Fatimah Atma putri, berasal dari desa,usianya sudah 22 tahun,yah! Seharusnya usia dia yang muda ini mengecap kebahagian yang sangat hakiki, dengan keluargaknya,tapi senjak Ayahnya meninggalkan mereka semua dan menikah lagi dengan seorang wanita yang sangat kaya raya,Ayahnya juga mencintai wanita itu, begitu pula dengan wanita yang di nikahi ayahnya sangat mencintai Ayah Fatimah,saat itu Fatimah berusia 10 tahun dan Adiknya berusia 5 tahun, Ayahnya begitu tega meninggalkan Fatimah dan Adiknya, walaupun Fatimah tahu dimana Ayahnya sekarang berada, Ayahnya tidak pernah peduli lagi dengan mereka, hanya Ibunyalah yang sudah berjuang menyekolahkan Kakak beradik tersebut,dengan susah payah jatuh bangun pun Ibunya lakukan demi kebahagian Fatimah dan Adiknya, akhirnya Fatimah lulus sekolah menegah atas,Ibu menyuruhnya untuk melanjutkan kuliah,sesuai dengan keinginanya sebagai seorang Guru.
" Nak...kenapa kamu tidak mau melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, biar Ibu yang akan berusaha mencari biaya untuk kamu kuliah, Ibu masih mampu Nak" ucap Ibunya pada Dirinya waktu itu.
Fatimah menatap wajah Ibunya yang sudah keriput dan terlihat garis-garis tua di wajahnya, Fatimah pun hanya tersenyum.
" Bu,Fatim cari kerja aja, ntar kalau ada rejekinya buat kuliah, Fatim akan kuliah" ucapnya berbicara pada Ibunya pelan dan tidak ingin mengecewakan hati Ibunya itu.
Ibunya hanya tersenyum dan mengusap kepalanya seraya mengelus rambut panjang hitam Fatimah.
Fatimah pun akhirnya pergi kekota dan tinggal di rumah paman Ari saudara kandung Ibunya, setelah lulus sekolah dia bekerja di kampungnya dan hanya mendapatkan gajih tidak seberapa, dan akhirnya dia bertekat pergi kekota disaat usianya sudah menginjak 22 tahun, Ibu dan Adiknya yang bernama Aisyah pun diajak serta olehnya, Fatimah meninggalkan kampung halamannya untuk merantau kekota, walaupun mereka tinggal di kampung, rumah mereka hanya mengontrak dan Ayahnya tidak sedikitpun peduli pada mereka, Tante Peny adalah bos tekstil yang terkenal di kota tempat Ayahnya bekerja dulu,dan Tante Peny mempunyai dua orang anak laki-l,aki dan perempuan hasil dari dua suami yang berbeda,namun diakhiri dengan perceraian.
Paman Ari dan istrinya sangat senang karena kehadiran Fatimah dan keluarganya di rumahnya itu,paman Ari mempunyai anak laki laki yang berkuliah di kota pelajar, yang sangat jauh dari kota tempat tinggal paman Ari.
Fatimah pun di suruh menempati rumah kecil yang sangat sederhana yang ada di samping rumah paman Ari, paman Ari membawa Fatimah bekerja di tempat di mana pamannya itu bekerja sebagai sopir truk,dan Dia sebagai penjaga toko baju anak-anak kepunyaan istri bosnya paman Ari.
Fatimah bahagia sekali bisa bersama dengan Ibu dan Adiknya walaupun tanpa Ayahnya,tapi tidak Dia pungkiri kalau sebenarnya Dia dan Adiknya sangat merindukan Ayahnya itu,dan keinginannya serta doa-doanya selama ini ingin bisa bersama kembali dengan Ayahnya seperti dulu sebelum Ayahnya itu tergoda dengan Tante Peny.
