NovelToon NovelToon

My Baby Boy 'A'

Chapter 1

Assalamualaikum semua

Jumpa lagi di cerita aku yang baru semoga banyak yang suka yaa.

Mohon maaf jika banyak salah dari penulisan cerita ini, author masih belajar nulis🙏 Diterima saran dan kritik yang membangun, bukan untuk merendahkan 🙏

...Happy reading...

.......

.......

.......

.......

.......

.......

Di sebuah rumah besar yang kini terasa hampa, suara tangisan menggema di seluruh ruangan. Gadis kecil bernama Aira berjongkok di lantai, menangis tersedu-sedu sambil mengguncang tubuh ibunya yang terbujur kaku.

“Hiks hiks... Ibu, kenapa Ibu ninggalin kita seperti ini? Ibu, bangun bu. Jangan tinggalkan Aira sendiri." isaknya penuh kepedihan.

Di sampingnya, sang kakak, Alya, berusaha menahan air mata. Ia menarik Aira ke dalam pelukannya, mencoba memberikan ketenangan.

“Enggak sayang, kamu gak sendirian. Kakak ada di sini,” ucapnya sambil mengelus punggung adiknya.

Aira semakin terisak. “Kakak Alya jangan ninggalin Aira juga, ya?”

Alya menatap wajah polos adiknya yang berlinang air mata, lalu mengangguk mantap. “Iya sayang, kakak janji.”

Setelah pemakaman, kedua saudara itu pulang dengan hati yang berat. Mereka duduk di ruang tamu dengan tatapan kosong, mata mereka masih merah akibat terlalu banyak menangis.

“Kak, kita sekarang bagaimana?” tanya Aira dengan suara kecil.

Alya menghela napas, mencoba berpikir jernih. “Kakak juga gak tahu, dek. Kita jalanin aja dulu.”

“Bagaimana dengan perusahaan Ayah?”

Alya menatap adiknya sejenak sebelum menjawab, “Kakak baru lulus SMA, dek. Kakak gak ngerti apa-apa soal bisnis. Kamu juga baru tamat SMP.”

“Iya juga, ya...” gumam Aira.

Alya mengusap kepala adiknya dengan lembut. “Kakak gak akan lanjut sekolah, tapi kamu harus. Biar kakak yang urus semuanya, kamu hanya perlu fokus belajar.”

“Tapi, Kak...”

“Udah, gak usah khawatir. Oke?”

Aira akhirnya mengangguk pasrah.

“Sekarang kamu istirahat. Besok kita ke makam Ayah dan Ibu lagi.”

***

Satu minggu berlalu. Alya kini memaksakan dirinya untuk terjun ke dunia bisnis, mencoba mengambil alih perusahaan sang ayah.

Namun, berita tentang kematian pemilik perusahaan itu menyebar cepat. Sejumlah rekan bisnis yang dulu mendukung sang ayah mulai menarik diri.

“Dek, banyak perusahaan yang membatalkan kerja sama mereka,” lapor sekretaris sang ayah.

Alya terkejut. “Kenapa?”

“Mereka ragu dengan kemampuanmu. Mereka pikir kamu terlalu muda dan tidak berpengalaman.”

Alya mengepalkan tangan. “Lalu, apa dampaknya bagi perusahaan?”

“Proyek gagal, saham mereka ingin ditarik, dan kita terancam bangkrut.”

Alya menghela napas panjang. Ia berusaha tetap tenang, meski pikirannya kacau. “Baik. Kembalikan saja uang mereka.”

“Tapi, kalau begitu, uang perusahaan akan habis. Kita tidak akan bisa membayar gaji karyawan.”

Alya meremas rambutnya frustasi. “Aku... aku akan cari jalan keluar.”

Setelah sekretaris pergi, Alya termenung di kursinya. "Tunggu, rumah? bagaimana kalau aku menjual nya agar bisa membayar gaji karyawan." gumam nya.

"Ah enggak Al rumah itu peninggalan satu satu nya orang tua kamu." gumam nya lagi.

