NovelToon NovelToon

The Perfect Husband

Episode 01

"Aku merasa jika aku wanita paling beruntung di dunia ini, mendapatkan nya dan memiliki dua anak yang sangat aku cintai, Aku tidak pernah menyangka jika aku akan menikah dan membangun rumah tangga dengan nya, Orang yang tidak pernah aku bermimpi dan menyangka jika dia menjadi suami ku, Tapi saat ini dia sudah menjadi bagian dalam hidup ku, Aku sangat mencintai nya dan tidak ingin kehilangan nya, Lelaki unik yang jika bersama dengan orang menjadi datar dan jika bersama ku menjadi manja itulah dia Jonathan lelaki yang sangat tegar tapi menangis saat meminta maaf kepada ku, Dasar bodoh, Tapi bodoh mu itu membuatku jatuh cinta kepada mu, Lelaki yang pernah marah saat aku meminum minuman nya, Lelaki yang menjaga ku di rumah sakit hingga aku sembuh, Lelaki yang tidak pernah meremehkan wanita dan selalu menghargai wanita, Lelaki yang memiliki hati lembut tapi wajah sangar, ya itu adalah lelaki ku, Suami ku, Aku mencintai nya" guman Ara dengan senyum yang mengembang melihat anak anak nya dna juga sang suami bermain.

"Ayo ikut lah main bersama sayang" ajak Nathan dengan menarik tangan Ara, Ara tidak menolak dan ikut bermain bersama mereka.

Tiga tahun sudah hidup bersama dalam kebahagiaan sekarang mereka sudah menyelesaikan hidup di bandung dan Roky yang sudah menikah ke jakarta dengan Roky yang bekerja dengan Nathan sedangkan nek Saidah dia sudah meninggal satu tahun lalu sebelum itu Ara dan Nathan selalu bersama nya begitupun dengan Yuna dan Okta yang selalu bersama juga karna Yuda juga kadang ke bandung untuk menjenguk anak nya sedangkan kehidupan di jakarta baik baik saja dengan kebahagiaan mereka pula.

"Sayang kamu udah siap?" Nathan yang sedari tadi menunggu wanita nya dengan menyibukkan diri memasukkan koper ke dalam bagasi mobil melihat wanita nya sudah keluar bersama dengan kedua anak nya.

"Udah pa" Yuna yang sangat ceria saat setelah bertemu dengan ayah yang selalu ingin ia temui.

Nathan tersenyum mendengar jawaban dan senyuman dari anak nya tersebut dan sedikit menundukkan tubuh nya menyeimbangkan tinggi anak nya yang berada di gendong istri nya tersebut. "Semangat banget kamu pengen ketemu nenek ya, Hem?" Nathan mencubit hidung buah hati nya, Yuna menanggapi nya dengan senyum manis nya, sedangkan Ara hanya diam melihat drama yang di mainkan oleh suami dan anak nya tersebut.

"Papa Okta juga udah siap" teriak Okta yang berada di gendongan Roky. Nathan dan Ara yang mendengar teriakan tersebut sontak membalikkan pandang bersamaan menatap ke belakang.

Nathan berdiri tegak seperti semula. "Mau ikut mobil papa apa om Roky?" tanya nya dengan mendekat ke arah Okta.

"Em" Okta berpikir keras untuk mengikuti siapa dengan menunjukkan wajah menggemaskan nya.

"Kamu mikir kayak gini kayak orang dewasa aja hem" Nyimas mencubit pipi gembul Okta dan membuat Okta langsung tersenyum.

"Mau ikut mobil Om Roky sama tante Nyimas" Okta langsung merengkuh leher Roky yang berada di samping nya.

"Kalo gitu Yuna juga mau ikut om Roky" Yuna memberontak hingga Ara membiarkan nya turun dari pelukan nya.

"Emang papa sama mama kamu boleh ikut sama tante sama om?" Nyimas menundukkan tubuh nya menatap Yuna. Yuna kembali membalikkan tubuh nya dan menatap ke arah ibu dan ayah nya dengan wajah memelas berharap kedua orang tua nya mengizinkan nya.

Ara menoleh ke arah lelaki nya begitupun dengan Nathan yang juga menoleh ke arah wanita nya. "Em baiklah papa mengizinkan" Nathan yang mengerti akan tatapan istri nya yang meminta persetujuan nya langsung mengeluarkan suara.

