NovelToon NovelToon

100 Hari Terdampar Di Pulau Vampire

eps 1

Rara Raina sunjaya. sebut saja Rara, gadis dengan perawakan yang menawan itu adalah nona Besar dari keluarga Sunjaya yang terpandang di kota A.

Rara berbeda dengan gadis bangsawan lain nya. dia gadis tomboi yang pandai bertarung, pembela kebenaran dan tidak suka penindasan.

Rara tidak suka menjadi Nona besar. selain cerdas dan cantik Rara juga pemegang sabuk hitam.

ia kabur dari rumah untuk menjadi Gadis biasa seperti pada umumnya.

orang tua nya menolak keinginan nya mereka berkali-kali mengirim pengawal untuk membawa putrinya kembali kerumah. tapi alhasil para pengawal yang di utus oleh mereka pulang dengan tangan kosong dan babak belur di hajar oleh putri mereka.

berbagai cara sudah dilakukan untuk menculik Rara agar bisa kembali, namun hasil nya nihil.

ayah dan ibu nya sudah cukup lelah mengeluarkan berbagai cara membawa kembali Rara yang pada akhirnya tidak ada yang berhasil. mereka cukup lelah dan memutuskan untuk membiarkan Rara mengambil jalan putusan nya sendri untuk menjadi orang biasa di luar sana. mereka juga tidak bisa berbuat apapun lantaran Rara adalah putri satu-satunya mereka.

**DI KEDIAMAN SUNJAYA**...

sudah satu tahun Rara tidak kembali kerumah. selama satu tahun itu ia hanya memberi kabar lewat panggilan video dengan orang tuanya untuk mengobati rasa rindu.

tapi entah kenapa hari ini setelah ia pulang kerja tidak biasanya ia merasa gelisah dan terus memikirkan kedua orang tuanya.

karena terus merasa gelisah dan tak tenang, Rara. memutuskan untuk pulang ke rumah menemui Ayah dan ibu nya.

..

perjalanan menuju kota lumayan jauh. selama perjalanan Rara tertidur di dalam taxi sampai tiba di perumahan ellit tempat ia di besarkan.

"Huahhhh.. sudah lama tidak pulang. tidak ada yang berbeda dengan rumah ini, semua masih sama seperti dulu!" gumamnya, sambil menghirup udara segar di depan gerabang tinggi rumahnya.

Rara mencari penjaga yang bertugas di dapan namun tidak menemukan mereka. ia juga melihat pintu gerbang tidak di kunci tangan nya merogoh masuk untuk membuka namun tiba-tiba

Seorang pelayan muda menghampiri nya dengan mimik wajah ketus.

pelayan yang baru bekerja setengah tahun itu tidak mengenali Rara. ia berjalan dengan angkuh menegur Rara.

" Siapa kau? pergi, pergi.. jangan berdiri di sini." ketus pelayan itu.

Rara mengernyit tidak suka dengan sikap kasar dan angkuh sang pelayan.

"Kau ini pelayan baru ya di sini? Cepat buka gerbang aku mau masuk," balas Rara, sabar.

"Hey nona, memang kau siapa berani memerintah ku!" ucap sang pelayan kasar.

Rara menarik nafas dalam-dalam mengelus dada menahan emosi "Nona pelayan! aku ini anak dari keluarga sunjaya! apa kau tidak bisa mengenaliku dari foto-foto yang terpajang di setiap ruangan di rumah ini!?" Balas Rara meyakinkan dengan sabar.

sontak sang pelayan tertawa lantang dengan tatapan menghina.

"Hahaha.. Nona kau mau menipu ya? di rumah ini mana ada terpajang fotomu dan Lagi nona Kami sudah setahun berada di amerika, jika nona kami ingin pulang pasti nyonya akan menyiapkan sambutan besar untuk kepulangan nya." ucap nya mengejek.

"Aku sebagai pelayan baru memang belum pernah melihat wajah nona Raina? karena sebelum aku bekerja di rumah ini nyonya dan tuan sengaja menyimpan semua Foto Nona untuk menghilangkan rasa sedih nyon..*eh? kenapa aku malah cerita dengan orang asing*. sudah sana pergi menggangu saja." usir sang pelayan sadar jika dia terlalu banyak bicara.

Rara tercengang mendengar cerita sang pelayan. ia tidak menyangka kepergian nya dari rumah membuat sang ibu menjadi sangat sedih.

*Ibu... apa dia sesedih itu*? batin nya merasa bersalah.

