NovelToon NovelToon

My Naughty Wife

Awal Mula

Sebelum membaca cerita ini harap bijaklah dalam membaca!

Genre cerita ini adalah fantasi jadi di dalamnya pasti banyak cerita cacat logika, cerita ini cuma untuk hiburan semata.

Terimakasih

Happy Reading💋

🍁🍁🍁

California, Amerika

"Ped.... " teriak seorang wanita cantik di pagi hari memanggil kepala pelayan.

Teriakan itu seakan sudah menjadi rutinitas pagi di mansion besar bergaya Eropa itu.

Seorang pelayan laki-laki paruh baya dengan langkah cepat segera mendatangi majikannya

"Iya Nona," jawabnya saat sudah sampai di ambang pintu kamar.

Wanita itu masih duduk mematung menatap cermin besar sedari bangun tidur tadi.

"Lihatlah, Ped. Kenapa semakin hari aku semakin tambah cantik?" tanya wanita itu dengan gusar.

Seakan sudah biasa dengan pertanyaan itu Ped hanya bisa tersenyum tipis mendengarnya.

"Bagaimana jika Nona hari ini pergi jalan-jalan agar suasana hati Nona kembali membaik," saran Ped.

"Aku sudah bosan, Ped," sahut wanita itu.

Wanita itu bernama Beatrice Prior atau biasa dipanggil Tris, kenapa dia begitu tampak gusar melihat wajahnya yang cantik? jawabannya karena dia ingin bisa jelek dan tua.

Tris terkena sebuah kutukan keluarga yang menjadikan dirinya hidup abadi. Umurnya sudah mencapai 200 tahun tapi wajahnya seperti masih berumur 20 tahun. Satu-satunya yang dia inginkan saat ini adalah cepat mati, sudah berbagai percobaan bunuh diri dia lakukan tapi nihil dia akan kembali hidup setelah melakukan aksinya.

Hidup abadi membuat dirinya akan menyaksikan orang-orang yang dia cintai meninggalkannya satu persatu. Entah awalnya bagaimana tapi sejak dia lahir kutukan itu sudah melekat pada dirinya. Konon keluarga Prior sebelumnya adalah pemuja setan untuk bisa mendapatkan kekayaan. Memang keluarga Prior adalah keluarga paling kaya di kota California tapi siapa sangka cara mendapatkannya dengan cara tak lazim. Kutukan itu akan turun temurun sampai keturunan ke 5 dan sekarang Tris adalah keturunan ke 5 itu yang mana membuatnya menjadi keturunan terakhir dari kutukan keluarga Prior.

Maka dari itu Tris berjuang untuk segera mati agar kutukan itu segera musnah dari muka bumi ini dan tidak akan ada lagi yang akan menerima kutukan serupa. Bagaimana keturunan sebelumnya bisa mati? Itulah pertanyaan yang kini Tris cari jawabannya. Karena semua orang tidak ada yang tahu cara mati mereka.

Tris adalah satu-satunya anggota keluarga Prior yang tersisa. Semuanya pergi meninggalkannya lantas apa artinya harta? tidak ada artinya karena kini hatinya begitu kosong.

"Nona, bisa berbelanja seperti yang biasa Nona lakukan," saran Ped lagi.

Keluarga Ped sudah melayani keluarga Prior dari jaman nenek moyangnya dahulu jadi rahasia keluarga Prior bukan rahasia untuknya.

"Ck, aku malas membuang uang keluarga ini semakin aku membuangnya semakin uang itu bertambah," keluh Tris.

Memang aneh, Tris dengan sengaja membuang uangnya ke meja judi atau dia menggila berbelanja atau membuat hujan uang untuk penduduk California yang kurang mampu. Justru bisnis-bisnis dari keluarga Prior akan berkembang pesat. Padahal tujuan Tris membuat semua perusahaan bangkrut.

"Sebenarnya setan seperti apa yang dipuja keluarga ini?" gumam Tris.

"Sepertinya aku harus cari kesenangan lain, Ped. Apa aku jual diri saja ya? hal itu yang belum pernah ku lakukan selama ini," ucap Tris lagi.