Setelah bergelut dengan pikirannya Alya memutuskan untuk pulang kerumahnya.

Satu bulan berlalu Alya sama sekali belum tau apa yang akan dia lakukan.

Drrt... Drrt...

Suara dering hp mengalihkan pikiran nya, ia melihat nama kontak yang menelpon nya dan ternyata itu sekertaris Ayah.

"Iya halo Mbak."

"Dek bagaimana ini di sini para karyawan sudah pada demo menuntut hak mereka ada Juga yang sudah memecahkan kaca bagaimana ini!?" tanya nya panik dari seberang sana.

"Apa!! o-ok mbak jangan panik Al-alya akan segera kesana." ujar Alya yang juga ikut panik tapi tetap berusaha untuk tenang.

"Iya cepetan ya dek."

"Iya mbak."

Tut.

Ia menutup telepon, lalu menarik napas dalam. “Tidak ada pilihan lain...”

"Ayah Ibu, maafkan Alya yang tidak bisa menjaga rumah ini, tapi Alya janji suatu saat nanti Alya akan menembus kembali rumah ini." ujar nya dalam hati.

Alya pun berangkat untuk pergi menjual rumah nya dan untung saja rumah tersebut langsung terjual di karenakan banyak yang mau membeli rumah saat ini dan itu membuat Alya sangat bersyukur karena kalau tidak, tidak tahu bagaimana nasibnya bersama adik nya nanti.

"Mbak uang nya sudah aku transfer ke rekening mbak ya, sekarang mbak tinggal bagi rata dan juga untuk Mbak, di sana juga udah ada uang pesangon para karyawan yaa meskipun tidak banyak." ujar Alya kepada sang sekertaris.

"Owh iya dek, tapi kamu dapat dari mana uang itu?" tanya sang Mbak sekertaris.

"Alya jual rumah Mbak, sekarang Mbak kasih hak mereka dulu sebelum mereka tambah murka." ucap Alya.

"Baiklah."

Huff.

Alya membuang nafas nya dengan kasar ia sangat lah pusing sekarang, ia sudah tidak mengkhawatirkan para pekerja Ayahnya tapi memikirkan rumah peninggalan orang tua nya dan juga adik nya, dimana nanti ia akan tinggal, bagaimana caranya mengambil alih rumah itu lagi, Alya sangat lah pusing!

Setelah kantor aman Alya pun memutuskan untuk pulang ke rumah.

Rumah~

"Kak kakak dari mana saja." tanya Aira khawatir.

"Kakak dari kantor dek tadi karyawan pada demo menuntut hak mereka, kakak enggak punya pilihan selain menjual rumah ini dek." jawab Alya.

Mendengar itu Aira tampak terkejut "T-trus sekarang kita bagaimana kak?" tanya nya pelan.

"Sekarang kita beberes barang-barang kita dan kakak akan cari kontrakan, karena kita hanya dikasih waktu satu hari untuk membereskan barang kita." ucap Alya.

"Tapi kan kakak ini udah mau malam." kata Aira.

"Kakak tau tapi mau bagaimana lagi kalau kakak dapat kontrakan hari ini besok kita bisa ada arah untuk pergi dan tidak capek keliling dengan membawa barang untuk mencari kontrakan." jelas Alya.

"Iya juga ya, yaudah kakak hati-hati ya kakak."

"Iya dek kamu bereskan barang barang yang penting aja ya jangan lupa ke kamar Ayah sama Ibu." kata Alya.

"Iya kak."

"Kakak berangkat ya."

"Hati hati kak."

Alya pergi mencari tempat tinggal. Ia berjalan menyusuri kota, mencari rumah yang cukup layak untuk mereka tinggali.

Sementara itu, di tempat lain, seorang pria tengah duduk di bar, meneguk minuman tanpa henti. Gara, pria yang dikenal sebagai pewaris keluarga kaya, tampak frustasi.

Seorang wanita dengan pakaian minim menghampirinya. “Hai, tuan. Mau minum lagi?” tanyanya menggoda.

Gara menatapnya sekilas, lalu mengambil gelas yang ditawarkan tanpa berkata apa-apa.

