NovelToon NovelToon

Suddenly Married

Perempuan sukses

Tiara Indah Soraya dia adalah anak tunggal dari pasangan Hendrawan dan Suciati, mereka adalah keluarga sederhana yang tinggal disebuah komplek perumahan dengan tipe 42.

Tiara biasa dipanggil Ara adalah seorang perempuan yang sukses diusianya yang sudah di penghujung kepala 2, kini dia sudah memiliki sebuah butik yang besar dan sudah memiliki 1 stand penjualan baju yang terletak di mall terkenal di Jakarta.

Pagi pagi sekali Tiara sudah datang ke butiknya yang merupakan butik pusatnya, karena hari ini dia akan menyelesaikan pekerjaannya mendesain beberapa pesanan baju sarimbit keluarga yang dipesan oleh salah satu keluarga terhormat di Jakarta.

Tiara keluar dari taksi yang ditumpanginya, walaupun di rumah ada mobil namun dia hampir tidak pernah membawanya ke butik karena menurutnya akan lebih merepotkan jika dia menyetir sendiri. Dengan naik taksi dia bisa mengistirahatkan tubuhnya sejenak setelah dia melakukan rutinitas yang membuatnya lelah.

Bahkan sering juga Tiara naik ojek online disaat dirinya sedang terburu buru pergi ke suatu tempat atau dia sudah terlambat berangkat ke butiknya. Karena menurutnya dengan naik ojek online dia bisa cepat sampai dan tidak terjebak macet. Bahkan dia sudah mempunyai langganan ojek disekitaran perumahan dia tinggal.

Setelah turun dari taksi, sejenak dia menatap kearah butiknya yang berlantai dua, dia tersenyum merasa bangga dengan hasil jerih payahnya yang sudah dia rintis selama 3 tahun terakhir hingga dia bisa membuka butik sendiri.

Butiknya berlantai 2 disebuah ruko yang tidaklah luas ataupun kecil tapi cukup untuk usahanya bahkan di sana tempat pusat usahanya. Dilantai 1 terdapat ruangan penjualan baju yang dipajang di manekin atau digantung di etalase.

Sedangkan untuk lantai 2 terdapat ruangan dirinya mencurahkan semua imajinasinya kedalam kertas membentuk sebuah gambar model baju serta ruangan untuk menjahit. Sehingga di sana dia bisa langsung memantau semua hasil jahitan yang dikerjakan oleh karyawannya.

Di sana dia memiliki 7 karyawan, 3 karyawan menjaga butik dan melayani pembeli yang berkunjung ke butiknya, 1 orang kasir dan 2 orang lagi di bagian menjahit, sedangkan 1 orang lagi adalah asisten pribadi sekaligus pengawas yang membantunya dalam mengelola butik tersebut jika dirinya tidak bisa masuk kerja.

Hari itu dia datang pagi pagi sekali dia akan membuat rancangan untuk baju pesanan dari salah satu keluarga terhormat di Jakarta. Kemaren dia sudah datang ke rumah pelanggannya tersebut untuk mengukur badan mereka dan meminta Tiara untuk secepatnya menyelesaikan semua pesanannya.

Dia tidak ingin pelanggannya kecewa dengan pelayanannya, makanya dia memberikan pelayanan terbaik dengan secepatnya menyelesaikan semua pesanan yang diterimanya sesuai permintaan pelanggannya.

Tiara masuk kedalam butiknya, setelah menatap bangunan yang sudah membuatnya berhasil berdiri sendiri. Dia memasuki sebuah ruangan yang terdapat banyak pajangan baju yang merupakan hasil desainnya sendiri.

" Selamat pagi mbak Ara" sapa bersamaan semua pegawainya yang bekerja di lantai bawah dengan tersenyum menyapa atasannya.

" Pagi semuanya" menjawab sapaan semua karyawannya dan balik tersenyum.

Selama ini dia memang tidak pernah mau jika dipanggil karyawannya dengan panggilan nyonya atau ibu. Dia lebih suka jika dipanggil hanya dengan namanya saja, tapi semua karyawannya tau batasannya sehingga mereka semua memangil Tiara dengan panggilan mbak.

" Baiklah saya keatas dulu, banyak kerjaan yang harus saya selesaikan" pamit Tiara dan diangguki semua karyawan yang ada di lantai bawah.

