NovelToon NovelToon

GARIS CAKRAWALA

Chapter 1

"RADITYA GAVIN CAKRAWALAAAAA"teriak guru yang sedang mengejar cakra karna berbuat nakal lagi.

"Pakk jangan sering ngejar saya! Nanti jatuh cinta loh pak! Saya masih normal pakkk"ucap cakra sambil ketawa.

Cakra terus berlari sambil menoleh ke belakang dan gak sadar ada cewek yang berjalan sambil membaca novel.

Brukk

Cakra menabrak seorang anak baru di sekolahnya.

"Anjirrr"umpat mentari.

"Heii kalo jalan pakek mata dong"ucap cakra nyolot.

"Bukankah pakek kaki? Kalau pakek mata lu gak bisa berjalan"ucap mentari dengan pedas.

"Cewek aneh lu"ucap cakra dengan sinis.

"Dari pada lu cowok kok bacot"ucap mentari dengan sinis.

Cakra yang mau berdiri dan langsung kabur pun berhenti karna bajunya di pegang oleh pak guru.

"Mau kemana ha? Urusan kita belum selesai"ucap pak andis.

"Urusan apa pak? Apakah saya pernah menghamili bapak? Apa bapak mau nikah sama saya?"tanya cakra dengan raut muka serius. Pak andis langsung menjewer telinga cakra.

"Aaa sakit pak"ringis cakra sambil memegang tangan pak andis.

Mentari yang dari tadi melihat interaksi cakra dan pak andis hanya menahan tawanya.

"Saya ini sedang serius cakra! Bukan main main"ucap pak andis dengan garang.

"Saya juga serius pak. Bapak kira saya bejanda?"tanya cakra.

"Raditya Gavin Cakrawala"ucap pak andis menekankan nama cakra.

"Iya ada apa pak? Ehh ada buk cantika"tanya cakra langsung mengerjai pak andis.

Semua murid tau kalo pak andis suka sama buk cantika dan dalam kesempatan ini, cakra mengerjai pak andis supaya bisa kabur.

Otomatis pak andis menoleh ke belakang dan melepas jeweran cakra.

Cakra langsung berlari dan menarik tangan mentari. Mentari yang sedang diam dari tadi pun terkejut karna cakra menarik tangannya secara tiba tiba.

"Ehh ada ib-"ucap pak andis terpotong karna gak melihat buk cantika.

"RADITYA GAVIN CAKRAWALAAAAAAA!!!"teriak pak andis menggelegar di koridor kelas karna merasa di permainkan oleh cakra.

Semua murid yang ada di koridor tersebut hanya menutup telinganya.

Cakra hanya terkekeh karna membuat kenangan yang begitu bagus. Mentari hanya melihat cakra dengan intens.

"Oii! Ngapain lu ngajak gue kabur?!"bentak mentari sambil menarik tangannya.

"Lahh lu nya kebawa juga ternyata"ucap cakra tanpa dosa.

Mentari memutar bola matanya dengan malas dan langsung berjalan mencari kelasnya.

Cakra langsung menghadang mentari dengan mata menyorot mentari dengan intens.

"Lu siapa? Kok gue baru liat?"tanya cakra menyipitkan matanya.

"Manusia. Siswa baru di sekolah ini. Jadi tolong minggir"ucap mentari dengan nada datar.

"Lu cantik kalo ngomong datar gini"ucap cakra sambil senyum dipaksakan.

"Cakraaaa"panggil sindi dari anak tangga dan langsung memeluk lengan cakra.

Cakra yang risih melihat kelakuan sindi pun langsung menarik tangannya.

"Apaan sih lu"ucap cakra dengan ketus.

"Aku tadi liat pak andis meneriaki nama cakra, jadi aku langsung kesini aja"ucap sindi sambil berkaca.

"Gak jelas lu"ketus cakra.

"Mending lu ke kelas lagi dehh"sambung cakra sambil berjalan meninggalkan mentari dan sindi.

"Gue pergi dulu ya cantik, nanti kita ketemu di kantin okey"ucap cakra ke tari sambil wink dan langsung berlari.