Walaupun perlakuan Ayahnya kepada mereka sudah tidak ada lagi kasih sayangnya dan selama dua belas tahun Dia dan Adiknya hidup tanpa Ayah, Ibunya berusaha menjadi seorang Ayah dan seorang Ibu bagi mereka berdua sehingga mereka berdua tidak merasa kehilangan kasih sayang seorang Ayah, Ibu berusaha melengkapi kekurangan Dia dan Adiknya yang tanpa seorang Ayah di sampingnya,namun Ibu selalu mengajarkan pada mereka agar tidak membenci Ayah kandungnya sendiri, Ibu bilang pada mereka berdua,sejahat-jahatnya seorang Ayah,Ayah tetaplah Ayahnya,tidak ada bekas Ayah dan tidak ada bekas Anak,itulah yang di ucapkan ibu selalu pada Fatimah dan Aisyah,sampai saat ini.
Fatimah menarik nafasnya dengan pelan dan menyandandarkan tubuhnya di sandaran kursi yang ada di teras depan rumah sederhana itu.
Fatimah dan Ibunya serta Aisyah berbincang bincang dan bercerita satu sama lainnya sambil menikmati indahnya suasana malam selepas sholat isya.
*****
Disebuah rumah sakit seorang lelaki yang sangat tampan tubuh perfect dan terlihat sangat dingin dan tegas.
Dia adalah Davin Steven Wijaya berusia 28 tahun Anak pertama dari Santoso Wijaya dan parasanti Wijaya pemimpin perusahan ternama di manca negara dan indonesia.
Terlihat sekilas Davin adalah lelaki yang kuat,tapi sebenarnya dia rapuh,rapuh karena sudah dua tahun dia bolak balik rumah sakit dan rumah pribadinya,karena dia harus memberikan semangat pada istrinya yang terbaring koma sudah tiga tahun lamanya paska melahirkan buah hati mereka.
" Sayang...dengar aku, kamu sudah terlalu lama tertidur,bangunlah sayang,Keyra sangat membutuhkan mu,sekarang Anak kita sudah berusia tiga tahun besok adalah hari ulang tahunnya,bangunlah sayang apakah kamu tidak ingin mendengar Anak kita buah cinta kita memanggilmu Mamah " ucapnya seraya mengelus pipi sang istri.
Sherli Atmaja adalah istri dari Davin Steven Wijaya,dia mengalami koma setelah melahirkan Anaknya tiga tahun lalu,awalnya dia baik-baik saja seminggu setelah melahirkan normal tiba-tiba saja Dia mengalami pendarahan yang sangat hebat,
Sherli juga mengalami kanker otak yang menderanya di saat kehamilannya,namun dia tidak pernah bilang kepada Suaminya ataupun Mertuanya.
Sherli sangat mengharapkan buah hatinya lahir dengan selamat walaupun nyawanya jadi taruhannya.
Saat mengalami pendarahan tersebut, Sherli mengalami kejang kejang dan nafasnya terlihat berat lalu pihak rumah sakit langsung mengambil tindakan, Sherli pun tidak sadarkan diri.
Berbagai Dokter Spesialis sempat di kerahkan untuk membangunkannya dari komanya,namun tidak membuahkan hasil dan dia pun sempat di bawa kerumah sakit yang ada di luar negeri,namun pihak rumah sakit angkat tangan karena sudah tidak mampu lagi, selama satu tahun Sherli di rawat di luar negeri,tidak ada perkembangan yang di tampakkan istrinya itu, akhirnya Dia di bawa pulang pihak keluarga ke tanah air dan di rawat di rumah sakit milik keluarga Wijaya.
Davin mengusap buliran bening yang sempat lolos dari kedua bola matanya,dan dia terus memandangi wajah istrinya yang terlihat pucat,namun Davin masih melihat seberkas senyum manis istrinya yang masih betah menutup matanya itu.
Davin mencium kening istrinya itu seraya tersenyum yang di paksakan dia tidak ingin Sherli merasakan kesedihan yang Dia rasakan.
" Sayang... Aku pamit dulu ya " ucapnya.
Kemudian dia menelpon seorang perawat yang bernama Lidya yang khusus untuk menjaga istrinya di ruangan khusus buat Sherli.