"Daripada seperti itu kenapa Nona tidak mencari pacar atau suami mungkin?"

"Setelah itu aku harus menyaksikan mereka mati begitu? sudah cukup aku melihat orang yang ku sayangi mati di depanku Ped, bahkan kedua orangtuamu dari bayi sampai mati aku melihatnya. Aku begitu lelah, Ped."

Ped terdiam memang itu benar adanya. Keluarga Ped menjadi pelayan keluarga Prior dari jaman nenek moyangnya dulu.

"Aku akan membersihkan diriku dulu Ped, bawakan makananku ke dalam kamar."

"Baik Nona."

Setelah berkata seperti itu Ped undur diri.

Sementara Tris melangkahkan kakinya ke bathroom mewahnya. Sebelumnya dia menyalakan acara televisi di kamarnya dan kebetulan ada iklan tentang pertandingan tinju.

"Hm, melihat pertandingan tinju sepertinya tidak buruk," gumamnya.

Setelah membersihkan diri dan menyantap sarapannya Tris ingin mendatangi sebuah pertandingan tinju.

Acara itu satu jam lagi akan dimulai, dengan mobil logo kuda jingkrak itu, Tris mengendarai mobilnya seorang diri.

Tris jarang keluar dan tidak pernah berteman dengan kondisinya yang tidak bisa menua dia menyembunyikan dirinya dari siapapun. Bahkan perusahaan Prior di kelola oleh orang-orang kepercayaannya saja.

Sesampai di tempat tinju,

Kacamata hitam bermerk brand terkenal bertengger pada hidungnya, tubuh bak model serta kulitnya yang mulus menambah kecantikan Tris saat ini.

Wanita itu mulai masuk ke dalam dan benar saja semua mata tertuju padanya tapi bukan Tris namanya jika dia tidak bersikap jutek pada siapa saja yang ingin mendekatinya.

Dia mulai duduk di kursi depan untuk melihat pertandingan tinju itu.

"Tobias Eaton!" teriak suara MC memanggil salah satu petarung.

Pria yang dipanggil itu keluar dari tempatnya dengan riuh tepuk tangan penonton.

Pria itu bertubuh tinggi, dengan perut eightpax yang membuatnya tambah mempesona. Dengan rahang keras dan tatapan tajam menambah kesan misterius pria tampan itu.

Semua kaum hawa yang ada disana berteriak saat Tobias sudah berada di arena ring tinju.

Termasuk Tris yang saat ini menatap takjub melihat makhluk paling indah itu, selama ini dia tidak tertarik dengan pria manapun tapi saat melihat Tobias tubuhnya meremang, hawa panas menjalar ke tubuhnya.

"Priaku," gumamnya.

Dan pertandingan dimulai, Tobias menerima beberapa pukulan dari lawannya. Tapi Tobias juga membalas beberapa pukulan tak mau kalah.

Pertandingan semakin seru, sorak penonton semakin riuh dimana Tobias memimpin permainan itu.

Teng! Teng! Teng!

Permainan berakhir. Wasit mendekat ke arah Tobias dan menaikkan tangannya sebelah ke atas menandakan dialah pemenangnya.

"Tobias! Tobias! Tobias!"

Suara para penonton wanita memenuhi tempat itu yang mana membuat Tris jengah dengan mereka. Dengan percaya diri Tris melangkah ikut naik ke ring, dia ingin menunjukkan pada para wanita itu jika Tobias adalah prianya.

"Maaf Nona, Anda tidak boleh masuk ke ring," ucap wasit melihat Tris masuk ke dalam.

"Diam kau! Aku ingin berbicara pada priaku!" bentaknya.

Yah, sifat Tris yang bar-bar sudah melekat pada dirinya.

Tris mendekat ke arah Tobias dan langsung berjinjit dan meraih tengkuk pria itu dan membenamkan bibirnya ke bibir seksi Tobias.

Sontak Tobias langsung mendorong tubuh Tris hingga wanita itu temundur dan hampir jatuh.

"Hei, apa ini! Siapa kau wanita gila!" bentak Tobias sembari mengusap bibirnya.