"Makasih papa" Yuna mendekat dan Nathan menundukkan kembali tubuh nya. Yuna langsung mencium sekilas bibir ayah nya yang sudah biasa ia panggil papa akibat di ajarkan oleh Okta.

"Mama" Ara ikut menundukkan tubuh nya dan di cium juga oleh Yuna. Yuna menatap ibu nya dengan senyum begitupun dengan Ara yang membalas senyuman anak nya itu.

"Yaudah ayo masuk" Roky yang sudah meletakkan Okta di dalam mobil beralih meletakkan Yuna pula.

"Kami duluan" pamit Roky. Nathan mengangguk mengiyakan nya dan Ara langsung berlalu masuk ke dalam mobil. Nathan ikut masuk ke dalam mobil dan mengenakan sabuk pengaman.

Saat hendak menghidupkan mesin mobil Nathan baru sadar akan istri nya yang sedari tadi hanya diam. "Kamu kenapa?" tanya nya dengan menatap wanita itu.

Ara beralih menatap lelaki nya tersebut dan tersenyum lebar. "Gapapa" jawab nya dengan senyum yang masih mengembang dan setelah itu langsung mengalihkan pandang nya dari lelaki nya tersebut.

Nathan tidak mengeluarkan suara lagi dan memilih menghidupkan mesin mobil dan melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju ke tujuan. Ara yang mood nya sedang tidak baik baik saja hanya diam dan menatap ke luar jendela, Pikiran yang entah kemana, Perut yanh sedikit sakit membuat mood nya sangat berantakan. Nathan membalikkan pandang nya menoleh ke arah wanita nya tersebut. "Huh, Mau sarapan dulu?" Nathan merasa jika istri nya tersebut kelaparan makanya dia bertanya seperti tadi.

Ara menatap ke arah nya. "Boleh" jawab nya sambil tersenyum lebar. Nathan ikut tersenyum dan melajukan mobil ke restoran terdekat.

Saat sampai mereka berdua turun bersamaan, Nathan berjalan ke arah wanita nya tersebut dan meraih tangan nya. "Ayo" ajak nya, Ara mengangguk mengiyakan nya dan mereka masuk ke dalam restoran tersebut dengan memilih tempat duduk paling ujung di dekat jendela.

Pelayan mendatangi mereka berdua. "Mau makan apa?" tanya pelayan tersebut dengan sopan. Nathan mengambil menu sedangkan Ara nampak lemah akibat perut nya masih sedikit sakit.

Nathan mengatakan pesanan milik nya dan juga minuman setelah itu dia menatap ke arah istri nya yang tidak mengeluarkan suara. "Kamu mau makan apa?" tanya Nathan kepada wanita nya tersebut.

"Sama kayak punya kamu" jawab nya dan kembali menatap ke luar.

"Menu yang sama dua" ucap Nathan, Pelayan tadi mengangguk mengiyakan nya dan langsung berlalu dari sana dengan membawakan pesanan Nathan tadi.

Nathan mendekat ke arah wanita nya dan duduk berdempet dengan nya. Tangan nya naik dan memegang kepala yang sedang bersandar di jendela dia memindahkan kepala itu ke bahu nya hingga membuat sang pemilik kepala menatap nya. "Kamu keliatan gak semangat, Apa karna Yuna gak ikut sama kita?" tanya nya. Ara kembali membuang pandang nya dan langsung menggelengkan kepala nya menandakan bukan itu alasan dia menjadi diam.

"Jadi karna apa?" tanya nya kembali dengan mengusap kepala wanita itu.

"Perut aku sedikit sakit sakit" jawab nya dengan memegang perut nya.

"Hah?" Nathan sontak ikut memegang perut datar nya, Sedikit kaget mendengar nya dan berpikir jika wanita nya itu hamil.

"Sakit gimana? Mual?" tnya nya.

"Bukan, Kamu pasti ngira aku hamil" jawab nya, Nathan hanya diam dan Ara tau akan diam itu yang menandakan jawaban iya.