" Hallo pak.."
" Segelah kamu kesini,saya mau pergi dulu " ucapnya.
" Iya pak, saya segera kesana"
Terdengar sambungan telpon pun terputus dan beberapa saat kemudian datanglah seorang perawat memasuki ruangan tersebut,setelah berbicara sesaat Davin langsung meninggalkan ruang rawat sang istri dan langsung menuju kearah kantornya.
Saat dia berada di lobby kantornya tiba tiba ponselnya berdering dia langsung mengambil ponselnya yang berada di saku celananya.
Dia menjawab panggilan dari Mamahnya.
" Ya mah ada apa?"
" Davin kamu segera pulang, Keyra menangis terus Mamah sampai kewalahan mendiamkannya" ucap Mamah Santi pada anaknya.
Mendengar kata Keyra, Davin langsung berbalik arah kemobilnya kembali,kalau yang menyangkut soal Keyra anaknya, Davin tidak bisa menolaknya karena dia sangat menyayangi bocah kecil berusia genap esok hari tiga tahun itu, Keyra adalah segalanya bagi Davin,apapun keadaannya dan apapun yang di lakukan Davin kalau bersangkutan dengan Keyra dia pasti akan membatalkannya.
Dia pun melajukan mobilnya menuju kearah rumah,dia langsung menelpon sahabat sekaligus orang kepercayaan di kantornya.
" Halo Ris? Kamu sudah sampai kantor?"
" Iya nih baru nyampe? Kamu di mana? Kok suaramu terlihat cemas gitu?"
" Aku tadi sudah di kantor tapi karena Mamah menelpon ku untuk pulang Keyra menangis tak henti-hentinya jadi aku pinta padamu handle semua urusan kantor ya, ntar kalau keyra sudah bisa didiemin aku balik kantor lagi" ucapnya langsung mematikan sambungan telponnya itu secara sepihak.
" Iy..." Belum sempat Haris menjawab telpon sudah terputus.
" Yaelah...kebiasaan nih anak nggak bisa berubah main mati aja ponselnya" gerutunya seraya keluar dari mobil dan menuju masuk kedalam kantor DSW group.
Mobil yang di kendarai Davin langsung memasuki halaman rumahnya dan Dia turun pun terlihat tergesa-gesa memasuki rumahnya.
" Gimana Mah, Keyra ?"
" Shhhttttt" ucap Bu Santi seraya menaruh telunjuk nya di bibirnya.
Bu Santi menunjuk dengan jarinya kearah sofa di mana Keyra sedang tidur karena habis menangis sesunggukan Davin kemudian mendekati Anak semata wayangnya itu.
Diusapnya rambut sang Anak, Keyra yang sesunggukan menangis sambil tertidur, batin Davin terasa teriris tak terasa air matanya lolos kembali dari kedua bola matanya, namun dia cepat-cepat menghapusnya karena dia tidak ingin Mamah tercintanya melihat dia sedang menitikkan air matanya.
Namun tidak disadari oleh Davin ternyata Mamahnya melihat sendiri kalau Anaknya itu meneteskan air mata, Bu Santi kemudian mendekati Davin dia mengelus pundak sang anak.
" Sebaiknya kamu mencari ibu sambung buat Keyra "
Davin terperangah mendengar perkataan dari Mamahnya.
" Maksud Mama apa ? "ucapnya pelan tapi dengan nada yang penuh selidik kepada Bu Santi.
" Mama tidak bermaksud apa-apa Nak, Tapi demi Keyra dia membutuhkan seorang ibu "
" Davin masih punya istri Mah,lagi pula tidak semudah mencari seorang Ibu seperti membalikkan telapak tangan "
" Davin masih berharap dan meyakini kalau Sherly akan sadar Mah " ucapnya.
" Tapi Davin, kalau kamu berbuat seperti itu kepada Sherly,sama aja kamu menyakiti tubuhnya, kamu sendiri tahu semua Dokter sudah angkat tangan tentang komanya Sherly, sebenarnya Sherly sudah tiada Nak,karena bantuan alat medis itulah Dia di anggap mu masih ada " ucap Bu Santi kepada Anaknya.