Wanita itu tersenyum penuh arti. Namun, setelah beberapa tegukan, Gara merasa ada yang aneh. Tubuhnya mulai panas, pikirannya berkabut.

“Sial... Apa yang terjadi?” batinnya.

Saat ia mencoba bangkit, wanita itu menarik tangannya. “Tuan, Anda butuh bantuan?” tanyanya dengan nada menggoda, sengaja mendesah pelan.

Kesadaran Gara menipis, tapi ia masih cukup waras untuk menyadari apa yang terjadi. Dengan kasar, ia menghempaskan tangan wanita itu dan berjalan keluar dengan tergesa.

“Brengsek!” umpatnya dalam hati. Ia tahu dirinya telah dijebak.

Sambil menahan diri, Gara masuk ke mobilnya dan tancap gas. Namun, dalam perjalanan, pandangannya mulai kabur.

Di sisi lain kota, Alya yang baru saja menemukan kontrakan murah berjalan menuju halte bus. Tapi tiba-tiba—

Brak!

Sebuah mobil berhenti mendadak di dekatnya. Alya refleks menoleh dan melihat seorang pria keluar dari mobil, terlihat kesakitan.

Pria itu adalah Gara.

Alya yang melihat keadaannya langsung mendekat. “Tuan, Anda baik-baik saja?” tanyanya cemas.

Gara menoleh. Tatapan mereka bertemu. Alya terkejut melihat wajahnya yang penuh amarah dan kesakitan.

.

Bersambung.

Jangan lupa like dan komen nya♡

Chapter 2

Assalamualaikum semua 🤗

Jangan lupa like dan komen nya💜

...Happy reading...

.......

.......

.......

...🍁...

Pov Gara on

"Sialan ****** itu, gara-gara dia gua jadi tersiksa. Bagaimana ini, bagaimana menuntaskan nya." gumam ku gelisah.

"Sial, gua gak sanggup lagi." ucap ku dalam hati, obat nya bener kuat membuat ku tidak bisa menahan nya.

Waktu gue keluar dari mobil gue melihat ada perempuan yang tengah berjalan di depan mobil gue, gue pun menghampirinya dan langsung menggendong nya masuk ke mobil, gue bener-bener enggak tahan lagi.

Pov Gara off

Pov Alya on

Setelah berkeliling mencari kontrakan aku pun memutuskan untuk pulang karena ini sudah malam banget, meskipun belum mendapatkan kontrakan yang dapat aku sewa aku memutuskan pulang karena takut Aira mengkhawatirkan aku.

Saat di jalan aku tidak mendapatkan taksi, angkot atau pun ojek. Sedangkan disini sangat lah sepi tidak ada rumah sama sekali aku pun berjalan tergesa-gesa tapi tak lama ada seseorang yang langsung menggendong ku dan membawaku masuk ke mobil nya, aku langsung berteriak keras dan meronta-ronta tapi nihil hal itu tidak mempan sama sekali, air mata ku pun mengalir deras diikuti dengan isakanku.

Saat Samapi di mobil ia menghempaskan ku dan itu sangat sakit, sedetik kemudian aku pun berteriak keras lagi karena pria itu merobek bajuku ku saat pria itu mendekat di sela sela tangis ku, ku dengar ia meminta tolong dan minta maaf aku pun tambah menangis dan memberontak tapi itu percuma juga.

Dan di 19 tahun aku kehilangan kehormatan ku karena di perk*sa oleh seorang pria tidak ku kenal.

Pov Alya off

Pov Author

Selang beberapa jam sesudah pergulatan panas itu Alya terbangun, dia langsung menangis tapi ia menutup mulutnya agar tangisan nya tidak terdengar oleh Gara.

Alya bangun dengan pelan-pelan takut membangun kan Gara setelah bebas Alya mengambil pakaian nya, tapi bajunya sudah tak terbentuk karena di robek oleh Gara, Alya pun mengambil kemeja dan jas Gara kemudian segera keluar dari mobil tersebut.