"Bukan sakit hamil, Tapi sakit kayak mau buang air besar tapi gak bisa" ucap nya yang mencoba membuat lelaki nya mengerti. Dahi lelaki itu mengerut saat mendengar pernyataan dari istri nya, Dia tidak mengerti akan itu.

"Udahlah gak penting" ucap nya saat melihat Nathan yang nampak bingung sambil duduk seperti semula akibat pelayan sudah datang membawa makanan.

Ara menatap makanan yang di pesan suami nya itu tapi di sana tidak ada makanan manis. "Aku mau eskrim" ucap Ara dan membuat Nathan dan juga pelayan menatap nya.

"Ini masih pagi, Gak boleh makan eskrim" jawab nya.

"Tapi aku mau eskrim" ucap nya dengan wajah memelas.

"Enggak" Nathan menegaskan kata kata tersebut membuat pelayan gemas tapi menahan kegemasan itu dan pamit berlalu dari sana. Nathan melahap makanan nya tapi tidak dengan Ara yang nampak tidak ingin makan makanan yang ada di hadapan nya tersebut.

Episode 02

"Tapi aku mau eskrim" ucap nya dengan wajah memelas.

"Enggak" Nathan menegaskan kata kata tersebut membuat pelayan gemas tapi menahan kegemasan itu dan pamit berlalu dari sana. Nathan melahap makanan nya tapi tidak dengan Ara yang nampak tidak ingin makan makanan yang ada di hadapan nya tersebut.

Nathan kembali menatap ke samping saat sadar akan wanita nya yang tidak melahap makanan. "Kenapa gak di makan?" tanya nya kepada istri nya.

"Aku kan udah bilang kalo mau eskrim" jawab Ara dan mengambil ponsel nya yang berada di dalam tas nya.

Nathan menatap dengan tatapan aneh ke arah wanita nya, Ada juga tatapan kesal di wajah nya tapi dia tidak mungkin memarahi wanita nya karna tidak mau lagi wanita nya lari dari nya. "Abis makan nasi nanti aku beli eskrim buat kamu, Tapi makan dulu" jawab Nathan yang kembali melahap makanan nya.

"Awas aja kalo boong" ucap Ara dengan meletakkan ponsel nya di atas meja dan ikut melahap makanan yang sama dengan suami nya.

"Ini makanan penutup gratis dari restoran kami untuk pasangan" ucap pelayan sambil meletakkan dessert di atas meja di hadapan Ara. Ara menatap ke arah pelayan dan setelah itu menatap ke arah dessert yang di letakkan di hadapan nya begitupun dengan Nathan.

"Gratis?" Ara nampak bingung karna setau nya dessert itu cukup mahal.

"Iya mbak" jawab pelayan tadi dengan senyum nya.

"Terima kasih" Ara dengan senang hati langsung mengambil dessert tadi dan langsung melahap nya, Pelayan tadi langsung pamit dari sana dan berlalu kembali ke pekerjaan nya sedangkan Nathan langsung menatap ke arah wanita nya.

"Nasi mu belum abis, Abisin dulu sebelum makan ini" ucap Nathan dengan mengambil dessert yang sudah di makan beberapa sendok oleh Ara. Wajah wanita itu nampak kesal akan Nathan yang mengambil makanan nya tapi dengan berat hati dia memakan makanan yang di pesankan suami nya terlebih dahulu dengan lahap nya sedangkan Nathan makanan nya tinggal sedikit.

Nathan yang sudah selesai memakan makanan nya menatap ke arah dessert milik istri nya. "Kayak nya enak" ucap Nathan dan langsung mengambil sendok dan mengambil dessert tadi dan melahap nya.

Mata Ara membulat saat melihat itu, Dia tidak mau berbagi dengan siapapun makanan manis tersebut. "Kamu bilang tadi gak mau" ucap nya dengan sendok yang masih berada di mulut.

"Siapa bilang?" tanya Nathan.

"Tadi kamu bilang aku gak boleh makan eskrim sama dessert sebelum makan nasi" jawab nya.

"Itu kan kamu bukan aku" jawab Nathan yang kembali melahap dessert tadi. Ara nampak kesl dan dengan segera menghabiskan makanan nya dan setelah itu langsung mengambil dessert yang tinggal setengah untuk nya akibat di makan oleh Nathan.