Rara melirik kecil yang pelayan yang masih berdiri di dalam gerbang dengan gaya yang angkuh. Rara berdecak kesal di buat nya ia pun membuka paksa gerbang tanpa peduli dengan pelayan baru itu.

pelayan itu tersentak kaget tidak sempat menahan gerbang yang sudah terbuka.

"Hei... kembali kau jangan masuk ke dalam! " pekik pelayan itu berlari kecil " Pengawal cepat tangkap gadis Liar itu jangan sampai dia masuk!" teriak sang pelayan sambil mempercepat lari nya mengejar Rara yang berlari secepat kilat.

Jarak gerbang dan pintu masuk rumah sekitar 10 meter. dua pengawal itu masih belum melihat jelas siapa yang berlari ke arahnya? mereka menghadang pintu masuk dengan tubuh besar mereka. namun saat jarak rara dengan pengawal sekitar 3 meter kedua pengawal itu ternganga kaget melihat nona besarnya mengacungkan tinju pada mereka.

kedua pengawal langsung menyingkir bercucuran keringat dingin saat nona mereka berlari melewati pintu.

"Astaga itu nona Besar!! untung pengelihatanku bagus jika tidak mungkin kita akan berakhir seperti setengah tahun yang Lalu! sialan pelayan baru itu ingin mencelakai kita." maki salah satu pengawal panik.

sang pelayan sampai ke pintu utama dengan nafas terengah.

" kenapa kalian membiarkan gadis liar itu masuk!?" cetus pelayan itu, kesal karna kelelahan berlari.

dua pengawal kaget seketika saat mendengar sang pelayan bicara kasar tentang nona besar nya.

"Tutup mulut mu! jika kau bicara kasar lagi kau akan di pecat dari sini dan lebih buruknya lagi kau akan di penjara karena telah mencoreng nama baik nona besar!" omel salah satu pengawal, kesal.

pelayan itu terduduk lemas seketika setelah mendengar ucapan sang pengawal. dengan wajah pucat pelayan itu ketakutan kerena sejak di pintu gerbang ia berkata kasar pada Rara yang ternyata anak majikan nya.

"A..apa, Nona Besar? apa yang harus aku lakuakan? aku tidak mau di penjara ibuku sedang sakit. kalian tolong aku.. aku tidak mau di penjara!"

dua pengawal itu menari diri dari pelayan yang memohon pada mereka.

"Lebih baik kau meminta maaf langsung pada Nona besar! mungkin kau akan di maafkan jika kau mengakui kesalahan yang kau lakukan.

kami tidak ingin terlibat dalam masalah sebesar ini!" balas si pengawal pergi dengan acuh.

Di ruang tamu..

Rara duduk bersandar pada sang ibu dengan manja.

"Bu, bukankah ibu sudah mengijinkan aku menjadi gadis biasa di luar sana. kenapa ibu masih bersedih dan menutup semua fotoku untuk menghilangkan rasa sedih ibu?" ucap Rara sedih melihat wajah ibunya sembab karna terus menangis merindukan putri satu-satunya.

"Maafkan ibu sayang. ibu tidak biasa dengan tidak adanya dirimu di rumah ini, ibu selalu merindukan mu jika setiap melihat fotomu. ibu juga tidak ingin kau khawatir dan menggangu karirmu. jika putri ibu senang maka ibu juga senang!" keluh sang ibu lirih. memeluk, Rara.

Rara menyeka air mata di pipi sang ibu " sudah ibu jangan menangis lagi. aku akan Pulang kerumah setiap minggu untuk mengunjungi ibu. apa ibu senang sekarang!" balasnya menenangkan sang ibu.

"Benarkah? suami ku, putri kita akan pulang setiap minggu.. rumah ini tidak akan sepi lagi! sayang terimaksih." pekik nya memanggil suami nya dengan sangat senang ia memeluk dan mencium putri satu-satunya itu berulang kali.

rumah kembali cerah setalah kedatangan Rara, sang ibu menyuruh para pelayan untuk memasang foto-foto Rara kembali seperti semula dan membersihkan kamar Rara yang sudah setahun tidak di tempati.

"Bu mungkin..." kalimat rara terhenti ketika ia melihat pelayan yang tadi menyambutnya dengan kasar. berdiri ketakutan di depannya.

sang ibu langsung menegur nya dengan ramah "Sofi, kenapa kau berdiri di sana?" tanya sang ibu ramah.

pelayan itu tertunduk takut dengan wajah pucat ia tidak berani mengangkat kepala nya untuk bertatap langsung dengan Rara "No..nona besar! " pelayan itu langsung berlutut di hadapan Rara.