Mentari yang mendengar ucapan cakra pun hanya memutar bola matanya dengan malas dan berjalan menuju ke kelas barunya. Sindi langsung mendorong tari dengan kasar. Mentari hanya menaikkan alisnya satu.

"Kayaknya lu siswa baru disini, benar kan? Jangan macam macam sama gue"ucap sindi menatap tajam ke arah mentari.

"Iya. Emang gue buat apa ke lu?"tanya mentari dengan santai.

"Lu udah deketin pacar gue! Jauhin pacar gue!"bentak sindi.

"Gue gak kenal pacar lu sama sekali! Jadi tolong minggir!"bentak mentari.

"Wahh nyolot lu! Itu yang barusan pacar gue!"bentak sindi mendorong mentari.

"Ouhh yang barusan itu? gue gak kenal sama dia ya. Jadi gue bisa lewat kan?"tanya mentari sambil menaikkan alisnya 1.

Sindi langsung menyingkir dari hadapan tari. Mentari tersenyum miring.

"Semoga kita bertemu kembali"ucap mentari sambil menaiki anak tangga.

Di Belakang Kantin

Cakra pergi ke belakang kantin untuk menemui teman temannya.

"Oiii kalian"teriak cakra menghampiri temannya.

"Yooo, akhirnya lu sampai juga disini"ucap fathan sambil tos ala cowok sama cakra.

"Tumben lama"ucap kanza tanpa menoleh ke cakra karna sedang main game.

"Ada urusan dikit"ucap cakra.

"Urusan sama pak andis?"tanya indra menyelidik.

"Itu lu tau"ucap cakra langsung ketawa.

"Udah tau pak andis itu galak, masih aja lu ngerjaiin dia"ucap indra sambil geleng geleng kepala.

"Gak ada galaknya, cuman kumis panjangnya yg buat dia galak"balas cakra sambil duduk dan langsung memakan cemilan di depannya.

"RADITYA GAVIN CAKRAWALA!!!"teriak pak andis. Semua menoleh ke arah pak andis dan langsung berdiri.

"Ehh ada bapak"ucap cakra sambil nyengir.

"Bapak bapak! Kamu kira saya bapak mu! Cepat pergi ke lapangan dan langsung berdiri!!!"ucap pak andis marah.

"Saya gak ikut kan pak? Soalnya saya kan gak ada masalah sama bapak"ucap indra menatap pak andis.

"Kata siapa?! Kalian semua berdiri di lapangan! Kalian sudah membolos pelajaran!!!"bentak pak andis.

"Tapi pak"ucap kanza memelas.

"Gak ada tapi tapian! Cepat pergi ke lapangan! Atau saya menyuruh orang tua kalian ke sini!!!"bentak pak andis.

"Ehh iya pak, jangan nyuruh orang tua saya kesini pak"ucap cakra langsung mendorong temannya untuk pergi dari sini.

"Bye pak andis, semoga kita ketemu di masa depan"ucap indra sambil menengok dari balik dinding.

"CEPAT BERDIRI DI LAPANGAN INDRA!"bentak pak andis dan indra hanya menyengir dan langsung pergi.

"Ouh ya pak"panggil indra lagi sambil menyembulkan kepalanya saja.

"Apa lagi indra?"tanya pak andis kesal.

"Kata cakra, cakra sayang bapak katanya. Baru katanya ya pak, bukan asli"ucap indra langsung pergi sambil terkekeh.

Pak andis hanya mengelus dadanya untuk tidak memarahi muridnya.

"I LOVE YOU PAK!!!"teriak indra dari balik dinding.

"ARZAN RAVINDRAAAA BAGASKARAAAAA!!!!"teriak pak andis marah.

"Hahahaha"tawa indra dengan girang.

Tak

Kanza menjitak dahi indra.

"Aww sakit kanda"ucap indra meringis sambil mengelus dahinya.

"APA LU BILANG?! KANDA?! LU KIRA GUE SUAMI LU?! GUE MASIH NORMAL!!"bentak kanza.

"Lu udah belok dra?"tanya fathan menatap indra dengan intens.

"Mungkin iya than"sambung cakra ikut ikutan.

"Iiii jangan deket deket sama si indra, dia homo!"teriak kanza.

