NovelToon NovelToon

HIJAIYAH CINTA

Pertengkaran Di Hari Pertama Kuliah

" Nisa bangun sayang sudah siang loh, bukan nya hari ini pertama kamu masuk kuliah. Nanti terlambat nak." teriak wanita berparas cantik berusia sekitar lima puluh tahun dari bawah tangga.

Tak ada sahutan dari sang putri tercinta, Devi pun menaiki tangga mengetuk pintu kamar Annisa.

"Tok tok tok...... Nissa bangun nak sudah siang, Nisa bangun sayang." teriak Devi dari balik pintu.

" Ugghhh.... berisik, iya iya ma bentar lagi Nisa bangun." dengus gadis berusia 23 tahun tersebut dengan kesal, merasa tidur nyenyak nya terganggu.

" What ??? ups lupa aku ini kan hari pertama kuliah, duhhh pasti terlambat nih." keluh Nisa menggerutu seraya beranjak bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

Seperti biasa kebiasaan buruk gadis cantik ini yaitu selalu membiarkan tempat tidurnya berantakan setelah bangun pagi.

Dengan mengenakan kaos putih plus kemeja panjang warna dusty dipadukan dengan celana jeans dan rambut tergerai. No make up atau pun lipstik yang menempel sedikit pun, ya itulah kebiasaan Annisa gadis cuek .

" Ma Nisa berangkat dulu dadah ." ujar Annisa mencium pipi sang ibunda seraya mencomot roti yang sudah di siapkan untuk sarapan.

" Eh eh anak gadis mana boleh makan sambil jalan sayang, pamali." timpal Devi.

" Udah terlambat ma, gak papa sekali kali." teriak gadis yang tengah masuk ke dalam mobil sambil mulutnya dipenuhi dengan roti.

Tabiat Annisa sungguh jauh dari kesan anggun dan elegan, sebagai putri seorang konglomerat. Cenderung tampil apa adanya.

Kampus yang terkenal di kota M tersebut, berjarak sekitar tiga puluh menit dari kediaman Amir, nama ayah kandung Annisa. Lebih tepatnya adalah Amir Syah Alam.

Seorang pengusaha sukses yang terkenal sejak masa mudanya, semua kesuksesan yang diraihnya kini adalah berkat kegigihan Amir dalam merintis bisnisnya, dengan didampingi sang istri Devi Kurnia Sari.

Setelah memarkir kan mobil, gadis berkemeja dusty tersebut berlari kencang menuju kelas, namun karena kurang fokus dengan sekitar tiba tiba Annisa tanpa sengaja bertabrakan dengan Rangga mahasiswa Kaka senior Annisa.

" Brukkkkkk..., auwww " rintih Nisa memegangi jidatnya yang sakit karena terbentur dengan kepala Rangga.

" Woiii kalau jalan pakai mata bung jangan meleng, enak aja main tabrak sakit tahu." dengus Annisa kesal memaki Rangga.

" What????? lu marah ke gue? heh gadis jelek, yang lari gak pakai mata lu apa gue haaahhh ?" bentak Rangga tak mau kalah.

Tanpa takut sedikit pun Annisa mendekat kan tubuhnya ke Rangga, membuat Rangga yang tadinya marah besar, beringsut mundur karena dorongan Nisa.

" Cowok jelek, dengar ya nama gue Annisa, jangan pernah ngebentak gue !! jelas banget lu yang nabrak masih aja ngeyel." tukas Annisa menyentil jidat Rangga dengan jari telunjuknya.

Setelah adegan adu mulut Annisa pun kembali berlari ke kelasnya tanpa merasa bersalah atau pun berdosa sama sekali.

" Sialan, baru kali ini gue di sentil cewek kurang ajar gak tahu diri. Mana jelas jelas dia yang nabrak duluan tadi malah gue yang disalahin." gerutu Rangga penuh kekesalan dan berlalu menuju kelas.

