NovelToon NovelToon

Ms. Perfect

Prolog

Michelle Melviano (22) putri bungsu dari tiga bersaudara dari keluarga Melviano, pengusaha berpengaruh di berbagai bidang bisnis.

Michelle anak perempuan satu-satunya di keluarganya.

Kakak pertamanya, Nicholas Melviano (25) menjabat sebagai CEO di salah satu anak perusahaan Daddynya sendiri, Corradeo Melviano. Membantu Corradeo mengelola bisnis perusahaan di kota yang sama.

Dan Kakak keduanya, Xavier Melviano (24) mengelola rumah sakit milik keluarga Melviano di kota yang sama.

..

Sebagai anak perempuan dan adik perempuan satu-satunya, Michele sangat disayang oleh keluarganya, terutama kedua Kakak laki-lakinya yang begitu tegas dan ketat menjaganya namun penuh kasih sayang.

Michele tumbuh menjadi gadis tomboy, sehari-harinya Michele cuma memakai kaos dan celana pendek di rumah.

Sedangkan penampilan untuk pergi kuliahnya memakai kaos, celana jeans panjang polos, kadang dengan sobekan di bagian lututnya, atau kadang celana kargo dan akan memakai luaran seperti kemeja flannel, sweater, atau jaket.

..

Michele tengah menjalani semester tujuh kuliahnya dari jurusan bisnis seperti Nicholas, dia kuliah di kampus negeri dan mendapatkan beasiswa penuh karena kejeniusan dan hasil belajarnya yang sempurna.

Berkat kedisiplinannya dalam menempuh belajar, keluarganya memberikan Michelle kebebasan dalam mengembangkan hobinya dalam seni, terlebih pada mural yang seringkali dia lakukan.

..

Michelle mempunyai tiga orang teman dalam kelompok muralnya, ketiganya laki-laki tapi tetap menghargai dan menghormati Michelle tanpa ada perlakuan yang tidak sopan.

Michelle dan ketiga temannya, Ezra, Daffin, dan Saddam biasanya membuat mural di tempat yang sudah dapat ijin untuk dibuat mural atau sering kali mendapat kolega untuk membuat mural di tempat yang sudah disediakan, seperti desain tembok kafe, pekarangan rumah, toko otomotif, dan lainnya.

..

Nicolas dan Xavier sangat ketat pada adik kesayangannya terutama akan laki-laki yang berani menyukai adiknya.

Mereka sepakat untuk mengintrogasi keseriusan laki-laki itu ke adiknya.

Laki-laki itu harus berani menemui kedua Kakak Michelle dan membiarkan mereka yang menentukan setuju atau tidaknya ke laki-laki itu.

Sebab tidak ada satupun laki-laki yang Michelle sukai dan ditolak kedua Kakaknya, Michelle memilih fokus ke studi dan hobinya dan mengesampingkan hubungan asmaranya.

**

Michelle & Kedua Kakaknya

Hari ini Michelle kuliah pagi cuma sampai jam sepuluh pagi setelahnya dia bebas tanpa ada kelas lagi.

Michelle langsung mengendarai motor brat stylenya pulang.

..

Di rumah, Leonore sedang duduk di sofa halaman belakang sambil makan buah.

Kepala pelayan sudah menunggu kepulangan Michelle, sudah menyiapkan sandal rumah untuk Michelle sebelum Michelle berjalan masuk.

“Hei Mom” panggil Michelle mencium pipi Leonore dari belakang

“Hei darling.. sini duduk temenin Mommy” ucap Leonore menepuk sofa di sampingnya

Michelle merebahkan kepalanya di paha Leonore sedangkan kakinya lurus diatas sofa.

“Argh.. aku bosen Mon” keluh Michelle

“Ikut Mommy aja nanti” ucap Leonore penuh semangat

“Pasti ketemu sama temen-temen sosialita Mommy kan ? aku nggak mau Mom, Mommy aja” tolak Michelle langsung to the point

“Sesekali ikut dong darling, daripada kamu bosen” bujuk Leonore

“Hahaha.. makasih banyak Mom.. aku masuk kamar dulu ya” ucap Michelle langsung bangun

Michelle berjalan menaiki tangga rumahnya lalu masuk ke kamarnya.

Melepaskan sandalnya lalu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang empuk itu.

Berpikir akan melakukan apa untuk mengisi waktu luangnya hari ini.