Sebenarnya Davin tahu kalau semua dokter sudah tidak sanggup lagi,tapi Dia berharap suatu saat nanti Sherly akan bangun dari komanya itu.
" Kalau kamu tidak mau mencari seorang istri atau Ibu sambung untuk Keyra carilah babysitter yang benar-benar merawat Keyra, bukannya Mama tidak mau merawat cucu Mama sendiri,Kamu kan tahu Mama sudah tua Nak dan Adikmu juga masih berada di luar Negeri, kalau seandainya Adikmu sudah kembali mungkin Dia bisa mengurus Keyra "ucap Bu Santi kepada Anaknya.
" Bukannya Davin tidak mau mencari babysitter Mah, tapi karena Davin takut di masa pertumbuhan Keyra ini Keyra tidak sayang Davin, Dia pasti akan sangat menyayangi babysitternya"
" Lebih baik kamu pikiran dulu apa kata-kata Mamah Nak, Mamah sayang sama Sherly, Mamah sayang sama Keyra, Mamah juga sayang sama kalian berdua karena kalian berdua adalah anak-anak Mamah, Tapi apa daya Mamah, Mamah sudah tua Nak, bahkan Mamah sendiri tidak bisa mengikuti cara bermain Keyra kesana kemari, karena usia Keyra sekarang 3 tahun, besok adalah hari ulang tahunnya itu adalah dimana masa sulit dan di mana masa periang dan nakal-nakal nya seorang Anak dalam masa pertumbuhannya,penuh dengan kesabaran merawatnya dan mengasuhnya, tapi Mama tidak mampu karena Mamah sudah tua, Mamah nggak bisa berlari jauh-jauh mengikuti Keyra "ucap Bu Santi terlihat sedih karena melihat kehidupan Anak lelakinya tersebut.
Davin kemudian duduk di dekat kepala Keyra dia masih mengelus rambut Anak itu yang masih tertidur.
Anak perempuannya yang berusia 1 hari lagi genap 3 tahun Davin menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa dan menengadahkan kepalanya menatap langit-langit ruang tengah rumahnya itu.
Dia menarik napasnya dengan pelan tidak ada suara antara Bu Santi dan Davin.
Mereka dikagetkan dengan suara Keyra didalam tidurnya.
" Mamah..." ucapnya tapi dengan mata masih terpejam.
" Mamah " ucap nya lagi.
Bagai teriris sembilu bertubi-tubi dihati Davin,Dia merasakan kesedihan Anaknya yang seharusnya dapat belaian kasih sayang dari seorang Ibunya.
Kemudian Davin mengangkat tubuh Keyra dan memangkunya, Keyra yang masih dalam keadaan tertidur reflek memeluk sang papah.
Davin berdiri dari duduknya..
" Mau kemana kamu Nak?" Tegur Bu Santi.
" Davin mau membawa Keyra ke kamarnya Mah " jawab singkatnya.
Dia pun berlalu dari hadapan bu Santi, Davin berjalan menuju ke kamar Keyra.
" Ya Allah berikanlah kekuatan kepada Anak hamba, berikanlah Ya Allah kesembuhan untuk menantu hamba Sherly sadarkanlah ya Allah Sherly " Doanya.
Davin meletakkan Keyra di kasur tempat tidur Keyra.
Davin sekali lagi mengelus kepala Anaknya yang masih terpejam dengan kesesungguhnya, dia mengecup kening Anaknya.
" Sayang Mama pasti sadar, kamu pasti akan bisa bersama Mamah " ucapnya.
Kemudian Davin merebahkan tubuhnya disamping Keyra seraya memeluk Anaknya tersebut, tanpa sadar dia pun ikut tertidur bersama sang Anak.
Beberapa menit Davin tertidur dia kemudian terbangun karena merasa pipinya di pukul-pukul oleh tangan mungil Anaknya, Davin membuka matanya, Dia pun tersenyum melihat buah hatinya duduk di sampingnya.