******

" Kenapa bro muka lu di tekuk gitu, masih pagi juga, abis ketemu cewek cantik kah?" ledek Leo teman sekelas Rangga.

" Boro boro cewe cantik, Mak lampir kali lebih tepatnya.". gerutu Rangga sembari mengeratkan kedua rahang nya.

" Wizzz.... Mak lampir, mana ada siang siang begini bro, lu gak lagi mabuk kan?" ledek Leo kembali.

" Sialan lu, gue masih sadar gak lagi mabuk kali." sahut Rangga menduduk kan bokong nya di bangku.

" Sabar sabar istighfar bro, sini cerita. Mak lampir mana yang berani ganggu lu sih, nekat bener."

tukas Leo yang tengah duduk disebelah Rangga menatap sahabatnya itu.

" Entar bantu gue kasih pelajaran ke cewe sialan itu, biar dia tahu rasa sedang berhadapan dengan siapa." ucap Rangga mengepalkan tangan kanan nya memukul meja.

" Tenang bro pasti aing bantu, eh ngemeng ngemeng Mak lampir nya cantik kagak nih?" ledek Leo kembali.

Bukan nya jawaban yang di dapat Leo, Rangga melotot tajam ke arah nya dan menyodorkan kepalan tangan ke arah Leo.

" Ups becanda becanda bro, sensi amat awas aja ntar jatuh cinta tahu rasa." timpal Leo sambil terkekeh.

Dan tak lama kemudian dosen pun datang, masih dengan kekesalan nya, Rangga menyimak ulasan sang dosen walau dalam ingatan nya masih teringat saat sentilan jari Annisa mengenai jidatnya.

" Kurang ajar awas kau ya aku pasti dapat menemukan dimana kelas kamu." gumam Rangga mengumpat dalam hati.

******

Kelas Annisa mata kuliah jam pertama telah berakhir. Gadis yang super cuek itu berlalu menuju kantin.

" Hai cantik suit suit..." sapa salah seorang mahasiswa senior sambil bersiul. Saat Annisa melintas di depan gerombolan geng nya.

Tanpa menghiraukan pemuda yang mencoba bersikap usil tersebut, Annisa terus melangkah menuju kantin.

Namun ternyata Rangga dan Leo sudah terlebih dulu duduk di meja belakang, tempat biasa mereka nongkrong menghabiskan waktu jam istirahat.

" Pak Bakso satu, es satu." ujar Annisa saat masuk ke kantin pada penjual.

Annisa pun dengan santai menduduk kan bokong nya di kursi kosong, di meja sebelah Rangga.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, Rangga yang hendak mencari keberadaan Annisa, tanpa diminta malah datang dengan sendirinya tepat di depan mata.

" Weh mau kemana bro?" tanya Leo saat melihat Rangga beranjak bangkit dari duduk nya menghampiri meja Annisa.

" Brakkkkkk....." tangan Rangga mendobrak meja Annisa yang tengah duduk menunggu pesanan.

" Woiiiii..... mata lu sinting atau buta sih, datang datang main dobrak meja orang, kurang kerjaan aja." maki Annisa tak kalah garang.

Gadis jutek itu pun berdiri berhadapan langsung dengan Rangga bahkan sangat dekat sekali.

Di raih kerah leher baju Rangga oleh Annisa dengan kasar, dan jarak keduanya kini hanya terpaut beberapa senti saja.

Tatapan Annisa terlihat sangat marah, begitu pun juga dengan Rangga ia tak mau kalah. Rangga mencengkeram tangan Annisa yang menarik kerah baju nya.

" Lepas !!!!" teriak Rangga dan perang adu mulut pun terjadi disana.

Semua mata pengunjung kantin tertuju ke arah kedua orang yang sedang berselisih paham tersebut.

" Sudah gila kali itu cewe ya, belum tahu kah dia Rangga siapa." ujar salah seorang mahasiswa yang tengah berbisik.