"Abis kan" ucap nya dan dengan cepat melahap dessert tadi. Nathan tidak menjawab nya dan memilih mengangkat tangan nya memanggil pelayan dan pelayan menghampiri nya. Dia meminta jumlah bayaran makanan yang ia makan bersama istri nya dan pelayan memberikan nya. Nathan memberikan kartu kredit kepada pelayan dan pelayan langsung menggesek nya dan setelah itu memberikan supaya Nathan memasukkan pin dan setelah selesai pelayan kembali memberikan kartu kredit tadi kepada Nathan.

"Udah selesai?" tanya nya kepada istri nya yang nampak masih menjilat sendok. Ara langsung melepaskan sendok dari mulut nya dan mengangguk mengiyakan pertanyaan suami nya tersebut.

"Ayo" ajak nya dengan mengambil ponsel dan kunci mobil milik nya. Ara mengangguk mengiyakan nya dan membereskan barang barang nya.

"Ayo" ajak Ara pula akan Nathan yang menunggu nya. Nathan mengambil tangan wanita nya tersebut dan melangkahkan kaki nya keluar dengan menggandeng tangan wanita nya dengan erat.

Sesampai di mobil mereka masuk dengan membuka pintu masing masing dengan posisi yang sama seperti tadi. "Perut kamu masih sakit? apa kita ke dokter aja?" tanya Nathan saat melihat wanita nya yang sedang memposisikan duduk.

"Gak perlu, Udah gak sakit banget" jawab nya. Nathan membuang nafas panjang dan mendekat ke arah wanita nya, Ara tidak menjawab nya dan pokus akan kaca yang menampakkan bagian gigi nya untuk melihat apa ada sesuatu atau tidak di gigi nya.

"Huh" nafas yang selalu membuat lelaki yang sedang mengenakan sabuk pengaman di tubuh wanita itu sangat terasa di leher nya. Nafas yang sudah jarang ia rasakan, Nafas yang juga ia rindukan meskipun sudah tiga tahun sejak berpisah beberapa tahun dan kembali bersama mereka tidak pernah melepaskan dahaga akan kenikmatan dunia hingga akhir akibat selalu di ganggu oleh kedua anak nya yang kadang minta tidur bersama, kadang mencari Ara dan kadang mencari Nathan.

Ia pun saat kedua anak mereka sedang sekolah mereka sibuk dengan urusan masing masing apa lagi Nathan yang pergi dari jam tujuh dan kembali jam sepuluh malam, Bagaimana bisa mereka melepaskan rindu yang di tanam sejak lama hingga akhir dan selalu di lakukan saat dalam perjalanan saat hendak melepaskan rindu.

Dahi Ara mengerut saat melihat suami nya tidak bergerak dan masih berada di hadapan nya padahal sabuk pengaman sudah di kenakan. "Kenapa diam? Kamu sakit?" tanya nya dengan wajah bingung dan tidak sadar akan diri nya yang membangkitkan hasrat lelaki nya. Nathan membalikkan pandang nya dan menatap datar ke arah wanita nya, Ara yang sedikit takut akan tatapan itu sedikit mengerutkan dahi nya, Kebingungan juga timbul di benak nya akibat tidak biasa nya Nathan menatap nya dengan tatapan seperti ini.

"Kak, Ada apa?" tanya nya dengan nada sedikit ketakutan dan nafas yang naik turun. Nathan tidak menjawab nya dan langsung melahap bibir wanita nya, Hasrat yang sudah di ujung membuat nya susah untuk mengendalikan diri di tambah wanita nya nampak sangat menggoda di mata nya hari ini.

"Em" Ara sedikit memberontak akibat itu di depan umum.

"Em" Dia selalu memberontak dan tidak membalas ciuman itu meskipun Nathan sudah melakukan nya dengan sangt lembut. Nathan membuka mata nya dan melihat wanita nya nampak takut akan ciuman yang ia berikan. Dia langsung melepaskan bibir nya itu dan menundukkan kepala nya setelah itu kembali menatap wanita nya.

"Kamu gak liat kita lagi dimana?" Ara yang kesal akan tingkah lelaki nya yang tidak melihat kondisi sekitar sedikit meninggikan nada bicara nya.

"Aku tau kita di mana, Tapi kamu tadi ngegoda aku" jawab nya dengan tersenyum nakal menatap wanita nya.