Tris terdiam di tempatnya dengan senyuman yang tak pernah surut dari bibirnya," Woah, bahkan dalam keadaan babak belur dan marah pun kau begitu tampan dan seksi."

Lalu Tris mengambil sebuah toa dan berteriak lantang di tempat itu.

"Kalian semua yang ada disini, dengarkan! Pria itu adalah priaku dan aku sudah memberi cap kepemilikanku padanya!"

Setelah berkata seperti itu, Tris kembali mendekati Tobias yang saat ini menatapnya dengan tajam.

"Kita akan bertemu lagi, pria seksiku." Tris berkata dengan menoel dagu Tobias dengan percaya diri.

Tris meninggalkan tempat itu dengan wajah yang berbinar dan saat ini tujuannya ingin mencari informasi mengenai siapa itu Tobias.

Sementara Tobias meninggalkan ring dengan gusar pasalnya semua orang yang ada di tempat itu melihat kejadian yang menurutnya memalukan. Untung saja pertandingan itu tidak disiarkan secara live jadi dia bisa meminta untuk menghapus video ciuman itu.

"Dasar wanita gila!" umpatnya.

🍁🍁🍁

Nama pemeran utama terinspirasi dari film 'Divergent' ya tapi cuma ngambil namanya aja kok😁

Jadi visual pun aku pake mereka guys

Beatrice Prior / Tris

Tobias Eaton

Uban dan Obsesi

🍁🍁🍁

Tris mengendarai mobilnya kembali tujuannya saat ini ke perusahaan Prior untuk menemui Dev, asisten sekaligus orang kepercayaannya untuk menjalankan perusahaan. Orang-orang mengira Dev adalah pemilik perusahaan Prior jadi saat Tris sampai disana tidak ada yang menyambutnya sebagai pemilik perusahaan.

"Aku ingin menemui Dev," ucap Tris pada salah satu resepsionis.

"Maaf Nona apakah sebelumnya sudah membuat janji?"

Tris menatap resepsionis itu dengan tajam," Katakan pada Dev jika aku ingin bertemu dengannya sekarang!"

"Tapi Nona, Tuan Dev sedang rapat saat ini."

Mendengar itu dengan tidak sabar Tris menaiki lift dan menuju ruang rapat dimana Dev berada.

Pintu ruangan rapat itu Tris buka dengan keras yang mana membuat orang di ruangan itu tertuju pada Tris sekarang.

"Dev... " teriak Tris dengan lantang.

Dev yang melihat siapa itu yang datang langsung tunduk hormat dan menghentikan rapat sementara.

"Ada apa, Nona? tidak biasanya datang kemari," ucap Dev dengan hormat.

"Aku ingin kau mencari informasi tentang priaku sekarang! aku memberimu waktu lima menit!"

"Tapi Nona saat ini sa--"

"Stop! jangan banyak protes Dev." Lalu Tris duduk di kursi rapat dengan angkuhnya. Kedua kakinya dia naikkan ke atas meja.

"Semua yang ada di ruangan ini bubar! rapat ini hanya bisa membuatku jadi tambah kaya! aku ingin hidup miskin, jadi enyah semuanya!" pekik Tris dengan sorot mata tajam.

Dev mengangguk yang mana membuat peserta rapat langsung menghambur keluar.

Pria empat puluh tahunan itu seolah tahu tabiat majikannya itu. Tidak ada yang bisa mengubah sifat bar-barnya itu.

"Jadi Nona, sudah memutuskan untuk menjalin suatu hubungan?"

"Tidak!" jawab Tris singkat.

"Lalu--"

"Banyak bertanya membuatmu cepat tua Dev, jadi cepat kerjakan yang ku suruh! Namanya Tobias Eaton!" sela Tris.

"Baik Nona."

Sepuluh menit menunggu Dev kembali dengan sebuah berkas ditangannya.

"Katakan!" titah Tris.

"Tobias Eaton, umur 25 tahun, yatim piatu dari umur 10 tahun, dia hidup dengan keras saat masih kecil beberapa kali mendapat pelecehan seksual hingga akhirnya ada yang menolongnya, orang itu seorang pelatih tinju."