" Oh jadi anda masih dendam dengan sentilan saya tadi pagi ya bung, oke katakan mau lu apa sekarang?" bentak Annisa.

" Gue mau lu minta maaf dan berlutut di kaki gue atas apa yang telah lu lakukan tadi pagi. Atau gue pastikan hari ini hari pertama dan hari terakhir lu kuliah disini !!" ancam Rangga.

Bukan Annisa namanya kalau akan ciut nyalinya hanya karena gertakan suara semata.

" Cih..." Annisa membuang ludah.

" Jangan pernah bermimpi lu, dalam kamus hidup seorang Annisa tidak ada kata takut atau pun menyerah begitu saja. So silahkan anda bermimpi bung." ejek Annisa melepas kerah baju Rangga dan berlalu meninggalkan kantin.

" Mbak mbak, bakso nya belum dimakan." teriak penjaga kantin membawa sebuah nampan berisi sebuah mangkuk bakso, yang hendak diantar ke meja Annisa.

" Enggak usah pak sudah kenyang, kembalian nya buat bapak saja." sahut Annisa berlalu pergi meninggalkan kantin.

" Wah wah wah..... ini kah yang lu maksud mak lampir tadi bro." ledek Leo menyerungai menepuk pundak sahabatnya yang sedang marah besar.

" Cari info tentang gadis itu, gue akan buat perhitungan dengan gadis sialan itu, dua kali dia sudah mempermalukan gue." dengus Rangga sangat kesal mengepalkan tangan mendobrak meja.

" Woooooi slow selow bro, gue rasa lawan lu kali ini berat bro. Dia bukan tipe cewe biasa yang mudah takut atau gentar dengan gertakan . Pastilah dia super women bro ha ha ha ." ledek Leo terkekeh mentertawakan kekesalan sahabatnya.

" Gue gak mau tahu, lu cari informasi tentang dia, atau wajah lu jadi gantinya !!" ancam Rangga.

Mendengar ancaman sang sahabat , Leo pun mengangguk mengiyakan perintah nya. Dan suasana kantin yang sesaat barusan ramai dan riuh karena pertengkaran Rangga dan Annisa, kini berubah sepi seketika. Semua pengunjung kantin menyelesaikan makan dan segera pergi dari sana.

********

**BERSAMBUNG......

TERIMAKASIH KAKA READERS SEMUA JANGAN LUPA KLIK VOTE RATE LIKE DAN GIFT YA KAKA SEKALIAN AGAR AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA

JAZZAQUMULLAH KHAIRAN KATSIR 🙏😘**

Rencana Rangga Mengerjai Annisa

" Loh loh loh, ada apa Nisa pulang pulang mukanya cemberut gitu. Bagaimana hari pertama kuliah kamu sayang?" tanya Devi pada putri semata wayang nya saat masuk ke dalam rumah.

Annisa mencium punggung tangan Devi tanpa menjawab pertanyaan sang mama, membuang nafas kasar dan duduk di kursi meja makan.

" Nisa lapar ma." jawab gadis jutek tersebut, membuka tudung saji dan mengambil centong nasi serta lauk pauk yang sudah tersaji di meja.

Devi tahu persis bagaimana tabiat sang putri, jika sudah seperti itu pastilah sedang kesal dengan seseorang. Jadi wanita paruh baya itu hanya bisa duduk menemani sang putri yang sedang dengan lahap nya menyantap masakan yang baru saja dibuatnya.

Devi tersenyum sambil menggelengkan kepala. Bagaimana tidak, putri tunggalnya itu berbeda dengan gadis kebanyakan. Sifatnya begitu angkuh, manja keras kepala dan super jutek. Semakin dikasari, maka akan semakin berontak.

Dan hal itulah yang membuat ia dan suaminya selalu memanjakan dia sejak kecil. Sebab bisa hamil dan melahirkan Annisa selamat ke dunia adalah sebuah anugerah yang luar biasa.