Dia tidak mungkin pergi ke perusahaan Corradeo maupun Nicholas karena akan mengganggu pekerjaan mereka terlebih mereka akan lebih fokus ke dirinya daripada pekerjaannya sendiri.

Dia juga tidak mau mengganggu Xavier yang berada di kamarnya karena saat ini Kakak keduanya itu sedang tidur akibat lelahnya operasi besar semalam.

“Argh.. bosen..” keluh Michelle meneriaki langit-langit kamarnya

Akhirnya Michelle ganti baju dengan pakaian fitnessnya lalu masuk ke ruang gym di rumahnya.

Setelah pemanasan dan peregangan otot, Michelle mulai melakukan fitnessnya.

Michelle sering berlatih bersama Nicholas dan Xavier, mereka menjadwalkan hari Minggu sebagai hari olahraga dan hari Kakak beradik.

..

Lelah, Michelle mandi lalu makan siang. Dirumah yang besar itu cuma dipenuhi dengan para pelayan, penjaga, dan keluarganya sendiri.

Xavier yang bangun dari tidurnya menyusul Michelle makan siang.

Setelah makan siang, mereka berdua main PS di kamar Xavier.

“Nggak ada cowok yang deketin kamu lagi honey ?” tanya Xavier sambil fokus main PS

“Eum.. kalau deketin sih ada aja, tapi pas aku ajak ketemu Kakak langsung ciut, besokannya pas ketemu pura-pura nggak kenal, cih” jawab Michelle dengan mata berfokus main PS

“Cowok kok kayak gitu ? bilangin kalau ada cowok kayak gitu lagi, biar Kakak bedah alat kelaminnya” gerutu Xavier

“Hahaha.. populasi cewek makin banyak dong Kak” ucap Michelle

“Biarin, kesel aja” ucap Xavier singkat

“Kakak sendiri gimana sama Kak Amber ?” sindir Michelle

“Kakak tuh nunggu Kak Nicho dulu” jawab Xavier dengan sombongnya

“Eum.. Kak.. kok Kak Nicho masih belum juga cari jodoh ya ?” tanya Michelle hati-hati

“Entahlah.. dia masih setia sama pacar jaman sekolahnya yang entah kemana itu” keluh Xavier

“Huh.. padahal Kak Nicho kurang apa sih ? aku kan mau punya ponakan” keluh Michelle

“Cariin aja jodoh buat Kak Nicho sana” ucap Xavier

“Haaahh.. aku nyerah Kak.. Kak Nicho dingin banget sama cewek.. mana ada cewek yang mau jadinya” gerutu Michelle

“Ngaca.. kamu tuh versi ceweknya Kak Nicho..” ucap Xavier sambil mengacak-acak rambut Michelle

“Hehehe.. udah sih Kak, mending Kakak duluan yang nikah, kali aja nanti Kak Nicho jadi iri terus ikutan nikah” ledek Michelle

“Kamu kok ngomong gampang banget.. sini kamu Kakak jadiin barbel” ucap Xavier yang langsung mematikan game nya

“Hahahaha.. ampun Kak ampuunnn” tawa Michelle memecahkan keheningan

..

“Keluar yuk” ajak Xavier

“Kakak nggak ada jadwal ?” tanya Michelle hati-hati

“Nggak ada.. Kakak bosen” keluh Xavier

“Aku juga.. ya udah sana Kakak mandi aja, aku sih udah mandi tadi” ucap Michelle

“Ya udah Kakak mandi dulu” ucap Xavier lalu bangun dari duduknya

“Aku tunggu di bawah ya Kak.. jangan lama-lama” ucap Michelle lalu menutup pintu kamar Xavier

..

Michelle mengganti pakaiannya lalu memakai tas nya menuruni tangga dan duduk di kursi mini bar rumahnya sambil minum ice mint tea dan memainkan ponselnya.

“Cel” panggil Ezra di grup chat

“Apa ?” tanya Michelle datar

“Sabtu siang kosongin jadwal ya, ada kerjaan lagi” jawab Ezra

“Daffin sama Saddam udah tahu ?” tanya Michelle lagi

“Udah daritadi” jawab Saddam

“Lo telat banget balesnya” sahut Daffin

“Hehehe.. sorry dong.. daritadi gue bosen, kalian juga nggak telefon.. ya udah gue main sama Kak Vie” jelas Michelle

“Iya iya terserah lo aja” ucap Ezra mengalah

“Ya udah gue mau pergi dulu sama Kak Vie, bye” ucap Michelle mengakhiri obrolannya

..