"Gue gak homo ya!!!"bentak indra.

"OIIII KALIAN YG MERASA COWOK, JANGAN DEKAT DEKAT SAMA INDRA! DIA HOM-"teriak cakra terpotong karna indra membekap mulut cakra. Cakra melepas tangan indra dari mulutnya.

"Bau amat tangan lu dra"ucap cakra.

"Iya, habis cebok barusan"ucap indra dengan santai.

Cakra,fathan dan kanza melotot.

"APAAAA?!!!!"teriak cakra.

Indra mengangguk dan langsung kabur dari cakra.

"OIII INDRAAAAA"teriak cakra sambil mengejar indra.

"Eeh fathan lu mau ikut gak lari larian kayak gitu?"tanya kanza menoleh ke fathan.

"Kagak"jawab fathan.

"Ayo lah than, biar kelihatan serasi gitu. Kayak di india india"ucap kanza memelas. Fathan melihat kanza dengan tatapan jijik.

"Lu homo ya?"tanya fathan. Kanza hanya menggeleng.

"Truss kenapa lu mau kek gitu?"tanya fathan sambil menyipitkan matanya.

"Entah lahhh"ucap kanza.

Fathan hanya memutar bola matanya dengan malas dan langsung berjalan meninggalkan kanza.

"Ehh lu mau kemana?"tanya kanza.

"Kelas"jawab fathan dengan singkat.

"Ehhh gue ikut"teriak kanza sambil berlari menghampiri fathan.

"OIIII INDRA SINI LUUUU!!"teriak cakra yang masih mengejar indra.

"Sini kejar gue garis cakrawala!"teriak indra yang berusaha lari dengan cepat.

"Nama gue bukan garis cakrawala ya!"bentak cakra sambil berusaha mencapai baju indra.

Happ

Cakra memegang kerah baju belakang indra.

"Nhh dapat, mau kemana lu indrawan"ucap cakra dengan ngos ngosan. Indra menoleh ke belakang dan langsung menyengir.

"Lu harus ikut gue"ucap cakra sambil menarik kerah baju belakang indra.

"Aaaaa tolonggggg"teriak indra. Cakra hanya santai dan tetap menarik indra.

"Astagaa cakra, jangan tarik gue kek gini dong. Serasa berjalan mundur gue"ucap indra memelas. Cakra hanya diam tanpa menjawab ucapan indra.

Chapter 2

KRINGGGGGGG

Suara bel jam istirahat berbunyi di SMA ANGKASA RAYA. Cakra dan lainnya yang habis dari kelas langsung menuju ke kantin.

Kenapa mereka gak ngelakuin hukuman? Jawaban mereka adalah udah pernah ngelakuin.

Saat di tengah lapangan menuju kantin cakra menoleh ke semua penjuru dan langsung tersenyum karna sudah menemukan yang dia cari.

"HEIII CANTIKKK"teriak cakra langsung menghampiri mentari yang sedang membaca buku pelajaran. Semua siswi yang merasa di dekatnya pun menoleh kecuali mentari.

"Lu denger? Cakra manggil gue cantik".

"Aaa anjir gue dibilang cantik".

"Dia bilang ke gue, bukan lu".

Ucap siswi siswi dengan pdnya.

"Cantik"panggil cakra ke tari.

Semua melihat mentari dengan sinis karna most wanted di deketin. Mentari hanya menoleh sekilas ke arah cakra dan langsung melanjutkan jalannya.

"Ettt mau kemana?"tanya cakra mencekal tangan tari.

"Mau lu apa sih?"tanya mentari dengan kesal langsung menutup bukunya.

"Lu mau gak jadi pacar gue?"tanya cakra sambil menaikkan turunkan kedua alisnya.

Bugh

Mentari memukul perut cakra dengan keras"Gue gak kenal ama lu ya"ucap mentari sambil melewati cakra. Cakra mencengkal pergelangan mentari walaupun perutnya sakit karna di pukul.

"Kenalan dulu, siapa tau lu juga udah suka sama gue"ucap cakra.

"Ogahhh, gue udah punya pacar"ucap mentari sambil menepis tangan cakra.

