NovelToon NovelToon

Sahabatku Suamiku

Chapter 01. Perkenalan Tokoh

'Tidak ada persahabatan yang murni antara laki-laki dan perempuan'.

Tumbuh liar pohon kemumu,

Enak buahnya seenak jambu.

Setiap hari selalu bertemu,

Lama-lama rasa cinta tumbuh.

🍁🍁🍁

Dara Zaina Anisatun atau yang biasa disapa Dara gadis cantik berumur 22 tahun dan selalu tampil sederhana dengan hijab lebar serta gamisnya. Dia berasal dari keluarga yang kaya walaupun begitu mereka tak pernah menyombongkan diri, keluarga mereka dikenal sangat dermawan, keluarga Dara sangat menjunjung tinggi ilmu agama.

Dara adalah anak ketiga dari tiga bersaudara serta anak perempuan satu-satunya, kakaknya bernama Farzan Hidayat ******AlHaq****** Dan Akhtar Farzan Hidayat, kedua kakaknya telah menikah. Alhaq menikahi seorang wanita bernama Nadia Nursyila yang kini telah dianugerahi seorang anak laki-laki berumur 3 tahun bernama Aqmar Alhaq Hidayat, sedangkan Akhtar menikahi seorang wanita bernama Assilya Zahra Shidqi yang telah dikarunia anak perempuan berumur 1 tahun bernama Marwah Asellya Hidayat. Alhaq dan Aqmar kini telah hidup dirumahnya masing-masing, biasanya jika hari libur mereka akan berkunjung kerumah orangtuanya.

🍀🍀🍀🍀🍀

Siang ini seperti biasa jika mempunyai waktu luang Dara akan ke panti asuhan melihat anak-anak yatim piatu yang biasa dia ajari di sana, kebetulan Ayah Dara merupakan salah satu donatur tetap di panti asuhan itu.

"Assalamualaikum Ummi Naufa," sapa Dara kepada kepala yayasan panti asuhan itu.

"Wa'alaikumsalam, ehh nak Dara ," ucap Ummi Naufa

"Iya ummi," ucap Dara.

"Nak Azlannya mana nak? Biasanya kalian kesini nya bareng," ucap Ummi Naufa sambil celingak-celinguk.

Azlan Rafiq Hidayatullah atau yang biasa disapa Azlan adalah sahabat Dara dari kecil, Azlan mempunyai Adik bernama Cinta khumairah yang usianya dibawah Azlan ada 10 tahunan,kebetulan Ayah Dara dan Ayah Azlan adalah sahabat juga. Umur Azlan lebih tua 3 tahun dari Dara , itulah jika terjadi pertengkaran dalam persahabatan mereka Azlan Lah yang selalu mengalah, jika tak mengalah mungkin mereka tak akan berbaikan mengingat tingkah Dara yang kekanakan dan sangat manja kepadanya, tapi semenjak mereka berdua beranjak dewasa, mereka sudah jarang berdua lagi apalagi bertemu mengingat kini Azlan telah menjadi CEO yang super sibuk sekarang, mereka juga sudah mengetahui batasan antara perempuan dan laki-kaki yang bukan mahram. Azlan kini telah menghapal 15 Juz Al-Qur'an.

"Ohhh Kak Azlan Nya lagi sibuk Ummi, biasalah Ceo," ucap Dara.

"Siapa bilang aku lagi sibuk?" ucap seorang pria dari arah belakang

"Kak Azlan," ucap Dara kaget dan langsung menundukkan pandangannya

"Nak Azlan," ucap Ummi Naufa

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Ummi, Dara " ucap Azlan sambil tersenyum kearah Ummi dan melirik sekilas kearah Dara yang sedang menundukkan pandangannya.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," ucap Dara dan Ummi Naufa bersama.

"Yaudah, kalian berdua temuin anak-anak dulu ya, Ummi ada urusan sebentar, Assalamualaikum," ucap Ummi Naufa

"Iya Ummi, Wa'alaikumsalam," ucap Dara dan Azlan, dan setelah itu Ummi Naufa pun berlalu pergi.

🥀🥀🥀🥀🥀

Selesai sholat Ashar Dara dan Azlan pamit untuk pulang kepada Ummi Naufa dan anak-anak panti.

" Dara aku anterin kamu pulang ya?" ucap Azlan kepada Dara yang dari tadi hanya menundukkan pandangannya.

"Ng-nggak usah kak, Dara bisa naik taksi kok pulangnya atau Dara bisa nelpon Pak Marto untuk jemput aku," ucap Dara menolak tawaran Azlan.

"Ya ampun Dara ini itu udah sore, lagian kamu nggak liat apa entar lagi mau hujan, kamu jangan bandel deh cepet naik ke mobil!," ucap Azlan dengan nada tegasnya

"Ng-nggak us-,"

Belum selesai Dara melanjutkan ucapannya Azlan langsung memotongnya

" Dara ternyata kamu nggak berubah ya dari dulu, sikap keras kepala kamu masih sama seperti yang dulu. Yaudah aku tahu kamu pasti nggak mau kan satu mobil sama aku karena kita cuma berdua? Gini aja, kamu duduk di bagian belakang aja," ucap Azlan memberi solusi agar Dara mau diantar olehnya

"Hmmm, emangnya nggak papa kak?," tanya Dara karena merasa tak enak

"Nggak papa kok," ucap Azlan tersenyum walaupun itu tak dilihat oleh Dara karena dari tadi dia hanya menundukkan pandangannya.

