NovelToon NovelToon

Kepahitan Sebuah Cinta

Hari PertaMa Kerja

Sebut saja nama wanita cantik itu Vina. Vina terlahir dari keluarga yang sangat sederhana. Ayahnya seorang guru honor di sekolah Negeri yang hanya memiliki gaji satu juta lima ratus setiap bulannya. Sedangkan ibunya berjualan kue kue basah yang dititipkan di setiap warung yang ada. Vina merupakan anak tunggal dalam keluarganya dia tidak memiliki seorangpun saudara. Dari kecil Vina selalu diajarkan oleh kedua orang tuanya untuk hidup hemat dan mandiri. Vina kecil sudah pandai mencari uang dengan cara membuatkan tiap tugas temannya. Tapi walaupun Vina berasal dari keluarga tidak mampu, Vina tidak pernah merasa rendah diri. Vina selalu bangga dengan kedua orang tuanya yang berjuang keras untuk pendidikannya.

Tak terasa sekarang umur Vina sudah menginjak dua puluh dua tahun. Vina sudah hampir menamatkan kuliahnya yang dijalaninya berbarengan dengan kerja Vina hanya menunggu hari wisudanya saja. Ya Vina selama kuliah harus sambil bekerja, karena uang yang dikirimkan okeh kedua orang tuanya hanya cukup untuk makan satu bulan, sedangkan untuk membeli buku dan pakaian Vina harus bekerja. Vina menjadi pelayan sebuah toko sembako yang bersedia menerimanya untuk bekerja setengah hari, mulai dari jam empat sore sampai jam sepuluh malam. Vina melakukan pekerjaannya dengan suka cita, Vina tidak pernah merasa lelah dengan semua aktifitasnya.

Hari wisuda itu akhirnya datang juga, Vina sangat senang sekali. Apalagi kedua orang tuanya bisa hadir. Kedua orang tuanya akan maju ke atas panggung, karena Vina merupakan wisudawan terbaik tahun ini. Ditambah lagi Vina langsung diterima pada sebuah perusahaan ternama dikota itu. Vina sungguh sangat bahagia. Benar kata pepatah tak ada hasil yang akan menghianati proses.

Vina hari ini memakai sebuah kebaya berwarna putih gading dan rambutnya disanggul ke atas. Vina sangat cantik sekali, sehingga siapapun yang melihatnya, mereka tidak akan menyangka kalau itu adalah Vina, teman kuliah mereka yang sederhana dan tidak pernah berdandan.

"Vina, benarkah kamu ini sayang?" tanya Ibu.

"Iya Ibu, ini Vina. Siapalagi. Emang anak ibu yang oerempuan ada banyak?" tanya Vina dengan manyun. Vina sangat manja dengan Ibu nya.

"Hahahahahaha. Bukan begitu sayang, kamu sangat cantik, ibu tidak menyangka kamu akan secantik ini."

"Makasih Ibu. Anaknya cantik karena ibunya juga cantik."

"Bisa aja kamu sayang. Mana ada Ibu cantik."

"Udah siap? Ayuk berangkat, taksinya udah menunggu di depan."kata Ayah.

Ayah yang melihat wanita cantik di samoing istrinya langsung menatap kagum.

"Kamu cantik sekali nak."

"Makasih Ayah. Yuk berangkat."

Vina dan kedua orang tuanya langsung menuju tempat wisudah yaitu disalah satu hotel berbintang di kota tersebut. Jarak dari kos Vina ke hotel menghabiskan waktu empat puluh lima menit. Akhirnya Vina sampai juga di depan hotel tersebut.

Vina dan kedua orang tuanya memasuki tempat wisuda. Vina selama di kampus tidak banyak mempunyai teman. Viba hanya punya satu sahabat yaitu Mira. Vina kemudian duduk di kursi yang sudah diatur oleh panitua wisuda. Vina duduk paling depan dikursi nomor satu, sedangkan Mira duduk dibelakang Vina dikursi nomor enam.

"Vir, loe cantik banget."

"Biasa aja Mir. Loe juga sangat cantik."

"Loe sempurna Vir. Gue asli pangling pas nengok elo."

"Makasi Mir. Oh ya Mami dan Papi loe udah dateng?"

"Udah tuh sudah duduk di kursi mereka. Ayah Ibu bagaimana?"

"Tuh juga udah." kata Vina sambil menunjuk ke arah orang tuanya

Akhirnya acara wisuda itu dimulai juga. Tibalah pada saat pengumuman wisudawa terbaik tahun ini.