Rara dan ayah, ibu nya tertegun ketika tiba-tiba pelayan itu berlutut di depan Rara.

*seperti nya pengawal sudah memberi tahu dia kalau aku putri keluarga ini*!

Rara menatap dengan expresi datar menunggu apa yang ingin di katakan pelayan itu.

"tolong maafkan kesalahan yang telah aku perbuat.. tolong jangan pecat dan penjarakan aku!?" pelayan itu bersujud memohon dengan berlebihan bahkan ucapan nya membuat Rara terkejut.

Eh? Rara melirik sang ibu yang seketika ada expresi tidak senang saat menatap sang pelayan. Rara sangat tau sifat sang ibu yang tidak akan pernah memberi maaf pada pelayan yang berbuat salah apa lagi ayah nya jika beliau tau pelayan itu telah menghina nya ia sangat yakin hidup pelayan ini tidak akan baik nanti nya .

Rara masih ada rasa iba pada pelayan itu."Huk.. tidak papa sudah aku maafkan!

masalah ini juga bukan sepenuhnya kesalahanmu, karena kau tidak mengenaliku. tapi lain kali bersikap ramahlah kepada siapa pun.

di rumah ini tidak menerima orang yang bersikap angkuh dan sombong! aku sudah memaafkan, kau bisa membantu yang lain bekerja!"

ucap Rara dengan tegas. memberi kesempatan pada pelayan itu.

namun Rara bisa merasakan aura kemarahan di diri sang ayah yang mungkin akan sulit di tangani jika tau masalah yang di lakukan pelayan itu.

BERSAMBUNG..

eps 2

"Ayah, ibu aku tidak papa, tadi ada sedikit kesalah paham. oh ya bu, aku lapar aku sangat rindu masakan ibu!" Rara berglayut manja pada sang ibu mengalihkan topik.

"Hahaha lihat bu, putri kita tidak berubah meski ia menjadi orang biasa di luar sana. ia tetap seperti Nona besar yang manja dengan ibunya!"

suasana kembali ceria ketika sang ayah tertawa bercanda.

"hmm, kau benar sayang! putri kita tetap menjadi gadis kecil yang manja," sahut sang ibu mengusap kening Rara dengan Lembut.

"Ibu, aku bukan gadis kecil lagi, aku sudah dewasa, satu bulan Lagi usia ku menginjak 22 tahun. aku sudah menjadi wanita dewasa!" Rara berdiri bertolak pinggang sambil bergaya layaknya model.

orang tua nya tertawa lepas melihat kelakuan putrinya yang tidak berubah masih sama seperti dulu, gadis kecil mereka.

kepulangan Rara membuat rumah itu kembali berwarna. para pelayan yang sudah bekerja lama di rumah itu menyambut bahgaia Rara. mereka mengadakan pesta kecil di taman belakang untuk wujud rasa syukur mereka akan kepulangan nona besar mereka.

pesta kecil yang hanya di akhiri orang rumah dan para pelayan berkahir meriah.

satu malam yang melelahkan membuat Rara terlelap lebih cepat setelah pesta berakhir.

malam mulai berganti pagi..

ketukan pintu membangun kan tidur Rara, dengan mata yang masih enggan terbuka ia duduk "Masuk, tidak di kunci!" jawab Rara dengan mata yang belum sepenuh nya terbuka.

seorang pelayan masuk membawa segelas susu coklat hangat lalu meletakan di atas meja.

"Nona, ini susu yang di buat nyonya. nyonya bilang setelah mandi nona di suruh menemui nyonya dan tuan di teras belakang!" ucap pelayan.

"hmm.. aku akan kesana nanti! kau bisa tolong siapkan air untuk ku mandi," balas rara dengan nada malas ia kembali menjatuhkan tubuhnya ke Ranjang.

pelayan itu segera pergi ke kamar mandi menyiapkan air dan perangkapan mandi untuk nona nya.

"Nona besar, air nya sudah siap! nona bisa langsung mandi selagi air masih hangat.

saya akan kembali bekerja lagi." seru pelayan itu yang hanya di jawab dengan gumaman Rara. pelayan itu langsung pergi setalah mendapat jawaban.

Dengan malas Rara membuka mata yang masih ingin terpejam, ia mengintip sedikit melihat pelayan yang sudah pergi. Rara meregangkan tubuh nya sebelum ia pergi ke kamar mandi.