Tiara naik kelantai atas, di sana akan terlihat sepi karena memang dilantai atas hanya ada ruangannya dan ruangan untuk menjahit. Tiara masuk kedalam ruangannya yang terlihat sebuah meja dengan berbagai kertas hasil desainnya dan berada didalam map. Dibelakang kursinya terdapat lemari kaca yang terdapat banyak piala dan piagam dan yang tertata rapi. Dan kesemuanya merupakan hasil jerih payahnya memenangkan berbagai lomba desainer.

Tiara langsung duduk di kursi dan mengambil beberapa lembar hasil desainnya yang kemaren sudah dia buat sedikit, dan hari ini dia harus bisa menyelesaikannya supaya secepatnya bisa dijahit oleh pegawainya.

Karena batas waktu yang diberikan oleh pelanggannya hanya satu minggu untuk membuat baju sarimbit yang terdiri dari ayah, ibu, anak perempuan, dan anak laki lakinya serta menantu dan cucunya.

Baju tersebut akan mereka gunakan dalam acara pertunangan anak perempuan mereka yang sudah pastinya dengan keluarga terhormat juga. Apalagi acaranya pasti sangatlah mewah, jadi Tiara akan membuat desain baju yang membuat keluarga mereka jadi sorotan, karena baju yang mereka pakai yang terlihat elegan, mewah dan glamor.

" Aku harus segera menyelesaikan rancangan desainku hari ini, agar aku segera mencari kain dan bahan bahan yang dibutuhkan untuk menjahitnya" ucap Tiara sambil memegang dan memperhatikan dua kertas hasil karyanya yang sudah dia buat kemaren sore.

' Mereka adalah keluarga yang terpandang dan terhormat, aku harus bisa membuat hasil karya yang memukau, sehingga semua orang akan terpana dengan rancanganku' batinnya penuh semangat.

" Semangat!!" dia memberikan semangat untuk dirinya sendiri agar bersemangat memulai pekerjaannya.

Tiara langsung mengambil pensil dan langsung mencoretkan sedikit demi sedikit goresan pensil di kertasnya, sehingga menghasilkan sebuah gambar yanga diinginkan olehnya.

Dia terus berkutat dengan pekerjaannya tanpa diganggu sedikitpun oleh orang lain karena semua karyawannya sudah tau jika Tiara mendapatkan pesanan maka tidak ada yang boleh mengganggunya saat dia ada di ruangannya.

Tanpa terasa waktu terus bergulir hingga jam makan siang sudah dilewatkan oleh Tiara. Dan akhirnya perutnya terasa keroncongan minta diisi karena memang sudah terlambat makan siang. Dia mengambil telpon yang ada di mejanya dan memencet beberapa nomor dan meletakkan gagang telponnya di telinganya.

" Nit... tolong kamu pesankan nasi padang dan bawa masuk kedalam ruanganku" perintah Tiara pada Nita yang merupakan asisten pribadinya yang bertugas mengawasi semua karyawannya. Nita juga merupakan sahabat Tiara yang sudah berteman semenjak mereka duduk di bangku SMP, hingga sekarang bahkan sudah seperti keluarga sendiri.

Sejenak Tiara berhenti melakukan pekerjaannya dan mengambil air putih yang ada di mejanya dan meneguknya untuk menghilangkan dahaga sebelum makan siang yang dipesannya datang. Lalu dia menyandarkan punggungnya di kursi sambil memejamkan mata dan memijat pelan pangkal hidungnya untuk menghilangkan rasa lelah yang dirasakannya.

Setelah menunggu sekitar setengah jam pesanannya sudah datang dan Nita mengantarkannya kedalam ruangan Tiara.

Tok... Tok... Tok... pintu diketuk dari luar.

" Masuk" kata Tiara yang masih menyandarkan punggung dan kepalanya di kursi.

Pintu terbuka dan Nita masuk kedalam dengan piring dan bungkusan nasi padang yang sudah dipesan oleh Tiara.

" Ini pesananmu Ara, cepatlah makan, kamu sudah terlambat makan siang, ini sudah hampir sore" kata Nita sambil meletakkannya di meja Tiara yang terdapat beberapa kertas yang berserakan dan Nita pun membantu membereskan kertas kertas tersebut agar tidak kotor oleh tumpahan makanan Tiara.

" Kamu harus menjaga tubuhmu, jangan sampai kamu sakit karena lupa menjaga kondisi tubuhmu" lanjut Nita menasehati sahabatnya.