Ia berjalan tergesa-gesa, Alya tidak bisa lari karena di bawah sana masih perih.

Ia pun langsung masuk ke rumah nya dan berlari kecil ke kamar, Alya hanya bisa menangisi nasibnya yang sangat sangat lah malang.

Pagi hari~

Tok tok tok.

Cklekk.

"Kakak," panggil Aira.

"Hm." jawab Alya.

"Kakak kapan pulang nya, Aira capek menunggu kakak yang enggak pulang-pulang." ucap Aira cemberut.

"Maaf dek kakak pulang tengah malam, dan kakak tidak dapat kendaraan saat pulang jadi kakak jalan kaki saja." ujar Alya pelan.

"Kak, kakak gak papa kan? kakak ko pucat." tanya Aira khawatir.

"Kakak gak papa ko, kamu mandi sana setelah itu kita sarapan kakak mau mandi dulu." ucap Alya.

"Iya kak."

Di lain tempat~

Gara yang baru saja bangun karena terik matahari yang mengganggunya dari tadi pun langsung terbangun.Tapi tunggu dulu kenapa gue tidak memakai apa-apa? pikir nya dalam hati.

'Oh ****' dia sudah ingat, kemarin dia menodai seorang gadis pikir nya dalam hati lagi.

"Lo gila Gara lo gila! bisa bisanya, arghh." ucap Gara frustasi.

"Darah?"

"Arghh." perempuan itu masih segel ternyata, tapi entah mengapa ia senang mengetahui bahwa wanita tersebut masih segel dan ia yang membuka nya, tapi arghh gua merusak anak orang 'brengs*k' umpat nya dalam hati.

"Gue harus mencari tau perempuan itu, bagaimana nanti kalau dia hamil? Oh tidak! tidak gue tidak akan membiarkan itu terjadi gue harus bertanggung jawab!" ucap nya.

"Kemeja sama jas gue kemana?" tanya nya dalam hati, apa perempuan itu yg mengambil nya? Ah itu, lihat saja baju perempuan itu sudah robek tak terbentuk karena ulah nya sendiri.

Gara pun memutuskan pulang tapi saat ia mengambil bekas baju Alya ia melihat dompet

Apa ini dompet gadis itu, pikir nya lagi

Gara pun membuka dompet Alya dan membaca semua nya hanya ada beberapa lembar uang merah dan juga foto! foto keluarga Alya dan Alya serta Aira masih kecil disana.

"Ini bisa digunakan." ucap Gara dalam hati dan melajukan mobilnya ke rumah nya.

...

"Kakak Aira dapat ini dari kamar Ayah dan Ibu." ucap Aira dan memberikan kotak tersebut kepada Alya.

"Ini apa?" tanya Alya saat menerima kotak itu.

"Gak tau kakak, kakak buka aja." ucap Aira.

Alya pun membuka nya kerena kebetulan kuncinya ada di samping kotak tersebut.

Tak.

"Wah," ucap Aira yang terlihat terpesona oleh isi kotak tersebut, yang benar saja isi nya itu ada perhiasan lengkap ada kalung, cincin, anting dan gelang nya yang terbuat dari berlian, dan disana ada juga amplop besar.

"Ini punya Ibu kakak? wah cantik banget." ucap Aira heboh.

"Ini apa kak." tanya Aira menunjuk amplop yang lumayan tebal itu.

Alya mengambil amplop tebal itu dan membukanya, sedetik kemudian mereka semua kaget melihat isinya yang sebuah uang dengan nilainya lumayan banyak.

"Kak " panggil Aira yang masih melongo.

"Kita akan pergunakan uang ini untuk membeli rumah sederhana dan membangun usaha, sedangkan perhiasan Ibu kita akan simpan, kakak berencana kita akan pergi ke Makassar dan membangun usaha kue disana karena skil memasak kakak lumayan." ujar Alya.

"Aku ikut kakak aja, dan kakak memang benar kue buatan kakak emang the best!" seru Aira.

"Yasudah kita bawa barang kita dan pergi sekarang juga yuk." ajak Alya.

"Iya kak."