"Siapa pacar lu? Biar gue temuin langsung! Apakah dia lebih gantengan dari gue?"tanya cakra.

"Kepo amat lu"ucap mentari berjalan meninggalkan cakra. Cakra melihat mentari hanya tersenyum miring.

"Liat saja nanti, lu pasti akan suka sama gue Mentari"batin cakra tersenyum miring dengan gak sadar menyebut nama mentari.

"Apa yang dilakukan oleh si tolol itu?"tanya indra menatap cakra dengan intens.

Takk

Fathan menyentil dahi indra dan langsung aja indra mengelus dahinya.

"Harusnya lu juga ngaca! Lu juga tolol!"ucap fathan dengan pedas.

"Lu makan apaan sih? Kenapa ucapan lu pedas amat kayak cabe cabean?"tanya indra menatap fathan dengan sinis.

Dia bingung kenapa semua teman tololnya ini selalu menyalahkan dirinya. Padahal dirinya gak ada salah apa. Setiap ngomong selalu di sentil.

Tak

Fathan menyentil dahi indra lagi.

"Benerin dulu bawa mulut"ucap fathan berjalan meninggalkan kanza dan indra.

"MAS FATHAN TUNGGU"teriak kanza mengejar fathan.

Fathan hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar"Kenapa gue doang yang waras diantara mereka berempat"batin fathan.

Cakra yang melihat fathan dan kanza yang pergi ke kantin langsung mengikuti dari belakang.

"Lahh si tuyul kemana?"batin cakra. Cakra menoleh kebelakang dan melihat indra yang sedang menggoda goda siswi siswi disana..

"OIII TUYULL!! SINI LU!!!"teriak cakra sambil berkacak pinggang. Semua menoleh ke arah cakra dengan bingung.

Indra menunjuk dirinya sendiri sambil melihat cakra dan cakra langsung mengangguk. Dengan cepat indra langsung menghampiri cakra.

"Ayo ke kantin"ajak cakra sambil ngerangkul bahu indra.

"Ehh yang tadi lu samperin siapa?"tanya indra.

"Entah gue gak tau namanya"ucap cakra pura pura gak tau.

"Lahh lu gak kenalan sama dia?"tanya indra.

"Kagak"ucap cakra dengan santai.

"Lu tolol atau gimana sih?"tanya indra kesal.

Tak

Cakra menyentil dahi indra"Apa lu bilang?! Gue tolol? Hahaha emang gue keliatan tolol ya?"tanya cakra sambil ketawa.

"Keliatan banget"ucap indra pelan tapi di dengar oleh cakra.

"Apa lu bilang? Wah wahh bener bener lu jadi temen"ucap cakra sambil mendorong indra dengan pelan.

"Akhhh sakit kanda"ringis indra dramatis sambil pura pura jatuh. Semua menoleh indra dengan tatapan aneh.

"Iiii jijikk gue"ucap cakra sambil bergidik ngeri dan langsung meninggalkan indra.

"KANDA CAKRAAAA"teriak indra.

"Punya temen kelakuannya kayak gitu. Entah dia anak siapa"batin cakra. Indra langsung berdiri dan mengejar temannya.

Fathan dan kanza udah sampai di kantin duluan dan di belakangnya ada cakra yang dengan rambut yang dia ikat untuk menambah kesan gayanya bahkan dia bertato. Indra? Dia tertinggal jauh di belakang.

Cakra menoleh ke semua arah untuk mencari meja makan dan tertuju meja yang di duduki mentari. Cakra langsung menghampiri mentari dan langsung duduk di depannya.

"Haii cantik"sapa cakra sambil tersenyum. Mentari menoleh ke arah cakra dan langsung mematung.

"Matanya seperti Gavin"batin mentari yang masih menatap mata cakra. Mentari langsung menggeleng gelengkan kepalanya.

"Kenapa geleng geleng? Awas palanya copot"ucap cakra memegang kepala tari. Mentari menepis tangan cakra.

"Nama lu siapa?"tanya cakra.

"Tari"ucap mentari dengan singkat.

"Nama panjang?"tanya cakra.

"Fredelle Angelina Yara Mentari"ucap tari.

