NovelToon NovelToon

Pengantin Pengganti

menjadi mempelai

hari ini adalah hari bahagia bagi dua keluarga pengusaha yaitu argantha dan Anggara. karena putra putri mereka akan melangsungkan pernikahan hari ini. tamu undangan sudah banyak berdatangan mulai dari keluarga rekan bisnis, dan juga temen teman dari calon mempelai.

"kak kenapa gelisah gitu?."tanya Kanaya pada kakaknya yang akan menikah hari ini. Melisa putri Anggara anak pertama dari pasangan Dedi Anggara dan Hana Anggara yang akan menikah hari ini.

"Naya kakak kayaknya nggak bisa nerusin pernikahan ini."balas Melisa dengan suara bergetar.

"maksud kakak?"tanya Naya tak mengerti.

"eh maksud Kakak, tolong ambilin minum ya nay, kakak haus."

"kakak lagi nggak ada masalah kan?."tanya Naya.

"enggak usah sana ambilin minum."Naya bergeggas ke bawah mengambil minum untuk kakaknya. saat ia ingin menaiki tangga tiba tiba mamanya memanggilnya.

"Naya."panggil mama Hana.

"ada apa ma?."

"Melisa udah siap belum? ini mempelai prianya udah Dateng."

"udah kok ma, ayo kita keatas."ajak Naya, merekapun bergeggas untuk menjemput meli diatas.

klek

Naya dan mama Hana masuk namun mereka tak mendapati Melisa ada dikamar hotel. tempat mereka menginap karena memang pernikahan mereka dilaksanakan dihotel ternama.

"meli ayo kita turun, kamu dimana nak."teriak mama Hana namun meli tak kunjung menjawab. mereka mencari kesetiap ruangan namun tak menemukan meli. mama Hana melihat jendela terbuka dan ada sprei yang menjulang kebawah.

"Naya meli kabur."pekik mama Hana dengan suara bergetar.

"nggak mungkin ma, tadi kak meli masih ada disini kok."ujar Naya, tak sengaja Naya menyenggol sebuah kertas.

Dear semua

saat kalian menemukan surat ini mungkin aku udah pergi, maafin meli ya pa ma, meli harus pergi meli nggak bisa nerusin pernikahan ini meli udah punya lelaki lain selain Kevin.

Melisa.

"jadi ini maksud ucapan kak meli tadi, kenapa kak meli nekat sih."batin Naya tak percaya.

"meli tega teganya kamu memperlakukan keluarga kita."mama Hana meremas kertas itu. mama Hana dan Naya memutuskan untuk pergi ke bawah.

"ma meli nya mana?."tanya pak Dedi. terlihat semua tamu undangan sudah menunggu begitupula keluarga argantha.

"me-meli kabur pa.."ujar mama Hana dengan air mata yang meneteskan. Naya hanya bisa menenangkan mamanya.

"apa."pak Dedi kaget dengan apa yang diucapkan istrinya.

"meli mana Tante."tanya Kevin yang sedari tadi sudah gelisah.

"maafin Tante nak Kevin, meli kabur." ucapan mama Hana membuat keluarga argantha kaget dan marah.

"apa apan ini, berani sekali kalian mempermainkan keluarga kami."bentak Fahmi argantha, papa Kevin.

"saya bener bener tidak tau pak jika ada kejadian seperti ini."ujar pak Dedi menenangkan pak Fahmi. terlihat Kevin hanya diam mungkin ia tak menyangka jika kekasih hatinya akan pergi darinya.

"saya tidak mau tau pernikahan ini harus tetap dilaksanakan."ujar pak Fahmi.

"iya kami sudah kepalang malu gara gara anak kalian."protes Bu Lina suami pak Fahmi.

"tapi pak meli nya nggak ada nggak mungkin kita teruskan pernikahan ini, kita cari meli saja dulu."ujar pak Dedi.

"anak bapak yang kedua saja menikah dengan Kevin."perkataan pak Fahmi berhasil membuat semua kaget termasuk Kevin dan Naya. pasalnya Naya masih kuliah.

"maaf om Naya masih kuliah, Naya juga belum aku menikah."sambar Naya .