" Papah " ucap Keyra, Dia pun langsung memeluk Papahnya begitu pula Davin membalas pelukan sang Anak.
Davin bangkit dari tidurnya dan duduk di bibir ranjang Anaknya, Dia menggendong Anaknya dan membawanya keluar kamar.
Saat di luar Davin menurunkan Keyra dari gendongannya.
" Keyra tinggal sama Nenek ya, Papah mau berangkat kantor dulu" ucapnya kepada gadis kecil yang cantik dan imut itu.
Keyra menganggukkan kepalanya,seolah-olah mengerti akan perkataan Papahnya padanya.
" Iyah..." itulah ucapan dari bibir mungilnya yang keluar.
Keyra pun berlari menuju kearah Neneknya yang duduk di sofa ruang tengah rumahnya.
" Eh..cucu Nenek sudah bangun," senyum Bu Santi mengembang.
" Es cream " ucapnya mengatakan ingin es cream dengan nada ciri khas anak kecil bersuara.
Bu santi berdiri dan mengajak Cucunya kedapur menuju lemari pendingin yang penuh dengan es cream kesukaan cucunya itu.
Davin mengikuti mereka dari belakang.
" Mah Davin mau ke kantor dulu "
" Oh iya sayang " ucap Bu Santi.
Davin berpamitan kepada Mamahnya Dan diapun mencium punggung tangan Mamahnya tersebut,lalu dia beralih kearah Keyra yang duduk di meja makan khusus anak kecil.
" Keyra yang pintar ya sama Nenek, nanti kita jalan-jalan setelah Papah pulang dari kantor" ucapnya kepada sang Anak Seraya mencium pipi kiri dan kanan serta kening Anaknya.
Lagi-lagi Keyra menjawab " iyah " itu yang keluar dari mulutnya karena mulutnya penuh dengan es cream.
Setelah berpamitan dengan Mamahnya, Davin berjalan keluar menuju ke mobilnya, Dia meninggalkan rumahnya menuju ke arah kantor, dengan pikiran yang berkecamuk antara saran Mamahnya dan menanti kesadaran istrinya.
Sesampai di kantornya Dia memarkirkan mobilnya, Dia berjalan menuju kearah lobby dan langsung menuju ke ruangannya sendiri.
Sesampai di ruangannya Dia menghentakkan tubuhnya di kursi kerjanya,Dia menyandarkan tubuhnya sambil menarik napasnya dengan berat seberat beban yang dia hadapi sekarang ini seraya matanya menatap langit-langit ruangannya tersebut.
" Tok tok tok " terdengar pintu ruangannya diketuk, Davin terkejut dan sadar dari lamunannya.
" Masuk " ucapnya.
Haris masuk ke dalam menemui bosnya itu.
" Ada apa Haris ?"
" Nggak ada apa-apa sih, cuman Aku heran aja Kamu tadi kenapa cemas banget "
Davin lagi-lagi menarik napasnya dan mengusap wajahnya dengan kasar.
" Keyra " ucapnya singkat.
" Kenapa dengan Keyra ? Apakah dia sakit ?" Tanya Haris heran.
Davin menggeleng kemudian dia berdiri dan mendekati Haris yang sedang duduk di sofa yang ada di ruangannya itu.
" Dia tidak sakit "ucapnya Seraya menghentakkan tubuhnya di sofa.
" Terus kenapa kamu cemas kalau Dia tidak sakit " ucap Haris merasa aneh pada bosnya itu.
" Dia memang tidak sakit,tapi hatiku yang sakit "
" Kenapa dengan hatimu ?"
" Bagaimana tidak sakit, karena saat Keyra menangis sampai tertidur,kesesugukkan Dia memanggil mamahnya" ucapnya penuh nada kesedihan.
" Kenapa kamu tidak membawa Keyra menemui Sherly? siapa tahu dengan kedatangan Keyra Sherly akan menyadari dan dia cepat bagun dari komanya."