Makassar~

Disini lah mereka dua bersaudara Alya dan Aira sudah sampai di tempat tujuannya, Makassar. Mereka mencari kontrakan yang lokasinya bagus karena mereka berniat membangun toko kue nya.

Setelah mencari dan bertanya tanya di sana sini akhirnya Alya dan Aira mendapatkan kontrakan yang di mana di sekitar nya banyak ruko dan toko di sekitarnya, sangat beruntung bukan?

Bersambung~

Jangan lupa like dan komen nya😊💜

Assalamualaikum......

Sampai jumpa di chap selanjutnya 💙💜

^^^Mawar Jk^^^

Chapter 3

Assalamualaikum semua 😊

jangan lupa like dan komen nya nya

...Happy reading...

...🍁...

Setibanya di kontrakan mereka segera membereskan barang bawaan mereka

"Kontrakan nya lumayan juga, ada tiga kamar dan semua nya lengkap." ujar Alya dengan senyum yang sendari tadi terpampang di wajah cantik nya.

"Alhamdulillah ya kak kita dapat kontrakan, harga tidak mahal tapi semua nya lengkap." ucap Aira yang juga ikut senang setelah menjelajahi kontrakan nya.

"Iya dek Alhamdulillah, owh iya dek kita pergi belanja yuk untuk di masak, sekalian makan di luar dulu, kakak laper banget nih." ucap Alya mengusap perut rata nya.

"Aira juga laper, yuk lah." ujar Aira sambil mengelus perutnya dan mengajak Alya pergi.

...

Satu minggu berlalu~

"Kak, bagaimana udah dapat gak tempat nya." tanya Aira kepada Alya yg baru saja pulang mencari tempat yang cocok untuk usaha kue nya nanti.

"Belum ada dek, nanti kakak lanjut cari lagi, kita hanya bisa jual kue dari rumah dulu, kakak belum dapat tempat nya cocok untuk kita." ucap Alya.

"Yaudah gak papa ko kak, owh iya kak ini ada pesanan dari tetangga di suruh buat kue tart, tema nya Upin Ipin kak." ujar Aira

"Owh iya nanti kakak buat, kakak mau mandi dulu." ucap Alya.

Seperti yang di ucapkan tadi sehabis mandi Alya akan membuat kue tart nya

Alya yang sibuk berkutat dengan dapur sedangkan Aira yang tampak fokus pada hp nya entah apa yang dilihatnya.

"Nah sudah jadi." ujar Alya yang dapat mengalihkan perhatian Aira dari hp nya.

"Wah kak cantik banget." ujar Aira dan langsung meletakkan hp nya dan berjalan kearah Alya.

"Owh iya kue nya kapan di ambil." tanya Alya yang sedang membereskan bekas alat yang di pake nya tadi saat membuat kue sedangkan Aira ia memasukkan kue tart tersebut ke tempat nya dan di beri pita.

"Mungkin sebentar lagi kak." jawab Aira.

Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.

Tok tok tok.

"Mungkin itu orang nya kak." ucap Aira langsung berlari keluar membuka kan pintu.

"Mau ambil kue nya ya Bu." tanya Aira.

"Iya dek udah jadi kan." kata orang tersebut.

"Udah kok buk tunggu ya." ucap Aira sambil tersenyum "Kak orang nya sudah ada." ucap Aira sedikit berteriak memanggil Alya.

"Astaga Aira jangan teriak-teriak." ujar Alya dari dalam samabil membawa kue tart pesan Ibu itu.

"Ini kue nya Bu." ucap Alya memberikan kue nya ke Ibu tersebut.

"Oh iya, jadi ini berapa ya." tanya Ibu-ibu itu.

"Kerena ini ini orang pertama yang mesan jadi saya kasih diskon dan semua nya 50 ribu aja Bu." ujar Alya.

"Wah begitu kah, makasih loh ini uang nya kalau gitu saya pamit ya assalamualaikum." pamit Ibu-ibu tersebut.

"Iya Bu waalaikumsalam." ujar Alya dan Aira bersamaan.