"Baiklah tibalah saatnya kita memberitahukan wisudawan terbaim dari Fakultas Teknik yaitu Vina Yuanita dari jurusan arsitektur dengan IPK 3.5 dengan tamat 3.5 tahun. Kepada Vina dipersilahkan untuk naik ke panggung kepada kedua orang tua dari Vina silahkab mendampingi Vina." kata Mc.

Vina dan kedua orang tuanya langsung menuju ke panggyng kehormatan.

"Assalamualikum wr wb. Terimakasih atas waktunya. Saya sungguh tidak menyangka akan mencapai hasil terbaik seperti ini. Saya tidak mampu berkata kata, saya hanya mau mengucapkan terimakasih banyak kepada kedua orang tua saya, yang bersusah payah mencukupi kebutuhan saya di ibu kota. Terimakasih saya ucapjan kepada semua dosen yang telah mentransfer ilmunya kepada saya, kemudian terimakasih juga saya ucaokan kepada satu satunya teman saya dalam tiga setengah tahun ini yaitu Mira. Pesanku untuk semua mahasiswa yang kurang mampu seperti saya. Berjuanglah teman yakinlah kalau anda mau maka anda akan bisa. Uang bukanlah segala galanya, tapi yang paling utama adalah keyakinan dan semangat. Maaf hanya itu yang bisa saya ucapkan. Akhir kata saya ucapkan terimakasih banyak." kata Vina.

Vina dan kedua orang tuanya langsung turun dari atas panggung kehormatan. Semua mahasiswa memberikan tepukan yang sangat keras, mereka semua bangga dengan Vina. Dengan segala keterbatasannya dia mampu meraih nilai sempurna.

Acara wisuda itu akhirnya usai sudah, semua mahasiswa sudah kembali kerumah mereka masing-masing. Begitu juga dengan Vina dan keluarganya. Ayah dan Ibu Vina pulang hari itu juga ke kampung, karena besok ayah harus mengajar dan ibu juga harus menyiapkan pesanan kue kotak. Vina melapas kepergian kedua orang tuanya dengan senyuman. Setelah mobil yang membawa orang tuanya tidak terlihat lagi, Vina langsung masuk kedalam kosnya.

Vina kemudian langsung beristirahat. Besok dia akan langsung masuk kerja keperusahaan yang sudah menerimanya. Vina sudah menyiapkan semua keperluannya untuk besok pagi. Vina juga sudah menstel alarm lebih cepat dari biasanya. Dia tidak mau terlambat dihari pertama dia masuk kerja.

Tepat pada pukul setengah lima. Alarm Vina berbunyi, Vina langsung bangun dan menyiapkan bekal untuk makan siangnya nanti di kantor. Sedangkan untuk sarapan Vina akan memakan sepoting roti dan segelas teh hangat. Selesai memasak untuk makan siangnya, Vina pergi mandi untuk membersihkan tubuhnya dan memakai pakaian kantor. Setelah selesai saraoan Vina langsung memasukan bekal makan siangnya kedalam kotak bekal. Setelah itu dia langsung menunggu angkot yang menuju kantornya.

Tepat pukul tujuh Vina sudah sampai di kantornya. Dia melihat meja resepsionis yang masih kosong. Setelah setengah delapan barulah semua karyawan datang. Vina kemudian menuju meja resepsionis.

"Pagi mbak. Saya Vina karyawan baru perusahaan ini. Saya harus melapor kemana ya mbak?"

"Ooo. Ke buk Ratna, bagian HRD. Kamu naik lift ke lantai tiga ruangan sebelah kanan lift adalah ruangan buk Ratna." jawab resepsionis.

"Makasi mbak." Vina kemudian naik lift menuju ruang kerja bu Ratna. Sesampainya di lantai tiga. Vina mencari dimana ruangan bu Ratna. Kebetulan sekali, penunjuk arah di kantor itu sangat mudah dipahami. Vina tidak susah mencari ruangan HRD.

"Assalamualauiku." Vina langsung membuka pintu ruangan HRD.

"Waalauikumsalam" jawab seorang wanita yang duduk didekat pintu keluar.

"Saya mau bertemu dengan ibu Ratna. Saya karyawan baru di perusahaan ibi."

"Bailah saya antarkan ke Bu Ratna." karyawan mengantarkan Vina keruangan bu Ratna.

Tok tok tok.

"Masuk"

"Ibu, Ini karyawan baru itu Ibu"

"Silahkan duduk. Siapa namanu?"

"Vina, ibu."

"Baiklah Vina. Kamu mulai hari ini akan langsung bekerja. Saya menempatkan kamu di bagian perencanaan yajtu arsitek. Mari ikut saya akan saya antar keruanganmu."

Vina dan Bu Ratna berjalan menuju ruangan Vina yang letaknya dilantai empat. Vina dan bu Ratna masuk jedalam ruangan para arsitek.