Mereka berdua pun naik ke mobil, dan mobil yang Azlan kemudikan pun melaju ke rumah Dara.

" Dara , aku mau ngomong serius sama kamu," ucap Azlan yang matanya masih fokus kearah jalanan.

Dara yang mendengar ucapan Azlan pun langsung menoleh kearah depan melihat Azlan yang masih fokus mengemudikan mobilnya.

"Ngomong apa kak," ucap Dara penasaran

"Jadi gini, umur aku sekarang kan udah 25 tahun, kata Mama itu udah umur yang matang untuk nikah, jadi aku udah siap untuk khitbah seorang perempuan yang udah lama aku cintai," ucap Azlan

Perasaan Dara saat ini campur aduk, hatinya jangan ditanyakan lagi, sudah pasti hati Dara saat ini sangat sakit mengetahui seorang pria yang dia cintai sejak lama akan mengkhitbah seorang perempuan yang Dara pun tak tahu siapa, Dara telah mencintai Azlan sejak lama tetapi Azlan tak tahu bahwa Dara mencintainya karena Dara tak pernah mengungkapkan perasaannya sama sekali kepada Azlan, dia takut kalau dia menyatakannya Azlan akan menjauh darinya, Dara hanya bisa mencintai Azlan dalam diam dan do'a karena hanya Itulah cara mencintai yang paling rahasia, Dara selalu berdo'a di sepertiga malamnya agar Azlan adalah jodoh terbaik yang Allah tetapkan untuknya.

"Si-siapa ka-k," ucap Dara gugup serta ada perasaan sakit yang berusaha dia tahan

"Arini, kamu kenal kan sama dia," ucap Azlan yang masih fokus mengemudi

"Arini?," ucap Dara berusaha memikirkan siapa perempuan itu

"Iya, sekretaris aku, masa kamu lupa sih Dara ," ucap Azlan

"Ohh mbak Arini kak, tapikan-," ucap Dara menggantung ucapannya

"Aku tahu kamu pasti mau bilang kalau Arini itu nggak tutup aurat kan?" tanya Azlan

"Hmm, Dara ng-nggak ber-maksud kok kak," ucap Dara berusaha menahan sakit dalam hatinya itu

"In Syaa Allah jika aku nanti nikah sama Arini aku bakal tuntun dia kejalan yang lebih baik lagi, bukankah tujuan suatu pernikahan itu adalah untuk melengkapi kekurangan dari pasangan kita? Kamu pasti berpikir apa yang membuat aku jatuh cinta sama Arini kan? Nah yang membuat aku cinta sama dia itu karena Arini itu pekerja keras dia yang biayain semua kebutuhan ibu dan adiknya, karena Arini itu nggak sama seperti kita dia itu berasal dari keluarga yang sangat sederhana, dan aku salut banget sama dia, walaupun usianya lebih tua tiga tahun dari aku, tapi perbedaan usia nggak masalah bagi aku," ucap Azlan yang memuji sosok Arini itu.

" Dara dukung semua keputusan kakak," ucap Dara berusaha tegar padahal dalam hati sudah sangat sakit

"Makasih ya kamu memang sahabat aku yang paling baik," ucap Azlan yang melirik Dara sekilas

Keinginan Dara saat ini adalah sampai dirumahnya dengan cepat, dia sangat ingin menumpahkan seluruh air mata yang berusaha dia tahan sejak tadi, berlama-lama didalam mobil dengan Azlan hanya akan membuatnya sakit.

Tak berselang lama mobil Azlan kini

telah berhenti didepan pagar rumah mewah berwarna putih, siapa lagi kalau bukan rumah Dara.

"Makasih ya kak udah dianterin, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh kak," ucap Dara lalu membuka pintu mobil dan turun dari mobil setelah Azlan menjawab salamnya.

Saat sampai di kamarnya Dara menumpahkan seluruh keresahannya yang sudah dari tadi dia tahan.

"Ya Allah apakah sesakit ini melihat seseorang yang sudah lama Dara cintai dan perjuangkan dalam do'a akan mengkhitbah wanita lain, apakah perjuangan Dara akan berakhir seperti ini, sangat sulit bagi Dara melepaskan rasa cinta Dara kepada kak Azlan, Astagfirullah," ucap Dara sambil menangis bersamaan dengan turunnya hujan, seakan alam mengerti dengan apa yang dirasakan gadis itu.

🌼🌼🌼

Setelah sholat Isya biasanya Dara menyusul Ayah dan Bundanya diruang keluarga tapi kali ini Dara hanya berdiam diri didalam kamarnya.

Drtttt....Drttttt....

Mendengar handphone nya berbunyi tanda ada panggilan masuk Dara pun langsung mengangkatnya tanpa melihat nama orang yang menelponnya.

"Assalamualaikum, iya kenapa?"

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Dara ,"

Sadar dengan suara yang dia dengar Dara melihat langsung kelayar handphone nya ternyata yang menelpon itu adalah Azlan.

"Kak A-Azlan,"

"Iya, kamu pikir siapa? Pacar kamu, hahaha,"

"Ishh apaan sih Dara nggak punya pacar kali,"

"Iya aku tahu kok, sahabat aku yang satu inikan terjaga, aku belum pernah tuh Denger kamu bilang suka sama seseorang, jangan-jangan kamu nggak normal ya? Hahahahah,"

"Ishhh apaan sih ngaco deh kalau ngomong, jika kita mencintai seseorang salah satu cara yang benar dan paling rahasia adalah mencintai dalam diam dan do'a, cinta itu bukan untuk diumbar-umbar cukup hanya kita dan Allah yang tahu,"

"Iya deh. Hmm aku bisa minta tolong nggak temenin aku besok siang ba'da Dhuhur kemall?"