***

Enggak terasa Alya dan Aira sudah satu bulan lama di Makassar, mereka sudah mendapat toko yang tempat nya sangat bagus dan juga usaha mereka berjalan dengan lancar banyak yang menyukai kue buatan Alya sehingga banyak pembelinya, dan tak tanggung-tanggung ada juga yang buat acara seperti syukuran dll.

Itu dapat membuat keuangan mereka baik dan juga mereka sisihkan untuk membeli kembali rumah peninggalan orang tua nya.

Tapi belakangan ini Alya tampak berbeda, ia sering mual-mual dan nafsu makan nya bertambah drastis entah mengapa, bayangkan Alya makan nya ada lima sampai tujuh kali.

Seperti saat pagi ini Alya terus mual-mual sehingga ia tidak dapat membuat kue lagi, tapi untungnya ada Aira yang menggantikan nya sehingga toko nya masih bisa melayani pembelian.

Hoek Hoek Hoek.

Sudah tiga kali Alya bolak balik ke WC karena mual yang ia rasakan.

"Kakak kenapa dari kemarin kemarin kakak terus mual-mual loh, kita ke rumah sakit aja ya kak " kata Aira yang mengkhawatirkan kakak nya.

"Gak usah Ra kakak gak papa kok." ucap Alya pelan.

"Kita periksa aja kak nanti tambah parah Lo kakak keluarga Aira satu-satunya kak, Aira gak mau kakak kenapa napa." ucap Aira.

Mendengar itu Alya tersenyum dan berkata "Kakak beneran gak papa ko sayang kakak mungkin hanya masuk angin, minum obat juga udah baikan kok."

"Beneran yaa kak." ucap Aira.

"Iya." balas Alya

Alya beranjak dari kasur nya tapi saat berjalan keluar pengelihatan buram dan seketika itu pula Alya ambruk.

Brak.

"KAKAK ALYA!" pekik Aira histeris melihat Alya terjatuh.

Dengan sigap Aira memangku kepala Alya dan menepuk pelan pipi Alya.

"Kak bagun kak, kakak." kata Aira tapi tidak ada reaksi dari Alya sehingga Aira berlari keluar dan meminta pertolongan kepada tetangga nya.

"Tolong tolong Pak Bu kakak saya pingsan." teriak Aira dan sedetik kemudian juga tetangga nya datang.

Rumah sakit~

"Bagaimana keadaan kakak saya dokter." tanya Aira saat melihat dokter yang ber tag nama Diandra.

"Anda tenang saja pasien baik-baik saja ini hal yang wajar bagi ibu hamil." ujar dokter tersebut sambil tersenyum.

"Apa dok kakak saya hamil?" tanya Aira di anggukan oleh sang dokter "H-hamil dok?" tanya Aira lagi untuk memastikan nya.

Dokter tersebut tersenyum "Iya kakak anda sendang hamil sekarang usia kandungan nya sekita 3 minggu, ini resep obat pereda mual nya nanti di tebus ya, kalau begitu saya pamit dulu permisi." ujar dokter Diandra.

"Hamil?" guman Aira yang tidak percaya.

Tampa menunggu lagi Aira langsung masuk ke dalam.

"Kakak, kakak sudah sadar bagaimana perasaan kakak." tanya Aira.

"Kakak udah baikan ko, dokter sama suster tadi juga bilang kalau kakak sudah boleh pulang." ucap Alya.

"Kak." panggil Aira pelan dengan menundukkan kepalanya.

"Iya." sahut Alya "Owh iya Ra dokter bilang apa tadi kakak enggak sakit kan." tanya alya

"Kakak....k-kakak." ucap Aira terbata-bata.

"Kakak kenap Ra." kata Alya yang ikut khawatir karena melihat reaksi Aira.

"Kakak hamil kak, kakak hamil." ujar aira.

Deg.

"H-hamil?" beo Alya terdiam bagaikan patung sedangkan Aira sudah menangis.

Sampai jumpa di chap selanjutnya 🤗.

Jangan lupa di like, komen dan Vote nya sebagai dukungan untuk author

^^^See u^^^

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!