"Pak Danu, ini anggota baru Bapak. Namanya Vina."

"Oh pemenang kejuaraan mendesain kantor Atmaja Grub itu?"

"Yuo benar."

"Baiklah Vina, silahkan duduk. Bangku kamu tepat disebelah Sari." kata Pak Danu.

Vina kemudian duduk di kursi yang telah diperuntukkan untuk dirinya. Vina langsung mulai bekerja. Dia tidak butuh basa basi untuk perkenalan. Perkenalan bisa dilakukan nanti nanti saja. Diruangan itu hanya ada dua wanita yaitu Sari dan Vina. Selebihnya tiga orang lagi adalah karyawan pria.

Akhirnya jam istirahatpun tiba. Sari mengajak Vina untuk makan ke kantin. Tapi Vina menolak dengan halus.

"Maaf kak Sari. Aku nggak makan keluar. Aku membawa bekal." kata Vina sambil mengeluarkan bekalnya.

Sari yang sedang hamil merasa tergiur dengan masakan Vina. "Bolehkah aku meminta makanan mu?" tanya Sari

"Kakak mau? kalau mau silahkan." Vina menyodorkan bekal makanannya kepada Sari.

Sari langsung menyuap makanan Vina. Sarinterlihat sangat menikmati makanannya itu. "Ini sangat nikmat Vin. Aku boleh belajar memasak kepadamu?" tanya Sari

"Boleh kak. Kapan kakak mau, maka aku akan mengajarkannya kepada kakak."

"Baiklah Sabtu akhir pekan ini bagaimana?"

"Maaf kak. Kalau sabtu tidak bisa. Aku harus mencuci baju. Bagaimana kalau minggu sore. Selepas aku menyetrika baju, aku akan datang ke rumah kakak?" tawar Vina.

"Minggu aku akan keluar kota Vina. Bagaimana kalau setelah aku melahirkan saja?"

"Setuju. Untuk sekarang kakak makan saja bekal ku. Ini lumayan banyak kok. Besok aku akan lebihkan untuk kakak."

"Nggak usah aja. Besok aku akan bawa bekal sendiri. Jadi kamu bisa mengoreksi masakanku. Gimana?"

"Setuju kak."

Merek berdua makan dengan lahap dan saling bercengkrama. Tak terasa waktu istirahat siang telah selesai. Mereka kembali bekerja. Tepat pukuk lima waktu bekerja telah usai.

"Vin, kamu pulang pakai apa?" tanya Sari.

"Dengan angkot kak."

"Yuk aku antar."

"Tapi kak?"

"Nggak pake tapi."

Akhirnya hari itu Vina diantar oleh Sari menuju kosannya. Sari bertany tanya dalam hatinya. Bagaimana hiduo Vina sebenarnya selama ini. Tapi untuk saat ini Sari belum mau bertanya. Sari akan coba mendekati Vina terlebih dahulu. Barulah dia akan bertanya tentang hidUp Vina.

Reseki Vina

Vina yang tadi sore mendapat sebuah notifikasi pesanan kue ulangtahun dari salah seorang langganan kuenya langsung saja mengeksekusi membuat kue tersebut. Vina tidak mau menolak pesanan walaupun dia sedang dalam keadaan tidak baik, badannya sangat lelah sekali habis pulang bekerja. Vina dengan semangat langsung menyampur semua bahan untuk membuat kue. Sesuai permintaan dari konsumen, Vina membuat keu ulang tahun itu dengan rainbawcake. Vina membuat kue dengan tersenyum senang. Selain membuat desain sebuah bangunan, Vina juga sangat senang memasak. Makanya Vina sampai sekarang menerima orderan kue basah maupun kue ulang tahun. Jam setengah sembilan semua kue sudah masak. Vina menunggu kue itu dingin semuanya barulah dia akan menghias kue tersebut dengan tema spongebob. Vina sudah membuat tokoh kartun pemeran spongebob denga teman-temannya dari lelehan coklat. Vina menggambarnya dengan sangat rapi dan mirip sekali dengan semua tokoh kartun itu.

Setelah selesai memasak semua kuenya Vina kemudian mengambil wudhuk dan mengerjakan sholat Isya. Setelah selesai melaksanakan sholat, Vina langsung mebaringkan badannya dikasur yang sudah menemaninya semenjak dia mulai berkuliah di kota besar itu. Vina sudah menyetel alarm untuk berbunyi pada pukul tiga pagi. Vina tidak mau terlambat mengantarkan kue ke tetangganya dan terlambat untuk ke kantor. Semua harus Vina kerjakan dengan serapi mungkin. Tak berapa lama, karena sudah terlalu lelah Vina langsung saja tertidur.