"Untuk apa kak?"

"Temenin aku beli cincin persiapan buat lamar Arini, ya ya please?"

"Nggak mau ahh, malas Dara lagi sibuk tahu,"

"Sibuk apa? Orang kamu pengangguran hahahaha,"

"Ishh apaan sih kak Azlan kan mau beli cincin untuk lamar mbak Arini terus kenapa harus ngajak Dara harusnya kakak ajak mbak Arini aja,"

"Arini kan belum tahu kalau aku mau lamar dia, gimana sih,"

"Iya deh, In Syaa Allah besok Dara temenin,"

"Makasih ya Dara yang cantik, hahahhah, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,"

"Ishh apaan sih, Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"

Dara pun mengakhiri panggilan telepon dengannya dan Azlan, setelah itu Dara menumpahkan semua rasa sakit yang berusaha dia tahan sedari berbicara dengan Azlan tadi.

"Ya Allah, apakah Dara sanggup melihat kak Azlan besok,"

Dara pun menangis hingga tertidur.

🥀🥀🥀

Selesai sholat subuh Dara langsung turun kedapur untuk membantu Bundanya memasak sarapan.

"Assalamualaikum Bundanya Dara yang cantik," sapa Dara dan memeluk Bundanya yang sedang memasak

"Wa'alaikumsalam, aduh sayang lepasin dulu ya Bunda masih masak nih," ucap Bunda dengan lembut.

Dara pun melepaskan pelukannya dan beralih kesamping Bundanya.

"Bunda ada yang bisa Dara bantu?" ucap Dara melihat apa yang dilakukan bundanya

" Dara pindahin aja masakan yang udah Bunda masak kemeja makan,"

"Iya Bunda," ucap Dara sambil melihat bundanya yang juga melihatnya.

" Dara kamu habis nangis ya?" pertanyaan dari Bundanya membuat Dara gelagapan, Dara bingung harus menjawab apa

"Ng-nggak kok Bunda," ucap Dara gugup

" Dara jangan bohong ya, mata Dara kelihatan kayak habis nangis loh, jujur sama Bunda apa Dara punya masalah?" ucap Bunda

"Anu Bunda itu, tadi malam Dara habis baca novel, terus ceritanya itu sedih banget itu yang buat Dara nangis Bunda," ucap Dara berbohong

"Ohhh, yaudah sekarang Dara pindahin semua masakan ini kemeja makan ya,"

"Iya Bunda," ucap Dara lalu melakukan apa yang diperintahkan Bundanya.

Dirumah Dara memang tidak ada pembantu itu semua adalah permintaan Bundanya.

🌻🌻🌻🌻🌻

*Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisannya, dan maaf juga kalau ceritanya nggak jelas menurut kalian. Jangan lupa kritikan serta sarannya.

#Jazakumullahu_Khair

#Happy_Reading

#Terimakasih🙏🙏

Chapter 02. Ke Mall Bersama

"Mencintai belum tentu memiliki, kadang kita harus ikhlas melihat orang yang kita cintai bahagia walaupun bahagianya bukan bersama kita, berani mencintai berarti kamu juga harus berani untuk mengikhlaskan"

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

Setelah sholat Dhuhur, Dara telah bersiap kini ia memakai gamis berwarna biru navy dengan warna hijab yang senada. Saat ini Dara sedang menunggu Azlan menjemputnya, sesuai apa yang dikatakan Azlan semalam, Dara akan menemani Azlan membeli cincin untuk Arini, walaupun hatinya masih merasa sangat sakit, tapi saat ini Dara berusaha untuk Perlahan-lahan melupakan rasa cintanya kepada Azlan, Dara hanya ingin menginginkan sahabat yang dicintainya secara diam-diam itu bahagia walaupun dengan wanita lain bukan dirinya.

Tak berselang lama, Dara mendengar suara bel rumahnya.

"Mungkin itu kak Azlan," ucap Dara pada dirinya sendiri dan bergegas turun sebelum itu dia mengambil tasnya dulu.

🥀🥀🥀🥀🥀

"Assalamualaikum," ucap Azlan ketika Dara membuka pintu.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," ucap Dara yang langsung menundukkan pandangannya.

"Kok warna baju kita mirip ya?" ucap Azlan yang langsung membuat Dara memandang Azlan, dan memang benar saat ini Azlan juga memakai kemeja berwarna biru navy.

"Iy-iya ya kak," ucap Dara gugup dan kembali menundukkan pandangannya

in"Oh iya, Tante Fisya ada?" ucap Azlan

"Bunda ada di dapur kak, emangnya kenapa?" ucap Dara yang masih setia menunduk.

"Mau minta izin," ucap Azlan menjawab pertanyaan dari Dara.

"Hah," Dara yang kaget pun langsung melihat wajah Azlan yang lebih tinggi darinya setelah sadar Dara pun langsung menundukkan pandangannya kembali.

"Iyalah minta izin, masa aku mau bawa anaknya keluar nggak minta izin dulu," ucap Azlan

"Ohh, yaudah Dara panggil bunda dulu, kak Azlan duduk dulu gih," ucap Dara yang langsung kedapur untuk memanggil bundanya

Tidak berselang lama Dara muncul bersama Fisya Bundanya.