"Kita ke hotel terdekat saja dahulu, Setelah itu baru kita melanjutkan kembali perjalanan ke jakarta" ucap nya dengan mesing mobil yang menyala sedangkan Ara nampak sekali jika wanita itu kesal.

"Gak mau, Buat apa ke hotel?" tanya nya dengan wajah kesal.

"Kamu harus tanggung jawab dengan apa yang buat" jawab Nathan.

"Tanggung jawab apa nya? Jelas jelas aku diam aja di sini" ucap nya yang masih dengan wajah kesal nya.

"Terserah kamu aja, Yang penting kita..." ucap nya yang terpotong oleh wanita nya.

"Aku gak mau, Kalo gak mau balik yaudah biar aku naik kendaraan umum buat pulang ke jakarta" jawab nya dan membuka pintu mobil, Tapi belum kaki nya melangkah tangan nya sudah di tarik oleh Nathan.

"Apa lagi? Kamu bilang mau ke hotel, Yaudah ke hotel aja sendiri, Aku mau nyusul Yuna sama Okta" ucap nya dengan menepis tangan suami nya, Tapi tangan yang kecil dan tenaga yang sedikit tidak bisa membuat tangan kekar nan kuat itu terlepas.

"Gak jadi, Tutup lagi pintu nya" ucap Nathan dengan menggenggam erat tangan wanita nya.

Ara diam, Dia belum menjawab dan menatap lekat wajah suami nya tanpa menutup pintu kembali. Tidak ada suara pintu tertutup membuat Nathan kembali menoleh ke arah istri nya. "Huh" Nathan membuang nafas panjang dan kembali mendekat tanpa melepaskan genggaman tangan wanita nya, Dia meletakkan kaki yang keluar dari mobil itu kembali ke dalam dan menutup langsung mengunci pintu mobil itu.

Setelah selesai dia kembali menatap ke arah wanita nya. "Awas aja ngelakuin hal macem macem lagi" ancam Ara dengan mata sedikit membulat.

"Em" Nathan langsung memindahkan posisi nya dan menghidupkan mesin mobil nya, Dia melajukan mobil dengan kecepatan tinggi akibat hendak cepat cepat sampai di jakarta.

"Sampai di jakarta nanti kamu harus tanggung jawab" ucap Nathan dan membuat Ara menoleh ke arah nya dengan tatapan bingung.

"Tanggung jawab apa?" tanya wanita itu dengan wajah kebingungan akan suami nya yang sedari tadi meminta pertanggung jawaban.

Episode 03

"Sampai di jakarta nanti kamu harus tanggung jawab" ucap Nathan dan membuat Ara menoleh ke arah nya dengan tatapan bingung.

"Tanggung jawab apa?" tanya wanita itu dengan wajah kebingungan akan suami nya yang sedari tadi meminta pertanggung jawaban.

Nathan kembali memasang wajah datar nya dan kembali pokus akan kemudi nya, Ara yang masih bingung akan perkataan suami nya masih menatap bingung ke arah nya. Pikiran yang mulai kemana mana saat menatap wajah tampan lelaki nya tersebut.

"Kamu terlalu sabar ngadepin aku yang suka emosi, Aku yang selalu ngambek, Kamu gak capek?" tanya nya yang membuat Nathan menatap sebentar ke arah nya dan setelah itu kembali menatap ke kemudi.

"Kamu istri aku dan pernikahan kita dahulu juga di dasarkan perjodohan jadi wajar kalo kamu selalu marah karna kamu gak suka sama aku" jawab nya tanpa menatap wanita nya.

"Tapi kamu terlalu sabar, Kenapa dulu gak cari wanita lain aja? Ngapain masih bertahan sama aku?" tanya Ara kembali dengan menatap lekat wajah lelaki nya tersebut.

"Karna aku gak mau kehilangan kamu, Mau kamu gak suka ataupun gak cinta sama aku, Aku bakal tetep cinta sama kamu, Aku juga yakin kalo kamu juga bakal cinta sama aku, Semua nya butuh proses dan perjuangan sama kayak aku yang berjuang untuk memproseskan dan menjadikan perasaan kamu jadi cinta sama aku, Untuk ngelupain yang lalu aku yakin gak mudah buat kamu di tambah masalalu kamu sama Dewa cukup bahagia bukan? Makanya aku gak nyerah karna kamu memiliki hati yang lembut dan akan cepat luluh oleh kasih sayang yang aku kasih" jelas nya dengan tersenyum lebar menatap wanita nya.