"maksud pak Fahmi, Naya menggantikan meli?"

"iya benar, saya mau pernikahan ini tetap dilangsungkan."

"tapi pak Naya masih kuliah."ujar mama Hana.

"saya tidak peduli, keluarga kalian sudah menbuat keluarga saya malu."bentak pak Fahmi.

"tapi pa Kevin nggak mau."protes Kevin.

"papa nggak terima penolakan, gimana ma setuju nggak?."tanya pak Fahmi pada istrinya.

"mama setuju pa."ujar Bu Lina.

"kalo tidak keluarga kalian akan saya tuntut atas dasar penipuan."ujar pak Fahmi yang membuat keluarga Anggara kaget.

"duh gimana ini, kalo aku nggak mau papa pasti dipenjara tapi kalo aku mau aku masih kuliah aku juga nggak cinta dengan kak Kevin."batin Naya bimbang.

"pak beri saya kesempatan untuk mencari meli pak."ujar pak Dedi mengiba.

"saya tidak terima penolakan atau saya telepon polisi sekarang juga."ancam pak Fahmi.

"baik pak saya rela menggantikan kakak saya."ujar Naya pasrah, ia lebih tak tega jika papanya yang harus dipenjara.

"Naya jangan nak."ujar mama Hana.

"ngakpapa ma."balas Naya dengan tersenyum.

"bagus ayo sekarang kita lanjutkan pernikahan ini."lantas merekapun duduk didepan penghulu, namun raut wajah Kevin seperti menahan amarah.

"pak mohon maaf nama mempelai wanitanya diganti ya jadi namanya Kanaya putri Anggara ya "ujar pak Fahmi pada penghulu, sigap penghulu pun mengganti nama Melisa menjadi Kanaya.

"bisa kita mulai?."tanya penghulu pada semua orang dan merekapun serentak menganggukkan kepala.

"saya nikahkan dan saya kawinkan Kevin argantha bin Fahmi argantha dengan Kanaya putri Anggara binti Dedi Anggara dengan mas kawin cincin berlian dan uang tunai senilai 500 juta rupiah dibayar tunai."

"saya terima nikahnya Kanaya binti Dedi Anggara dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."Kevin mengucapkan ijab kabul dengan lantang dan sekali tarikan.

"bagiamana para saksi sah?."

"SAH" para tamu undangan menjawab dengan serentak, diikuti dengan doa bersama. Naya mencium tangan Kevin dan Kevin memakaikan cincin dijari Naya.

Naya pun beralih memeluk mama dan papanya tangisnya tumpah.

"Naya maafin papa sayang, papa nggak bisa jagain kamu "ujar pak Dedi pada Naya yang sudah Banjir airmata.

"enggak kok pa, papa nggak salah."ujar Naya. setelah itu Naya beralih menyalami mertuanya.

"baik baik ya sayang, jadi istri yang baik buat Kevin ya."ujar Bu Lina pada Naya, Bu Lina pun mencium kening Naya seperti anaknya sendiri.

"iya Tante."balas Naya.

"kok Tante sih, mama dong."protes Bu Lina.

"eh iya tan- eh mama maksudnya."terlihat Naya masih kikuk dengan sebutan mama pada mertuanya itu.

acara resepsi pun dimulai, selama 1 jam Naya dan Kevin berdiri untuk menyalami tamu undangan. terlihat Naya sudah mulai lelah.

"kalo capek turun aja."ketus Kevin pada naya.

"enggak kok kak."balas Naya.

acara pun telah usai mereka berencana kembali kekamar masing masing.

"Kevin ajak Naya kekamar."ujar pak Dedi yang membuat Naya dan Kevin salah tingkah.

"tapi pa-.."

"ngak usah tapi tapian, sana."ujar pak Dedi lagi. terpaksa Naya dan Kevin masuk kekamar yang seharusnya jadi kamar Kevin dan meli.

saat memasuki ruangan Naya dibuat kaget karena diatas ranjang terdapat banyak kelopak bunga mawar merah yang bertaburan. suasana kamarnya pun sangat romantis dengan lampu remang remang dan lilin.