"Ehhh nak Azlan," ucap Fisya

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Tante," ucap Azlan

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh nak," ucap Fisya menjawab salam Azlan.

"Afwan tante sebelumnya, Azlan mau minta izin ngajak Dara keluar sebentar, apakah tante izinkan?," ucap Azlan dengan sopan

"Hmmm, tante izinin tapi kalian harus jaga jarak, dan mengingat batasan antara lawan jenis yang bukan mahram," ucap Fisya mengingatkan

"In Syaa Allah tante, Azlan akan selalu ingat pesan tante, lagian juga nanti Azlan dan Dara perginya di tempat yang ramai dan kalau dimobil Dara duduknya dibagian belakang," ucap Azlan

"Ohh iya, kalau gitu kalian hati-hati ya," ucap Fisya

"Iya Tante Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Azlan

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"

" Dara pergi dulu ya Bunda, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bunda," ucap Dara lalu bergegas pergi bersama Azlan setelah Fisya menjawab salamnya.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Saat ini mereka telah berada didalam mall terbesar di kota ini, Dara berjalan di samping Azlan dengan sedikit jarak diantara mereka, ada beberapa mata yang melihat mereka berdua, mungkin mereka beranggapan bahwa Azlan dan Dara adalah pasangan yang sangat serasi, apalagi saat ini mereka memakai baju yang warnanya sama.

"Hmm, Dara kayaknya nggak usah deh beli cincin disini, nanti aku titip sama Mama aja deh," ucap Azlan tiba-tiba

"Ishh apaan sih kak, harusnya kakak itu bilangnya dari tadi, kita udah sampai disini juga," ucap Dara jengah

"Maafin aku deh," ucap Azlan memohon

"Iya deh aku maafin," ucap Dara yang masih setia menunduk

"Jadi kita sekarang pulang nih kak?" ucap Dara lagi

"Nggak," ucap Azlan yang langsung membuat Dara kebingungan

"Kenapa nggak? Tujuan kita kesini kan cuma mau beli cincin dan udah nggak jadi, jadi apa lagi yang mau kakak lakuin disini?" ucap Dara yang masih bingung dengan omongan Azlan

"Aku nggak mau keluar dari Mall ini dengan tangan kosong, sekarang aku rencananya mau beliin kamu baju gamis," ucap Azlan

"Nggak usah deh kak, kita pulang aja ya, lagian kalau masalah baju, Dara punya banyak kok dirumah," ucap Dara berusaha menolak Azlan dengan sopan

"Nggak ada kata penolakan, lagian ini pertama kalinya loh aku beliin kamu baju, biasanyakan aku cuma beliin kamu novel itupun kalau ulang tahun kamu doang," ucap Azlan berusaha membujuk Dara.

"Tapi Dara nggak mau dibeliin baju kok kak," ucap Dara yang masih berusaha menolak kemauan Azlan.

"Yaudah deh kalau kamu maksa," ucap Azlan pasrah.

Merekapun keluar dari Mall itu dan bergegas pulang. Saat diperjalanan tiba-tiba Azlan menghentikan mobilnya disebuah warung bakso.

"Kakak ngapain berhenti disini," ucap Dara.

"Aku lapar Dara , belum makan siang, soalnya tadi pulang kantor aku langsung kerumah kamu, kamu temenin aku ya? Nanti aku yang bayarin," ucap Azlan melihat Dara dari kaca dalam mobil yang berada didepannya.

"Harus kakak dong yang bayarin, kakak kan sekarang udah jadi bos, nggak seperti waktu kuliah dulu masih pakai uang orangtua, hahahaha," ucap Dara dengan tawa besarnya.

"Ushh Dara kamu itu perempuan harusnya kamu itu kalem-kalem dikit, lagian kamu nggak malu apa ketawa kayak gitu didepan cowok ganteng kayak aku" ucap Azlan yang penuh percaya diri, tapi Azlan memang ganteng sih, sholeh lagi.

"hidihh kakak kepedean banget sih," ucap Dara memasang wajah sok jijiknya padahal sih dalam hati semua ucapan Azlan dia benarkan.

Walaupun Azlan dan Dara berasal dari keluarga yang kaya, namun mereka tak pernah memilih-milih tempat untuk makan, apapun itu asalkan halal mereka akan makan. Malah mereka kadang lebih menyukai makanan yang dijual dipinggir jalan, selain murah juga dapat mengenyankan perut karena porsinya yang lumayan banyak.

Untuk saat ini Dara melupakan sesaat sebuah kenyataan bahwa sebentar lagi Azlan akan meminang gadis lain.

*Ingat Dara ini pesan dari aku "sebelum jalur kuning belum melengkung masih bisa ditikung tapi tikungnya lewat do'a ya 😉"

🌻🌻🌻🌻

"Mencintai belum tentu memiliki, kadang kita harus ikhlas melihat orang yang kita cintai bahagia walaupun bahagianya bukan bersama kita, berani mencintai berarti kamu juga harus berani untuk mengikhlaskan"

🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Hari ini adalah hari dimana Azlan akan mengkhitbah Arini, jujur masih ada perasaan sedih di hati Dara tapi Dara kini berusaha menghilangkan semua perasaannya kepada Azlan, bagaimanapun Dara tetap akan bahagia melihat Azlan juga bahagia, walaupun bahagianya Dara diselimuti oleh luka hati yang sangat dalam. Dara tak ingin ikut dengan Azlan untuk melamar Arini, biarlah Azlan dan keluarganya saja yang pergi, lagian jika Dara pergi kesana hanya akan menambah luka dihatinya. Dara terus berdoa di sepertiga malamnya agar perasaannya kepada Azlan segera menghilang dari hatinya seutuhnya.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Siang ini Dara sedang berada di restaurant bersama Rayna Aurelie atau biasa disapa Rayna seorang wanita yang dikenal oleh Rayna saat masa SD, SMP dan SMA dulu, Rayba sudah seperti kakak bagi Dara karena umur Rayna yang sedikit tua dari Dara.