" Ma Nisa mau tidur jangan ganggu, kalau Sinta datang suruh naik ke kamar !" seru Annisa yang baru saja selesai menghabiskan makan siang nya.

" Iya sayang, jangan lupa sholat dulu ya sebelum tidur !" ujar Devi.

Tanpa ada jawaban iya atau tidak, Annisa berlalu ke kamarnya. Wanita paruh baya itu pun hanya bisa menggeleng kepala melihat punggung sang putri masuk ke kamar.

******

Keesokan Harinya....

" Hallo gimana sudah dapat info tentang dia?"

tanya Rangga dibalik layar ponselnya.

" Sabar bro selow dikit napa, kuy kita ke basecamp, kita bahas disana nanti !" ujar Leo, tak lama kemudian panggilan telefon pun terputus.

Jam menunjuk kan pukul 21.00 kota M, Rangga menaiki moge milik nya menuju basecamp tempat tongkrongan ia dan kawan kawan.

Sebuah cafe milik Leo yang letaknya tak jauh dari tempat tinggal Rangga, bernuansa abu dan coklat bergambarkan naga warna emas terpampang jelas di dinding menambah kesan cafe tersebut didesain khusus para cowok saja.

Di jam segitu, cafe Dragon biasanya ramai akan pengunjung, namun Leo sengaja menempatkan semua sahabatnya di ruangan khusus yang terletak di belakang. Agar tidak mengganggu kenyamanan pengunjung lain nya.

" Hai bro, giliran bahas dia aja gercep amat lu?" ledek Leo, menyapa Rangga saat masuk kedalam cafe.

Leo pun berjalan beriringan dengan Rangga masuk ke camp mereka.

" Wahhhh cepet banget nyampek nya bro, naik jet kah ha ha ha ha." ledek Rio salah satu geng Dragon.

" Seneng banget kalian ya ngetawain gue, mau gue suruh bayar masing masing kah ? hemmmm?? " suara Rangga mulai meninggi.

" Sudah duduk gih jangan naik pitam terus, mau kena stroke muda lu ?" timpal Leo.

Rangga dan Leo pun akhirnya mengambil posisi, duduk paling ujung dengan kedua kaki di tekuk. Ditemani sebuah meja berisi minuman dan camilan sebagai pelengkap mereka saat berkumpul seperti biasa.

Leo mulai membuka obrolan menceritakan kepada Rangga tentang siapa gadis yang dimaksud sahabat nya itu.

" Wah musuh lu bukan cewek biasa bro, sudah lupain saja. Pantas saja dia berani bersikap kasar, secara bokap nya pentolan orang ternama di kota ini." ujar Rio .

" Sialan, kalian ngremehin gue hahhh? dengerin nih ya, gue Rangga Putra Dijaya, belum pernah dicuekin dan di jutekin cewek manapun apalagi dikasari, jadi dia harus bersiap menerima pembalasan seorang Rangga." bentak Rangga mulai emosi.

" Kalau dia anak seorang pengusaha ternama, maka kenalin gue putra dari pengusaha berdarah dingin dari kota M. Apa kalian masih meragukan gue?" tanya pria yang sedang naik pitam tersebut, menggebrak meja dengan keras, meluapkan emosinya yang sudah kian membuncah.

" Oke oke, kita becanda bro. Kita tahu banget lah siapa lu n siapa bokap lu, pasti gadis itu tidak ada apa apanya." timpal Leo mencoba meredam emosi Rangga.

Sembari menenggak minuman dan mengunyah camilan yang tersedia, Rangga membeberkan rencana dia kepada kawan kawan nya, untuk memberi pelajaran kepada Annisa, gadis yang telah berani mengusik harga diri seorang Rangga.

" Baik bro beres, pasti akan kami laksanakan sesuai perintah, cukup siapkan saja tempat untuk menyekap dia." sahut Rio.