"Sudah gue duga, nama lu mentari"ucap cakra. Mentari menoleh ke arah cakra dengan alis yang ia naikkan satu.

"Tau gak?"tanya cakra sambil mendekatkan mukanya ke tari. Tari mendorong kepala cakra dengan satu jari.

"Gue juga gak tau, kenapa gue seolah olah deket ama lu. Truss gue serasa nama lu mentari, makanya gue tanya ke lu. Apakah lu kenal gue?"ucap cakra sambil menatap mentari.

Mentari hanya menggelengkan kepalanya untuk menjawab ucapan cakra. Cakra hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar.

Mentari berdiri dan langsung meninggalkan kantin. Cakra hanya melihat tari pergi begitu saja.

"Gue pasti dapetin lu tari"batin cakra.

"Cakraaa"panggil sindi sambil membawa makanan dan langsung duduk di depan cakra. Cakra hanya melihat sindi tanpa menjawab.

"Nihh gue udah beliin makanan buat lu"ucap sindi sambil menyondorkan makanan buat cakra.

"Gak usah, lu makan aja sendiri"ucap cakra langsung berdiri dan pergi meninggalkan sindi. Cakra menghampiri temannya dan langsung duduk.

"Minta dong"ucap cakra sambil meminum minuman indra. Indra yang sedang makan langsung melotot dan langsung merampasnya.

"Beli sendiri sono"ucap indra dengan sinis.

"Gak bawa duit gue"ucap cakra memelas.

"Gak usah boong lu, buktinya tuhh adek kandung lu makan banyak"ucap indra tanpa sadar. Cakra hanya menatap indra dengan datar dan langsung pergi meninggalkan kantin. Indra yang sadar akan omongannya langsung menutup mulutnya.

Tak

Tak

Fathan mengetok kepala indra dengan sendok begitupun kanza ikut mengetok kepala indra.

"Tolol amat lu"ucap fathan sambil berdiri dan langsung mengikuti cakra .

"Hati hati kalo ngomong ndra"ucap kanza sambil meninggalkan indra yang diam dari tadi.

"Maaf cak, gue gak sengaja"batin indra dengan bersalah. Indra langsung berdiri dan langsung berlari mengejar temannya.

"Ehh fin"panggil ivan sambil menyenggol tangan kafin.

Kafin menoleh ke ivan dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"Itu abang lu ngeliat lu dengan tajam barusan"ucap ivan bergedik ngeri. Kafin menelan makanannya dengan cepat.

"Lahh truss kenapa? Udah biasa kalik"ucap kafin.

"Makin serem. Tangannya bertato njirr"ucap ivan.

"Dia emang gitu. Namanya juga brandalan"ucap kafin sambil melanjutkan makan.

"Kenapa sifat lu sama dia lain?"tanya ivan. Kafin hanya mengendikkan bahunya karna dia juga gak tau.

"Biar lu tau, kalo abang gue adalah pembunuh mama gue"batin kafin.

Chapter 3

Cakra langsung menuju ke roftoop sekolah untuk menenangkan pikirannya. Cakra langsung duduk di sofa yang memang ada di situ dan langsung mengeluarkan rokoknya. Cakra yang mau menyesap rokoknya pun langsung di rampas oleh fathan.

"Lu gila?!"bentak fathan

"Apaan sih lu! Itu rokok terakhir gue"ucap cakra.

Bugh

Fathan memukul wajah cakra"Sadar cak! Rokok buat lu sakit! Pantes aja akhir akhir ini lu bau rokok!"teriak fathan sambil memegang kerah baju cakra.

Cakra hanya tersenyum miring"Gue ngerokok, buat ngilangin setres than! Lu gak tau apa apa!"bentak cakra marah.

"Gue ngelakuin ini karna gue khawatir sama lu!"bentak fathan.

Kanza dan indra hanya melihat, karna gak berani membentak cakra atau fathan.

"Jangan khawatir sama gue, karna gue orangnya gak guna than"ucap cakra dengan lirih.

"Jangan pernah bilang gak guna cakrawala!"bentak fathan.