"Hmm Dara aku dengar kak Azlan mau khitbah seorang wanita," ucap Rayna saat mereka sedang menunggu pesanan makanan mereka.

"Iya, hari ini kak Azlan khitbah nya, mungkin udah selesai kali," ucap Dara berusaha menahan rasa sesak dihatinya, berkali-kali Dara berusaha menghilangkan rasa cintanya kepada Azlan tapi rasa itu belum sepenuhnya hilang.

"Kamu nggak sedih apa kalau Azlan nikah?," tanya Rayna.

" Dara pasti sedih lah Rayna, tapi Dara bisa apa lagi, lagian Dara bukan Siapa-Siapa nya kak Azlan , Dara cuma sahabat dan orang yang mencintai dia dalam diam, nggak lebih dari itu," ucap Dara dalam hati.

"Nggaklah justru Dara bahagia karena kak Azlan sudah ketemu sama pujaan hatinya," ucap Dara berbohong ya jelas tak ada orang yang bahagia bukan melihat orang yang dicintai dalam diam Dan doa akan menikah dengan wanita lain.

"Hmm, padahal nih ya aku berharapnya Azlan sama kamu itu berjodoh, kalian kan udah sahabat, dari kecil lagi," ucap Rayna dengan wajah sedihnya.

"Ushh nggak boleh ngomong gitu, ini tuh udah takdir Allah," ucap Dara. .

"Ya deh, Hmm aku berharap semoga kamu juga cepat ketemu sama jodoh kamu ya," ucap Rayna

"Iya, Aamiin Allahumma Aamiiin, Dara doain juga semoga kamu cepat ketemu pelengkap Agamamu,"

"Aamiin Allahumma Aamiin," ucap Rayna antusias

"Kebelet nikah banget kamu Dara hahaha," ucap Rayna dengan tawanya

"Iya dong umur aku kan udah cukup untuk nikah, tapi belum juga ada yang khitbah," ucap Dara cemberut

"Sabar Dara kalau jodoh pasti akan datang disaat yang tepat," ucap Rayna

"In Syaa Allah aku akan terus sabar Dara ," ucap Rayna tersenyum.

🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Di tempat lain tepatnya di rumah Arini, Azlan beserta Papa dan Mama nya sudah duduk di sofa ruang tamu rumah Arini. Arini memang bukan berasal dari keluarga yang kaya, Arini harus banting tulang untuk kebutuhan keluarganya sejak ayahnya meninggal, untung Arini termasuk siswa yang cerdas dan berbakat jadi dia mendapat beasiswa untuk pendidikannya kejenjang universitas dan sekarang dia sudah bekerja di perusahaan keluarga Azlan selama 4 tahun yang dimana sekarang CEO nya adalah Azlan.

"Mohon maaf sebelumnya, Maksud kedatangan dek Azlan beserta pak Fariz dan Bu Risma kesini bermaksud untuk apa ya?," ucap Arini dengan sopan karena dia tahu siapa orang-orang yang berada dihadapannya itu. Azlan sungguh sangat risih mendengar Arini memanggilnya dengan embel-embel 'Dek' ya memang sih Arini terbiasa memanggil Azlan dengan sebutan itu karena dia sudah menganggap Azlan adiknya sendiri, dan juga umur Arini lebih tua tiga tahun dari Azlan.

"Hmm, kedatangan saya beserta kedua orang tua saya kesini adalah untuk melamar kamu Arini," ucap Azlan tegas

"Apa?," kaget Arini, jangankan Arini ibunya saja kaget mendengar perkataan dari bos anaknya itu.

"Maaf sebelumnya, bukannya saya lancang tapi saya nggak bisa terima lamaran dek Azlan, selain usia saya yang lebih tua, saya juga sudah menganggap dek Azlan seperti adik saya," ucap Arini yang menjelaskan penolakannya kepada Azlan

"Dan saya juga sudah punya calon suami, sebentar lagi kami akan menikah, mohon maaf sebelumnya pak Bu," ucap Arini lagi penuh sesal kepada orang tua Azlan.

"Iya nggak papa kok nak Arini, mungkin kamu bukan jodohnya Azlan," ucap pak Fariz sambil tersenyum

Azlan beserta kedua orangtua nya pun pamit pulang dengan Azlan yang membawa kekecewaan akibat lamarannya yang ditolak.

🍀🍀🍀🍀🍀

Malam ini selesai sholat Isya Dara berkumpul bersama Ayah Dan Bundanya diruang keluarga mereka sedang menonton TV sambil menikmati kue buatan Fisya -Bunda Dara - .

Dara melihat Handphone nya berbunyi dan ternyata menelpon adalah Azlan.

"Assalamualaikum," ucap Azlan saat panggilan telponnya dijawab oleh Dara.

"Wa'alaikumsalam kak," ucap Dara menjawab salam Azlan

Lama tak ada sahutan dari sana Dara melirik handphone nya dan ternyata masih tersambung ia Kira Azlan mematikannya tadi.