" Kalau soal itu pasti beres, tapi ingat saat menculik dia jangan ada yang dibawah pengaruh alkohol atau pun obat !! Cukup takut takutin dia saja hingga jera dan tidak lagi berani kurang ajar sama gue. Catat intinya hanya takutin bukan beneran !!" seru Rangga memperingatkan kawan kawan nya.

" Oke oke boss, laksanakan ! sepulang kuliah besok ya bro kita jalankan misi kita?" celetuk Rio.

Rangga mengangguk mengiyakan Rio, dan setelah membahas rencana Rangga mereka kembali berpesta malam itu.

Rangga sebenarnya bukan lah cowok yang nekad, namun karena kurang perhatian dan terlalu dimanja, membuat ia salah jalan sering keluar malam dan nongkrong gak jelas dengan kawan kawan nya.

Meski demikian, Rangga selalu menjaga pesan almarhumah sang ibu yang selalu berpesan sebelum kepergian nya, agar selalu menghormati wanita dan tidak menyakitinya.

Dan misi Rangga saat itu hanyalah ingin membuat Annisa jera dan lebih menghormati dirinya sebagai seorang cowok, tidak lebih.

********

" Ma pa, Nisa berangkat dulu ya." ujar Annisa mencium kedua tangan dan pipi orang tuanya.

" Kok tergesa-gesa sih sayang, ini masih pagi loh. Dan tumben pula anak mama hari ini pakai rok, biasanya juga celana terus." celetuk Devi.

" Pingin aja sih ma, tapi tetep Nisa yang cuek n jutek kok, mama sama papa jangan khawatir."

balas Nisa hendak melangkah pergi.

" Tapi Nisa, jangan sampai ucapan dan sikap kamu melukai hati seseorang yang bisa mengakibatkan bumerang untuk diri kamu sendiri nantinya. Cuek jutek cool sih boleh saja, tapi harus tetap dalam batasan yang wajar sayang." seru Amir sang papa.

" Kalau dia mulai kurang ajar duluan, menurut Nisa sih no problem pa. Fine fine aja kan Nisa jutek cuek n kasih dia pelajaran." timpal Annisa urung melangkah.

" Heiii mana boleh anak gadis seperti itu nak, lebih lembut sedikit dong sayang anak papa yang manis." rayu Amir.

" Hiiii.... jijik banget pa kalau harus sok kalem kayak putri keraton begitu ogah Nisa nggak mau. Pokoknya mama papa jangan pernah berusaha merubah Nisa seperti keinginan kalian. Nisa mau jadi diri Nisa sendiri." sahut gadis berusia 23 tahun tersebut sembari memanyunkan bibir indahnya.

Dan Annisa pun lanjut melangkah menuju garasi, hendak berangkat ke kampus.

Di sepanjang perjalanan menuju kampus, gadis yang selalu bersikap cuek itu teringat akan sikap Rangga tempo hari yang membuat ia kesal dan emosi.

" Semoga hari ini tidak bertemu cowok menyebalkan itu lagi. Males banget berhadapan sama cowok sensi." gerutu Annisa sembari memfokuskan pandangan nya pada jalanan.

*******

Mobil sport warna merah menyala milik Annisa terparkir rapi di area parkir kampus. Leo dan Rangga yang sedang duduk dalam mobil, melihat dari kejauhan kedatangan gadis yang hendak mereka kerjai tersebut.

Dirasa Annisa sudah mau sampai kelas, mereka turun dari mobil. " Lu yakin bro mau ngerjain dia? sayang loh cewek secantik dia. Di jadiin pacar saja lah timbang jadi musuh." ledek Leo.

" Busyet, siapa juga yang mau sama cewek galak cuek dingin dan jutek seperti dia. Ambil lu aja, gue mah ogah." timpal Rangga

Keduanya lalu berjalan menuju kelas. Tapi sebelum sampai kelas, seorang dosen memanggil mereka dengan memberikan sebuah tumpukan map.