Setelah 30 menit Rara pergi menemui ayah dan ibu nya yang sudah menunggu di teras belakang.

"Ayah, ibu, selamat pagi!" sapa Rara mencium pipi ayah dan ibu nya.

"Sayang, ibu dan ayah lusa akan pulang ke amerika, untuk mengujungi kerabat ayahmu! kau akan ikut bersama kami. mereka sangat ingin melihatmu nak, kau mau kan sayang!?" ucap sang ibu mengusap lembut rambut putri nya. dengan tatapan berharap.

Rara menarik duduk di samping ibu nya lalu menyantap satu potong roti yang sudah di buatkan oleh ibu nya " Bu.. aku hanya cuti dua hari jadi aku tidak bisa ikut dengan kalian!" ucap Rara, mengubah raut wajah sang ibu menjadi kecewa.

Rara meras bersalah membuat sang ibu sedih.

"Ibu, aku berjanji akhir tahun kita akan keliling dunia bersama. aku akan ijin satu minggu untuk mengelilingi dunia bersama ibu dan ayah!" bujuk rara agar, menghibur.

"Anak nakal, kau pikir ibu anak kecil. mana cukup satu minggu untuk menglilingi seluruh dunia," sang ibu mencubit Pipi Rara dengan lembut di balut senyum tipis. rasa kecewa nya menghilang setelah dapat hiburan dari putri nya.

"Hah... jika tidak bisa ikut tidak papa! jadi apa putri ibu ini akan kembali ke setatus orang biasa lagi besok," goda sang ibu

"Hehehe.. sekrang ini aku sudah di angakat menjadi manejer, jadi aku tidak bisa lama-lama meninggalkan perusahaan," jawab Rara dengan senyum lebar.

"Nak, bagaimana kalau kau bekerja di perusahaan ayah, kau bisa langsung menjabat sebagai direktur nanti!" sahut sang ayah merayu.

"Ayah.. aku lebih suka bekerja di perusahaan lain karena lebih menantang!" Rara menolak dengan canda, agar ayah nya tidak marah dengan penolakannya yang kesekian kalinya itu.

"Haisss.. putriku tetap saja nakal dan tidak penurut! baiklah ayah tidak akan memkasa mu bekerja di perusahaan keluarga lagi. tapi ayah mau tau di mana tempat putri nakal ayah ini bekerja! setiap di tanya selalu mengelak," balas sang ayah menarik kecil telinga Rara.

"Aduhh duhh.. ayah, Itu rahasia nanti kalau aku sudah menjadi direktur di perusahaan itu baru aku akan memberi tau ayah." tolak rara tertawa nakal.

obrolan antara ayah dan anak itu terus berlanjut hingga waktu makan siang.

2 hari berlalu cepat Rara bersiap mengemas barang untuk kembali ke rumah sewa nya yang ia sewa di pinggiran kota.

"Ayah, ibu jaga diri kalian.. aku akan sering menelfon saat aku tidak lembur! ibu jaga kesehatan ya, Rara akan pulang lagi minggu depan emuach!" Rara mengecup manja pipi sang ibu dan merasa enggan meninggalkan ibu yang sudah berlinang air mata.

Rara melambai tangan dari kaca mobil yang perlahan menjauh dari rumah nya.

jarak kediaman Sunjaya dan rumah sewanya berjarak 5 km. jalanan yang tidak terlalu padat memebuatnya tiba lebih cepat. ia turun di depan supermarket tidak jauh dari tempatnya tinggal. agar teman sekamarnya tidak melihat ia turun dari sebuah mobil mewah, jika sampai teman sekamarnya melihat maka akan ada kehebohan besar yang terjadi.

Rara masih harus berjalan sebenar untuk sampai di rumah sewa nya. ketika sampai ia langsung membuka pintu yang tidak terkunci.

seorang gadis berlari kearahnya dengan suara cempreng nya.

"Raraaaa... sayangku, aku merindukanmu!" gadis benarama Mia tiba-tiba loncat dari ranjang memluk Rara yang masih berdiri di depan pintu.

Mia adalah teman satu kantor dan satu kamar nya. ia adalah gadis manja yang cempreng Rara sudah berteman lama dengan Mia sejak ia magang kerja di kantor tempat ia bekerja sekarang. mereka berdua sudah menjadi sahabat dekat hingga sekarang.