"Halo, Kak kenapa?,"

"Aku mau bicara Dara ,"

"Bicara apa?,"

"Soal tadi waktu aku ngelamar mbak Arini,"

Hati Dara lagi-lagi sakit mendengar Azlan berucap itu, untuk apa juga Azlan mengatakan kepadanya lagian dia bukan Siapa-Siapa nya Azlan hanya sahabat tidak lebih

"Arini nolak lamaran aku Dara "

Ada nada sedih disaat Azlan mengatakan itu, Siapa coba Laki-laki yang tidak sedih lamarannya ditolak oleh seseorang yang ia cintai.

"A-apa? Ditolak?,"

Entah saat ini Dara harus senang atau sedih mendengar itu semua.

"Iya Dara, ternyata Arini itu udah punya calon dan sebentar lagi mereka akan nikah,"

"Sabar ya kak, mungkin Ada yang lebih baik yang ditetapkan Allah untuk kakak, jadi kakak yang sabar ya, kakak itu orang yang baik jadi In Syaa Allah akan bersanding dengan perempuan yang baik juga,"

"Iya makasih ya Dara kamu memang sahabat aku yang paling baik,"

"Iya kak Sama-sama, kalau gitu udah dulu ya kak soalnya sekarang Dara lagi sama Ayah Dan Bunda,"

"Lagi ngumpul ya?,"

"Iya kak sambil makan kue buatan bunda,"

"Wahhhhh enak tuhh, bagi dong,"

"Yaudah kakak kesini aja, nanti Dara yang langsung buatin, soalnya masakan Dara nggak kalah enak sama masakan bunda,"

"Iya deh besok aku kesitu, soalnya lagi Malas masuk kantor,"

"okeyy ditunggu ya kak, kalau gitu udah dulu ya Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"

🌿🌿🌿🌿🌿🌿

"Anak bunda habis telponan sama Siapa pake senyum-senyum gitu," ucap Fisya karena dari tadi dia melihat Dara tersenyum sambil menatap Handphone nya.

"Ng-nggak kok Bunda, ini bukan Siapa-Siapa," ucap Dara gugup.

" Dara nggak punya pacar kan?," ucap Herman

"Ihhh mana mau Dara pacaran yah," ucap Dara cemberut yang begitu lucu dimata kedua orangtua nya.

"Iya ayah percaya kok sama Anak gadis ayah Ini," ucap Herman mengelus kepala Dara yang tidak tertutup hijab.

" Dara kan nggak mau nyeret ayah sama bunda ke neraka, lagian untuk apa juga Dara mengejar cinta yang haram, sementara Allah telah menuliskan kisah cinta halal untuk Dara ," ucap Dara dengan senyum manisnya.

Dara pun masuk kamar karena sudah malam. Dan di dalam kamar Dara menuju balkon nya menatap malam. Malam ini semua cuaca sangat cerah, sayangnya mood-ku lagi rusak hari ini.

Daripada berlarut-larut dalam kebimbangan bahagia apa sedih sebaiknya segera ku putuskan pilihan apa yang akan kuambil.

Kenapa takdirku seperti ini?

Ku gadahkan kepala ke langit, menatap betapa dia sangat hebat, betapapun badai yang datang menghampiri, dia pasti akan kembali me mancarkan sinar matahari yang menyejukkan.

Pertanyaannya, apakah aku sanggup menjadi langit itu? Jelas saja tidak, aku tidak sekuat itu.

Ku edarkan pandangan ke seluruh arah taman di rumah ku , sepertinya aku aku adalah orang dengan masalah terbesar di dunia ini, hingga tak sadar ada bunda yang memperhatikan ku di kamarnya.

#Jazakumullahu_Khair

#HappyReading

# 🙏💕 Terimakasih

Chapter 03.Dara Dilamar Azlan

"Jika memang dia yang ditakdirkan untukku, sejauh apapun dia pasti Allah Subhanahu wata'ala akan dekatkan hatinya untukku" batin Dara.

"Dara Apa kabar nak," ucap seorang wanita yang suaranya tak asing bagi Dara . Dara pun langsung melihat kearah orang itu dan betapa kaget nya dia saat melihat siapa tamu dari orangtuanya yang akan melamar.

"Ta-tante Risma," ucap Dara kaget

"Alhamdulillah baik tante," ucap Dara yang langsung menundukkan pandangannya.

Entah Dara harus bahagia atau sedih, ternyata tamu yang dimaksud Bundanya adalah orang tua Azlan dan Azlan, tapi saat Dara melirik Azlan sekilas wajah Azlan terkesan dingin kepadanya, biasanya saat bertemu Dara , Azlan akan banyak bicara masalah yang tidak penting pun dia bicarakan, tapi sekarang Azlan lebih pendiam.

"Dara sudah tahu kan kedatangan om Fariz, tante Risma sama Azlan kesini," ucap Farzan -Ayah Dara -

"Hah, Iy-iya Ayah, tadi Bunda yang ngasih tahu Dara " ucap Dara yang masih menunduk.

"Maaf ya nak Dara bukannya kami memaksa kalian berdua untuk menerima perjodohan ini tapi kami sangat ingin ada hubungan keluarga diantara kami, jadi Dara dan Azlan kami jodohkan, lagian kan kalian kenal bukan satu dua hari tapi dari kecil pasti kalian udah tahu sifat masing-masing," ucap Fariz menjelaskan maksudnya.

"Bagaimana? Dara terima berjodohan ini?" ucap bunda Fisya lembut.