Xavier mengendarai mobilnya keluar halaman rumah. Mengajak Michelle pergi entah kemana karena Michelle sudah tahu kalau bertanya tujuan ke kedua Kakaknya ini selalu tidak dikasih tahu.

Michelle sendiri sebenarnya sudah dibelikan mobil Jeep Wrangler oleh Corradeo tapi Michelle jarang pakai walaupun itu mobil yang dia mau.

Dia lebih sering pakai motornya kalau pergi kemana-mana, mobilnya cuma dipakai kalau lagi hujan, panas, atau untuk membawa barang-barang keperluan muralnya.

Yaa.. Kalau mobil selera Michelle dan kedua Kakaknya berbeda.

Nicholas lebih memilih mobil BMW sport sedangkan Xavier suka mobil Lamborghini seperti yang dikendarainya sekarang.

..

Mobil Xavier berhenti di klinik perawatan gigi langganannya. Xavier memang rajin memeriksa giginya secara rutin, beda sama Michelle dan Nicholas yang malas untuk periksa terlebih gigi mereka rapih dan sehat.

..

Setelah periksa gigi rutin, Xavier membawa Michelle ke suatu kafe untuk makan dan ngobrol ringan disana.

Sebelum petang, mereka berdua sudah sampai rumah karena Corradeo dan Nicholas pasti sudah pulang kerja.

..

“Hari ini ngapain aja darling ?” tanya Corradeo disela makan malamnya

“Kuliah pagi, pulang fitness, main PS sama Kak Vie, temenin Kak Vie periksa gigi, ke kafe, terus pulang” jawab Michelle dengan tenangnya

“Kenapa nggak ke kantor honey ?” tanya Nicholas iri

“Kakak kan lagi kerja” jawab Michelle

“Kak Nicho emang iri aja” celetuk Xavier

..

Jam satu malam, Michelle terbangun dan turun ke dapur untuk minum susu. Saat berjalan mau masuk kamar lagi, Michelle melihat lampu ruang kerja Nicholas menyala.

“Kak Nicho masa belum tidur ?” gumam Michelle mengernyitkan dahinya

Tok.. Tok.. Tok..

Pintu diketuk Michelle, menunggu jawaban dari dalam ruangan lalu perlahan Michelle membuka pintu dan melihat sekitar.

“Sini honey” panggil Nicholas di kursi kerjanya yang terlihat kusut

“Kakak kenapa ?” tanya Michelle sambil berjalan ke arah Kakaknya setelah menutup pintu pelan-pelan

“Kakak pusing, besok meeting sama perusahaan yang kerjasama sama perusahaan kita tapi dokumennya belum Kakak selesaiin, belum di cek ulang, belum dimasukin ke data laptop, belum bikin presentasi karena beberapa hari ini emang sibuk banget, hufftt..” keluh Nicholas menyandarkan kepalanya di kursi kerjanya

“Coba Kak, aku lihat” ucap Michelle yang berdiri di samping Nicholas

“Kak.. Kakak minum susu aja gih terus tiduran di sofa sambil nunggu aku selesaiin” ucap Michelle dengan lembutnya

“Oke.. kamu mau susu juga ?” tanya Nicholas yang sudah berdiri

“Aku udah barusan” jawab Michelle

“Ya udah” ucap Nicholas lalu berjalan keluar ruang kerja

Michelle membaca dokumen-dokumen di atas meja kerja Nicholas. Merevisi setiap kata dan kalimat yang kurang tepat lalu menyelesaikannya.

Nicholas sendiri sudah tahu kemampuan adik kesayangannya selama ini dan sudah mempercayakan pekerjaannya itu ke Michelle karena memang Michelle sudah mulai mempelajari tentang bisnis sejak berusia delapan tahun bersama Corradeo dan Nicholas.

..

Jam setengah empat pagi, Michelle meregangkan jari-jari tangan, leher, dan punggungnya tanda dia sudah selesai.

Michelle membangunkan Nicholas buat mengecek hasil kerjanya. Sambil menunggu Nicholas, Michelle ke toilet lalu duduk di sofa ruang kerja Nicholas.

..

