan yang tidak terlalu rindang ini mengikuti sumber suara laki-laki yang terus saja terbatuk. Jauh di bawah sana di dekat pepohohonan kulihat punggung seseorang membelakangiku terus terbatuk dan terlihat kesakitan.

“Aditya” seruku dan langsung menghampirinya.

“Mas Aditya, kamu kenapa ?”

Dia terkejut melihat ku,aku lihat wajah nya memerah dan seperti sesak nafas terbatuk batuk. Dia mengibaskan tangan nya dengan lemah meminta ku pergi.

“Mas kamu harus di obatin”

Dia terus menjauh kan diri dariku dan tidak berkata apapun ,karena mungkin terlalu sulit berbicara karena dia terus batuk dan berusaha mengatur nafasnya. Aku bisa menebak apa yang sedang di alaminya. Aku langsung menuntun dia untuk duduk di tanah dan menyandarkan nya di pepohonan.

“Mas duduk dulu , mas tarik nafas yang dalam” dia akhirnya mau menuruti ku.

“Keluarin pelan pelan, tarik nafas lagi terus keluarin perlahan”

Dia masih tetap terlihat kesakitan dan gemetar.

“Mas dengerin saya yaa, mas coba fokus sama suara saya dan coba ikutin apa yang saya bilang yaa”

Dia tidak menjawab hanya terus mengatur nafas nya sambil terbatuk.

Setelah tenang dia menutup matanya.

“Mas Aditya,coba saya minta mas buat sebutin 3 bagin tubuh yang ada dalam diri mas Adit” tanya ku dengan begitu jelas dan lembut agar dia mengerti.

Dia masih menutup matanya dengan menahan batuk nya dan berusaha untuk fokus mengikuti arahanku.

“Tangan,, mata,, telinga”

Suaranya begitu berat,lalu Aku menganggukan kepalaku.

“Lalu mas dengerin 3 suara yang ada si sekitar mas sekarang”

Dia terlihat begitu berkonsentrasi dengan badan yang terus kesana kemari menahan sesuatu yang berontak dalam dirinya.

“Udah ?” Tanyaku.

“Suara air terjun,suara burung, suara angin”

Aku mengangguk lagi dan terus mengelus lengan nya agar dia merasa lebih tenang.

“Mas Adi buka matanya”

Dia membuka mata dengan perlahan dan sudah mulai terlihat tenang.

“Mas, sekarang coba mas sebutin 3 hal di sekitar mas yang mas lihat”

Aku terus duduk di hadapan nya dan terus berusaha menenangkan nya dengan suara yang lembut dan tenang.

“Pohon” lalu dia melirik lagi sekeliling.

“Awan” dan dia menatapku.

“Kamu” aku terdiam mendengar nya.

Dia membuatku salah tingkah karena menatap ku tajam seperti itu ,aku memalingkan wajah. Aku tidak sadar tangan ku sudah menyentuh tangan nya dengan lembut. Aku melepaskan tangan ku dengan cepat dan pura-pura membersihkan lutut ku yang kotor karena menyentuh tanah.

Dia menarik nafas dengan lega dan mulai membenarkan tempat duduk nya.

“Udah baikan mas?”

Dia hanya mengangguk dan terus mengatur nafasnya,dia terlihat lebih tenang namun dia kembali enggan untuk menatapku.

“Mas boleh diem dulu disini,nanti kalo udah mendingan mas bisa nyusul kesana ya”

Dia tidak menjawab, karena mungkin nafas nya mungkin masih terasa berat. Aku langsung berdiri dan beranjak meninggalkan nya.

“Tunggu”

Aku menghentikan langkah ku,aku mendengar dia berdiri dan berjalan mendekatiku. Dia berdiri di hadapanku dan menatap ku dengan keringat yang begitu mengkilat di keningnya.

“Jangan sampai ada yang tau kejadian ini”

Aku mengangguk semu, lalu dia meninggalkan ku.

Aku menatap punggung nya yang terus berjalan menjauh, dan memikirkan permintaan nya agar aku tutup mulut. Pertanyaan mulai muncul, kenapa harus dirahasiakan,bukankah manager nya atau produser harus tahu jika dia sakit? Namun aku menggelengkan kepalaku agar tidak ikut campur urusan orang lain.

Dia kembali dengan teman teman nya, memakai baju nya lalu duduk di samping air terjun seolah tidak terjadi apa-apa.

Aku kembali duduk di atas batu yang sebelum nya ku duduki dan kembali memanjakan diriku. Walaupun sebenarnya fikiran ku sudah teralihkan sedikit oleh Aditya,tapi aku harus menurutiny agar tidak ada orang yang tahu kejadian tadi bahkan teman-teman ku pun tidak boleh aku beritahu.

Malam pun tiba.