Setelah mendengar pertanyaan dari Bundanya, Dara melirik sekilas kearah Azlan yang hanya diam dari tadi, entah apa yang ada dipikiran Azlan sekarang, Azlan terus saja mengalihkan pandangannya kearah lain asalkan ia tidak melihat kearah Dara. Azlan sebenarnya sangat frustasi saat orang tuanya mengatakan bahwa dia akan dijodohkan dengan Dara , Jujur Sebenarnya Azlan tak ingin hal itu terjadi karena bagaimanapun Dara adalah sahabatnya dan sudah dia anggap seperti adiknya sendiri, tapi Azlan tak ingin menolak permintaan orangtuanya jadilah dia menerima perjodohan ini.

"Kalau Azlan sudah terima perjodohan ini nak, kami sudah memberitahu Azlan saat dl irumah tadi sore, sekarang kami hanya tunggu keputusan nak Dara " ucap Risma lembut.

"Ayah, Dara bisa minta waktu nggak? Dara mau sholat istiqarah dulu," ucap Dara pelan sambil menundukkan pandangannya kembali.

"Yaudah, kalau itu mau Dara ayah tunggu keputusan dari Dara ," ucap Farzan sambil tersenyum menatap Putri bungsunya itu.

"Bukan Cuma ayah mu yang tunggu keputusan kamu, tapi kami semua," ucap Fariz sambil terkekeh.

"Sekarang kita makan dulu ya, nanti kalau selesai baru lanjut lagi bicaranya," ucap Farzan

Merekapun menikmati acara makan malam ini dengan hikmat. Selesai makan mereka kembali berbincang di ruang tamu sementara Dara memilih ke kamarnya.

Beberapa menit kemudian pintu kamar Dara diketuk oleh seseorang siapa lagi kalau bukan Fisya -Bunda Dara.

Tok Tok Tok

"Assalamualaikum," ucap Fisya setelah membuka pintu kamar

"Wa'alaikumsalam, kenapa Bun?" tanya Dara.

"Azlan sama orangtuanya udah pulang tadi," ucap Fisya

"Kenapa Dara nggak dipanggil Bun?" tanya Dara lagi

"Bunda kirain Dara udah tidur tadi, ini bunda baru mau lihat Dara ehh ternyata Dara belum tidur," ucap Fisya.

"Iya Bunda, Dara lagi baca novel, hehehe," ucap Dara

"Yaudah, tidurnya jangan kemalaman ya! Nanti Dara telat lagi bangun tahajjud nya," ucap Fisya sambil mengusap kepala Dara yang tidak tertutupi hijab.

"Tenang aja Bunda, Dara nggak bakal telat kok kan ada bunda yang bangunin Dara , hehehe," ucap Dara sambil cengengesan

"Bisa aja jawabnya anak gadis bunda ini, yaudah Bunda ke kamar dulu ya," ucap Fisya

"Iya Bunda," Fisya pun keluar dari kamar Dara setelah mengecup kening Dara.

🐤🐤🐤🐤🐤

Keesokan harinya,

Dara dan keluarganya sudah berada dimeja makan menikmati sarapan pagi ini. Setelah selesai sarapan Dara dan Bundanya membersihkan meja makan dan membawa piring bekas makan mereka ke wastafel untuk dicuci.

"Gimana sama lamaran Azlan? Kamu terima nggak?" tanya Fisya disela-sela Dara mencuci piring

"Hmm In Syaa Allah nanti Dara jawab ya Bun," ucap Dara sambil melihat kearah Bundanya

"Jangan lama-lama ya sayang jawabnya, lagian kan Dara sama Azlan itu kenalnya udah lama banget kalian kan sahabatan dari kecil, Dara udah tahu gimana sifat Azlan dan Azlan juga tahu bagaimana sifatnya Dara ," ucap Fisya

"Iya Bundaku sayang, hehehe," ucap Dara.

"Bunda ini lagi serius loh Dara " ucap Bunda sedikit tegas

"Iya bunda," ucap Dara sambil menunduk

"Bunda sama ayah jodohin Dara dengan Azlan itu karena Ayah sama Bunda tahu siapa Azlan, tahu siapa keluarga Azlan, Ayah sama Bunda itu cuma mau yang terbaik untuk kamu sayang," ucap Fisya sambil mengelus kepala Dara yang tertutupi hijab.

"Ohh iya nanti siang kakak-kakak kamu mau kesini loh," ucap Fisya

"Beneran Bun?" tanya Dara yang dijawab anggukan oleh Fisya.

"Bunda perhatiin Dara rapi banget pagi ini, biasanya kan Dara malas banget mandi paginya," ucap Fisya

"Ihh Bunda, Iya nih Dara mau keluar bentar Bun. Bolehkan?" ucap Dara.

"Boleh kok tapi kamu harus jaga diri ya sayang," ucap Fisya

"Siap Bunda, lagian Dara cuma mau ketemu sama Rayna kok," ucap Dara.

"Yaudah Dara pergi dulu ya bun, Assalamualaikum," ucap Dara sambil menyalami tangan Fisya

"Wa'alaikumsalam,"

🐣🐣🐣🐣🐣

Setiba nya Dara di restoran, Rayna diantar sopir nya ini adalah restoran favorit mereka.

"Assalamualaikum Ra ," ucap Dara dan langsung duduk. Yup, kali ini Dara telah sampai di restaurant tempat yang sering mereka kunjungi.

"Wa'alaikumsalam,"Jawab Rayna.