"Gue emang gak berguna than! Buktinya papa gue membenci gue! Bahkan gue dituduh membunuh mama gue sendiri"ucap cakra frustasi..Semua menegang karna baru kali ini cakra bercerita kepadanya

"Aa-apa?"kejut fathan dengan langsung melepaskan kerah baju cakra.

"Iya gue dituduh membunuh mama! Padahal saat itu, mama gue ngelindungin gue karna ada yang mau membunuh gue. Kenapa bukan gue aja yang dibunuh? Kenapa harus mama gue than. Ggue hiks gue rindu mama than hiks hiks"ucap cakra dengan menangis dan langsung terduduk lemas.

Fathan, kanza dan indra ikut menangis karna baru kali ini melihat cakra menangis. Mentari yang menumpang tidur di roptoof pun terbangun karna mendengar suara tangisan.

Menari langsung berdiri dan mencari asalnya dan langsung menegang melihat cakra dan temannya yang sedang menangis.

"Heii, kenapa kalian menangis? Kalian membuat tidur siangku terganggu"ucap mentari sambil menghampiri cakra dkk. Semua menoleh ke arah mentari dengan terkejut

"Berarti lu dengar semua percakapan kita?"tanya fathan. Mentari mengangguk mengiyakan ucapan fathan.

"Lu tenang saja, karna gue bukan cepu"ucap tari sambil berjalan meninggalkan cakra dkk.

"Apakah gue harus percaya sama lu gitu?"tanya kanza melihat mentari dan membuat tari berhenti.

"Kalo lu mau percaya atau gak terserah situnya. Karna yang penting gue gak melakukan hal sebejat itu"ucap tari langsung keluar dari roptoof.

"Lu siapa? Kenapa gue baru melihat lu disini?"tanya fathan yang sedikit berteriak

"Gue mentari, anak baru di sekolah sini."jawab mentari yang masih mendengar.

"Truss lu ngapain disini? Bukannya bel masuk udh berbunyi dari tadi?"tanya kanza sedikit berteriak.

"Tidur siang. Sebenarnya gue males sekolah. Kalau aja gue gak dapat hukuman dari ortu gue"ucap mentari sambil menyembulkan kepalanya dan langsung melengos pergi.

"HEIII CANTIK TUNGGU!!!"teriak cakra mengejar mentari. Fathan, kanza dan indra menoleh satu sama lain dan langsung menggeleng.

"Barusan dia nangis kan?"tanya fathan. Kanza dan indra mengangguk.

"Truss dia baik baik aja setelah melihat anak baru itu kan?"tanya kanza. Fathan dan indra mengangguk.

"Goblok"umpat indra.

Tak

Tak

"Kalian berdua suka amat nyentil dahi gue ya!"bentak indra sambil mengelus ngelus dahinya. Fathan dan kanza langsung keluar untuk menemui cakra tanpa menghiraukan ucapan indra.

"HEI HEI!!"teriak indra dengan kesal karna kedua temannya meninggalkan dirinya.

"OIII TUNGGUU!"teriak indra lagi sambil mengejar temannya.

"Ettt mau kemana?"tanya cakra yang berhasil menghadang jalan mentari.

"Mau kemana aja, yang penting gak ada lu"ucap mentari dengan ketus.

"Gak bisa gitu dong, walaupun gak ada gue, gue selalu mengawasi lu dari jauh. Lu tenang aja. Lu gak bakal celaka seditpun karna udah ada gue"ucap cakra sambil menepuk nepuk kepala mentari.

"Gak usah, terima kasih. Gue bisa menjaga diri gue sendiri"ucap tari sambil berjalan dan meninggalkan cakra. Cakra membalikkan badannya"Kalo mau nyari gue, cari di belakang kantin dan kls 11 IPA 2"teriak cakra. Mentari menggelengkan kepalanya dan melanjutkan jalannya.

"RADITYA GAVIN CAKRAWALA!!!"teriak pak andis.

"Mampusss"umpat cakra.

"Gue harus lari"batin cakra langsung berlari.

"Kok gak mau bergerak ya, padahal gue udah larinya dah cepat"batin cakra.

"Perasaan gue gak enak"batin cakra.