" Hei kalian kemarilah !" perintah sang dosen.

" Antar kan ini ke kelas mahasiswa sastra, bagikan satu persatu sesuai nama. Nanti saya menyusul." ujar sang dosen berlalu ke kantor.

" Nasib, ada ada saja deh dosen satu itu. Untuk apa dia digaji, kalau kita yang mengerjakan tugasnya." gerutu Leo memprotes sambil berjalan menuju kelas tersebut.

" Sudah jangan protes, tinggal bagi bentar lalu kita pergi, beres kan. Ribet banget hidup lu." balas Rangga.

Ceklek.... suara pintu kelas terbuka, dan sungguh kaget Rangga saat melihat seorang gadis duduk di pojok belakang.

Karena terburu mau masuk kelas, Rangga tak banyak menggubrisnya. Ia fokus membagikan tugas dari dosen.

" Annisa Rahmadhania ." panggil Rangga saat tiba giliran nama gadis yang dibencinya.

Annisa pun ogah ogahan melangkah ke depan kelas.

Tangan Annisa hendak menyambar map dari tangan Rangga, namun tiba tiba Rangga mencekalnya.

" Bisa kan sopan sedikit. Gue kakak senior lu." ucap Rangga menaikkan map yang ada ditangan nya keatas.

" Mau lu apa sih, seneng banget cari gara gara ama gue." teriak Annisa mulai kesal.

" Gue minta ambil dengan sopan !! " teriak Rangga tak kalah kesal.

Perdebatan dan perang adu mulut pun terjadi disana. Bukan Annisa namanya jika ia akan diam saja, saat di usik oleh seseorang.

Tanpa pikir panjang, dirasa lelah dan percuma berdebat dengan Rangga, Nisa menendang bagian sensitif Rangga dengan lututnya serta menggigit lengan kakak kelas yang tengah mengasuh kesakitan tersebut.

Dan map yang dinaikkan kan ke atas tadi pun berhasil di ambil paksa oleh Annisa.

" Sialan, dasar cewek bar bar lu." ucap Rangga meringis kesakitan, tangan nya memegangi bagian sensitifnya yang terasa sakit.

Rangga pun pergi meninggalkan kelas Annisa dengan kesal, hendak membalas namun dosen keburu masuk kelas.

********

**BERSAMBUNG.....

JANGAN LUPA KLIK VOTE RATE LIKE DAN GIFT YA KAKA READERS SEMUA AGAR AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA

JANGAN LUPA PULA TINGGAL KAN JEJAK KOMENTAR KAKA READERS DI KOLOM KOMENTAR YG ADA

JAZZAQUMULLAH KHAIRAN KATSIR 🙏😘**

Penculikan Annisa

" Bro bro... gimana lu mau balas dendam sama dia, kalau lu saja selalu kalah satu langkah dari gadis itu." ledek Leo berjalan beriringan dengan Rangga menuju kelas.

" Stop jangan berisik ! bawel banget, lu lihat sendiri kan sikap dia yang bar bar. Secepatnya kasih dia pelajaran, agar gadis bar bar itu bertekuk lutut memohon maaf sama gue, huh... pasti seru melihat wajahnya yang ciut nyali." gerutu Rangga tersenyum culas.

Jam mata kuliah pertama telah dimulai, masih dan semakin memendam kekesalan saja dalam hati gadis cuek tersebut.

Konsentrasinya pagi itu seakan terpecah, karena ulah laki laki yang selama tiga hari ini selalu mengusik hari harinya di kampus.

Begitu juga dengan Rangga, meski matanya fokus pada dosen, dan telinganya mendengarkan materi yang disampaikan, namun otak nya terus berfikir dan berandai.

Membayangkan bagaimana keseruan saat melihat Annisa bersimpuh meminta maaf kepada dirinya.

" Tunggu saja cewe bar bar, gue pasti orang pertama yang merasa senang sekali, melihat lu menangis." gumam Rangga.