"Udah lama ya nunggunya? Maaf ya soalnya Dara tadi nunggu taksi online pesanan Dara , soalnya pak Marto lagi supirin Ayah kekantor tadi," jawab Dara tak enak hati sama Rayna.

"Santai aja, nggak papa kok, lagian aku juga baru beberapa menit ada disini," ucap Rayna.

"Ini kamu yang pesanin," ucap Dara karena melihat sudah ada makanan dan minuman di atas meja.

"Iya dong, aku udah hapal banget apa yang kamu pesan kalau datang ke restaurant ini," ucap Rayna.

"Wahh Syukron ya Ra " ucap Dara.

"ohh iya Dara mau ngomongin sesuatu," ucap Dara.

"Wahh sesuatu apa nih?" tanya Rayna.

"Hmm gimana ya cara ngomongnya," ragu -ragu Dara ngasih tau ke Rayna , Rayna menatap tajam ke arah Dara.

"Jadi semalam kak Azlan dan orangtuanya datang ke rumah, terus--" Dara sengaja memotong ucapannya

"Terus--," ucap Rayna penasaran

"Terus--," ucap Dara yang lagi-lagi sengaja memotong ucapannya

"Iya terus kenapa?" sepertinya Rayna mulai jengah dengan tingkah Dara yang membuatnya penasaran

"Terus Dara dijodohin sama kak Azlan nah semalam itu orang tuanya kak Azlan bilang kalau kak Azlan itu udah setuju nah mereka tinggal tunggu keputusan dari Dara ," ucap Dara

"Terus-terus jawaban kamu apa?" tanya Rayna antusias dan hanya dijawab gelengan kepala oleh Dara.

"Ya harusnya kamu terima aja gitu perjodohan itu, lagian kan kamu sama kak Azlan udah kenal lama, kalian kan sahabatan dari kecil, nggak baik tahu nolak lamaran laki-laki apalagi laki-lakinya baik, sholeh, mapan dan tampan kayak Azlan," ucap Rayna sedang menggoda Dara.

"Hahaha nasib kita sama " ucap Rayna sedikit tertawa, membuat mengerucutkan bibir nya.

"Ishh apaan sih Ra, Dara kan jadi malu," ucap Dara polos

"Yaudah deh nanti kita lanjutin ngobrolnya sekarang kita makan dulu kasian tahu makannya di anggurin," ucap Rayna.

🐥🐥🐥🐥🐥

Setelah itu mereka makan bersama dengan tenang, tak lama handphone nya Rayna berbunyi.

"Assalamualaikum Ma,"ucap Rayna.

"....."

"Iya Ma, Rayna pulang sekarang,"

"....."

"Wa'alaikumsalam,"Jawab Rayna.

"Kenapa Rayna ?" tanya Dara setelah melihat Rayna memasukkan kembali handphonenya kedalam tasnya

Saat ini mereka masih berada didalam restaurant bersiap-siap untuk pulang.

"Aduh maaf ya Dara , aku harus pulang sekarang soalnya ade aku hari ini mau nginep hari ini , " ucap Rayna.

"Yaudah nggak papa, hati-hati ya dijalan," ucap Dara.

"Maaf ya nggak bisa antar kamu pulang," ucap Rayna tak enak.

"Iya nggak papa kok aku bisa naik taksi," ucap Dara.

"kalau gitu aku pergi dulu ya, Assalamualaikum,"ucap Rayna.

"Wa'alaikumsalam," Jawab Dara.

Dara pun mengambil tas dan handphonenya dan bergegas keluar dari restaurant saat sampai di pintu restaurant Dara tak sengaja bertabrakan dengan seseorang dimana kepala Dara terbentur di dada bidang orang itu, ya yang lebih sialnya lagi ternyata orang itu adalah seorang pria, Dara merutuki kebodohannya yang bermain HP saat berjalan. Dara pun buru-buru memundurkan badannya karena orang itu bukan mahramnya.

"Ma-maaf Dara nggak sengaja," ucap Dara yang masih menundukkan kepalanya

" Dara ?"

Merasa familiar dengan suara itu, Dara pun mendongakkan kepalanya dan betul ternyata pemilik suara itu adalah Azlan.

"Kak Azlan," ucap Dara yang kembali menunduk

"Hmmm, kamu ngapain disini?" tanya Azlan yang terkesan berbeda menurut Dara , Azlan yang sekarang bukan Azlan yang seperti dulu lagi

"Tadi Ketemuan sama Rayna tapi Rayna nya udah pulang karena adeknya mau datang " ucap Dara.

"Sekarang kamu mau pulang?" tanya Azlan

"Hah? Ehh Iya kak, tapi tunggu taksi dulu," ucap Dara gugup.

"Bareng aku aja soalnya aku mau kerumah kamu jemput mama, tadi mama nelpon katanya lagi ada di sana," ucap Azlan.

"I-iya kak," ucap Dara.

"Yaudah kamu kemobil aja dulu soalnya aku mau masuk ambil handphone aku yang ketinggalan tadi," ucap Azlan yang diangguki oleh Dara.

Dara pun pergi kemobil Azlan sambil menunggu Azlan disana, sementara Azlan masuk kerestaurant untuk mengambil handphone nya yang ketinggalan saat bertemu klien tadi.

👋🙋Hai reader's,

Semoga suka ya cerita nya,

Tinggalkan jejak like dan komwelnya.

Maaf ya kalau ceritanya gaje soalnya otakku lagi ngeblank pusing mau nulis apa hehehe

Terimakasih🙏💕

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!