"Rara, bagaimana.. apa kampung halamanmu itu tempat yang nyaman?! uhhh.. aku ingin kesana berkenalan dengan ayah ibumu. cepat-cepat ceritakan seperti apa suasana di kampung halamanmu!" Mia mencubit pipi rara dengan antusias.

"Haaah.. aku lelah sekali ingin tidur!" Rara menjatuhkan tubuhnya ke ranjang memeluk guling ke sayangan nya.

Mia mengrucutkan bibir melihat Rara yang mengabaikan nya.

"Rara.. ceritakan dulu seperti apa kampung halaman mu! ayo ceritakan.." mia menarik paksa rara dan mendudukan nya untuk siap mendengar cerita dari temannya.

Rara menatap datar expresi Mia yang heboh, ia menghela nafas panjang lalu membuang nya dan siap bercerita untuk memuaskan teman nya.

"Hmm.. rumahku tidak bagus, temboknya terbuat dari papan, berlantai satu. di belakangnya ada sawah yang besar sekali dan di samping rumahku juga ada sungai kecil, di sana udaranya sangat sejuk. aku sering naik ke gunung untuk menikmati embun pagi dari puncak gunung, huaaah... aku ngantuk mau tidur!" rara kembali menjatuhkan tubuh nya ke ranjang.

cerita yang baru ia karang tadi sebenarnya adalah. rumah besar yang ia ubah sesuai expetasi nya sendiri.

sawah yang ia maksud adalah taman di rumahnya, sungai adalah kolam renang. sedangkan gunung adalah tempat bersantai di lantai tiga rumahnya yang menghadap terbitnya matahari.

cerita yang baru di katakan Rara membuat Mia terkagum-kagum.

"Waaaahhh.. seperti nya tempat yang bagus, jika kau pulang lagi nanti kau harus mengajakku, titik." balas mia mencubit Pipi Rara lagi

sesaat Mia teringat kalau ia harus mengatakan hal penting pada Rara.

"Oh iya Ra, besok kita akan tour ke pulau Embun! lebih baik kau tidak mengeluarkan bajumu dari koper jadi tidak perlu repot berkemas lagi. besok jam 6 pagi kita berangkat!" Mia menghempas tubuhnya di samping rara bersamaan dengan rara yang beranjak kaget setelah mendengar kabar dari Mia.

"Hah.. ko bisa?" jawab Rara dengan expresi tidak terima.

"Apanya yang ko bisa?"

"Ya tour ke pulau Embun nya?" balas rara bingung.

ia baru saja mengambil cuti dua hari setelah pulang perusahaan tempatnya bekerja malah tiba-tiba mengadakan tour? itu membuat Rara bingung.

di lihat dari reaksi Mia seperti nya ia juga bingung dengan acara dadakan dari perusahaan.

"Emm.. aku juga tidak tau kenapa perusahaan tiba-tiba mengadakan tour? tapi yang aku dengar dari asisten direktur rian, tour ini di tunjukan atas membangun kerja sama antara perusahaan kita dengan Grup Jaya!" Jelas mia.

Rara terbelalak mendengar perusahaan ayah nya di sebut. what grup jaya? haiss..seperti nya akan lebih cepat bertemu ayah dengan setatus ku ini. keluh Rara dengan wajah masam.

"Aku cape tidak ikut ah," cetus nya terlungakap menutup wajah dengan bantal.

"ett.. tidak bisa karena kita yang akan menangani masalah kerja sama ini kedepan nya! jika kau menolak maka kau akan di pecat dari perusahaan!" gertak mia,menarik bantal yang menutupi wajah rara .

"Lagi pula, nanti saat dalam perjalanan kita bisa melihat pulau vampir yang melegenda itu! Aaaa.. aku tidak sabar menunggu besok." mia ke girangan melempari Rara dengan bantal.

BERSAMBUNG...

eps 3

Penolakan Rara untuk ikut tour berkahir sia-sia dia sungguh tidak ingin pergi tapi pada akhirnya ia harus tetap pergi karna ancaman pecat dari direktur rian.

Rara dan mia sudah siap untuk pergi ke perusahaan di mana bus yang akan membawa mereka menunggu di sana.

"Oke, kita akan berangkat sekarang yeee... akhirnya kita berlibur!" seru mia bersemangat.

Rara hanya memasang wajah malas untuk pergi.

"Yo.. yang semngat dong sayang!" goda Mia merangkul. Rara keluar dengan wajah lesu ia benar-benar tidak ingin pergi hari itu.