" Busettt.... sepertinya cewek bar bar itu sudah berhasil buat lu gila ya, seorang Rangga senyum sendiri di kelas." bisik Leo meledek sahabat nya.

Sorot mata tajam pun tertuju ke arah Leo yang tengah tertawa terpingkal. Dan tak lama kemudian jam mata kuliah pertama pun usai.

*******

" Hai Nisa, sorry ya kemarin gue nggak jadi main ke rumah lu. Entar malem boleh kan ?" tanya Shinta, mendekati Annisa yang masih sibuk mencatat tugas dari sang dosen.

" Hemmm, iya jangan berisik. Bentar gue masih mau selesain catatan, dari pada sibuk mematung bantuin kenapa Weh." timpal Annisa tanpa mengalihkan pandangan nya masih fokus dengan catatan.

" Enak aja, makanya gue bilang juga apa sayang. Jangan ambil jurusan sastra, belibet pasti nya. Bakal nulis mulu, lu sih nggak percaya." ujar Shinta.

" Kagak usah ceramah, gue enjoy kok ambil Sastra. Kenapa lu yang sewot. Emang gue kuliah minta bayarin ke lu? enggak kan?" tanya Annisa dengan wajah jutek nya.

" Astaga Nisa, dari zaman SMA hingga kuliah kenapa mulut pedes lu bukan nya berkurang sih, malah makin tok cer pedes nya." sahut Shinta menggeleng kepala.

******

" Ya ma, ada apa ? " tanya Shinta dari balik benda pipih yang menempel di telinga nya.

" Kuliah kamu sudah selesai kan? temani mama belanja yuk !" seru Rania ibu kandung Shinta.

Dengan berat hati, Shinta mengiyakan ajakan sang mama. Dan meminta maaf kepada Annisa sahabatnya.

" Beb sorry ya, mama minta di temenin belanja nih. Gue cabut dulu ya. Entar malem gue pasti ke rumah lu. Babay sayong." ujar Shinta dengan bahasa planet nya.

" Dasar, iya sana gih buruan. Gue bisa pulang sendiri. " sahut Annisa sembari menyesap jus yang ada di depannya.

Shinta pun pergi meninggalkan Annisa seorang diri di kantin kampus.

Sementara Rangga dan Leo telah menghubungi Rio untuk bersiap menjalankan aksi mereka, saat gadis incaran nya keluar dari kampus.

*****

Seperti biasa, gadis pemberani yang super cuek itu pergi meninggalkan kantin menuju area parkir kampus. Tanpa menghiraukan beberapa cowok kampus yang tengah mencoba menggodanya.

Dengan santai Annisa melenggang, hingga sampai area parkir yang terlihat sepi.

Saat tangan Nisa hendak membuka pintu tiba tiba " ugggghhhh....ugggghhhh."

Suara berontak Annisa yang mana mulutnya di tutup dengan sebuah sapu tangan berisikan obat bius. Dan Annisa pun kehilangan kesadaran.

" Cepat bawa ke tempat yang sudah bos siapkan !" perintah Rio pada salah satu teman nya yang membius Annisa.

Nissa pun di seret masuk ke dalam mobil yang berisikan dua orang pria tak dikenal.

" Boss sayang banget kalau kita anggurin dia begitu saja, body nya uhhh aduhai sekali boss." ujar Herry, sembari mengendus aroma tubuh Annisa yang menebarkan semerbak wewangian parfum mahal.

" Jangan gila lu, atau lu mau mati. " timpal Rio pandangan nya fokus ke depan.

Mobil yang dikendarai Rio melintasi jalanan yang tampak sepi, hanya persawahan di kanan kiri jalan raya.

Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh, akhirnya rute tujuan yang dituju pun sampai. Tibalah mobil itu pada sebuah rumah tua yang sepertinya lama tidak dihuni.