Tiara hanya mengangguk dan tersenyum merasa senang dengan perhatian sahabatnya, dan dia mulai memakan pesanannya dengan Nita yang masih setia menunggu dan menemani Tiara di sana.

Telepon

Ara itulah nama panggilan bagi orang orang yang mengenalnya tapi untuk orang lain pasti memanggilnya Tiara atau Tia. Tiara perempuan sukses yang sudah berumur 28 tahun, meskipun begitu penampilannya masih terlihat seperti perempuan yang masih berusia 23 tahun. Tiara berperawakan tinggi semampai dengan wajah yang cantik kulit putih dan rambut panjang yang indah.

Selain itu kesuksesannya dalam mendirikan butik sendiri bisa dibilang karirnya yang bersinar. Kesuksesan seorang perempuan seharusnya akan dipandang masyarakat penuh kekaguman karena bisa mandiri, tapi tidak untuk tiara dia tetap dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat yang melihatnya sudah matang tapi dia belum juga menikah.

Selesai dengan makan siangnya ponselnya bergetar di atas meja kerjanya yang sudah bersih dari sisa sisa makan siangnya yang sudah dibawa keluar oleh Nita dan dilihatnya sang ibu yang menelpon. Dia mendesah dan menarik nafasnya dengan berat. Lalu mengangkat telpon dari sang ibu dengan malas karena dia tau alasan ibunya yang selalu menerornya dengan kata andalannya untuk segera menikah.

" Ya bu?" sapa langsung Tiara setelah menggeser tombol wana hijau.

" Kamu sibuk gak nak?" tanya sang ibu dari seberang telpon.

" Gak bu, memangnya ada apa?" tanya balik Tiara berpura pura, sebenarnya dia sudah tau maksud dari pertanyaan ibunya yang pasti akan menyuruhnya untuk bertemu dan berkenalan dengan lelaki pilihan ibunya.

" Ini lo nak, ada anak temannya ibu, dia mau ngajak kamu kenalan" memberitahu alasan kenapa dia menelpon Tiara.

Tiara mendesah dengan nafas beratnya mendengar alasan ibunya yang pasti akan terus mendesaknya untuk segera menikah, dengan berpura pura memperkenalkan anak dari teman temannya.

" Bu... aku kan sudah bilang, nanti aku pasti akan menikah" ucap Tiara mencoba memberi pengertian pada ibunya.

" Tapi kapan nak? dari dulu kamu selalu bilang. 'Nanti aku akan menikah' tapi sampai sekarang itu tidak pernah terjadi, bahkan sekarangpun kamu gak pernah dekat dengan laki laki manapun" kata ibu Suci yang selalu mengatakan jurus andalannya. " Udah nanti kamu ketemuan dulu ya? sama anaknya teman ibu? Namanya Leo anaknya keren kok…. nanti ibu kasih foto dan nomer ponselnya" lanjutnya mencoba membujuk Tiara.

" Bukannya kemaren sabtu Ara sudah bertemu dengan anaknya teman ibu? masak hari ini Ara juga harus ketemu dengan anaknya temen ibu yang lain?" keluh Tiara mengingat sabtu malam kemaren dia juga bertemu dengan salah satu anak dari teman ibunya, bahkan hampir setiap hari sabtu Tiara selalu melakukan kencan buta dengan laki laki yang dikenalkan oleh ibunya. Meskipun begitu Tiara tetep melakukannya, menemui laki laki yang dikenalkan oleh ibunya semata mata untuk menghargai ibunya tidak ingin membuat ibunya kecewa.

" Ini kebetulan sekarang anaknya sendiri yang mau kenalan dan pengen ketemu sama kamu" jelas ibu Suci.

" Nanti aku kabari lagi ya bu, hari ini aku benar benar masih sibuk" kata Tiara memberikan alasan untuk menyudahi percakapannya bersama sang ibu yang pasti akan melelahkan karena akan selalu didesak masalah kencan buta.

" Jangan kebanyakan mikir Ra, ingat umur kamu sudah mau 30 tahun, awas nanti kamu nyesel karena kamu terlalu milih milih pasangan hidup, ingat jangan sampai kamu nyesel terlambat menikah, mau hidup kita sukses kayak apapun, kenyataannya kita juga butuh pasangan Ra... agar hidup kita tenang" kata ibu panjang kali lebar menasehati Tiara.