"Rara, kalung bulan sabitmu mana?" tanya mia melihat leher kosong Rara.

"eh? astaga.. aku lupa tadi aku melepas untuk membersihkan nya! aku akan mengambilnya dulu," rara bergegas kembali kedalam untuk mengambil kalung giok peninggalan neneknya. hampir saja ia meninggalkan kalung itu di kamar mandi.

setelah mengecek tidak ada barang yang perlu di bawa tidak tertinggal, Mia dan Rara pergi dengan taxi menuju kantor. jarak kantor tidak jauh dari rumah hanya memakan waktu beberpa menit mereka sampai di kantor. mereka turun dari taxi di sambut teman lain nya lalu langsung masuk ke dalam bus yang sudah siap jalan. lagi-lagi Rara mengeluh kesal lantaran sejak kemaren dia harus naik turun mobil sehingga membuat pantat nya panas.

bus melaju dengan kecepatan sedang mereka memakan waktu satu jam untuk sampai di pelabuhan.

seluruh pegawai berbondong-bondong keluar dengan sangat antusais ketika melihat pelabuhan kapal pesiar yang berjejer mewah. Mia tak kalah antusais dari para pegawai lain hanya Rara yang terlihat malas dan lesu ketika melihat pemandangan kapal pesiar yang berjejer di sana. karna bagi nya sudah bisa menilai atau melihat semua pemandangan itu.

direktur rian menggiring semua pegawai menuju kapal pesiar yang jauh lebih mewah dari yang lain nya.

Mereka berjalan mendekati sebuah kapal pesiar mewah yang di miliki CEO perusahaan.

semua pegawai terkagum melihat kapal pesiar mewah di depan mereka termasuk Rara, ia juga mengagumi kapal mewah yang ada di hadapan nya itu.

Mewah sekali kapal ini, bahkan kapal pesiar ayah kalah dengan kapal ini.

"Rara.. kamu kanapa Melamun? ayo pemandu sudah menyuruh kita naik!" tepuk mia menyadarkan rara dari lamunanya.

Rara mengikuti mia dari belakang sambil mengagumi setiap disain kapal itu.

para pegawai mencari tempat mereka masing-masing untuk menikmati kemewahan dan pemandangan di sana. pemandu mulai mengumumkan kalau kapal akan segera berlayar.

ombak laut saat itu sangat tenang sehingga kapal tidak bergoyang dengan kuat, semilir angin menampar kecil wajah

Rara yang sejak naik tertidur lantaran ke lelahan. ia tertidur di kursi santai di dek kapal.

sebuaj pulau yang menjulang tinggi dengan rimbun nya pepohonan mengalihkan perhatian para pegawai. pulau melegenda itu adalah pulau Embun yang terkenal sebagai pulau vampir.

Mia terpaku kagum lantaran ia baru pertama ini melihat pulau legenda yang selalu di sebut semua orang dengan jarak sedekat itu. ia teringat kalau Rara masih tidur di dek kapala.

"Rara! cepat bangun, liahat kita melewati pula yang terkenal itu, 'Pulau vampire' jika dari jarak dekat ia terlihat sangat indah!" Mia menyingkirkan majalah yang menutupi wajah Rara dan menariknya untuk melihat bersama yang Lain.

Rara terpaku kagum dengan keindahan pulau itu.

ketika kapal tepat berada di bawah matahari.

kalung liontin bulan sabit merah di leher rara bersinar dengan cahaya merah darah. Mia menyadari kalau kalung sahabat nya itu menyala.

"Ra, kalung mu menyala?" tunjuk mia heran.

Rara melihat pada liontin yang masih menyala pekat, ia juga heran kenapa bisa menyala? ia mendongak menatap langit.

"Mungkin karena terkena sinar matahari!?" jawab Rara, tanpa curiga.

"Mungkin ya, matahari saat ini sangat terik mungkin pantulan nya menyorot kalung mu!" ucap Mia. Rara hanya menjawab dengan anggukan kecil. namun meski ia tidak ingin peduli entah mengapa ia merasa akan ada sesuatu yang buruk menimpa nya.

tidak lama setelah kejadia kalung Rara bersinar, tiba-tiba ombak laut berubah besar keseimbangan Rara goyah, tubuhnya seakan menarik nya ke dalam laut. Rara menahan keseimbangan tubuhnya dengan sekuat tenaga tapi kekuatan yang menarik nya lebih kuat ia seperti terbawa angin lalu tubuhnya terlempar kedalam lautan dengan ombak besar yang menelan nya kedalam dasar laut.