"Ettt mau kemana?"tanya pak andis sambil memegang baju cakra.

"Perasaan gue benar"batin cakra. Cakra menoleh ke belakang langsung menyengir "Ehh bapak"ucap cakra sambil salim ke pak andis.

"Bapak bapak, ikut saya ke kantor!"bentak pak andis sambil menjewer telinga cakra.

"A-aaaa ssakit pak"ringis cakra sambil memegang tangan pak andis.

"Kalo gak mau dijewer makanya jangan membuat kesalahan cakra!"bentak pak andis sambil berjalan ke kantor dengan menjewer telinga cakra.

"Aelah pak, saya hanya buat kenangan di sekolah ini pak, biar ada sensasi gitu"ucap cakra dengan asal asalan.

"Kenangan apa?! Yang ada membuat onar!"bentak pak andis.

"Duduk!"sambung pak andis membentak cakra..Cakra pun langsung duduk dengan gaya santainya.

"Jadi saya duduk disini mau ngapain pak? Mau nikahin saya sama mentari ya pak?"tanya cakra sambil menumpu dagunya dengan kedua tangan..Pak andis hanya mengelus dadanya untuk bersabar dan cakra hanya melihat pak andis.

"Ngapain ngelus dada pak? Awas makin rata"ucap cakra.

"Cakrawala"geram pak andis.

"Iya kenapa pak?"tanya cakra sambil mendekatkan mukanya ke pak andis. Pak andis mendorong dahi cakra dengan jari telunjuknya.

"Jauh jauh!"usir pak andis dengan sinis. Cakra sedikit bingung dengan ucapan pak andis dan langsung mengerti.

Cakra langsung menjauhkan dirinya dari pak andis sambil membawa kursi. Pak andis masih menggeleng gelengkan kepalanya dengan tertunduk

"Cakr-YAKKKK KENAPA KAMU DUDUK JAUH SEKALI!!"panggil pak andis dengan terpotong dan langsung berteriak baru melihat cakra yang jauh sekali.

"Kata bapak katanya jauh jauh, jadi saya menjauh"ucap cakra sambil menguap.

"CAKRA GAK SOPAN MENGUAP TANPA MENUTUP MULUT!"teriak pak andis sambil berdiri dan langsung mendekati cakra. Cakra langsung berdiri.

"Kenapa kamu mengikat rambut panjangmu?"tanya pak andis.

"Karna gerah"jawab cakra dengan simple.

"Kenapa kamu memakai anting anting? Padahal sudah tau di sekolah ini gak boleh memakai anting anting! Dan kenapa kamu juga bertato cakraaa!!"tanya pak andis beruntun. Cakra hanya diam membisu. Karna ia juga tidak tau kenapa dia bertato dan memakai anting.

"Apakah kamu gak tau? Kalau kamu itu membuat nama baik sekolah ini jelek cakra? Semua orang tau kamu itu berandal cakra! Apakah kamu gak pernah di ajarin sama orang tuamu? Kelakuanmu berbeda sekali dengan adikmu!"sambung pak andis yang gak sadar membuat cakra marah. Ia gak suka ditanyain tentang keluarga dan dibeda bedakan dengan adiknya.

Cakra selalu menjawab "Orang itu berbeda, gak ada manusia yang sama didunia ini, apalagi sifatnya! Orang kembar aja sifatnya beda".

"Kenapa kamu gak bisa menyamakan sifatmu seperti adikmu?"tanya pak andis lagi. Cakra menatap pak andis dengan datar"Apakah bapak benar guru? Kenapa bapak gak ngerti sama sekali? Pak, sifat orang itu beda beda! Susah untuk menyamakan! Kelakuan saya memang berandal pak, tapi saya masih mengerti tentang begini! Bapak jangan salah pandang dulu! Bapak pasti ngira saya berandal dan bodoh kan? Gak pak! Jadi jangan pernah menyuruh menyamakan sifat orang! Bapak harus tau latar belakangnya dulu! Seperti kita membeli novel, apakah bapak langsung membelinya saja tanpa membacanya dulu?"ucap cakra panjang lebar dan langsung meninggalkan pak andis yang terdiam dari tadi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!