“Perfect !” satu kata yang Nicholas ucapkan setelah selesai melihat hasil kerja Michelle

“Yang bener Kak.. Kakak mah selalu gitu, setiap aku bantuin selalu bilang sempurna, perfect, keren, kayak nggak ada kesalahan sekecil titik” keluh Michelle

“Tapi emang semuanya sempurna Michelle.. Sebenernya tanpa kamu kuliah juga kamu udah bisa bantu Kakak sama Daddy kelola perusahaan” jelas Nicholas tersenyum lembut

“Iyaa..” jawab Michelle mengalah

“Kamu ada kuliah pagi nggak ?” tanya Nicholas

“Nggak ada Kak, jam sebelas siang baru ada” jawab Michelle menyandarkan punggungnya di sofa

“Ya udah sana tidur” usir Nicholas

“Kakak nggak tidur ? masih ada cukup waktu loh Kak buat istirahat” ucap Michelle melirik jam dinding di ruangan itu

“Iya, Kakak tidur” jawab Nicholas tersenyum lembut

..

Michelle dan Nicholas keluar ruang kerja bersama lalu masuk ke kamar masing-masing.

Michelle langsung ambruk di tempat tidurnya.

**

Oliver

Jam sembilan pagi kepala pelayan mengetuk pintu kamar Michelle membuat pemilik kamar terbangun dari tidurnya.

Michelle bangun dan membuka setengah pintu kamarnya.

“Selamat pagi Nona muda.. Nyonya Besar meminta saya membangunkan Nona muda untuk sarapan” ucap Arya, kepala pelayan di rumah keluarga Melviano dengan sopan dengan menundukkan kepalanya

“Oke.. makasih ya Pak, sebentar lagi aku turun” jawab Michelle ramah lalu menutup pintu kamarnya

Michelle mandi, menyiapkan tas dan barang-barangnya lalu turun untuk sarapan.

..

Di meja makan, Leonore sudah duduk menunggu Michelle sedari tadi walaupun Leonore sudah sarapan tapi dia mau menemani putrinya itu buat sarapan.

“Morning Mommy” salam Michelle mencium pipi Leonore lalu duduk

“Morning darling.. kok tumben baru bangun ?” tanya Leonore lembut

“Aku bantuin Kak Nicho ngerjain kerjanya semalem” jawab Michelle sambil mengolesi selai ke roti tawarnya

“Nicho tadi nggak ngomong” ucap Leonore mengernyitkan dahinya

“Mungkin Kakak masih ngantuk kali Mom, apa lupa, apa fokus ke presentasi meetingnya” jelas Michelle menenangkan pikiran Leonore

“Ya udah, nanti kuliah sampai jam berapa ?” tanya Leonore

“Eum.. jam empat sore Mom.. tergantung rektornya aja” jawab Michelle seadanya

“Mom.. sabtu nanti aku mau ketemu kolega ya, biasa.. mural” ucap Michelle setelah menelan roti tawar di mulutnya

“Ya udah, yang penting jaga diri kamu baik-baik ya” ucap Leonore sedikit tegas

“Pasti Mommy.. “ jawab Michelle tersenyum manis

..

Setelah sarapan, Michelle mengendarai mobilnya ke kampus.

Ezra, Saddam, dan Daffin sudah menunggunya di halaman parkir kampus.

Ya, mereka satu kampus dengan jurusan yang berbeda-beda.

Awalnya, Michelle mengenal Ezra secara tidak sengaja di taman kampus saat Michelle lagi asik membuat sketsa di Ipad nya. Mereka berdua mulai berteman lalu Ezra mengenalkan Daffin yang penyuka mural juga, mereka membuat kelompok dan mulai membuat mural bersama.

Saat Michelle dan Daffin berjalan bersama di lorong kampus, mereka tidak sengaja melihat Saddam lagi asik menggambar graffiti di atas kertas, mereka mengajak Saddam bergabung dan akhirnya sampai sekarang mereka berteman baik.

..

Sore hari setelah kuliah, Michelle mampir ke toko furniture.

Michelle membeli rak serbaguna untuk menata kaleng-kaleng pilox di ruangan pribadinya dan mencari meja gambar yang masih belum ketemu juga.

“Aduh..” tanpa sengaja Michelle menabrak bahu seorang laki-laki tampan, tinggi, gagah, putih bersih, dan dingin.

Tapi bagi Michelle, Nicholas dan Xavier adalah sosok laki-laki paling sempurna dalam hidupnya.