Aku sedang menikmati angin malam di luar kamar hotel ku yang terasa seperti Maldives ini. Ada lampu penerangan di setiap jembatan nya, sehingga tidak membuat ku takut untuk berdiam diri di luar menikmati indah nya malam itu.

Aku menopang diriku di pagar kayu, menghadap ke lautan yang begitu luas tak bertepi,memejamkan mataku dan mendengarkan Suara debur ombak yang begitu merdu di telingaku, dan angin laut yang begitu sejuk menyapu tubuh ku. Aku terlalu mencintai suasana ini sampai membuat ku tidak ingin beranjak dari tempat ini.

“Suka dengan suasana malam pantai?”

Seru seseorang di samping ku, aku sudah bisa menebak siapa dia, karena suaranya kini sudah tidak asing di telingaku.

Aku membuka mataku dengan perlahan dan melirik Aditya yang sudah berdiri 2 meter di samping ku. Aku hanya tersenyum kepadanya dan menundukan kepalaku.

Aditya berjalan mendekatiku dengan kedua tangan di saku celana nya, lalu dia diam di samping ku dan ikut menikmati indahnya pantai yang gelap,dengan menopang tangan di jembatan kayu itu.

“Kamu tau dari mana tentang pengobatan yang tadi kamu lakukan?” Tanya nya.

Aku sudah duga jika dia ingin membahas tentang kejadian tadi siang.

“Kamu belajar pengobatan atau hal lain?”

“Tidak” tangkis ku.

“aku cuma tau cara mengatasi orang yang mengalami gangguan kecemasan saja” jawab ku tanpa menoleh dia sedikitpun.

“Kamu punya gangguan kecemasab juga ?” Tanya nya,aku menggelengkan kepalaku lagi.

“Ada teman atau saudara yang punya gangguan yang sama ?” Dia terlihat begitu penasaran.

Aku menggelengkan kepalaku lagi.

“aku cuma pernah baca buku kedokteran temanku dan teman aku sempat menulis pembahasan tentang orang yang mengalami panic attack”

Dia menganggukan kepalanya.

“Sekarang kamu tahu kalau aku punya gangguan kecemasan. Aku minta kamu untuk diam dan jangan sampai ada orang lain yang tau termasuk teman-teman kamu” ucap nya masih saja khawatir jika aku tidak bisa menjaga bibir ku ini.

Aku tersenyum.

“Tenang aja, aku termasuk orang yang bisa di percaya disini” ucap ku dengan begitu percaya diri.

“Lagian aku sama sekali tidak tertarik untuk berbagi hal ini dengan teman-teman ku yang over itu” lanjut ku lagi.

Dia tak bersuara dalam beberapa saat, aku menatap dia memastikan dia mendengar apa yang aku ucapkan, tapi ternyata dia sedang begitu memperhatikan aku dengan seksama.

Lalu dia membuang wajah nya dan kembali menatap laut lepas di hadapan nya.

“Sebelum nya aku pernah kambuh juga dari gangguan kecemasan itu. Dan ada orang yang berusaha membantuku dengan cara seperti kamu tadi ,metode 3.3.3 jika aku tidak salah”

Aku mengangguk.

“Tapi itu tidak pernah berhasil” ujarnya.

“Awalnya aku tidak percaya dengan metode remeh itu,karena setiap kali mencoba tidak bereaksi apa-apa,aku harus tetap menelepon dokter dan harus memakan obat khusus”

Aku mengangguk memahami nya.

“Menurut ku,metode itu memang harus di bantu orang lain mas,dan yang pasti harus tenang memberikan penjelasan nya, supaya metode nya lancar dan di pahami”

Dia memijat kening nya dengan wajah yang terlihat risih.

“Bisa tidak kamu tidak memanggil aku mas. Panggil saja Aditya”

Aku terus memalingkan wajah ku agar tidak bertatapan langsung dengan nya.

“Tapi itu tidak sopan di dengar orang kalo aku cuma manggil nama saja”

“Aku tidak biasa di sebut mas,terdengar seperti orang jawa”

“Oke”

Ujar ku berusaha mengakhiri percakapan.

“Dan aku minta sekali lagi jangan pernah kasih tau siapapun tentang gangguan kecemasan aku ini. Oke ?”

Kali ini aku memandang nya dengan perasaan penasaran.

“Kenapa mas ? Euhhh maksud ku Adi” ralat ku dengan menyebut nama depan nya saja, walaupun terdengar aneh tapi aku harus menuruti si pemilik nama ini.

“Tidak ada yang tau,dan aku tidak pernah beri tau siapapun”

Aku menganggukan kepalaku.

“Termasuk Mas Dias?” Tanya ku kepada Pak Produser yang sepertinya sudah begitu akrab dengan dia.

Dia menggelengkan kepalanya.

“Tidak”

“Baik” jawab ku tak lagi banyak bertanya.

Lalu dia pergi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!