Tepat pukul tiga pagi, alarm Vina berbunyi. Vina langsung masuk kedalam ke kamar mandi dan mengambil wudhu, Vina akan sholat tahajud terlebih dahulu, baru mulai menyiapkan untuk makan siangnya, sambil merapikan kue ulang tahun pesanan tetangganya. Vina hari ini berencana memasak ayak kecap dan sayur capcay untuk bekal makan siangnya. Dia masak sambil tersenyum bahagia. Selesai menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan, Vina mulai dengan memasak ayam kecapnya. Sambil menunggu ayam kecap masak, Vina mulai menyusun rainbowcakenya berurutan sesuai dengan warna paling gelap dibawah barulah sampai kewarna yang paling muda.  Selesai menumpuk semua kue dan memberikan butercrem dikue paling atas ayam kecap Vina juga masak. Vina kemudian lanjut dengan memasak capcay, setelah capcaynya masak Vina baru menghias kue ulang tahun tersebut dengan tokoh kartun yang telah dibuatnya semalam. Akhirnya kue tersebut selesai juga, tepat pukul lima pagi. Vina kemudian pergi membersihkan dirinya dan melaksanakan sholat subuh. Selesai sholat Vina kemudian menyiapkan bekal makan siangnya, dia sarapan dengan sisa potongan kue ulang tahun dan segelas susu.

Vina kemudian keluar dari kosannya berjalan menuju rumah tetangga yang memesan kue kepadanya. Vina menyerahkan kue tersebut kepada tetangganya.

"Ibu, ini pesanan kuenya. Semoga anak ibu suka dengan hiasannya." kata Vina sambil menyerahkan kotak kuenya.

"Berapa Vina?"

"250ribu Ibu. Karena semua hiasan bisa dimakan, Saya membuatnya dari coklat putih yang dilelehkan."

"Baiklah ini uangnya Vina. Itu harga yang sudah murah, melihat kue yang begitu indah, biasanya saya membelinya seharga 450ribu di toko kue simpang sana." kata Ibu

"Wah kalau begitu ibu bisa menjadi langganan saya. Saya bisa membuat kue basah untuk arisan. Oh ya ibu saya harus berangkat kerja dulu, Semoga anak ibu senang dengan kuenya."

Vina kemudian pergi menuju simpang kosnya. Ternyata pas Vina sampai disimpang ada sebuah angkot yang akan lewat. Vina langsung menyetop angkot itu. Vina langsung naik. Tepat pukul tujuh pagi Vina sudah sampai dikantornya. Vina langsung masuk kedalam ruangannya. Vina menuju pantry lantai empat itu. Dia akan membuat segelas teh hangat untuk menemaninya bekerja. Satu persatu teman seruangannya datang, tapi Sari terlihat tidak masuk hari ini, karena sudah hampir jam setengah delapan tapi Sari belum juga datang. Vina mengambil ponselnya, ternyata Sari memang minta izin untuk tidak hadir hari ini, perutnya sedang bermasalah. Jadilah hari ini Vina sendirian kerja.

Tiba-tiba datanglah seorang laki-laki ke meja Vina.

"Vina, nanti kamu temani saya meeting dengan Direktur. Jam satu siang. Jadi saya harap kamu tidak makan siang di luar hari ini." kata Pak Danu.

"Baiklah Pak. Tapi saya memang tidak pernah makan siang di luar pak, saya bawa bekal sendiri." kata Vina sambil menatap ke kotak bekal yang terletak disamping printernya.

"Baiklah kalau begitu. Saya juga tidak akan makan diluar. Kamu silahkan baca materi ini. Nanti akan kita presentasikan di depan Direktur."

"Siap Pak. Akan saya pelajari langsung."

Vina kemudian mengambil rancangan yang diberikan manager. Vina membaca rancangan tersebut dengan saksama, baik dari modelnya terlebih lagi dengan berapa banyak bahan yang akan digunakan. Vina menemukan ada sedikit kejanggalan pada kebutuhan bahan. Vina kemudian berdiri dan berjalan menuju ruangan Danu.

"Permisi Pak, apakah saya boleh masuk Pak?"

"Silahkan Vina, ada apa?"

"Begini Pak, Saya melihat ada sedikit kejanggalan dalam proposal ini, di sini terlihat pemakaian semen sampai 2000 sak, sedangkan di keuangan dibuat 2200 sak. Bukannya ini namanya markup Pak?"

Danu meminta proposal itu dari Vina, dia langsung membacanya, ternyata benar di situ terjadi penambahan semen, untuk saja dia tidak langsung menandatangani proposal itu. Danu kemudian menuju bagian keuangan.