“Matanya dimana ?” tanya seorang laki-laki yang tertabrak Michelle dengan ketusnya

“Disini” jawab Michelle datar sambil menunjuk kedua bola matanya

Sialan nih cewek.. kalau cewek lain udah pasti langsung minta maaf -batin laki-laki itu

“Bapak kalau jalan lihat-lihat, matanya kemana ?” tanya Michelle tajam

What ? bapak ? gue masih umur 25 tahun gini dibilang bapak ? -batin laki-laki itu lagi

“Cih.. gagu..” gumam Michelle lalu melengos pergi

Laki-laki itu berbalik melihat punggung Michelle yang masih dengan santainya melihat-lihat furniture disana. Wajah laki-laki itu tampak kesal, malu, dan merasa penasaran dengan Michelle.

..

Michelle pulang dan menyuruh dua orang pelayan laki-lakinya untuk membawa rak serbagunanya yang baru dibelinya itu ke ruangan pribadinya.

Michelle mandi lalu melihat layar ponselnya.

“Miicchheellleeee” panggil seseorang mengirim pesan ke Michelle

“Hemm” jawab Michelle malas

“Gila ya ! gue udah chat, telefonin berkali-kali baru dibales dan jawabannya begitu doang !!” balas perempuan itu kesal

“Apa Kyra cantik ?” tanya Michelle masih malas

“Nah, gitu dong.. besok gue pulang, jemput ya” ucap perempuan bernama Kyra itu

“Males, pulang sendiri sana.. tahu jalan pulang kan ?” jawab Michelle ketus

“Masa bodo, besok gue tungguin di bandara.. gue sampai jam dua siang” ucap Kyra memaksa

“Gila ya ! kenapa maksa ? gue juga sibuk tauk.. lagian kenapa nggak naik jet pribadi aja ?” gerutu Michelle kesal

“Sibuk ngapain ? nggak mungkin pacaran kan lo ?” tanya Kyra curiga

“Nggak.. besok gue ada jadwal kuliah” jawab Michelle datar

“Jam berapa ?” tanya Kyra

“Jam dua siang” jawab Michelle bohong

“Oke kasih tahu jadwal lo besok biar gue ganti jadwal pulang gue.. gue nggak mau naik jet pribadi pokoknya biar lo jemput gue di bandara” balas Kyra cepat

“Haahhh.. ya udah besok gue jemput tapi beliin jam tangan sama coklat Swiss, kalau nggak sesuai sama yang gue mau, lo pulang sendiri” ancam Michelle

“Iya iya.. tenang aja, oleh-oleh buat lo itu udah gue siapin” ucap Kyra dengan tenangnya

“Ya udah jangan ganggu gue, disini udah malem, gue mau tidur” balas Michelle bohong lagi

“Hahahaha.. lo pikir gue nggak tahu apa.. di Indonesia itu masih jam tujuh malem, dan jam tidur lo itu bukan jam tujuh” jelas Kyra

“Bodo amat, gue nggak mau bales lagi.. kalau lo bawel lo pulang sendiri sana” ancam Michelle lagi

“Iya iya gue ngalah” balas Kyra mengalah

Kyra Oliver, teman pertama Michelle selama sekolah saat menengah ke atas. Tipe perempuan yang pintar, feminin, loyal, ramah, bawel, dan ngeselin. Ya, itu pilihan yang tepat dari pikiran Michelle sendiri.

Sejak lulus sekolah, Kyra kuliah di luar negeri, tepatnya di Swiss. Setelah kuliahnya selesai, dia masih betah di Swiss, tanpa pekerjaan dan puas berlibur sendirian.

Michelle dan Kyra memang sering berdebat tapi bukan perkelahian yang serius. Hubungan mereka bisa dikatakan sangat dekat, mereka kenal karakter satu sama lain walaupun sering beda pendapat.

Kyra lahir dari keluarga Oliver yang kekayaannya bisa dikatakan sama dengan keluarga Melviano. Dia anak kedua dari dua bersaudara, Kakak laki-lakinya sudah dididik dari kecil untuk belajar tentang bisnis perusahaan Oliver Corp. Hampir sama dengan Nicholas, bedanya Nicholas tidak sedingin sikap Kakaknya Kyra.

Michelle sering main ke rumah Kyra, sudah kenal sama kedua orang tua Kyra juga, begitupun Kyra sebaliknya. Tapi sayang, Michelle sama sekali belum pernah lihat Kakak laki-lakinya Kyra karena Kakak laki-lakinya tidak suka diganggu.

Terlebih tidak ada satupun foto keluarga lengkap dengan Kakaknya itu karena Kakaknya melarang orang yang tidak dia kenal melihat fotonya.

Begitu juga dengan Michelle yang memang sengaja dirahasiakan sebagai bagian dari keluarga Melviano.

**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!