Naya duduk diujung ranjang sedangkan Kevin sudah masuk kamar mandi.

"kenapa semua jadi begini."lirih Naya dengan air mata menetes.

"aku masih ingin kuliah, masih ingin menggapai cita citaku."batin Naya seraya mengusap air matanya.

klek

pintu terbuka menampilkan kevin yang hanya menggunakan celana pendek dengan rambut basah. sontak Naya langsung menutup matanya.

"kenapa ditutup?."tanya Kevin dingin.

"eh enggak papa kok kak."ujar Naya salah tingkah, ia pun bergegas masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri.

selang beberapa menit ia pun sudah selesai, ia langsung merebahkan diri diatas ranjang karena memang ia sangat lelah berdiri seharian.

saat Kevin akan naik ketempat tidur Naya pun langsung berteriak.

"kakak mau apa?."tanya Naya ketakutan.

"tidurlah masak mau main bola."ketus kevin.

"kakak nggak boleh tidur disini."

"terus aku tidur dimana?."tanya Kevin tak percaya.

"sofa."balas Naya.

"agghhh shit."umpat Kevin seraya turun dari ranjang dan merebahkan diri disofa. Naya pun tersenyum puas dan mulai memejamkan mata.

membiasakan

terlihat Naya sudah tertidur pulas diatas ranjang super besar itu namun tidak dengan Kevin yang terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"kenapa kamu tega sama aku mel."lirih Kevin tak percaya karena kekasih yang selama ini ia cinta tega meninggalkan luka yang teramat dalam.

"aku udah sayang banget sama kamu, semua udah aku lakuin tapi apa balesan kamu."Kevin mengepalkan tangannya.

"Dan sekarang aku harus menjadi membina rumah tangga dengan orang yang tak aku sayangi, semua ini gara gara kamu."batin Kevin jengkel.

Kevin pun berniat jika esok hari akan langsung membawa Naya kerumah barunya, ruang yang seharusnya jadi saksi bisu cinta Kevin dan meli namun semua itu hanyalah tinggal kenangan.

***

pagi hari mereka sarapan bersama dihotel sebelum kembali kerumah.

"gimana nih tadi malem?."goda Bu Lina pada Kevin dan Naya.

"mama apaan sih."ketus kevin. Naya hanya diam saja.

"rencana kamu selanjutnya apa Vin?."tanya pak Fahmi.

"Kevin akan langsung kerumah baru Kevin pa."balas Kevin.

"apa!."Naya kaget dengan ucapan Kevin. sontak semua langsung tertuju pada Naya.

"ngakpapa sayang, nak Kevin kan sudah jadi suami kami jadi kamu harus ikuti kemana aja dia pergi." mama Hana memberi nasihat pada anaknya.

"iya ma."jawab Naya pasrah. Naya pun berpamitan pada kedua orangtuanya.

"Naya belajar jadi istri yang baik ya, maafin papa."ujar pak Dedi seraya memeluk Naya ada bulir bening yang menetes dipipi pak Dedi, mungkin ia belum percaya jika anaknya yang masih kecil sudah harus menikah.

"iya pa, Naya ngakpapa kok nanti Naya akan sering sering main ke rumah."balas Naya dengan senyum terpaksa.

"Naya baik baik ya sayang, nak Kevin mama titip Naya ya."ujar mama Hana tiba tiba dengan nada bergetar menahan tangis.

"baik ma"balas Kevin.

merekapun berpisah Naya dan Kevin langsung meluncur kerumah baru Kevin, rumah yang berada dikawasan elit.

"kak aku masih bisa kuliah kan?."tanya Naya dengan hati hati.

"terserah kamu."ketus kevin tanpa melihat kearah Naya. Naya pun langsung terdiam.

Naya mengambil jurusan kedokteran di sebuah universitas ternama di kota ini, ia juga baru berusia 23 tahun sedangkan Kevin sudah berusia 28 tahun, bekerja diperusaan papanya sebagai CEO.

mobil sudah memasuki halaman sebuah rumah mewah berlantai dua dengan cat warna putih keemasan, dengan pohon disekelilingnya.