" Iya nanti aku kabari ibu lagi" Tiara benar benar ingin segera mengakhiri percakapan yang semakin membuatnya tambah pikiran.

Sebenarnya Tiara juga ingin secepatnya menikah dan hidup bahagia bersama pasangannya menjalani kehidupan rumah tangga. Karena menurutnya menikah itu urusan seumur hidup tidak mungkin kan jika dia mencari pasangan hidupnya dengan asal asalan dan tergesa.

" Ini kan sudah mau sore, kapan lagi kamu mau kasih kabar ke ibu, lagian kamu kan pemilik butiknya, masa kamu gak bisa ninggalin kerjaan kamu duluan?" ibu Suci masih terus memaksa Tiara agar nanti malam dia bersedia bertemu dengan Leo anak dari temannya sewaktu SMA.

" Ya sudah nanti Tiara temui dia, nanti ibu kasih tau aja, dia mau ketemuannya dimana" akhirnya Tiara mengiyakan keinginan ibunya dan tidak ingin membuatnya kecewa.

" Bener ya Ra? nanti ibu kabari tempatnya" jawab sang ibu dengan suara yang terdengar begitu senang dan dia langsung menutup telponnya karena dia sudah berhasil membujuk anaknya untuk berkenalan dengan anak temannya.

Sebenarnya ibu Suciati tidak ingin terus menerus mendesak Tiara untuk segera menikah. Dimata bu Suci, Tiara sangat sempurna dan dia sangat bangga pada putri semata wayangnya itu, tapi disaat usia Tiara yang menginjak 27 tahun dan beberapa orang mulai menggunjing anaknya yang belum menikah. Rasanya dia ingin sekali mencabik mulut orang orang yang mengatakan anaknya tidak laku.

Tapi dia tidak bisa melakukan hal itu, dia hanya bisa bungkam tiap kali tetangga dan teman temannya yang menyindir status Tiara. Akhirnya bu Suci sering sekali menyuruh Tiara berkenalan dan kencan buta dengan lelaki pilihannya dan berharap anaknya segera menikah dan membungkam mulut orang orang yang selalu menggunjing Tiara.

Tapi disini sebenarnya Tiara pun juga lelah dengan desakan ibunya untuk melakukan kencan buta dengan laki laki yang sama sekali tidak dia kenal, tapi bu Suci tidak pernah tau.

Bahkan Tiara sudah melakukan puluhan kencan buta bahkan hampir ratusan, tapi perasaannya selalu hampa disaat dia melakukan kencan buta tersebut.

Sebenarnya dari beberapa kali kencan buta yang dilakukannya, dia juga menyimpan harapan untuk bertemu dengan laki laki yang cocok dan sesuai dengan harapannya. Tapi kenyataannya setiap melakukan kencan buta dia selalu merasa kecewa karena ekpektasinya tidak sesuai dengan harapannya.

Tiara menghela nafasnya dengan berat mengingat beberapa kali melakukan kencan buta dengan banyak laki laki, selalu berakhir gagal. Tiara mengambil air putih yang ada di atas mejanya dan meneguknya dengan cepat untuk menghilangkan rasa gerah saat dia menerima telpon dari ibunya tadi dan mengingat tentang kencan buta yang dilakukannya selama ini.

Selesai meneguk air putihnya Tiara ingin melanjutkan kerjaannya yang sempat tertunda karena makan dan bertelepon dengan ibunya. Tapi ternyata pikirannya saat itu benar benar sudah kacau dia sudah tidak bisa berkonsentrasi untuk menyelesaikan desain rancangan bajunya padahal dia hanya kurang 2 rancangan baju yang belum dia selesaikan.

Akhirnya daripada pikirannya melayang layang kemana mana, dia beranjak dari kursinya dan pergi dari ruangannya untuk menenangkan pikirannya. Dia turun kebawah bertemu karyawannya yang sedang melayani beberapa pelanggannya. Menurutnya mungkin dengan dia melihat suasana luar dia bisa melupakan sejenak kisah percintaannya yang tidak semudah karirnya yang telah membuatnya sukses seperti saat ini.

Akhirnya dia pergi dari sana dengan memesan taksi. Karena dia tidak memiliki tujuan akhirnya dia jalan jalan terlebih dahulu sebelum bertemu dengan Leo. Hingga malam menjelang Tiara pergi ke cafe dimana dia sudah membuat janji akan bertemu dengan Leo.