"Pagi Pak Arfan, saya ada perlu dengan karyawan bapak yang membuat proposal ini?" kata Danu sambil melihatkan proposal kepada Arfan.

Arfan kemudian menghubungi karyawan yang membuat proposal tersebut, masuklah seorang wanita yang sangat seksi, Danu yang meilihat langsung merasa jijik, walaupun Danu seorang duda, tapi Danu sangat tidak suka melihat cewek seseksi karyawan ini.

"Stella, kamu yang membuat proposal ini?"

"Benar Pak Arfan, apakah ada yang salah?" Stella berbicara sambil membungkukkan badannya. Danu dan Arfan langsung memalingkan wajah mereka dari padangan yang sangat merusak itu, Stella yang tau dia di tolak langsung membetulkan cara berdirinya.

"Begini Stella, hasil rekomendasi dan rancangan dari bagian perencanaan bangunan, semen yang mereka butuhkan adalah 2000, kenapa kamu membuat proposal menulis 2200?"

Stella terkejut karena perbuatannya sekali ini ketahuan, biasanya Stella tidak pernah ketahuan kalau sudah menilap di proposal.

"Oh ada yang salah ya pak, baiklah saya akan mengulangnya."

"Maaf Stella kamu tidak bisa mengulangnya, saya akan menyuruh karyawan yang lain untuk membuat proposal ini."

Arfan kemudian menghubungi Ranti untuk membuat proposal yang baru.

"Ranti, masuk keruangan saya sekarang juga."

Ranti kemudian masuk kedalam ruangan Arfan. "Kamu buat proposal ini kembali, kerjakan dalam waktu satu jam, saya tidak mau ada kesalahan jumlah lagi, paham?"

"Paham Pak." Ranti kemudian keluar dan mengerjakan proposal itu, sedangkan Stella langsung saja keluar dan duduk di mejanya.

Danu kemudian kembali keruangannya, dia melihat Vina yang sedang sibuk membuat sebuah desain.

"Apa yang kamu kerjakan?"

"Oh tidak ada apa-apa Pak, Saya sedang membuat sebuah desain kafe yang akan saya wujudkan beberapa tahun kedepan."

"Kamu boleh menggambar, tapi tidak disaat jam kantor. Ini ada sebuah pekerjaan untuk kamu kerjakan." Danu kemudian memberikan setumpuk map kepada Vina. Vina langsung mengerjakan semua pekerjaan itu. Vina harus menyelesaikannya sebelum jam makan siang.

Jam makan siang datang, Vina mengeluarkan bekalnya dari dalam tempat bekal yang dibawanya. Tiba-tiba Danu datang dengan membawa sebuah sendok ditangannya.

"Pak Danu mau ngapain?" tanya Vina

"Numpang makan ya Vin, aku juga lapar. Semua karyawan sedang keluar, jadi nggak ada yang bisa aku mitai tolong untuk membelikan makanan."

"Oh gitu. Silahkan Pak. Tidak apa-apa, kita makan berdua saja."

Vina dan Danu kemudian makan dalam satu piring berdua, mereka makan dengan sangat lahap, tak terasa makan siang itu sudah habis.

"Vina, mau tidak kamu membuatkan saya makanan setiap hari, anggap saja saya katering dengan kamu."

"Baiklah Pak, untuk menambah uang jajanku. Siap laksanakan, tapi apakah Bapak ada makanan pantangannya?"

"Tidak saya adalah pemakan semuanya."

"Baiklah pak, akan saya buatkan, kalau Bapak mau, bapak juga bisa mengatakan kepada karyawan lain. Itung-itung makan makanan sehat Pak, karena makanan di luar pasti memakai MSG, jadi tidak sehat."

"Bilang saja kamu mau mendapatkan banyak uang."

"Hahahaha, tentulah iyes Pak."

Jam makan siang berakhir, Danu dan Vina langsung masuk lift menuju lantai sepuluh kantor itu, mereka hari ini akan rapat dengan presiden direktur. Mereka akan membahas tentang pembangunan sebuah mall dari perusahaan Soepomo. Vina berjalan dengan sangat pelan, Danu sadar akan kegugupan Vina.

"Santai aja Vin, Pak Presiden Direktur tidak kejam dan tidak memakan orang kok."

"Bapak sudah biasa tentulah santai, Saya baru kali ini Pak, mana ini adalah hari kedua saya baru bekerja, sudah langsung meeting."

"Kamu ternyata cerewet juga ya Vin."

Tak terasa mereka sudah sampai di pintu masuk ruangan meeting. Vina dan Danu masuk kedalam ruangan itu, disana sudah terlihat Ranti dari devisi keuangan dan beberapa lagi peserta rapat. Vina duduk tepat disebelah Danu. Tak lama masuklah seorang presiden direktur. Pria paroh baya yang masih terlhat tampan.