Kevin pun turun dari mobil diikuti Naya dibelakangnya. mereka disambut oleh seorang wanita paruh baya.

"Bi kenalin ini Naya, istriku dan ini bi Ina pembantu disini."ujar Kevin.

"Kanaya Bi."ujar Naya dengan sopan seraya menyalami bi Ina.

"BI Ina non."balas Bi Ina. setelah itu BI Ina pamit kebelakang. Kevin dan Naya langsung baik keatas.

"kamar kamu disini dan aku disitu."Kevin menjelaskan Jika ia dan Naya tak sekamar.

"silahkan kalau mau istirahat, kalau butuh apa apa panggil Bi Ina saja."ujar Kevin seraya berlalu kekamar tanpa menunggu Jawaban dari Naya.

"Dasar kulkas."gerutu Naya seraya masuk kekamarnya. ia takjub melihat isi kamar yang akan ia tempati luas, dan kelihatan sangat nyaman.

"wow keren banget."ujar Naya seraya duduk diranjang. ia beralih ke almari pakaian yang sangat besar disudut ruangan.

"oh my God bagus banget,."ujar Naya kaget karena melihat isi almari yang penuh dengan pakaian bermerk yang terkenal.

"kok pas banget ya sama ukuran gue."Naya pun Binggung karena semua dress celana sepatu dan pakaian dalam ukuran Naya.

"ah itu nggak penting lah yang penting aku bisa pake semua ini."

"huh aku harus membiasakan diri menjadi peranku yang baru seorang istri, aku harus belajar menjadi istri yang baik."

Naya pun memutuskan untuk beristirahat karena badannya sangat capek.

***

Naya bangun lalu membersihkan diri ia melirik jam sebentar lagi makan malam.ia bergegas turun.

"Bi masak apa?."tanya Naya saat sudah berada di dapur.

"ini non masak sup ayam kesukaan tuan Kevin."balas Bi Ina.

"Naya bantuin ya Bi."

"eh nggak usah non, non duduk aja."

"ngakpapa Bi aku udah biasa bantuin mama dirumah kok."balas Naya seraya membantu mengiris wortel.

"Yee udah siap."ujar Naya kegirangan.

"ternyata non Naya jago masak juga ya."puji Bi Ina pada Naya.

"ah enggak Bi, yaudah aku panggil kak Kevin dulu ya Bi."Naya pun bergegas keatas untuk memanggil Kevin.

selang setengah jam semua makanan sudah terhidang diatas meja, Naya bergeggas memanggil Kevin dikamarnya yang sedari tadi tak keluar kamar.

tok tok

"kak ayo makan dulu, makanannya udah siap."teriak Naya dari balik pintu. namun tak ada jawaban.

tok tok

Naya kembali mengetuk pintu seketika pintu dibuka oleh Kevin, Naya pun kaget.

"bisa diem nggak berisik banget sih."ketus kevin.

"ma-maaf kak."ujar Naya.

"ayo kak makan malam dulu, makanannya udah siap."ajak Naya pada Kevin.

"gue nggak laper, kamu aja sana yang makan."ketus kevin dan hendak masuk namun dihalangi Naya.

"tapi kak aku udah masak loh."ujar Naya dengan nada kecewa.

"gue nggak peduli."balas Kevin seraya menutup pintu.

"udah capek capek masak malah nggak dihargai."lirih Naya seraya berjalan turun kemeja makan.

"tuan Kevin nya mana non?."tanya bi Ina.

"nanti bi katanya belum laper, yaudah ayo kita makan bareng bi."ajak Naya pada Bi Ina.

"bibi udah makan tadi non, bibi makannya dibelakang."

"ngakpapa Bi temenin aku ya."

"yaudah iya non."Naya makan ditemani bi Ina, sesekali mereka bercanda dan tertawa. setelah Naya selesai makan ia memutuskan untuk duduk dihalaman belakang, di taman.

"andai kak meli ada pasti aku nggak harus kaya gini."ujar Naya seraya menatap kearah langit dengan bulir bening menetes dipipinya.