" Aku sudah pernah membawa Keyra menemui Sherly tapi Sherly tidak merespon apapun, Aku juga bingung dengan saran dari Mamah."
" Saran apa dari Tante Santi?"
" Mamah malah menyarankan Aku mencari Babysitter dan pengganti Sherly " ucapnya pelan.
" Maksudnya?" Tanya Haris tidak mengerti.
" Yah, pengganti Sherly, untuk jadi Ibu sambungnya Keyra, karena Mamah merasa kalau Sherly itu sebenarnya sudah tidak ada" ucapnya terdengar jelas di nada bicaranya ada kesedihan yang mendalam.
" Davin, sebenarnya apa yang di katakan Tante Santi itu benar adanya,sebenarnya istrimu itu sudah tidak ada hanya karena alat alat medis saja yang membantunya sampai sekarang masih ada,terkecuali ada keajaiban dari Allah, lebih baik kamu mencari Ibu sambung untuk Keyra,Bukan apa-apa, Aku juga merasa sama seperti Tante Santi karena Sherly sepertinya sudah tidak bisa bersama lagi denganmu, kamu seharusnya mengiklaskan itu biar Sherly tidak merasakan sakitnya lagi, maafkan Aku, bukannya Aku menambah beban di hatimu, dengan berbicara seperti ini, tapi karena kenyataannya memang seperti itu,3 tahun lamanya waktu itu tidak sedikit itu lama bahkan Keyra pun sudah bisa jalan dan mengetahui kalau kamu itu paparnya" ucap Haris panjang lebar.
Davin hanya mengangguk, Dia hanya menarik nafasnya dengan pelan dan kedua tangannya meremas rambutnya serta mengusap wajahnya dengan kasar.
"Aku mengerti, maksud kalian baik Mamah ataupun Dirimu tapi Aku masih mengharapkan Sherly untuk sadar kembali, Aku sangat menyayangi Sherly bahkan Aku belum siap untuk menggantikan Sherly disisiku dengan orang lain "
" Demi Keyra, kamu harus siap atau kamu cari Babysitter yang benar-benar cinta sama anak kamu,kamu bisa melihat atau menilainya apakah Dia itu benar-benar menyayangi Keyra atau tidak, kalau dia memang benar-benar menyayangi Keyra kamu bisa menikahinya tapi dengan satu syarat hanya sementara saja, selama Sherly belum sadar kalau sesudah Sherly sadar terserah kamu mau kamu ceraikan atau kamu cukupi kehidupannya atau kamu jadikan tetap sebagai istri kedua, maafkan Aku memberi saran yang kurang baik kepadamu, karena Keyra sangat membutuhkan seorang Ibu"
" Kalau seandainya Aku terus bersama dengan Dia ?"
" Itu urusan kamu,asal kan kamu bersifat adil, Itu urusan hati kamu,kalau memang hati kamu mencintai dua wanita tapi yang benar-benar menyayangi keluarga kamu apa salahnya, asalkan kamu berbuat adil " ucap Harris lagi.
" Ya udah kalau kayak gitu kamu pikirkan aja dulu, Aku hanya memberi saran Karena Aku bisanya memberi saran kepada dirimu seperti itu, Kalau seandainya Aku berada di posisi mu mungkin Aku juga bingung,untuk memilih pasti akan terasa berat,tapi Aku sebagai teman sekaligus Anak buahmu, aku tidak mau melihat kamu terlalu bersedih hati selama 3 tahun belakangan ini, yang Aku inginkan kamu bahagia demi Anak mu,kalau seandainya Sherly kembali sadar itu adalah suatu mukjizat bagi dirimu dan keluargamu,tapi kalau seandainya Sherly tidak bisa sadar lagi itu mungkin juga cobaan yang terberat bagi dirimu dan kamu harus iklas dengan semua itu. Hanya ini yang bisa Aku katakan kepadamu, karena Aku juga merasakan apa yang kamu rasakan saat ini, tapi mudah-mudahan dengan cara ini kamu bisa mengambil sisi positifnya bukan karena kamu sebagai seorang yang kaya raya dan ingin melampiaskan kesendirian dan kesepian yang tidak bisa tersalurkan selama 3 tahun ini, kemudian ingin menikah lagi bukan seperti itu, tapi pikirkanlah Anakmu anggap saja orang berbicara itu angin lalu yang terpenting cara mendapatkan kasih sayang seorang Ibu yang benar-benar sayang pada anak mu, bukan karena sayang pada Papanya ataupun kepada kekayaan Papanya " ucap Harris lagi.