Wajah wanita yang masih datar dengan mata yang tidak berkedip menatap haru akan penjelasan suami nya, Dia mencintai lelaki nya tersebut dan sangat mencintai nya, Dia juga tidak ingin kehilangan lelaki nya tersebut. "Sudah cukup aku kehilangan banyak orang yang aku cintai dan aku gak mau kehilangan kamu" guman Ara dengan tersenyum menatap lelaki nya yang sedang mengemudi tersebut.

Tentang perasaan wanita itu lebih baik berbicara di dalam hati dari pada mengatakan nya secara langsung sama seperti Nathan, Entah apa yang membuat mereka yang sedikit tertutup akan perasaan sesungguh nya dan memilih mengatakan hal lain. Tapi biarpun seperti itu mereka mencintai satu sama lain dan tidak ingin kehilangan satu sama lain lagi. Nathan yang berusaha agar tidak terlalu mudah terpengaruh sama seperti masalalu nya agar tidak menyakiti hati wanita nya.

Ara yang mencoba menurunkan nada bicara dan berbicara lembut dengan lelaki nya agar lelaki nya tidak selalu sakit hati baginya sudah cukup membuat suami nya sakit hati beberapa tahun dengan berbuat kasar saat awal awal menikah dan meninggalkan suami nya dengan keadaan perut nya yang membuncit, Dia juga mencoba menjadi istri dan ibu yang baik untuk keluarga kecil nya agar rumah tangga nya akan tetap utuh hingga maut memisahkan mereka.

Ara mengalihkan pandang nya dan menatap ke luar jendela, Sudut bibir nya terangkat. "Terima kasih sudah memberikan nya untukku tuhan" guman nya dengan menatap ke luar jendela. Nathan menoleh ke arah wanita nya yang hanya nampak bagian tengkuk yang di tutupi rambut dan setelah itu kembali pokus akan kemudi nya.

Tingg

Terdengar bunyi ponsel yang menandakan ada pesan masuk. Ara menoleh ke arah suami nya begitupun dengan suami nya yang menoleh ke arah nya. "Bukan ponsel aku" ucap Nathan yang mengerti akan tatapan wanita nya.

Ara tidak menjawab nya dia mengambil tas nya dan membuka nya, Tangan nya mengambil ponsel yang ada di dalam tas itu dan setelah itu menghidupkan nya.

Bunda

"Nak kalian di mana? Kenapa belum sampai di jakarta? Kalian jadi pulang hari ini kan?"

Isi pesan yang nampak dari layar saat Ara membuka ponsel. "Siapa?" tanya Nathan.

"Bunda" jawab Ara dan langsung membalas pesan dari mertua nya tersebut.

"Ara sama kak Nathan masih di dalam perjalanan pulang bunda" balas Ara.

"Yuna, Okta, Roky sama Nyimas udah nyampe di rumah, Kok kalian belum sayang?" Nita yang hawatur terus menghubungi anak dan menantu nya tersebut.

"Tadi mampur bentar buat makan makanya lama bun, Bentar lagi kita nyampe kok" balas Ara.

"Yaudah bunda nungguin kalian di rumah"

Ara mematikan ponsel nya tanpa membalas pesan dari mertua nya tersebut dan itu membuat Nathan menoleh ke arah nya. "Bunda ngomong apa?" tanya Nathan.

"Nanyain kita kapan sampe nya" jawab Ara tanpa menoleh dan menatap ke tas milik nya. Nathan mengangguk mengerti dan kembali pokus akan kemudi.

"Jam berapa tadi kita berangkat?" tanya Ara.

"Jam dua" jawab Nathan akan pertanyaan wanita nya.

"Pantesan hampir gelap" ucap nya dengan menatap jalanan yang mereka lewati.

"Kalo kamu capek tidur aja" ucap Nathan.

"Enggak, Bentar lagi kita nyampe rumah" jawab Ara dengan menguap. Nathan tidak bisa memaksakan wanita nya tersebut, Dia memilih menambahkan laju mobil nya dan memerlukan waktu beberapa puluh menit akhirnya sampai di kediaman Adijaya.