Naya tak tahu jika ada seseorang yang sedang memperhatikannya dari atas balkon kamar.

Kevin sedari tadi enggan untuk keluar kamar, ia masih belum percaya dengan apa yang ia alami. ia duduk termenung disisi ranjang seraya memegang fotonya dengan meli.

"kurang apa aku mel, semua yang kamu mau udah aku turutin tapi apa balesan kamu."ujar Kevin seraya meremas foto mereka.

"aggghhhhh sial siall aku benci kamu Mel benci.."teriak Kevin seraya membanting apa aja Yang ada didepannya. seketika kamar yang tadinya rapi berubah seperti kapal pecah.

"aku bersumpah, aku nggak akan pernah maafin kamu dan aku nggak akan Sudi jika kamu aku kembali padaku suatu hari nanti."ujar Kevin dengan nada dingin.

***

pagi pun tiba Naya bergeggas bangun pagi membantu menyiapkan sarapan pagi untuk Kevin. ia juga harus kulaih karena sebentar lagi ia akan wisuda.

tak lama Kevin pun turun sudah dengan setelan jasnya. ia langsung duduk dimeja makan tanpa bicara sepatah katapun.

Naya dengan sigap mengambilkan nasi goreng untuk kevin.

"Gimana enak kan? ini buatan aku loh.'ujar Naya.

"biasa aja."ketus kevin. Naya pun cemberut dan berlanjut meneruskan sarapannya.

"aku kuliahnya gimana?."tanya Naya.

"terserah kamu lah, aku nggak peduli."ujar Kevin dingin, dan hendak berlalu kedalam mobil.

"eh tunggu."ujar Naya langsung berlari kearah Kevin dan membenarkan dasi Kevin yang agak miring.

"siap."ujar Naya. seketika tatapan mereka bertemu hingga beberapa detik sebelum Kevin salah tingkah

"aku bisa sendiri nggak perlu kamu bantuin."Kevin pura pura membenarkan lagi dasinya.

"iya iya gitu aja ketus banget sih."protes Naya.

"masuk."ujar Kevin.

"maksudnya aku boleh numpang?."tanya Naya.

"sebelum aku berubah pikiran cepetan masuk."bentak Kevin, bergegas Naya masuk kedalam mobil Kevin.

Naya dan kevin

Kanaya POV

aku diturunkan kak Kevin didepan jalan dekat kampus. aku sempat berpamitan namun ia hanya diam saja tanpa melihat kearah ku, sungguh suami yang sangat cuek.

aku berjalan kedalam kampus.

"Naya sini!."teriak Siska teman satu kelasku. aku pun menghampirinya.

"dianterin siapa nay? tumben nggak bawa mobil sendiri''tanya Siska.

"oh dianterin supir, mobilku lagi dibengkel."balasku berbohong aku tak mungkin cerita jika aku diantar suamiku bisa mati aku.

"Amel mana?.''tanyaku karena tak melihat teman satu gengku. biasanya aku memang bertiga.

"lagi ke toilet."ujarnya.

"Hay gaes."sapa Amel yang tiba tiba datang.

"boker ya lama amat haha.''ledekku pada Amel.

"enak aja Lo."sungut Amel.

"yaudah yuk masuk."ajakku, kami pun masuk ke kelas dan mulai mengikuti pelajaran.waktu istirahat pun tiba kami bertiga bergeggas kekampus.

"pesen apa gaes?."tanya Amel.

"aku bakso sama es teh aja."balasku.

"aku juga."sahut Siska.

"yaudah aku pesen dulu ya."Amel pun pergi untuk memesan makanan.

"Hay Naya cantik."tiba tiba play boy di kampus ini menghampiriku, sudah sejak dulu Aldo terus mengejar ku namun aku tak pernah peduli.

"apaan sih."ketusku.

"jangan ketus gitu dong nanti cantiknya hilang." goda Aldo seraya duduk dipinggirku diikuti dengan Reza dan Toni anak buahnya.

"Lo tu kenapa sih selalu aja gangguin gue, gue bosen tau."protesku.

"gue nggak akan nyerah sebelum Lo terima cinta gue."