"RARA!! tolong ada yang jatuh.. tolong!"

mia dan teman lainnya histeris melihat Rara jatuh kedalam Air. pemandu dan beberapa pria langsung menjeburkan diri ke laut untuk mencari Rara, namun tidak menemukan keberadaannya di sekitar jatuhnya Rara.

mia yang menyaksikan langsung Rara terseret ombak langsung histeris mendapati sahabat nya tidak di temukan. teman-teman yang Lain mencegah Mia yang ingin menjeburkan diri untuk mencari Rara. mia sangat terpukul dengan kecelakaan itu ia tidak sanggup melihat kenyataan hingga taksadarkan diri.

pemandu segera menelfon polisi dan tim SAR untuk mencari keberadaan Rara.

setelah beberapa menit polisi terdekat sampai di TKP dan langsung melakukan pencarian.

Hampir dua jam polisi dan tim SAR mencari keberadaan rara tapi tidak menemukan jasadnya,

mereka menghentikan pencarian dan akan di lanjutkan esok hari.

setelah kejadian Rara menghilang terseret ombak, membuat mia syok hingga pingsan sehingga harus di rawat di rumah sakit hingga sekarang ia belum sadarkan diri.

orang tua Rara yang juga baru mendapat kabar putri nya menghilang di tengah laut membuat sang ibu juga tak sadarkan diri

semua teman teman di kantor kehilangan Rara mereka sangat bersedih saat mendengar kepolisian belum menemukan jasad rara.

waktu berlaku dengan cepat..

******

di sisi lain perbatasan dimensi tepi pantai pulau Embun.

Rara tersadar setelah hampir setengah jam ia pingsan, tubuh nya basah dan di menuju pasir. ia beranjak Mengamati sekeliling yang nampak sunyi sepi seakan tidak ada kehidupan di pulau itu, Rara terbatuk lantaran ia sempat meminum air saat terseret ombak.

tas kecil anti air milik nya ternyata masih terangkut di badan nya, Rara merasa terlong saat mendapati ponsel nya masih menyala. ia berusaha melakukan panggilan pada Mia untuk meminta pertolongan namun. sinyal di ponsel nya tidak terdeteksi.

"ah, kepalaku sakit sekali, aku berada di mana ini?"

Rara berjalan pelan memasuki hutan. untuk mencari sinyal. sudah cukup jauh dia masuk kedalam hutan tetap saja tidak menangkap sinyal di ponsel nya. Rara terlihat putus asa ia mematikan ponsel nya lalu menyimpan nya kembali, alih-alih untuk menghindari habis nya batere.

tubuh nya mulai menggil kedinginan rambut yang tadi basah mulai mengering lantaran ia terus berjalan tanpa arah di dalam hutan.

saat menelusuri sepanjang jalan, Rara mendengar beberpa langkah kaki yang terdengar cepat.

ia sangat bersemangat ketika mengetahui ada orang lain di pulau itu.

"sepertinya ada orang lain di hutan ini?

eh tunggu?" Rara ragu dengan langkah yang ia dengar " Kenapa langkah nya seperti besar sekali?! lebih baik aku sembunyi dulu takutnya itu bintang buas.," rara bersembunyi di balik pohon besar untuk memastikan kalau itu bukan bintang buas.

gerombolan langkah yang ia dengar semakin dekat Rara bersembunyi di balik pohon besar ia mengintip sedikit ketika langkah gerombolan berhenti di sana.

Ada lima orang pria bertubuh besar memakai pakaian kuno dari kerajaan inggris Rara tertgun heran dengan pakaian mereka.

"Hah.. ternyata manusia, aku pikir hewan buas.

tapi kenapa mereka memakai pakaian kuno? apa sedang ada syuting filem di sini?" gumam Rara, cari ketika kamera dan para kru filem.

KRAK... Rara menginjak ranting keringa sehingga lima pria itu, melihat kearah nya dengan tatapan memburu mereka langsung mengepung lalu menghunuskan pedang ke arah Rara.

Rara tersentak kaget dengan sikap agresif mereka, di tambah beberpa pedang sudah mengelilingi leher nya.

"Anu.. tuan-tuan maaf jika menggangu proses syuting Kalian, aku juga tidak sengaja berada di sini.." jelas Rara. dengan senyum canggung.

para pria itu menatap bingung dengan ucapan Rara yang tidak mereka mengerti. mereka terus menatap tajam Rara yang juga kebingungan.