Rangga dan Leo masih dalam perjalanan menuju tempat penyekapan Annisa. Sembari menunggu si empunya hajat tiba, Herry yang berada dalam pengaruh obat terus saja merasa gerah melihat tubuh Annisa yang tergolek lemah dengan mata terpejam namun terlihat begitu menggoda. Ditambah rok yang sedikit tersingkap, semakin menambah gairah Herry kala itu.

Tak kuasa dengan bisikan setan dan pengaruh obat yang menguasainya, Herry hendak membuka pakaian Annisa, namun gadis itu mulai tersadar perlahan dari pengaruh obat bius.

Meski belum sepenuhnya sadar, Annisa mencoba mengedarkan pandangan nya pada ruang sekitar, tempat ia disekap.

Meski tangan dan kakinya tidak terikat, namun ia sedikit lemas akibat pengaruh obat.

" Siapa kamu? dimana ini?" teriak Annisa saat tangan Herry mulai menyentuh pakaian nya.

" Hei nona cantik, ayolah kita bersenang senang dulu, jangan galak begitu." ujar Herry dengan tatapan buas.

Annisa mencoba mendorong tubuh Herry dari hadapan nya. Namun tubuh besar Herry begitu sulit di hempas kan begitu saja.

Semakin Annisa melawan, Herry semakin terlihat buas menatap gadis di hadapan nya yang begitu molek.

Saat itu kebetulan Rio sedang sakit perut mendadak, dan mengharuskan nya pergi sebentar mencari tempat untuk bisa membuang hajatnya.

Dan Rio pun merasa bebas memangsa sandera nya, dan lupa akan pesan Rangga.

Pergulatan pun terjadi, Herry terus mencoba mencium setiap inchi tubuh Annisa dan Annisa pun tak tinggal diam ia terus saja melawan, tak jarang juga ia menendang Herry sekuat tenaga.

" Tolong lepas kan aku, kalau kamu mau uang, silahkan sebutkan saja jumlah nya, papa pasti akan memberikan untukmu, tolong jangan sentuh aku, hiks...." Iba Annisa yang mulai ketakutan dan menangis.

" Jika aku pernah melakukan kesalahan padamu, tolong pukul saja aku, tapi jangan nodai aku huuuuuu." tangis Annisa mulai pecah.

Ada perasaan takut, marah dan kesal bercampur jadi satu.

" Tenang saja nona, kita disini hanya berdua saja. Aku tidak akan menyakitimu. Ayolah bermain sejenak baby." seru Herry dengan tatapan buas dan terus mencoba menodai Annisa.

Saat Herry berhasil berada diatas tubuh Annisa, gadis malang itu berteriak histeris meminta tolong, Namun sayang tidak ada yang mendengar, pakaian yang ia kenakan pun mulai robek karena ulah Herry.

" Ya Tuhan tolong aku hiksss...." air mata Annisa terus saja mengalir, hatinya menjerit perih saat ia merasa tak bisa melawan pria brengsek yang mencoba menodainya.

" Jeglekk..." suara pintu mobil yang baru di tutup.

Rangga dan Leo baru saja tiba di tempat penyekapan. Mendengar suara mobil berhenti, Herry pun berhenti dari nafsu bejatnya, melepaskan Annisa.

" Huaaaaaaaaaaa." Annisa menangis berteriak sekencang nya dengan histeris.

Gadis malang yang hampir saja terrenggut kehormatan nya itu, berlari dan hampir saja menabrak dua lelaki yang ada dihadapan nya.

******

**BERSAMBUNG.....

JANGAN LUPA KLIK VOTE RATE LIKE DAN GIFT YA KAKA READERS SEMUA AGAR AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA

JANGAN LUPA PULA TINGGAL KAN JEJAK KOMENTAR KAKA READERS DI KOLOM KOMENTAR YG ADA

JAZZAQUMULLAH KHAIRAN KATSIR 🙏😘**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!