"Baiklah rapat kali ini akan kita mulai. Silahkan Bapak Danu presentasikan proposal Anda."

Danu kemudian mempresentasikan proposal yang sudah diperbaiki oleh Ranti. Danu mempresentasikan dengan sangat gamblang dan mudah dimengerti. Terlihat pak Preseiden Direktur setuju dengan apa yang dikemukakan oleh Danu.

"Baiklah Pak Danu, minggu depan langsung eksekusi."

Rapat itu berakhir pada pukul lima sore. Vina langsung bersiap-siap untuk pulang. Dia membereskan semua perlengkapannya. Setelah selesai Vina langsung berjalan keluar kantor menuju halte bis. Ternyata setelah satu jam menunggu angkutan umum. angkot yang ditunggu tidak juga datang. Tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti tepat di depan Vina, sopir menurunkan kaca mobilnya.

"Masuk Vin, saya antar pulang." kata Danu.

"Nggak usah aja pak, takut merepotkan."

"Tidak merepotkan Vina, hari sudah mau malam, nanti kamu ada apa-apa, ayok saya antar pulang saja."

Setelah mempertimbangkan, akhirnya Vina masuk kedalam mobil Danu. Danu mengantar Vina sampai ke kosannya.

"Kenapa nggak naik taksi online saja Vin?"

"Sayang uangnya pak."

"Oh gitu. Ya udah kamu pulang saja dengan mobil kantor yang antar jemput, nanti saya akan katakan dengan sopirnya."

"Makasih Pak."

Tak terasa mereka sudah sampai di kosan Vina. Vina kemudian turun, tanpa mengajak Danu untuk turun. Vina tidak mau ada gosip disekitaran tempat tinggalnya. Vina selalu menjaga tingkah polah kelakuannya. Ternyata di teras rumahnya, sudah menunggu seorang ibu-ibu.

"Maaf bu, ada apa ya?"

"Benar ini dengan nak Vina?"

"Iya bu. Saya Vina, ada perlu apa ya bu?"

" Saya mau minta tolong, bisakah nak Vina membuatkan kue ulang tahun seperti kepunyaan anak Ibu Ani tadi pagi."

"Untuk kapan Bu?"

"Untuk malam minggu nak Vina?"

"Oke bu, akan saya buatkan, hanya itu saja bu?"

" Apakah nak Vina juga bisa membuat samay? Kalau bisa saya akan pesan seratus porsi harga sepuluh ribu"

"Wah bisa bu, Nanti akan saya buatkan testernya terlebih dahulu dan silahkan ibu rasakan, baru ibu pesan kepada saya."

"Baiklah saya tunggu ya nak Vina."

"Baik bu."

"Saya permisi dulu nak Vina."

Vina kemudian masuk kerumahnya dan membersihkan dirinya. Dia akan beristirahat sebentar setelah itu baru akan mencari resep membuat somay, atau dia akan menelpon ibunya menanyakan bahan membuat somay.

Setelah menjalankan ibadah maghribnya, Vina mengeluarkan ponselnya. Vina langsung menghubungi ibunya.

"Assalamualaikum ibu."

"Walaikumsalam Vina, apa kabar kamu sayang?"

"Baik bu, ibu sama ayah bagaimana?"

"Alhamdulillah kami juga baik, ada apa nduk menghubungi ibu malam-malam?"

"Begini Bu, tadi ada tetangga minta dibuatkan somay, aku lupa bahannya bu, maukah ibu membantu ku?"

"Akan ibu sms ke kamu ya sayang, untuk berapa porsi?"

"seratus porsi ibu, harga sepuluh ribu."

"baiklah akan ibu sms, sekarang sudah malam, kamu tidur lah sayang, besok masih kerja."

Vina kemudian beristirahat, dia hanya menyelonjorkan badannya sambil menunggu isya. Akhirnya azand isya berkumandang, Vina kemudian mengambil wudhu dan langsung mengerjakan sholat isya, selesai sholat isya Vina kemudian langsung tidur, sebelumnya dia menyetel alarm ke pukul setengah lima pagi. Vina akan masak cukup banyak nanti pagi.

 

 

Usaha Banget

Hari hari Vina dilalui dengan berbagai macam kegiatan, semakin hari pasanan kuenya semakin ramai. Vina sampai membawa salah seorang temannya untuk membantu. Temannya yang bernama Maya hanya sebatas memanggang kue dan mengantarkan ke rumah pemesan, sedangkan menghias dan mengaduk adonan masihbtetap Vina, makanya rasa kuenya tetap sama. Sedangkan untuk masakanan, semua karyawan di divisi perencanaan semua memesan makan siang kepada Vina. Vina selalu membuat masakan dengan sangat lezat dan variatif.