"ngarep banget sih."celetuk Siska.

"makanan datang."Amel datang dengan membawa nampan berisi makanan.

"udah sana gue bosen liat lu.''ujarku pada Aldo.

"okay cantik nanti kita ketemu lagi ya, bye."ujarnya dengan melambaikan tangan seraya berlalu pergi dengan teman temannya.

"udah terima aja kenapa sih nay, udah ganteng, tajir pula kurang apa coba."ujar Siska.

"gue tu udah jadi bini orang keles."batinku.

"apaan sih kalian, udah ayo kita makan."ujarku mengalihkan pembicaraan. kami pun mulai makan.

aku pun bergegas pulang karena jam kulaih sudah habis, aku ingin mampir kerumah orangtuaku dulu aku rindu mama. selang 30 menit aku pun sampai dirumah.

tok tok

aku mengetuk pintu dan tak lama pintu dibuka mbok nah, pembantuku.

"mbok mama mana?."tanyaku.

"ada dikamarnya non, non Naya kemana aja?."tanya mbok nah yang mungkin belum tau tentang aku yang menggantikan kak meli.

aku pun hanya tersenyum seraya berlalu kekamar mama, mungkin papa sedang kerja.

tok tok

"ma ini Naya ma."ujarku tak lama handle pintu diputar menampilkan wanita paruh baya yang masih sangat cantik.

"Naya."teriak mama seraya memelukku. "mama kangen sayang sama kamu."

"Naya juga ma.''balasku

"yaudah ayo kita duduk dulu."mama mengajakku keruang tamu kami pun duduk di sana.

"gimana sayang, Kevin kasar nggak sama kamu?."tanya mama kuatir.

"enggak kok ma, tapi mungkin kak Kevin masih syok aja, ya sama seperti aku."

"maafin kakak kamu ya sayang gara gara meli kamu yang harus gantiin dia."

"iya ma Naya ikhlas kok ma, udah mama nggak usah pikirin Naya, Naya baik baik aja ma."balasku seraya tersenyum.

"Naya dari mana?."tanya mama

"aku dari kuliah ma, sayang dong kalo nggak diterusin."ujarku

"apa nak Kevin setuju kalau kamu masih kuliah?."

"setuju setuju aja ma.'balasku padahal Kevin bilang terserah, tapi nyatanya aku kuliah dia juga ngakpapa kok.

"yaudah ya ma aku mau ambil barang barangku dikamar dulu."aku pun beranjak setelah mama menganggukkan kepala, aku bergegas naik kekamarku mengambil beberapa barangku.

klek

aku masuk dan duduk diujung ranjang, mengamati setiap sudut kamar yang selama ini menjadi tempat suka dukaku, dan kini aku harus meninggalkannya tanpa sempat berpamitan.

aku mulai mengemasi beberapa barang, dan juga baju meskipun disana sudah tersedia banyak baju namun aku tetap ingin memakai milikku sendiri. setelah semuanya rapi aku bergegas turun dan pamit pada mama.

"ma Naya pulang dulu ya, salam buat papa ya ma."aku mencium tangan mama.

"Naya baik baik disana ya sayang."ujar mama seraya matanya berkaca-kaca. aku pun mengangguk dan berlalu.

aku pulang masih dengan naik taksi, sebenarnya aku ingin membawa mobil milikku namun aku malu jika mama tau kak Kevin tak memberikanku fasilitas.

setelah sampai rumah aku bergegas naik dan beristirahat karena badan sangat capek.

***

Kevin POV

hari yang seharusnya jadi hari terbahagia dalam hidupku malah menjadi hari paling buruk bagaimana tidak, seharusnya aku menikah dengan kekasihku Melisa, kami sudah menjalin hubungan selama 2 tahun dan hari ini kami akan melangsungkan pernikahan namun, semua berubah ketika meli memutuskan untuk kabur dihari pernikahan ini.

papa mama marah pada keluarga meli, mereka merasa dipermainkan, papa memutuskan untuk tidak membatalkan pernikahan ini, aku kaget kenapa papa bisa berbicara seperti itu sedangkan mempelai wanitanya saja tak ada.