Apa mereka tidak mengerti bahasa ku?

"Begini tuan, mungkin aku salah tapi bisakah singkirkan properti ini dulu.." Rara mendorong pedang dengan tangan kosong.

ia terpaku ketika mendapati pedang itu adalah asli jari nya tergores ketajaman pedang itu.

A..astaga! ini pedang asli. kenapa mereka melakukan syuting dengan pedang asli??

Rara terpaku pucat sambil menghisap jari nya yang berdarah. tatapan para pria besar itu jauh lebih buas ketika mencium aroma darah yang keluar dari jari rara.

kelima pria itu bukan lah manusia melainkan seorang vampir. mereka mengeluarkan taring dengan liur yang menetes.Rara terkejut mundur melihat pemandangan aneh itu.

astaga ini? apa aku sedang bermimpi? ya tuhan jika aku bermimpi cepatlah terbangun, tapi kalau ini mimpi mana mungkin aku bisa merasakan sakit di jari**ku.

Saat salah satu pria tidak tahan dengan aroma nikmat darah yang mengalir ia diam-diam ingin menyerang Rara tapi tiba-tiba ada seorang pria dengan pakaian yang sama dengan 5 pria itu menghentikan mereka .

sosok pria berwajah pucat dengan pupil biru, berambut perak dengan garis wajah yang sangat menawan membantu Rara menyingkirkan ke lima pria itu.

"Lepaskan nona ini, jangan muncul lagi di hadapan ku! " seru pria itu dengan tegas menangani ke 5 pria yang pergi tanpa perlawanan

Rara terpaku kagum dengan keindahan yang ia lihat sosok pria itu sangat langka dan menawan. Rara terkesiap ketika menyadari ke5 pria itu pergi.

ia tidak membiarkan mereka pergi begitu saja setelah menindas nya tadi. saat Rara melihat celah untuk menyerang. dengan kemampuan bela diri yang ia miliki ia menyerang Lima pria bertubuh besar itu dangan satu serangan hingga mereka tumbang.

"fiuhh.. setelah menindas seorang gadis bukan nya meminta maaf malah ingin pergi begitu saja, cih." ketus Rara mengibas-ibaskan bajunya yang masih basah, dengan bangga menjatuhkan lima pria besar itu.

pria bermata biru tersenyum kecil terkagum meliahat kemampuan Rara.

"Nona, kau sangat hebat! cara bertarung mu sangat unik!? kalau aku boleh tau anda berasal dari negara mana?" tanya pria itu dengan sopan.

Rara mengerutkan kening melihat sikap pria yang ada di hadapannya itu terlihat aneh, ia semakin bingung dan curiga dengan pulau tempatnya terdampar.

"tunggu? cara bicaramu seperti bangsawan kerjaan saja? eh tapi kalau aku boleh tau apa nama pulau ini! kenapa orang orang di sini terlihat aneh? dan kau juga kenapa mengenakan pakaian kerajaan? jika ini syuting tidak mungkin mengunakan pedang sungguhan?" Rara bertanya tanpa henti sambil menatap pria bermata biru dari ujung kaki ke ujung kepala.

pria itu hanya tersenyum kecil dengan pertanyaan Rara yang bertubi-tubi.

" Nona kau bisa memanggil ku afkar! jika nona ingin tau, nona bisa ikut denganku ke istana raja! dan akan aku jelaskan jika sudah sampai di istana," ucap pria bernama afkar itu tanpa ragu.

Rara menatap bingung dengan cara bicara pria itu.

"Nona tidak perlu bingung, jika di lihat hari akan gelap, jika nona tidak ikut dengan ku maka nona akan bermalam di tengah hutan ini sendiri.."

Rara terdiam menimang apa yang di katakan pria bernama afkar itu

ia tidak punya pilihan lain selain ikut dengan, pria itu,

karena sebentar lagi langit akan gelap, jadi ia terpaksa ikut untuk mencari perlindungan sementara waktu..

"Hukk.. baiklah aku akan ikut denganmu

tapi ingat jika kau berni macam-macam denganku! aku akan membuatmu patah tulang seperti mereka." ancam Rara pada pria asing yang ada di hadapannya. ia selalu waspada dengan orang asing yang belum pernah ia temui apa lagi orang itu tiba-tiba berbuat baik tanpa alasan itu semakin membuat Rara harus meningkatkan kewaspadaan nya.

Afkar hanya tersenyum kecil mendengar ancaman dari Rara..

BERSAMBUNG....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!