"May, hari ini antar semua kue itu ke pemesan ya. Setelah itu loe bersihkan semua bumbu masakan yang sudah gue siapkan di meja dapur, karena besok ada pesanan soto madura. Rencana nanti setelah pulang kantor akan gue masak semuanya."

"Siap Vin." Maya seperti memberikan hormat kepada Vina.

"Alah santai aja. Loe kira gue jendral."

"Hahahahahahaha. Sana jalan loe nanti telat."

Vina kemudian membawa semua bekalnya ke kantor. Vina tidak malu walaupun banyak yang mengejeknya di kantor. Bagi Vina yang terpenting apa yang dikerjakannya adalah halal, maka apapun kata orang itumah lewat. Vina akhirnya sampai di tepi jalan tempat dia biasa menunggu angkutan umum, tiba-tiba sebuah mobil yang sudah dikenalnya berhenti.

"Masuk Vin."

Vina kemudian masuk kedalam mobil itu. Dia tidak mau berlama-lama takut ada omongan yang tidak enak nanti terdengar.

"Darimana pak Danu? Bukannya rumah pak Danu tidak searah kos saya?"

"Oooo, itu anu" Danu terlihat gugup tidak tau apa yang harus dikatakannya.

"Kenapa gugup gitu pak?"

"Anu Vin, tadi aku siap ngantar anak dulu ke sekolah, eeeee kemudian mobilku membawa aku ke arah rumah mu."

"Mana ada seperti itu. Bilang aja Bapak sengaja. Benerkan?" Vina menatap curiga kepada Danu, mana mungkin orang akan salah jalan berulang kali, sekarang alasan aneh pula yang dikemukakan Danu.

"Nggak juga sih Vin." Danu mengelak.

Vina kemudian diam dan fokus menatap jalanan, bagi Vina asal itu tidak memberatkan Danu dan juga tidak Vina yang meminta, itu tidak menjadi masalah. Vina akan satai selalu. Dalam hati Vina berkata sekaligus menghemat ongkos. Perjalanan yang memakan waktu hanya tiga puluh menit itu berakhir dengan cepat.

"Makasih pak, atas tumpangannya." Vina kemudian turun dari mobil Danu.

"Sama-sama." Danu kembali melajukan mobilnya dan memarkir mobilnya di tempat parkir khusus manager.

Vina sampai di ruangannya berbarengan dengan Danu.

"Cie sama lagi. Kali ini apa lagi alasannya Dan?" tanya Iwan salah satu teman Danu waktu kuliah.

"Mobil yang membawa pak Danu ke arah kos saya Bang." jawab Vina.

Semua yang mendengar jawaban Vina langsung tertawa. Mereka tidak menyangka Danu akan memberikan alasan klise seperti itu.

"Beneran itu alasannya Vin?" Iwan merasa tidak percaya.

"Beneran bang, untuk apa boong juga." Vina kemudian duduk di kursinya, sedangkan Danu masuk ke dalam ruangannya karena malu dengan alasan yang dibuatnya tadi kepada Vina.

Mereka semua bekerja dengan sangat serius tanpa ada percakapan yang berarti. Tak lama kemudian jam istirahat makan siang pun masuk.

"Vin, mana bekal kita?" kawa Irfan.

"Waduah tinggal di mobil Pak Danu, bang."

Tok tok tok

"Masuk." jawab Danu dari dalam.

"Pak, kata Vina tadi, bekal kita ketinggalan di mobil Bapak."

"Jemput aja ke bawah Fan. Neh kuncinya." Danu kemudian melempar kunci mobilnya ke Irfan.

"Bentar gue jemput bekal dulu." teriak Irfan ke semua karyawan divisi.

Irfan pergi mengambil bekal yang tertinggal di mobil Danu, sedangkan yang lain menyiapkan air minum dan perlengkapan makan. Tak lama kemudian Irfan datang dengan membawa bekal makanan yang dibawa Vina. Vina dan Sari lalu membuka kotak bekal itu, terlihatlah asampadeh daging campur kentang yang menggugah selera, sedangkan sayurnya oseng kacang panjang tambah tempe. Nasi sudah mereka masak di kantor. Semua makan dengan nikmat.

"Vina ada nasi diujung bibirmu" kata Danu.

Vina berusaha mengambil nasi itu, tapi tidak juga berhasil. Tiba tiba Danu maju dan membuang sisa nasi yang menempel di ujung bibir Vina.

"Ciye udah berani pamer." kata Iwan.

"Sirik Wan? Atau ngerasa ketikung?" tanya Sari.

"Ngerasa ketikunglah. Apa daya cuma staf biasa." Iwan memasang muka memelas.