"Jadi itu yang menjadi alasan dia menjadi seorang petinju?"

"Saya rasa begitu, Nona. Hanya itu informasi yang saya dapat."

"Alamat atau nomor ponsel?"

Dev segera menyerahkan secarik kertas mengenai informasi yang Tris tanyakan sebelumnya.

"Pria malang, aku akan memeliharanya." Tris bergumam.

Setelah mendapat informasi mengenai Tobias dan mendapat alamat serta nomor ponselnya, Tris kembali ke mansionnya.

Saat sampai di depan pintu besar mansionnya, para pelayan sudah bejejer untuk menyambut majikan mereka pulang.

Seperti biasa Tris akan bertindak semaunya melempar tas, kacamata, sepatu serta blazer yang dikenakannya di sembarang arah. Dan disitulah tugas para pelayan untuk menangkap benda-benda itu.

Dikamar Tris kembali menatap bayangan dirinya dalam cermin besar miliknya, tak lama dia mengerutkan keningnya. Rutinitas memandang diri itu sudah dia lakukan ratusan tahun lamanya jadi jika ada perubahan sedikit saja dalam dirinya pasti dia akan langsung tahu.

Tangannya terulur meraih sehelai rambutnya yang memutih. Ya, Tris beruban tapi hanya sehelai rambutnya saja sontak dia berteriak histeris.

"Ped.. " teriaknya.

Lagi-lagi lengkingan suara Tris memanggil sang kepala pelayan terdengar menggema di mansion itu.

"I-iya Nona," Ped berkata dengan terbata-bata sembari mengatur nafasnya yang tersengal karena berlari dengan cepat.

Tris mendekat ke arahnya dengan wajah berbinar.

"Lihatlah, Ped. Aku punya uban!"

Yang mana membuat Ped juga terkejut, akhirnya yang diinginkan majikannya tercapai yaitu menua.

"Selamat Nona."

"Aku sangat bahagia, Ped." Tapi sejurus kemudian wajah Tris mulai kembali masam.

"Ck, hanya sehelai saja!" decaknya.

Ped berusaha menghibur," Memang apa yang Nona lakukan? sepertinya hari ini terjadi sesuatu sehingga Nona mengalami perubahan."

Tris mulai mengetuk-ngetukkan jarinya didagunya pertanda dia sedang memikirkan sesuatu.

"Aha, aku tadi mencium seorang pria, Ped. Pasti gara-gara itu. Aku sudah menduga ada sesuatu yang tak beres saat aku melihat pria itu. Jantungku merasa berdebar tak karuan ternyata pria itu jawaban dari segalanya. Aku akan mengikatnya agar selalu berada di dekatku," Tris mulai beramsumsi sendiri.

Lalu wanita itu meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang siapa lagi kalau bukan Tobias.

Setelah panggilan ke lima baru panggilan itu diterima.

"Halo.. " suara pria di ujung telpon.

"Hai, pria seksiku.. ini aku wanitamu," ucap Tris dengan percaya diri.

"Siapa ini? aku tidak ada waktu untuk meladeni orang iseng!"

"Kau melupakan ciuman kita?"

Hening sejenak.

"Kau wanita gila itu ya? dapat nomor ponselku dari mana?"

"Ck, aku bisa mendapatkan segalanya! sekarang ayo kita menikah!"

"Dasar wanita gila! jangan menggangguku lagi!"

"Baiklah, sepertinya kau suka hal yang rumit ya! aku akan melamarmu! tunggu aku, aku akan datang ke tempatmu."

"Sebenarnya kau baru keluar dari rumah sakit jiwa atau apa!"

"Jangan membentak calon istrimu! Aku sebentar lagi akan datang dan memperkosamu. Bersiaplah!"

TUT!

Tris langsung mematikan panggilannya dan bersiap untuk menemui Tobias.

Sementara Ped masih mencerna setiap kata-kata yang keluar dari mulut majikannya itu dengan memberanikan diri akhirnya Ped bertanya.