Mohon dukungan dan likenya ya para reader terima kasih banyak.

Bertemu

Malam pun telah menjelang, Tiara sekarang sedang menunggu seseorang yang ingin dikenalkan ibunya dalam kencan buta. Dia memang sengaja datang lebih awal dari waktu janjian mereka bertemu karena saat di butik tadi Tiara benar benar merasa sesak saat mengingat semua perkataan ibunya.

Disinilah dia sekarang, berada di cafe tempat yang dipilih Leo untuk bertemu. Tiara duduk sambil memegang ponselnya setelah dia memesan orange jus untuk menunggu kedatangan Leo. Tiara melihat lihat profil tentang Leo yang didapatkan dari ibunya melalui pesan singkat. Leo berumur 29 tahun 1 tahun lebih tua darinya, membuat Tiara tersenyum karena dia memiliki kriteria laki laki yang lebih dewasa darinya. Dia lebih senang bermanja daripada memanjakan pasangannya. Karena menurutnya laki laki yang lebih tua darinya lebih memiliki insting untuk melindungi dan memanjakan.

Seorang pelayan datang dan meletakkan orange jus pesanan Tiara. Setelah selesai membaca profil tentang Leo dia menaruh ponselnya di atas meja dan meneguk sedikit orange jus untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering.

Sejenak dia berfikir dengan nasibnya yang seperti ini, sebenarnya dia juga ingin segera menikah dengan orang yang dia cintai dan membina rumah tangga bersama. Menjadi sendiri bukanlah yang dia harapkan untuk dia jalani. Tapi mau bagaimana lagi kencan buta yang dia lakukan pun selalu gagal dengan ketidakcocokan setelah kencan buta yang dilakukannya.

Bahkan satu satunya orang yang pernah dia anggap calon suaminya telah pergi meninggalkannya. Ingatannya kembali berputar mengingat 3 tahun silam saat dia mengalami masa masa terburuknya hingga membuatnya menjadi jomblo sampai saat ini.

Masih segar dalam ingatannya saat dia harus melepaskan mantan kekasihnya yang bernama Dika yang sudah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih selama 5 tahun harus berakhir begitu saja. Dia diputuskan secara sepihak oleh Dika tanpa memberikan alasannya mengakhiri hubungan mereka. Tentu saja hal itu membuat sakit hati yang amat dalam untuk Tiara.

" Kita putus aja ya, aku ngerasa kita tuh gak cocok" ucap Dika mengakhiri hubungan mereka.

Ucapan Dika terus terngiang didalam ingatannya, dia selalu merasa jijik jika mengingat keputusan Dika yang merasa tidak cocok. Padahal sudah 5 tahun mereka menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih. Rasanya dia ingin tertawa jika mengingat hal itu, memutuskan hubungan dengan alasan tidak cocok, bagaimana dengan 5 tahun yang mereka lalui bersama?.

Tiara tidak menyangka setelah ditinggal oleh kekasih yang dia pikir hubungan serius mereka akan berakhir di pelaminan. Kenyataanya Dika membiarkan Tiara sendiri tenggelam dalam pandangan kasihan dan hinaan orang tentang dirinya. Belum habis sakit hati yang dia rasakan dia harus menelan pil pahit ditinggal menikah dengan sang mantan.

Tiara tersenyum sendiri mengingat kenangan pahit yang harus dia rasakan, membuatnya berkali kali harus menjalani kencan buta yang disarankan ibunya. Ternyata keberhasilan yang dia peroleh selama ini tetap dipandang sebelah mata oleh orang lain, jika mereka belum menikah diusia yang sudah matang.

Tiba tiba ponselnya berdering menandakan ada panggilan suara dari seseorang, Tiara melihat ponselnya ternyata Nita yang menelponnya.

" Hallo Nit" sapa Tiara begitu dia menempelkan ponselnya di telinganya.

" Kamu dimana? kok tumben pulang duluan gak kasih kabar?" Nita langsung memberondong pertanyaan pada sahabatnya itu yang tidak seperti biasanya pulang saat pekerjaannya belum selesai dan tanpa mengabarinya terlebih dulu.

" Aku lagi ada di cafe" jawab Tiara dengan malas.

" Sama siapa?" masih penasaran dengan bos sekaligus sahabatnya apalagi mengetahui keberadaan Tiara.