Semua yang melihat ekspresi Iwan langsung tertawa.

"Nasib bang. Sabar aja" kata Irfan sambil mengurut dada Irwan.

Tak terasa jam makan siang mereka telah selesai. Mereka berlima langsung melakukan sholat zhuhur berjamaah yang sekarang diimami oleh Irwan. Semenjak kedatangan Vina ke difisi perencanaan pola hidup mereka berubah yang biasanya makan diluar sekarang sudah tidak. Biasanya sholat diundur sekarang sudah tidak.

"Kamu benar benar membawa angin perubahan untuk kami Vin" kata Sari.

"Wah sebenarnya yang berubah adalah kakak dan abang abang semua." elak Vina.

Mereka kembali bekerja seperti biasa. Hari ini mereka akan kembali lembur karena ada perubahan pada gambar proyek sebuah mall.

"Vin, hari ini bang wan antar pulang ya." Iwan berkata sambil melirik Danu.

"Naik taksi aja bang. Kayaknya aku ngaak bisa lembur sampai malam kali. Karena ada kerjaan yang nunggu di rumah."

"Yah. Terus kamj lembur para pisang aja dong." Irfan mengurut dadanya.

Kira kira pukul enam sore, Vina pamit pulang.

"Bang, aku duluan ya." kata Vina.

Tak lama Danu juga keluar dari ruangannya.

"Mau kemana bos?" tanya Iwan.

"Dipanggil direktur. Mau ikut?" kata Danu.

"Ye dipanggil direktur. Pepet terus aja Dan. Jangan ragu"

Danu kemudian berlari ke lobby kantor. Untung saja Vani masih di sana sedang bercengkrama dengan temannya. Vani kemudian melihat Danu.

"Kemana Bang?"

"Mau keluar. Belum datang taksinya?"

"Belum bang, belum dapat."

"Sama aja. Sekalian nanti di antar ke rumah. Tujuan saya sama dengan arah rumah mu"

Vani pamit kepada temannya untuk pergi dengan Danu. Vani kemudian naik ke mobil Danu.

"Sebenarnya mau kemana bang?" Vani menatap menyelidik kepada Danu.

"Nggak ada cuma mau ngantar kamu aja. Kasian anak gadis pulang maghrib pake taksi."

"Hm. Alasannya pasti bilang pertemuan dengan direktur kan."

"Kok tau? Siapa ngasih tau?" Danu penasaran kenapa Vani sampai tau alasannya keluar tadi.

"Makanya bang, baca grub, udah heboh tuh" Vani melihatkan kehebohan di grub dimana di grub terdengar alasan Danu untuk izin keluar.

"Bang, cari alasan yang masuk akal dikit napa coba. Mana ada rapat jam segini. Dengan direktur lagi."

"Ya masf nggak kepikiran."

"Hahahaha. Siap siap aja nanti kena bully ya."

Tak terasa mereka sudah sampai di depan kos Vani. Vani kemudian membuka pintu mobil.

"Besok aku jemput. Jadi tunggu aja di depan gank."

"Nggak usahlah bang, merepotkan saja aku nanti"

"Nggak repot. Pokoknya tunggu saja."

"Kamu boss nya."

Vani menyerah. Danu kemudian melajukan mobilnya kembali ke arah kantor. Danu sudah membeli martabak mesir untuk menyumbat mulut stafnya.

"Wah yang pulang meeting." Irwan mulai usilnya.

"Capek gue sama loe bertiga. Gue tadi ngantar Vina. Jelas."

"Gitu dong ngaku. Kadi cowok cemen amat. Makanya urusan rumah tangga udah dua tahun nggak jelas juntrungannya." kata Irwan.

"Wan, Fan kalian berdua jangan ngomong sama Vina kalau aku sudah menikah. Paham."

"Siap Bos. Tapi asal jangan loe sakitin dia aja. Loe harus menyelesaikan urusan rumah tangga loe baru loe mengungkapkan isi hati loe." jelas Irwan.

"Bang, sebenarnya apa yang bikin loe susah nyeraiin bini loe bang? Harta?" tanya Irfan.

"Bukan harta Fan. Tapi anak gue, dia nggak mau pisah dengan Maminya."

"Nasib loe bang bang, apes banget. Gua ada tapi nggak bisa numpang istirahat. Apa artinya itu. Karatan dong ya bang."

"Udah kerja. Lama lama lumutan gue denger ocehan receh loe berdua."

Mereka bertiga kembali serius mengerjakan sketsa itu. Vina juga serius memasak soto pesanan tetangganya. Vina berkutat di dapur sampai jam dua belas malam. Selepas itu baru dia beristirahat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!