Davin hanya menganggukkan kepalanya dan mencerna apa kata sahabatnya itu.
" Aku permisi dulu masih banyak pekerjaan yang harus Aku selesaikan, ntar Aku nggak digajih kamu lagi,kalau belum selesai pekerjaanku " ucap Haris tersenyum.
Davin hanya tersenyum saja, haris berdiri dan berjalan meninggalkan bosnya tersebut, Dia keluar dari ruangan itu menuju ke ruangannya sendiri.
Setelah kepergian Haris,lagi-lagi Davin mengusap wajahnya Dia menarik nafas dan menghembuskannya dengan sedikit kasar.
" Ya Allah apakah yang harus Aku jalani sekarang,apakah harus Aku terima saran dari Harris,Ya Allah berikanlah mukjizat itu kepada diriku "ucapnya Seraya menengadahkan kepalanya masih dengan menatap langit-langit ruangannya, tidak ada suara sama sekali.
Davin larut dalam lamunannya mengingat masa indahnya bersama sang istri yang sampai akhirnya berakhir seperti ini. Memang selama tiga tahun Dia pun tidak pernah memikirkan seorang wanita sama sekali, yang ada di pikirannya adalah membesarkan Anaknya semata wayang bekerja dan selalu memberi semangat kepada sang istri yang sedang dirawat di rumah sakit.
Hampir setiap malam Dia tidur bersama dengan istrinya dan kadang-kadang juga Dia tidur bersama dengan buah hati tercintanya, begitulah hampir setiap hari yang Dia lakukan.
Dia melihat seorang wanita pun saat ini Dia tidak merasa tertarik, walaupun banyak wanita yang menarik perhatiannya, yang ingin selalu diperhatikan dan ingin menjadi pendamping hidupnya. Tapi Dia sama sekali tidak menghiraukannya, Dia selalu berharap suatu saat Sherly akan sadar dan mereka akan bersama lagi seperti dulu dan membesarkan Anak semata wayangnya bersama Sherly dengan penuh kasih dan sayang.
Matanya kemudian memandang jam yang melingkar di tangannya kemudian Dia berdiri mengambil jas dan kontak mobilnya Dia keluar dari ruangannya menuju ke arah lobby serta menuju ke arah parkiran Di mana mobilnya terparkir, kemudian Dia menuju ke arah rumah sakit untuk menjenguk sang istri tercinta.
****
" Kenapa perasaan ku tidak enak ya? Kenapa aku merasa gelisah sekali hari ini,ada apa kah gerangan?"
Fatimah beringsut dari duduknya dan berjalan membenahi pakaian yang ada,untuk menghilangkan rasa gelisah di hatinya.
" Fatimah silakan kamu istirahat dulu,karena ini waktunya makan siang " tegur Bu Lena Bosnya
" Oh iya bu"
Ya! setiap makan siang Fatimah selalu mendapatkan dari tempat Dia bekerja, karena gajinya cuma gaji pokok saja yang bisa Dia terima,dan tidak dapat uang makan,tapi Dia bersyukur walaupun gajihnya itu tidak seberapa tapi Dia merasa berkah, sebelum Dia makan siang Fatimah mengambil air wudhu terlebih dahulu, untuk sholat Dzuhur, setelah sholat Diapun melangkah menuju meja makan dan Dia hanya makan sendiri, kadang-kadang Dia terpikir di saat Dia melahap makan enak seperti ini apakah Adiknya dan Ibunya juga makan enak?terkadang ada kesedihan disaat Fatimah makan selalu teringat Adik dan Ibunya itu, tapi syukur Alhamdulillah kadang-kadang Ibu Lena mengasihkan beberapa lauk di sore hari saat Dia pulang,untuk Ibu dan Adiknya, Alhamdulillah Dia di kota mendapatkan bos yang sangat baik terhadap dirinya dan keluarganya,disaat Dia makan, Ibu Lena berteriak memanggil Fatimah.