"Maaf Nona, maksudnya pria itu bisa membuat Nona menua?"

Tris menjawab dengan tersenyum bangga.

"Tentu saja, jika ciuman bisa membuatku beruban berarti dengan bercinta akan membuatku cepat menua. Aku tidak sabar untuk melakukannya Ped."

Tris berlarian menuju bathroomnya meninggalkan Ped yang masih memaku di tempatnya.

"Aku mempunyai firasat buruk untuk ini." gumamnya.

🍁🍁🍁

Simbiosis Mutualisme

🍁🍁🍁

Tobias menatap ponselnya dengan perasaan kesal, rasanya hari ini dia begitu sial bisa bertemu dengan wanita gila yang merusak moodnya.

Lalu, pandangannya beralih pada lembaran-lembaran kertas dimeja. Disitu telah tertulis beberapa tagihan dan peringatan untuk membayar pinjamannya.

Pria kekar itu lalu berjalan menuju kulkas dan mengambil sebuah minuman kaleng dan meneguknya perlahan.

Kakinya dia langkahkan menuju balkon apartemen kecilnya sembari melihat pemandangan kota California di malam hari.

Hidup menjadi yatim piatu dari kecil sangatlah sulit baginya, hingga dia harus rela bekerja sebagai penyemir sepatu dari kecil. Tidak punya tempat tinggal, hidup menjadi tunawisma hingga mendapat pelecehan seksual waktu kecil. Hingga dia bertemu dengan Jacob, ayah angkatnya.

Jacob adalah seorang pelatih tinju kala itu, Tobias dibesarkan olehnya layaknya putra kandungnya sendiri. Hingga saat Tobias berumur 20 tahun Jacob mengalami penyakit leukimia yang mengharuskan Tobias mencari uang mati-matian untuk biaya pengobatan ayah angkatnya itu. Dia rela menjadi seorang petarung tinju demi mendapatkan uang. Merintis karir menjadi seorang petinju tidaklah mudah, walaupun ayahnya seorang pelatih tinju tapi dia sudah lama pensiun karena penyakit yang dideritanya.

Lima tahun Jacob berjuang hidup akhirnya merenggang nyawa meninggalkan hutang yang begitu banyak untuk biaya berobatnya dahulu. Ditambah tempat tinggalnya yang akan disita, dan disinilah sekarang Tobias harus membayar hutang itu dan membayar rumah Jacob dengan cara mencicilnya karena itulah kenangan yang dia miliki bersama sang ayah angkat.

Kini nama Tobias mulai dikenal oleh publik sebagai petinju pendatang baru, maka dari itu sekarang Tobias membangun citranya agar bisa membawa namanya menjadi petinju internasional yang mendunia. Dia ingin semua yang merendahkan dirinya dulu bisa memandangnya dengan cara yang berbeda. Tobias yang dingin, kejam dan tak terkalahkan.

"Aku tidak ingin tertindas!" geramnya sembari meremas minuman kaleng yang dia pegang.

Tak berselang lama bel apartemen kecilnya itu berbunyi.

Tanpa menaruh curiga dia membukanya pintu apartemennya itu karena sebelumnya dia memesan makanan delivery, dia kira makanannya datang.

CEKLEK!

Mata Tobias membulat melihat apa yang dilihatnya saat ini.

Tris tersenyum manis memandang pria yang sangat ingin dimilikinya itu. Dia hanya memakai jubah tipis dan di dalamnya dia hanya memakai sebuah lingerie. Memang gila, saat dia turun dari mobil tadi semua mata memandang ke arahnya tapi bukan Tris namanya jika dia tidak bersikap acuh saja.

"Hai priaku!" ucapnya dengan sensual berharap Tobias tertarik padanya.

"Mau apa kau kesini? dan kenapa tidak memakai baju begini!" bentak Tobias.

"Ini kulakuakan untuk menggodamu," sahut Tris santai.

Lalu wanita itu maju perlahan otomatis Tobias memundurkan badannya.

Pintu tertutup oleh dorongan kaki Tris.

"Well, ayo kita mulai aku sudah tidak tahan," ucapnya.