namun diluar dugaanku, papa malah meminta adik meli untuk menggantikan meli menjadi istriku, aku menolak namun papa malah tak menerima penolakan apapun, aku kalut, binggung, aku benci dengan meli.

mau tak mau aku harus menuruti keinginan papa, begitupun dengan adik meli, Kanaya. aku tau Naya juga terpaksa karena Jika ia menolak om Dedi akan papa laporan ke polisi.

akhirnya aku pun mengucap ijab kabul dengan Kanaya bukan dengan Melisa. setelah acara resepsi selesai aku dan Naya masuk kekamar kami, kamar yang seharusnya jadi saksi cinta ku dan meli namun kini tak sesuai harapanku.

aku harus mengalah untuk tidur disofa karena Naya tak mau satu ranjang denganku mungkin ia takut jika aku akan melakukannya, cih aku saja tak mencintaimu bagaimana aku akan melakukannya.

pagi harinya setelah sarapan dan Naya berpamitan pada orangtuanya aku langsung membawanya kerumah baruku, lagi lagi aku harus menerima kenyataan bahwa rumah ini tak akan menjadi saksi cintaku dengan meli.

alasanku langsung membawa Naya kerumah ku karena Jika aku membawa Naya kerumah mama papa mereka pasti akan protes Jika aku dan Naya tak seperti layaknya seorang suami dan istri. di rumahku aku dan Naya pisah kamar, aku tak perduli dia mau apa pun yang terpenting kami masih satu rumah.

namun entah kenapa ia berusaha menjadi seorang istri, ia menyiapkan ku sarapan membenarkan Dasi ku. namun rasanya hatiku sudah mati karena tindakan meli. mungkin sebesar apapun keinginannya untuk menjadi istri aku tetap tak akan mencintainya.

aku masih terus mencari keberadaan meli, kemana dan dengan siapa ia pergi karena akan kupastikan mereka tak akan hidup bahagia. aku akan membuat perhitungan dengan meli dan juga lelaki bajinga* yang telah membawa kabur dirinya.

setelah kepergian meli dari hidupku rasanya hidupku hamba, aku sudah tak mempunyai semangat apapun.

seperti biasa aku kekantor namun aku terlebih dahulu mengantarkan Naya.

"selamat pagi pak."sapa Wina resepsionis dikantor ku, namun aku hanya diam saja dan berlalu pergi rasanya enggan untuk bertegur sapa dengan perempuan.

"pagi pak Kevin "

"selamat pagi pak."

sepanjang lobi banyak karyawan yang menyapaku namun aku abaikan.

aku pun langsung naik keatas menuju ruangan ku. ruangan yang biasanya aku dan meli menghabiskan waktu bersama. agghhhh sungguh memuakkan.

"agghhhh sial sial.."teriakku dengan membanting fotoku dengan meli yang terpampang diatas meja, hingga kacanya pecah berkeping-keping.

"Lo kenapa sih Vin? gue tau elo belum terima semua ini tapi Lo harus kontrol emosi Lo."tiba tiba Rendi masuk keruanganku mungkin karena mendengar kegaduhan, Ahhh aku tak peduli.

"Lo harus move on, mulai cintai Naya Vin dia sekarang istri Lo."

"nggak usah ikut campur."ketus ku.

"Lo tau nggak semenjak Lo ditinggal meli sekarang Lo berubah, jadi lebih tempramen, cuek kesemua karyawan gue tadi liat Lo dibawah berlalu gitu aja pas semua karyawan menyapa."ujar Rendi panjang lebar, ya memang aku sekarang jadi lebih emosi.

"inget Vin Lo itu pimpinan, beri contoh yang baik."

"tinggalin gue sendiri."ujarku pada Rendi.

"gue gini karena gue peduli sama Lo Vin, mulai cintai istri Lo dan buang jauh jauh Melisa."ujar Rendi sebelum ia melangkah keluar.

"apapun alasannya gue nggak akan pernah mau kembali pada orang yang pernah berkhianat, sekali penghianat tetap penghianat."ujarku dengan menatap lurus kedepan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!