" Fatimah! Fatimah!" panggilnya, belum selesai Fatimah menyelesaikan makannya Dia terkejut.
" Ada apa Ibu Lena memanggilku? Gumamnya
Diapun bergegas keluar.
" Ada apa Bu ?" tanyanya kepada Ibu Lena.
" Fatimah!"
Fatimah melihat Ibu Lena meneteskan air matanya,dan langsung memeluk Fatimah, Dia jadi bingung.
"Ada apa sebenarnya ini?" Gumam batinya.
" Fatimah cepat tutup ruko kita," perintahnya pada Fatimah setelah melepaskan pelukannya tersebut.
" Memang kenapa Bu ?ada apa " tanya Fatimah heran, Diapun bingung apa yang di maksud dengan ucapan Ibu Lena.
" Ibu Lena mendapatkan kabar apa?" Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
" Ada apa gerangan ini?" Pikirnya,Fatimah pun tambah gelisah sambil menutup ruko tempat Dia bekerja.
" Ayo cepat Fatimah " ucapnya.
Fatimah bergegas menutup ruko kemudian Ibu Lena menarik lengannya, Dia jadi bingung.
" Apa yang terjadi sebenarnya?" gumamnya, Fatimah pun memasuki mobil Ibu Lena.
Mereka menuju ke arah rumah sakit.
" Sebenarnya ini ada apa Bu ? saya jadi bingung?"
Namun Ibu Lena hanya diam saja.
" Ada apa bu?" Ulangnya bertanya pada Bu Lena
" Nanti kamu juga pasti akan tahu" ucapnya.
Fatimah jadi was-was, apa yang terjadi ?" di otaknya penuh pertanyaan besar, Fatimah tidak tahu harus seperti apa menanyakan kepada Ibu Lena namun beliau tidak mengatakan yang sebenarnya, Dia hanya disuruh mengikutinya saja.
Sesampainya di rumah sakit mereka pun menuju ke ruang UGD, terlihat di situ ada paman Ari yang terlihat cemas dan terlihat juga bajunya penuh dengan darah, jantung Fatimah mulai gugup dan berdetak dengan sangat kencang.
" Ada apa sebenarnya ini? kenapa baju Paman Ari penuh darah? apakah Paman Ari kecelakaan? atau..." pikiran Fatimah menjadi-jadi,Dia terus ditarik pelan oleh Ibu Lena, setengah berlari Dia mengajak Fatimah untuk sampai lebih cepat di ruang UGD.
"Fatimah " ucap Paman Ari.
" Ada apa Paman? Kenapa baju Paman berdarah ?" tanya Fatimah kepada pamannya itu.
" Kamu yang sabar ya Nak,"
" Apa maksudnya Ini paman?" pikirannya sudah melayang antara Ibu dan Aisyah Adiknya.
" Ibu mu Nak " paman Ari memutus kalimatnya sendiri seraya menatap Fatimah
" Kenapa dengan Ibu paman?" Tanyanya sambil menguncang guncang tubuh pamannya itu.
" Ibu mu mengalami kecelakaan " ucapnya pelan.
" Apa ?ya Allah " mendengar kata-kata dari Paman Ari Fatimah tidak mampu lagi untuk berdiri Dia langsung lemas dan bersimpuh di lantai ubin keramik ruangan UGD, tidak terasa air matanya meleleh Dia pun tidak tahu lagi apa yang Fatimah rasakan saat ini, Diapun diangkat oleh Ibu Lena dan didudukkan di kursi ruang tunggu UGD tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!