" Sama cowok nge…date!" jawab Tiara asal bicara.

" Wuih mantap! kok tadi gak cerita?" dengan semangat Nita langsung kepo mendengar sahabatnya yang sering ngedate meskipun bukan ngedate dalam artian yang sebenarnya tapi lebih tepatnya kencan buta.

" Ceritanya gak asyik!!" Tiara memanyunkan bibirnya.

" Hahaha... masih aja ibu kamu!" Tiara sampai harus menjauhkan ponselnya dari telinganya begitu mendengar Nita menertawakannya.

" Se.. la.. lu" jawab Tiara yang mengeja kata katanya dan lagi lagi membuat Nita tertawa terbahak bahak.

" Seneng ya kami lihat temen sendiri menderita!" Tiara berpura pura kesal padahal sebenarnya dia juga menahan tawa.

" Ya seneng lah! hubungan kamu sama ibu kamu itu gemesin banget, apalagi saat kalian berantem, bukan karena ada masalah apa, tapi karena rasa sayang ibu kami dan kamu sendiri selalu ngikutin omongan ibu kamu walaupun kamu tidak suka" jelas Nita yang lebih suka bercanda tapi dia akan serius saat dia ingin berbicara serius.

Tiara selalu bercerita kepada Nita tentang desakan ibunya yang menyuruhnya untuk segera menikah, bahkan selalu menyuruhnya melakukan kencan buta.

" Tenang aja.... masuk surga kamu entar, sudah berbakti sama orang tua" sembur Nita, jika diluar jam kerja mereka akan berbicara layaknya sahabat tanpa ada rasa sungkan.

" Padahal aku mau ajakin kamu makan diluar, eh ternyata keduluan nge... date sama cowok lain " goda Nita yang sebenarnya ingin mengajak Tiara pergi keluar bersama.

" Doni kemana?" tanya Tiara

" Dia lagi lembur.

Nita sahabat Tiara dia sudah menikah dengan teman mereka Doni, teman mereka juga sewaktu di bangku kuliah dan kini usia pernikahan mereka sudah memasuki 2 tahun. Tapi pernikahan mereka belum dikaruniai seorang anak. Doni sangat menyayangi Nita dan dia sedang bekerja disebuah perusahaan perbankan.

Tiba tiba ada cowok yang datang dan kini berdiri didepan meja Tiara.

" Maaf... Tiara ya?" tanya seorang cowok yang berdiri didepannya dan Tiara mengangguk mengiyakan dengan ponsel yang masih melekat di telinganya.

" Eh Nit udah dulu ya, ada yang datang" kata Tiara dengan suara pelan.

Tiara merasa tidak enak dengan kedatangan cowok yang dia kenali dari wajahnya yang tidak asing bernama Leo teman kencan. Dia bisa mengenali cowok tersebut adalah Leo karena tadi dia sudah melihat foto Leo yang diberikan ibunya.

" Wajib cerita ke gue, detail gak ada yang ditutup tutupi! " kata Nita tegas seakan mengancam sahabatnya.

" Iya... udah dulu ya" buru buru Tiara menutup telponnya dengan segera karena merasa sungkan dengan kedatangan Leo yang kini sudah duduk dihadapannya.

" Maaf tadi sedang telpon sama teman" ucap Tiara merasa tidak enak mengacuhkannya saat pertemuan pertama mereka.

Ternyata Leo memiliki bentuk tubuh yang tinggi dengan wajah yang tampan, kulit putih. bahkan bisa dibilang dia hampir mirip dengan orang keturunan China, tapi dengan mata yang lebih besar daripada keturunan China.

" Gak pa pa santai aja kali" ucapnya dengan tersenyum. " Kenalin saya Leo" lanjutnya mengajak berkenalan lebih dulu.

" Oh iya, kenalin juga nama aku Tiara" menjabat tangan Leo dengan berusaha menjaga imejnya didepan orang yang baru dia kenal. Bagaimanapun juga dia harus menjaga diri agar tidak diremehkan oleh laki laki.

## Ayo para reader klik profil aku dan pilih novelku berjudul' Suddenly Married' simpan di favorit, baca terus novelnya kasih dukungan dengan beri like, beri komentar, beri poin dari kalian membaca dan beri beri vote yang kalian dapatkan setiap hari senin dan semoga karya ini menjadi karya yang kalian sukai terima kasih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!