Ara tersenyum lebar saat sampai dan hari sudah sore, Dia langsung turun tanpa menunggu suami nya dan langsung memeluk Nita yang menunggu di depan rumah. "Bunda" Ara memeluk erat tubuh yang sedikit lemah dan kulit yang sedikit mengerut akibat umur yang sudah cukup tua.

"Anak bunda" Nita membalas pelukan hangat menantu nya tersebut dan menghujani menantu nya dengan ciuman di kepala nya. Ara mengangkat kepala nya akibat Nita yang mengangkat dan di cium oleh Nita wajah itu. Ara hanya bisa menerima nya dengan tersenyum lebar.

"Tukar anak aja, Ara jadi anak bunda" suara yang tidak asing dan baru keluar dari mobil melihat pemandangan tersebut sedikit cemburu.

Ara dan Nita menghentikan pelukan mereka dan menatap ke arh Nathan. "Anak ayah sini" ucap Andre dan langsung memeluk anak nya tersebut. Nathan tidak menolak toh dia juga merindukan ayah nya, Dia memeluk erat tubuh yang juga sudah menua itu.

"Yuna sama Okta di mana bun?" tanya Ara.

"Mereka di dalam lagi bersih bersih sama Roky juga Nyimas" jawab Nita akan pertanyaan tersebut. Ara mengangguk mengerti akan jawaban itu.

"Ara masuk dulu gapapa?" tanya Ara dengan sopan nya.

"Gapapa" jawab Nita dengan senyum yang mengembang menatap menantu nya itu.

"Nathan ikut masuk ya bun, Yah" pamit Nathan dan langsung menyusul istri nya.

"Sayang tunggu aku" Nathan langsung menggapai tangan yang berada tidak jauh dari nya tersebut dan membuat sang pemilik tangan menatap kepada nya.

"Kamu udah kayak orang bertahun tahun gak ketemu tau gak" ucap Ara dan melepaskan tangan suami nya dan melanjutkan langkah kaki nya menuju tujuan awal.

"Kamu mau kemana?" tanya Nathan. Nita dan Andre masuk ke dalam rumah dan melihat anak dan menantu nya tengah berada di tangga.

"Ke kamar Yuna" jawab Ara.

"Nak Yuna tidur sama bunda sama ayah ya nanti, Kalian istirahat aja dulu, Kalian pasti capek" ucap Nita yang membuat Ara kembali menoleh ke bawah begitupun dengan Nathan.

"Bunda emang nya gapapa?" tanya Ara.

"Gapapa sayang, Bunda sama ayah juga kangen sama Yuna" jawab Nita dengan melebarkan senyuman nya. Nathan yang mendengar itu tersenyum lebar dan menaiki beberapa anak tangga untuk menyeimbangkan tubuh dengan wanita nya.

"Ayo" Nathan menarik tangan wanita nya dan itu membuat Ara keheranan.

"Bunda tadikan nyuruh kita istirahat" ucap Nathan yang mengerti akan tatapan wanita nya tersebut. Ara menoleh ke bawah dan nampak Nita dan juga Andre tersenyum lebar menatap ke arah nya.

"Ayo" Nathan kembali menarik tangan wanita nya tersebut dan melangkahkan kaki pelan naik ke atas dan masuk ke kamar nya. Ara tidak menolak saat di ajak masuk ke dalam kamar toh dia juga sedikit lelah. Nathan mengunci pintu kamar nya dan Ara berjalan ke arah ranjang.

"Capek juga" ucap Ara dengan menggerakkan leher nya. Nathan menoleh ke arah nya dan terlihat jelas di mata nya leher nan putih yang ia rindukan itu, Kaki nya melangkah mendekat dan langsung menunduk, Hidung yang mancung di usap usapkan nya di leher jenjang tersebut dan itu membuat Ara sedikit tidak nyaman.

"Kak ngapain" ucap nya dengan memindahkan tubuh nya sedikit menjauh.

"Aku menagih tanggung jawab mu" jawab Nathan yang langsung mendudukkan tubuh nya di belakang istri nya.

"Tanggung jawab apa?" tanya nya dengan wajah polos nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!