"Aku akan menghubungi 911 jika ada pasien rumah sakit jiwa yang kabur!" ancam Tobias.

Pria itu sudah meraih ponselnya tapi buru-buru Tris merampasnya.

"Hei, apa yang kau lakukan?!"

Tris yang sudah kehilangan akal itu tidak peduli, dibuka jubahnya yang menampilkan lingerie tipisnya.

"Ayo kita bercinta," ajaknya enteng.

Yang mana membuat Tobias tersulut emosi, di datanginya wanita dan di dorongnya ke dinding dengan mencengkram dagunya. Bayangan dulu saat kecil dilecehkan kembali berputar di otaknya.

"Ternyata selain gila kau hanya seorang ja*ang! Berani-beraninya kau melakukan ini padaku!" geramnya.

Tris tidak takut justru semakin tertantang ternyata pria ini sungguh di luar dugaan, tidak tertarik sama sekali padanya padahal saat ini dirinya sungguh menggoda.

Diraih tengkuk pria itu dan Tris kembali menempelkan bibirnya. Tris ******* bibir seksi pria itu dan menyesapnya.

Tentu saja Tobias langsung mendorong Tris hingga terbentur dinding.

"Akhh" pekik Tris saat kepalanya terbentur.

"Pergilah! sebelum aku kehilangan kendali!" bentak Tobias. Lagi-lagi wanita itu menciumnya sembarangan. Jika, bukan wanita Tobias sudah menghajarnya dari tadi.

Tapi tanpa diduga Tris justru berlari ke kaca yang ada di apartemen itu untuk memeriksa wajah dan rambutnya. Dan benar saja rambutnya memutih sehelai lagi. Ternyata dugaannya benar pria itu pemicunya.

Tak terasa air matanya menetes, hal yang ditunggunya selama ini akhirnya akan terwujud.

Lalu dia berbalik dan menatap Tobias tajam," Terserah kau mau mengatai aku apa yang jelas kau sekarang adalah milikku, priaku!"

Tobias juga menatap tajam ke arah Tris, sebenarnya apa yang ada dikepala wanita ini pikirnya. Selama ini memang banyak wanita yang tertarik padanya tapi dia tidak ingin menjalin suatu hubungan karena ada rahasia besar dalam dirinya yang dia tutupi.

"Kau dengar tidak?" tanya Tris.

"Aku tidak ada waktu meladeni wanita binal, maniak **** sepertimu. Lebih baik pulanglah jika masih sayang nyawamu!"

Tris tampak berpikir sejenak lalu matanya teralihkan oleh lembaran kertas yang ada di meja, dilihatnya kertas itu lalu tersenyum miring.

"Kau butuh uang bukan? aku akan memberimu uang yang banyak, jadi menikahlah denganku!"

Tobias mendelik ke arah Tris dengan tatapan tak suka karena urusannya dicampuri.

"Aku tidak butuh uangmu!" tolaknya.

"Sepertinya kau membutuhkannya Tuan Eaton, jika menikah denganku kau akan mendapatkan apapun yang kau mau," bujuk Tris.

Tobias mulai terpengaruh, dia yakin memang Tris bukan orang biasa buktinya dia mendapat nomor ponsel dan alamat rumahnya begitu mudah. Dia juga yakin Tris pasti mencari informasi tentang dirinya. Tapi, sebenarnya apa tujuannya?

"Tidak perlu ada cinta, cinta itu bullshit bagiku jadi kita seperti simbiosis mutualisme. Kau membutuhkan uang dan kekuasaanku sementara aku membutuhkan tubuhmu, bagaimana?" sambung Tris lagi.

Tobias menghela nafasnya panjang," Jadi, apa yang harus aku lakukan?"

Senyum tersungging dibibir Tris," Tidak ada! kau hanya perlu mempersiapkan tubuhmu."

Setelah itu Tris mendekati Tobias dan mulai menindih tubuhnya di sofa. Lalu mencium bibirnya kembali dengan lembut.

"Kita akan menikah besok," ucapnya.

🍁🍁🍁

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!